Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

TIBBUN NABAWI
“Hubungan Kebiasaan Mandi dan Sholat Tahajjud dengan
Kesehatan”

Disusun Oleh:

Kelompok 2
Yofie Safira Tasya (200703110093)
Sayyid Falih Nur Ramadhan (200703110118)
Nurul Hikmah (200703110085)
Muhammad Teguh Adi S. (200703110148)

PROGRAM SARJANA FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan ialah kondisi dimana kita berada jauh atau terbebas dari penyakit.
Kesehatan merupakan suatu yang mahal jika dibandingkan dengan hal-hal yang
lain. Bagaimana tidak, harta yang melimpah, memiliki wajah yang tampan atau
cantik, memiliki badan tegap serta gagah, semuanya itu akan sirna dengan
sekejap jika kita terserang penyakit atau tidak sehat. Dengan penyakit harta bisa
habis digunakan untuk berobat, wajah tampan atau cantik berubah menjadi
pucat dan tidak enak untuk dipandang, badan yang tegap dan gagah seketika
roboh dikarenakan lemas dan lesu akibat kondisi tubuh yang menurun drastis
(Suhrianati, 2016).

Kesehatan ialah amanah Allah yang akan dinintai pertanggung jawabanya.


Rasulullah SAW.bersabda: Pertanyaan Allah pertama kali adalah: Tidakkah
aku berikan padamu tubuh yang sehat dan telah kuberikan air dingin untuk
kesegaranya (HR. Tirmidzi). Dalam hadits lain disebutkan: Seorang hamba
dihari kiamat senantiasa dalam kondisi dihisab, hingga ditanyai bagaimana ia
telah habiskan usianya, dan ilmunya buat apa, hartanya dapat dari mana, dan di-
Infaqkan kemana, dan fisiknya hingga binasa digunakan untuk apa? (Hadi,
2020)

Muslim yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada muslim yang lemah
kekuatan tubuh hanya bisa mampu diperoleh dengan menggunakan kesehatan
dan kekuatan fisik, kesehatan adalah sesuatu yang sering kita minta kepada
Allah dalam setiap kali kita berdo’a, Rasulullah manusia terbaik yang
menyampaikan risalah Allah kepada hambanya, telah banyak memberikan
inspirasi dalam hadis-hadisnya, mengakji petunjuk Rasulullah s.a.w, sepertinya
kita membuka ladang ilmu pengetahuan yang sangat menarik untuk di telaah
lebih lanjut secara ilmiah tentang kesehatan Rasulullah bagaimana hidup sehat
Rasulullah itu. (Suhrianati, 2016).

Mencegah sakit itu lebih mudah dan murah dari pada mengobati seseorang
apabila jatuh sakit. Salah satu cara untuk mencegah hal tersebut adalah dengan
bergaya hidup sehat. Gaya hidup sehat merupakan segala upaya untuk
menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Salah satu
gaya hidup sehat yaitu mandi. Padadasarnya, mandi (al-ghasl) memiliki arti
yaitu mengalirkan air suci ke seluruh tubuh secara merata dengan cara-cara
tertentu, merupakan salah satu cara bersuci dalam Islam. Kesehatan manusia
bisa terpelihara dengan cara menjaga kebersihan tubuhnya melalui mandi setiap
hari (Hadi, 2020).

Diantara langkah-langkah terapi religius untuk mencegah munculnya


penyakit yang timbul pada diri manusia baik berasal dari jasmani maupun
rohani berdasarkan konsep Islam adalah dengan mengintensifkan dan
meningkatkan kualitas ibadah (shalat), do’a dan permohonan ampun kepada
Allah akan mengembalikan kenyamanan dan ketentraman jiwa bagi orang yang
bisa melakukannya. Shalat tahajud mengandung dimensi dzikrullah dan
memiliki dampak psikologis pada jiwa seseorang. Dengan mengingat Allah,
maka jiwa seseorang akan menjadi tenang (Chodijah, 2013). Berdasarkan
uraian diatas maka harus dikaji lebih lanjut tentang mandi dan shalat tahajjud
yang dapat menyehatkan tubuh.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari mandi dan shalat tahajud ?


2. Apa manfaat dan kapan waktu terbaik mandi dan shalat tahajjud?
3. Bagaimana hubungan kebiasaan mandi dan shalat tahajjud dengan
kesehatan?

1.3 Tujuan Masalah

1. Mengetahui definisi mengenai mandi dan shalat tahajjud


2. Mengetahui waktu terbaik untuk melakukan mandi dan shalat
tahajjud
3. Mengetahui hubungan mandi dan shalat tahajjud dengan kesehatan
1.4 Tinjauan Pustaka

Mandi dalam literatur Bahasa Arab disebut dengan al-ghasl mempunyai dua
arti, yaitu menurut bahasa dan istilah. Mandi menurut bahasa yaitu mengalirkan
air secara mutlak. Sedangkan al-ghasl menurut istilah ialah, “mengalirkan air
atas seluruh badan dengan disertai niat.” Dasar hukum perintah mandi
diantaranya adalah firman Allah SWT QS. al- Maidah: 6, “dan jika kamu junub
maka mandilah.” Sedangkan hadis Rasulullah SAW tentang perintah mandi
diantaranya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu Majjah, “Rasulullah
SAW biasa mandi di hari Idul Fitri, Idul Adha dan Hari Arafah.” Mandi
merupakan salah satu cara bersuci dalam islam (Khoiri,2017).

Kesehatan manusia dapat dipelihara dengan cara menjaga kebersihan


tubuhnya melalui mandi setiap hari serta menjaga dan menerapkan pola hidup
yang sehat. Rasulullah SAW menganjurkan agar mandi dalam beberapa waktu
dan kondisi seperti; hari Jum'at, Aidul fitri dan Adha, Ikhrom, setelah
memandikan mayat, sebelum sholat istisqo', gerhana, I'tikaf, saat bau badan
kurang enak, saat mau berkumpul dengan orang banyak. Dalam islam, bagi
orang yang sedang janabah, mandi itu hukumnya wajib. Firman Allah:

Artinya: Dan jika kamu junub maka mandilah (Hadi, 2020).

Shalat tahajud merupakan shalat sunnah muakad yang didalamnya terdapat


dialog antara makhluk dengan sang khalik. Shalat tahajud dilakukan
dikeheningan malam yang sunyi dan mengandung sejumlah hikmah yang tak
terhingga. Allah SWT berfirman dalam surat al-Israa ayat 79:

Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu


sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; Mudah-mudahan Tuhan-Mu
mengangkat kamu ke tempat yang terpuji. (QS. Al Isra 17: 79) (Chodijah,
2013).”

Shalat tahajud sebagaimana disebutkan, dilakukan pada waktu tengah


malam, di mana pada saat kebanyakan manusia terlelap dalam tidurnya dan
berbagai macam aktifitas hidup berhenti dan beristirahat. Keadaan tersebut
dapat menyebabkan suasana menjadi hening, sunyi dan tenang. Kondisi ini akan
sangat menunjang konsentrasi seseorang yang akan bertaqarrub ilaAllah
(Chodijah, 2013).

Di dalam shalat tahajjud dapat menyehatkan badan. Hal ini sesuai dengan
riwayat Nabi Muhammad s.a.w yang bersabda sebagaimana yang disebutkan
dalam hadis riwayat thobroni, “Kerjakanlah sholat malam, karena
sesungguhnya ia akan mengusir penyakit dalam tubuh.”Dan Wahana
pendekatan diri kepada Allah s.w.t, penghapus dosa dan pengusir penyakit
dalam tubuh. (HR.at-Tirmidzi) (Widiani dan Indrawan, 2014). Ketenangan dan
ketentraman yang didapatkan oleh seseorang yang melaksanakan shalat
tahajud, memiliki nilai spiritual yang cukup tinggi. Karena hal ini disebabkan
dalam shalat tahajud terdapat dimensi dzikrullah (mengingat Allah) (Chodijah,
2013).

Shalat tahajjud juga dapat menjaga kesehatan emosional (mental).


Kesehatan emosional ini dapat diukur dari masalah kejiwaan, rasa sakit,
kekhawatiran, dan perasaan sedih atau depresi (Kathawalla & Syedy, 2022).
Saat-saat shalat tahajud ialah saat individu sedang dekat-dekatnya dengan Allah
SWT. Menjadi pribadi yang dekat dengan Allah tentu akan memberikan
manfaat luar biasa bagi kehidupan. Kedekatan dengan Allah akan menjadikan
individu lebih optimis sebab do’a-do’a akan lebih mudah dikabulkan oleh
Allah. Kedekatan dengan Allah akan menjadikan individu menjadi pribadi yang
berani, karena yakin dengan pertolongan Allah. Kedekatan dengan Allah tidak
akan menjadikan individu merasa bingung dan resah, karena selalu ada
kejelasan yaitu mendapatkan ridla Allah. Jadi kedekatan dengan Allah
menjadikan individu lebih tegar dalam menghadapi berbagai halangan dan
rintangan (Azam & Abidin, 2015).
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Mandi dan Shalat Tahajjud

2.1.1 Definisi Mandi

Menurut bahasa yaitu al-ghasl atau al-ghusl (‫اﻞﺴﻐﻟ‬-‫ )اﻞﺴﻐﻟ‬yang berarti


mengalirnya air pada sesuatu. Menurut istilah yaitu meratakan air pada
seluruh badan dari ujung rambut sampai ujung jari kaki disertai dengan niat
sesuai dengan keperluannya, mungkin untuk menghilangkan hadats besar
atau mandi sunnah. Allah Subhanahu wa Ta’ala mewajibkan mandi secara
mutlak, dan Dia tidak menyebutkan apa yang mesti didahulukan saat mandi
sebelum yang lainnya (yakni Allah SWT tidak menyebutkan urutan-urutan
yang harus dilakukan saat mandi). Apabila seseorang mandi, niscaya hal itu
sudah cukup baginya dan Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih mengetahui
bagaimana cara orang itu mandi. Dan, tidak ada waktu khusus untuk mandi
(.Imam Syafi’i, Ringkasan Kitab al-Umm, terj Mohammad Yasir Abd
Mutholib, (Jakarta: Pustaka Azzam), h. 58).

Mandi merupakan ajaran Islam tentang kebersihan, yang bertujuan


untuk menghilangkan hadats, baik sebagai syarat untuk ibadah atau pun tidak.
Ajaran tersebut bersumber pada Al Qur’an, sunnah, dan ijma’. Adapun ayat-
ayat Al Qur’an yang menunjukkan perintah tentang mandi terdapat beberapa
ayat, diantaranya adalah : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertaubat dan menyukai orang-orang yang membersihkan diri”. (Q.S. Al
Baqarah : 222). Lalu dijalaskan juga didalam hadist yang diriwayatkan oleh
imam al-bukhori, imam muslim dari abu Hurairah RA berkata : Rasulullah
SAW bersabda :”menjadi ha katas setiap muslim untuk maandi satu kali
dalam tujuh hari, membersihkan kepala dan badannya”. Para ulama mujtahid
juga sepakat bahwa mandi untuk kebersihan mustahab (sunnah), sedangkan
mandi untuk sahnya ibadah hukumnya wajib (Samidi, 2010).

Dari dalil tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa mandi dibagi


kedalam 2 jenis yaitu mandi wajib dan sunnah. Mandi wajib disebabkan oleh
beberapa factor diantaranya mendi setelah bersetubuh, setelah keluar mani,
bagi Wanita yang nifas, mandi untuk muallaf dan mandi untuk mayyit.
Sedangkan disunahkan mandi yaitu saat hari jum’at, hari raya iedul fitri dan
iedul adha, mandi ketika akan ihram haji atau umrah, dan mandi setelah
memandikan mayat (Samidi, 2010).

Adapun tatacara mandi diawali dengan niat pada saat mulai mandi, dan
niat tetap sah apabila diucapkan sebelum mandi dengan jeda yang tidak
terlalu jauh dengan waktu mandinya. Setelah niat mandi dimulai dengan
menyiramkan air ke seluruh tubuh secara merata, adapun bila dirasa belum
merata maka boleh disiram beberapa kali. Adapun sunnah yang dilakukan
saat mandi yaitu membaca basmallah, berwudhu sebelum mandi, menggosok
seluruh badan dengan tangan mendahulukan bagian kanan tubuh dari yang
kiri dan tertib.

Selain rukun mandi ada juga hal-hal makruh saat mandi yaitu berlebih-
lebihan dalam menggunakan air, karena berlebihan itu hal yang mubadzir dan
tidak sesuai dengan perbuatan Rasulullah SAW, lalu dimakkruhkan juga
untuk mandi dengan menggunakan air yang menggenang terutama untuk
mandi besar. Dari abu Hurairah berkata : Rasulullah SAW bersabda :” jangan
mandi salah seorang diatara kalian di air yang diam, sementara dia sedang
berjunub”.

2.1.2 Definisi Tahajjud

Shalat berarti menghadapkan hati kepada Allah sebagai ibadat dalam


bentuk beberapa perkataan dan perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan
diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat yang telah ditentukan
syara' (Moh Rifai, 1976; 34). Sholat tahajjud adalah sholat yang dilakukan
pada malam hari dan dilaksanakan setelah tidur terlebih dahulu, walaupun
tidurnya hanya sebentar (Muzdalifah dan Rahman, 2016).

Sholat tahajjud merupakan sholat sunnah yang dikerjakan di malam


hari atau sepertiga malam setelah bangun dari tidur, sholat tahajjud
dilaksanakan sedikitnya 2 rakaat dan tanpa batas untuk jumlah maksimalnya.
Shalat tahjjud dapat dilakukan dengan dua rakaat maupun empat rakaat tanpa
tasyahud awal dan di akhiri dengan witir. Rasulullah SAW bersabda :”sholat
malam itu (tahajjud) dua rakaat-dua rakaat maka apabila engkau takut waktu
subuh, hendaklah engkau witir satu rakaat” (HR Bukhori dan Muslim).

Adapun tata cara sholat tahajud dua rakaat adalah sebagai berikut :

1. Membaca niat sholat tahajjud


Ushallii sunnata tahajjudi rak’ataini mustaqbill qiblati lillahi ta’ala
2. Takbiratul ikhram dan diikuti doa iftitah
3. Membaca surat al-fatihah
4. Membaca surat dalam al-qur’an
5. Rukuk, I’tidal, Sujud, Duduk diantara dua sujud, Sujud
6. Mengulangi Gerakan seperti rakaat pertama
7. Tahiyat akhir dan membaca doa tahiyat akhir pada rakaat kedua
8. Salam.

2.2 Manfaat Dan Waktu Terbaik Mandi Dan Sholat Tahajjud

2.2.1 Manfaat Dan Waktu Terbaik Mandi

Berdasarkan kitab fikih manhaji ada beberapa hikmah dengan


disyariatkannya mandi bagi orang islam adapun hikmahnya ialah:

1. Mendapatkan pahala : mandi dalam pengertian syar’I merupakan ibadah


karena di dalamnya ada penerapan perintah syara’ dan pengalaman
hukumnya. Di dalam mandi ada pahala besar, karena itu Rasulullah SAW
bersabda :” kesucian sebagian dari iman” (Riwayat muslim : 222).
2. Mendapatkan kebersihan : ketika seorang muslim mandi makai a
membersihkan kotoran-kotoran yang menempel pada tubuhnya, mandi
juga menghilangkan daki dan keringat yang menyebabkan bau.
3. Memberikan kesegaran badan : pada saat mandi tubuh akan menjadi
segar karena terkena air setelah Lelah beraktivitas, dengan mandi badan
juga menjadi bersih dan menghilangkan kotoran dengan menghilangnya
keringat badan menjadi lebih enteng dan rasa malas pun hilang.
Meskipun tidak ada batasan waktu, namun terdapat waktu-waktu
tertentu yang dianjurkan untuk mandi dalam agama Islam. Sebagaimana yang
dikutip dari buku Fiqih Islam wa Adilatuhu Jilid 2 karya Prof. Dr. Wahbah
az-Zuhaili (2021:479), waktu mandi menurut madzhab Syafi’i adalah
pertengahan malam. Sedangkan menurut madzhab Maliki pada seperenam
terakhir malam dan dianjurkan setelah shalat Subuh. Di sisi lain, madzhab
Hanafi dan Hambali memerintahkan untuk melakukan mandi setelah shalat
shalat subuh (Zulfan, 2022).

Dari penjelasan 4 madzhab di atas, dianjurkan untuk untuk mandi pada


pagi hari, baik setelah tengah malam maupun setelah shalat subuh. Apabila
mandi pada waktu tersebut, kandungan ozon pada air sangatlah tinggi.
Hasilnya adalah tubuh serasa lebih segar dan meningkatkan daya tubuh
(Zulfan, 2022).

2.2.2 Manfaat Dan Waktu Terbaik Sholat Tahajjud

Dengan melaksanakan sholat tahajjud maka ada beberapa manfaat yang


dapat diterima oleh muslim tersebut, diantaranya:

1. Mendapatkan ketenangan.
Muhammad Mahmud berpendapat bahwa orang yang sehat mentalnya
jika di dalam diri individu tersebut terdapat sebuah kemapanan,
ketenangan dan rileks batin dalam menjalankan kewajiban baik kepada
dirinya, masyarakat dan tuhannya (Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir,
2002).
2. Mampu mengontrol emosi.
Individu yang sehat mentalnya akan mampu mengontrol emosinya
sehingga ia mampu untuk mengekspresikan emosinya secara tepat
dengan waktu, orang dan tempat yang tepat. Maslow dan Mittlemann
berpendapat bahwa ciri orang yang mentalnya sehat ialah yang memiliki
emosionalitas yang tepat, ia dapat tertawa dan bergembira secara lepas,
ia juga dapat menghayati pendritaan orang lain tanpa lupa akan dirinya
(Kartini Kartono, 2000)
3. Badan menjadi sehat
Orang yang bermental sehat akan memiliki daya tahan tubuh yang lebih
baik. Pada penelitian Goldberg di tahun 1984 menemukan bahwa 20-
40% pasien yang mengaku sakit secara fisik ternyata dapat didiagnosa
mengalami gangguan mental meskipun mayoritas diantara mereka
kurang memperoleh perhatian (Moeljono Notosoedirdjo dan Latipun,
2001)
4. Manfaat sholat tahajjud memang besar sekali dalam membentuk
kesehatan mental individu.Pelaksanaan sholat tahajjud pada malam hari
memberikan kesempatan kepada individu untuk lebih khusyuk dalam
menjalin komunikasi dengan Allah. Ini akan menjadikan jiwa individu
menjadi tenang setelah mengadu segala persoalan hidup yang
dihadapinya.

Allah memberikan kelonggaran bagi hamba-hambanya yang hendak


melaksanakan shalat tahajud. Ia dapat memilih waktu yang sesuai dengan
kemampuannnya. Waktu untuk melaksanakan shalat tahajud ditetapkan sejak
waktu isya hingga waktu subuh, pada sepanjang malam ini terdapat
keutamaan yang berbeda, maka waktu malam yang panjang itu dapat dibagi
menjadi tiga bagian, sebagai berikut:

1. Sepertiga pertama, yaitu kira-kira dari jam 19.00 – jam 22.00, ini saat
utama.
2. Sepertiga kedua, yaitu kira-kira dari jam 22.00 sampai dengan jam 01.00,
ini saat yang lebih utama.
3. Sepertiga ketiga, yaitu kira-kira dari jam 01.00 sampai 03.00 sampai
masuknya waktu subuh, ini adalah saat yang paling utama (Moh Rifai,
1976; 87).
2.3 Hubungan Kebiasaan Mandi Dan Shalat Tahajjud dengan Kesehatan

2.3.1 Pengaruh Shalat Tahajjud Terhadap Kesehatan

Shalat Tahajjud merupakan shalat sunnah yang dilaksanakan pada


waktu tengah malam, saat kebanyakan manusia terlelap dalam tidurnya yang
menyebabkan suasana menjadi hening, sunyi dan tenang. Shalat ini adalah
shalat sunnah muakad yang didalamnya terdapat dialog antara makhluk
dengan sang khalik. Shalat tahajjud dilakukan di keheningan malam yang
sunyi dan mengandung sejumlah hikmah yang luar biasa salah satunya adalah
di bidang kesehatan.

Disebutkan dalam buku “Home Tested Recipe and The Secret of


Healing Medical” , sebuah buku yang berisi kumpulan artikel penulis
Amerika cetakan tahun 1993, bahwa bangun tidur di tengah malam dan
melakukan gerakan olahraga ringan di dalam rumah serta membasuh dengan
air dan memijit-mijit jari mempunyai banyak manfaat bagi kesehatan. Hal ini
sesuai dengan pelaksanaan shalat tahajjud yang dilakukan tengah malam
setelah bangun tidur dan melakukan gerakan mulai dari berdiri,
membungkuk(rukuk), bersujud, berlutut (bersimpuh), dalam salam
(menggerakkan kepala). Gerakan-gerakan tersebut bentuk ibadah secara fisik.
Selain itu, sebelum melakukan shalat tahajjud tentunya harus berwudhu
terlebih dahulu (Chodijah, 2013).

Dalam sebuah Hadist, Rasulullah SAW bersabda “shalat tahajjud


dapat menghapus dosa, mendatangkan ketenangan, dan menghindarkan diri
dari penyakit.” (HR. Tirmidzi). Dari Hadist riwayat Tirmidzi ini, Rasulullah
SAW menunjukkan adanya korelasi antara shalat tahajjud dengan kesehatan,
baik kesehatan jasmani maupun kesehatan rohani. Bahwa shalat tahajud dapat
mendatangkan ketenangan yang meningkatkan ketahanan tubuh imunologik,
menghilangkan stres yang dapat memicu resiko penyakit fisik seperti tekanan
darah tinggi, stroke, dan lain lain. Di dalam Al-Qur’an telah disebutkan
bahwa cara untuk menghilangkan stres adalah dengan melakukan shalat
tahajud yang dilakukan dengan khusuk, ikhlas dan gerakan yang tepat dan
konsisten (Chodijah, 2013).
Orang yang sakit rohani atau mentalnya akan selalu merasa tidak
tenang, tidak aman, dan tidak tentram dalam hatinya. Shalat tahajjud yang
dilakukan dengan khusuk dapat menjadi pendekatan terapi keagamaan yang
dapat memberikan ketenangan jiwa dan menyembuhkan atau menjaga
kesehatan rohani orang tersebut. Beberapa pengaruh shalat tahajjud terhadap
kesehatan rohani(mental) antara lain (Abdurrahman & Ma’sum, 2022):

a. Shalat tahajjud dapat menghilangkan rasa gelisah dan cemas. Rasa gelisah
dan cemas dapat hilang dengan sendirinya ketika orang merasakan
kehadiran Tuhan sebagai pencipta alam semesta. Dengan shalat tahajjud
berarti seorang hamba sedang berdialog dengan sang pencipta. Saat itulah
seluruh rasa gelisah dan cemas berganti dengan rasa tenang dan damai.
Rasa gelisah dan cemas merupakan bagian dari mental yang tidak sehat.
b. Shalat tahajjud dapat membuat manusia hidup penuh dengan harapan dan
cita-cita (tidak putus asa). Dalam shalat tahajud ada do’a yang dibaca dan
setiap doa pada hakikatnya merupakan permohonan, dan setiap
permohonan seorang hamba pasti didengar oleh tuhan. Saat itu jiwa yang
tengah putus asa akan berganti dengan jiwa yang penuh harapan bahwa
Allah SWT suatu saat akan mengabulkan doanya. Putus asa adalah bagian
dari penyakit mental. Dalam syariat Islam putus asa berati memutuskan
rahmat Tuhan. Karena itu salat tahajjud dapat mengobati penyakit putus
asa.
c. Shalat tahajjud dapat menghapus rasa bersalah yang berkepanjangan pada
diri manusia. Setiap manusia pasti pernah berbuat dosa, ada yang
melakukan dosa besar dan ada yang melakukan dosa kecil. Dosa yang ada
pada setiap manusia sering kali membuat dirinya menderita, ia takut akan
kematian dan ia takut dengan azab Tuhan. Rasa takut ini membuat
manusia menjadi stres dan dapat menghilangkan semangat hidup.
Sedangkan bagi orang yang selalu mengerjakan salat tahajjud maka pada
saat itu ada kesempatan untuk bertobat. Dengan bertobat maka dosa akan
dihapuskan dan rasa takut yang berkecamuk pada dirinya hilang dengan
sendirinya. Rasa bersalah dan rasa takut ini merupakan bagian dari mental
yang tidak sehat dan shalat tahajjud dapat menjadi terapi mental yang
tidak sehat ini.

Selain itu, beberapa ahli juga mengemukakan bahwa shalat tahajjud


dapat melancarkan peredaran darah dan menurunkan nilai stres jika dilihat
dari gerakannya. Penanganan stres menurut Rismalinda (2017) ialah dengan
menggunakan pendekatan relaksasi dan meditasi yaitu salah satunya salat
tahajud. Salat tahajud merupakan sarana meditasi tertinggi apabila dilakukan
dengan ketenangan hati serta mencapai kekhusyukan. Khususnya saat
melakukan gerakan sujud posisi jantung akan lebih tinggi dari otak, hal ini
dapat menyebabkan aliran darah yang menuju ke otak menjadi lancar.
Apabila aliran darah ke otak tercukupi maka dapat memicu sekresi hormon
serotonin, endorphin, dopamin, dan oksitosin sehingga terjadi penurunan
stres secara fisiologis (Ritonga & Azizah, 2018).

Shalat tahajud dilakukan pada dini hari menjadikan otak khususnya


pada bagian hipotalamus yang berfungsi mengatur emosi dan perilaku dapat
menerima asupan darah kaya oksigen lebih banyak. Sebagaimana yang kita
ketahui bahwa oksigen memiliki peran penting bagi kehidupan manusia.
Semua sel di tubuh memerlukan pasokan oksigen yang memadai untuk proses
metabolisme yang menghasilkan energi. Salah satu sel di tubuh yang sangat
bergantung dengan pasokan oksigen secara terus -menerus adalah sel di otak.
Pada pagi hari tekanan oksigen dan keasaman darah tinggi, serta kemampuan
hemoglobin mengikat oksigen meningkat (Ritonga & Azizah, 2018). Suplai
oksigen yang tercukupi dapat mencegah seseorang terkena penyakit stroke,
iskemia, dan penyakit kardiovaskuler lain.

Shalat tahajud dilakukan setelah bangun tidur. Berdasarkan teori,


gelombang pikiran manusia saat bangun tidur berada pada fase gelombang
alfa. Gelombang alpha adalah gelombang otak dimana pikiran dalam keadaan
tenang. Selama fase gelombang ini pikiran berada dalam keadaan fokus. Oleh
karena itu, waktu tersebut sangat cocok untuk melaksanakan sholat tahajud,
dimana dalam keadaan gelombang alfa komunikasi efektif terjadi saat berdoa
(Lothfy et al., 2016).
Dalam sebuah riset bahwa ternyata pada tengah malam, ketika
seseorang melakukan tahajjud, terjadi peningkatan hormon-hormon tenang
yang mampu memberikan relaksasi pada tubuh, proses reparasi (perbaikan
sel) juga membuat berkurangnya hormon stress pada manusia. Banyak
penelitian yang telah memberikan bukti manfaat Shalat Tahajjud di
antaranya:

1. dapat meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) terhadap berbagai


penyakit yang menyerang jantung, otak dan organ-organ tubuh lainnnya
karena orang-orang yang bangun dari tidurnya pada malam hari,
menghentikan kebiasaan tidur dan ketenangan terlalu lama, yang merupakan
salah satu pencetus terjadinya penyumbatan pembuluh darah;

2. Relatif lebih aman dari serangan penyakit tulang punggung;

3. Dalam bidang bio – teknologi, Shalat tahajjud dapat meningkatkan respons


ketahanan tubuh dan menghilangkan rasa nyeri pasien yang terkena kanker
(Suhrianati, 2016).

2.3.2 Pengaruh Mandi terhadap Kesehatan

Salah satu sarana dari berbagai yang dianjurkan oleh Islam dalam
memelihara kesehatan adalah dengan menjaga kebersihan. Sikap Islam
terhadap kebersihan sangat jelas, karena di dalamnya terdapat ibadah kepada
Allah swt. Menjaga kebersihan tubuh salah satunya adalah melalui mandi
setiap hari. Mandi bermanfaat untuk menormalkan pernafasan sel-sel tubuh
Juga membantu meremajakan sel-sel yang rusak dan hancur. Mandi juga
membuat tubuh menjadi segar serta membuat seluruh sel tubuh dan pembuluh
darah menyusut kembali setelah mengembang. Hal ini berfungsi untuk
membantu melindungi aktivitas pernafasan, menormalisasi kadar denyut
jantung dan tekanan darah. Sementara itu, mandi dengan menggunakan air
dingin dapat meningkatkan metabolisme sekaligus membantu tubuh
membakar lebih banyak kalori untuk energi. Dalam satu studi dari Harvard,
orang-orang yang selama 10 hari berada dalam ruangan dengan suhu 16°C,
level aktivitas kalorinya akan meningkat drastis. mandi dapat
mengembalikkan peredaran darah laki-laki dan perempuan, membersihkan
pori-pori kulit dari peluh yang mengandung racun yang dapat menyebabkan
penyakit (Arfain et al., 2019).

Dalam aktivitas mandi, air merupakan sesuatu yang mutlak, karena air
bersifat membersihkan, menyejukkan dan syifa’ (obat/terapi), sebagaimana
firman Allah swt. dalam QS. al-Anfal/8: 11.

Artinya: “Dan Allah menurunkan air (hujan) dari langit kepadamu


untuk menyucikan kamu dengan (hujan) itu”

Pengobatan dengan terapi air (mandi) ini juga ditemukan informasinya


dari hadis Nabi saw. Ketika terserang demam beliau mengobati dirinya
dengan pengobatan seperti ini.

Artinya : “Dari Hasan, dari Samura ra., dia berkata bahwasanya jika
Rasulullah saw. dalam keadaan demam, maka beliau berdoa dekat air
kemudian menyiramkan air tersebut di atas kepalanya dan mandi
dengannya.” (Arfain et al., 2019).

Waktu terbaik mandi berdasarkan penjelasan 4 madzhab yaitu pada


pagi hari, baik setelah tengah malam maupun setelah shalat subuh. Hal itu
karena mandi pada jam-jam tersebut memiliki banyak manfaat. Manfaatnya
diantaranya adalah dapat menyehatkan tubuh, urat saraf menjadi lebih aktif,
mengaktifkan kerja otak dan tulang karena udara pada pagi hari itu
mengandung gas O3 yang melimpah dan kemudian akan berkurang sedikit
demi sedikit sampai matahari terbenam. Ozon (O3) itu adalah komponen
udara segar yang terjadi secara alami, sebagai hasil reaksi sinar ultraviolet
dari matahari dengan lapisan atas atmosfir bumi, dan membentuk lapisan
pelindung yang menyelimuti bumi. Sedangkan air dingin pada waktu tersebut
memiliki partikel Alpha yang sangat besar. Partikel Alpha ini memiliki energi
yang sangat kuat. Hal ini pula yang menjadikan tubuh lebih bugar ketimbang
mandi pada jam-jam lain. Kebiasaan mandi pada pagi hari (setelah tengah
malam/setelah shalat subuh) memiliki efek relaksasi pada tubuh. Tubuh akan
menjadi lebih rileks dan pikiranpun menjadi tenang(Muhajir & Hasanah,
2022).

Mandi pagi secara medis akan merangsang sistem peredaran darah dan
persyarafan menjadi lebih aktif. Hal ini timbul sebagai reaksi terhadap
rangsangan suhu dingin secara singkat. dengan mandi sebelum subuh dapat
membangunkan tubuh yang terlelap dimana metabolisme tubuh sedang
melambat. Diibaratkan membangunkan mesin yang awalnya pelan kemudian
dinaikkan. Suhu tubuh akan dinaikkan mencapai kestabilan. Jantung menjadi
terpacu untuk bangun, adrenalin meningkat, pembuluh darah jadi lebih lancar
untuk bergerak sehingga aliran darah dalam tubuh menjadi sangat baik
termasuk aliran ke kulit. Sehingga kulit tampak lebih segar(Muhajir &
Hasanah, 2022).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Mandi adalah meratakan air pada seluruh badan dari ujung rambut
sampai ujung jari kaki disertai dengan niat sesuai dengan
keperluannya, mungkin untuk menghilangkan hadats besar atau
mandi sunnah. Manfaat mandi mendapatkan pahala, kebersihan,
dan memberikan kesegaran badan. Sholat tahajjud merupakan
sholat sunnah yang dikerjakan di malam hari atau sepertiga malam
setelah bangun dari tidur, sholat tahajjud dilaksanakan sedikitnya 2
rakaat dan tanpa batas untuk jumlah maksimalnya. Manfaat shalat
tahajjud mendapatkan ketenangan, mampu mengontrol emosi,
badan menjadi sehat, dan membentuk kesehatan mental.
2. Dianjurkan untuk untuk mandi pada pagi hari, baik setelah tengah
malam maupun setelah shalat subuh. Apabila mandi pada waktu
tersebut, kandungan ozon pada air sangatlah tinggi. Hasilnya adalah
tubuh serasa lebih segar dan meningkatkan daya tubuh. Waktu yang
utama untuk melakukan shalat tahajjud yaitu di sepetiga malam
kira-kira dari jam 01.00 sampai 03.00.
3. Mandi bermanfaat untuk menormalkan pernafasan sel-sel tubuh
Juga membantu meremajakan sel-sel yang rusak dan hancur. Mandi
juga membuat tubuh menjadi segar serta membuat seluruh sel tubuh
dan pembuluh darah menyusut kembali setelah mengembang. Hal
ini berfungsi untuk membantu melindungi aktivitas pernafasan,
menormalisasi kadar denyut jantung dan tekanan darah. Sementara
itu, mandi dengan menggunakan air dingin dapat meningkatkan
metabolisme sekaligus membantu tubuh membakar lebih banyak
kalori untuk energi. Dalam sebuah riset bahwa ternyata pada tengah
malam, ketika seseorang melakukan tahajjud, terjadi peningkatan
hormon-hormon tenang yang mampu memberikan relaksasi pada
tubuh, proses reparasi (perbaikan sel) juga membuat berkurangnya
hormon stress pada manusia.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, & Ma’sum, M. A. (2022). PSIKOTERAPI ISLAM SHALAT


TAHAJJUD DALAM MENINGKATKAN KESEHATAN MENTAL
SANTRI. Jurnal At-Taujih: Jurnal Bimbingan Dan Konseling Islam, II(1),
71–85. https://media.neliti.com/media/publications/176220-ID-konsep-
shalat-tahajud-melalui-pendekatan.pdf

Arfain, M., Parhani, A., & Mustafa, M. (2019). MANDI JUNUB DALAM
TINJAUAN AL-QUR’AN DAN SAINS (KAJIAN TAHLILI TERHADAP
QS. AL-NISA/4: 43) Muhammad. Jurnal Tafsere, 7(2), 67–88.

Azam, M. S., & Abidin, Z. (2015). Tingkat Stres Santri Pondok Islam Nurul.
Jurnal Empati, 4(1), 154–160.
Chodijah, S. (2013). Konsep shalat tahajud melalui pendekatan psikoterapi
hubungannya dengan psikologi kesehatan (penelitian di klinik terapi tahajud
surabaya). Prosiding Seminar Nasional & Internasional Unimus, 417–444.
https://media.neliti.com/media/publications/176220-ID-konsep-shalat-
tahajud-melalui-pendekatan.pdf

Hadi, A. (2020). Konsep Dan Praktek Kesehatan Berbasis Ajaran Islam. Al-
Risalah, 11(2), 53–70. https://doi.org/10.34005/alrisalah.v11i2.822
Kathawalla, U. K., & Syedy, M. (2022). Occupational and Sociocultural
Temporal Identity Integration: Links to Overall Health for Muslim-Heritage
Immigrants to the United States. Journal of Muslim Mental Health, 16(1).
https://doi.org/10.3998/jmmh.234
Khoiri. (2017). ANTARA ADAT DAN SYARIAT (Studi Tentang Tradisi Mandi
Safar di Tasik Nambus, Riau, ditinjau dari Perspektif Islam). Islam Futura,
16(2), 196 – 210.
Lothfy, F. A., Rafaie, H. A., Nor, A. M., & Zainuddin, N. S. (2016). Merungkai
Kelebihan Solat Tahajud dalam Perspektif Sains. Konferensi Akademik
(KONAKA) 2016, 154–160.

Muhajir, & Hasanah. (2022). Metode Dzikir dan Mandi Taubat Sebagai Terapi
Pendidikan Bagi Orang Ketergantungan Narkoba. Prosiding The Annual
Conference on Islamic Religious Education ISSN:, 2(1), 559–575.
Rahman, Muzdalifah M. 2016. “Kesehatan Mental Pelaku Sholat Tahajjud.”
Estorik: Jurnal Akhlak dan Tasawuf 2(2): 485–500.

Ritonga, A., & Azizah, B. (2018). Salat Tahajud Berpengaruh terhadap Penurunan
Stres Mahasiswa. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 6(1), 1–7.

Samidi. 2010. “Konsep Al Ghuslu Dalam Kitab Fikih Manhaji Oleh Samidi*.”
Jurnal Analisa XVII(01): 91–104.

Suhrianati. (2016). Jurnal Sagacious Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2016.


Pendidikan PHBS Dalam Perspektif Islam, 3(1), 67–78.
Widiani, A., dan Indrawan, D. (2014). Pengaruh Sholat Tahajjud terhadap Depresi
pada Santri di Pesantren An-Nur 2 Bululawang Malang. Jurnal Care, 2(2),
6 – 11.

Anda mungkin juga menyukai