MANAJEMEN STRATEGIK
OLEH : Dr. HARIS FAUZI.,SE.,MM
Assalamualaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi robbil’alamiin, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, taufiq, hidayah serta inayahNya sehingga Bahan Ajar Kewirausahaan ini dapat
terselesaikan. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang senantiasa kita harapkan
syafaatnya di yaumil akhir. Amin…Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Bahan Ajar
ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik demi penyempurnaan
bahan ajar ini menjadi buku yang utuh sangat kami harapkan. Penyusun juga mengucapkan
terimakasih yang tak terhingga, kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
Semoga segala bantuan dari Bapak dan Ibu semua mendapatkan balasan dari Allah
SWT. Akhirnya penulis berharap semoga bahan ajar ini dapat bermanfaat bagi penulis
Wassalammualaikum Wr.Wb
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………..………………………………..i
DAFTAR ISI…………………………………………………………..………………….ii
ii
BAB 1.
TINJAUAN UMUM TENTANG
MANAJEMEN STRATEGI
1
BAB 1
TINJAUAN UMUM TENTANG MANAJEMEN STRATEGI
Ilustrasi
Suatu ketika ada dua orang direktur perusahaan yang bersaing dalam industri yang sama.
Kedua direktur ini memutuskan untuk berkemah guna mendiskusikan kemungkinan
merjer.
Tiba2, mereka berhadapan dengan seekor beruang grizzly yang berdiri dengan kaki
belakangnya dan menggeram.
Segera, direktur pertama menurunkan ranselnya dan mengeluarkan sepatu untuk lari.
Direktur yang kedua berkata, “Hai, beruang itu pasti dapat berlari lebih cepat dari pada
kamu”.
Direktur pertama menjawab, “Mungkin aku tidak dapat berlari lebih cepat ketimbang
beruang itu, tetapi aku pasti lebih cepat ketimbang kamu !”.
2
A. PENDAHULUAN
Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (mangement)
untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak
berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu
menunjukkan taktik dan operasionlanya. dalam sebuah perusahaan umumnya berupaya untuk
selalu dapat mencapai tujuan dan sasarannya didalam persaingan yang semakin ketat.
Pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan diukur dengan besarnya total keuntungan
perusahaan, tingkat keuntungan terhadap modal investasi perusahaan, dan penguasaan pasar
dengan share terbesar. Keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan hanya
dimungkinkan bila perusahaan itu mempunyai keunggulan bersaing. Keberhasilan suatu
organisasi, ditentukan oleh kemampuan pemimpin organisasi tersebut dalam menetapkan strategi
yang tepat saat menjalankan organisasinya dan memanfaatkan lingkungan, dengan memilih
pengorganisasian sumber daya internal yang tepat.
Ketetapan strategi yang ditetapkan pemimpin suatu organisasi, didasarkan pada
pemikiran strategi yang dimiliki serta pengalaman pembelajarannya dalam situasi lingkungan
yang terus berubah. Proses yang dilakukan oleh ahli strategi tersebut, digunakan sebagai
pemikiran strategi formal untuk panduan dalam menetapkan keputusan manajemen. pola
pemikiran seperti itulah yang dikembangkan dalam manajemen startegi.
Manajemen strategi ialah suatu tindakan dan keputusan yang bisa dipergunakan untuk
memformulasikan dan juga mengimplementasikan strategi yang mempunyai daya saing yang
tinggi dan sesuai dengan perusahaan ataupun lingkungan agar mencapai target maupun sasaran
dari organisasi.
Pengertian lain dari manajemen strategi ialah suatu disiplin ilmu yang menyusun,
menerapkan, dan mengevaluasi sebuah keputusan fungsional yang dapat memungkinkan suatu
perusahaan mencapai tujuannya. Merupakan suatu rangkaian kegiatan–kegiatan pengambilan
keputusan yang bersifat mendasar dan menyeluruh, disertai dengan penetapan dan cara
melaksanakannya yang telah dibuat oleh pimpinan lalu diterapkan oleh seluruh jajaran yang ada
dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mencapai targetnya. Untuk mencapai tujuan
organisasi, manajemen strategi mengkombinasikan segala macam bentuk aktivitas yang berasal
dari bagian funsional suatu bisnis. Berikut adalah pengertian menurut para ahli:
3
Pengertian Strategi
Alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing (Porter-1985).
Respon secara terus-menerus maupun adaptif terhadap peluang dan ancaman eskternal
serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi (Argyris et.
al.-1985).
Kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders, manajer, karyawan,
konsumen, kontinuitas, pemerintah, dan sebagainya, yang baik secara langsung maupu
tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua
tindakan yang dilakukan perusahaan (Adrew-1980).
Tindakan yang bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus-menerus dan
dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapka oleh para pelanggan di
masa depan (Hamel & Prahald-1995).
Pengertian Manajemen Strategis
Roudledge Schuler. R.S (2010),
Titik temu yang dirumuskan suatu organisasi antara sumber daya dan keahlian
internalnya dan kesempatan serta resiko yang terbentuk melalui lingkungan eksternalnya”
Fred R David
adalah Seni dan Pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai
obyektifnya.
Wheelen (2000)
adalah serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang mengarah kpd penyusunan
strategi2 efektif unt mencapai tujuan dengan analisis SWOT
4
5. Evaluasi opsi perusahaan: pilihan
6. Pemilihan strategi & sasaran jangka panjang
7. Pengembangan sasaran tahunan & strategi jangka pendek
8. Pengalokasian SDM dan teknologi
9. Evaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan pengambilan keputusan di masa
mendatang
5
Proses dari manajemen ini bisa menghasilkan sebuah keputusan yang paling baik sebab
interaksi kelompok yang mengumpukan bermacam-macam keputusan strategi yang lebih
besar ataupun banyak.
Aktivitas dari formulasi strategi bisa mempertinggi kemampuan dari perusahaan dalam
menghadapi bermacam-macam masalah yang sedang dihadapinya.
Keterlibatan dari pegawai dalam formulasi strategi bisa memperbaiki pengertian mereka atas
penghargaan produktivitas di dalam setiap perencanaan strategi, hasilnya akan membuat
motivasi kerja pegawai semakin tinggi.
Penerapan dari manajemen strategi bisa membuat manajemen perusahaan menjadi lebih
peka terhadap ancaman eksternal.
Setidaknya manajemen strategi juga bisa mencegah timbulnya bermacam-mam masalah
yang berasal dari dalam maupun luar perusahaan dan juga bisa meningkatkan kemampuan
perusahaan dalam menghadapi masalah.
Membuat perusahaan bisa melakukan seluruh aktivitas operasionalnya dengan cara lebih
efektif dan efisien.
Bisa membuat perusahaan mudah untuk beradaptasi pada perubahan yang terjadi.
Perusahaan yang memakai konsep manajemen strategi akan lebih profitable dari pada
perusahaan yang tidak menerapkannya.
Dimensi Keputusan Strategik
memiliki dimensi sbb:
Isu (Masalah) Strategik Membutuhkan Keputusan dari Manajemen Puncak
Isu Strategik Membutuhkan SDM dalam jumlah yang besar: layanan tepat jual
Isu Strategik yang mempengaruhi Kesejahteraan Jangka Panjang Perusahaan:
Strategi/posisioning
Isu Strategik berorientasi ke Masa Depan : Proaktif
Isu Strategik yang mempengaruhi Konsekuensi multifungsional : fungsi SDM
Isu Strategik mengharuskan perusahaan mempertimbangkan Lingkungan Ekstern :
pesaing, pelanggan, pemerintah
Tiga Tingkat Strategi dalam jenjang (Hirarki) pengambilan keputusan perusahaan
1. Tingkat Korporasi
2. Tingkat bisnis
6
3. Tingkat fungsional
7
F. PEMBENTUKAN STRATEGIS
Pembentukan strategis adalah sebagai berikut:
1. Melakukan strategis situasi, evaluasi diri dan analisis pesaing: baik internal maupun
eksternal, baik lingkungan mikro ataupun makro
2. Bersamaan dengan penaksiran tersebut, tujuan dirumuskan. Tujuan ini harus bersifat
pararel dalam rentang jangka pendek dan jangka panjang. Maka disini juga termasuk
didalamnya penyusunan pernyataan visi (cara pandang jauh kedepaan dari masa
depan yang dimungkinkan), pernyataan visi (bagaimana peran organisasi terhadap
lingkungan publik), tujuan perusahaan secara umum (baik finansial maupun strategis)
tujuan unit bisnis strategis (baik finansial maupun strategis), dan tujuan taktis.
Tahap 2: Forecast- based planning, yaitu pengembangan dari system atas, karena
digunakan untuk perencanaan jangka panjang, akibat kelemahan system budget yang
terbatas pada jangka pendek. Di sini mulai di perhitungkan kondisi eksternal dengan
porsi lebih besar. Basisnya adalah proyeksi perusahaan dimasa mendatang.
Tahap 3: Strategis Planning, yaitu pengembangan dari Forecast- based planning, dengan
mempertimbangkan kondisi pasar dan persaingan. Disini perusahaan sudah
mempertimbangkan bagaimana caranya untuk memenangkan pasar. Proses formulasi
strategis dilakukan pada jajaran manajemen, sementara implementasi dan pelaksanaan
dilakukan oleh jajaran pelaksana. Prosesnya dilakukan secara top-down.
8
Tahap 4: Strategi Manajemen, yaitu merupakan pengembangan dari strategis planning.
Di sini masukan dari level bawah juga di pertimbangkan. Prosesnya tidak hanya
berkonsentrasi pada formulasi strategis, namun juga di perhatikan secara seksama proses
implementasinya.
Berdasarkan buku karangan Riva’I (2004) terdapat suatu bagan yang menunjukan proses
manajemen strategis. Menurut bagan tersebut dapat disimpulkan bahwa proses manajemen
strategis secara umum dapat dibagi menjadi 3 langkah pokok yakni:
a. Perumusan strategis
b. Penerapan strategis
c. Evalusi strategis
Phase 1
Phase 2
1. Strategi Phase 3
formulation 1. Implementing
1. Evaluational
2. Identifying the strategis
2. controlling
mission 2. Organization’s
3. Diagnosing past factor
and present 3. Functional
performance strategis
4. Setting objectives
5. SWOT analisis
6. Companing
strategis
9
BAB 2
VISI MISI PERUSAHAAN
10
BAB 2
COMPANY MISSION
A. PENGERTIAN VISI
Pengertian Visi Bisnis Menurut Wibisono (2006, p.43), visi merupakan rangkaian kalimat
yang menyatakan cita-cita atau impian sebuah organisasi atau perusahaan yang ingin dicapai di
masa depan. Atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari organisasi
dan perusahaan. Visi juga merupakan hal yang krusial bagi perusahaan untuk menjamin
kelestarian dan kesuksesan jangka panjang.
Dalam visi suatu organisasi terdapat juga nilai-nilai, aspirasi serta kebutuhan organisasi di
masa depan seperti yang diungkapkan oleh Kotler yang dikutip oleh Nawawi (2000:122), visi
adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan
yang ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dapat
dilayani, nilai-nilai yang diperoleh serta aspirasi dan cita-cita masa depan
Visi berasal dari kata vision yang dapat diterjemahkan sebagai pandangan jauh kedepan.
Visi sebuah organisasi adalah pandangan umum dari cita cita yang ingin diwujudkan oleh
organisasi tersebut atau dapat dikatakan bahwa visi merupakan pernyataan want to be dari
organisasi.
Atau
Visi, adalah gambaran kondisi masa depan dari suatu organisasi yang belum tampak
sekarang tetapi merupakan konsepsi yang dapat dibaca oleh setiap organisasi (anggota
organisasi).
Pernyataan Visi
Pernyataan visi merupakan tahap pertama dalam perencanaan strategis. Pernyataan visi
seringkali merupakan kalimat tunggal untuk menjawab “Ingin menjadi apakah kita? Apa yang
ingin kita capai?”. Visi organisasi menggambarkan posisi penting atau peluang besar yang
mungkin diraih di masa depan (Tripomo & Udan,2005). Namun, peluang tersebut hanya bisa
diraih dengan bekerja keras, sunggguh-sungguh, dan konsisten dalam jangka panjang. Visi
perusahaan dapat memusatkan, mengarahkan, memotivasi, menyatukan, dan bahkan memberi
inspirasi suatu bisnis untuk mencapai kinerja superior. Pekerjaan dari penyusunan strategi adalah
mengidentifikasi dan meramalkan visi dengan jelas (Keane, dalam David, 2006)
11
Kriteria Pernyataan Visi yang Efektif
Merupakan sesuatu yang luas, deklarasi yang mengambang.
Tidak mendeskripsikan misi atau target, melainkan mengekspresikan mimpi Anda
Kriteria pernyataan visi yang ideal:
Singkat Jelas
To the point
Fokus pada satu pemikiran/ topik
Pandangan (cukup) jauh ke depan, dan besar
Memberikan arah dan fokus untuk diikuti bisnis Anda
B. PENGERTIAN MISI
Menurut Drucker (2000:87) pada dasarnya misi merupakan alasan mendasar eksistensi suatu
organisasi. Pernyataan misi organisasi terutama di tingkat unit bisnis menentukan batas dan
maksud aktivitas bisnis perusahaan. Jadi perumusan misi merupakan realisasi yang akan
menjadikan suatu organisasi mampu menghasilkan produk dan jasa berkualitas yang memenuhi
kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggannya (Prasetyo dan Benedicta, 2004:8), Misi
merupakan rangkaian kegiatan utama yang harus dilakukan organisasi untuk mencapai visinya.
Misi akan menentukan arah sekaligus batasan proses pencapaian tujuan
“Such a mission statement which captures the soul of the organization is even more
important for voluntary non profit organizations, which are not driven by making a profit
but by some particular sense of purpose or mission” Drucker (2008)
Atau
Misi, keseluruhan tugas pokok yang dijabarkan dari tujuan startegik untuk
mewujudkan visi organisisasi.
Pernyataan Misi
12
Pernyataan misi adalah pernyataan tujuan jangka panjang yang membedakan satu
perusahaan dengan perusahaan sejenis lain. Pernyataan misi mengidentifikasi cakupan operasi
perusahaan dalam definisi produk dan pasar. Menjawab pertanyaan “Apa bisnis kita?”,
menggambarkan nilai dan prioritas suatu organisasi dan cakupan operasi saat ini dan evaluasi
potensi pasar dan aktivitas masa depan menggambarkan arah dan masa depan organisasi.
Pernyataan misi menjawab pertanyaan yang mengandung alasan menapa perusahaan ini ada
(Well et al., 1999):
Mendeskripsikan “apa” bisnis kita, apa yang dilakukan bisnis Anda, dan apa yang coba
untuk diraih
Fokus yang lebih spesifik dibandingkan bagian visi, dan benar-benar mendefinisikan tipe
bisnis yang sedang digeluti.
Dari pengertian diatas, misi mengandung :
- Filosofi bisnis dari pengambil keputusan strategi
- Menyiratkan citra yang ingin dipancarkan perusahaan
- Mencerminkan konsep dari perusahaan
- Serta mengutamakan kebutuhan utama pelanggan yg akan di penuhi perusahaan
13
Hal-hal yang perlu ada dalam misi
Pelanggan
Produk
Pasar
Teknologi yang digunakan
Komitmen terhadap pertumbuhan, keuntungan atau stabilitas
Konsep perusahaan
Komitmen terhadap stakeholder
14
Understandable/dapat dimengerti
Linkage/terkait dengan misi
Measurable/dapat diukur
Variabel-variabel penting yang perlu diperhatikan :
Tujuan, adalah landasan kuat untuk menggariskan kebijakan yang ditempuh dan arah
tindakan untuk mencapai tujuan perusahaan.
Sasaran, adalah apa yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut.
Strategi, adalah sebuah rencana dasar yang luas dari suatu tindakan organisasi untuk
mencapai tujuan.
Kebijakan, adalah sebuah metode atau rangkaian tindakan yang dipakai oleh manajemen
untuk menuntun secara rutin bagi pengambil keputusan.
Taktik, adalah sarana operasional bagi pelaksana sebuah strategi.
15
Tabel 1. Jenis Tuntutan dari Pihak Dalam
16
Keyakinan Dasar:
Produk atau jasa yg disediakan dpt memberikan manfaat yg setidaknya sama dg
harganya
Produk atau jasa ini dpt memuaskan kebutuhan pelanggan di segmen pasar tertentu yg
pd saat ini belum dipenuhi secara memadai.
Teknologi yg digunakan dlm produksi dpt menghasilkan produk atau jasa yg dpt
bersaing baik dari segi biaya mau pun kualitasnya
Dg kerja keras & dukungan pihak lain usaha tidak hanya dpt bertahan tetapi juga
tumbuh & memberikan keuntungan.
Filosofi manajemen dari bisnis ini akan menghasilkan citra yg baik di mata publik &
akan memberikan imbalan keuangan & psikologis bagi mereka yg bersedia
menginvestasikan dana dlm membantu bisnis utk berhasil.
Konsep diri wirausaha dari bisnis ini dpt dikomunikasikan kpd & diterapkan oleh para
karyawan & pemegang saham.
17
Tabel 2. Jenis Tuntutan dari Pihak Luar
Berdasarkan uraian diatas Antara Visi, Misi, dan Perencenaan Strategis memiliki
hubungan yang sangat erat dan saling mebutuhkan.Visi adalah rumusan umum mengenai
keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan, Misi adalah rumusan umum mengenai
upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan Visi, sedangkan Perencanaan Strategis
merupakan proses memutuskan program-program yang akan dilaksanakan oleh organisasi dan
perkiraan jumlah sumber daya yang akandialokasikan ke setiap program jangka panjang selama
beberapa tahun ke depan.
18
BAB 3
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS
Katergori Lingkungan Eksternal dan
Internal
19
ANALISIS LINGKUNGAN BISNIS:
Kategori Lingkungan Eksternal dan Internal
A. Lingkungan Eksternal
Lingkungan eksternal perusahaan seringkali bersifat menantang dan kompleks. Karena
efeknya terhadap kinerja, perusahaan harus mengembangkan kemampuan yang di butuhkan
untuk mengidentifikasi pelung dan ancaman yang ada dalam lingkungan eksternal. Lingkungan
eksternal bisa dikatakan sebagai komponen-komponen atau variable lingkungan yang berada
atau berasal dari luar organisasi atau perusahaan. Komponen tersebut cenderung berada di luar
jangkauan organisasi, artinya organisasi atau perusahaan tidak bisa melakukan intervensi
terhadap komponen-komponen tersebut. Komponen itu lebih cenderung diperlakukan sebagai
sesuatu yang given atau sesuatu yang mau tidak mau harus diterima, tinggal bagaimana
organisasi berkompromi atau menyiasati komponen-komponen tersebut
Lingkungan eksternal memiliki tiga bagian utama yang pertama lingkungan Terpencil
(remote environment) elemen dalam masyarakat luas yang mempengaruhi industri dan
perusahaan-perusahaan di dalamnya, yang kedua lingkungan industri (environment industry)
faktor-faktor ancaman masuknya peserta, pemasok, pembeli, produk pengganti, dan intensitas
persaingan yang mempengaruhi perusahaan dan tindakan serta tanggapan bersaing). Dan yang
ketiga adalah lingkungan Operasi (operating environment). Analisis lingkungan sering kali
harus mengasumsikan lingkungan bisnis yang tidak terbagi atas Negara atau batas. Analisis
lingkungan eksternal mencangkup empat langkah yang pertama scanning, monitoring,
forecasting dan assessing. Analisis lingkungan ini akan menghasilkan identifikasi peluang dan
ancaman.
.
1. ANALISIS LINGKUNGAN TERPENCIL (remote environment)
Pengaruh ini merupakan hambatan yang diluar kendali perusahaan, yang berhubungan
dengan masalah; ekonomi, sosial, politik, teknologi, ekologis. Mencerminkan pengaruh-
pengaruh pada perusahaan dalam bentuk ; opportunities, threats, & constraints.
Faktor ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi tempat suatu perusahaan
beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh kesejahteraan relatif berbagai segmen pasar,
20
dalam perencanaan strategiknya setiap perusahaan harus mempertimbangkan kecenderungan
ekonomi di segmen – segmen yang mempengaruhi industrinya.baik ditingkat nasional maupun
internasional, perusahaan harus mempertimbangkan ketersediaan kredit secara umum, ingakat
penghasilan yang akan dibelanjakan, serta kecenderungan belanja masyarakat.
Faktor sosial
Faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan adalah kepercayaan , nilai, sikap, opini
dan gaya hiduporang – orang dilingkungan ekstern perusahaan, yang berkembang dari pengaruh
kultural, ekologi, demografi, agama, pendidikan dan etnik. Jika sikap sosial berubah, berunag
pulalah berbagai jenis permintaan barang. Perubahan sosial dalam peningkatan perhatian
konsumen terhadapa masalah kualitas hidup, pergeseran distribusi usia populasi.
Faktor politik
Arah dan stabilitas perkembangan politik merupakan faktor penting bagi manajer dalam
merumuskan strategi perusahaan. Faktor – faktor politik menentukan parameter legal dan
regulasi yang membatasi operasi perusahaan. Kendala politik dikenakan atas perusahaan melalui
keputusan tentang perdagangan yang adil, undang undang antirust,program perpajakan,
ketentuan upah minimum, kebijakan tentang pulusi serta penetapan harga,dan banyak lagi
tindakan yang dimaksudkan untuk melindungi pekerja, konsumen masyarakat umum dan
lingkungan.
Faktor teknologi
Untuk menghindari keusangan dan mendorong inovasi, perusahaan harus mewaspadai
perubahan teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya. Adaptasi teknologi yang kreatif
dapat membuka kemungkinan terjadinya dan terciptanya produk baru, penyempurnaan produk
yang sudah ada, atau penyempurnaan dalam teknik produksi dan pemasaran. Kunci peramalan
kemajuan teknologi yang bermanfaat terletak padapendugaan yang akurat mengenai kemampuan
teknologi masa depan dalam dampaknya yang mungkin. Analisis menyeluruh mengenai dampak
perubahan teknologi baru terhadap lingkungan jauh, terhadap situasi persaingan bisnis, dan
terhadap anatr muka bisnis masyarakat.
Faktor ekologi
Ketika para manajer strategik membuat peramalan faktor yang paling menonjol seringkali
adalah hubungan timbal balik antara bisnis dan ekologi. Istilah ekologi mengacu pada hubungan
tmbal balik anatar manusia dengan mahluk lainnya.ancaman terhadap ekologi pendukung
21
kehidupan kita yang utamanya disebabkan oleh kegiatan manusia dalam suatu masyarakat
industrial biasanya dinamakan populasi.
2. ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI
Persaingan merupakan suatu kondisi yang pasti dihadapi oleh suatu organisasi bisnis.
Lingkup industri dan lingkungan bisnis yang senantiasa berubah seiring perkembangan dan
kemajuan zaman menjadi suatu hal yang patut diperhatikan oleh pelaku bisnis. Tidak semua
organisasi bisnis mampu mempertahankan kejayaannya. Dari sekian banyak perusahaan yang
berhasil ketika dikelola oleh sang pendiri perusahaan, hanya sebanyak 30% perusahaan yang
mampu menjaga kesuksesan ketika dikelola oleh generasi kedua dan hanya 13% saja perusahaan
yang masih bisa survive ketika dikelola oleh generasi ketiga (Wan, 2014). Agar perusahaan
mampu mempertahankan eksistensinya, maka setiap pelaku bisnis perlu membuat perencanaan
jangka panjang dan menentukan strategi bersaing yang perlu diambil perusahaan. Pengambilan
strategi bersaing bertujuan agar perusahaan mampu beradaptasi dengan lingkungan bisnis yang
senantiasa dinamis dan bergerak ke arah yang tidak dapat diperhitungkan oleh setiap pemain
dalam industri tersebut.
Lima hal yang perlu di telaah agar dapat menetapkan (Mendefinisikan) batas industri
1. Mana bagian industri yg berkaitan dg tujuan perusahaan??
2. Apa faktor-faktor penentu sukses di sana??
3. Apakah perusahaan memiliki keahlian yg dibutuhkan utk bersaing di bagian industri tersebut
??
jika tidak, dapatkah perusahaan mengembangkan keahlian tsb??
4. Apakah keahlian tsb memungkinkan perusahaan memanfaatkan peluang & mengatasi
ancaman yg akan datang??
5. Apakah definisi perusahaan tentang industri cukup fleksibel utk memungkinkan penyesuaian
konsep bisnis perusahaan dengan berkembangnya industri??
Porter’s Five Forces Model dapat membantu pemilik usaha untuk mengevalusi industri
dimana mereka berbisnis sehingga menghasilkan strategi untuk bisnisnya secara tepat dan
akurat.
Konsep Porter's Five Forces Model sebagai acuan analisis memiliki 5 poin utama, yakni :
1. Tingkat rivalitas di antara pesaing
22
Poin ini merupakan poin paling kuat yang harus dianalisis dalam persaingan pada industri
tempat kita berbisnis.
Analisis yang tepat pada poin ini akan memberikan banyak pertimbangan dalam menentukan
strategi bisnis yang tepat sehingga mampu menghadapi persaingan antar bisnis di lingkungan
industri yang sama.
Persaingan yang tinggi akan menyebabkan :
a. Pangsa pasar dari bisnis menjadi semakin kecil, apalagi produk yang ditawarkan sejenis
atau mirip.
b. Menurunkan omzet dan keuntungan dari bisnis karena setiap perusahaan berlomba-lomba
memberikan harga yang terbaik kepada pembeli.
23
Tabel 3.1 Hambatan memasuki industry
a. Apakah harga yang ditawarkan produk substitusi cenderung relatif sama dengan produk
utama?
b. Apakah ada biaya tambahan ketika pembeli beralih ke produk lain?
c. Apakah produk substitusi yang ditawarkan bisa menarik minat pembeli?
24
Pemasok perlu diindentifikasi supaya pelaku usaha mengerti alur permainan dari si pemasok
tersebut, misalkan pemasok memiliki konsentrasi penawaran di produk mana, apakah ada
kepentingan lainnya dari si pemasok, apakah barang yang dipasok kepada kita tergolong banyak
atau sedikit.
Dengan begitu, pemilik bisnis bisa memiliki strategi yang bertujuan untuk mempengaruhi
pemasok tersebut sehingga menguntungkan si pemilik bisnis.
25
Kekuatan masing-masing pemasok atau pembeli bergantung pada
sejumlah karakteristik situasi pasarnya dan pada tingkat kepentingan
relatif penjualan atau pembeliannya dalam industri tsb dibandingkan
dengan keseluruhan bisnisnya.
26
Kekuatan-keuatan yang mempengaruhi persaingan industri
( Five Forces of Competitive) M. Porter ( 1980 )
Pendatang
Pendatang Baru
Potensial
Potensial
27
3. LINGKUNGAN OPERASIONAL
Merupakan suatu tempat yang memiliki keterkaitan langsung dengan jalannya kegiatan suatu
usaha, seperti para pesaing, pemasok, pelanggan, kreditor dan pegawai.
a. Posisi Bersaing
Pesaing Merupakan suatu kegiatan usaha yang memilki kegiatan hamper sama dengan
usaha kita. Seperti halnya menjual produk suatu barang ataupun jasa yang sama kepada para
pelanggannya. Maka dari itu, untuk memenangkan persaingan, maka kita harus memiliki strategi
bisnis agar dapat memiliki suatu keunggulan jika dibandingkan dengan para PERUSAHAAN
pesaing. Untuk melakukan analisa pesang dapat dilihat dari matriks profil persaingan
(competitive profile matrix)
b. Profil Pelanggan
Pelanggan merupakan orang yang mengkonsumsi hasil daripada usaha. Maka dari itu
sumber pendapatan dari pada suatu usaha bergantung kepada konsumen, maka dari itu untuk
memahami keinginan dari pada konsumen diperlukan suatu analisa. Adapun analisa untu
pelanggan yaitu proactive and reaktif. Analisa proaktif merupakan analisa yang memperkirakan
kencenderungan dan masalah sebelum maslah tersebut terjadis. Sementara analisis reaktif yaitu
analisa masalah setelah suatu masalah terjadi dalam hal ini seperti contoh keluhan pelanggan atas
ketidakpuasannya dalam mengkonsumsi suatu produksi.
c. Pemasok
Pemasok memegang perananyang sangat penting dalam suatu usaha yaitu sebagai
penyedia bahan baku, tenaga kerja, keuangan dan sumber informasi lainnya. Maka dari itu
perlunya bagi perusahaan untuk tepat dalam memilih pemasok agar dapat meningkatkan
keunggulan bersaing.
d. Kreditor
Kreditor Pihak yang menyediakan sebagian daripada permodalan usaha disebut kreditor.
Dalam penyaluran kredit sebuah dana para kreditor harus melakukan evaluasi terlebih dahulu
terutama dalam penentuan bunga dan persyaratan kredit lainnya.
e. Sumber Daya Manusia: Sifat Pasar Tenaga Kerja
Kemampuan perusahaan dalam menarik dan mempertahankan karyawan yang
berkompeten adalah sangat penting untuk kesuksesan perusahaan tersebut. Tetapi, lingkungan
rekrutmen dan seleksi karyawan suatu perusahaan sering kali dipengaruhi oleh sifat lingkungan
28
operasionalnya. Akses perusahaan ke karyawan yang dibutuhkannya utamanya dipengaruhi oleh
tiga faktor berikut:
- Reputasi perusahaan sebagai penyedia kesempatan kerja
29
B. LINGKUNGAN INTERNAL
Menurut David ( 2009, p176 ) semua organisasi mempunyai kekuatan dan kelemahan
dalam berbagai bidang fungsional bisnis. Analisis lingkungan eksternal terhadap peluang dan
ancaman tidak cukup untuk memberikan organisasi keuntungan kompetitif. Analisis lingkungan
internal lebih mengarah pada analisis intern perusahaan dalam menilai atau mengidentifikasi
kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi keuangan dan akuntansi, pemasaran, riset dan
pengembangan, personalia serta operasional.
Menurut Jauch dan Glueck (1997), lingkungan internal adalah proses dimana
perencanaan strategi mengkaji faktor internal perusahaan untuk menentukan dimana perusahaan
memiliki kekuatan dan kelemahan yang berarti sehingga dapat mengelola peluang secara efektif
dan menghadapi ancaman yang terdapat dalam lingkungan. Sedangkan menurut Pearce dan
Robinson Jr, dalam Kotler (2005), analisis lingkungan internal adalah pengertian mengenai
pencocokan kekuatan dan kelemahan internal dengan peluang dan ancaman eksternal.
Hasil dari analisis lingkungan internal akan menghasilkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan.Kekuatan atau keunggulan perusahaan itu meliputi keunggulan pemasaran,
30
keunggulan sumberdaya manusia, keunggulan kuangan, keunggulan operasi dan
keunggulan organisasi dan manajemen.
Kekuatan dan kelemahan Pemasaran dapat dilihat dari reputasi perusahaan, pangsa pasar,
kualitas produk, keanekaragaman produk, merek produk, kemasan produk, model produk,
ukuran produk, garansi produk, kualitas pelayanan, efektifitas penetapan harga, efektifitas
distribusi, efektifitas promosi, kekuatan penjualan, efektifitas inovasi dan cakupan geografis.
Hal-hal yang terkait dengan Lingkungan Internal, yaitu:
1. Manusia
a. Kompetensi : Memiliki karyawan atau guru yang memiliki kompetensi
(kemampuan) yang ia miliki. Serta memenuhi syarat-syarat rekuitmen.
b. Place man : orang yang berkompeten ditempatkan sesuai dengan keinginan dan
kemampuannya.
Dengan syarat: Apabila memiliki karakteristik kepribadian yang congruent
dengan kepribadian yang sesuai maka akan sesuai.
c. Promosi, kenaikan jabatan, orang yang berkompeten dan yakin memiliki kenaikan
prestasi yang lebih baik.
2. Kebijakan
a. Visi dan misi yang di bentuk akan membuat kita lebih tau apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan dalam visi dan misi yang sudah kita bentuk.
b. Aturan-aturan yang digunakan dalam menajalankan Visi dan Misi akan membuat
kita lebih tau mana yang harus boleh dilakukan atau tudak boleh dilakukan untuk
mencapai target yang mesti dicapai dalam pendidikan.
3. Kepemimpinan
a. Kepemimpinan yang sentralistik / otoriter, gaya kepemimpinan yang apapun yang
dilakukan karyawan tergantung dari keputusan pemimpin.
b. Kepemimpinan yang lepas tangan, yang dimana pemimpin dalam melaksanakan
kegiatan pekerjaannya sebagai pemimpin menyerahkan semua pekerjaannya
kepada karyawan atau bawahannya. Dengan melakukan fungsi manajemen,
seperti controlling(pengawasan) agar bahawan merasa dalam melakukan suatu
pekerjaan ada yang mengawasi dan mengontrolnya. Setelah itu melakukan suatu
evaluasi dalam pekerjaan suatu karyawan.
31
c. Kepemimpinan yang demokratis, dimana dalam kepemimpinan ini dalam
mengambil suatu keputusan melibatkan bawahan atau karyawannya. Bawahan
diberi kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan keputusan.
d. Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, yang dimana dalam pelaksanaannya
lebih menekankan dalam tugas yang harus dikerjakan.
e. Kepemimpinan yang people oriented, seorang pemimpin yang selalu
memperhatikan karyawannya serta selalu memberikan semangat kepada
bawahannya.
4. System Reward
Dalam suatu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh karywan atau bawahan diperlukan
suatu penghargaan(reward) kepada bawahan, agar bawahan merasa bahwa mereka
memang perlu di butuhkan dalam suatu pekerjaan tersebut.
Dalam system reward mempunyai 2 sifat, yaitu:
Materi : berupa tunjangan-tunjangan gaji, tunjangan transport, tunjangan anak dan
istri,dll.
Non Matreri: berupa pujian-pujian kepada bawahan.
5. Culture (budaya)
Value atau nilai-nilai yang perlu dipergunakan yang mampu menunujukan identitas
organisasi.
32
33
Kilasan Umum Analisis Internal
Para manajer mengukur makna strategi dari kompetensi intern perusahaan berdasarkan
peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan persaingan industri perusahaan. Inti dari
strategi yang terumuskan secara baik adalah kesesuaian yang tepat antara peluang dan ancaman
yang dihadapi perusahaan dengan kekuatan dan kelemahan perusahaan itu sendiri.
Landasan yang penting bagi pemahaman akan analisis intern adalah pengertian mengenai
pemikiran pencocokan kekuatan dan kelemahan intern perusahaan dengan peluang dan ancaman
yang ada dilingkungan.
Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari kekuatan (strenght) dan kelemahan (weakness) intern
perusahaan serta peluang (Opportunity) dan ancaman (threats) dalam lingkungan yang dihadapi
perusahaan. Analisis SWOT didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif akan
memaksimalkan kekuatan dan meminimalkan kelemahan dan ancaman.
1. Peluang, adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan
4. Kelemahan, adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya, keterampilan dan
kapabilitas
Analisi SWOT dapat digunakan dengan berbagai cara untuk membantu analisis strategi.
Cara yang paling lazim adalah memanfaatkannya sebagai kerangka acuan logis yang
mempedomani pembahasan sistematik tentang situasi perusahaan dan alternatif-alternatif pokok
yang mungkin dipertimbangkan perusahaan.
34
DIAGRAM S W O T
Banyak peluang lingkungan
II I
STABILITY EXPANSION
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
Rasionalisasi
kstabilan
Ofensif
Kelemahan intern perluasan
yang kritis
Kekuatan intern
W S yang penting
III IV
RETRENCHMENT COMBINATION
Mendukung Strategi Mendukung Strategi
Defensif/bertahan Diversifikasi/
penghematan penganekaragaman
product
gabungan
T
Ancaman lingkungan
yang besar
35
BAB 4
TUJUAN DAN STRATEGI JANGKA
PANJANG
36
BAB 4
TUJUAN DAN STRATEGI JANGKA PANJANG
Tujuan jangka panjang di perlukan pada tingkat korporat, devisi, dan fungsional dalam
sebuah organisasi. Tujuan tersebut penting sebagai alat ukur kinerja manajerial. Untuk
mencapainya kemakmuran jangka panjang, para perencana strategis umumnya menetapkan
perencana jangka panjang dalam 7 bidang, Yaitu:
1. Probabilitas
Kemampuan dari suatu perusahaan untuk beroprasi dalam jangka panjang bergantung
pada perolehan tingkat laba yang memadai yang dimana umumnya memiliki tujuan laba
dinyatakan dalam bentuk laba perusahaan atau tingkat pengembalian atas ekuitas
2. Produktivitas
Perusahaan yang dapat memperbaiki hubungan input dan output pada umumnya dapat
meningkatkan produktivitas. Oleh karenanya, perusahaan menyatakan suatu tujuan produktivitas.
Tujuan produktivitas yang umum digunakan adalah jumlah barang yang diproduksi atau jumlah
jasa. Namun tujuan produktivitas kadang kala dinyatakan dalam bentuk penurunan biaya yang di
inginkan
3. Posisi kompetitif
salah satu ukuran keberhasilan perusahaan adalah dominasi relatifnya dipasar. Seringkali
penjualan total atau pangsa pasar dijadikan sebagai ukuran posisi kompetitif perusahaan. Tujuan
yang berkaitan dengan posisi kompetitif dapat mengindikasikan prioritas jangka panjang
perusahaan
4. Pengembangan karyawan
karyawan menghargai pendidikan dan pelatihan sebagaian karena hal tersebut mengarah
pada kompensasi dan jaminan kerja yang lebih tinggi. Hal ini sering kali meningkatkan
produktivitas dan mengurangi perputaran karyawan. Oleh karena itu, para pembuat
keputusan strategis seringkali memasukkan tujuan pengembangan karyawan dalam rencana
jangka panjangnya
Para manajer strategis yakin produktivitas berhubungan dengan loyalitas karyawan dan
apresiasi atas perhatian manajer terhadap kesejahteraan karyawan. Oleh karena itu, mereka
menetapkan tujuan untuk memperbaiki hubungan dengan karyawan. Beberapa tujuan mencakup
37
program keslamatan kerja, perwakilan pekerja dalam komitmen dan rencana kompensasi
berbasis saham.
6. Kepemimpinan teknologi
perusahaan harus memutuskan apakah akan menjadi pemimpin atas hanya pengikut pasar.
Setiap pendekatan dapat berhasil, tetapi masing masing membutuhkan postur strategi yang
berbeda. Oleh karena itu, banyak perusahaan menyatakan suatu tujuan berkaitan dengan
kepemimpinan teknologi.
Menurut Sondang (2005:134-13) tujuan jangka panjang harus memenuhi kriteria sebagai
berikut:
a. Akseptabilitas, Kiranya bukanlah merupakan sekadar ”jargon” atau “klise” manajemen
apabila dikatakan bahwa manajemen yang bertanggung jawab akan berupaya
mengelola perusahaan yang dipimpinnya berdasarkan norma-norma moralitas dan etika
yang berlaku, tidak hanya secara “parochial” akan tapi juga secara universal.
b. Fleksibilitas, Kenyataan dan pengalaman menunjukkan bahwa selalu terjadi perubahan
dalam lingkungan suatu perusahaan.
c. Dapat diukur, Sasaran yang ingin dicapai hendaknya dinyatakan dengan jelas dan
konkret.
d. Menjadi pendorong bagi peningkatan kinerja memuaskan, Yang dimaksud dengan
sasaran yang berperan sebagai pendorong bagi penampilan kinerja yang memuaskan
ialah bahwa: (1) sasaran cukup sulit maka dari itu memerlukan pangarahan tenaga
kerja, waktu, kemampuan agar memperoleh hasil yang memuaskan, (2) akan
menimbulkan frustasi apabila apabila sasaran yang sulut tidak mungkin tercapai, (3)
pengarahan kemampuan yang maksimal tidak terlalu diperlukaan karena sasaran tidak
mudah untuk dicapai.
38
e. Kesesuaian, sasaran jangka panjang harus digali dari dan merupakan rincian misi
perusahaan.
f. Dapat dipahami, Pencapaian sasaran tersebut akan lebih mudah dan lancer apabila
semua pihak yang terlibat dalam hal tersebut memiliki persepsi, makna dan
ramifikasinya yang sama.
g. Dapat dicapai, sasaran harus cukup sulit sehingga menantang akan tetapi sekaligus
tidak demikian sulitnya sehingga tidak mungkin dicapai.
Menurut pendapat David Inwood (1980:26), Bila peranan misi dan sasaran menunjukkan ke arah
mana perusahaan sedang bergerak, strategi menjelaskan bagaimana hal ini dapat tercapai. Ada
tiga jenis cara untuk memenangkan strategi yaitu: Pengendalian biaya keseluruhan
a. Perusahaan berusaha untuk mencapai biaya terendah dalm memproduksi dan mendistribusi
produknya supaya dapat menjualnya dengan harga yang lebih rendah ketimbang
pesaingnya dan oleh sebab itu memperoleh bagian pasar yang besar.
b. Diferensiasi
Perusahaan berkonsentrasi untuk memproduksi produk yang memberikan keuntungan
kepada pelanggan yang umumnya dinilai di pasar dan oleh sebab itu mendapatkan imbalan
harga yang lebih tinggi atau jumlah permintaan pasar yang meningkat.
c. Fokus
Perusahaan berkonsentrasi pada segmen pasar yang sempit ketimbang seluruh pasar. ia
mengkhususkan diri dalam memenuhi kebutuhan segmennya baik melalui pengendalian
biaya maupun diferensiasi.
D. STRATEGI UTAMA
Market penetration atau penetrasi pasar adalah cara sebuah bisnis mengukur seberapa
banyak sebuah produk atau jasa digunakan oleh para konsumen dibanding jumlah total pasar
untuk produk yang ditawarkan tersebut. contohnya jika kamu memperkirakan ada 100.000 orang
39
yang akan membeli produkmu dan perusahaanmu mampu menjual 20.000 unit, penetrasi pasar
bisnismu adalah 20%.
market penetration juga merupakan cara yang digunakan untuk mengembangkan strategi
untuk memperluas cakupan pangsa pasar untuk suatu produk atau jasa tertentu. Meningkatkan
pangsa pasar yang ada untuk produk tertentu melalui usaha pemasaran secara besar-besaran.
Strategi ini digunakan ketika :
a. Dapat meningkatkan skala ekonomi untuk mendukung keuntungan bersaing.
b. Terdapat hubungan yang tinggi antara pengeluaran untuk pemasaran terhadap kenaikan
penjualan.
c. Pangsa pasar pesaing menurun sedangkan total penjualan industri meningkat.
d. Pasar yang ada belum jenuh oleh produk dan jasa perusahaan.
Contoh : Wings berupaya mendongkrak popularitas Mie Sedap melalui iklan yang gencar (
termasuk memberikan hadiah piring dan membagikan Mie secara gratis di wilayah segmen
potensialnya.
40
2. Meningkatkan brand equity
Brand equity atau ekuitas merek adalah hal yang disukai perusahaan dan hal ini dapat dicapai
dengan strategi penetrasi pasar yang rinci. Pasalnya, ekuitas merek mampu meningkatkan nilai
bisnis atau perusahaan secara keseluruhan. Hal ini bisa membuka kesempatan perluasan bisnis.
selain itu, dengan ekuitas merek, perusahaanmu bisa menekan biaya pemasaran juga
mengenakan harga lebih tinggi dibanding pesaing.
3. Product positioning yang lebih baik
Pendatang baru di pasar sering kali merasa kesulitan untuk bersaing dengan brand besar yang
sudah lama menguasai pasar. biasanya kesulitan yang dihadapi adalah penetapan harga.
Tentunya, sulit bagi pendatang untuk memasang harga yang lebih tinggi dari kompetitor yang
lebih dipercaya pelanggan. Namun dengan strategi penetrasi pasar, bisnis baru bisa
menjustifikasi harga yang ia tawarkan. Meskipun harganya lebih tinggi, jika mampu
memposisikan brand-nya dengan benar di pasar, hal tersebut takkan jadi kendala besar.
Cara Mengukur Penetrasi Pasar
Jika menggunakan penetrasi pasar sebagai pengukuran, ada cara perhitungan yang perlu kamu
kuasai. Rumus ini merupakan cara untuk mengetahui seberapa banyak jasa atau produk
digunakan oleh konsumen dibanding total pasar yang diperkirakan. rumusnya adalah sebagai
berikut:
(jumlah pelanggan / ukuran target pasar) x 100 = persentase penetrasi pasar
Rumus ini berguna untuk membantu membuat keputusan terkait penetrasi pasar bisnismu.
dengan begitu, kamu bisa mengetahui apakah ada perkembangan atau justru penurunan penetrasi
bisnismu. Pemantauan ini perlu dilakukan setiap selesai melakukan kampanye marketing dan
penjualan yang dilakukan perusahaan. seharusnya, setelah upaya ini, ada perubahan dalam
persentase penetrasi pasar. Itulah cara untuk mengetahui perkembangan maupun kemunduran
bisnismu secara berkala.
41
pertumbuhan intensif yang juga terdiri atas penetrasi pasar dan pengembangan produk.
Keputusan pengembangan pasar yang diambil tidak akan mengubah sistem penjualan
maupun pemasaran.
Upaya ini hanya menggerakkan strategi untuk meningkatkan kegiatan penjualan.
Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan hasil maksimal dari keseluruhan barang yang
diproduksi. Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai bentuk dari pengembangan
pasar diantaranya seperti perluasan regional, nasional bahkan internasional.
Membuka lebih banyak cabang atau memasarkan produk ke lebih banyak konsumen. Atau
dengan membuat versi produk baru yang berbeda, varian baru atau model produk baru.
Perusahaan juga dapat mencoba cara potensial lain seperti menambahkan fitur baru pada
produk, pelayanan yang lebih baik serta keunggulan baru yang dapat menarik minat pasar
lebih tinggi.
Selain pengembangan pasar yang tergolong pada jenis pertumbuhan intensif, ada
pula pertumbuhan integratif yang dilakukan dengan cara integrasi kedepan, integrasi ke
belakang dan integrasi horizontal. Dalam kesempatan ini, uraian akan mengarah pada
pengembangan pasar dan strategi khusus untuk melancarkan kegiatan tersebut.
Strategi Pengembangan pasar ini digunakan ketika :
a. jaringan distribusi tersedia, berkualitas dan tidak mahal.
b. perusahaan memiliki kelebihan kapasitas produksi.
c. perusahaan saat ini sangat berhasil atas apa yang dikerjakan.
d. muncul pasar yang baru atau pasar belum jenuh.
Contoh : Kartu kredit Citibank sebelumnya hanya dimiliki oleh para pengusaha, saat ini dimiliki
oleh para mahasiswa.
Strategi Melakukan Pengembangan Pasar yang Ampuh Tembus Target adalah sebagai
berikut:
1. Memaksimalkan Teknologi Digital Sebagai Media Iklan dan Pemasaran
Beruntungnya kaum milenial saat ini adalah karena hidup bersamaan dengan nafas
digital. Dimana semua komponen dalam kehidupan nyaris tak terlepas dari peran penting
teknologi ini. Hadir untuk menjadi solusi bagi banyak permasalahan umat manusia di
muka bumi ini, teknologi digital dapat digunakan untuk beragam aktivitas maupun bisnis.
Salah satunya melakukan pemasaran dan memasang iklan melalui platform, website dan
42
akun sosial media . Modern ini, seluruh entitas perusahaan terkemuka telah memiliki akun
sosial media resmi selain email dan website. Hal tersebut seperti instagram, twitter,
facebook bahkan aplikasi pesan Whatsapp. Metode dilakukan agar perusahaan semakin
dekat dengan konsumen serta lebih peka terhadap kebutuhan dan permintaan pasar,
mengingat seluruh masyarakat sudah populer dengan kegiatan di dunia maya dalam
kesehariannya. Melalui akun sosial media, konsumen dapat melihat lebih banyak aktivitas
perusahaan dan akan mendapat informasi terkini terutama mengenai produk atau jasa
yang ditawarkan.
2. Menentukan Harga Ideal Berdasarkan Survei dan Pengumpulan Data Harga
di Pasaran
Satu poin yang selamanya menjadi pertimbangan banyak konsumen adalah harga.
Menentukan harga terbaik merupakan strategi penting untuk menjaring lebih banyak
konsumen hingga akhirnya terjadi transaksi.
Harga terbaik yang dimaksud adalah standar yang paling ideal berdasarkan kondisi
ekonomi sekitar, kebutuhan pangsa pasar, harga bahan sebagai modal dan keuntungan
yang didapat. Semua harus terkomposisi dengan proporsi yang sesuai agar konsumen
puas dan kembali untuk membeli, namun perusahaan tidak merugi. Konsumen biasanya
akan melakukan survei atau mencari informasi mengenai harga terbaik dengan kualitas
produk atau jasa yang recomended, maka sebagai strategi pengembangan pasar, penting
untuk mematok harga yang paling ideal agar para konsumen berdatangan, pun dengan
laba yang mengalir.
3. Memahami Persaingan Pasar
Dalam dunia bisnis persaingan adalah hal yang sangat wajar, karena semua pelaku
usaha bergerak untuk mencapai hasil yang diharapkan. Sebagai pengusaha, Anda harus
memahami persaingan pasar yang terjadi, maksudnya adalah para perusahaan yang
bergerak di bidang yang sama.
Bagaimana dengan sistem penjualan mereka, varian produk, fasilitas, layanan dan
lain sebagainya yang dapat mendongkrak penjualan. Mempelajari hal tersebut sah -sah
saja selama dalam batas yang wajar dimana memang informasi suatu perusahaan dapat
diketahui oleh publik. Dengan memahami persaingan pasar, maka Anda dapat mengatur
strategi atau langkah jitu demi menggerakkan penjualan yang tinggi. Berdasarkan
43
pengamatan persaingan pasar yang terjadi, Anda bisa mengetahui apa yang sedang diburu
konsumen dan apa yang paling menarik bagi konsumen.
Namun penting untuk diingat bahwa dalam berbisnis semua pihak wajib menjaga
persaingan agar tetap sehat. Artinya tidak ada tindakan yang saling merugikan antar
sesama, serta tetap kompetitif dan sportif dalam persaingan.
4. Membuat Inovasi Varian Produk Baru atau Upgrade Layanan
Manusia adalah makhluk yang cenderung bosan dengan sesuatu yang monoton.
Masyarakat kerap menuntut inovasi dan kreasi yang menggugah. Meskipun menjaga
orisinalitas memang diutamakan, namun membuat inovasi varian baru akan memberi
warna yang lebih memikat. Dengan tetap menjaga produk original lama, perusahaan bisa
meningkatkan penjualan melalui produk-produk pendatang yang telah diformulasikan
dengan baik, tanpa mengesampingkan produk lama sebagai ikon perusahaan.
Dengan menerapkan strategi ini, maka pelanggan lama tidak akan jenuh dan lebih
sering melakukan transaksi. Sedangkan pelanggan baru akan datang menghampiri karena
terpikat unit-unit baru yang menggoda. Strategi ampuh ini terbukti banyak diterapkan
oleh emiten ternama bahkan sekelas internasional. Konsumen cenderung tertarik pada
inovasi dan gebrakan baru yang dilakukan pelaku usaha secara berkala. Bahkan mereka
yang antusias akan senantiasa menunggu produk baru yang akan Anda rilis pada periode
berikutnya.
5. Perluasan Market Regional dan Nasional
Perkasa hanya di satu wilayah rasanya kurang sempurna. Penjualan pun hanya
akan menghasilkan dari daerah situ-situ saja. Namun jika perusahaan mengambil
keputusan untuk memperluas penjualan, maka peluang peningkatan konsumen pun
terbuka lebar. Lonjakan penjualan pun dipastikan akan berbuah laba yang menggiurkan.
Perluasan penjualan dapat dilakukan baik di dalam wilayah kota, luar kota, seluruh
nusantara bahkan sampai mancanegara.
Dengan lebih banyak orang yang mengenal, maka lebih besar pula permintaan dan
penjualan yang dapat dicapai oleh perusahaan. Perluasan market ini dapat berupa
pembangunan kantor cabang, outlet, atau distribusi yang menjangkau luar daerah, luar
kota dan luar negara.
44
Dari uraian di atas, Anda dapat menyimpulkan apa itu perkembangan pasar
sebagai bagian dari pertumbuhan intensif yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan.
Untuk meraih target penjualan yang tinggi pelaku usaha harus merealisasikan strategi
terpercaya berdasarkan analisa pasar yang tepat. Seperti memanfaatkan era digital,
menentukan harga ideal, memahami persaingan pasar, membuat inovasi varian produk
dan memperluas market regional dan nasional.
45
pengembangan produk baru bukanlah perkara yang mudah. Sebab, perusahaan harus menentukan
produk apa yang disukai oleh konsumen, melakukan analisis pasar yang mendalam, serta menguji
apakah produk yang akan dibuat dapat diterima oleh konsumen atau tidak. Kegiatan tersebut tentu
membutuhkan sumber daya dan keuangan yang besar, serta memiliki risiko yang besar pula. Agar
pengembangan produk bisa berjalan lancar dan risiko bisa dikurangi, maka setiap perusahaan harus
memiliki strategi dalam melakukan pengembangan produk.
Strategi tersebut tidak hanya diperuntukan bagi metode pengembangan produk baru, tetapi
juga untuk metode pengembangan produk yang lain. Strategi ini dibutuhkan agar produk yang akan
dikembangkan tetap bisa menarik perhatian konsumen serta bisa menarik konsumen baru. Dalam
buku Marketing Management (2016) karya Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, menjelaskan bahwa
ada lima jenis strategi dalam pengembangan produk, yaitu memperbaiki produk yang sudah ada,
memperluas lini produk, menambah produk yang ada, meniru strategi pesaing, serta menambah lini
produk.
Sementara itu, menurut Fandy Tjiptono, ada tiga strategi dalam pengembangan produk, yaitu:
1. Strategi peningkatan kualitas. Strategi ini merujuk pada peningkatan kecepatan dan ketepatan
pelayanan terhadap konsumen.
2. Strategi peningkatan keistimewaan produk. Keistimewaan produk terdiri atas empat unsur,
yaitu kualitas bahan baku yang dipakai, keanekaragaman, kenyamanan pemakaian bagi
penggunanya, serta adanya aksesori tambahan.
3. Strategi peningkatan gaya produk. Strategi ini merujuk pada peningkatan nilai tampilan dari
suatu produk, seperti pemilihan warna yang tepat, rancangan desain yang bagus, serta bentuk
kemasan yang menarik.
Faktor pendukung pengembangan produk
Dalam buku Manajemen Pemasaran (2020) karya Marisi Butarbutar dan kawan-kawan,
dijelaskan beberapa faktor yang mendukung pengembangan produk, yaitu:
a. Perkembangan teknologi
Adanya perkembangan teknologi yang begitu pesat berdampak pada terciptanya sarana
produksi yang baru. Sarana produksi baru tersebut dapat dimanfaatkan perusahaan untuk
mengembangkan produk sehingga kualitas produk menjadi lebih baik dan jumlah produksi
dapat ditingkatkan.
46
b. Perubahan selera konsumen
Perubahan selera konsumen justru menjadi faktor pendukung pengembangan produk. Sebab
dengan adanya perubahan selera konsumen, perusahaan akan berupaya keras
mengembangkan produk agar tetap bisa memberikan kepuasan terhadap konsumen.
c. Persaingan
Dengan adanya persaingan yang kuat di antara perusahaan yang sejenis, akan mendorong
sautu perusahaan untuk selalu mengembangkan produknya. Dengan harapan dapat menyaingi
atau memenangkan persaingan dengan perusahaan sejenis.
d. Siklus hidup produk yang pendek
Siklus kehidupan produk yang pendek membuat perusahaan terpacu untuk terus
mengembangkan produknya agar konsumen tidak bosan dengan produk-produk yang
diproduksi oleh perusahaan serta untuk menjaga kesetiaan konsumen terhadap produk
perusahaan.
e. Adanya keinginan untuk meningkatkan laba Keinginan untuk mengalahkan pesaing dan
menguasai pasar telah mendorong perusahaan untuk mengembangkan produk. Sebab, dengan
mengalahkan pesaing dan menguasai pasar, akan meningkatkan laba perusahaan.
Faktor penghambat pengembangan produk
Selain faktor pendukung, ada juga faktor penghambat pengembangan produk. Dalam buku
Manajemen Industri Perikanan (2017) karya Mochammad Fattah dan Pudji Purwanti, dijelaskan
beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam pengembangan produk, yaitu:
a. Kualitas gagasan pengembangan produk masih kurang baik.
b. Mahalnya biaya proses pengembangan produk. Masalah ini mencakup biaya penelitian
dan pengembangan serta biaya pemasaran yang mahal.
c. Kegagalan produk masuk ke dalam pasar.
d. Pasar yang terbagi-bagi karena persaingan yang ketat serta banyaknya produk subtitusi.
e. Kemampuan perusahaan lain untuk meniru produk yang sukses.
f. Keterbatasan modal
g. Terdapat batasan yang dikeluarkan oleh pemerintah. Misalnya, suatu produk harus
memenuhi kriteria seperti keamanan konsumen dan keseimbangan lingkungan.
47
4. Inovasi
Inti dari sebuah kegiatan inovasi adalah bagaimana melakukan sebuah kegiatan yang bisa
menaingkatkan nilai (added value) dan keunggulan dari kondisi saat ini. Cara-cara yang bisa
dilakukan antara lain dengan cara menciptakan pengembangan yang berbeda dari produk atau
jasa yang sudah ada di pasar saat ini, atau menciptakan produk atau jasa yang sekiranya dapat
menciptakan potensi pasar yang baru (Datta, et.al,2011 dalam (Dhewanto et al., 2015).
Pengertian Inovasi
Menurut Thornhill (2006) dalam Rosli et al. (2013) mendefinisikan inovasi sebagai suatu
proses penciptaan gagasan, pengembangan dari suatu keterbaruan, dan pengenalan suatu produk
baru, proses atau pelayanan kepada masyarakat. Selain itu, Pearce et al. (2013) juga berpendapat
inovasi merupakan komersialisasi awal penemuan dengan menghasilkan dan menjual suatu
produk, jasa, atau proses baru. Menurut Sukmadi (2016), inovasi berarti suatu ide, produk,
informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai, dan praktik-praktik baru yang belum
banyak diketahui, diterima, dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian besar warga
masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat digunakan atau mendorong terjadinya
perubahan-perubahan di segala aspek kehidupan masyarakat.
Jenis-Jenis Inovasi
Roberts et al. (2003) menyatakan inovasi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
radikal dan incremental. Inovasi secara radikal berarti menciptakan produk yang benar-benar
baru, yang umumnya dilakukan dengan adanya dorongan teknologi (technology push),
sedangkan inovasi yang dilakukan secara incremental dilakukan melalui perbaikan atau
menyempurnakan produk yang sudah ada pada waktu sebelumnya, yang biasanya dikaitkan
dengan tarikan pasar (market pull). Pendapat yang sama dikemukakan oleh Pearce et al. (2013),
bahwa jenis inovasi terdiri dari inovasi incremental dan inovasi terobosan. Jenis inovasi
terobosan ini sama dengan inovasi radikal, hanya istilahnya saja yang berbeda.
Sementara itu, Hendro (2011) menerangkan jenis-jenis inovasi terdiri dari inovasi
produk, inovasi pemasaran, inovasi proses, inovasi teknikal, dan inovasi administrasi. Inovasi
produk menjelaskan mengenai produk yakni bagaimana isi produk tersebut, seperti apa rasanya,
kualitasnya, dan yang lainnya. Inovasi produk juga melihat bagaimana kemasan dari produk
tersebut, seperti apa pembungkusnya, tulisan, warna, sistem untuk membuka tutup, bentuknya,
dan lain sebagainya. Selanjutnya, inovasi pemasaran membahas mengenai bagaimana cara
48
seorang pengusaha dalam menjual produknya, seperti bagaimana ia mendistribusikannya,
memasarkannya, mengiklankannya, dan bagaimana cara menciptakan permintaan. Kemudian
selanjutnya adalah inovasi proses. Dapat dilihat dari bagaimana proses pengusaha menciptakan
produk, proses produksi, proses teknologi pengemasannya, riset dan pengembangan,
menciptakan mesin baru, dan lain lain. Inovasi teknikal terdiri dari teknik desain, teknik
pengawasan, dan teknik pengerjaannya. Yang terakhir, inovasi administrasi berisi mengenai
bagaimana seorang pengusaha menyimpan data, membuat dan mengumpulkan data.
Oslo OECD (2005) juga mengidentifikasi dan membedakan empat jenis utama dari
inovasi, yaitu : produk, proses, pemasaran, dan organisasi. Dimana inovasi pada produk dan
proses terkait erat dengan inovasi teknologi. Sementara cakupan inovasi pada pemasaran dan
organisasi lebih luas lagi, berhubungan dengan berbagai inovasi yang tidak berbasis teknologi.
Gambar 4.1 memperlihatkan struktur ke empat jenis inovasi tersebut
Strategi Inovasi
Hittmár et al. (2014) mendefinisikan strategi inovasi sebagai suatu alat dasar yang menentukan
arah inovasi bisnis berdasarkan strategi bisnis dan tujuan strategis. Kazinguvu (2016)
berpendapat bahwa inovasi strategis adalah ciptaan dari strategi pertumbuhan, teknologi baru,
pelayanan baru, cara baru dalam melakukan sesuatu atau suatu bisnis model yang merubah
permainan dan menghasilkan nilai baru yang signifikan untuk konsumen, dan pelanggan.
Strategi inovasi dibutuhkan dalam UMKM karena dalam banyak industri, akan semakin berisiko
jika perusahaan tidak berinovasi. Baik konsumen maupun industri telah mengalami perubahan
49
dan perbaikan berkala terhadap produk yang ditawarkan. Akibatnya, beberapa perusahaan
merasa beruntung bisa melakukan inovasi strategi (Kazinguvu, 2016). Strategi inovasi juga
membantu bisnis menemukan tantangan baru bagi perkembangan dan pertumbuhan mereka.
Strategi inovasi merupakan konsep manajemen, terdiri dari banyak kegiatan internal dan
eksternal yang meningkatkan potensi inovasi bisnis. Hal ini diperlukan untuk menekankan
pentingnya dan peranan yang mempengaruhi pembentukan strategi inovasi. Peranan tersebut
berasal dari karyawan bisnis, manajer, dan juga pelanggan (Hittmár et al., 2014).
Faktor Pendukung Keberhasilan Inovasi
Quinn dalam Hendro (2011) menjelaskan faktor-faktor pendukung untuk tercapainya
keberhasilan penerapan kemampuan inovatif yang pertama adalah harus berorientasi pasar.
Banyak inovasi yang dilakukan hanya sekedar memecahkan masalah kreatif tetapi tidak bersifat
dan mempunyai keunggulan bersaing di pasar. Hubungan inovasi dengan pasar yang didalamnya
ada 5C, yaitu Competitior (pesaing), Competition (persaingan), Change of Competition
(perubahan persaingan), Change Driver (penentu arah perubahan), dan Customer Behavior
(perilaku konsumen). Selanjutnya adalah mampu meningkatkan nilai tambah perusahaan.
Adanya nilai tambah (value added) bisa menjadi pendongkrak pertumbuhan dan perkembangan
perusahaan.Faktor lainnya adalah memiliki unsur efisiensi dan efektivitas. Tanpa 2E yaitu faktor
efisiensi dan faktor efektivitas dari sebuah inovasi yang ditemukan maka inovasi tersebut tidak
mempunyai arti atau dampak yang berarti bagi kemajuan perusahaan. Faktor yang lain adalah
harus sejalan dengan visi dan misi perusahaan. Inovasi harus sejalan dengan visi dan misi
perusahaan agar tidak menyimpang dari arah pertumbuhan usaha. Lalu yang terakhir adalah
perusahaan harus bisa meningkatkan inovasi terus menerus. Inovasi harus bisa diinovasikan lagi
sehingga terjadi inovasi yang berkelanjutan hingga menumbuhkan perusahaan menjadi lebih baik
dan lebih berkembang.
Pada banyak industri, berhenti melakukan inovasi menjadi semakin beresiko. Alasan
utama yg melandasi strategi utama inovasi ini adalah menciptakan siklus hidup produk yg baru
sehingga membuat produk yg sudah ada usang. Dengan demikian, strategi ini berbeda dengan
strategi pengembangan produk yg memperluas siklus hidup dari produk yg telah ada.
Misalnya saja intel, pemimpin dlm industri semikonduktor, melakukan ekspansi
melakukan penekanan strategi pada inovasi.. Perusahaan ini merupakan perancang dan produsen
50
komponen semikonduktor dan komputer terkait, sistem mikrokomputer dan piranti lunak.
Mikroprossor pentium dari intel memberikan kemampuan mainframe pd komputer saja.
51
Kerugian Integrasi horizontal
1. Perubahan Budaya: perusahaan yang berusaha mengubah dari struktur vertikal ke
horizontal mungkin menghadapi tantangan, karena manajer dan personil lain perlu
menyesuaikan diri dengan sistem yang kurang otoriter dengan hubungan sejenis.
2. Harga Monopoli: Jika entitas baru sekarang mengendalikan sebagian besar tahap tertentu
dalam rantai pasokan, Maka hal tersebut dapat membebankan biaya apapun yang
diinginkan. Kerugian ini adalah untuk konsumen, bukan perusahaan itu sendiri.
Dari uraian diatas Integrasi Horizontal adalah Mendapatkan kepemilikan atau
meningkatkan kontrol atas pesaing (competitor).
Strategi ini digunakan ketika :
a. perusahaan dapat menjadi monopolistik di suatu daerah tanpa melanggar
peraturan pemerintah.
b. perusahaan bersaing di industri yang sedang berkembang.
c. dapat meningkatkan skala ekonomi untuk mendukung keuntungan bersaing.
d. memiliki modal dan sumber daya manusia yang cukup untuk melakukan ekspansi.
Contoh : Indofood membeli atau menguasai Supermi dan Sarimi yang menjadi pesaing bagi
produk indofood yaitu indomie
52
b. Ketika ketersediaan distributor yang berkualitas begitu terbatas untuk
menawarkankeunggulan kompetitif bagi perusahaan-perusahaan yang melakukan
integrasi ke depan
c. Ketika sebuah organisasi berkompetisi di industri yang tengah tumbuh dan
diharapkanakan terus berkembang pesat ;
d. Ketika sebuah organisasi memiliki baik modal maupun sumber daya manusia
yangdibutuhkan untuk mengelola bisnis baru pendistribusian produk-produknya sendiri
e. Ketika keuntungan dari produksi yang stabil sangat tinggi
f. Ketika distributor atau peritel yang ada saat ini memiliki margin laba yang tinggi
Sebagai contoh dari Integrasiini adalah: ,Group H.M. Sampoerna mendirikan alfamart
Integrasi mundur adalah bentuk integrasi vertikal di mana perusahaan memperluas perannya
untuk memenuhi tugas-tugas yang sebelumnya diselesaikan oleh bisnis di sepanjang rantai
pasokan. Dengan kata lain, integrasi mundur adalah ketika sebuah perusahaan membeli
perusahaan lain yang memasok produk atau layanan yang dibutuhkan untuk produksi. Misalnya,
perusahaan mungkin membeli pemasok persediaan atau bahan mentah mereka. Perusahaan
sering kali menyelesaikan integrasi mundur dengan mengakuisisi atau menggabungkan dengan
bisnis lain ini, tetapi mereka juga dapat mendirikan anak perusahaan mereka sendiri untuk
menyelesaikan tugas tersebut. Integrasi vertikal lengkap terjadi ketika perusahaan memiliki
setiap tahap proses produksi, dari bahan mentah hingga barang / jasa jadi.
Poin Penting
Integrasi mundur adalah ketika perusahaan memperluas perannya untuk memenuhi tugas-
tugas yang sebelumnya diselesaikan oleh bisnis di sepanjang rantai pasokan.
Integrasi mundur sering melibatkan pembelian atau penggabungan dengan perusahaan lain
yang memasok produknya.
Perusahaan mengejar integrasi ke belakang ketika diharapkan menghasilkan peningkatan
efisiensi dan penghematan biaya.
Integrasi mundur dapat menjadi padat modal, yang berarti sering kali memerlukan sejumlah
besar uang untuk membeli sebagian dari rantai pasokan.
53
Memahami Integrasi ke belakang
Perusahaan sering menggunakan integrasi sebagai cara untuk mengambil alih sebagian
dari rantai pasokan perusahaan. Rantai pasokan adalah sekelompok individu, organisasi, sumber
daya, aktivitas, dan teknologi yang terlibat dalam pembuatan dan penjualan produk. Rantai
pasokan dimulai dengan pengiriman bahan mentah dari pemasok ke produsen dan diakhiri
dengan penjualan produk akhir ke konsumen akhir.
Integrasi mundur adalah strategi yang menggunakan integrasi vertikal untuk
meningkatkan efisiensi. Integrasi vertikal adalah ketika sebuah perusahaan mencakup beberapa
segmen rantai pasokan dengan tujuan mengendalikan sebagian, atau semua, proses
produksinya. Integrasi vertikal dapat mengarahkan perusahaan untuk mengontrol distributor
yang mengirimkan produk mereka, lokasi ritel yang menjual produk mereka, atau dalam kasus
integrasi ke belakang, pemasok inventaris dan bahan baku mereka. Singkatnya, integrasi mundur
terjadi ketika sebuah perusahaan memulai integrasi vertikal dengan bergerak mundur dalam
rantai pasokan industrinya.
Contoh integrasi mundur mungkin toko roti yang membeli pengolah gandum atau
pertanian gandum. sehingga memotong perantara, dan menghambat persaingan. Contoh lain :
Grup Salim mendirikan pabrik tepung bogasari
Keuntungan Integrasi ke belakang
Perusahaan mengejar integrasi ke belakang ketika diharapkan menghasilkan peningkatan
efisiensi dan penghematan biaya. Misalnya, integrasi ke belakang dapat memotong biaya
transportasi, meningkatkan margin keuntungan, dan membuat perusahaan lebih kompetitif. Biaya
dapat dikontrol secara signifikan mulai dari produksi hingga proses distribusi. Bisnis juga dapat
memperoleh lebih banyak kendali atas rantai nilai mereka , meningkatkan efisiensi, dan
mendapatkan akses langsung ke bahan yang mereka butuhkan. Selain itu, mereka dapat
menjauhkan pesaing dengan mendapatkan akses ke pasar dan sumber daya tertentu, termasuk
teknologi atau paten.
Kekurangan Integrasi ke belakang
Integrasi mundur dapat menjadi padat modal, yang berarti sering kali memerlukan sejumlah
besar uang untuk membeli sebagian dari rantai pasokan. Jika perusahaan perlu membeli pemasok
atau fasilitas produksi, mungkin perlu mengambil hutang dalam jumlah besar untuk
menyelesaikan integrasi ke belakang. Meskipun perusahaan mungkin menyadari penghematan
54
biaya, biaya tambahan hutang dapat mengurangi penghematan biaya. Selain itu, tambahan
hutang ke neraca perusahaan dapat mencegah mereka mendapatkan persetujuan fasilitas kredit
tambahan dari bank mereka di masa depan.
Dalam beberapa kasus, akan lebih efisien dan hemat biaya bagi perusahaan untuk mengandalkan
distributor dan pemasok independen. Integrasi ke belakang tidak diinginkan jika pemasok dapat
mencapai skala ekonomi yang lebih besar – yang berarti biaya yang lebih rendah karena jumlah
unit yang diproduksi meningkat. Terkadang, pemasok mungkin dapat menyediakan barang input
dengan biaya lebih rendah dibandingkan produsen seandainya ia menjadi pemasok sekaligus
produsen.
Perusahaan yang terlibat dalam integrasi mundur mungkin menjadi terlalu besar dan sulit untuk
dikelola. Akibatnya, perusahaan mungkin menyimpang dari kekuatan inti mereka atau apa yang
membuat perusahaan begitu menguntungkan.
Contoh Integrasi Mundur di Dunia Nyata
Banyak perusahaan besar dan konglomerat melakukan integrasi ke belakang, termasuk
Amazon.com Inc. Amazon mulai sebagai pengecer buku online pada tahun 1995, mendapatkan
buku dari penerbit. Pada tahun 2009, ia membuka divisi penerbitan khusus, memperoleh hak atas
judul lama dan baru. Sekarang memiliki beberapa jejak.
Meskipun masih menjual buku yang diproduksi oleh orang lain, upaya penerbitannya
sendiri telah meningkatkan keuntungan dengan menarik konsumen ke produknya sendiri,
membantu mengontrol distribusi pada platform Kindle-nya, dan memberinya pengaruh atas
penerbit lain. Singkatnya, Amazon menggunakan integrasi ke belakang untuk mengembangkan
bisnisnya dan menjadi pengecer buku dan penerbit buku.
55
akuisisi atau mendirikan lini bisnis baru yang terkait erat dengan bisnis inti. Strategi konsentris
juga akan membuka peluang untuk masuk ke satu atau lebih pasar baru dari produk, jasa dan
benefit yang terbentuk melalui strategi diversifikasi konsentris.
Strategi diversifikasi konsentris (terkait) mendorong peningkatan nilai pemegang saham.
Bisnis menerapkan strategi diversifikasi terkait untuk mencapai "sinergi." Perusahaan mencapai
"sinergi," yang terjadi ketika bisnis berkinerja lebih baik secara keseluruhan daripada jumlah
bagian mereka, melalui berbagi sumber daya, menggabungkan operasi, dan mentransfer
pengetahuan.
Karena semua bisnis memiliki arah tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi
pemiliknya. bisnis biasanya melakukan diversifikasi untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi
pemilik dan investor. Selain itu , perusahaan yang produk dan jasanya terdiversifikasi terkait
dengan core business maka akan lebih bersaing, meningkatkan market share melalui produk-
produk barunya.
56
Implementasi Strategi Diversifikasi Konsentris.
Gambar 4.2 Kerangka Strategi Induk, posisi rapid growth market ideal untuk strategi
diversifikasi konsenteris.
57
Contoh strategi diversifikasi konsentris seperti Coca-cola yang membeli Ades dari
Unilever. Ades merupakan produk minuman air mineral dalam kemasan (non soda). Coca-cola
dan Ades masih dalam satu industri yang sama yakni FMCG minuman langsung, namun berbeda
dalam target pasar.
Strategy diversifikasi konsentris dilakukan dengan cara mengakuisisi, membeli lini bisnis (SBU
berikut brand), merger dan partnership. Bisnis dikatakan terkait ketika rantai nilai mereka
memiliki kecocokan strategis lintas bisnis yang bernilai kompetitif. Sebagian besar perusahaan
menyukai strategi diversifikasi terkait untuk memanfaatkan sinergi sebagai berikut:
a. Mentransfer keahlian bernilai kompetitif, pengetahuan teknologi, atau kemampuan lainnya
dari satu bisnis ke bisnis lainnya yang operasionalnya masih terkait.
b. Menggabungkan kegiatan terkait dari bisnis yang terpisah menjadi satu operasi untuk
mencapai biaya lebih rendah
c. Memanfaatkan penggunaan umum dari nama merek terkenal
d. Kolaborasi lintas bisnis untuk menciptakan kekuatan sumber daya yang berharga dan
kompetitif kemampuan.
Strategi ini digunakan ketika :
1. Bersaing di suatu industri yang tidak tumbuh atau pertumbuhannya lambat.
2. produk yang ada telah mengalami tahap penurunan.
3. produk yang baru dapat di tawarkan dengan harga yang lebih kompetitif dan dapat
4. meningkatkan penjualan produk yang sudah ada.
58
5. produk yang baru memiliki tingkat penjualan musiman sehingga dapat menutup kerugian
pada saat produk yang ada memasuki musim penurunan.
59
Peraturan DMO sektor tambang batu bara yang mengatur konsumsi batu bara, BPJS Kesehatan
yang berdampak pada arus kas sektor jasa kesehatan.
Perubahan teknologi seperti penyedia jasa transportasi online yang berdampak langsung
kepada sektor transportasi. Sektor properti penyedia ruang commercial area/kios di pasar
tradisional milik pemerintah yang sudah mulai tergerus oleh kehadiran e-commerce, pedagang
tidak perlu lagi berdagang di toko secara fisik karena dapat berjualan melalui aplikasi e-
commerce, sehingga permintaan ruang commercial atau kios menurun.
Strategi diversifikasi konglomerasi akibat persaingan merupakan strategi antisipasi
perusahaan yang sumber daya internal lini bisnis tidak unggul dalam persaingan. Melalui
strategi ini, perusahaan akan menginvestasikan sumber daya ke lini bisnis lain yang lebih
menarik sambil tetap mengelola lini bisnis eksisting yang sudah sulit bersaing untuk
mengenerate cash flow.
Apabila kondisi core business sedang menurun (akibat persaingan, dll) atau iklim
ekonomi tidak baik untuk industri core business maka holding group masih memiliki lini bisnis
dari industri lain yang tidak ada kaitannya dengan core business. Menemukan peluang investasi
yang menarik mengharuskan perusahaan untuk mempertimbangkan alternatif dalam jenis bisnis
lain.
Strategi diversifikasi untuk mendiversifikasi resiko perlu pengkajian secara konsolidasi
apakah feasible atau layak? Seberapa besar kontribusi pembiayaan investasi dari bank dapat
meleverage nilai perusahaan di masa yang akan datang? Apakah dapat memberikan cash flow
operasional yang baik secara konsolidasi bagi perusahaan? Bagaimana rencana bisnis lini bisnis
eksisting dan baru kedepannya? Berapa lama masa waktu proyeksi usaha? dsb. Jika pengkajian
tidak menghasilkan kesimpulan yang baik maka alternatif lainnya adalah strategi divestasi dan
rentechment untuk mengurangi kerugian, mengurangi biaya dan mensharing resiko serta
pengelolaan perusahaan.
60
rangka menghindari resiko industri namun lebih kepada meningkatkan keuntungan jangka
panjang.
Menciptakan Alternatif Peluang Dari Berbagai Lini Bisnis.
Strategi diversifikasi konglomerasi dengan banyak lini bisnis akan lebih memilih
memanfaatkan portofolio bisnis yang mampu memberikan kinerja keuangan yang sangat baik di
industri masing-masing (resiko industri yang lebih baik dan lebih berpotensi), daripada berupaya
memanfaatkan kapitalisasi strategis rantai nilai di antara bisnis.
Perusahaan yang menggunakan diversifikasi tidak terkait terus mencari perusahaan yang
dapat diperoleh melalui kesepakatan dengan potensi pengembalian investasi yang tinggi.
Mengejar diversifikasi yang tidak terkait memerlukan perburuan untuk mengakuisisi perusahaan
yang asetnya dinilai rendah, perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan, atau perusahaan
yang memiliki prospek pertumbuhan tinggi tetapi kekurangan modal investasi.
Contoh Perusahaan Konglomerasi.
Lippo Group, Rothschild & Co, MNC Group, Alibaba dan CT Corp adalah beberapa
perusahaan yang menerapkan strategi konglomerasi. Rothschild & Co bergerak dalam sektor
financial services (bank dan investasi), sedangkan Lippo Group dan CT Corp dibentuk menjadi
holding beberapa perusahaan yang bergerak dalam sektor industri yang berbeda.
61
d. Mempunyai modal dan kemampuan manajemen yang dibutuhkan dalam bersaing di industri
baru.
62
membuat sistem yang tepat, organisasi dapat mengurangi sejumlah besar biaya untuk jangka
waktu yang panjang.
2. Tingkatkan Keterampilan Negosiasi Anda
Salah satu biaya operasional yang tinggi disebabkan karena pemasok mengenakan biaya
yang terlalu tinggi untuk bahan baku yang dibutuhkan. Ini biasanya terjadi karena kurangnya
hubungan yang baik antara perusahaan dengan pemasok. Kita harus menetapkan persyaratan
pembayaran yang lebih baik dengan pemasok dan menegosiasikan harga yang disepakati
bersama.
Tapi jangan sampai ini melibatkan kompromi pada kualitas bahan baku. Kepercayaan
dari vendor menjadi hal yang penting untuk dibangun bersama. Jika pemasok anda melihat
hubungan usaha sebagai suatu hal yang menguntungkan, mereka mungkin akan menurunkan
biaya. Kita harus meyakinkan mereka untuk mempertimbangkan hubungan jangka panjang yang
akan terbangun. Persyaratan pembayaran yang lebih baik akan membantu cash flow perusahaan
anda dan meningkatkan profitabilitas bisnis anda secara keseluruhan.
3. Kelola Biaya Bahan Bakar dan Perjalanan
Tidak dipungkiri, biaya perjalanan bisnis menjadi salah satu faktor naiknya biaya
operasional. Sehingga kita harus dapat mengurangi pengeluaran yang tidak perlu terkait
perjalanan bisnis. Misalnya memesan tiket pesawat dari jauh-jauh hari, sehingga anda akan
mendapatkan harga yang lebih murah. Pemesanan tiket di menit-menit terakhir secara otomatis
akan mengakibatkan kenaikan harga.
Kita juga harus mempertimbangkan apakah anda perlu bepergian atau tidak. Dengan kondisi
pandemic seperti ini, virtual meeting menjadi salah satu alternatif untuk tetap menjalin relasi
dengan client anda. Ini dapat membantu menghemat waktu dan uang Anda dan merupakan cara
yang efektif untuk mengurangi biaya Anda.
4. Pertimbangkan Berinvestasi dalam Solusi Teknologi
Mungkin cost reduction dengan investasi menjadi hal yang sangat berlawanan. Namun
dengan berinvestasi dalam teknologi menjadi satu hal yang harus anda pertimbangkan. Biaya
yang harus dikeluarkan memang tidaklah murah, tetapi penggunaan solusi teknologi modern
dapat meningkatkan efisiensi operasi perusahaan anda. Hal ini pada akhirnya dapat menurunkan
biaya operasional dan membantu anda menghasilkan lebih banyak output.
63
Strategi pengurangan biaya ini sangat efektif dalam jangka panjang. Contohnya penggunaan
cloud computing. Kita dapat mengakses lebih banyak bandwidth dan penyimpanan tanpa harus
membeli server yang mahal
Strategi ini digunakan ketika :
a. Mempunyai kemampuan tertentu tetapi selalu gagal memenuhi tujuan dan sasaran.
b. Perusahaan merupakan salah satu pesaing yang paling lemah didalam industri.
c. Mengalami ketidakefisienan, moral karyawan yang buruk, keuntungan yang rendah dan
mendapat tekanan dari pemebgang saham untuk memperbaiki diri.
d. Perusahaan tumbuh menjadi besar dengan sangat cepat hingga memerlukan reorganisasi
internal.
Contoh : Bank Rakyat Indonesia melakukan “ Golden Shake Hand” atau pengurangan karyawan
agar biaya dapat berkurang.
64
yang merugikan sebaiknya ditutupkarena bidang usaha seperti ini tergolong divestasi
(divestment).
4) Strategi Bankruptcy. Strategi Bankruptcy (pailit) dapat membantu perusahaan
menghindar dari tanggung jawab atas hutang-hutang dan juga dapat menyatakan tidak
berlakunya kontrak-kontrak yang telah disetujuai.
5) Strategi Liquidation. Strategi terakhir yang dapat dilakukan oleh manajemen karena
perusahaan sudah relatif tidak mempunyai prospek lagi. Prinsipnya, lebih baik melakukan
likuidasi secepatnya daripada menunggu kebangkrutan, karena bagi pemegang saham, harga
saham likuidasi jauh lebih baik daripada saham perusahaan yang telah dinyatakan bangkrut.
Strategi ini digunakan ketika :
a. Perusahaan telah memakai strategi pengurangan, tetapi tidak ada perbaikan.
b. sebuah divisi memerlukan lebih banyak sumber daya untuk bersaing.
c. Sejumlah besar dana diperlukan secara mendesak sedangkan dana tidak diperoleh dari sumber-
sumber lain.
d. Suatu divisi bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Contoh : Perusahaan Coca – Cola menjual salah satu bisnis unitnya (Persh.Film Columbia
Picture) kepada Sony
65
Likuidasi Wajib
Likuidasi wajib dilakukan saat pembubaran sebuah perseroan yang mana pembubaran ini
bukan untuk peleburan dan penggabungan perseroan. Dengan likuidasi wajib, perseroan yang
telah dibubarkan tidak dapat melakukan perbuatan hukum kecuali diperlukan untuk proses
likuidasi.
Likuidasi wajib bisa dilakukan jika pihak-pihak yang memiliki hak atas perusahaan
melakukan petisi pembubaran perusahaan ke pengadilan. Dengan adanya petisi tersebut maka
proses likuidasi wajib bisa dilakukan. Pihak-pihak tersebut adalah perusahaan itu sendiri,
kreditor, pemegang saham, sekretaris negara atau yang setara, dan penerima resmi.
Contohnya, jika sebuah perusahaan sudah tidak mampu menyelesaikan beban hutang dalam
jangka pendek maupun jangka panjang, maka pihak-pihak yang berwenang dalam perusahaan
berhak mengajukan petisi untuk perusahaan agar melakukan likuidasi.
Likuidasi Sukarela
Likuidasi sukarela berbeda dengan likuidasi wajib. Likuidasi sukarela dilakukan secara
sukarela dan setiap pihak sepakat untuk melakukan likuidasi. Paling tidak sebesar 75%
pemegang saham perusahaan harus menyetujui likuidasi agar proses likuidasi sukarela bisa
dilakukan dengan lancar.
Keputusan likuidasi juga harus disetujui oleh dewan perusahaan. Di dalam struktur
dewan perusahaan terdapat campur tangan direktur perusahaan dan pemegang saham yang
menentukan apakah likuidasi sukarela perlu dilakukan atau tidak.
Misalnya, ketika perusahaan mengakhiri usahanya karena dianggap tak mampu lagi
bersaing dengan kompetitor atau pasar beralih, maka likuidasi sukarela bisa menjadi pilihan
sebelum perusahaan mengalami kerugian yang lebih besar.
Likuidasi Sementara
Pengertian likuidasi sementara adalah aktivitas yang dilakukan saat perusahaan sedang
dalam kondisi melakukan pelanggaran-pelanggaran dan aset milik perusahaan terancam.
Likuidasi sementara adalah pilihan yang diambil sampai waktu yang ditentukan untuk
perusahaan kembali lagi.
Likuidator sementara akan ditunjuk untuk mempertahankan status quo sampai menunggu
keputusan dari sidang petisi. Tugas dari likuidator sementara adalah mempertahankan aset
66
perusahaan agar tetap aman hingga keputusan diambil. Likuidator sementara dilarang
mendistribusikan aset perusahaan kepada kreditor.
Contohnya, saat perusahaan mengalami masalah yang berkaitan dengan pelanggaran
hukum meskipun perusahaan tersebut masih bisa berjalan dan mampu menyelesaikan tanggung
jawabnya. Maka pilihan likuidasi sementara bisa dilakukan untuk menyelamatkan aset
perusahaan agar tidak hilang.
67
BAB 5
PERTANGGUNGJAWABAN
SOSIAL PERUSAHAAN
68
BAB V
PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL PERUSAHAAN
A. PENGERTIAN
Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) dapat
didefinisikan sebagai bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan eksternal perusahaan
melalui berbagai kegiatan yang dilakukan dalam rangka penjagaan lingkungan, norma
masyarakat, partisipasi pembangunan, serta berbagai bentuk tanggung jawab sosial lainnya
Selain definisi diatas masih ada definisi lain mengenai CSR yakni Komitmen perusahaan
dalam pengembangan ekonomi yang berkesinambungan dalam kaitannya dengan karyawan
beserta keluarganya, masyarakat sekitar dan masyarakat luas pada umumnya, dengan tujuan
peningkatan kualitas hidup mereka (WBCSD, 2002).
Sedangkan menurut Commission of The European Communities, 2001, mendefinisikan
CSR sebagai aktifitas yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan untuk
mengintegrasikan penekanan pada bidang sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka
dan interaksi dengan stakeholder .
Tabel 5.1
69
Alasan Perusahaan Melakukan CSR ?
2. Moralitas : Perusahaan harus bertanggung jawab kepada banyak pihak yang
berkepentingan terutama terkait dengan nilai-nilai moral dan keagamaan yang dianggap
baik oleh masyarakat. Hal tersebut bersifat tanpa mengharapkan balas jasa.
3. Pemurnian Kepentingan Sendiri : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap pihak-
pihak yang berkepentingan karena pertimbangan kompensasi. Perusahaan berharap akan
dihargai karena tindakan tanggung jawab mereka baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
4. Teori Investasi : Perusahaan harus bertanggung jawab terhadap stakeholder karena
tindakan yang dilakukan akan mencerminkan kinerja keuangan perusahaan.
70
2. Manfaat bagi Masyarakat
Selain kepentingan masyarakat terakomodasi, hubungan masyarakat dengan perusahaan
akan lebih erat dalam situasi win-win solution.
3. Manfaat bagi Pemerintah
Dalam hal ini pemerintah merasa memiliki partner dalam menjalankan misi sosial dari
pemerintah dalam hal tanggung jawab social
71
2. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang
pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran.
3. Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Yang dimaksud dengan “dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan” adalah dikenai segala bentuk sanksi yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan yang terkait.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan diatur dengan
Peraturan Pemerintah.
D. PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL KORPORAT DAN ETIKA BISNIS
Hal-hal penting yang harus diperhatikan:
• Memahami arti penting pendekatan stakeholder pada pertanggungjawaban sosial.
• Menjelaskan kisaran pertanggungjawaban sosial dan efek bermacam-macam opsi terhdap
laba perusahaan.
• Menguraikan sebuah audit sosial dan menjelaskan arti pentingnya.
• Membandingkan keuntungan-keuntungan berbagai pendekatan sosial kolaboratif dengan
pendekatan-pendekatan alternatif pada CSR.
• Menjelaskan lima prinsip inisiatif sosial kolaboratif.
• Membandingkan nilai-nilai kebaikan pendekatan-pendekatan berbeda pada etika bisnis.
• Menjelaskan relevansi etika bisnis pada praktek manajemen strategis.
E. PENDEKATAN STAKEHOLDER PADA PERTANGGUNGJAWABAN SOSIAL
Pendekatan stakeholder pada Pertanggungjawaban sosial korporat merupakan misi
bahwa sebuah bisnis mempunyai suatu kewajiban untuk melayani masyarakat pada umumnya
dan juga kepentingan-kepentingan finansial para pemegang sahamnya, maka dari itu langkah-
langkah yang perlu diambil perusahaan untuk melibatkan kepentingan-kepentingan kelompok
kedalam pernyataan misi perusahaan adalah:
1. Pengenalan Para stakeholder →Manajer-manajer strategis harus mengenali semua kelompok
stakeholder dan membobot hak-hak dan kemampuan masing-masing mereka untuk
mempengaruhi keberhasilan perusahaan.
72
2. Pemahaman →Para pengambil keputusan strategis harus memahami permintaan-permintaan
khusus masing-masing kelompok
Tipe-tipe Pertanggungjawaban
Empat (4) tipe komitmen sosial untuk lebih memahami hakekat dan kisaran pertanggungjawaban
sosial untuk apa mereka merencanakan:
1. Pertanggungjawaban sosial → sebagai satu-satunya pertanggungjawaban sosial sah
daripada bisnis.
2. Pertanggungjawaban hukum → mencerminkan kewajiban-kewajiban perusahaan untuk
mematuhi undang-undang yang mengatur aktivitas-aktivitas bisnis.
3. Pertanggungjawaban etika → mencerminkan pandangan perusahaan tentang perilaku
bisnis yang tepat dan benar, serta merupakan kewajiban-kewajiban yang melebihi
ketentuan-ketentuan hukum.
4. Pertanggungjawaban diskresional → merupakan pertanggungjawaban yang diasumsikan
secara sukarela oleh sebuah organisasi bisnis, yang meliputi aktivitas hubungan
masyarakat, kewarganegaraan yang baik dan pertanggungjawaban sosial korporat penuh.
Pertanggungjawaban sosial korporat dan laba
Tujuan setiap perusahaan memelihara kelangsungan hidup melalui laba jangka panjang,
tetapi sampai semua biaya dan manfaat dicapai, laba bisa jadi tidak diklaim. Pada kasus
pertanggungjawaban sosial korporat, biaya-biaya dan manfaat-manfaat adalah ekonomis dan
sosial. Sementara biaya-biaya dan manfaat-manfaat ekonomis dapat dihitung dengan mudah,
biaya-biaya dan manfaat sosial tidak.
Dengan demikian para menajer beresiko mensubordinasi konsekuensi-konsekuensi sosial menuju
kinerja lain yang dapat diukur lebih langsung.
Audit Sosial
1. Audit Sosial → untuk mengukur kinerja sosial aktual sebuah perusahaan terhadap
sasaran-sasaran sosial yang telah ditetapkan olehnya sendiri. Sebuah audit sosial bisa
dilaksanakan oleh perusahaan itu sendiri, tetapi audit sosial yang dilaksanakan oleh
seorang konsultan luar yang akan mengenakan bias-bias minimal terbukti bisa lebih
menguntungkan bagi perusahaan. Menyangkut sebuah audit sosial seorang auditor luar
membawa kredibilitas kepada evaluasinya.
73
2. Audit Sosial → bisa juga digunakan lebih dari sekedar monitoring dan pengevaluasian
terhadap kinerja sosial perusahaan.
Etika Manajemen
1. Terminologi etika mengacu pada prinsip-prinsip moral yang mencerminkan keyakinan-
keyakinan masyarakat tentang tindakan-tindakan seseorang individu atau sebuah
kelompok yang adalah benar dan salah.
2. Standar-standar etika tidak mencerminkan sebuah peraturan atau kode yang diterima
secara universal, tetapi akhirnya produk akhir sebuah proses pendefinisian dan
pengklarfikasian hakekat dan muatan interaksi manusia.
Memenuhi Pertanggungjawaban sosial korporat
Pertanggungjawaban sosial korporat menjadi sebuah bagian vital daripada percakapan bisnis.
Tantangannya adalah bagaimana sebaiknya mencapai manfaat sosial maksimum dari sejumlah
sumberdaya tertentu yang tersedia bagi proyek-proyek sosial.
Keuntungan-keuntungan Kolektif inisiatif-inisiatif sosial Kolaboratif
a. Masing-masing mitra memperoleh manfaat ketika mitra lainnya membawa sumberdaya,
kapabilitas-kapabilitas atau aset-aset lain yang tidak dapat dengan mudah diperoleh sendiri.
b. Kapabilitas-kapabilitas kombinatif memperkenankan perusahaan memperoleh dan
mensitesa sumbardaya dan membangun aplikasi-aplikasi baru dari sumberdaya itu, yang
menciptakan respon-respon inovatif terhadap lingkungan-lingkungan yang berkembang
pesat.
Ada lima prinsip yg vital bagi CSR yg sukses antara lain:
1. Kenali sebuah misi jangka panjang yang bertahan lama Perusahaan memberikan
kontribusi sosial paling besar ketika mereka mengenali sebuah tantangan kebijakan
penting, bertahan lama dan mereka berpartisipasi dalam solusinya dalam jangka panjang.
2. Kontribusi What We DO → Perusahaan memaksimalkan manfaat berbagai kontribusi
korporat mereka ketika mereka mengungkit kapabilitas inti dan mengkontribusikan
produk-prodik dan jasa yang didasarkan pada kepakaran yang digunakan didalamnya.
3. Kontribusikan layanan-layanan khusus pada sebuah proyek berskala besar → Kalangan
perusahaan mempunyai dampak sosial paling besra ketika mereka memberikan
kontribusikontribusi khusus kepada upaya-upaya koopertaif berskala besra.
74
4. Bobotkan pengaruh pemerintah → Dukungan pemerintah untuk partisipasi korporat
didalam CSR atau paling tidak keinginannya untuk menghilangkan rintangan-rintangan
dapat mempunyai sebuah pengaruh positif penting.
5. Susun dan nilai total paket manfaat-manfaat → Perusahaan akan memperoleh manfaat
paling besar dari kontribusi sosial mereka ketika mereka mengenakan suatu harga pada
paket total manfaat.
75
BAB 6
BUDAYA ORGANISASI
76
77
BAB 6
BUDAYA ORGANISASI
78
Fisher (2000) Mendefinisikan budaya sebagai”Collective phenomena that embody
people’s responses to the uncertainties and chaos that are inevitable in human
experience’
A pattern of shared basic assumptions that the group learned as it solves its problems of
external adaptationb and internal integration, that has worked well enough to be considered
valid and, there fore, to be taught to new members as the correct way to perceive, think, and feel
in relations to those problems
79
2. Strategi mempengaruhi pemilihan teknologi dan orang-orang yang tepat untuk
pelaksanaan kegiatan2 tersebut dan hal ini selanjutnya mempengaruhi struktur yang
sesuai
3. Strategi menentukan lingkungan spesifikasi dimana organisasi akan beroprasi, ini juga
mempengaruhi struktur.
80
6. Tradisi warisan organisasi yang tercermin dalam nilai ataupun artefak.
81
4. jika jawabannya “ya” jalankan strategi baru tersebut dengan hati-hati dengan
memperkenalkan serangkaian kegiatan perubahan budaya, misalnya modifikasi kecil
terhadap struktur, pelatihan pengembagan SDM,
82
Proses Penciptaan BUDAYA Organisasi
Robbins dan Judge (2008:262), proses pencptaan kultur terjadi dalam tiga cara yaitu:
Pertama, pendiri hanya merekrut dan mempertahankan karyawan yang sepikiran dan
seperasaan dengan mereka
Kedua, mereka melakukan indoktrinasi dan sosialisasi cara pikir dan perilaku mereka
kepada karyawan
Ketiga, perilaku pendiri sendiri bertindak sebagai model peran yang mendorong
karyawan untuk mengidentifikasi diri dan dg demikian menginter-nalsisai keyakinan,
nilai, dan asumsi pendiri tsb.
Upaya Penciptaan Budaya Etis
Robbins dan Judge (2008:262), “yang dapat dilakukan pihak manajemen untuk menciptakan
kultur yang lebih etis.
1. Jadilah model peran yang visibel. Perilaku manajemen puncak dijadikan acuan standar
bagi para kayawan
2. Komunikasikan harapan-harapan yang etis. Kode etik harus menyatakan nilai-nilai utama
organisasi dan berbagai aturan etis yang diharapkan untuk dipatuhi semua karyawan
3. Berikan pelatihan etis, melalui seminar, lokakarya dsb. Secara berkala berikan
penghargaan atas tindakan etis dan beri hukuman atas tindakan tidak etis.
4. Berikan mekanisme perlindungan, sehingga karyawan dapat melaporkan perilaku tidak
etis tanpa rasa takut
Menciptakan BUDAYA Tanggap Pelanggan
Robbins dan Judge (2008:279), menemukan beberapa variabel dalam kultur-kultur yang tanggap
pelanggan.
Pertama adalah jenis karyawan itu sendiri. Organisasi yang berhasil telah merekrut
karyawan yang ramah dan bersahabat.
Kedua adalah tingkat formalisasi yang rendah. Aturan, prosedur dan ketentuan yang
berlaku tidak kaku.
Ketiga adalah penguatan tingkat formalisasi yang rendah melalui pemberdayaan
karyawan untuk memutuskan apa yang perlu dilakukan untuk memuaskan pelanggan.
Keempat adalah keterampilan mendengarkan yang baik.
Kelima adalah kejelasan peran.
83
Tindakan Manajerial
Robbins dan Judge (2008:262), ada beberapa tindakan manajer yang dapat diambil jika ingin
membuat kulturnya lebih tanggap pelanggan.
1. Seleksi.
Merekrut orang-orang yang menunjukan keramahan, antusiasme dan sikap penuh
perhatian.
2. Pelatihan dan sosialisasi.
Tindakan ini untuk membuat karyawan yang sudah ada lebih fokus pada pelanggan.
3. Desain Struktur.
Manajemen membebaskan karyawan utk menyesuaikan perilaku mereka dengan
kebutuhan dan permintaan pelanggan yang senantiasa berubah.
4. Pemberdayaan.
Memberi kebebasan untuk mengambil keputusan terkait dengan kegiatan sehari-hari,
yg memungkinkan karyawan membuat keputusan seketika utk memuaskan pelanggan,
5. Kepemimpinan.
Pemimpin melalui ucapan dan tindakannya memperlihat-kan komitmennya terhadap
kepuasan pelanggan.
6. Evaluasi kinerja.
Kinerja berbasis perilaku yg diukur dari upaya, komitmen, kerja tim, keramahan, dan
kemampuan memecahkan masalah pelanggan ketimbang berdasarkan hasil terukur yg
dicapai.
84
BAB 7
ETIKA BISNIS
85
BAB 7
ETIKA BISNIS
A. PENDAHULUAN
Mengawali pembahasan dalam bab ini, akan ditinjau terlebih dahulu mengenai definisi
atau pengertian Etika dari pendapat beberapa pakar sebagai berikut:
Pendapat Wiley (1995) mengatakan : “Ethics is concerned with moral obligation,
responsibility and social justice.”
Pendapat Harris (1995) mengatakan : “Ethics as ..that which is to do with code of conduct
which clarifies one’s duty toward other human beings, even beyond whai is required by law.”
Pendapat Walton (1977) dan Mauro (1987) mengatakan : “Ethics is A critical analysis of
human acts to determine their rightness or wrongness in terms of two major criteria : truth and
justice.”
Etika menurut dalam kamus webster’s International Dictionary makna yang pertama
adalah : “prinsip tingkah laku yang mengatur individu atau kelompok”.
Sedangkan makna yang kedua : Etika adalah “kajian moralitas”.
Etika menurut Velasquez (2005) merupakan : “ilmu yang mendalami standar moral
perorangan dan standar moral masyarakat.”
“penelaahan standar moral-proses pemeriksaan standar moral orang atau masyarakat untuk
menentukan apakah standar tersebut masuk akal atau tidak untuk diterapkan dalam situasi dan
permasalahan konkret. Tujuan akhir standar moral adalah mengembangkan bangunan standar
moral yang kita rasa masuk akal untuk dianut- standar yang telah kita pertimbangkan dan kita
putuskan secara cermat adalah standar yang benar untuk kita terima dan terapkan pada pilihan-
pilihan yang mengisi hidup kita.”
87
Sebuah paper dengan judul “A longitudinal and contextual analysis of media
representation of business ethics” ditulis oleh R. Barkemeyer, D. Holt, F. Figge dan G.
Napolitano yang dimuat dalam jurnal European Business Review Vol. 22 No. 4 Tahun 2010
telah menyajikan sebuah tabel The Business Ethics timeline.
Perkembangan Iklim etika bisnis dibagi kedalam kurun 1960-an, 1970-an, 1980-an, 1990-
an, dan 2000-an. Begitu halnya juga dengan perkembangan dilema etika bisnis di bagi kedalam
kurun waktu yang sama. Dalam tabel tersebut ditunjukkan bagaimana perubahan iklim etika
bisnis dan dilema etika bisnis dari satu kurun waktu ke kurun waktu yang lainnya. Iklim etika
pada tahun 1960-an adalah kerusuhan sosial, sentimen anti perang. karyawan memiliki hubungan
yang berlawanan dengan manajemen, pergeseran nilai dari loyalitas untuk sebuah perusahaan
untuk setia kepada cita-cita/idealisme, nilai-nilai yang sudah usang/tua dikesampingkan. Dilema
etika bisnis yang dihadapi pada tahun 1960-an adalah masalah lingkungan, peningkatan
ketegangan antara karyawan dengan majikan, dominasi isu- isu hak-hak sipil, kejujuran,
perubahan etos kerja, selain itu dilema etika bisnis adalah masalah mengenai penggunaan
narkoba/obat-obatan meningkat.
Iklim etika bisnis pada tahun 1970-an adalah kontraktor utama industri pertahanan dan
lainnya terlibat skandal, ekonomi mengalami resesi, angka pengangguran meningkat, terdapat
perhatian yang tinggi terhadap lingkungan, Masyarakat mendorong agar bisnis menjadi
akuntabel atas etika bisnis. Dilema etika bisnis yang dihadapi adalah militansi karyawan
(karyawan versus mentalitas manajemen), permukaan hak asasi manusia (kerja paksa, upah di
bawah standar, praktek tidak aman). Beberapa perusahaan memilih untuk menutup-nutupi bukan
menyelesaikan/menyikapi dilema yang ada dengan benar.
88
Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (Bertens, 2000).18 Bertens berpendapat bahwa
arti kata ‘etika’ dalam kamus besar bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan
atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1.
Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut:
a. Nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam
mengatur tingkah lakunya. Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika
agama budha, etika protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika disini bukan
etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisa berfungsi
dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
b. Kumpulan asas atau nilai moral. Yang dimaksud disini adalah kode etik. Contoh : kode
etik jurnalistik dan sebagainya.
c. Ilmu tentang yang baik atau buruk.
Bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang atau jasa kepada konsumen atau
bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara historis kata bisnis dari bahasa Inggris business,
dari kata dasar busy yang berarti ‚sibuk‛ dalam konteks individu, komunitas, ataupun
masyarakat. Dalam artian, sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan
keuntungan.
Di dalam melakukan bisnis, kita wajib untuk memperhatikan etika agar di pandang
sebagai bisnis yang baik. Bisnis beretika adalah bisnis yang mengindahkan serangkaian nilai-
nilai luhur yang bersumber dari hati nurani, empati, dan norma. Bisnis bisa disebut etis apabila
dalam mengelola bisnisnya pengusaha selalu menggunakan nuraninya.
Berikut ini ada beberapa pengertian bisnis menurut para ahli, antara lain dikemukakan
oleh :
a. Allan Afuah (2004). Bisnis adalah suatu kegiatan usaha individu yang terorganisasi
untuk menghasilkan dana menjual barang ataupun jasa agar mendapatkan
keuntungan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat dan ada di dalam industri.
b. T. Chwee (1990). Bisnis merupakan suatu sistem yang memproduksi barang dan jasa
untuk memuaskan kebutuhan masyarakat.
c. Grifin dan Ebert (2000). Bisnis adalah suatu organisasi yang menyediakan barang
atau jasa yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.
89
d. Steinford (1999). Bisnis adalah suatu lembaga yang menghasilkan barang dan jasa
yang dibutuhkan masyarakat.
e. Musselman dan Jackson (1992). Bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang
diorganisir orang-orang yang berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri
yang menyediakan barang atau jasa untuk mempertahankan dan memperbaiki
standard serta kualitas hidup mereka.
f. Boone dan Kurtz (2002:8). Bisnis adalah semua aktivitas yang bertujuan mencari
laba dan perusahaan yang menghasilkan barang serta jasa yang dibutuhkan oleh
sebuah sistem ekonomi.
g. Hughes dan Kapoor dalam Alma (1889:21), Bisnis adalah suatu kegiatan individu
yang terorganisasi untuk menghasilkan dan menjual barang dan jasa guna
mendapatkan keuntungan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat.
Etika bisnis secara sederhana adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang
mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga
masyarakat. Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai
dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan
di masyarakat.
Lingkup area bisnis menurut Urwick dan Hunt berkaitan dengan kegiatan produksi,
konsumsi dan ditribusi.20 Sedangkan menurut Gulick, Luther, and Lyndall Urwick berkaitan
dengan kegiatan produksi, konsumsi dan ditribusi dan profit atau laba yang merupakan dari
tujuan akhir dari korporasi.
Dari kedua pendapat tersebut bahwa bisnis berkaitan dengan tiga hal pokok, yaitu: (1)
Produksi adalah kegiatan yang menciptakan, mengolah, mengupayakan pelayanan, menghasilkan
barang dan jasa, (2) Konsumsi adalah kegiatan menggunakan, memakai, dan menghabiskan
barang dan jasa (3) Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang hasil produksi dari tempat
penghasil barang (produsen) ke tempat pemakai barang (konsumen), (4) profit merupakan hasil
dari kegiatan konsumsi.
Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar
yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan bisnis
seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hokum
90
Pendapat lain menurut Von der Embse dan R.A. Wagley memberikan tiga pendekatan
dasar dalam merumuskan tingkah laku etika bisnis, yaitu :
a. Utilitarian Approach: setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh
karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat
memberi manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak
membahayakan dan dengan biaya serendah-rendahnya.
b. Individual Rights Approach: Setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya
memiliki hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku
tersebut harus dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan
dengan hak orang lain.
c. Justice Approach: para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara
perseorangan ataupun secara kelompok.
91
penjualan maupun nilai perusahaan. Sedangkan korporasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai
etika pada umumnya perusahaan yang memiliki peringkat kepuasan bekerja yang tinggi pula,
terutama apabila korporasi tidak mentolerir tindakan yang tidak etis misalnya diskriminasi dalam
sistem renumerasi atau jenjang karier. Karyawan yang berkualitas adalah aset yang paling
berharga bagi korporasi oleh karena itu semaksimal mungkin harus tetap dipertahankan.
Memang benar, kita tidak bisa berasumsi bahwa pasar atau dunia bisnis dipenuhi oleh orang-
orang jujur, berhati mulia dan bebas dari akal bulus serta kecurangan atau manipulasi. Tetapi
sungguh, tidak ada gunanya berbisnis dengan mengabaikan etika dan aspek spiritual. Biarlah
pemerintah melakukan pengawasan, biarlah masyarakat memberikan penilaian, dan sistem pasar
(dan sistem Tuhan tentunya) akan bekerja dengan sendirinya. Etika pada dasarnya adalah standar
atau moral yang menyangkut benarsalah, baik-buruk. Dalam kerangka konsep etika bisnis
terdapat pengertian tentang etika perusahaan, etika kerja dan etika perorangan, yang menyangkut
hubungan-hubungan sosial antara korporasi, karyawan dan lingkungannya. Etika korporasi
menyangkut hubungan korporasi dan karyawan sebagai satu kesatuan dengan lingkungannya
(misalnya dengan korporasi lain atau masyarakat setempat). Etika kerja terkait antara korporasi
dengan karyawannya. Dan etika perorangan mengatur hubungan antar karyawan.
Perilaku etis yang telah berkembang dalam korporasi menimbulkan situasi saling percaya
antara korporasi dan stakeholders, yang memungkinkan korporasi meningkatkan keuntungan
jangka panjang. Perilaku etis akan mencegah pelanggan, pegawai dan pemasok bertindak
oportunis, serta tumbuhnya saling percaya.
Budaya korporasi memberi kontribusi yang signifikan terhadap pembentukan perilaku
etis, karena budaya korporasi merupakan seperangkat nilai dan norma yang membimbing
tindakan karyawan. Budaya dapat mendorong terciptanya perilaku etis, dan sebaliknya dapat
pula mendorong terciptanya perilaku yang tidak etis. Kebijakan korporasi untuk memberikan
perhatian serius pada etika korporasi akan memberikan citra bahwa manajemen mendukung
perilaku etis dalam perusahaan.
Kebijakan korporasi biasanya secara formal didokumentasikan dalam bentuk kode etik
(code of conduct). Di tengah iklim keterbukaan dan globalisasi yang membawa keragaman
budaya, code of conduct memiliki peran yang semakin penting, sebagai buffer dalam interaksi
intensif beragam ras, pemikiran, pendidikan dan agama.
92
Sebagai persemaian untuk menumbuhkan perilaku etis, perlu dibentuk iklim etika dalam
perusahaan. Iklim etika tercipta, jika dalam suatu perusahaan terdapat kumpulan pengertian
tentang perilaku apa yang dianggap benar, dan tersedia mekanisme yang memungkinkan
permasalahan mengenai etika dapat diatasi.
Terdapat tiga faktor utama yang memungkinkan terciptanya iklim etika dalam korporasi,
yaitu:
a. Suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya (trust-based organization) disinilah
akan tercipta budaya etika perusahaan secara baik.
b. Terbangunnya suatu kondisi organisasi berdasarkan saling percaya (trustbased organization).
c. Terbentuknya manajemen hubungan antar pegawai (employee relationship management).
93
BAB 8
STRUKTUR ORGANISASI
94
BAB 8
STRUKTUR ORGANISASI
A. PENDAHULUAN
Pencapain strategi dan target yang akan dicapai oleh suatu perusahaan secara logis
membutuhkan organisasi sebagai alat. Tanpa adanya organisasi, perusahan akan tidak memiliki
kerangka yang tepat dalam menjalankan strategi perusahaan. Organisasi adalah koordinasi
sejumlah kegiatan manusia yang direncanakan untuk mencapai suatu maksud/tujuan bersama
melalui pembagian tugas dan fungsi, serta melalui serangkaian wewenang dan tanggung jawab.
Sedangkan Struktur Organisasi sendiri adalah penggambaran rangkaian (koordinasi) kegiatan
yang diarahkan dalam pencapaian target. Pencapaian target tentunya harus mengacu pada visi
dan misi serta strategi-strategi yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Pada umumnya orang akan menganggap struktur sama dengan desain organisasi.
Sesungguhnya desain organisasi merupakan proses perkembangan hubungan dan penciptaan
struktur untuk mencapai tujuan organisasi. Jadi struktur merupakan hasil dari proses desain.
Struktur organisasi-organisasi sendiri memberikan kerangka yang menghubungkan wewenang
karena struktur merupakan penetapan dan penghubung antar posisi para anggota organisasi. Jika
seseorang memiliki suatu wewenang, maka dia harus dapat mempertanggungjawabkan
wewenangnya tersebut.
Oleh karena itu pada umumnya struktur organisasi selalu diikuti dengan penulisan job
description untuk menjelaskan apa saja tanggung jawab, kewenangan dan pertanggungjawaban
dari setiap jabatan yang ada di dalam struktur organisasi. Tanpa penulisan job description yang
jelas, pelaksanaan tugas di dalam organisasi akan mengalami kekacauan dan ketidakjelasan
tugas, sehingga menyebabkan struktur organisasi tidak berjalan dan strategi perusahaan menjadi
tidak tercapai. Tujuan adanya struktur organisasi dan job description sebenarnya adalah menjadi
tools untuk memberikan kejelasan arah strategi perusahaan bagi karyawan, sehingga mereka
akan memahami peran-peran mereka bagi organisasi. Dengan mereka memahami peran mereka
masing-masing, ritme jalannya organisasi dapat “disetel” sesuai dengan strategi yang ingin
dicapai oleh perusahaan.
Dapat dikatakan bahwa organisasi merupakan suatu sistem atau tools untuk
mengkoordinir sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan.
Pertanyaannya adalah bagaimana menyusun struktur organisasi yang paling baik untuk
95
perusahaan saya? Jawabannya adalah sangat tergantung pada strategi perusahaan. Perancangan
struktur yang berkaitan dengan pengaturan fungsi-fungsi yang ada harus disesuaikan juga
berdasarkan SWOT, Sumber Daya, dan target yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Tanpa adanya positioning perusahaan maka penyusunan struktur organisasi akan menjadi
kurang tepat, terutama jika dilihat dari sisi karakter customer dan fungsi penjualan dari
perusahaan itu sendiri. Karena pada umumnya perusahaan akan selalu memperhatikan
customernya agar pendapatan yang mereka terima dapat terus meningkat.
Begitu juga dengan sumber daya yang ada, dalam perancangannya, organisasi perusahaan
harus memperhatikan 5M (Man, Money, Material, Method, Machine) dan aspek lingkungan.
Apabila organisasi disusun tanpa memperhatikan strategi serta sumber daya yang ada, maka
organisasi tidak akan “fit-in” dengan kondisi yang ada sekarang. Dikhawatirkan organisasi akan
menjadi muluk-muluk dan justru membawa kegagalan dalam pencapaian strategi.
Disisi lain target yang ingin dicapai juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Ibarat
kendaraan, organisasi membutuhkan kerangka baja yang kuat agar ketika melaju kencang mobil
tersebut tidak “merotoli” satu per satu di tengah jalan. Kriteria kerangka organisasi yang kuat
salah satunya adalah struktur organisasi yang dapat mensupport hubungan koordinasi antar
departemen untuk mencapai suatu tujuan. Tidak hanya kuat, namun struktur juga harus dirancang
‘lentur’ sehingga mampu mengakomodir perubahan yang ada tanpa harus menghilangkan ciri
dan identitas perusahaan.Lentur dalam hal ini juga tidak diartikan sebagai selalu berubah setiap
saat, setiap bulan.Namun lebih diartikan mampu mengadaptasi perubahan dengan relevan.
Struktur organisasi setidaknya harus menggambarkan dan menuangkan aktivitas-aktivitas kunci
dalam mendukung pencapaian strategi perusahaan yang salah satu caranya adalah dengan
meningkatkan efisiensi melalui spesialisasi. Struktur organisasi juga harus mampu memadukan
dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan masing-masing secara efektif untuk memudahkan
hubungan koordinasi.
96
Struktur ini dikembangkan untuk menetapkan bagaimana bisnis beroperasi dan membantu usaha
dalam mencapai tujuannya untuk memungkinkan pertumbuhan di masa depan. Struktur
diilustrasikan menggunakan bagan organisasi.
Struktur organisasi juga menentukan bagaimana informasi mengalir antar level dalam
perusahaan. Misalnya, dalam struktur terpusat, keputusan mengalir dari atas ke bawah,
sedangkan dalam struktur desentralisasi, kekuatan pengambilan keputusan didistribusikan di
antara berbagai tingkatan organisasi.
Memiliki struktur organisasi memungkinkan perusahaan untuk tetap efisien dan fokus.
97
Setiap karyawan mendapatkan keuntungan dengan mengetahui kepada siapa mereka dapat
meminta arahan atau bantuan. Selain itu, manajer menyadari siapa yang berada di luar lingkup
kewenangan mereka, sehingga mereka tidak melampaui batas dan mengganggu tanggung jawab
manajer lain.
98
6. Mengetahui Apa yang Salah
Organisasi yang terstruktur dengan buruk menemukan bahwa tenggat waktu kritis tidak
terpenuhi karena tidak ada sumber daya manusia yang cukup di setiap departemen untuk
menyelesaikan semua bagian dari tugas yang diberikan, atau karena tidak jelas tanggung jawab
utama siapa proyek tersebut.
a. Ukuran Organisasi
Small Business Administration mendefinisikan rata-rata bisnis kecil di dunia sebagai
perusahaan yang menghasilkan $ 750.000 hingga $ 35 juta per tahun, dan memiliki 100 hingga
1.500 karyawan. Ini adalah cakupan yang luas, itulah sebabnya ukuran organisasi Anda
memainkan peran penting dalam pilihan struktural yang Anda buat.
Misalnya, bisnis yang hanya memiliki 10 karyawan, paling baik dilayani oleh struktur
sederhana, di mana Anda membuat dan menerapkan semua strategi dan proses, dengan sedikit
atau tanpa keterlibatan manajemen menengah.
Namun, jika Anda memiliki bisnis yang memiliki 1.000 karyawan, Anda dapat memilih struktur
top-down, yang mencakup manajemen senior, manajemen menengah, manajemen bawah, serta
karyawan Anda, untuk memastikan bahwa visi Anda diterapkan dengan benar.
b. Tahap Pengembangan Bisnis
Pilihan struktural organisasi juga ditentukan oleh tahap siklus hidup bisnis Anda. Dalam
banyak kasus, perusahaan yang berada pada tahap awal perkembangan mereka cenderung
memusatkan kekuasaan dan otoritas di tangan pendiri, dan pada sekelompok kecil penasihat
tepercaya.
Banyak perusahaan pada tahap ini belum memiliki desain formal, karena pemilik bisnis
belum menguasai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur organisasi. Namun, saat perusahaan
memasuki fase pertumbuhan, kendali sering bergeser dari manajemen tingkat atas ke struktur
yang lebih menyerupai piramida, di mana otoritas diberikan di berbagai tingkatan.
c. Jenis Strategi Bisnis
Saat mencoba memahami faktor mana yang memengaruhi struktur organisasi, Anda
harus mempertimbangkan cara Anda memposisikan perusahaan Anda di pasar.
99
Misalnya, jika Anda mengejar strategi diferensiasi untuk menjadi perusahaan pertama di
industri Anda yang merilis produk atau layanan terbaik, Anda perlu memiliki struktur yang gesit
yang dapat merespons perubahan dengan cepat.
Struktur datar akan ideal dalam skenario ini, karena karyawan diberdayakan untuk membuat
keputusan cepat tanpa persetujuan pengawas.
Di sisi lain, jika bisnis Anda mengejar strategi inovasi produk dan layanan yang ada,
maka efisiensi adalah kunci sukses, yang kemungkinan membutuhkan struktur tinggi atau top-
down di mana terdapat rantai komando yang jelas. Dengan menyelaraskan strategi Anda dengan
contoh prinsip desain organisasi yang paling penting, Anda akan memaksimalkan peluang Anda
untuk sukses yang berkelanjutan.
100
2. Struktur Organisasi Fungsional
Salah satu jenis struktur organisasi yang paling umum, struktur fungsional membuat departemen
organisasi berdasarkan fungsi pekerjaan umum.
Sebuah organisasi dengan struktur organisasi fungsional, misalnya, akan mengelompokkan
semua marketing menjadi satu dalam satu departemen, mengelompokkan semua sales dalam satu
departemen terpisah, dan mengelompokkan semua layanan pelanggan menjadi satu di
departemen ketiga.
Keunggulan Fungsional
Penggunaan sumberdaya yang efisien
Spesialisasi keterampilan yang mendalam dan pengembangan
Kemajuan karier dalam departemen fungsional
Panduan dan pengendalian dari manajemen Puncak
Koordinasi yang luar biasa dalam fungsi-fungsi
Pemecahan masalah teknikal yang berkualitas
Kelemahan Fungsional
Komunikasi lintas departemen fungsional yang buruk
Tanggapan lambat yang diberikan pada perubahan lingkungan, ketinggalan inovasi
Keputusan terkonsentrasi pada hirarki puncak, menciptakan penundaan
101
Tanggung jawab bagi masalah yang muncul sulit ditunjukkan secara tepat
Pandangan terbatas mengenai sasaran organisasi dari pada karyawan
Pelatihan manajemen umum yang terbatas bagi karyawan
3. Struktur Organisasi Divisional
Departemen dikelompokkan ke dalam divisi mandiri terpisah berdasarkan pada kesamaan
produk, program, atau daerah geografis. Perbedaan keterampilan merupakan dasar
departementalisasi, dan bukannya kesamaan keterampilan
Keunggulan Divisional
• Cepat tanggap, fleksibilitas pada lingkungan yang tidak stabil
• Memperhatikan kebutuhan konsumen
• Koordinasi yang luar biasa lintas departemen fungsional
• Pembebanan tanggung jawab yang jelas bagi permasalahan produk
• Penekanan terhadap keseluruhan produk dan tujuan divisional
• Pengembangan keterampilan manajemen umum
102
Kelemahan Divisional
• menimbulkan kemungkinan tidak konsistennya kebijakan di antara divisi
• Kurang pendalaman teknis dan spesialisasi dalam divisi-divisi
• Koordinasi yang buruk lintas divisi
• Kurangnya kendali sumberdaya menajemen puncak
• Kompetesi untuk sumberdaya perusahaan
4. Struktur Organisasi Matriks
Tidak seperti struktur lain yang telah kita lihat sejauh ini, struktur organisasi matriks tidak
mengikuti model hierarki tradisional. Sebaliknya, semua karyawan (diwakili oleh kotak hijau)
memiliki hubungan pelaporan ganda. Biasanya, ada jalur pelaporan fungsional (ditunjukkan
dengan warna biru) serta jalur pelaporan berbasis produk (ditunjukkan dengan warna kuning).
Saat melihat bagan organisasi struktur matriks, garis padat menunjukkan hubungan pelaporan
langsung yang kuat, sedangkan garis putus-putus menunjukkan bahwa hubungan tersebut
sekunder, atau tidak sekuat. Dalam contoh kami di bawah ini, jelas bahwa pelaporan fungsional
lebih diutamakan daripada pelaporan berbasis produk.
Daya tarik utama dari struktur matriks adalah bahwa ia dapat memberikan fleksibilitas dan
pengambilan keputusan yang lebih seimbang (karena ada dua rantai perintah, bukan hanya satu).
103
Memiliki satu proyek yang diawasi oleh lebih dari satu lini bisnis juga menciptakan peluang bagi
lini bisnis ini untuk berbagi sumber daya dan berkomunikasi lebih terbuka satu sama lain – hal-
hal yang mungkin tidak dapat mereka lakukan secara teratur.
Kekurangan
• Frustasi dan kebingungan dari rantai komando ganda
• Konflik tinggi antara dua sisi matriks
• Banyak pertemuan, lebih banyak diskusi daripada tindakan
• Membutuhkan pelatihan hubungan manusia
• Dominasi kekuatan oleh salah satu sisi matriks
Keunggulan
• Penggunaan sumberdaya yang lebih efisien dibandingkan pada hirarki tunggal
• Fleksibilitas dan adaptabilitas terhadap lingkungan yang terus berubah
• Pengembangan keterampilan manajemen umum dan spesialis
• memupuk kreativitas dan banyak sumber keragaman
• Pelebaran tugas-tugas bagi para karyawan
5. Struktur Organisasi Tim
Organisasi membentuk serangkaian tim untuk menyelesaikan tugas-tugas khusus dan untuk
mengkoordinasikan departemen-departemen utama.
104
Keunggulan
• Punya beberapa keunggulan struktur fungsional
• Mengurangi hambatan antar departemen, meningkatkan kompromi
• Mengurangi waktu untuk merespon, keputusan lebih cepat diambil
• Moril yang lebih baik, antusiasme dari keterlibatan karyawan
• Mengurangi biaya overhead administrasi rutin
Kekurangan
• Loyalitas ganda dan konflik
• Waktu dan sumberdaya lebih banyak untuk pertemuan
• Desentralisasi tidak terencana
105
BAB 9
PERUMUSAN STRATEGI
106
BAB 9
PERUMUSAN STRATEGI
A. PENDAHULUAN
Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat dan era globalisasi membuat tingkat
persaingan cukup tinggi diantara para pelakunya. Remiasa (2005) menyatakan bahwa,
persaingan di tingkat lokal, regional dan global membawa dampak perubahan yang cepat dan
sulit diprediksikan. Setiap perusahaan tentu berusaha untuk menjadi yang terbaik dari para
pesaing lainnya. Menurut Hasibuan, dkk. (2005), persaingan menentukan aktifitas perusahaan
yang dapat mendorong nilai kinerja untuk melakukan inovasi agar bisa unggul diantara para
pesaingnya. Perusahaan perlu memperhatian mengenai seberapa jauh pertumbuhan dan
kemajuan untuk menghadapi persaingan tersebut. Sujana, dkk. (2009) mengatakan bahwa,
perbaikan dan pembenahan harus dimulai dari hal yang kecil, karena hal tersebut akan membawa
dampak yang sangat besar dan berpengaruh terhadap kelangsungan usaha.
Salah satu upaya untuk menghadapi persaingan tersebut diperlukan suatu strategi yang
tepat untuk memaksimalkan keunggulan yang dimiliki perusahaan dan meminimalkan
kekurangan yang ada. Menurut Adel (2009), manajemen strategi merupakan kumpulan
keputusan dan tindakan yang diambil oleh manajemen bisnis, melalui konsultasi secara
organisasi untuk menetukan kegiatan jangka panjang perusahaan. Hal yang lebih spesifik
dinyatakan oleh Wijayati (2010), manajemen strategi merupakan proses organisasi dalam
pengambilan kebijakan, yang di dalamnya terdapat tiga aktivitas pokok; yaitu penyusunan
strategi (formulasi), pelaksanaan (implementasi) dan evaluasi/kontrol. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa 1205 manajemen strategik merupakan suatu proses pengambilan keputusan secara
organisasi yang menghasilkan formulasi, penerepan serta evaluasi strategi untuk mencapai tujuan
suatu perusahaan.
Penerapan strategi yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi memungkinkan perusahaan
dapat mencapai tujuannya. Menurut Kurniawati, dkk. (2009), strategi yang handal, tepat dan jitu
merupakan salah satu syarat bagi keberlangsungan kegiatan bisnis suatu perusahaan. Proses
analisis dan pemilihan strategi menjadi salah satu kegiatan pokok bagi manajemen. Salah satu
hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap perusahaan adalah
mempertahankan pelanggan yang telah ada, agar jangan sampai meninggalkan perusahaan dan
107
beralih ke perusahaan lain. David (2009 : 18) menyatakan bahwa, strategi adalah sarana atau alat
bersama dengan tujuan jangka panjang yang hendak dicapai. Hal serupa juga diungkapkan
Rangkuti (2006 : 3), strategi didefinisikan sebagai segala usaha atau cara yang dilakukan untuk
mencapai tujuan baik dalam hal jangka pendek maupun jangka panjang. Suci (2009),
menyatakan strategi bisnis adalah kemampuan pengusaha/perusahaan dalam analisis lingkungan
eksternal dan internal perusahaan, perumusan (formulasi) strategi, pelaksanaan (implememtasi)
rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan, serta melakukan
evaluasi untuk mendapatkan umpan balik dalam merumuskan strategi yang akan datang. Dengan
kata lain, strategi merupakan suatu seni ilmu menyusun rencana jangka pendek maupun jangka
panjang untuk mencapai tujuan perusahaan.
108
b. Proses organisasi
c. Kinerja organisasi
4. Setting Objectives
Sasaran adalah pernyataan tentang apa yang dituju organisasi. Sasaran tersebut
memberikan petunjuk dan tujuan organisasi dan anggotanya. Beberapa pertanyaan tentang
sasaran diperlukan oleh manajer.
a. Sasaran jangka panjang
Secara umum membahas rencana suatu organisasi di masa mendatang pada beberapa
tahun mendatang.
b. Sasaran jangka pendek
Merupakan suatu bagian turunan di dalam sasaran jangka panjang yang mendukung
berjalannya sistem suatu organisasi
5. Analisis SWOT dan Perumusan Strategi
Dalam analisis SWOT di dalamnya mencakup analisis kesempatan dan ancaman
lingkungan eksternal serta analisis kekuatan dan kelemahan lingkungan internal.
6. Develop and Evalute alternative strategis and selec strategy
Membuat keputusan strategis adalah elemen kunci pengambilan keputusan pada
pembuatan strategi. Berdasarkan analisis ini, keinginan manajemen unt menemukan strategi akan
memberikan organisasi dalam rangka unt mendapatkan keuntungan relatif terhadap para
pesaingnya. Hal ini membutuhkan penilaian yang cermat berdasarkan kekuatan kmpetitif yang
mendikte aturan persaingan dalam industri dimana organisasi beroprasi
Ada tiga cara penting manajemen dapat memperoleh keuntungan kompetitif, yaitu:
1. Biaya kepemimpinan
2. Diferensiasi
3. Fokus pada segmen pasar yang sempit
109
Kepemimpinan Biaya (COST LEADERSHIP) merupakan salah satu tipe strategi kompetitif
dimana organisasi secara agresif berupaya menjadi lebih efisien (melakukan reduksi biaya) dari
pesaing pesaingnya dengan memotong biaya produksi dan pengawasan biaya yang sangat ketat
Fokus( FOCUS) adalah salah satu tipe manajemen strategi kompetitif yang menekankan pada
konsentrasi terhadap suatu segmen pasar atau kelompokk pembeli tertentu
110
Gambar 9.2 Cara bisnis melalui Biaya Kepemimpinan
D.STRATEGI FUNGSIONAL
1. Strategi pemasaran
bebrapa strategi pemasaran yang dapat digunakan oleh perusahaan atau unit bisnis:
a. Strategi Pengembangan Pasar ( Market Development Strategy)
Dengan menggunakan strategi pengembangan pasar, suatu perusahaan dapat:
1. Merebut pangsa pasar yg lebih besar dari pangsa pasar saat ini
2. Mengembangkan pasar baru bagi produk yang ada saat ini
b. Strategi pengembangan produk ( product development strategy)
1. Mengembangkan produk baru unt pasar yang telah ada
2. Mengembangkan produk baru untuk pasar yang baru.
c. Strategi dorong dan tarik ( Push and Pull Strategy)
1. Strategy mendorong
2. Strategy menarik
111
d. Strategy penetapan harga Skim dan penetrasi ( SKimming & Penetration Pricing
Strategy)
1. Skimming Pricing
2. Penetration Pricing
3. Dynamic Pricing
2. Strategy Keuangan
Strategi keuangan menguji implikasi keuangan dari pilihan strategis suatu perusahaan
atau unit bisnis dan mengidentifikasi tindakan keuangan yang terbaik. Strategi ini juga
menciptakan keunggulan bersaing melalui biaya modal yang lebih rendah dan
kemampuan yang fleksibel unt meningkatkan jumlah modal demi mendukung suatu
strategi bisnis.
3. Strategi Penelitian dan pengembangan
Strategi penelitian dan pengembangan berkaitan dengan inovasi dan pengembangan
produk dan proses. Salah satu pilihan dalam strategi R&D adalah apakah perusahaan
akan menjadi pemimpin teknologi, yaitu menjadi pelopor inovasi, atau menjadi pengikut
teknologi yakni meniru produk pesaing
4. Strategi Operasi
Strategi oprasi menentukan bagaimana dan dimana suatu produk atau jasa diproduksi,
tingkat integrasi vertikal dalam proses produksi, penyebaran sumber daya fisik, dan
hubungan dengan para pemasok. Strategi ini juga berkaitan dengan tingkat optimalisasi
penggunaan teknologi dlm proses oprasi.
5. Strategi Pembelian
Strategi pembelian berhubungan dengan perolehan bahan baku, suku cadang dan
perlengkapan yang dibutuhkan unt melakukan fungsi oprasi beberapa pilihan strategi
pembelian adalah sbb:
a. Multiple sourcing
Perusahaan memesan dan membeli suatu bahan atau komponen tertentu dari
beberapa pemasok
b. Sole sourcing
Perusahaan hanya bergantung pada satu pemasok untuk bahan atau komponen tertentu
112
c. Parallel sourcing
Merupakan pengembangan dari sole sourcing dimana ada dua pemasok untuk dua bahan
atau komponen yang berbeda, namun kedua pemasok teb dapat menjadi pemasok
cadangan satu sama lain
6. Strategi Logistik
Strategi logistik berkaitan dengan aliran bahan dan produk ke dalam dan keluar dari
proses produksi. Tiga tren yang berhubungan dengan strategi ini, yaitu:
a. Sentralisasi ( sentralization )
Perusahaan melakukan sendiri semua fungsi logistic perusahaan seperti pengiriman
dan pergudangan
b. Outsourcing logistic
Menggunakan perusahaan lain unt melakukan fungsi logistik
c. Penggunaan Internet
Hubungan antara perusahaan dengan banyak pemasok dan penyalur produk
dilakukan melalui komunikasi internet, dengan sistem logistik yang terkoneksi antara
perusahaan dengan pemasok dan penyalur tsb.
7. Strategi Manajemen sumber daya Manusia
Strategi ini menekankan pada bagaimana suatu perusahaan atau unit bisnis memutuskan
cara pemilihan dan pemanfaatan tenaga kerja. Apakah perusahaan merekrut sendiri atau
menggunakan outsourcing. Kemudian apakah menggunakan tenaga kerja yg kurang
terampil dengan upah yang murah atau tenaga kerja terampil dengan upah yang tinggi
8. Strategi teknologi informasi
Strategi yang berkaitan dengan pemanfaatan teknologi informasi untuk menghasilkan
keunggulan bersaing. Strategi ini dapat memudahkan hampir semua fungsi lain yang ada
di perusahaan dan mendukung strategi yang dilaksanakan oleh unit bisnis dan
perusahaan.
E. PILIHAN STRATEGI
Dua hal yang berkaitan dengan pemilihan strategi:
1. Menyusun Skenario perusahaan
penyusunan skenario perusahaan dapat dilakukan melalui beberapa tahap sebagai berikut:
113
a. Gunakan skenario industri untuk mengembangkan serangkaian asumsi tentang
lingkungan tugas
b. kembangkan ukuran umum atas laporan keuangan perusahaan atau unit bisnis pada
tahun tahun sebelumnya untuk membuat proyeksi atas laporan keuangan pro-forma
c. susun pro-forma laporan keuangan secara rinci unt setiap alternatif strategis
hasil dari penyesuaian skenario harus mengantisipasi laba bersih, arus kas, dan modal
kerja bersih untuk ketiga kemungkinan ( optimis-O, Pesimis-P, sangat mungkin-ML). suatu
strategi dapat dilanjutkan jika strategi tsb dapat memberikan pengaruh positif thdp laporan
keuangan selama lebih dari 5 tahun
2. Proses Penetapan Strategi
Pilihan strategis adalah evaluasi terhadap barbagai alternatif strtegis dan pemilihan
alternatif strategis yang baik. Berdasarkan alternatif strategis yg di hasilkan, setiap alterbatif
harus dievaluasi unt melihat kemampuannya memenuhi empat kriteria berikut:
- Mutualy exclusivity===pelaksanaan satu alterntatif strategis terlepas dari atau tidak ada
hubungan dengan pelaksanaan alternatif strategis yang lainnya
-Success=== Strategis tersebut harus layak dan memiliki peluang yang baik unt berhasil
-Completeness===Strategi tersebut harus memperhitungkan semua faktor faktor strategis
-Internal Consistency===Strategis tersebut harus masuk akal dan tidak bertentangan dengan
tujuan, kebijakan, dan strategis yang saat ini sedang dijalankan.
3. Mengembangkan kebijakan
Pemilihan terhadap alternatif strategis yang terbaik bukan merupakan akhir dari formulasi
atau perumusan strategis. Selanjutnya, organisasi harus mengembangkan kebijakan. Kebijakan
didefinisikan sebagai panduan umum mengenai implementasi strategis. Kebijakan juga dapat
membatasi pilihan strategis dimasa yang akan datang sehingga perubahan strategis harus diikuti
dengan perubahan kebijakan
114
BAB 10
IMPLEMENTASI STRATEGI
115
BAB 10
IMPLEMENTASI STRATEGI
A. PENDAHULUAN
Proses manajemen strategik belum dapat dikatakan selesai ketika perusahaan
memutuskan strategi apa yang akan ditempuh. Perusahaan masih harus menterjemahkan
rumusan strategi tersebut ke dalam tindakan strategik. Kita harus selalu ingat bahwa sebaik
apapun rumusan strategi, hanya akan menjadi retorika belaka jika tidak dapat
diimplementasikan dengan baik. Oleh karena itu, agar perusahaan dapat mencapai tujuan secara
optimal, maka selain harus mampu merumuskan strategi, perusahaan juga harus mampu
mengimplementasikan strategi tersebut secara efektif. Jika salah satu “langkah” tersebut tidak
dapat dilaksanakan dengan baik, maka tidak mustahil perusahaan akan memetik kegagalan.
Bahkan, rumusan strategi yang sempurna sekalipun hanya akan memberikan kontribusi yang
minim bagi pencapaian tujuan perusahaan jika tidak mampu diimplementasikan dengan baik.
Banyak perusahaan atau organisasi yang banyak menghamburkan sumberdayanya (uang,
waktu, tenaga) untuk mengembangkan rencana strategik yang “ampuh”. Namun kita harus ingat
bahwa perubahan hanya akan terjadi melalui suatu action (implementasi), bukan sekedar
perencanaan. Rumusan strategi yang secara teknis kurang sempurna jika diimplementasikan
dengan baik, maka akan didapat hasil yang lebih baik dibandingkan dengan rumusan strategi
yang sempurna namun hanya “ di atas kertas”. Hal ini didukung oleh sebuah hasil penelitian
pada 31 industri manufaktur di mana hasilnya menunjukkan bahwa kinerja yang diperoleh
perusahaan tidak sekedar ditentukan oleh strategi yang dimiliki, namun lebih disebabkan karena
efektivitas perusahaan dalam mengimplementasikan strategi tersebut.
1. Pengertian Implementasi Strategi
Implementasi strategi adalah jumlah keseluruhan aktivitas dan pilihan yang dibutuhkan
untuk dapat menjalankan perencanaan strategis.Implementasi strategi ini merupakan wujud
pelaksanaan dari perencanaan strategi yang telah dibuat oleh manajemen guna mencapai tujuan
perusahaan.
Peletakkan strategi pada perencanaan ini meliputi tiga aspek, yaitu; program, anggaran,
dan prosedur. Program, meliputi rencana penyelesaian mengenai kegiatan yang akan dilakukan.
Anggaran, meliputi dana yang dikeluarkan dalam pelaksanaan program implementasi yang
116
direncanakan oleh manajemen.Prosedur, mengenai urutan langkah yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan program.
Adanya implementasi strategi ini diperlukan untuk mengurutkan tahap dalam
pelaksanaan strategi yang sudah direncanankan oleh manajemen agar hasil yang di dapat lebih
baik dan sesuai dengan rencana peusahaan.
Pembuatan perencanaan yang dilakukan dalam implementasi strategi harus mengetahui
apa saja yang nantinya akan dijadikan perhatian dalam pelaksanaan program, seperti; pihak
pelaksana perencanaan strategi tersebut, hal-hal yang harus dilakukan agar perencanaan yang
dibuat sesuai dengan tujuan perusahaan, dan bagaimana pelaksanaannya bagi karyawan agar
semua sesuai dengan kebutuhan.
2. Proses Implementasi Strategi Menurut Hunger
Menurut Hunger (1996), untuk memulai proses implementasi, pihak manajemen harus
memperhatikan 3 (tiga) pertanyaan berikut.
117
Tidak sedikit orang yang mempunyai peran penting dalam implementasi strategi justru
kurang banyak dilibatkan dalam pengembangan strategi. Akibatnya, hal ini berpotensi
memunculkan resistensi bagi mereka. Resistensi ini akan semakin tampak jika perubahan misi,
tujuan, strategi dan berbagai kebijakan penting perusahaan tidak dikomunikasikan secara jelas
dan transparan kepada seluruh manajer operasional. Jika ini terjadi, bisa terjadi para manajer
operasional tersebut akan berusaha mempengaruhi manajemen puncak untuk
meninggalkan perubahan baru yang direncanakan, dan kembali ke cara lama. Oleh karena itu,
untuk menghindari kemungkinan kejadian buruk tersebut, maka perusahaan harus melibatkan
manajer tingkat menengah dalam seluruh proses, baik dalam perumusan strategi maupun
implementasinya.
b. Apa yang Harus Dilakukan?
Untuk mendukung implementasi strategi yang telah dirumuskan, para manajer divisi
dan manajer wilayah fungsional harus saling bekerja sama dengan manajer lainnya dalam
mengembangkan program, merancang anggaran dan prosedur yang
diperlukan untuk mewujudkan apa yang telah dirumuskan. Hal ini berarti para manajer
tersebut harus bekerjasama untuk mencapai sinergi diantara mereka agar mampu memperoleh
dan mempertahankan keunggulan bersaing bagi perusahaan tersebut.
c. Bagaimana sumberdaya manusia yang bertanggungjawab dalam implementasi akan
melaksanakan berbagai aspek yang diperlukan?
Pada pembahasan sebelumnya kita telah membahas pentingnya pengembangan program,
penyusunan anggaran dan pembuatan prosedur di mana semuanya itu dimaksudkan
untuk mewujudkan apa yang telah dirumuskan. Di luar itu semua, ada hal lain yang lebih krusial
yang harus dilakukan oleh pihak manajemen, diantaranya adalah bagaimana cara penataan staf,
bagaimana mengarahan dan mengendalikan mereka. Dalam hal ini, pembahasan akan difokuskan
pada masalah penataan dan pengarahan staf.
118
wilayah fungsional agar mampu menciptakan dan memelihara kompetensi khusus perusahaan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perncanaan:
1. Mengembangkan Program, Anggaran dan Prosedur
a. Program
Tujuan dari program adalah untuk membuat tindakan-berorientasi pada strategi.Misalnya, Ajax
Continental telah memilih integrasi vertical ke hilir sebagai strategi terbaiknya untuk
pertumbuhan. Ajax Continental membeli toko eceran (retail outlet) perusahaan yang lain (Jones
Surplus) daripada membangun sendiri. Untuk mengintegrasikan toko-toko baru tersebut ke
dalam perusahaan, berbagai program baru telah dikembangkan, diantara adalah sebagai berikut :
● Program restrukturisasi untuk mengalihkan toko-toko Jones Surplus ke dalam rantai komando
pemasaran Ajax Continental agar para manajer toko melapor kepada para manajer wilayah,
manajer wilayah melapor kepada manajer barang dagangan, dan manajer barang dagangan
melapor kepada wakil presiden yang mengepalai pemasaran.
● Program periklanan (Jones Surplus kini merupakan bagian dari Ajax Continental, “Harga
lebih murah, pilihan lebih banyak”).
● Program pelatihan untuk para manajer toko yang baru disewa dan untuk pelatihan ini tetap
dipilih kerjasama dengan para manajer Jones Surplus.
● Program untuk mengembangkan prosedur pelaporan akan mengintegrasikan toko-toko Jones
Surplus dalam system akuntansi Ajax Continental.
● Program modernisasi toko-toko Jones Surplus dan mempersiapkan untuk pembukaan mereka
secara resmi.
2. Anggaran
Proses anggaran dimulai setelah program dikembangkan. Perencanaan sebuah anggaran
merupakan pengecekkan akhir yang nyata dari sebuah korporasi terhadap kelayakan strategi
yang dipilihnya.Sebuah strategi yang ideal mungkin ditemukan menjadi tidak praktis hanya
setelah program-program implementasi khusus dibiayai secara rinci.
3. Prosedur
Setelah anggaran diprogram, divisional dan perusahaan disetujui, maka prosedur operasi standar
harus dikembangkan.Mereka merinci secara khusus berbagai aktivitas yang harus dilaksanakan
untuk menyempurnakan program-program korporasi.Disamping itu, mereka harus diperbaharui
untuk mewakili beberapa perubahan teknologi seperti yang ada dalam strategi. Dalam kasus
119
akuisisi Ajax Corporation terhadap toko-toko eceran Jones Surplus, prosedur-prosedur operasi
baru harus dibangun seperti : toko-toko promosi, pemesanan persediaan, pemilihan barang
dagangan, hubungan pelangggan, fasilitas belanja kredit, distribusi gudang penyimpanan, harga,
batas pembayaran melalui cek giro, penanganan keluhan pelanggan, serta promosi dan kenaikan
berkala jabatan karyawan. Prosedur-prosedur ini akan memastikan bahwa operasional harian
toko akan selalu tetap dan stabil sepanjang waktu (yaitu aktivitas minggu yang akan datang akan
sama dengan aktivitas minggu ini) dan konsisten diantara toko-toko yang lainnya (misalnya tiap
toko akan beroperasi pada standar pelayanan yang sama seperti yang lainnya).
120
4. Gaya kepemimpinan entepreneur. Gaya kepemimpinan ini sangat menaruh perhatian
kepada kekuasaan dan hasil akhir serta kurang mengutamakan pada kebutuhan akan kerjasama.
Gaya kepemimpinan model ini biasannya selalu mencari pesaing dan menargetkan standar yang
tinggi.
Dalam era turbulensi lingkungan seperti sekarang ini, setiap pemimpin harus siap dan dituntut
mampu untuk melakukan transformasi terlepas pada gaya kepemimpinan apa yang mereka
anut. Pemimpin harus mampu mengelola perubahan, termasuk di dalamnya mengubah budaya
organiasi yang tidak lagi kondusif dan produktif. Pemimpin harus mempunyai visi yang tajam,
pandai mengelola keragaman dan mendorong terus proses pembelajaran karena dinamika
perubahan lingkungan serta persaingan yang semakin ketat.
122
Jika jawabannya adalah “ya”, carilah partner kerja dalam usaha patungan atau
mengkontrakkan strategi tersebut untuk mengimplementasikannya. Jika jawabannya adalah
“tidak”, rumuskanlah strategi lainnya.
123
Berdasarkan Gambar diatas, ada berbagai kemungkinan yang terjadi antara formulasi
strategi antara formulasi strategi dengan implementasi strategi, yaitu:
1. Succes: Merupakan hasil yang paling di idam-idamkan oleh setiap perusahan. Situasi ini
dapat terjadi jika formulasi strategi perusahaan disusun dengan baik begitu juga dalam
implementasinya.
4. Failure/ kegagalan: Kondisi ini sangat tidak di inginkan oleh perusahaan. Hal ini
terjadi karena strategi perusahaan tidak di formulasikan dengan baik, demikian juga
dalam implmentasinya.
Menurut David (2012) membedakan formulasi strategi dan implementasi strategi sebagai
berikut.
Tabel 10.1
124
langkah utama yang seharusnya di tempuh perusahaan dalam mengimplementasikan
strategi
Langkah langkah utama yang sebaiknya dilakukan perusahaan dalam
mengimplementasikan strategi adalah:
a. Menganalisis perubahan
Ada banyak aspek yang memicu perubahan, baik yang berasal dari internal maupun
eksternal perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan harus menganalisa perubahan yang akan terjadi
seandainya formulasi strategi yang telah disepakati bersama di implementasikan. Melalui
analisis ini perusahaan memperhitungkan secara rinci seberapa besar perusahaan akan berubah.
b. Menganalisis struktur organisasi
Perubahan strategi perusahaan mungkin akan membutuhkan beberapa perubahan dalam
organisasi dan juga keahlian yang dibutuhkan pada posisi posisi tertentu.
c. Menganalisis budaya perusahaan
Mengingat budaya perusahaan memiliki pengaruh besar terhadap suksesnya implementasi
strategi, maka pihak manajemen harus melakukan analisis untuk menilai kesesuaian antara
rumusan strategi dengan budaya organisasi.
d. Menganalisis kepemimpinan
Kepemimpinan dan pemimpin bukanlah hal yang sama. Kepemimpinan yang efektif pada
organisasi public dan organisasi non frofit dan masyarakat merupakan pekerjaan secara
bersama sama yang melibatkan banyak orang yang memiliki peran berbeda beda pada
waktu yang berbeda.
e. Implementasi dan evaluasi strategi
Tahap implementasi dan evaluasi strategi ini merupakan tahap akhir dalam implementasi
strategi.
125
BAB 11
EVALUASI DAN PENGENDALIAN
126
BAB 11
EVALUASI DAN PENGENDALIAN
A. PENDAHULUAN
Dalam setiap perusahaan atau pun organisasi pasti memerlukan manajemen strategi untuk
mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Strategi itu ditujukan dalam setiap proses yang terjadi di
dalam manajemen, adapun pengendalian strategi sangat penting ada dalam perusahaan atau
organisasi dengan begitu akan terkontrolnya suatu strategi yang sedang dilaksanakan oleh
perusahaan tersebut sehingga tidak terjadinya pelencengan tujuan awal dari perusahaan tersebut.
Strategi yang dirumuskan dan diimplementasikan dengan cara yang paling baik sekalipun
menjadi usang ketika lingkungan eksternal dan internal organisasi berubah. Hal itu dikarenakan
bahwa strategi itu bersifat progresif. Sangatlah penting bagi para penyusun strategi untuk
menelaah, mengevaluasi, dan mengontrol pelaksanaan strategi secara sistematis. Dalam
pembahasan kali ini akan membahas tentang definisi dari evakuasi dan pengendalian manajemen
strategis serta kerangka kerja yang bisa memandu usaha manajer dalam mengevaluasi aktivitas
manajemen strategis, memastikan ia bekerja dengan baik, dan untuk melakukan perubahan antar
waktu. Evaluasi strategi yang efektif memungkinkan sebuah perusahaan atau organisasi untuk
memaksimalkan manfaat dari kekuatan internal saat mereka berkembang, untuk memaksimalkan
manfaat dari peluang eksternal saat mereka muncul, mengenali dan bertahan dari ancaman, dan
untuk meminimalkan kelemahan internal sebeleum menimbulkan kerusakan.
Evaluasi dan Pengendalian Strategi Pada dasarnya strategi bersifat progresif, dirancang
agar dapat tercapai pada masa yang akan datang dan berdasarkan pada asumsi-asumsi
manajemen yang belum terjadi. Model Manajemen strategis yang ada menunjukan bagaimana
evaluasi dan pengendalian/control menjadi umpan balik dan terasimilasi ke dalam seluruh proses
manajemen. Oleh karena itu Setiap evaluasi dan pengendalian selalu ada pada tahap proses
manajemen.
Evaluasi strategi, Definisi dan fungsi evaluasi Menurut Norman E. Grounloud; evaluasi
dalah suatu proses yang sistematik dan berkesinambungan untuk mengetahui efisien kegiatan.
Evaluasi adalah proses pengukuran dan penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang telah
dicapai seseorang. Sedangkan fungsi evaluasi a. Sebagai alat seleksi b. Sebagai alat pengukur
keberhasilan c. Sebagai alat penempatan d. Sebagai alat diagnostic
Evaluasi strategi meliputi tiga aktivitas dasar :
127
1. Memeriksa dasar strategi perusahaan
2. Mambandingkan hasil yang diharapkan dengan hasil actual
3. Mengambil tindakan koreksi untuk memastikan kinerja sejalan dengan rencana.
Umpan balik yang memadai dan tepat waktu adalah dasar bagi evaluasi strategi yang
efektif. Evaluasi strategi sama pentingnya dengan informasi yang mendasari operasinya.
Evaluasi strategi merupakan pekerjaan yang kompleks dan sensitif. Penekanan yang berlebihan
pada evaluasi strategi mungkin bisa menelan biaya yang tinggi dan kontraproduktif.
Evaluasi strategi sangat penting untuk memastikan agar tujuan yang telah ditetapkan
bisa tercapai. Dalam berbagai organisasi, evaluasi strategi hanyalah penilaian sederhana tentang
seberapa baik kinerja organisasi. Evaluasi strategi harus memiliki focus jangka pendek maupun
jangka panjang. Strategi biasanya tidak berpengaruh dalam hasil operasional jangka pendek
sehingga sering terjadi keterlambatan dalam perubahan yang diperlukan.
Richard Rumelt menemukan empat kinerja yang bisa dipakai untuk mengevaluasi
sebuah strategi :
1. Konsistensi (consistency) Sebuah startegi seharusnya tidak membuat tujuan dan
kebijakan yang tidak konsisten. Terdapat tiga panduan untuk membantu menunjukkan
apakah masalah organisasi merupakan hasil dari ketidakkonsistenan dalam strategi :
a. Jika masalah manajerial terus berlanjut meskipun telah terjadi pergantian personel
dan jika masalah tersebut cenderung lebih berbasis isu ketimbang berbasis manusia,
maka strategi mungkin tidak konsisten.
b. Jika keberhasilan satu departemen dalam organisasi memiliki arti, atau
diinterpretasikan sebagai kegagalan departemen lain, maka strategi mungkin tidak
konsisten.
c. Jika masalah dan isu kebijakan selalu dibawa ke atas untuk mendapatkan pemecahan,
maka strategi mungkin tidak konsisten.
2. Konsonan (consonance), Konsonan (consonance) mengacu pada kebutuhan penyusun
strategi untuk menilai satu rangkaian trend dan juga tren individual dalam mengevaluasi
strategi. Suatu strategi harus mewakili respons yang adaptif pada lingkungan eksternal
dan pada perubahan kritis yang terjadi di dalamnya. Kesulitan dalam menyesuaikan
antara factor internal dan eksternal utama dalam perumusan strategi perusahaan adalah
disebabkan oleh sebagian besar tern yang merupakan hasil interaksi dengan ternd lainnya.
128
3. Kelayakan (feasibility) Sebuah strategi harus mengolah dengan seksama sumber daya
yang tersedia atau menghasilkan masalah turunan yang tidak terpecahkan. Tes terakhir
dari suatu strategi adalah kelayakan (feasibility) yaitu, bisakah strategi dicapai dengan
sumber daya fisik, manusia, dan keuangan yang ada dalam perusahaan? Sumber daya
keuangan dari suatu bisnis paling mudah untuk dihitung dan biasanya merupakan
keterbatasan pertama saat strategi dievaluasi. Hal tersebut terkadang terlupakan, namun
demikian, pendekatan inovatif pada keuangan biasanya dimungkinkan.
4. Keunggulan (advantage) Suatu strategi harus memfasilitasi pembuatan dan/atau
pemeliharaan dari sebuah keunggulan kompetitif dalam area aktivitas yang terpilih.
Keunggulan kompetitif biasanya merupakan hasil dari superioritas dalam satu dari tiga
area berikut : 1) Sumber daya 2) Keahlian 3) Posisi Ide bahwa Posisi juga dapat
digunakan dalam peran yang menentukan di strategi perusahaan. Sekali diperoleh, posisi
yang bagus dapat dipertahankan-artinya, untuk mendapatkan posisi tersebut lawan
membutuhkan biaya yang sangat besar sehingga tidak berani melakukan serangan dalam
skala besar. Karakteristik utama dari posisi yang bagus adalah ia memungkinkan
perusahaan untuk meraih keunggulan dari kebijakan yang tidak memberikan keunggulan
bagi lawan di posisi yang sama. Oleh karena itu, dalam mengevaluasi strategi, organisasi
harus memeriksa karakteristik dari keunggulan posisional yang berkaitan dengan strategi
yang dipilih.
129
• Siapa yang orang terbaik untuk mengambil tindakan
Mengukur Kinerja
• Kinerja adalah hasil akhir daripada kegiatan, walaupun sebenarnya kinerja dapat juga
berupa suatu proses yang dikehendaki.
• Pengukuran hasil akhir ini akan tergantung kepada bentuk organisasi, mungkin dengan
mempertimbangkan tingkatannya dalam satu perusahaan.
• Ukuran yang digunakan meliputi: kemampulabaan, pangsa pasar, pengurangan biaya, dan
lain-lain sesuai dengan apa yang telah dsepakati oleh organisasi ataupun perusahaan
sebelum kegiatan dimulai.
Mengukur Kinerja
Bentuk Pengendalian ;
• Behavior Controls: menjelaskan bagaimana sesuatu dilaksanakan; apakah sesuai dengan
kebijakan, aturan, standar, maupun arahan yang digariskan oleh perusahaan
• Output Controls: menspesifikkan apa yang akan dicapai dengan fokus terhadap hasil
daripada perilaku organisasi dengan menggunakan sasaran, target dan ukuran lain dalam
perusahaan.
• Input Controls: fokus kepada penggunaan sumberdaya, pengetahuan, keahlian dan nilai
yang digunakan dalam proses produksi.
130
• Penyimpangan dapat juga terjadi karena asumsi yang dibangun tidak valid sehingga
manajemen tidak mempunyai komitmen.
• Penyimpangan dapat juga terjadi karena tidak ada praktik monitoring atas kinerja harian
di perusahaan. Penyimpangan yang tidak diketahui dan berakumulasi dari waktu ke
waktu tidak saja membuat kesalahan besar, akan tetapi membuat susah diperbaiki.
• Penyimpangan dapat juga dikarenakan adanya perubahan situasi yang cepat sehingga
tidak tepat lagi dengan kondisi situasi yang dibangun.
• Penyimpangan juga dapat terjadi karena ketidaksesuaian strategi di tingkat korporat
dengan SBU; oleh karena itu penyimpangan lebih dikarenakan adanya perencanaan
fungsional yang tidak konsisten.
• Selain hal-hal di atas, penyimpangan dapat juga terjadi karena alokasi sumberdaya yang
tidak sesuai.
Ukuran Kinerja Yang Umum
• ROI : penerimaan sebelum pajak dibagi dengan total aset yang digunakan dalam proses
produksi. Ukuran ini menunjukkan seberapa kuat kemampuan perusahaan mendatangkan
pendapatan dibandingkan aset yang digunakan. Semakin tinggi perolehan – sementara
aset yang digunakan relatif stabil – maka perusahaan cenderung efisien.
• Earning per share. Laba bersih dengan dibagi dengan jumlah lembar saham yang
dikeluarkan. Earning pershare menunjukkan penerimaan yang akan menjadi bagian
daripada setiap pemegang saham. Semakin tinggi nilai ini maka harga saham perusahaan
akan cenderung naik, yang berarti nilai perusahaan akan naik juga walau dengan aset
yang tidak mengalami perubahan.
• Return on equity : penerimaan dibagi dengan modal yang digunakan oleh perusahaan.
Cara ini dilakukan khususnya untuk melihat tingkat pengembalian perusahaan atas
kegiatan operasional dibanding dengan kekayaan (equity) perusahaan itu sendiri.
Keuntungan ROI :
– ROI adalah ukuran tunggal komprehensif suatu perusahaan yang dipengaruhi oleh
segala sesuatu yang terjadi.
– Mengukur seberapa baik manajer divisi menggunakan kekayaan perusahaan
dalam mendatangkan keuntungan.
– Merupakan angka yang dapat dibandingkan dengan satuan angka lainnya.
131
– Memberikan insentif menggunakan aset yang ada secara efisien.
– Memberikan insentif untuk menggunakan aset baru bilamana mendatangkan
keuntungan pada perusahaan
Kelemahan ROI:
– ROI sensitif terhadap kebijakan penyusutan. Kebijakan penentuan penyusutan
antar divisi akan mempengaruhi besaran ROI.
– ROI sensitif terhadap nilai buku.
– Pada banyak perusahaan, satu pabrik menjual kepada pabrik yang lain, sehingga
terjadi transfer pricing. Biaya sesungguhnya ditanggung perusahaan secara
keseluruhan, sehingga sulit menentukan berapa besarnya transfer pricing yang
terjadi.
– Dalam satu perusahaan apabila satu divisi berada pada kondisi yang lebih baik
dibanding dengan kondisi divisi lain, maka divisi tersebut kelihatan akan lebih
baik.
– Waktu pengamatan terlalu pendek. Kinerja satu divisi harus diukur dalam rentang
waktu yang lebih panjang.
– Siklus bisnis yang terjadi akan mempengaruhi besaran ROI. Siklus bisnis
menunjukkan apakah perekonomian secara umum sedang membaik atau tidak.
Bila perekonomian sedang membaik maka ROI pun sesungguhnya akan membaik
pula.
132
Ada dua ukuran yang dikembangkan oleh pemegang saham :
1. Economic Value Added (EVA)
Ukuran ini digunakan untuk melihat bagaimana dampak daripada satu strategi terhadap
keuntungan, sebelum dan sesudah strategi diterapkan.
EVA = After tax operating income – (investment in assets x weighted average cost of capital)
EVA = Penerimaan setelah pajak – (Investasi di aset x bobot biaya rata- rata capital).
Besarnya biaya rata-rata ini ditentukan oleh industri; semakin beresiko suatu industri maka
nilainya semakin tinggi pula.
2. Market Value Added (MVA)
Menunjukkan perbedaan antara nilai pasar suatu perusahaan dan modal yang diserahkan
oleh pemegang saham dan pemegang modal lainnya.
Cara menghitungnya adalah:
• Hitung seluruh modal yang diserahkan, yang digunakan oleh perusahaan, yang
sumbernya dari pemegang saham, pemilik hipotek, dan laba yang ditahan.
• Menghitung kembali biaya-biaya yang tercatat secara akuntansi, seperti R&D, yang
sesungguhnya dikeluarkan untuk mendatangkan keuntungan pada masa yang akan
datang.
• Gunakan harga saham saat ini, nilai saham yang beredar, dan tambahkan dengan hutang
perusahaan. Ini merupakan nilai daripada pasar perusahaan.
Pendekatan Balanced Scorecard
Kaplan dan Norton menyusun 4 ukuran yang digunakan :
• Financial (How do we appear to shareholders?)
• Customer (How do customers view us?)
• Internal Business Perspective (What must we excel at?)
• Innovation and Learning (Can we continue to improve and create value?)
Mengevaluasi Manajemen Puncak
4 bidang yang menjadi dasar, yaitu:
• kinerja perusahaan,
• kemampuan memimpin organisasi,
• suksesi dalam menyusun tim, dan
133
• kepemimpinan dalam konstituen eksternal
Audit Manajemen
• Kemampuan menyelesaikan berbagai permasalahan perusahaan – sebagaimana tanggung
jawab sosial,
• kemampuan bidang fungsional seperti pemasaran dan divisi internasional, serta
• kemampuan mengendalikan strategi perusahaan.
Mengukur Kinerja Divisi dan Fungsi
Responsibility Centre
Menggunakan Benchmarking
Strategic Information Systems : Sesuai dengan perkembangan penggunaan komputer dan
teknologi maka perusahaan konsultan menyediakan software yang dapat digunakan sesaat dalam
menentukan proses evaluasi yang sedang terjadi. Alat yang dikenal adalah ERP (Enterprise
Resource Planning).
Responsibility Centre
• Standard cost centers. Biasanya digunakan untuk bagian pabrik, dimana standar biaya
produksi digunakan untuk menentukan jumlah biaya produksi yang dikeluarkan.
• Revenue centers. Untuk melihat bagaimana keefektifan satuan pengeluaran maka
dilakukan pendekatan keefektifan.
• Expense centers. Perhitungan biaya kepada divisi mungkin dilakukan tanpa
mempertimbangkan penerimaan yang akan diterima.
• Profit centers. Perusahaan dapat memperhitungkan keuntungan yang diperoleh dari setiap
produk lini yang dihasilkan guna dapat mengestimasi keuntungan yang diharapkan.
• Investment centers. Karena satu perusahaan mungkin terdiri dari banyak divisi, maka
tepatlah untuk memperhitungkan jumlah dana yang dialokasikan per divisi.
Menggunakan Benchmarking
• Identify the area or process to be examined. Mengidentifikasi bidang yang akan
diperiksa, dibandingkan antara satu perusahaan terhadap perusahaan lain.
• Find output measures and obtain measurements. Menentukan ukuran dan melakukan
pengukuran.
• Select best-in-class to benchmark against. Menentukan perusahaan atau organisasi yang
paling baik di kelas yang sama atau industri tertentu.
134
• Calculate differences and determine reasons. Menentukan perbedaan dan alasan
terjadinya perbedaan.
• Develop tactical programs for closing gaps. Mengembangkan program taktis untuk
menutup kesenjangan yang muncul.
135
• Memantau dan menilai lingkungan internal
• Menganalisis strategi dengan menggunakan SWOT
• Mengimplementasikan strategi
• Mengevaluasi dan mengendalikan
Audit Strategi
136
BAB 12
BALANCED SCORECARD (BSC)
137
BAB 12
BALANCED SCORECARD (BSC)
Setiap perusahaan membutuhkan sebuah strategi atau cara untuk tetap menjalankan
perekonomian perusahaan. Balance scorecard adalah salah satu cara yang dapat dipilih
perusahaan untuk menjaga kestabilan ekonomi perusahaan. Balance scorecard menjadi cara
paling cepat dan mudah untuk tahu adalah dari peningkatan/penurunan penjualan perusahaan.
Pada tahun 1990-an konsep balance ScoreCard dipaparkan oleh Robert Kaplan dan David
Norton dari Harvard University, namun metodologi Balance ScoreCard masih terlalu jauh dari
literatur manajemen mapan tentang pengukuran kinerja. Pada tahun 1992, Kaplan dan Norton
menetapkan konsep dasar dari Balance ScoreCard di Harvard Business Review dengan
menerbitkan 7 buku dan sejumlah artikel tentang pengembangan konsep menjadi metodologi
manajemen utama. Keberhasilan ini melahirkan literatur akademis dan praktisi yang
luas. Banyaknya pemahaman tentang metodologi Balanced ScoreCard saat ini telah berkembang
jauh dari penggunaan awal sebagai alat pengukur kerja yang sederhana untuk daerah non-
keuangan menjadi alat perencanaan dan manajemen strategis yang kompleks.
Balanced scorecard merupakan suatu sistem manajemen strategik atau lebih tepat
dinamakan suatu Strategic based responsibility accounting system• yang menjabarkan misi dan
strategi suatu organisasi kedalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat
perspektif yang berbeda, yaitu perspektif keuangan (Financial Perspektif), perspektif pelanggan
(Customer Perspektif ), perspektif proses usaha internal (internal business process perspective),
dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective). Dalam
pendekatan balanced scorecard, penekanan adalah pada perbaikan yang berkesinambungan
(continuous improvement) bukan hanya mencapai tujuan khusus seperti laba sekian milyar
rupiah. Apabila suatu organisasi tidak melakukan perbaikan yang berkesinambungan, organisasi
tersebut mungkin akan kalah bersaing.
B. Perspektif Balance Scorecard
Konsep Balanced Scorecard pada dasarnya merupakan penerjemahan strategi dan tujuan yang
ingin dicapai oleh suatu perusahaan dalam jangka, yang kemudian diukur dan dimonitor secara
138
berkelanjutan. Konsep Balanced Scorecard mengukur kinerja suatu organisasi dari empat
perspektif yaitu:
1. Financial Perspective
Dalam balance scorecard, financial perspektif merupakan hal yang penting. Dari
perspektif ini akan memudahkan pengukuran finansial dan memberikan ringkasan konsekuensi
dari tindakan ekonomis yang sudah diambil oleh perusahaan. Ukuran kinerja finansial
memberikan petunjuk apakah strategi perusahaan, implementasi, dan pelaksanaannya
memberikan kontribusi atau tidak pada peningkatan laba perusahaan.
Tujuan dengan adanya perspektif finansial berhubungan dengan profit perusahaan, misalnya laba
operasi, Return On Capital Employed (ROCE) atau yang paling baru, nilai tambah ekonomis
(economic value added). Tujuan finansial lainnya mungkin berupa pertumbuhan penjualan yang
cepat atau terciptanya arus kas.
Ada tiga tolak ukur dalam perspektif keuangan, yaitu:
Pertumbuhan dari pertambahan yang didapatkan selama proses bisnis berlangsung.
Penurunan aset ke arah yang optimal dan memaksimalkan strategi investasi.
Penurunan biaya dan peningkatan produktivitas kerja.
Ketiga tolak ukur di atas dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menjalankan bisnis. Dengan
begitu, pemilik perusahaan mengetahui di tahap mana perusahaan tersebut berada.
2. Customer Perspective
Perspektif pelanggan adalah perspektif kedua yang digunakan mengukur pada balance
scorecard. Customer perspective berkaitan erat dengan cara perusahaan melayani pelanggan.
Dalam hal ini, setiap pelanggan harus diperlakukan dengan layak sehingga pelanggan
mendapatkan rasa puas atas pelayanan yang diberikan oleh perusahaan. Adanya pelayanan yang
baik, akan mendukung peningkatan loyalitas konsumen kepada perusahaan. Sebaliknya, jika
perusahaan memberikan pelayanan yang buruk, pasti konsumen mencari perusahan lain yang
memiliki sistem atau pelayanan yang lebih baik.
Ukuran yang dapat diterapkan perusahaan dalam perspektif pelanggan adalah:
Seberapa besar omzet penjualan.
Tingkat keuntungan yang didapatkan perusahaan.
Berapa banyak pelanggan yang didapatkan.
Persentase loyalitas pelanggan terhadap produk.
139
Tingkat kepuasan pelanggan.
Kebutuhan pelanggan.
3. Internal Process Perspective
Internal process perspective, yaitu melakukan penilaian seberapa besar ukuran dan
sinergi dari setiap unit kerja. Jadi penilaian fokus kepada internal perusahaan. Untuk mengukur
point ini, pemimpin perusahaan harus rutin mengamati bagaimana kondisi internal dalam
perusahaan. Kemampuan dan keahlian yang dimiliki setiap karyawan akan menghasilkan proses
bisnis internal yang bagus. Selain bertambahnya jumlah konsumen, omzet dan keuntungan yang
didapat perusahaan juga akan bertambah. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam perspektif
proses bisnis internal, antara lain:
Proses inovasi berkaitan dengan ide-ide terhadap produksi barang.
Proses operasi berkaitan dengan aktivitas dan rutinitas sehari-hari yang dilakukan bagian
internal.
Proses pasca penjualan berkaitan dengan metode pemasaran yang tepat untuk meningkatkan
omzet penjualan.
4. Learning and Growth Perspective
Dalam perspective ini, karyawan menjadi aset berharga perusahaan yang harus dijaga.
Tanpa adanya karyawan, proses pertumbuhan dan perkembangan perusahaan akan menghadapi
banyak kendala. Selain itu, karyawan juga menjadi faktor pendukung dalam perspektif keuangan
dan pelanggan. Di sisi lain, perusahaan juga perlu memperhatikan sistem dan prosedur kerja
yang seperti apa yang perlu diterapkan dalam internal perusahaan. Ada baiknya jika semua
elemen terkontrol dan terkoordinasi dengan baik sehingga timbul keselarasan selama bisnis
berlangsung. Ada tiga hal yang dijadikan tolak ukur dalam perspektif ini, antara lain:
Kapabilitas atau kemampuan karyawan.
Kemampuan mengelola sistem informasi
Motivasi, dorongan, dan garis tanggung jawab
140
yang diharapkan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja tidak hanya dilakukan
pada jangka pendek saja, tetapi juga untuk jangka panjang. Sehingga manfaat dari penggunaan
suatu organisasi dalam menggunakan metode pengukuran Balanced Scorecard adalah dalam
rangka menghasilkan berbagai proses manajemen penting, yaitu
1. Mengklarifikasi visi dan strategi perusahaan
Guna menentukan standar ukuran kinerja suatu perusahaan, visi perusahaan perlu dijabarkan
kedalam tujuan dan sasaran. Visi adalah gambaran kondisi yang diharapkan dapat terwujud di
masa mendatang oleh perusahaan terkait yang biasanya dinyatakan dalam suatu pernyataan
singkat. Dalam mewujudkannya, perusahaan perlu merumuskan suatu strategi. Tujuan
merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu visi perusahaan dan menjadi landasan perumusan
strategi. Dalam proses perencanaan strategis, tujuan ini dijabarkan ke dalam beberapa sasaran
strategis dengan beberapa kuran pencapaiannya
2. Komunikasi dan hubungan
Dalam balanced scorecard, karyawan diperlihatkan hal yang dilakukan perusahaan untuk
mencapai tujuan atau keinginan pemegang saham dan konsumen karena oleh tujuan tersebut
dibutuhkan kinerja karyawan yang baik. Oleh karena itu, balanced scorecard menunjukkan
strategi yang menyeluruh, terdiri dari tiga kegiatan:
Communicating dan educating
Setting goals
Linking reward to performance measures
3. Rencana bisnis
Rencana bisnis berperan sebagai pengintegrasi dalam sebuah perusahaan atau organisasi antara
rencana bisnis dan rencana keuangan mereka. Dalam mengimplementasikan berbagai macam
program, masing-masing pasti memiliki keunggulannya sendiri dan saling bersaing antara satu
dengan yang lainnya. Hal ini membuat manajer mengalami kesulitan dalam mengintegrasikan
berbagai ide yang muncul dari tiap departemen. Namun dengan penggunaan balanced scorecard
sebagai dasar pengalokasian sumber daya dapat mempermudah perusahaan dalam mengatur hal
yang lebih penting untuk diprioritaskan, balanced scorecard juga menggerakkan perusahaan ke
arah tujuan jangka panjang perusahaan secara menyeluruh.
141
4. Umpan balik dan pembelajaran strategis
Proses keempat ini akan memberikan strategic learning kepada perusahaan. Dengan balanced
scorecard sebagai pusat sistem perusahaan, maka perusahaan dapat melakukan monitoring
terhadap apa yang telah dihasilkan perusahaan dalam jangka pendek, dari tiga perspektif yang
ada yaitu konsumen, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan untuk dijadikan
sebagai umpan balik dalam mengevaluasi strategi.
142
3. Penyelarasan Proyek dan Inisiatif yang lebih baik
Balanced Scorecard membantu organisasi memetakan proyek dan inisiatif ke dalam berbagai
tujuan strategis yang berbeda, di mana pada akhirnya akan memastikan bahwa proyek dan
inisiatif sangat terfokus pada penyampaian tujuan yang paling strategis.
4. Informasi Manajemen yang Lebih Berkualitas
Pendekatan Balanced Scorecard membantu organisasi mendesain indikator kinerja utama untuk
berbagai tujuan strategis perusahaan. Hal ini memastikan bahwa perusahaan mengukur apa yang
sebenarnya penting untuk dilakukan. Penelitian menunjukkan bahwa perusahaan dengan
pendekatan Balanced Scorecard cenderung memiliki manajemen informasi dan pengambilan
keputusan dengan kualitas yang lebih baik.
5. Peningkatan Pelaporan Kinerja
Balanced Scorecard dapat menjadi panduan dari desain laporan perusahaan. Hal ini memastikan
bahwa pelaporan manajemen berfokus pada isu-isu strategis yang penting dan membantu
perusahaan melakukan monitoring dari pelaksanaan rencana perusahaan.
6. Penyelarasan Organisasi yang Lebih Baik
Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk lebih menyelaraskan struktur organisasi
mereka dengan tujuan strategis. Untuk melaksanakan rencana dengan baik, organisasi perlu
memastikan bahwa semua unit bisnis dan fungsi pendukung bekerja menuju tujuan yang sama.
Mengimplementasikan Balanced Scorecard ke dalam unit-unit tersebut akan membantu
mencapai penyelarasan organisasi yang lebih baik dan menyelaraskan strategi dan operasional.
7. Penyelarasan Proses yang Lebih Baik
Penerapan Balanced Scorecard yang baik juga membantu menyelaraskan proses organisasi
seperti penganggaran, manajemen risiko dan analitik dengan prioritas strategis. Ini akan
membantu menciptakan organisasi yang benar-benar berfokus pada strategi.
Keputusan yang tepat bagi perusahaan jika dapat menerapkan penilaian balance
scorecard. Dengan menggunakan balance scorecard memudahkan tim manajemen dalam
mengevaluasi sebuah kegiatan, menentukan keberhasilan, mengambil keputusan, dan mencapai
tujuan besar perusahaan. Perusahaan dan tim manajemen harus mengetahui dan memahami apa
yang dibutuhkan perusahaan untuk mengukur kinerja perusahaan secara keseluruhan.
143
Setiap Perspektif memiliki 4 komponen penting :
1. Tujuan (Objectives)
2. Ukuran / Indikator (Measures)
3. Target
4. Inisiatif / Langkah/Upaya (Initiatives)
Keempat komponen utama ini diterjemahkan dan diarahkan oleh VISION dan STRATEGY
BSC sbg Kerangka Keberhasilan Implementasi Strategi
SBC merupakan :
- Mekanisme yg menerjemahkan Strategi ke terminologi operasional dan
mengkomunikasikannya ke seluruh organisasi
- Sistem manajemen yg mengelola dan memfokus pada Strategi
- Mekanisme yg dapat mendesain proses kegiatan kunci yg mampu mengungkit daya
dorong Strategi
- Mekanisme yg menyelaraskan antara Strategi dengan tujuan-tujuan individu
Mengapa BSC Relevan, Penting dan Dibutuhkan?
Tantangan Dunia Abad XXI:
- Mayoritas organisasi (apalagi birokrasi) ditentukan oleh faktor2 non keuangan,yaitu lebih
pada faktor poleksosbud
- Faktor2 non keuangan menentukan kinerja keuangan dan nilai2 pelanggan (kredibilitas
pejabat, perumusan dan perincian strategi sampai ke program, kegiatan, penetapan
anggaran, dll)
- Perumusan Strategi sering diintervensi dan tidak terkait langsung dengan program
kegiatan sesuai dengan VISI dan MISI maupun kegiatan operasional
144
“Scorecard” dlm BSC harus dpt menjawab pada ke 4 permasalahan yaitu:
1. Dapatkah organisasi secara berkelanjutan melakukan perbaikan teknologi dan karyawan
serta menciptakan nilai? ( Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan / inovasi)
2. Apa yg dilakukan organisasi untuk menghasilkan produk yg lebih baik? ( Perspektif
proses bisnis internal)
3. Bagaimana pelanggan memandang hasil produk, apakah sesuai dengan yg diinginkan? (
Perspektif pelanggan)
4. Bagaimana upaya yg dilakukan untuk memberikan yg terbaik pada pemilik usaha
(negara, masyarakat)? ( Perspektif finansial)
Gambar 12.1 Proses Balanceed Score Card dengan Visi dan strategi
145
Proses Implementasi BSC
• Tahapan proses implementasi BSC bervariasi, dalam ‘Association Balanced Scorecard’
oleh The Balanced Scorecard Institute, adalah sebagai berikut:
a. Perumusan Visi dan Misi,
b. Peta Strategi (berdasarkan hubungan kausal empat perspektif),
c. Sasaran Strategi (Stategic Objectives)
d. Ukuran (Measurement)
e. Penetapan Target
f. Penetapan Rencana Kinerja (Initiative).
g. Pengukuran kinerja
Tahap-tahap Implementasi BSC
1. Visi & Misi
2. Tujuan
3. Peta Strategi
4. Bobot
5. Sasaran Strategi
6. Indikator Kinerja Utama (IKU)
7. Program Kerja, Rencana Kerja/Kinerja Tahunan (RKT) atau menurut jangka waktu
tertentu lainnya (Strategic Initiatives);
8. Target;
9. Realisasi
10. Skor
11. Rekomendasi Kebijakan Organisasi (RKO).
146
Tahap 1 : Klarifikasi Visi
Aplikasi BSC diawali Klarifikasi visi, misi
Pernyataan Visi
Contoh visi Dinas Pendidikan Provinsi Jawa barat Uji Visi
Terwujudnya pelayanan pendidikan betaraf nasional di Propinsi Jabar
147
116
Tahap 2: Tujuan
1. Tujuan adalah hasil yang ingin dicapai
2. Tujuan dalam BSC berlandaskan empat perspektif sebagai bagian faktor lingkungan strategis
internal eksternal penting yang berpengaruh kuat
3. Tujuan dalam organisasi bisnis tergambar dalam tujuan perspektif keuangan
4. Tujuan dalam organisasi publik tergambar dalam tujuan perspektif pelanggan.
Contoh tujuan organisasi publik Dinas Pendidikan Provinsi Jabar :
”Meningkatkan kecerdasan Siswa”
148
• Tujuan pencapaian “kinerja keuangan” merupakan fokus dari tujuan-tujuan yang ada
dalam tiga perspektif lainnya.
• Sasaran-sasaran “perspektif keuangan” sesuai siklus bisnis tiga tahap:
1. Growth (Pertumbuhan);
2. Sustain Stage (Bertahan);
3. Harvest (Panen).
149
• Tujuan dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan adalah menyediakan infrastruktur
untuk ”mendukung pencapaian 3 perspektif lainnya”
• Memperhatikan ”karyawan dan kemampuan sistem informasi”
Pelanggan Kepuasan
Masyarakat 20
Penerapan Standar
15
Kurikulum
15
Kompetensi Pengajar 10
Optimalisasi T.L
L .G
10
Penguatan
Kelembagaan
10
Financial
Penyediaan 20
Anggaran secara
Rutin
Total= 100
150
Tahap 4: Bobot
151
Tahap 4a: Contoh Format Bobot
Pelanggan Kepuasan
Masyarakat 20
Penerapan Standar
15
Kurikulum
15
Kompetensi Pengajar 10
Optimalisasi T.L
L .G
10
Penguatan
Kelembagaan
10
Financial
Penyediaan 20
Anggaran secara
Rutin
Total= 100
152
Tahap 5: Sasaran Strategi (Strategic Objectives)
» Sasaran Strategi “merupakan bagian dari peta strategi, yang menggambarkan kegiatan yg
harus dilaksanakan”
» Sasaran strategis “fokus terhadap tujuan organisasi dalam empat perspektif”
» Perspektif keuangan, difokuskan pada efisien, efektivitas dan produktivitas.
» Perspektif pelanggan, difokuskan pada kepuasan pelanggan, kepuasan segmen masyarakat
yang dilayani
» Perspektif proses bisnis internal, difokuskan pada proses inovasi, proses operasional dan
proses pelayanan masyarakat
» Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, difokuskan pada produktivitas, kompetensi
pegawai, kapasitas organisasi
153
Tahap 5a: Format Sasaran Strategis
Terpenuhinya
Penerapan 15 standar
Standar kurikulum
Proses
Internal Kurikulum
Meningkatnta
Proses
15 efektivitas
Pembelajaran
pembelajaran
Meningkatnya
Kompetensi 10 kualitas pengajar
Pengajar
Optimalisasi
T.L Tersedianya akses
informasi
L .G
10
Penguatan
Kelembagaan Terwujudnya
lembaga
10
pendidikan yg
profesional
Terpenuhinya
Financial kebutuhan
Penyediaan Anggaran 20 pembiayaan
secara Rutin
Total= 100
154
Tahap 6: Tolok Ukur Kinerja
• Tolok ukur dalam BSC menggunakan Indikator Kinerja Utama (IKU)
• Indikator dari tiap sasaran strategis terdiri dari indikator hasil (outcome) dan indikator
pendorong atau pemacu kinerja
• Ukuran perspektif keuangan mengindikasikan:
Growth (pertumbuhan), efisiensi Sustain Stage (Bertahan), dan Harvest (Panen).
• Ukuran Perspektif Pelanggan mengindikasikan:
“tingkat kepuasan pelanggan, tingkat profitabilitas pelanggan, pelanggan baru, loyalitas
pelanggan, citra, dan reputasi organisasi”.
• Ukuran Perspektif Proses Bisnis Internal, mengindikasikan: “proses inovasi, proses
operasi, dan proses penyampaian produk atau jasa”.
• Ukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan, mengindikasikan: tingkat
produktivitas, tingkat kompetensi pegawai, kemampuan sistem informasi.
155
Tahap 6a: Contoh Tolok Ukur Kinerja
Persfektif Peta Strategy Bobot Sasaran Key
Strategy Strategi Performance
indikator
Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6
Meningkatnya Tingkat
Pelanggan Kepuasan kecerdasan kelulusan
Masyarakat 20 siswa berdasarkan
UAN 80 %
Terpenuhinya Komposisi
Penerapan standar muatan local
15
Standar Kurikulum kurikulum 10 %, dan
Proses muatan
Internal nasional 90 %
Proses Meningkatnta Terwujudnya
Pembelajaran 15 efektivitas jam kerja
pembelajaran efektif 8 jam
per hari
Total= 100
156
Tahap 7a : Format Rencana Tindak
Persfektif Peta Strategy Bobot Sasaran Strategi Key Performance Rencana tindak
Strategy indikator (Action Plan)
Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7
Komposisi muatan
Penerapan 15 Terpenuhinya local 10 %, dan Sosialisasi sisdiknas
Standar Kurikulum standar kurikulum muatan nasional 90 %
Proses
Internal
Proses 15 Meningkatnta Terwujudnya jam Sosiallisasi aturan
Pembelajaran efektivitas kerja efektif 8 jam per pembelajaran
pembelajaran hari
Total= 100
157
Tahap 8 : Target
1. Target merupakan tingkat pencapaian kinerja yang diharapkan secara kwantitatif.
2. Tiga cara/model penetapan target.
a. Model based, historical atau negotiated
b. Berdasarkan kondisi internal dan eksternal organisasi atau unit kerja.
c. Fixed and Flexible yakni (target tetap dan target fleksibel).
→Target tetap besarannya tidak berubah dalam jangka waktu tertentu.
→Target fleksibel besarannya dapat disesuaikan dengan perubahan kondisi lingkungan organisasi atau unit kerja.
158
Tahap 9 : Realisasi
Persfektif Peta Strategy Bobot Sasaran Strategi Key Performance Rencana tindak Target Realisasi
Strategy indikator (Action Plan)
Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7 Tahap 8 Tahap 9
159
Tahap 10 : Skor
Persfektif Peta Strategy Bobot Sasaran Key Performance Rencana tindak Target Realisasi Skor
Strategy Strategi indikator (Action Plan) (R/T x B)
Tahap 3 Tahap 4 Tahap 5 Tahap 6 Tahap 7 Tahap 8 Tahap 9 Tahap 10
160
DASHBOARD
• Skor total 93,50 dalam lingkungan warna hijau untuk metode dashboard.
• Peningkatan skor total yang lebih besar, terutama untuk bagian target tertentu yang masih dapat dipacu.
161
162
DAFTAR PUSTAKA
Ang .S. H. (2000) The power of Money: A Cross-Cultural Analysis of Bussines related Beliefs
Journal of Word Business. 35
Chandler, (2013) Dream weaving rahasia menaklukan pesaing dalam bisnis, Jakarta: PT.Bhuana
ilmu popules
Collis, D.d (2005) Corporate Strategis: A Conceptual Framework, New York: Haevard business
school
Hunger, J.a (2009) Strategic Management, 5th ed. New York: Addison Wesley
Kotler, P. (2007) Management prinsip prinsip pemasaran, jilid 1, edisi kedelapan. Jakarta:
erlangga
Porter. (2012). Competitive Strategi: Techniques for analizing industries and competitors.
London: The free press
163
164