Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 1

Nama Mahasiswa : NURUL AMALIA

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 859895538

Kode/Nama Mata Kuliah : MKWU4101/PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Kode/Nama UPBJJ : 12/ MEDAN

Masa Ujian : 2022/23.1 (2022.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN

1. Iman dalam pandangan Nursi memiliki peranan yang sangat

besar dalam pembentukan perangai manusia, ia menjadi penentu kondisi jiwa setiap
individu. Nursi mengartikan iman sebagai sebuah

sandaran, yang artinya bahwa seluruh manusia menggantungkan

nasibnya dengan keimanannya. Hal ini dikarenakan iman yang dimaknai sebagai
sumber kekuatan maknawi yang dapat mendorong siapapun kepada kebaikan.

Jadi kesimpulannya berdasarkan apa yang dilakukan dan pengakuan dari individu
tersebut, dapat disimpulkan bahwa keimanan seseorang juga berpengaruh pada
psikologi dan kehidupan sehari-hari. Apalagi kita bergaul dengan orang-orang yang
tidak baik maka kita akan terpengaruh oleh orang tersebut. Sehingga kita melakukan
perbuatan itu. Apalagi salah satu pendorong atau yang dapat merubah sikap atau
kepribadian kita adalah faktor lingkungan.

Pengaruh keimanan dalam kehidupan manusia ini akan membawa kepada hal-hal
yang baik. Iman akan menuntun manusia terhadap perbuatan-perbuatan yang terpuji
dan semakin mendekatkan diri pada pencipta. Sehingga tidak akan melakukan
perbuatan yang tidak baik.

Allah berfirman dalam Ar-Ra’ad ayat: 28

ْ ‫َط َم ِٕى ُّن قُلُوْ بُهُ ْم بِ ِذ ْك ِر هّٰللا ِ ۗ اَاَل بِ ِذ ْك ِر هّٰللا ِ ت‬


ُ‫َط َم ِٕى ُّن ْالقُلُوْ ب‬ ْ ‫ۗ الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا َوت‬

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.

Hadist

Dari Abu Hurairah Abdurrahman bin Sakh Radhiallahu dia berkata: Saya mendengar
Rasulullah Saw bersabda: Apa yang aku larang hendaklah kalian menghindarinya dan
apa yang aku perintahkan maka hendaklah kalian laksanakan semampu kalian.
Sesungguhnya kehancuran orang orang sebelum kalian adalah karena banyak
pertanyaan mereka (yang tidak berguna dan penentangan mereka terhadap nabi-nabi
mereka. (HR. BUKHORI DAN MUSLIM)
"Dari Abu Dzar, Jundub Junadah dan Abbu Abdurrahman, Mu'adz bin Jabal
Radhiallahu dari Rasulullah Saw beliau bersabda: Bertakwa kepada Allah dimana saja
kamu berada, iringilah keburukan dengan kebaikan niscaya menghapusnya dan
pergaulah manusia dengan akhlak yang baik" (Riwayat Tirmiji, dia berkata hadistnyoa
Hasan pada sebagian cetakan dikatakan Hasan shahih).

Dari ayat dan hadits ini dapat kita ketahui bahwa kita dilarang untuk melakukan
perbuatan yang tidak baik, dan jika kita kembali mengingat Allah, kita akan
mendapatkan ketenangan jiwa, psikologi kita akan baik jika kita memiliki keimanan
yang baik pula, sehingga kita enngan untuk melakukan perbuatan jahat. Karena
adanya dorongan dan motivasi dari pengetahuan psikologi agama kita.

2. Perbedaan Al-Insan, Al-Basyar, dan An-Nas

Sebagaimana yang dijelaskan oleh Dr. Ahmad Husnul Hakim IMZI, S.Q., MA. Dalam
bukunya Kaidah Tafsir Berbasis Terapan bahwa terdapat perbedaan makna diantara
ketiga term yang tadi sudah disebutkan. Berikut term dan penjelasannya. Pertama,
Al-Insan. Term al-Insan yang berasal dari kata al-Ins yang mendapatkan tambahan alif
dan nun. Kata Insan ini dinyatakan dalam Alquran sebanyak 65 kali dan tersebar
dalam 43 surat. Ada yang berpendapat bahwa, penggunaan kata Insan bagi manusia
dalam Alquran bertujuan untuk menguatkan karakter manusia sebagai makhluk
sosial. Ataupun dengan istilah lain, manusia adalah makhluk yang tidak bisa
menjalankan aktivitas hidupnya dengan sempurna kecuali ada keterlibatan pihak lain.
Atau bisa juga dipahami dengan menggunakan kaidah al-Ziyadah fi Bin’ya al-Kalimah
– bahwa penggunaan kata Insan dimaksudkan untuk menunjukkan totalitas manusia
sebagai makhluk jasmani dan rohani.

Kedua, Al-Basyar. Term al-Basyar yang juga berarti manusia. Al-Basyar dinyatakan
dalam Alquran sebanyak 36 kali dan tersebat dalam 26 surat. Namun perbedaannya
adalah bahwa term ini menunjuk pada keberadaannya sebagai makhluk jasmani dan
berjasad kasar.
Ketiga, An-Nas. Term an-Naas berasal dari kata nawasa yang artinya goncangan atau
fluktuatif. An-Nas dalam Alquran disebutkan sebanyak 241 kali dan tersebar dalam 55
surat. Dikatakan goncangan atau fluktuatif, karena manusia itu cenderung berubah
jika bertemu dengan sesamanya. Dari karakter manusia semacam ini, maka wajar jika
Islam menganjurkan agar selalu berada di tengah-tengah orang-orang yang baik.

3.Nabi Muhammad SAW membangun Madinah pada tahun 622 Masehi, dan membuat
perjanjian antara kaum Muhajirin dan Ansor dari komunitas Islam di satu pihak, dan
antara kaum muslim dan nonmuslim (Yahudi dll) di pihak lain. Perjanjian ini dibuat
agar mereka terhindar dari perang suku, serta sama-sama mempertahankan kondisi
yang kondusif di Madinah dan sekitarnya. Perjanjian ini dikenal dengan 'Piagam
Madinah'.

Piagam Madinah ini menjadi pada akhirnya menjadi landasan persatuan masyarakat
Madinah secara menyeluruh yang terdiri dari unsur-unsur yang heterogen. Piagam
Madinah inilah yang merupakan dasar terbentuknya Negara Madinah, dengan Nabi
Muhammad SAW sebagai pemimpinnya.

Di Indonesia, kita kerap mendengar istilah masyarakat madani. Istilah ini memang ada
kaitannya dengan Madinah. Masyarakat madani adalah sebuah istilah yang
diperkenalkan oleh Anwar Ibrahim dalam ceramahnya pada Festival Istiqlal pada
tahun 1991 silam. Istilah masyarakat madani ini berasal dari bahasa arab, Madinah
yang berarti kota.

Masyarakat kota yang dimaksud di sini menurut Mulyadi Kartanegara dalam sebuah
tulisannya pada 1999 silam bukan diartikan sebagai geografis. Tetapi sebuah karakter
yang cocok untuk penduduk sebuah kota yang memiliki sifat, adab dan perilaku atau
kesopanan yang tinggi. Semakin tinggi suatu kota, semakin tinggi pula nilai-nilai
kemanusiaan yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai