Anda di halaman 1dari 38

KONSERVASI DAERAH

ALIRAN SUNGAI DAN DANAU


DAERAH ALIRAN SUNGAI
(DAS)
Daerah aliran sungai (das)
DAERAH TANGKAPAN AIR DANAU
(DTA)
Sumber Permasalahan yang ada di DAS
dan DTA
• Kerusakan lingkungan dan erosi lahan yang disebabkan oleh penebangan hutan dan
pengolahan lahan yang tidak benar, sehingga menimbulkan erosi dan sedimentasi
dan menyebabkan pendangkalan serta penyempitan danau.
• Pembuangan limbah penduduk, industri, pertambangan dan pertanian yang
menyebabkan pencemaran air danau.
• Penangkapan ikan dengan cara yang merusak sumber daya (overfishing).
• Pembudidayaan ikan dengan keramba jaring apung yang tidak terkendali sehingga
berpotensi pembuangan limbah pakan ikan dan pencemaran air.
• Pengambilan air danau sebagai air baku ataupun sebagai tenaga air (PLTA) yang
kurang memperhitungkan keseimbangan hidrologi danau sehingga mengubah
karakteristik permukaan air danau dan sempadan danau.
Dampak Permasalahan yang ada di DAS
dan DTA
• Pendangkalan dan penyempitan danau, yang telah merusak ekosistem danau bertipe
paparan banjir.
• Pencemaran kualitas air danau yang menggangu pertumbuhan biota akuatik dan
pemanfaatan air danau. Bila terjadi bencana arus balik (overturn) bahan
pencemaran dari dasar danau terangkat ke permukaan air.
• Kehilangan keanekaragaman hayati (biodiversity).
• Pertumbuhan gulma air sebagai akibat pencemaran limbah organik dan zat hara
(unsur Nitrogen dan Phosphor).
• Pertumbuhan alga atau marak alga (algae bloom) yang disebabkan proses
penyuburan air danau akibat pencemaran limbah organik dan zat penyubur.
• Perubahan fluktuasi muka air danau, yang disebabkan oleh kerusakan DAS dan
DTA serta pengambilan air dan tenaga air, sehingga mengganggu keseimbangan
ekologis daerah sempadan danau.
Invasi Spesies
International Day On Biological Diversity (IBD)
spesies asing (baik itu tumbuhan ataupun hewan)
yang mempengaruhi habitat, ekonomi, lingkungan
atau ekologis (dalam Kumar dkk., 2009).

International Union for Conservation of Nature and


Natural Resources (IUCN)
Invasive Alien Species (IAS) sebagai jenis tanaman
asing (exotic) ataupun jenis tanaman asli yang berada
pada ekosistem alami atau semi alami yang mampu
mengubah habitat dan mengancam keanekaragaman
hayati aslinya (Dey, 2009)

Description about
Invasive Species
Invasion factors
Key’s of Invasive Concept
Kunci dari konsep invasi dari piramida tersebut terdiri dari 3 sisi yaitu invader
attributes, karakteristik biotik dan kondisi lingkungan.
❖ karakteristik dari spesies yang memliki kemampuan untuk
Invader mengivasi.
attibutes ❖ Invader attribute meliputi kemampuan kompetitif,
kelengkapan khusus spesies pengivasi, evolusi invasif serta
rekayasa yang dilakukan.
❖ karakteristik biologi dari sisi penerima yang berhubungan sifat mudah
terserang suatu invasi spesies.
Karakteristik ❖ Resiko invasi akan meningkat seiring daya tahan terhadap invasi ketika
Biotik karakteristik biologi yang ada pada suatu spesies tersebut menurun.
❖ Karatkeristik yang dimaksud meliputi keanekaragaman hayati, musuh,
dan mutualis (tipe interaksi).
❖ kondisi fisik yang melekat dari suatu penerima yang
Kondisi mempengaruhi kemampuan mengivasi menjadi bagian pengivasi.
Lingkungan ❖ Kondisi lingkungan tersebut dipengaruhi oleh sumber dan
kesesuaian habitat.
Introduksi Ikan Asing ke Indonesia
Berawal dari AS, 1920 enam Ikan-ikan tersebut diintrodulisi
jenis ikan, pada tahun 1945 sebagai "spoft fishes", ikan
bertanbah dengan tiga jenis. budidaya, dan agen pengendali
Lonjakan introduksi ikan asing hama secara biologis. Ex:
terjadi setelah tahun 1950, pada Mosquitofish (Gunbusict finis) dan
tahun 1980 sudah 50jenis. guppies (Poecilia reticulata)

Introduksi ikan ke perairan surgai


menunjukkan bahwa 77%
introdnksi ikan asing Perubahan dan lenyapnya habitat
mengakibatkan penurunan populasi karena terinvasi oleh ikan introduksi
ikan asli (Ross 199 dalam: Allan
1993)

87 jenis ikan Indonesia teiah tercatat


sebagai jenis ikan yang terancam punah
dalam "The IUCN 2003 Redlist of
Threatened Species”, -57 spesies
diantaranya adalah ikan air tawar .
Spesies Ikan Invasi di Indonesia

(Froese dan Nauly, 2004)


Pygocentrus nattereri/ Red Piranha
A. Deskripsi
Ukuran panjang maksimal 30 cm.
Bersifat karnivora, kanibal, predator,
agresif. Memiliki rahang yang kuat
serta susunan gigi unik dan tajam.
Makan dengan cara mencabik
mangsanya. Hidup soliter, warna
perak kemerahan, kepala tumpul dan
mulut kecil
B. Habitat
Sungai, anak sungai, hutan banjir,
danau, kolam. Pelagis air tawar,
• Tahun 2007an sangat populer di kalangan sungai berlumpur, rawa dan danau air
hobi aquarium Jawa (bukan ikan budidaya). tawar
• Pada saat ini sudah (diduga mulai) lepas ke C. Dampak
perairan umum, danau dan waduk di Jawa. Kerusakan ekosistem ikan asli,
menghilangkan suatu populasi ikan.
Ex; Tawes, Nilem, Belida, dkknya.
Ancaman Invasi Ikan Asing yang di
Introduksi
1. Penurunan Kualitas Lingkungan Perairan
Tumbuhan air non gulma binasa, menyebabkan erosi tanah di pinggiran
perairan dan meningkatkan eutrofkasi melalui penglepasan zat nutrisi yang tersimpan
dalam tumbuhan air.

2. Gangguan terhadap Komunitas Ikan Asli


Ikan introduksi mampu memenangkan persailgan dengan ikan asli, sehingga
populasi ikan asli menurun bahkan musnah sama sekali.

3. Penurunan kualitas materi genetik melalui hibridisasi


Ikan introduksi mampu melakukan perkawinan silang (inbreeding) baik dengan ikan
asli maupun ikan introduksi yang lain. Hibridisasi >>"introgression“. Dampaknya
antara lain penurunan keanekaragaman, lenyapnya gen yang mampu beradaptasi' dan
berubahnyaperilaku

4. Introduksi penyakit dan parasit


Ikan introduksi sering membawa penyakit sehingga mampu meulari ikan asli
5. Masalah Sosia-Ekonomi bagi Masyarakat
Penduduk kehilangan sumber protein dan juga pendapatan, membahayakan
keselamatan masyarakat
Upaya Penanggulangan Invasi Ikan Asing
A. Pengendalian terhadap ikan asing invasif,
dengan tidak melakukan restocking spesies asing ke

? perairan umum

B. Melakukan penelitian dasar tentang


keanekaragaman hayati perairan (identifikasi, status,
domestifikasi, reproduksi dan genetik)

C. Pengembangan komoditas ikan spesifik lokal


sebagai icon daerah

D. Melakukan domestikasi, reproduksi dan


restocking pada endager spesies
Tujuan Konservasi DAS dan DTA

Terkendalinya hubungan timbal balik


antara sumberdaya alam dan lingkungan
DAS atau DTA dengan kegiatan manusia
swhhingga terjamin kelestarian fungsi
lingkungan dan kesejahteraan masyarakat
Kebijakan
L/O/G/O
Indonesia
Terkait Invasi Spesies
Keberadaan Spesies Invasi di Indonesia
Beberapa masalah dalam mempelajari spesies asing invasif di Indonesia menurut
(Tjitrosoedirdjo ,2005) yaitu:

Masyarakat tidak menyadari efek berbahaya


berbahaya dari spesies asing invasif dan
pemerintah tidak siap untuk menangani masalah
tersebut.
Informasi terbatas yang tersebar di antara berbagai
lembaga; gagal untuk mengesankan pemerintah pada
urgensi invasif spesies meskipun pemerintah
meratifikasi CBD pada tahun 1994.

Dibutuhkan waktu yang lama antara departemen


untuk saling berkoordinasi.

Kementerian Lingkungan Hidup saat ini sedang


mempelajari prinsip-prinsip penanganan spesies
asing invasif.
Kebijakan terhadap Invasi Spesies
di Indonesia
• Indonesia
- telah meratifikasi konvensi keanekaragaman hayati
(Convention on Biological Diversity/CBD) melalui Undang-Undang
No.5 tahun 1994
• Mewajibkan setiap negara pihak untuk melakukan pemusnahan,
pengawasan dan dampak dari spesies asing invasive(Invasif Alien
Species
• .
Instrumen yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia, melalui
peraturan yang terkait dengan perkarantinaan tumbuhan dan peraturan
pemerintah terkait dengan AMDAL

• Pada introduksi spesies asing invasif telah tertuang dalam permentan


No.61 tahun 2010 akan tetapi payung hukum secara tegas belum ada
pada kementerian lingkungan hidup selaku focal point CBD
• Menyulitkan kementerian terkait membuat posisi dan menetapkan
rujukan hukum dalam melakukan pengawasan terhadap spesies asing
invasif
Pengamanan Hayati/Lingkungan (Biosecurity)
Terhadap Keanekaaragaman Hayati Lokal

a. Spesies asing (alien/exotic) dapat dimasukkan ke Indonesia dengan pertimbangan, dan


pemanfaatan
b. Spesies asing pada prinsipnya hanya diperkenankan dipelihara di dalam ekosistem
yang terkendali untuk mengantisipasi jika spesies tersebut bersifat invasif.
c. Peran karantina (karantina tumbuhan, hewan, ikan) sangat diperlukan dalam
menseleksi dan memberi ijin pemasukan spesies-spesies asing.
d. Peran dokter hewan perlu ditingkatkan dalam pengamanan lingkungan, untuk
mencegah terjadinya penularan penyakit antara hewan dan manusia (zoonosis).
e. Hal-hal lain yang termasuk dalam pengamanan lingkungan dapat mengacu pada
Konvensi Keanekaragaman Hayati (Convention on Biological Diversity).
f. Semua spesies yang masuk ke Indonesia harus diperiksa dan diuji dengan analisis
risiko
(Mardiastuti, 2008)
Kebijakan Invasi Spesies di negara Lain
United State
❖ Integrasi beberapa Departemen untuk bertanggung jawab terhadap invasif
spesies . diantaranya yaitu Department Pertanian, Perdagangan, Pertahanan,
Keamanan, Dalam Negeri, Transportasi, dll termasuk Badan Perlindungan
Lingkungan dan Kantor Eksekutif Presiden.
❖ Departemen Pertanian, Perdagangan, dan Departemen Dalam Negeri
memiliki peran utama untuk memimpin National Invasive Species Council
(NISC). Dibuat oleh Executive Order 13112 pada tahun 1999, NISC yang
menyediakan koordinasi antar departemen dalam tindakan terhadap invasif
spesies.
❖ Bekerja sama dengan kelompok-kelompok pemerintahan dan masyarakat
lainnya untuk mengatasi masalah spesies invasif di tingkat nasional.
(Corn and Johnson, 2013)
Thank You!

L/O/G/O
www.themegallery.com

Anda mungkin juga menyukai