Anda di halaman 1dari 19

elasa, 08 November 2011

Kewirausahaan Angkringan Gorengan

BAB I
ASPEK UMUM DAN LEGALITAS

1.1 Dasar Gagasan Usaha


Tuntutan mengenai tingkat kesejahteraan hidup manusia yang optimal memang merupakan
tuntutan universal bagi seluruh manusia. Ketidakseimbangan antara needs dan resources adalah
fenomena universal yang disebabkan oleh kecepatan pertumbuhan penduduk yang diikuti
kebutuhan hidup yang melaju lebih cepat dibandingkan dengan ketersediaan sumber-sumber
kebutuhan hidup. Hal ini juga berkaitan dengan pencari kerja yang semakin bertambah banyak
dan disisi lain tidak diikuti dengan ketersedian lapangan kerja baru.
Usaha kecil merupakan bagian integral dari dunia usaha nasional yang mempunyai
kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam mewujudkan tujuan pembangunan
nasional. Mengingat peranannya dalam pembangunan, usaha kecil harus terus dikembangkan
dengan semangat kekeluargaan, saling isi mengisi, saling memperkuat antara usaha yang kecil
dan besar dalam rangka pemerataan serta mewujudkan kemakmuran yang sebesar-besarnya
bagi seluruh rakyat Indonesia.
Saat ini kami melakukan usaha kecil menengah yaitu usaha kuliner. Makan & minum
merupakan kebutuhan pokok manusia setiap hari. Meskipun krisis multidimensi melanda
bangsa kita, namun kebutuhan akan makanan & minuman tidak dapat berhenti demi
kelangsungan hidup manusia. Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan makanan & minuman,
banyak orang mendambakan dapat menikmati makanan yang harganya relatif murah, rasanya
nikmat, aman untuk dikonsumsi & memiliki sesuatu yang khas. Karena itu kami menciptakan
usaha ini. Selain itu, tujuannya adalah dapat memperluas kesempatan usaha, memperluas
lapangan pekerjaan bagi angkatan kerja yang terus bertambah jumlahnya serta untuk
meningkatkan penghasilan masyarakat secara lebih merata dan juga melatih diri untuk bersikap
mandiri dengan tidak bergantung pada orang tua. Kami berharap usaha ini semakin maju dan
berkembang kedepannya dan menjadi suatu pengalaman yang dapat menjadi acuan bagi kita
dimasa depan dalam dunia usaha.
1.2 Visi, Misi, dan Motto Perusahaan
1.2.1 Visi :
 Menjadi perusahaan kuliner yang tetap merakyat dan populer tanpa melihat strata sosial yang
ada.
 Menjadi ukm mandiri yang mencapai sukses di era global
1.2.2 Misi :
 Menyediakan makan cepat saji yang sehat dengan memperhatikan kualitas kebersihan.
 Memberikan harga yang murah tapi tidak merugikan.
 Menghilangkan srata sosial yang ada dan semua pembeli sama adanya.
 Menyediakan tempat yang nyaman untuk berkumpul.
1.2.3 Motto:
 Harga murah tapi tidak murahan
 Pembeli adalah raja
1.3 Legalitas
Angkringan Djogja ini belum memiliki badan usaha, baik UD, Fa, CV, atau PT.
Kemudian, untuk tahun-tahun mendatang, angkringan ini akan mengurus perijinan untuk PT.
Badan usaha ini relative tidak banyak memerlukan biaya untuk pengurusannya. Aspek legalitas
diperlukan, mengingat nantinya diharapkan Agkringan akan mengembangkan usaha dan
membutuhkan bantuan lembaga keuangan yang biasanya menuntut adanya badan hukum untuk
usaha.

BAB II
ASPEK PEMASARAN

Angkringan dalam bahasa Indonesia mempunyai arti tongkrongan, tempat ngumpul


atau tempat ngobrol. Angkringan merupakan suatu konsep berjualan makanan dan minuman
yang asyik untuk mengobrol. Hanya ada gerobak yang di terangi oleh lampu minyak,
angkringan menjadi tempat yang favorit untuk sekedar makan dan bertukar pikiran.
Angkringan kini telah menjadi tempat makan yang paling banyak di pilih orang, karena dengan
harganya yang murah meriah yang hampir bisa di jangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Suasana dan tempat yang pas untuk sebagian orang menghabiskan malam.
Angkringan Djogja adalah suatu usaha kuliner yang kami buka untuk semua kalangan
mayarakat yaitu sebuah warung multi-user yang tidak memperlihatkan strata sosial, dari yang
berpehangsilan kecil maupun besar, baik pelajar, petani, mahasiswa, tukang becak, anak-anak
perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif. Dalam usaha ini
kami menekankan pada kualitas makanan dan kenyamanan pembeli, sehingga pembeli
merasakan fell free. Dengan model bisnis strategi pemasaran dan pelayanan yang baik dengan
tim menajemen yang kompetitif dan suka bereksploarasi, sehingga usaha ini mempunyai
peluang yang bagus kedepannya.
2.1 Analisis situasi
Warung angkringan djogja akan di buka pada tahun ini dengan menu-menu baru yang akan
di tawarkan kepada pelanggan. Dengan konsep yang berbeda dengan warung pangan lainnya
yang berada di daerah telang dan lokasi yang strategis sehingga akan menarik banyak
palanggan.

2.1.1 Ringkasan pasar


Warung angkringan ini memiliki tim kompetitif dan suka bereksplorasi yang
mengutamakan produk yang akan di tawarkan kepada pelanggan dan kenyaman pelanggan.
Menu makanan di angkringan ini adalah aneka gorengan mulai dari pisang goreng, tahu goreng,
tape goreng, kroket, tempe goreng, sate usus atau sate tusuk, sate telur puyuh bacem, sate
keong, sate kulit, ceker ayam, kerupuk, bacem tahu tempe, bacem kepala dan ekor. Dan kami
juga menambahkan makan khas dari suatu angkringan yaitu sego kucing (nasi kucing), nasi
seukuran kepalan tangan (sega sak kepel) ditambah sak ipit sambel bandeng, sambel teri atau
oseng tempe. Sementara minumnya kami menawarkan aneka teh panas, wedang jahe, kopi
jahe, susu jahe, wedang kopi, kopi susu, wedang jeruk.
2.1.2 Demografi pasar
Profil untuk pelanggan umum Angkringan Djogja terdiri dari faktor-faktor geografik,
demografik, dan faktor perilaku sebagai berikut:
a) Geografik
Salah satu kunci kesuksesan jika ingin membangun usaha adalah pemilihan lokasi, karena
lokasi ini bisa mempengaruhi dari minat pembeli di sekitarnya. Kami memilih lokasi diwilayah
telang-kecamatan kamal (bangkalan), karena wilayah tersebut lokasi strategis yang lebih dekat
dengan lingkungan masyarakat yaitu: tempat mangkal ojek dan tukang becak, daerah kost –
kostan, kampus, ruko – ruko, dan dekat dengan mini market. Dan juga, tempat tersebut
mempuyai suasana yang enak untuk ngobrol dan unutk ngumpul-ngumpul.
b) Demografik
 Terdapat pelanggan yang sama antara konsumen laki-laki dan perempuan
 Target usia pelanggan angkringan ini berkisar 10 – 25 tahun keatas.
 Makanan siap saji yang cocok untuk semua usia yang pada dasarnya memiliki sifat konsumtif.
 Pelanggan ditujukan kepada semua kalangan baik pelajar, petani, mahasiswa, tukang becak,
anak2 perantauan, mahasiswa, budayawan dan seniman, karyawan hingga eksekutif.
 Pelanggan yang akan sering datang, ditaksirkan adalah mahasiswa.

c) Faktor perilaku
 Pelanggan akan menikamti suasana yang beda, suasana yang nyaman untuk menghilangkan
rasa penat mereka setelah seharian beraktivitas dengan menikamati makan dan minuman yang
kami tawarkan.
 Para pelanggan tidak akan merasa kecewa dengan uang yang mereka keluarkan, karena
sebanding dengan yangmereka dapatkan atas pelayanan kami.
 Dengan pelayanan yang terbaik, pelanggan akan merasa puas dan diharapkan membawa calon
pelanggan lainnya dengan memberikan informasi pada orang lain.
2.1.3 Kebutuhan pasar
 Dengan melihat sifat manusia yang cenderung bersifat konsumtif, dan lebih praktis dengan
makanan cepat saji maka usaha ini peluangnya sangat besar.
2.1.4 Tren pasar
Kami melihat persaingan pasar yang terjadi pada saat ini khususnya daerah telang ini, kami
melakukan eksplorasi untuk memberikan hal yang baru bagi pelanggan dengan konsep yang
berbeda dengan warung lainnya yaitu bukan warung namun angkringan dan harga yang di
patok juga terjangkau untuk semua kalangan. Untuk membuat para pelanggan merasa puas
kami juga memberikan pelayanan yang ramah dan tempat yang nyaman. Kami tidak
memberikan sekat antara penjual dan pembeli, mereka bebas memilih sendiri makanan apa
yang mereka sukai dengan langsung mengambilnya karena kami menerapkan makanan secara
prasmanan.
2.1.5 Analisis SWOT
Analisis SWOT berikut menagkap kekuatan dan kelemahan utama usaha dan
menggambarkan peluang serta ancaman yang dihadapi angkringan.
a) Strength (kekuatan)
 Penyajiannya yang sangat praktis, membuat makanan cepat saji banyak diminati konsumen.
Tentu kondisi ini akan memberikan keuntungan cukup besar, karena potensi pasarnya juga
akan semakin besar.
 Suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari pedagangnya maupun dari
para pembelinya.
 Adanya kenyamanan dan keleluasaan yang ditawarkan Angkringan Djogja yang menjadi daya
tarik tersendiri yang membedakan angkringan dengan warung makan lain yang telah ada.
 Pemahaman yang cukup baik tentang produk yang di butuhkan masyarakat.
 Rancangan pelayanan yang kreatif karena adanya eksplorasi.
 Penggunaan model bisnis yang mengutamakan kualitas menu yang ditawarkan, pelayanan,
lokasi yang tepat dan kemampuan dalam mengorganisasi usaha yang baik.
b) Weeknes (kelemahan)
 Kenaikan harga bahan baku, dan tingginya persaingan pasar. Namun mengatasi kendala
tersebut, kami menjalin hubungan kerja dengan supplier bahan baku, dan berusaha
menciptakan inovasi baru dalam membuat menu makanan tersebut.
 Mengandalkan modal luar (bantuan modal) untuk pendirian dan pengembangan bisnis.
c) Opportunity (peluang)
 Adanya dukungan dari masyarakat atau pihak terkait untuk mendirikan usaha tersebut.
 Sifat manusia yang cenderung konsumtif.
d) Threat (ancaman)
 Adanya isu buruk dari para pesaing.
 Iklim yang tak menentu
2.2 Persaingan
Angkringan merupakan model perdagangan makanan dan minuman dengan menggunakan
gerobak dorong berbeda dengan warung lainnya. Angkringan ini disertai tempat duduk dan
tikar untuk pelanggan yang memilih untuk lesehan. Usaha ini menekankan pada produk yang
di jual dan pelayanan yang di berikan kepada pelanggan.
2.2.1 Tawaran produk
Angkringan Djogja akan menawarkan beberapa produk sebagai berikut:
 Makanan dan minuman dengan harga terjangkau namun kualitas dapat dibandingkan dengan
makanan dan minuman yang di jual dengan harga mahal. Karena kami menjual produk yang
dapat terjangkau oleh semua golongan, khusunya mahasiswa yang sangat identik dengan
angkringan ini.

2.2.2 Kunci menuju keberhasilan


Agar konsumen tidak berpaling ke produk orang lain, maka sebisa mungkin kami jaga
kualitas cita rasa makanan yang akan ditawarkan kepada konsumen. Karena dalam
menjalankan bisnis makanan, cita rasa produk makanan yang lezat menjadi kunci utama sebuah
bisnis untuk mencapai kesuksesan.

2.2.3 Isu-isu penting


Sebagai bisnis yang baru memulai, isu-isu penting sangat perlu untuk dikelola:
 Memantapkan usaha dengan meminimalisir kekurangan pada usaha ini.
 Memantau kepuasan pelanggan.
2.2.4 Strategi pemasaran
Strategi pemasaran bisa dilakukan dengan sangat gampang. Awal jualan kami memberikan
pelayanan yang baik. Pelayanan yang baik tersebut harus dilakukan terus menerus agar banyak
pelanggan yang makan di angkringan kita. Disamping itu, kami juga memilih lokasi strategis
di dekat kost-kostan, di dekat kontrakan, di tempat yang banyak orang nongkrong dan
mempunyai suasana yang bagus dan indah agar pelanggan betah betah berada di angkringan
kita.
2.2.5 Misi Pemasaran
Misi kami dalam usaha angkringan ini adalah memberikan produk dan pelayanan yang
memuaskan untuk pelanggan. “Kepuasan anda kebahagian kami”.
2.2.6 Tujuan pemasaran
 Mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan usaha dengan berbentuk jaringan usaha
yang memiliki tempat strategis.
 Mengurangi biaya produksi untuk meningkatkan laba.
2.2.7 Pasar sasaran
Usaha sejenis di telang bangkalan in mungkin sudah banyak, namun kami lebih
memayoritaskan kualitas produk yang kami tawarkan kepada pelanggan dan pelayanan yang
memuaskan. Apabila usaha ini maju dan berkembang maka kami akan membuka cabang di
daerah bangkalan.
2.2.8 Penentuan posisi
Angkringan Djogja ini akan memposisikan diri sebagai usaha kuliner yang selalu menjaga
kualitas produk dan kepuasan pelanggan. Dengan tim yang berpengalaman akan menjadikan
usaha ini maju dan berkembang.
2.2.9 Strategi
Pertama, pelayanan yang baik tersebut harus dilakukan terus menerus agar banyak
pelanggan yang makan di angkringan kita. Kedua, menjaga kualitas kuliner yang di tawarkan.
Ketiga, kami juga memilih lokasi strategis di dekat kost-kostan, di dekat kontrakan, di tempat
yang banyak orang nongkrong dan mempunyai suasana yang bagus dan indah agar pelanggan
betah betah berada di angkringan kita. Keempat, melakukan promosi dengan banner, spanduk,
dan brosur.
2.2.10 Bauran pemasaran
Bauran pemasaran Angkringan Djogja ini tediri dari pendekatan-pendekatan terhadap
produk (product), penetapan harga (price), tempat (place), promosi (promotion) yang dikenal
dengan “marketing mix” . Angkringan juga menambahkan bauran pemasaran menjadi 3P yaitu,
orang (people), proses (proces), (physical evidence).
a) Produk (product)
Produk yang ditawarkan oleh Angkringan Djogja ini adalah produk yang terjagkau untuk
semua golongan yaitu dengan menu makanan adalah aneka gorengan mulai dari pisang goreng,
tahu goreng, tape goreng, kroket, tempe goreng, sate usus atau sate tusuk, sate telur puyuh
bacem, sate keong, sate kulit, ceker ayam, kerupuk, bacem tahu tempe, bacem kepala dan ekor.
Dan kami juga menambahkan makan khas dari suatu angkringan yaitu sego kucing (nasi
kucing), nasi seukuran kepalan tangan (sega sak kepel) ditambah sak ipit sambel bandeng,
sambel teri atau oseng tempe. Sementara minumnya kami menawarkan aneka teh panas,
wedang jahe, kopi jahe, susu jahe, wedang kopi, kopi susu, wedang jeruk.
b) Penetapan harga (price)
Penetapan harga merupakan salah satu strategi dalam penarikan pelanggan dalam usaha kami
ini. Kami mematok harga yang terjangkau untuk semua kalangan.
No. Menu Kisaran harga jual
1. Nasi kucing isi bandeng Rp.2.500
2. Nasi Kucing Isi Tempe Rp.2.500
3. Nasi Kucing Isi Teri Rp.2.500
4. Bacem tahu Rp.1.000
5. Bacem tempe Rp.1.000
6. Gorengan Tahu isi Rp.700 - Rp.1.000
7. Pisang goreng Rp.700 - Rp.1.000
8. Tahu goreng Rp.700 - Rp.1.000
9. Tape goreng Rp.700 - Rp.1.000
10. Sate Kikil Rp.2.000 - Rp.2.500
11. Sate Kulit Rp.2.000 - Rp.2.500
12. Sate usus Rp.2.000 - Rp.2.500
13. sate keong Rp.2.000 - Rp.2.500
14. ceker ayam Rp.2.000 - Rp.2.500
15. Kopi Rp.2.000
16. Wedang jahe Rp.2.000
17. Teh hangat Rp.2.000
18. Kopi susu Rp.2.000

c) Tempat (place)
Tempat merupakan salah satu kunci sukses, jadi pemilihan tempat harus di pikirkan matang-
matang karena tempat ini juga merupakan sarana promosi. Kami memilih tempat yang sangat
produktif yaitu sekitar kampus, kost-kostan dan lingkungan pelajar.kami memantapkan lokasi
di dekat halte pinggir jalan raya telang.

d) Promosi (promotion)
Promosi penting dalam usaha ini untuk mendatangkan banyak pelanggan. Kami melakukan
penyebaran pamflet, banner, brosur dan membuat spanduk untuk mempromosikan usaha ini.
e) Orang (people)
Kami memberikan suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari
pedagangnya maupun dari para pembelinya. Memberikan kenyamanan dan keleluasaan yang
akan menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan djogja ini dengan warung
makan lain yang telah ada.
f) Proses (proces)
Memberikan pelayanan yang baik dengan tanggap pada setiap permintaan pelanggan dan
memperhatikan apa yang mereka butuhkan.
g) (physical evidence)
Menyangkut physical evidence terhadap usaha jasa meliputi kualitas makanan yang terjaga,
pelayanan yang baik.
BAB III
ASPEK TEKNIS OPERASI

3.1 Teknis penjualan kuliner


Usaha angkringan ini menjual makanan dan minuman yang tanpa pemasok dari luar,
namun mengolahnya sendiri. kami memperhatikan perlengkapan yang di pakai untuk
menyajikan makanan tersebut. Dan juga kwalitas kebersihan lingkungan. Dari mulai gerobak
atau booth yang menarik, perlengkapan memasak (seperti kompor gas, dan wajan anti lengket),
minyak yang kita pakai, kebersihan di sekitar makanan yang kita sajikan dll.
Kami menawarkan harga produk yang sesuai dengan target pasar. Karena kami memilih
lokasi usaha yang berada di lingkungan kampus dan kost-kostan maka harga yang kita patok
jangan terlalu mahal.
BAB IV
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

4.1 Biodata Perusahaan


Nama perusahaan : “ Angkringan Djogja”
Nama Pimpinan : Siti Maimuna
Alamat : Jln. Raya Kamal-Telang
Lokasi : dekat halte Telang, Bangkalan
No. Telp./Hp : 087856789123
e-mail : angkringan.djogja@gmail.com
Bidang Usaha : Kuliner
Badan Hukum :-
4.2 Struktur Organisasi
Kami membuat struktur organisasi untuk pembagian tugas dan pertanggungjawaban yang
jelas. Hal ini kami buat dengan memecah tim menjadi bagian-bagian yang memiliki tugas
masing-masing sehingga usaha ini menjadi efektif dan tanggap dalam melayan pelanggan.
Berikut adalah bagan struktur organisasi dari usaha ini.

MANAJER KEUANGAN : Dewi Sylvia Ferdiana P.


MANAJER PEMASARAN:Prafa Inanda
KARYAWAN:Henny Elvandari
KARYAWAN:siti juhairia

4.3 Uraian Tugas


1. Pimpinan : Memimpin, mengawasi, dan terus memantau perkembangan usaha yang di geluti,
serta membuat keputusan – keputusan dan perencanaan pengembangan usaha yang memiliki
prospek sesuai dengan kebutuhan konsumen maupun pelanggan atas dasar kesepakatan
bersama/musyawarah.
2. Manajer Pemasaran : Memperkenalkan, memasarkan, mempromosikan, serta memberi sistem
pelayanan terbaik kepada konsumen/pelanggan.
3. Manajer keuangan : Mengelola dan meng-audit keuangan perusahaan agar tidak terjadi
penyimpangan dalam penggunaannya, serta memperhitungkan anggaran keuangan dengan
sebaik-baiknya.
4.4 Pemegang/Penanam Modal
Pemegang modal dalam usaha ini adalah Henny Elvandari dengan modal sebesar Rp.
6.500.000,00.
BAB V
KEUANGAN
5.1 Rincian Anggaran
1. Modal awal
Modal dari pinjaman PMW Unijoyo Rp. 6.500.000,00.
2. Pengeluaran dan pembelian
Dalam usaha ini kami melakukan pengeluaran sebesar Rp. 6.500.000,00, dengan rincian
sebagai berikut:
No. Kelompok dan jenis Item Harga per item jumlah
barang
1. Gerobak - - -
Gerobak 1 Rp. 3.000.000,00 Rp. 3.000.000,00
Lampu neon 1 Rp. 25.000,00 Rp. 25.000,00
Gembok dan kunci 1 Rp. 10.000,00 Rp. 10.000,00
2. Peralatan - - -
Piring milamin 24 Rp. 2.000,00 Rp. 48.000,00
Gelas Beling 24 Rp 3.000,00 Rp. 72.000,00
Sendok 24 Rp. 1.500,00 Rp. 36.000,00
Keranjang Etalase 5 Rp. 5.000,00 Rp. 25.000,00
Tempat sambal 2 Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00
Tempat tissue 7 Rp. 5.000,00 Rp. 35.000,00
Tissue 7 Rp. 3.000,00 Rp. 21.000,00
Ember 2 Rp. 20.000,00 Rp. 40.000,00
Kain lap 3 Rp. 5.000,00 Rp. 15.000,00
Kakulator 1 Rp. 20.000,00 Rp. 20.000,00
Asbak 7 Rp. 5.000,00 Rp. 35.000,00
Termos 1 Rp. 70.000,00 Rp. 70.000,00
Keranjang sampah 2 Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00
Nota harian 1 Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00
Daftar menu 7 Rp. 1.500,00 Rp. 10.500,00
Toples(gula dan kopi) 2 Rp. 10.000,00 Rp. 20.000,00
Ceret 2 Rp. 15.000,00 Rp. 30.000,00
Pemeras jeruk 1 Rp. 15.000,00 Rp. 15.000,00
Meja kecil 7 Rp. 50.000,00 Rp. 350.000,00
Tikar yang lebar 5 Rp. 100.000,00 Rp. 500.000,00
Kompor gas + elpiji 1 Rp. 1.100.000,00 Rp. 1.100.000,00
Alat-alat 1 Rp. 250.000,00 Rp. 250.000,00
penggorengan
3 Promosi - - -
Spanduk 1 Rp. 50.000,00 Rp. 50.000,00
Brosur 500 Rp. 200,00 Rp. 100.000,00
Pamflet 50 Rp. 500,00 Rp. 25.000,00
4 Lain-lain - Rp. 102.500,00 Rp. 552.500,00
Total pengeluaran Rp. 6.500.000,00

Study kasus pada Angkringan Djogja


Pendapatan perbulan untuk penjualan 50 porsi setiap harinya dengan 18 menu dengan rata-rata
harga Rp. 1.600,00 dapat dirinci sebagai berikut:
Penghitungan pendapatan per bulan
Penjualan menu 50 porsi perharinya
Jumlah jenis menu 18 menu
Harga rata-rata Rp. 1.600,00
Total harga jual perhari Rp. 1.440.000,00
Revenue
Pendapatan per hari Rp. 1.440.000,00
Pendapatan per bulan Rp.43.200.000,00

Total pendapatan per bulan Rp.43.200.000,00


Biaya- biaya per hari
Food Cost harian Rp. 600.000,00
Karyawan Rp. 30.000,00
Sewa lokasi dan listrik Rp.20.000,00
Biaya penyusutan Rp. 6.000,00
Total biaya pengeluaran Rp. 656.000,00

Total pendapatan perhari Rp.784.000,00


Pendapatan bersih per bulan Rp. 9.408.000,00

Cicilan yang harus dibayar pada PMW Unijoyo


Investasi PMW Unijoyo = Rp. 6.500.000,00
Lama pengembalian 1 tahun = 12 bulan
Besarnya cicilan pinjaman pokok per bulan= Rp. 6.500.000,00
12
= Rp. 541.666,667
= Rp 542.000,- (pembulatan)
Jadi, Angkringan Djogja akan mengembalikan pinjaman pokok dalam waktu 1 tahun (12
Bulan) sebesar Rp 542.000,- x 12 bulan = Rp 6.500.000,- ditambah dengan jumlah bagi hasil
sebesar 2% x (Rp 32.000.000,-) = Rp 130.000,-.
Maka, total uang yang harus dikembalikan kepada PMW Unijoyo secara keseluruhan adalah
sebesar Rp 6.630.000,-.
Asumsi pembagian laba/pendapatan pada masing-masing pemegang saham
1 orang = Pendapatan bersih – Cicilan kepada PMW
5 Orang
= Rp. 9.408.000,00- Rp 542.000,00
5
=Rp. 1.773.200,00
Dengan demikian, dari hasil perhitungan tersebut kita dapat mengetahui layak tidaknya suatu
investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, yaitu dengan 2 kriteria
penilaian sebagai berikut:
1) Payback Period (PP)

Periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada PMW Unijoyo
adalah= Investasi
Cicilan per bulan
= Rp. 6.500.000,00
Rp 542.000,00
= 12 bulan
2) Net Present Value (NPV)
Merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi
yaitu:
NPV = ∑ CF t
(1+k)t
= Rp. 6.500.000,00
(1+6.500.000)1
= 0,9
Keterangan: NPV bernilai nol atau positif , berarti PV dari arus kas masuk sama dengan atau
lebih besar dari PV dari arus kas keluar. Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa arus kas
proyek tepat cukup untuk:
2.1 Membayar kembali modal yang diinvestasikan.
2.2 Menyediakan tingkat keuntungan yang disyaratkan pada modal.
2.3 Arus kas proyek akan menghasilkan suatu sisa keuntungan yang akan dinikmati oleh pengurus
usaha.
BAB VI
DAMPAK SOSIAL DAN LINGKUNGAN

6.1 Dampak Lingkungan


Suasana yang santai penuh kekeluargaan dan keakraban baik dari pedagangnya maupun
dari para pembelinya. Adanya kenyamanan dan keleluasaan yang ditawarkan Angkringan
Djogja yang menjadi daya tarik tersendiri yang membedakan angkringan dengan warung
makan lain yang telah ada. Tanpa melihat strata sosial yang ada para pelanggan berbaur
menjadi satu.
6.2 Dampak Sosial
Angkringan telah menjadi tempat konsumsi bagi semua lapisan sosial dalam
masyarakat. Entah lapisan bawah, menengah atau yang disebut sebagai lapisan sosial atas.
Angkringan sendiri menjadi istimewa karena interaksi sosial yang terjadi di dalamnya. Warung
yang bisa menjadi contoh sebuah sistem paling sederhana yang sebenarnya pantas menjadi
model untuk hubungan sosial, meskipun tidak bisa mencakup semua aspek. Egaliter atau
sederajat adalah ciri khas utama warga angkringan. Tidak peduli siapa yang datang ke
angkringan. Apabila ia sudah datang ke angkringan, ia harus siap berbaur tanpa memakai
jabatan doktor, insinyur, pengacara, haji, atau yang lainnya. Inilah yang membuat warga
angkringan menjadi akrab. Belajar mendengar orang lain sekaligus belajar menyampaikan
pendapat pun menjadi aktivitas biasa yang tak membosankan, ditemani gorengan dan sesekali
sruputan wedang jahe.

KESIMPULAN

Dari ulasan di atas dapat disimpulkan bahwa:


1. Angkringan Djogja merupakan suatu usaha kecil menengah yang didirikan oleh beberapa
orang dengan tujuan yang sama.
2. Usaha angkringan ini akan di dirikan dekat halte pinggir jalan raya di Telang, Bangkalan.
3. Melihat perilaku manusia yang bersifat konsumtif, usaha ini sangat cocok untuk di jadikan
usaha kecil menengah.
4. Kami akan melakukan promosi untuk meningkatkan usaha ini.
5. Dan usaha ini dapat dan layak untuk di danai.

Form Riset Sederhana :

1. Adakah usaha sejenis di lokasi usaha anda?


 Tidak ada, namun ada usaha yang hampir sama yaitu usaha CWA (Coffe With Art) tapi
berbeda konsep, mereka menggunakan konsep coffe sedangkan kami konsep angkringan.

2. Bila tidak ada usaha sejenis dilokasi anda, apa penyebabnya?


 Masih belum ada pemikiran untuk membuat suatu angkringan di daerah Telang.

3. Bila ada, ada berapa jumlah usaha sejenis dalam jarak 500m dari (calon) tempat usaha anda?
 Ada 1 usaha.

4. Berapa rata-rata pengunjung masing-masing tempat usaha ?


 Cafe With Art rata-rata pengunjung yang mampir ke kafe pada siang hari jumlahnya sedikit
=20orang ,kalau malam hari jumlahnya lumayan=40orang.

5. Adakah saat2 tertentu dimana pelanggan usaha tersebut ramai dan adakah saat2 tertentu
dimana pelanggan sepi?
 Cofee With Art menjadi ramai pada saat malam hari, sedangkan sepi pada saat siang hari,
bulan puasa dan libur kuliah.

6. Bila usaha anda usaha dagang, barang apa saja yg laku ?


 Hampir setiap barang laku.

7. Berapa pendapatan sehari masing2 usaha tersebut ?


 Rata-rata pendapatan perhari dari CWA adalah Rp. 300.000,00

8. Berapa pengeluaran sehari dan sebulannya untuk masing2 tempat usaha ?


 Rata-rata pengeluaran yang dikeluarkan CWA per harinya adalah Rp. 250.000,00

9. Berapa tarif gaji karyawan untung masing2 tempat usaha ?


 Tarif gaji karyawan adalah Rp. 250.000,00

10. Siapa pemasok mereka? (dari mana mereka mengambil barang)


 Pemasok dari CWA adalah mengambil makanan dan minuman dari pasar dan untuk kopi
memasok dari jombang.

11. Bagaimana system pembayaran mereke ke pemasok?


 Pembayaran dilkukan secara cash (tunai)

12. Bagaimana kualitas barang dan layanan masing-masing tempat usaha?(cobalah menjadi
pelanggan dan berilah penilaian terhadap kualitas dan pelayanannya)
 Kualitas barang dan pelayanan yang di berikan cukup baik
13. Apakah rata2 tempat usaha mereka adalah milik sendiri atau menyewa?
 Dalam usaha ini, mereka menyewa menyewa tempat.

14. Berapa kebutuhan listrik , telepon dan air untuk bidang usaha tersebut perbulan?
 Pengeluaran untuk listrik tiap bulannya sebesar Rp. 60.000,00.

 Biaya pengeluaran untuk air tiap harinya adalah Rp. 28.000,00.

15. Cantumkan nama usaha, pemilik dan alamat (bisa beberapa usaha) yang digunakan sebagai
bahan riset “daerah telang dan sekitarnya”
No. Nama usaha Pemilik alamat
1 CWA(Coffe with Art) Ahmad Fatoni JL. Telang

Laporan Lanjutan Kelangsungan Usaha Campuz.net


Study kasus pada Angkringan Djogja
Pendapatan perbulan untuk penjualan 50 porsi setiap harinya dengan 18 menu dengan rata-rata
harga Rp. 1.600,00 dapat dirinci sebagai berikut:
Penghitungan pendapatan per bulan

Penjualan menu 50 porsi perharinya

Jumlah jenis menu 18 menu

Harga rata-rata Rp. 1.600,00

Total harga jual perhari Rp. 1.440.000,00

Revenue

Pendapatan per hari Rp. 1.440.000,00

Pendapatan per bulan Rp.43.200.000,00

Total pendapatan per bulan Rp.43.200.000,00

Biaya- biaya per hari

Food Cost harian Rp. 800.000,00

Karyawan Rp. 30.000,00

Sewa lokasi dan listrik Rp.20.000,00


Biaya penyusutan Rp. 6.000,00

Biaya lain-lain Rp.34.000,00

Total biaya pengeluaran Rp. 890.000,00

Total pendapatan perhari Rp.550.000,00

Pendapatan bersih per bulan Rp. 6.600.000,00

Sedangkan untuk pendapatan perbulan untuk penjualan 30 porsi setiap harinya dengan 18 menu
dengan rata-rata harga Rp. 1.600,00 dapat dirinci sebagai berikut:
Penghitungan pendapatan per bulan

Penjualan menu 30 porsi perharinya

Jumlah jenis menu 18 menu

Harga rata-rata Rp. 1.600,00

Total harga jual perhari Rp. 864.000,00

Revenue

Pendapatan per hari Rp. 864.000,00

Pendapatan per bulan Rp.10.368.000,00

Total pendapatan per bulan Rp.10.368.000,00

Biaya- biaya per hari

Food Cost harian Rp. 500.000,00

Karyawan Rp. 30.000,00

Sewa lokasi dan listrik Rp.20.000,00

Biaya penyusutan Rp. 6.000,00

Biaya lain-lain Rp. 14.000,00

Total biaya pengeluaran Rp. 570.000,00


Total pendapatan perhari Rp.294.000,00

Pendapatan bersih per bulan Rp. 3.528.000,00

Cicilan yang harus dibayar pada PMW Unijoyo


Investasi PMW Unijoyo = Rp. 6.500.000,00
Lama pengembalian 1 tahun = 12 bulan

Besarnya cicilan pinjaman pokok per bulan= Rp. 6.500.000,00


12
= Rp. 541.666,667
= Rp 542.000,- (pembulatan)
Jadi, Angkringan Djogja akan mengembalikan pinjaman pokok dalam waktu 1 tahun (12
Bulan) sebesar Rp 542.000,- x 12 bulan = Rp 6.500.000,- ditambah dengan jumlah bagi hasil
sebesar 2% x (Rp 32.000.000,-) = Rp 130.000,-.
Maka, total uang yang harus dikembalikan kepada PMW Unijoyo secara keseluruhan adalah
sebesar Rp 6.630.000,-.
Asumsi pembagian laba/pendapatan pada masing-masing pemegang saham untuk 50 porsi per
harinya:
1 orang = Pendapatan bersih – Cicilan kepada PMW
5 Orang
= Rp. 6.600.000,00- Rp 542.000,00
5
=Rp. 1.211.600,00
Asumsi pembagian laba/pendapatan pada masing-masing pemegang saham untuk 30 porsi per
harinya:
1 orang = Pendapatan bersih – Cicilan kepada PMW
5 Orang
= Rp. 3.528.000,00- Rp 542.000,00
5
=Rp. 597.200,00
Dengan demikian, dari hasil perhitungan tersebut kita dapat mengetahui layak tidaknya suatu
investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara ekonomis, yaitu dengan 2 kriteria
penilaian sebagai berikut:
1) Payback Period (PP)

Periode waktu yang diperlukan untuk mengembalikan investasi pada PMW Unijoyo
adalah= Investasi
Cicilan per bulan
= Rp. 6.500.000,00
Rp 542.000,00
= 12 bulan
2) Net Present Value (NPV)
Merupakan perbandingan antara PV kas bersih dengan PV investasi selama umur investasi
yaitu:
NPV = ∑ CF t
(1+k)t
= Rp. 6.500.000,00
(1+6.500.000)1
= 0,9
Keterangan: NPV bernilai nol atau positif , berarti PV dari arus kas masuk sama dengan atau
lebih besar dari PV dari arus kas keluar. Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa arus kas
proyek tepat cukup untuk:
2.1 Membayar kembali modal yang diinvestasikan.
2.2 Menyediakan tingkat keuntungan yang disyaratkan pada modal.
2.3 Arus kas proyek akan menghasilkan suatu sisa keuntungan yang akan dinikmati oleh pengurus
usaha.

Diposting oleh imun01 di 06.00

Label: Dasmen dan Kewirausahaan

http://maimuna100521100001.blogspot.co.id/2011/11/kewirausahaan-angkringan-gorengan.html

Anda mungkin juga menyukai