Anda di halaman 1dari 3

Nama : Faizal Aji Ramdhani

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Kelas : Ekstensi 3.8

NIM : 22130072

Mata Kuliah : Fiqih Ibadah

Dosen Pengampu: Yudril Basith, M.A

THAHARAH DARI SEGI PSIKOLOGI

Berbagai penjelasan mengenai seputar thaharah dari berbagai pakar seperti


para ‘ulama fiqih, tarikat, dan hakikat. Ternyata dari kalangan ahli neorologi dan
psikiater juga membahas atau melakukan penelitian pada subjek yang sama yakni
Thaharah. Penelitian tersebut muncul karna ketertarikan mereka pada subjek
bahasan ini terdapat hal-hal yang menarik. Semua timbul berawal pada pertanyaan
“Mengapa begitu pentingnya konsep thaharah dalam kehidupan manusia terutama
seorang muslim”. Seorang muslim ketika ingin melakukan ibadah yakni sholat
lima waktu, dituntut untuk bersih dan suci-mensucikan karna hal tersebut
merupakan salah satu syarat sah sebelum melakukan ibadah sholat.

Sungguh sangat beruntung bagi para kaum muslim/at karna telah diajarkan
tentang Thaharah oleh nabi-Nya yakni nabi Muhammad SAW. Di dalam satu hari
para kaum muslim/at melakukan suatu pembersihan badan (secara dzahir) yang
juga berpengaruh kepada batin. Pembersihan badan itu, biasa disebut dengan
wudhu. Para kaum muslim/at melakukan wudhu, lima kali dalam sehari untuk
menjalankan ibadah wajibnya. Berwudhu mempunyai tata cara tersendiri yang
faktanya mengandung pelajaran (hikmah) dan penuh rahasia di dalamnya.
Berwudhu juga dianjurkan menggunakan air yang sejuk, bukan air hangat karna
makruh secara hukum fiqih. Para pakar psikolog semakin bingung serta
penasaran, sehingga timbul pertanyaan berupa: mengapa harus pakai air yang
sejuk? Apa perbedaannya jika memakai air hangat. Lalu mengapa pada saat
berwudhu, hanya anggota badan tertentu yang harus dibasuh?

Pakar neurolog dan psikologi yang sangat masyhur di Eropa yakni Prof Rolf
Ehrenfels, berpendapat terkait konsep Thaharah. Ternyata sang pakar ini pernah
secara khusus mempelajari serta mengamati konsep Thaharah. Sang pakar
neurolog dan psikologi ini ketika mendalami konsep Thaharah sangat takjub karna
Thaharah yang merupakan kebiasaan muslim pada umumnya, amat sesuai dengan
konsep neurologi dan psikologi. Air sejuk yang digunakan serta dianggap suci dan
menyucikan akan menimbulkan pancaran positif pada kesegaran tubuh khususnya
pada simpul saraf. Ketika berwudhu dianjurkan menggunakan air sejuk nan segar,
mengapa demikian? Karna faktanya air yang segar memberikan efek sensitif yang
lebih pada rangsangan kepada pusat saraf. Selain itu, menurut para pakar lain air
sejuk yang biasa digunakan untuk berwudhu akan lebih gampang memberikan
semacam shock therapy dan masuk hingga lapisan saraf.

Ternyata wudhu yang biasa kita lakukan, sebagaimana yang telah diajarkan
oleh Nabi Muhammad SAW. Bagi seseorang yang berwudhu wajib membasuh
daerah muka, tangan, kepala/rambut, dan kaki. Dibalik tatacara yang diajarkan
Nabi Muhammad SAW tersebut, ternyata para ahli meneliti bahwa area wudhu
yang dibasuh itu merupakan simpul-simpul saraf paling sensitif. Basuhan air sejuk
terhadap area tertentu pada tatacara wudhu akan menciptakan kesegaran serta
kesejukan terhadap tubuh dan psikis, dengan demikian akan memberikan efek
positif sehingga memudahkan seseorang berada pada keadaan tenang atau
khusyuk dalam perspektif islam.

Selain itu, terdapat penelitian lain yang dilakukan oleh beberapa mahasiswa/i
Universitas Islam Negeri Raden Palembang, mereka melakukan penelitian
mengenai konsep Thaharah dalam bentuk ‘Dawamul wudhu’. Istilah ‘Dawamul
wudhu’ disini diartikan sebagai membiasakan diri untuk senantiasa berwudhu dan
apabila wudhunya batal maka dirinya mengambil wudhu kembali. Bagi mereka
yang senantiasa berwudhu pastinya akan mendapatkan dampak positif dalam
dirinya, baik secara medis ataupun psikis. Berdasarkan penelitian tersebut,
nyatanya wudhu amat banyak manfaatnya terutama bagi psikis. Diantaranya dapat
disimak dibawah ini:

a. Bisa meredam rasa marah


Merujuk pada anjuran Nabi ketika diri kita sedang marah , maka kita
diperintahkan untuk berwudhu. Sebagaimana juga disebutkan didalam
hadits “Sesungguhnya marah itu datangnya dari syetan dan
sesungguhnya syetan diciptakan dari api. Dan sesungguhnya api itu
dipadamkan dengan air. Maka jika seseorang dari kalian sedang marah,
maka berwudhulah” (HR. Abu Daud) .
Memang menurut ahli hadist menyebutkan hadist tersebut adalah golongan
hadist yang dhoif atau lemah, akan tetapi hasil dari beberapa penilitian
membuktikan bahwa wudhu bisa meredam rasa marah. Mengapa
demikian, pada saat seseorang marah maka pembuluh darah akan
menyempit sehingga menyebabkan tekanan darah semakin tinggi. Maka
islam disini memberi solusi melewati wudhu, wudhu diperintahkan
menggunakan air dan air ini merupakan formula yang baik untuk
merelaksasikan pembuluh darah tersebut yang membuat tekanan darah
kembali normal.
b. Membuat jiwa merasa tenang serta dapat menimbulkan konsentrasi
Salah satu anggota yang wajib kita basuh ketika wudhu adalah kepala.
Pada saat kita mengusap kepala dengan air, ini akan memberikan efek
sejuk pada kepala kita, sehingga pikiran kita menjadi tenang. Dengan
pikiran tenang biasanya kita lebih mampu untuk mengkonsentrasikan
pikiran kita.Menurut para ahli syaraf (neurologist) memang sudah terbukti
bahwa air wudhu yang mendinginkan ujung-ujung syaraf jari tangan dan
kaki memiliki pengaruh untuk meningkatkan konsentrasi.
c. Mampu mengurangi reaksi stres dalam diri
Ketika kita melakukan wudhu penuh dengan ke khusyu’an, sungguh-
sungguh, dan terus-menerus, itu akan menimbulkan dampak positif dalam
diri sehingga diri kita terhindar dari reaksi stress.

Pada lain hal, masih dalam konsep thaharah. Sebagaimana yang kita ketahui
bahwa ketika seorang perempuan sudah melewati masa menstruasi, maka
diperintahkan untuk mandi junub. Hal yang terlintas dipikiran kita pastinya adalah
mengapa sang perempuan yang melewati masa menstruasi diwajibkan untuk
mandi junub serta salah satu syaratnya adalah mencuci seluruh badan? Faktanya
bila ditinjau dari segi psikologi, seorang perempuan yang telah melewati masa
menstruasi akan merasa dirinya bersih dan suci seuasi mandi wajib. Maka dengan
demikian sang perempuan akan merasa dirinya kembali percaya diri seusai
menjalani masa menstruasi atau “masa kotor”.

Referensi :

- Lela, lukmawati. 2015. Ketenangan : Makna Dawamul Wudhu (Studi


Fenomenologi Pada Mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang). Journal
Psikologi Islam, 1 (2): 55-66.
- Muhamad Wahid Nur Tualeka, Jurnal Mas Mansyur (1), 2022
- Muhammad Syafiie, Dahsyatnya Terapi Wudhu, Jakarta, Media Quanta,
2010
- Imam, Musbikin, Manfaat Sholat Zhuhur bagi Etos Kerja, Yogyakarta,
Penerbit Sabil, 2014
- Republika Online. 2022. Tharah, Perspektif Ahli Neurologi dan Psikologi.
URL: https://m.republika.co.id/berita/n7cjin/tharah-perspektif-ahli-
neurologi-dan-psikologi-2habis
Diakses tanggal 26 September 2022. Pukul 19.17 WIB.

Anda mungkin juga menyukai