Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENGARUH ZIKIR TERHADAP SISTEM SARAF


Blok 2: Ilmu Biomedik Dasar

Dosen Pengampu:
Syahruramdhani, S. Kep. Ns., MSN., M.Sc

Disusun Oleh:
1. Yunda Anggita 20230320096
2. Tiara 20230320097
3. Esa Arba Nabila 20230320098
4. Ari Yuda Hurdani 20230320099
5. Tiara Ayu Kinanthi 20230320100
6. Darda Wahyu Aqimuddin 20230320101
7. Natasha Felicia Arif 20230320102
8. Ananda Nasywa Nur Lathifah 20230320103
9. Dian Fitri Nurani 20230320104
10. Ria Rahayu 20230320105

Prodi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................................2
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................................................3
1.1 LATAR BELAKANG..................................................................................................................3
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................................3
1.3 TUJUAN.................................................................................................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN......................................................................................................................4
2.1 DEFINISI DAN PERINTAH UNTUH BERDZIKIR..........................................................................4
2.2 MEKANISME DZIKIR TERHADAP RESPON TUBUH...................................................................5
2.3 PENGARUH DZIKIR TERHADAP KINERJA SISTEM SARAF..........................................................6
BAB 3 PENUTUP.............................................................................................................................8
3.1 KESIMPULAN.........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................9
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dzikir dalam konteks agama Islam adalah praktik mengingat Allah dan mengucapkan
kalimat tasbih, tahmid, takbir, dan tahlil. Sesuai dengan hadist riwayat Muslim nomor
2137:
‫ « َأَح ُّب اْلَكَالِم ِإَلى ِهَّللا َأْر َبٌع ُسْبَح اَن ِهَّللا َو اْلَحْم ُد ِهَّلِل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َع ْن َسُمَر َة ْبِن ُج ْنَدٍب َقاَل َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا‬
. ‫ َال َيُضُّر َك َبَأِّيِهَّن َبَد ْأَت‬.‫َو َال ِإَلَه ِإَّال ُهَّللا َو ُهَّللا َأْك َبُر‬
Dari Samuroh bin Jundub, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Ada empat ucapan yang paling disukai oleh Allah: (1) Subhanallah, (2)
Alhamdulillah, (3) Laa ilaaha illallah, dan (4) Allahu Akbar. Tidak berdosa bagimu
dengan mana saja kamu memulai” (HR. Muslim no. 2137).

Selain dimaksudkan sebagai bentuk ibadah dan spiritualitas, dzikir juga memiliki
manfaat bagi kesehatan fisik dan mental, termasuk dalam memengaruhi sistem kinerja
saraf pada tubuh. Di dalam sistem saraf manusia terdapat sistem saraf otonom dan
sistem saraf pusat. Fungsi saraf pusat adalah mengendalikan gerakan-gerakan yang
dikehendaki, misalnya gerakan tangan, kaki, leher, dan jari-jari. Sedangkan sistem
saraf otonom berfungsi mengendalikan gerakan-gerakan yang otomatis, misalnya
fungsi digestif, proses kardiovaskuler, dan gairah seksual.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Definisi dan perintah untuk berdzikir.
2. Mekanisme Dzikir terhadap respon tubuh.
3. Pengaruh dzikir terhadap kinerja sistem saraf.

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui definisi dan perintah untuk berdzikir.
2. Mengetahui mekanisme dzikir terhadap respon tubuh.
3. Mengetahui pengaruh dzikir terhadap kinerja sistem saraf.
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI DAN PERINTAH UNTUH BERDZIKIR


Dzikir dalam arti sempit yakni menyebut asma-asma Allah dalam berbagai kesempatan.
Dzikir dalam arti luas yakni mengingat segala keagungan dan kasih sayang yang telah
diberikan oleh Allah SWT dengan bertaqwa menaati segala perintahnya dan menjauhi
segala larangannya. Terdapat dua makna yang terkandung dalam dzikir menurut At
Thabathabai, yakni:
1. Kegiatan psikologis yang memungkinkan seseorang memelihara makna sesuatu yang
diyakini berdasarkan pengetahuannya atau ia berusaha hadir padanya.
2. Hadirnya sesuatu pada hati atau ucapan seseorang.

Dzikir dapat mengembalikan kesadaran seseorang yang hilang, sebab aspek-aspek dzikir
dapat mendorong seseorang untuk mengingat dan menyebut kembali hal-hal yang
tersembunyi dalam dirinya. Saat individu melakukan dzikir juga dapat mengingatkan
bahwasanya di dunia ini segala seuatu telah diatur oleh Allah SWT dan tidak ada
kekuataan di dunia ini kecuali kekuatan dari Allah SWT. Orang-orang yang melakukan
dzikir dengan ikhlas semata-mata karena Allah dapat memberikan ketenangan bagi
jiwanya dan juga dapat menjalani kehidupan yang baik (Mayasari, 2013).

Perintah berdzikir dapat ditemukan pada hadis Nabi Saw. yang diriwayatkan oleh al-
Tirmidzi berikut ini:
‫حدث نا أبو كريب حدث نا زيد بن حباب عن معاوية بن صالح عن عمرو بن ق يس عن عبد ّالل بن بسر رضي ّالل‬
‫عنه أن رجل قال ي رسول ّالل إن شرائع ْالسلم قد كث رت علي فأِخ بن بشيء أتشبث به قال ل ي زال لسانك رطبا‬
‫من ذكر ّالل‬
Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Zaid bin
Hubab dari Muawiyah bin Shalih, dari ‘Amru bin Qais dari Abdullah Busr r.a bahwa
seorang laki-laki berkata: wahai Rasulullah sesungguhnya syari’at Islam sudah banyak
yang menjadi kewajibanku, maka beritahukan kepadaku sesuatu yang bisa aku jadikan
sebagai pegangan! Beliau bersabda: “Hendaknya lidahmu basah karena berdzikir kepada
Allah”. (HR. Tirmidzi No. 3297)
Orang yang memperbanyak dzikir akan dinaungi Allah Swt. Dari Abu Hurairah r.a. Nabi
Saw bersabda: "Tujuh golongan yang akan dinaungi Allah (salah satunya) adalah
seseorang yang berdzikir kepada Allah hingga meneteskan air matanya (HR. Muslim No.
5998). Dzikir juga dapat meningkatkan derajat seorang hamba dihadapan penciptanya hal
ini senada dengan Hadits yang diriwayatkan dalam kitab Muwatha Malik melalui Abu
Darda r.a bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda:

‫قال أبو الدرداء أل أِخ بكمِ بي أعمالكم وأرفعها ف درجاتكم وأزكاها عند مليككم وخي لكم من إعطاء الذهب والورق‬
‫وخي لكم من أن ت لقوا عدوكم ف تضربوا أعناق هم ويضربوا أعناقكم قالوا ب لى قال ذكر ّالل ت عال قال زيد بن‬
‫أب زيد وقال أبو عبد الْر حن معاذ بن جبل ما عمل ابن آدم من عمل ْأنى له من عذاب ّالل من ذكر ّالل‬

Abu Darda berkata: Maukah kalian aku beritahu sebuah amalan yang lebih baik dan lebih
tinggi derajatnya bagi kalian, lebih bersih di sisi Rabb kalian, dan lebih baik dari
menyedekahkan emas dan uang. Dan lebih baik dari saat kalian bertemu musuhmu
sehingga kalian memenggal kepala mereka dan mereka memenggal kepala kalian?"
Mereka menjawab; "tentu." Abu Darda berkata, "yaitu dzikir kepada Allah Ta'ala." Ziyad
bin Abu Ziyad berkata; Abu Abdurrahman Mu'adz bin Jabal berkata, "Tidak ada satu
amalan pun yang dilakukan oleh anak Adam, yang lebih bisa menyelamatkannya dari
adzab Allah selain dzikir kepada Allah."

2.2 MEKANISME DZIKIR TERHADAP RESPON TUBUH


Keseimbangan akan direspons oleh sistem tubuh seperti hormon. Sistem tubuh yang
seimbang mempengaruhi keseimbangan hormon dalam keadaan fisiologis. Penelitian
pengaruh dzikir terhadap respons tubuh, membuktikan bahwa persepsi stres
mempengaruhi respons biologis, sebagai indikator yang digunakan adalah hormon
kortisol berada dalam kondisi fisiologis (Utami, 2016).

Teknik relaksasi yang dilakukan dalam penelitian Benson (2000), menunjukkan bahwa
dzikir dapat menjadi salah satu frasa fokus (kata yang menjadi titik perhatian) dalam
proses penyembuhan diri dari kecemasan, ketakutan, bahkan dari keluhan fisik seperti:
sakit kepala, nyeri dada dan hipertensi.
Jalur hubungan pengaruh dzikir terhadap stres dan respons biologis kortisol secara
ringkas berdasarkan analisis jalur, sebagai berikut; intervensi zikir terbukti meningkatkan
spiritual value yang mempengaruhi peningkatan kepribadian, sehingga mengubah stres
negatif (distress) menjadi positif (eustress) diikuti perubahan respons biologis oleh
potensi penurunan kortisol. Dzikir meningkatkan kepribadian seperti: perilaku optimis,
pribadi yang tangguh dan mandiri, mampu menjadi pribadi yang unggul dan performansi
perawat semakin baik, sehingga pelayanan yang diberikan lebih maksimal.

2.3 PENGARUH DZIKIR TERHADAP KINERJA SISTEM SARAF


Pada orang yang tenang karena membaca dzikir, maka keseimbangan hormon simpatis
dan parasimpatisnya akan terjaga. Ketika dalam tubuh hormon yang mendominasi
parasimpatis dibandingkan simpatis, maka berefek pada denyut nadi yang tidak terlalu
cepat dan mencegah peningkatan denyut nadi. Selanjutnya akan berdampak pada menjaga
kardio output dan akan menjaga kestabilan tekanan darah. Selain itu, orang yang tenang
dalam berdzikir akan mengurangi efek simpatis dari saraf otonom yang menuju ke
kelenjar adrenal.

Terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan dzikir memiliki efek positif terhadap
kinerja sistem saraf manusia.
1. Mengurangi Stress
Dzikir dapat menjadi sarana untuk mengalihkan perhatian dari pikiran yang
menimbulkan stress dan kegelisahan. Dengan fokus pada mengingat Allah, pikiran
negatif dapat diredakan. Hal ini membantu mengurangi aktivitas sistem saraf simpatis
yang terkait dengan respon stress.
2. Menenangkan Pikiran dan Hati
Dalam dzikir ada repetisi kata-kata yang mencerminkan sifat-sifat Allah Yang Maha
Pengasih dan Penyayang. Melakukan dzikir dengan hati yang khusyuk membantu
menghadirkan ketenangan dalam pikiran dan hati. Hal ini berdampak pada aktivitas
sistem parasimpatis yang mendukung relaksasi dan pemulihan.
3. Meningkatkan Kesadaran Diri
Dzikir yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan konsentrasi, akan membantu
seseorang menjadi terhubung dengan dirinya. Ini memungkinkan seseorang untuk
lebih memahami dan mengendalikan respon tubuhnya terhadap lingkungan dan situasi
tertentu, termasuk saraf.
BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Meskipun dzikir memiliki potensi manfaat dalam kinerja sistem saraf manusia, penting
untuk memahami bahwa efeknya dapat bervariasi antar individu. Setiap orang memiliki
preferensi dzikir yang berbeda dan penting untuk menemukan praktik Dzikir yang paling
sesuai dengan diri sendiri. Begitu juga dzikir yang disebutkan dapat memberikan
keterangan hati berdasarkan Surat Ar-Ra’d ayat 28:
‫ۗ اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َتْطَم ِٕىُّن ُقُلْو ُبُهْم ِبِذ ْك ِر ِهّٰللاۗ َااَل ِبِذ ْك ِر ِهّٰللا َتْطَم ِٕىُّن اْلُقُلْو ُب‬
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman, artinya “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati
mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat
Allah hati menjadi tenteram”.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.youtube.com/watch?v=ZqGux2OSE60
https://lms-paralel.esaunggul.ac.id/pluginfile.php?file=%2F55144%2Fmod_resource%2Fcontent
%2F1%2FSISTEM%20SARAF.pdf
https://repository.dinus.ac.id/docs/ajar/13._Sistem_Neurology_.pdf
Widianengsih, Resti. 2022. Hadits tentang Dzikir Perspektif Tasawuf. Bandung : Jurusan Ilmu Hadis
Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Indonesia

Jurnal Penelitian Ilmu Ushuluddin Vol. 2 No. 1 (Januari 2022): 166-179 DOI: 10.15575/jpiu.13583

file:///C:/Users/ntshf/AppData/Local/Microsoft/Windows/INetCache/IE/Q55AJVCS/3.%20SETYO
%20PURWANTO[1].pdf

Anda mungkin juga menyukai