Kelas : TP5A
Pengaruh Dawamul Wudlu pada Kualitas Tidur Santri Pondok Pesantren Al-
Wardiyyah Tambakberas Jombang
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wudlu merupakan hal yang tidak asing bagi orang muslim, kegitan ini merupakanhal
yang dilakukan sebelum melaksanakan ibadah shalat. Selain untuk shalat, wudlu biasanya
juga dilakukan sebelum melakukan kegiatan-kegiatan lainnya seperti sebelum tidur, hendak
bepergian, dan lain sebagainya. Tanpa wudlu kita tidak akan sah menjalankan ibadah shalat,
tuntunan ini sudah ada sejak Nabi Muhammad SAW.
B. Identifikasi Masalah
2. Masih banyak santri yang tidak tahu cara untuk memiliki kualitas tidur yang baik
C. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh Dawamul Wudlu pada Kualitas Tidur Santri Pondok PesantrenAl
Wardiyyah Tambakberas Jombang ?
D. Hipotesis
Ha : Terdapat pengaruh yang signifikan dari wudlu terhadap kualitas tidur santripondok
pesantren Al wardiyyah Tambakberas Jombang
Ho : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari wudlu terhadap kualitas tidur santri
pondok pesantren Al wardiyyah Tambakberas Jombang
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dawamul wudlu pada
kualitas tidur santri pondok pesantren al wardiyyah Tambakberas Jombang.
F. Manfaat Penelitian
PEMBAHASAN
A. Dawamul Wudlu
Dalam bahasa arab istilah Dawam berarti melakukan terus menerus, membiasakan
(Mahfan, tt). Dengan demikian dawamul wudhu dapat diartikan sebagai membiasakan
berwudhu secara terus menerus. Sedangkan istilah da’imu al-wudhu diartikan sebagai orang
yang istiqamah dalam wudhunya (Muhammad Akrom, 2014) atau orang yang sering
berwudhu, terbiasa selalu mengambil wudlu begitu wudlunya batal (Syarif Hidayatullah,
2014).Wudlu menurut bahasa artinya bersih, indah dan bagus. Menurutsyara’, wudlu ialah
membasuh, mengalirkan dan membersihkan dengan menggunakan air pada setiap bagian
dari anggota-anggota wudlu untuk menghilangkan hadast kecil. (Muhammad Akrom,
2010).
Istilah da’imu al-wudlu diartikan sebagai orang yang istiqamah dalam wudlunya
(Muhammad Akrom, 2014) atau orang yang sering berwudlu, terbiasa selalu mengambil
wudhu begitu wudlunya batal (Syarif Hidayatullah, 2014). Keutamaan dawamul wudhu
dijelaskan dalam hadits yang berarti “Dan ketahuilah sebaik-baik amal kalian adalah
sholat dan tidaklah menjaga wudhu melainkan orang-orang yang beriman.” (HR. Ibnu
Majah dan Ahmad).
Wudlu merupakan perintah langsung dari Allah Swt yang tertulis di dalam Al-
Qur’an sebagai salah satu cara bersuci sebelum melaksanakan sholat. Namun jika dikaji
dari dimensi syari’at, tata cara berwudhu yang diajarkan Rasulullah Saw ternyata
mengandung hikmah dan rahasia-rahasia yang tersembunyi di dalamnya. Penelitian-
penelitian terdahulu telah membuktikan bahwa berwudhu yang sesuai dengan tuntunan
yang diajarkanoleh Rasulullah Saw ternyata dapat memberikan manfaat terhadap fisik dan
psikis manusia. Leopold Werner von Enrenfels (seorang psikiater dan sekaligus neurolog
berkebangsaan Austria), menemukan sesuatu yang menakjubkan tentang wudlu. Ia
mengemukakan sebuah fakta yang sangat mengejutkan, bahwa pusat-pusat syaraf yang
paling peka dari tubuh manusiaternyata berada di sebelah dahi, tangan dan kaki. Pusat-pusat
syaraf tersebut sangat sensitif terhadap air segar. Dengan senantiasa membasuh air segar
pada pusat-pusat syaraf tersebut, maka berarti orang tersebut juga memelihara kesehatan
dan keselarasan pusat syarafnya.
Kemudian, penelitian Mokhtar Salem dalam bukunya Prayers a Sport for the Body
and Soul menemukan bahwa wudlu bisa mencegah kanker kulit. Jenis kanker ini lebih
banyak disebabkan oleh bahan-bahan kimia yang setiaphari menempel dan terserap oleh
kulit. Apabila dibersihkan dengan air (terutama saat wudhu), bahan kimia itu akan larut.
Selain itu, wudhu juga menyebabkan seseorang menjadi tampak lebih muda karena air yang
membasuh wajah ketika berwudhu akan dapat meremajakan sel-sel kulit wajah dan
membantu mencegah timbulnya keriput (Syarif Hidayatullah, 2014). Dalam Risalatul
Mu’awamah dijelaskan, seharusnya kamu selalu memperbaiki wudlumu di setiap sholat
fardhu dan usahakan dengan sungguh- sungguh untuk selalu suci (tidak mengandung
hadast). Abu Sangkan menjelaskan bahwa wudlu merupakan prosesi ibadah yang
dipersiapkanuntuk membersihkan jiwa agar mampu melakukan hubungan komunikasi
dengan Allah yaitu shalat. Oleh karena itu dalam melakukan gerakan-gerakandan basuhan-
basuhan wudhu upayakan untuk menjaga kesadaran agar jiwa tetap hadir kepada Allah agar
tujuan penyucian jiwa melalui wudhu tersebut dapat tercapai sehingga dapat memberikan
terapi bagi jiwa agar menjadi bersih dan tenang (Abu Sangkan, 2013).
B. Kualitas Tidur
Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi individu
terhadap lingkungan menurun bahkan hilang, dan dapatdibangunkan dengan rangsangan
yang cukup. Tujuan seseorang tidur tidak jelas diketahui,namun diyakini tidur diperlukan
untuk menjaga keseimbangan mental emosional, fisiologis, dan kesehatan (Asmadi, 2008).
Adapun menurut Jennidan Dahl (2008), tidur adalah suatu kegiatan relatif tanpa sadar yang
penuh, yang merupakan urutan siklus yang berulang-ulang dan masing-masing menyatakan
fase kegiatan otak dan jasmaniah. Beberapa ahli berpendapat bahwa tidur diyakini dapat
memulihkan tenaga karena tidur memberikan waktu untuk perbaikan dan penyembuhan
sistem tubuh untuk periode keterjagaan berikutnya. Tidur mempunyai fungsi restoratif,
yaitu fungsi pemulihan kembali bagian-bagian tubuh yang lelah, merangsang pertumbuhan,
serta pemeliharaan kesehatan tubuh. Proses tidur jika diberi waktu yang cukup dan
lingkungan yang tepat akan menghasilkan tenaga yangluar biasa. Lebih lanjut, tidur dapat
memulihkan, meremajakan, dan memberikan energi bagi tubuh dan otak selain itu tidur
yang baik dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit (Maas, 2002).
Ada teori lama yang menyatakan bahwa area eksitasi pada batang otak bagian atas,
yang disebut sistem aktivasi retikuler mengalami kelelahan setelah seharian terjaga sehingga
menjadi tidak aktif. Keadaanini disebut teori pasif dari tidur. Percobaan penting telah
mengubah pandangan ini ke teori yang lebih baru bahwa tidur disebabkan oleh proses
penghambatan aktif. Hal ini terbukti bahwa pemotongan batang otak setinggi regio midpons
menghasilkan otak dengan korteks yang takpernah tidur. Dengan kata lain, suatu pusat yang
terletak di bawah tingkat midpons pada batang otak, yang diperlukan untuk
menyebabkantidur dengan cara menghambat bagian-bagianotak lainnya.
Instrumen pengukuran kualitas tidur untuk orang dewasa yang efektif adalah The
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). PSQI adalah kuesioner yang digunakan untuk
mengukur kualitas dan gangguan tidurdengan interval1 bulan. PSQI terdiri atas 7 komponen
: latensi tidur, durasi tidur, kualitas tidur subjektif, efisiensi tidur, gangguan tidur,
penggunaan obat tidur dan gangguan fungsi tubuh di siang hari. Latensitidur atau Sleep
Onset Latency (SOL) adalah waktu yang diperlukan seseorang dari keadaan terjaga hingga
tertidur. Latensi tidur yang terlalupanjang dapat mempengaruhi kebiasaan tidur secara
keseluruhan. Latensi tidur dianggap baik jika kurang dari 15 menit dan dianggap buruk jika
lebih dari 60 menit. Selain latensi tidur, durasitidur juga merupakan indikator yang diukur
dalam PSQI. Durasi tidur yang kurangdianggap merupakan indikator kualitas tidur yang
buruk. Durasi tidur yang baik adalah 6-9 jam per hari.
Nashori & Diana (2005) mendefinisikan kualitas tidur adalah sebagai suatu keadaan,
di mana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan kebugaran dan kesegaran pada
saat terbangun. Sementara kualitas tidur menurut Hidayat (2006), adalah kepuasan
seseorang terhadap tidur, sehinggaseseorang tersebut tidak memperlihatkan perasaan lelah,
mudah terangsang dan gelisah, lesu dan apatis, kehitaman di sekitar mata, kelopak mata
bengkak, konjungtiva merah, mata perih, perhatian terpecah-pecah, sakit kepala dan sering
menguap atau mengantuk. Kualitas tidur yang baik sepertinya terjadi dengan sendirinya
tidak perlu menghadapinya dengan tidak bisa istirahat atau dengan kecemasan dan tidak
perlu meminum obat apapun untuk mengalaminya (Chopra, 2003)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Design Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu analisis datanya bersifat kuantitatif atau
statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
C. Variabel Penelitian
D. Definisi Oprasional
Menurut Sugiyono (2015, h.38) adalah suatu atribut atau sifat atau nilaidari
obyek atau kegiatan yang memiliki variasi tertentu yang telahditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Adapun definisi operasional dari
variabel-variabel yangada adalah sebagai berikut :
1. Dawamul Wudlu
Wudhu berasal dari bahasa Arab yang berati bersih atau indah sedangkan
menurut istilah syara' wudhu adalah membersihkan anggota badan dengan airmutlak
sesuai syarat dan rukunnya untuk menghilangkan hadast kecil (AnangWahyudianto,
Dkk, 2008:10).
2. Kualitas Tidur
Kualitas tidur adalah keadaan baik atau buruknya tidur yang dialami
seseorang, sehingga memberikan dampak terhadap kesehatan. Kualitas tidur
individu dapat dipengaruhi oleh durasitidur, latensi tidur, disfungsi tidur padasiang
dan malam hari maupun penggunaan obat tidur.
Sample, adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki olehpopulasi
tersebut. Untuk menyederhanakan proses pengumpulan dan pengolahan data, maka
penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik Simple random Sampling
karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Sample dalam penelitian ini adalah
santri Pondok Pesantren Al Wardiyyah Tambakberas Jombang yang berusia 19-20
tahun sekitar 20 santri.
1. Data Primer
Adalah jenis dan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara
langsung dari sumber pertama (tidak melalui perantara), baik individu maupun
kelompok.Jadi data yang didapatkan secara langsung. Data primer secara khusus
dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penulis mengumpulkan data
primermenggunakan metode survey dan juga metode observasi.
2. Data Sekunder
Adalah sumber data penelitian yang diambil secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh atau dicatat pihak lain). Data sekunder berupa bukti,
catatanatau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip atau data dokumenter.
b. Uji Homogenitas
c. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui linearitas data, yaitu apakah dua
variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Uji ini digunakan sebagai
prasyarat dalam analisis korelasi Pearson atau regresi linear. Pengujian pada SPSS
dengan menggunakan Test for Linearity pada taraf signifikansi 0,05. Duavariabel
dikatakan mempunyai hubungan yang linear bila signifikansi (Deviation for
Linearity) lebih dari 0,05.
d. Pengujian Hipotesis
Data yang diperoleh dalam penelitian ini, selanjutnya akan diolah dengan
menggunakan analisis statistik dengan menggunakan korelasi product moment
(rxy atau r hitung), guna membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang
berbeda agar dapat diketahui tingkat hubungan antara dua variabel tersebut.
BAB IV
Hasil Penelitian
Pondok Pesantren Al-Wardhiyyah adalah salah satu pondok pesantren yang ada
di dalam naungan atau yayasan Pondok pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang.
Pondok Pesantren Al-Wardhiyyah didirikan oleh Alm. KH. Abdul Choliq, M. Sh., M.Si.
Pada Tahun 1999 Masehi untuk memperkokoh dan memperluas Syariat Islam yang telah
lama diperjuangkan oleh Pendiri Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Pondok Pesantren Ini
bertempat di Desa Tambakberas Kecamatan Jombang Kabupaten Jombang Jawa Timur.
Pada penelitian ini, akan berfokus kepada pengaruh Dawamul Wudlu kepada kualias
tidur santri Pondok Pesantren Al-Wardliyah Bahrul Ulum.
B. Karakteristik Responden
C. Karakteristik Variabel
1. Uji Validitas
Pengujian validitas ini dibutuhkan agar hasil olahan yang akan diujikan
benar-benar valid dan dapat dipertanggungjawabkan keabsehanya. Uji validitas
dalam penelitian ini adalah hasil data yang sebelumnya telah diujikan kepada
reponden sejumlah 60 Santri, kemudian untuk mengetahui tingkat validitas dari
hasil data dapat dilihat nilai r table hitungnya, jika r hitung lebih besar dai r table
maka hasil data tersebut valid, sedangkan jika r hitung lebih kecil dari r table maka
hasil data tersebut tidak valid.
Df = 20-2
Df = 18
Dengan demikian, r table dalam penelitian ini adalah 0,468, berikut ini merupakan
hasil perhitungan uji validitas dengan menggunakan program excel dan SPSS :
No Pertanyaan r Tabel r Hitung Keterangan
1 Indikator 1 0,468 0,629 Valid
2 Indikator 2 0,468 0,537 Valid
3 Indikator 3 0,468 0,512 Valid
4 Indikator 4 0,468 0,749 Valid
5 Indikator 5 0,468 0,427 Valid
6 Indikator 6 0,468 0,475 Valid
7 Indikator 7 0,468 0,534 Valid
8 Indikator 8 0,468 0,584 Valid
9 Indikator 9 0,468 0,543 Valid
10 Indikator 10 0,468 0,723 Valid
Dari data diatas, terdapat 10 butir data indicator dan setelah dihitung
menggunakan program SPSS terdapat 10 data yang dapat digunakan untuk
penelitian pada variable x (Dawamul Wudlu) dan variable Y (Kualitas Tidur).
Dengan demikian uji validitas sebagai uji syarat instrument terpenuhi.
2. Uji Reliabilitas
Setelah Melakukan Uji validitas, selanjutnya yang dilakukan adalah uji
reliabilitas terhadap data yang valid. Uji reliabilitas dalam penelitian ini diuji
menggunakan program SPSS. Berikut merupakan hasilnya.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
0,751 10
Kesimpulanya, jika alpha lebih dari >0,60 maka data dipastikan reliable.
Karena nilai cronbach Alpha adalah 0,751 instrumen dinyatakan reliable dengan
demikian, uji reliabilitas sebagai uji instrument terpenuhi.
D. Uji Prasyarat Analisa
Uji prasyarat analisis dilakukan untuk mengetahui apakah analisis data untuk
pengujian hipotesis dapat dilanjutkan atau tidak. Uji prasyarat analisis dalam penelitian
ini adalah uji normalitas residual, uji homogenitas, uji linearitas, uji heteroskedastisitas.
Uji prasyarat analisis terpenuhi jika residual berdistribusi normal, kelompok data
homogeny, terdapat hubungan yang linear anatara variabel X dan Variabel Y, serta tidak
terjadi masalah pada model regresi. Jika salah satu prasyarat analisis tidak terpenuhi
maka pengujian hipotesis tidak dapat dilanjutkan. Uji prasyarat dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan program SPSS.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan regresi terdistribusi secara normal atau tidak. Uji ini dapat
dilakukan dengan cara, Metode Uji One Sample Kolmogorov-Smirnov : Untuk
mengetahui apakah residual terdistribusi normal atau tidak, yaitu dengan
membandingkan nilai signifikansi. Kriteria pengujiannya adalah:
a. Jika signifikansi < 0,05 maka residual tidak terdistribusi normal
b. Jika signifikansi > 0,05 maka residual terdistribusi normal
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,061.
Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka residual terdistribusi dengan normal,
maka uji prasyarat terpenuhi. Dengan demikian, data yang diperoleh dalam
penelitian ini dapat dilanjutkan ke analisis data lebih lanjut.
2. Uji Homogenitas
a. Jika signifikansi < 0,05 maka varian kelompok data tidak homogen
b. Jika signifikansi > 0,05 maka varian kelompok data homogen
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,125.
Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05, maka data homogenitas yang telah di
proses melalui aplikasi SPSS adalah Homogen. Dengan demikian, data yang
diperoleh dalam penelitian ini dapat dilanjutkan ke analisis data lebih lanjut.
3. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui linearitas data, yaitu apakah dua
variable mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Hasil uji linearitas dapat
dilihat dari nilai signifikansi pada Deviation from Linearity. Kriteria pengujian
sebagai berikut:
a. Jika signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan yang linear antara variabel X
dengan variabel Y.
b. Jika signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan yang linear antara variabel
X dengn variabel Y.
ANOVA Table
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Kualitas Tidur * Between Groups (Combined) 333,050 8 41,631 6,866 0,002
Dawamul Wudlu Linearity 140,261 1 140,261 23,131 0,001
Deviation from 192,789 7 27,541 4,542 0,113
Linearity
Within Groups 66,700 11 6,064
Total 399,750 19
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa signifikansi pada Deviation from
Linearity lebih dari 0,05 (0,113 > 0,05). Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan yang linear antara variabel Dawamul Wudlu dengan variabel Kualitas
Tidur Santri Pondok Pesantren Al-Wardliyah. Karena data linear, maka uji
prasyarat terpenuhi. Dengan demikian, data yang diperoleh dalam penelitian ini
dapat dilanjutkan ke analisis data lebih lanjut.
d. Kesimpulan
Diketahui nilai sig yang diperoleh adalah 0,006 adalah lebih kecil dari
0,05. Maka terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pengaruh Dawamul
Wudlu kepada Kualitas tidur santri Pondok Pesantren AL-Wardliyah.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta pengujian hipotesis yang telah dilakukan, maka
peneliti dapat menyimpulkan bahwa Dawamul Wudlu memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap Kualitas tidur santri Pondok Pesantren AL-Wardliyah. Nilai t hitung
> t tabel (3,119 > 2,101) dan signifikansi lebih kecil dari 0,05 (0,006 < 0,05) maka Ho
ditolak Ha diterima, jadi dapat disimpulkan bahwa Dawamul Wudlu variabel X
memberi pengaruh terhadap Kualitas Tidur Santri Pondok Pesantren Al-Wardliyah
sebagai variabel Y. Hal ini karena adanya faktor budaya Pondok Pesantren Al-
Wardliyah Yang menerapkan Dawamul Wudlu Kepada para santrinya, mengakinatkan
peningkatan kualitas tidur. ketika dilakukan perhitungan kontribusi variabel X
(Dawamul Wudlu) terhadap variabel Y (Kualitas Tidur) diperoleh nilai koefisien
determinasinya sebanyak 12,4 %. Perolehan ini menunjukkan sebanyak 87,6 % Kualitas
tidur santri Al-Wardliyah dipengaruhi oleh faktor lain selain Dawamul Wudlu
B. Saran
Saran secara teoritis dari hasil penelitian, terdapat pengaruh antara shalat dhuha
dengan religiusitas pemuda banjarwungu dikarenakan ada banyak faktor. Pertama,
faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang dari dalam. Kedua,
faktor yang berpengaruh terhadap pembentukan diri seseorang dari luar, yaitu
lingkungan sosial, termasuk pembinaan dan pendidikan yang diberikan, seperti yang
telah peneliti lihat dan teliti bahwa terdapat pembinaan shalat. Ketiga, faktor internal
yang mana pembawaan si anak kesadaran bahwa shalat terdapat banyak manfaat yang
didapat dan faktor dari luar, yaitu pendidikan dan pembinaan yang dibuat secara khusus,
atau melalui interaksi dalam lingkungan sosial.
Daftar Pustaka
Hanafi Nilifda, Dkk. (2016) “Hubungan Kualitas Tidur dengan Prestasi Akademik Mahasiswa
Program Studi Pendidikan Dokter Angkatan 2010 FK Universitas Andalas” Jurnal Kesehatan
Andalas. 5(1).
Satiti Ari Puspawati, Dkk.”Upaya Terapi Wudhu Untuk Menurunkan Gangguan Tidur Insomnia
Pada Asuhan Keperawatan Gerontik” (Jurnal Kesehatan, Institut Teknologi Sains Dan
Kesehatan PKU Muhammadiyah Surakarta)
Selvi Monica, Dkk. (2021) “Pengaruh Wudhu Sebelum Tidur Terhadap Kualitas Tidur Pasien
Hipertensi di RSUD Dr. Chasbullah Abdulmadjid Kota Bekasi” Jurnal Penelitian Kesehatan
Suara Forikes. Vol. 12