Anda di halaman 1dari 7

Dalam prakteknya Inabah melakukan tiga tahap, yaitu :

1. Tahap pra perawatan


Setelah klien dititipkan , Pembina akan mengamati gerak-gerik dan perilaku klien
serta mewawancarainya. Hal ini sebagai diagnisa awal, lalu selama tujuh hari
dilakukan pengamatan khusus, dan biasanya dalam rentang waktu ini pembina telah
menyimpulkan jenis dan kategori gangguan kejiwaannya. Kemudian calon yang
dianggap telah siap ditalqin (diajarkan) dzikir, dihadapkan kepada Mursyid atau wakil
Talqin untuk menerima pengajaran dzikir TQN. Apabila jenis gangguan kejiwaan
klien masih ringan , seperti : suka berdusta, minum-minuman keras yang ringan dan
malas sekolah, maka dalam waktu kurang dari tujuh hari biasanya sudah dapat di
talqin dzikir. Bahkan sudah mampu disentuh perasaanya oleh pembina. Sehingga ia
dapat menyadari akan kesalahan dan kekeliruannya dan segera memperbaiki atau
bertaubat. Akan tetapi jika gangguan kejiwaannya agaj berat atau pengaruh racun
narkoba sudah berat, maka perlu waktu sekurang-kurangnya tujuh haru bahkan kebih
agar mampu disentuh perasaannya sebelum diberian talqin dzikir, dan perawatannya
pun sampai 6 bulan atau lebih.
2. Tahap Perawatan
Dalam tahap ini klien diahak melaksanakan seluruh kegiatan ibadah dari mulai
bangun tidur (pukul 02.00 dini hari) sampai tidur kembali (21.30) seperti yang telah
disebutkan dalam kurikulum Metode Terapi Inabah diatas.
3. Tahap Pasca Perawatan
Setelah dianggap memungkinkan keluar Inabah, klien sangat dianjurkan untuk
selalu mengikuti amaliah ibadah seperti yang telah dilaksanakan di Inabah atau
bergabung dengan longkungan yang memungkinkan melaksanakan amaliah inadah
seperti yang telah dilaksanakan di Inabah. Tahapan ini sangat penting, mengingat
klien tersebut ada kemungkinan akan bertemu kembali dengan kawan-kawan
lamanya. Kalu tidak menjaga diri dan tidak meningkatkan kualitas iman dan ilmu
agamanya, tidak mustahil akan terpengaruh lagi dan akan kembali ke habitat negatif
sebelumnya. Untuk itu seorang klien yang sudah menjadi alumni Inabah, bukan berati
sudah selesai pembinaannya dan tidak perlu lagi melaksanakan amaliah ibadah seperti
di Inabah. Sebaliknya justru harus semakin meningkatkan kualitas ibadah dan
keimanannya, dan kalau perlu menjauhi lingkungan atau kawan-kawan lamanya tang
negatif agar tidak mudah terpengaruh kembali (Alhamuddin,dkk.2015 ).
Penerapan Terapi Inabah

1. Mandi Taubat
Mandi taubat adalah amalan yang biasa dilaksanakan
oleh para sufi dan ahli tarekat. Mandi ini dilaksanakan dengan niattaubat atau
menghilangkan berbagai dosa dari seluruh anggotatubuh, mulai dari ujung rambut sampai
ujung kaki. Caranyadengan mengalirkan air ke seluruh permukaan tubuh, dari ataske bawah
secara merata, dan dilaksanakan sekitar pukul: 02.00dini hari. Ketika sedang
menyiramkan air ke sekujur tubuh,dibacalah doa yang artinya :
“Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah
sebaik-baik yang memberitempat."
Mandi taubat sangat ampuh untuk meningkatkankesadaran diri (self consciousness) dan
penyembuhandari berbagai penyakit. Hal ini berdasarkan pemahaman daninterpretas
i firman Allah dalam Q.S.Al- Nisa: 43 dan Q.S.Al-Anfal: 11. Kata kunci dari
kedua ayat diatas adalah“sukara” (mabuk) dan“nu’asa” (mengantuk); kedua
keadaan tersebut pada hakekatnya adalah kelalaian dan kealpaan diri, atauhilangnya
kesadaran diri. Keadaan ini dapat dihilangkandengan air dan mandi, demikian juga
berbagai kondisi psikologis lain yang diakibatkan adanya pengaruh setan,
seperti lemas, gelisah, susah, stress, dan lainnya. Berbagai
keadaan psikologis tersebut sebagai tanda ketidaksehatan mentalsehingga jiwa tidak
bahagia akibat pengaruh bisikan syeitan.Mandi taubat tersebut dilakukan layaknya
mandi besar, yaitudengan mengalirkan air pada seluruh anggota tubuh, mulai dariubun- ubun
sampai ujung kaki disertai niat bertaubat sebagaiekspresi dari keinginan untuk membersihkan diri
dari dosaanggota tubuh secara keseluruhan. Dengan demikian manditaubat dapat dikatakan
sebagai taubat dalam bentuk perilakuatau taubat yang bersifat aktif dan ekspresif. Selain
manfaat psikologis sebagaimana diterangkan diatas,mandi taubat memiliki manfaat
terapi terhadap penyakit ataugangguan- gangguan biologis (fisik) yang
bersifat psikosomatif. Mandi taubat dipandang sebagai hydrotherapy atau pengobatan
dengan memanfaatkan air sebagai sarananya.Menurut Simon Baruch (1840-1921)
seorang doktor Amerika, bahwa air memang memiliki daya penenang jika suhu
air samadengan suhu kulit, dan memiliki daya rangsang jika suhu airtidak sama
dengan suhu kulit. Sedangkan menurut Ewalt, pasien yang mengalami delirium
alcohol dan yangmenunjukkan keresahan, agitasi, overaktif, kecemasan yangakut
dan tumor akibat keracunan obat- obatan menunjukkanrespon yang baik terhadap
Hydro Therapy.
Mandi taubat selain dengan niat taubat, juga memiliki nilaimeditasi dan sugesti.
Ketika dibacakan doa khusus manditaubat : “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada
tempat yang iberkati, dan Engkau adalah Sebaik-baik yang
memberitempat." Selanjutnya Anak Bina diajak untuk melaksanakanshalat berjamaah.
2. Shalat
Shalat merupakan ibadah mahdhah (ritual) yang telah bakudalam Islam. Amalan
shalat menjadi metode penyadaran diriyang sangat diutamakan, baik shalat wajib maupun
shalatsunat. Khusus untuk penyembuhan atas ketergantungannarkoba, amalan shalat
dikerjakan dengan peraturan yangsangat ketat. Semua jenis shalat baik yang wajib ataupun
yangsunat yang ditetapkan dalam kurikulum Inabah, diberlakukansebagai kewajiban yang harus
dilaksanakan bagi seluruh anak bina. Karena diyakini bahwa shalat ini memiliki daya
penyadaryang sangat besar, untuk itu selain shalat wajib seharisemalam, intensitasnya
diperbanyak dengan melaksanakan berbagai shalat sunat. Dengan demikian dalam
sehari semalam,seluruh Anak Bina melaksanakan amalan shalat tidak kurangdari
82 rakaat.
Penerapan amalan shalat sebagai salah satu metode tazkiyatun nafs didasarkan
pemikiran bahwa shalat mempunyaihikmah yang dapat mempengaruhi pribadi seseorang
untuktidak bertindak keji (perzinahan, perjudian, minum minumankeras dan
sejenisnya) dan munkar ( yaitu segala macamtindakan yang bersifat deskruktif dan
anarkis). Dasarnyafirman Allah dalam surat Al-Ankabut ayat 45, termasuk
dalam pelaksanaannya dilakukan secara berjamaah, didasarkan padaaspek
edukatif yang bertujuan mendapatkan
manfaat pembersihan jiwa yang lebih efektif. Sebagaimana keyakinanakan
kebenaran sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Barangsiapa shalat empat puluh hari (berjamaah) dengan tidak ketinggalan
takbiratul-ihramnya imam, maka Allah akan membebaskannya dari dua hal;
bebas dari penyakit nifaq (kemunafikan), dan bebas dari neraka “ (H.R. Abu
Na’im).
Dari segi tata cara bacaan maupun gerakannya, shalat akanmenuntun orang yang
melaksanakannya untuk menyadarikeagungan Allah, dan sekaligus membangkitkan
kesadaranakan kelemahan diri sendiri. Dengan demikian, seseorang
yang banyak melakukan shalat akan menjadi seorang yangtransendentalis (orang
yang memiliki kesadaran transcendental) atau dalam istilah tasawuf disebut
ma’rifat, yaitu seorang yang sadar betul akan posisi Tuhannya dan posisidirinya. Proses
perubahan kondisi psikologis ini disebutindividualisasi atau proses penemuan jati diri.
Dengan metodeshalat ini, akhirnya seseorang akan malu dan takut
untuk berbuat maksiat, khususnya yang bersifat keji (fahsya) Dan anarkis
(munkar). Ia juga akan senantiasa ingat kepada Allah (dzikrullah), yang pada
gilirannya akan terselamatkan darigodaan iblis yang senantiasa membisikkan dorongan
untuk berbuat maksiat kepada Allah.
Selain manfaat psikologis yang bersifat terapi, shalat jugamempunyai
manfaat somatic atau psikosomatif . Hal inidisebabkan karena secara mekanis gerakan
dalam shalatmemiliki aspek olahraga dan akupuntur yang bersifat terapi.Mulai dari kegiatan
pra-shalat, yaitu wudhu ataupun mandi,dan seluruh gerakan dalam kegiatan shalat.
Berwudhu akanmemberikan suasana relaksasi bagi seseorang, disampinggerakannya
untuk menggosok dan mengusap wajah, tangan,dan kaki. Semuanya ini berdasarkan tinjauan
pijak refleksi danakupuntur sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik. Karenadengan
gosokan itu akan merangsang simpul- simpul syarafyang ada pada anggota tubuh
yang terkena air wudhu tersebut.Demikian juga halnya gerakan shalat, mulai
dari takbir, berdiri, ruku, sujud, dan duduknya sangat baik untuk menunjangkesehatan
fisik. Sedangkan bacaan- bacaan yang bersifatmeditatif dan doa sangat bermanfaat
untuk kesehatan jiwa,karena mengandung kekuatan spiritual atau kekuatan
rohaniahyang dapat membangkitkan rasa percaya diri (self confident) dan
optimistis; keduanya sangat penting bagi penyembuhansuatu penyakit.
3. Dzikir
Dzikir merupakan amaliah pokok dalam Tarekat Qodiriyah wa Naqsyabandiyah (TQN)
yang mempunyaimanfaat sangat besar dalam upaya pembersihan jiwa. Allah berfirman
dalam surat ar- Ra’d ayat 28 artinya : ”(yaitu) orang -orang yang beriman dan hati
mereka manjadi tenteram denganmengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram”
Ruku, sujud, dan duduknya sangat baik untuk menunjangkesehatan fisik. Sedangkan
bacaan- bacaan yang bersifatmeditatif dan doa sangat bermanfaat untuk kesehatan
jiwa,karena mengandung kekuatan spiritual atau kekuatan rohaniahyang dapat
membangkitkan rasa percaya diri (self confident) dan optimistis; keduanya sangat
penting bagi penyembuhansuatu penyakit.
Dalam hadits dikatakan tentang manfaat dzikir yangartinya sebagai berikut:
“Sesungguhnya bagi setiap
segala sesuatu itu ada alat pembersihnya, dan sesungguhnya alat pembersih hati
(jiwa) adalah dzikir kepada allah. Dan tidakada sesuatu yang lebih dapat
menyelamatkan dari siksa allah daripada dzikrullah ” (H.R.Baihaqi).Dengan
mengistiqomahkan dzikir jahar Laa Ilaaha Illallah dan dzikir khofi yang
ditalqinkan oleh seorang Mursyid , maka dzikir ini menunjukkan komitmen
seseoranguntuk senantiasa menyebut dan mengingat asma Allah,menanamkan suatu kesadaran
bahwa tiada Tuhan selain Allah.Selain itu akan menjadi autoterapi atas ketergantungan
NAPZA pada seseorang. Seseorang yang melaksanakan dzikir denganserius dan
istiqomah akan merasakannya sebagai katarsis (kanalisasi psikologis), bahkan
insight.
Proses terjadinya penyadaran dan perubahan
kondisi psikologis saat melaksanakan dzikir dengan penuh khusyu iniakan ditandai
dengan kesempurnaan tujuh tingkat kesadaranatau dikenal dengan tujuh macam nafsu,
yaitu : Nafsu Ammarah , Nafsu Mulhimah, NafsuMuthmainnah, Nafsu Radliyah,
NafsuMardliyah, Nafsu Lawwamah, Nafsu Kamilah. Dengan memperbanyak dzikrullah
diharapkan akanmemberikan pengalaman psikologis dan spiritual (ahwal)
dan pada waktunya ahwal-ahwal ini menjadi semakin permanensebagai maqam
hasil dari usaha untuk mempertahankannya.Dzikir merupakan suatu media dalam syariat
Allah danmelaksanakan fungsi- fungsi sosial sebagaimana mestinyadengan penuh
keridloan-Nya.
4. Shalat Tahajud
Shalat Tahajud atau bangun (shalat) di malam hari adalahsalah satu metode
pembersihan jiwa. Pelaksanaan ShalatTahajud ini sangat ditekankan untuk lebih
memberi efek tazkiyatun-nafsi dan berbagai manfaat psikologis lainnya,apalagi Allah telah
menegaskan tentang ganjaran dankeutamaan Shalat Tahajud sebagaimana tercantum dalam
suratal-Isra ayat 79. Shalat Tahajud atau bangun di malam hariuntuk bermunajat dan
beribadah kepada Allah denganmelakukan shalat atau amalan-amalan lainnya
sangatdianjurkan dalam Islam dan merupakan amalan mulia
yang biasa dilakukan para shalihin. Ketika orang lain terlelap tidur,lalu bangun
malam untuk bermunajat dan beribadah dalamsuasana sepi senyap secara psikologis
sangat kondusif danmampu meningkatkan konsentrasi serta tenang dalam beribadahnya.
Shalat Tahajud pada terapi Inabah ini diisi dengan berbagai amaliah, yaitu:
mandi taubat, shalat-shalat dan dzikiryang sebanyak- banyaknya sampai menjelang waktu
shubuh.Seluruh kegiatan Shalat Tahajud tersebut dimulai sejak pukul02.00 sampai
menjelang Subuh. Kegiatan Shalat Tahajud ini memiliki aspek psikomotorik yang
sangat bermanfaat bagikesehatan tubuh dan mampu memperlancar peredaran
darah.Khususnya pada gerakan- gerakan dalam shalat dan manditaubat, didukung dengan
suasana waktu yang mempunyai suhudan kepekatan udara sedang dalam kondisi yang paling
jernih.Sehingga kecepatan suara batin (menurut perhitungan para ahlimetafisika)
paling cepat dan munajat pada waktu itu
adalah paling baik dan paling mudah terkabulkan. Menurut perhitungan Circadian
Rhythm (irama biologik dari
komponen biologik dalam tubuh dan berkaitan erat dengan fungsifisiologis
tubuh), bahwa sekitar pukul 04.00 manusia berada pada titik yang paling lemah
dan paling peka terhadap
serangan penyakit dan kematian (Sholeh, 2000:117). Dengan beraktivitas yang ter
atur pada rentang waktu tersebut akanmelatih fisik memiliki daya tahan yang lebih
baik.
5. Puasa
Amalan lain yang tidak kalah penting dalam proses Inabahini adalah berpuasa. Puasa
memiliki nilai sangat penting
dalam pembersihan jiwa, dikarenakan puasa (menahan dari makan,minum, dan
berhubungan sex) yang disertai niat karena Allahakan mampu meningkatkan kualitas
jiwa dan memperlemahdaya nafsu hewani dan potensi primitif manusia. Puasa baikyang wajib
maupun yang sunat mampu menekan tabiat rendahmanusia dan menyehatkan jiwa dan
raga. Denganmemperbanyak puasa, seseorang akan terlatih secara psikologis untuk
berperilaku disiplin dan meningkatkan kemampuanuntuk mengendalikan diri.
Puasapun sangat bagus dalammengasah rasa kesetiakawanan sosial, karena dengan
latihanmerasakan lapar dan dahaga akan menurunkan ambisi,kerakusan, egoistis, dan
kepekaan terhadap penderitaan oranglain. Dengan lemahnya fisik, maka ambisi dan
semangat untukmencapai keinginan hawa nafsunya akan melemah, dan ia akanlebih banyak
merenungkan hakekat hidup daripada bergerakmenuju hawa nafsunya.
Menurut al-Amiri (Abu al-Hasan Muhammad ibn Yusufal- Amiri) seorang filosof
muslim (wafat tahun 992 M), gerakdan pemikiran manusia itu dikendalikan oleh tiga
tabiat, yaitu:tabiat kebinatangan, tabiat kemanusiaan, dan tabiat malaikat.Tabiat kebinatangan
seperti: makan, minum, dan sex, kalaudituruti sesuai dengan keinginannya maka ia
akanmengarahkan manusia kearah kehidupan rendah (binatang).Tabiat kemalaikatan, seperti:
rindu dan asyik berdekatandengan Tuhan akan mengarahkan manusia pada kehidupanalam atas
(alam malaikat). Sedangkan tabiat
kemanusiaan berada di posisi tengah, maka dengan mempersempit ruanggerak tabiat
kebinatangan, manusia akan meningkat kepadatabiat kemalaikatan. Sebaliknya kalau
mengikuti tabiatkebinatangan, maka manusia menurun kepada tabiatkebinatangannya. Selain
itu puasa memiliki berbagai
manfaat psikologis lainnya dan juga sangat berguna bagi kesehatantubuh atau
psikosomatik, seperti terciptanya kesehatan dankeseimbangan asam basa lambung,
dikarenakan stress, tekanandarah tinggi, terlalu banyak kolesterol dan lainnya
(Hembing,1997: 4).

Anda mungkin juga menyukai