Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN 1.

LATAR BELAKANG Sampai bulan Juni 2010, pecandu narkoba di Indonesia jumlahnya mencapai 3,3 juta orang atau sekitar 1,99% total penduduk Indonesia. 1,3 juta-nya merupakan pelajar/mahasiswa (Komjen Gories Mere : www.koranbaru.com). Salah satu penyebab kecanduan narkoba adalah dasar agama yang tidak kuat (www.jauhinarkoba.blogspot.com). Pada dasarnya, semua agama melarang umatnya melakukan perbuatannya yang merusak dirinya. Jika sejak kecil seseorang tidak mendapat pendidikan agama yang baik, maka kelak dia akan mudah sekali melakukan tindakan kriminal seperti pecandu narkoba. Atas dasar itulah penulis memilih tema ini untuk diuraikan lebih lanjut mengenai peranan nilai spiritual (agama) dalam menyembuhkan pecandu narkoba dan apa hubungannya sehingga nilai-nilai spiritual berpengaruh dalam menyembuhkan pecandu narkoba. 2. TUJUAN Tujuan penulisan makalah ini yaitu : a. b. Untuk mengetahui pengaruh nilai-nilai spiritual apa saja yang dapat membantu pemulihan pecandu narkoba. Untuk mengetahui hubungan nilai-nilai spiritual dengan pemulihan pecandu narkoba 3. RUMUSAN MASALAH Rumusan masalah dari makalah ini adalah : a. Apa saja pengaruh nilai spiritual yang dapat menyembuhkan pecandu narkoba? b. Bagaimana nilai spiritual tersebut dapat mempengaruhi pemulihan pecandu narkoba? 4. MANFAAT Manfaat penulisan makalah ini yaitu : a. Bagi Penulis Menambah pengetahuan penulis dalam mendalami psikologi kesehatan dan untuk memenuhi tugas Belajar Mandiri 6 Blok PDSKE. b. Bagi Pembaca Sebagai tambahan pengetahuan untuk mempelajari hubungan psikologis dengan kesehatan. c. Bagi Institusi
1

Memberikan tambahan referensi bagi civitas akademika. 5. SISTEMATIKA Sistematika makalah ini terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang, tujuan, rumusan masalah, manfaat, dan sistematika penulisan. BAB II PEMBAHASAN, mencakup nilai-nilai spiritual yang dapat mempengaruhi pemulihan pecandu narkoba serta hubungan nilai-nilai tersebut dengan pecandu narkoba itu sendiri. BAB III PENUTUP, berisi kesimpulan dan saran dari penulis.

BAB II PEMBAHASAN Setiap agama pada dasarnya memiliki tujuan yang sama untuk mengatur kehidupan umat manusia. Berbagai peraturan pun terdapat di dalam agama dengan tujuan tertentu, termasuk menjaga jiwa. Apabila peraturan tersebut dilanggar, tentu saja dapat merusak jiwa. Salah satu perbuatan yang melanggar peraturan agama adalah penyalahgunaan narkoba. Di Indonesia sendiri, jumlah pecandu narkoba masih tinggi yaitu sebanyak 3,3, juta penduduk. Indonesia adalah Negara Islam terbesar di dunia. Karena itu, dalam hal ini pemulihan pecandu narkoba dapat dibantu dengan pendekatan spiritual seperti shalat, dzikir, dan doa. Sebab, penyakit jiwa seperti kecanduan narkoba berawal dari lemahnya iman atau jiwa seseorang yang merusak pusat syaraf. Maka dari itu, pengobatan dilakukan melalui pendekatan hati dan pikiran dengan cara melakukan ibadah dengan benar. 1. Terapi Mandi Mandi yang bertujuan untuk pemulihan pecandu narkoba adalah mandi taubat yang dilakukan antara pukul 00.00-03.00 pagi. Jika dilakukan secara rutin, terapi ini dapat mengembalikan syaraf-syaraf yang telah lama terpengaruh efek buruk narkoba serta menyegarkan badan dan pikiran. Saat menjalani terapi ini, pecandu harus benar-benar berniat untuk sembuh dan ikhlas karena Allah SWT. Salah satu diantaranya dijelaskan dalam surat An Nisa 341 yang artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan nujub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. 2. Terapi Iman Pada dasarnya, yang mengalami kerusakan dari pecandu narkoba adalah imannya. Terapi mandi adalah pemulihan secara jasmani/fisiknya, maka terapi iman adalah pemuliah ruhani/spiritualnya. Iman manusia ada yang stabli dan ada yang labil. Untuk iman yang labil, saat sedang kuat imannya, seseorang dapat menjadi rajin dan taat beribadah.

Namun jika sedang lemah imannya, hal ini dapat menyebabkan malas beribadah bahkan terganggu jiwanya. Di dalam Al Quran Surat Ar-Rad : 28 : ingatlah hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram . Penulis besar ilmu kejiwaan, Dele Carnigie mengatakan bahwa keimanan yang kokoh dan bepegang teguh pada agama dapat menghilangkan ketegangan syaraf dan menyembuhkan berbagai penyakit. Budley menyatakan bahwa ketenangan, qonaah, dan ridho merupakan penenang syaraf terbaik daripada ribuan obat-obat penenang. Ibnu Al Qoyim dalam buku Thib An Nabawi menyatakan bahwa kalau ruhani kuat, maka tabiat dan jiwa seseorang akan saling mendukung dalam mengatasi penyakit. 3. Terapi Wudhu Wudhu dapat membersihkan jasmani dan ruhani sekaligus. Saat seseorang berwudhu, secara tidak sadar dia telah mengeluarkan dosa-dosa dari setiap bagian tubuh yang dibasuh. Seperti sabda Rasulullah SAW : barang siapa seseorang muslim berwudhu dan berkumur maka keluar dari mulutnya berbagai dosa yang dikerjakan oleh mulut. Pada saat membasahi mukanya keluarlah berbagai dosa dan kekhilapan-kekhilapan dari mukanya dan sampai ke bawah, kedua matanya. Pada saat mencuci kedua tangannya maka keluarlah dosa-dosa dari perbuatan ke dua tangannya sampai kebawah kuku kedua tangan itu. Pada saat mengusap rambutnya, keluarlah dosa dari kepalanya sampai kedua kupingnya. Di kala membasuh kedua kakinya sampai kebawah siku kedua kaki, seterusnya berangkat ke masjid dan shalat tahiyatul masjid. 4. Terapi Masjid Masjid tidak hanya berfungsi saat kita akan shalat saja. Siapapun yang masuk masjid dalam keadaan gelisah, bingung, stress, dan bertujuan untuk berdoa, berdzikir, melepas kepenatan, kelelahan, kecapaian, kegelisahan, pasti akan mendapat ketenangan. Dengan mendatangi masjid, Allah akan memberikan ampunan dan kasih saying, serta mengembalikan kesegaran jiwa. 5. Terapi Shalat Dr. Alexis Carelpemenang nobel kedokteranmenceritakan bahwa pecandu narkoba yang gagal dalam pengobatan justru dapat disembuhkan setelah mereka shalat. Menurut Direktur Riset Rockferrel Foundation America tersebut, shalat memunculkan aktivitas pada perangkat dan anggota tubuh dan merupakan sumber aktivitas terbesar yang dikenal saat ini. Menurutnya, shalat bagaikan tambang radium yang menyalurkan sinar dan melahirkan kekuatan diri. Semua gerakan, sikap dan perilaku dalam shalat
4

dapat melemaskan otot yang kaku, mengendorkan ketegangan sistem syaraf, menata dan mengkonstruksi persendian tubuh, sehingga mampu mengurangi atau menghilangkan stress, kekejangan, rheumatic, pegal linu, dan semua penyakit syaraf dan persendian lainnya. Shalat juga merupakan terapi psikis yang bersifat kuratif, preventif, dan konstruktif secara sekaligus. Shalat lima waktu dapat melatih disiplin mental yang jujur karena orang yang shalat dengan baik akan berbicara sesuai dengan kata hati, kenyataan, dan perbuatannya. Lisan orang yang shalat telah dilatih mengucapkan kalimatkalimat suci. Selain itu, orang yang shalat akan dilatih disiplin berpikir dalam menentukan arti shalat yang disebut khusyuk. Khusyuk berarti menyerahkan segenap kekuatan jiwa dan akal budi pada Allah. Dengan khusyuk, seseorang akan mudah menciptakan konsentrasi jiwa, waktu belajar, tenang, tertib, dan pemusatan pikiran serta perhatian sehingga terhindar dari pikiran akan menggunakan narkoba . 6. Terapi Dzikir Terapi ini bertujuan untuk menenangkan jiwa yang gelisah, bimbang, tidak percaya diri, dan labil. Dzikir juga dapat mengembalikan sel syaraf otak yang kaku dan hati menjadi tenang. Dzikir dapat dinikmati jika seseorang berdzikir dengan khidmat dan dapat melupakan berbagai macam permasalahan. Dalam firman Allah, orang yang berdzikir sampai pada tahap tidak ingat akan waktu akan mengobati berbagai penyakit ketergantungan apapun. Pemakai narkoba yang sering khusyuk berdzikir Insya Allah akan lupa pada ketergantungannya. Menurut hasil penelitian Alvan Goldstein, ditemukan adanya zat endorphin dalam otak manusia, yaitu zat yang memberi efek menenangkan yang disebut endogegonius morphine. Drs Subandi menjelaskan, kelenjar endorfine dan enkefalina yang dihasilkan oleh kelenjar pituitirin di otak ternyata mempunyayi efek mirip dengan opiate (candu) yang memiliki fungsi menimbulkan kenikmatan, sehingga disebut opiate endogen. Apabila seseorang dengan sengaja memasukkan zat morphin kedalam tubuhnya maka akan terjadi penghentian produksi endorphine. Pada pengguna narkoba apabila dilakukan penghentian morphin dari luar secara tiba-tiba, orang akan mengalami sakauw, karena otak tidak lagi memproduksi zat tersebut. Untuk mengembalikan produksi endorphine di dalam otak bisa dilalkukan meditasi, shalat yang benar atau melakukan dzikir-dzikir yang memang banyak memberikan ketenangan. 7. Terapi Do'a Syekh Abd Ali Ad Daqiq mangatakan, doa adalah kunci setiap kebutuhan dan doa adalah harapan untuk mendapatkan yang lebih baik, lepas dari kesulitan. Larry Dossey, seorang dokter yang terkenal karena bukunya
5

yang berjudul Recovering The Soul, pandangan dunianya yang ilmiah itu menjadi goncang setelah ia praktek bertahun-tahun dan akhirnya menemukan bukti ilmiah bahwa doa mempunyai kekuatan pemulihan. Pada awalnya, ia juga menganggap doa itu tak ubahnya seperti tahayul. Mereka yang tidak percaya akan doa pada umumnya menganggap, penelitian yang dilakuakan untuk menunjukan bukti kemanjuran doa itu metodologinya payah, rancangan dan pengamatannya jelek, sehingga hasilnya berupa khayalan belaka. Tetapi, Ternyata tidak demikian. Hingga tahun 1993, para peneliti telah melakukan studi terkontrol sebanyak 131 kali (healing research) bahkan ada yang menggunakan rancangan tertinggi, double blind randomized control trial. 56 kajian ini memeperlihatkan hasil-hasil yang signifikan secara statistic. Percobaan-percobaan ini berkaitan dengan pengaruh pemulihan doa terhadap enzim, sel, ragi, bakteri, tumbuhan, binatang , dan manusia. Disamping itu masih ada beberapa terapi lagi seperti terapi tahajud, membaca Al Quran, puasa, mengendalikan nafsu dan menghindari dosa, memilih teman atau bergaul yang baik, terapi olah raga, music, menghindari makanan haram dan wewangian serta yang terakhir adalah terapi medis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh DR. Juhaya S. Praja, dalam tahun 1981-1989, sekitar 93,1 persen dari 5.845 anak binaan yang mengikuti. Orang yang tinggi spiritualitasnya tinggi pula gelombang alfa di otaknya. Ini yang membuat hidup menjadi lebih tenang, sekali pun badai kecemasan, ketakutan, dan kepanikan terus menerjang tanpa perlu minum obat atau minta bantuan dukun. Dengan demikian risiko kena stroke, jantung koroner, sakit jiwa, dan kanker menjadi lebih kecil.

BAB III PENUTUP 1. KESIMPULAN Nilai-nilai spiritual yang dapat mempengaruhi kesembuhan pecandu narkoba yaitu terapi iman, terapi mandi, terapi wudhu, terapi shalat, terapi masjid, terapi dzikir, dan terapi doa. Setiap terapi dapat menurunkan ketegangan sel syaraf sehingga dapat menyembuhkan pecandu narkoba. 2. SARAN Saat menangani pasien, dokter seharusnya tidak hanya berlandaskan IQ, namun juga EQ dan SQ tetap harus dipakai karena SQ sendiri ternyata berpengaruh besar dalam pemulihan suatu penyakit.

Anda mungkin juga menyukai