Anda di halaman 1dari 7

Dampak Invasif Ikan Red Devil…….di Perairan Umum Daratan Indonesia (Umar, C.

, et al)

DAMPAK INVASIF IKAN RED DEVIL (Amphilophus citrinellus) TERHADAP


KEANEKARAGAMAN IKAN DI PERAIRAN UMUM DARATAN DI INDONESIA

INVASIVE IMPACT OF RED DEVIL FISH (Amphilophus citrinellus) TO FISH


DIVERSITY IN INLAND WATER IN INDONESIA
Chairulwan Umar, Endi Setiadi Kartamihardja dan Aisyah
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan
Teregistrasi I tanggal: 09 Mei 2014; Diterima setelah perbaikan tanggal: 14 April 2015;
Disetujui terbit tanggal: 17 April 2015
E-mail: iwanprpt@indo.net.co.id

ABSTRAK

Keanekaragaman ikan air tawar di Indonesia sekarang menghadapi ancaman dari berbagai
aktivitas manusia yang bisa menyebabkan punahnya ikan-ikan endemik, dan diperkirakan sekitar
87 jenis ikan Indonesia terancam punah. Beberapa faktor yang menjadi ancaman terhadap
keanekaragaman ikan dan menimbulkan kepunahan diantaranya introduksi spesies.
Perkembangan beberapa spesies ikan menjadi tak terkendali sehingga menjadi hama dan
merugikan manusia. Salah satu di antaranya adalah masuknya ikan ‘Red Devil’ ke beberapa
perairan umum daratan di Indonesia. Beberapa perairan yang terdapat ikan red devil, mengalami
penurunan sumber daya ikan baik jenis maupun jumlah, bahkan beberapa jenis ikan asli banyak
yang hilang. Makalah ini bertujuan untuk mengkaji dampak keberadaan ikan ini terhadap
keanekaragaman sumberdaya ikan di perairan. Kajian ini bersifat desk study dan pengamatan
langsung di lapangan. Verifikasi lapang dilakukan pada tahun 2011 dan 2012. Hasil tangkapan
ikan red devil di beberapa perairan waduk dan danau di Indonesia sangat dominan bisa mencapai
40 – 60 %. Dampak dari invasi ikan ini antara lain adalah terjadinya perubahan ekosistem, yaitu
penurunan keanekaragaman hayati, dan dampak terhadap kerugian ekonomi seperti biaya untuk
mengendalikan jenis ikan asing dan penurunan produksi ikan ekonomis.

KATA KUNCI: Invasif, red devil, keanekaragaman hayati, perairan umum daratan

ABSTRACT

Freshwater fish diversity in Indonesia is now facing threats from human activities that could lead
to the extinction of endemic fish, and an estimated 87 Indonesian fish species threatened with
extinction. Some factors that caused a threat to the diversity and extinction of fish is the introduction
of new species. The development of some species of fish become uncontrollable and those being
predators and caused a damage for humans life. One of them is the inclusion of Red devil fish to
some inland waters in Indonesia. Some inland water that contains of red devil fish caused declining
of fish resources in type or amount and extinction of original fish spesies many are missing. The
aim of this paper is to examine the impact of these fish presence to the diversity of fish resources in
waters. This study was using desk study and direct observation method. Field verification conducted
in 2011 and 2012. Catch fish red devil in some lakes and reservoirs in Indonesia are very dominant
and could reach 40-60 %. The impact of these fish are changes in ecosystem that caused decreasing
of biodiversity and the other consequences make some economic losses such as increasing the
cost to control alien fish and decreasing in production of economical fish.

KEYWORS: Invasive, red devil, diversity, inland waters

PENDAHULUAN Indonesia dengan kepadatan populasi 0,72 jenis/100


km 2 . Sekarang k eanek aragaman tersebut
Indonesia menduduki posisi yang penting dalam menghadapi ancaman dari berbagai aktivitas manusia
peta keanekaragaman hayati di dunia karena yang bisa menyebabkan punahnya ikan-ikan endemik,
termasuk dalam sepuluh negara dengan dan diperkirakan ada sekitar 87 jenis ikan Indonesia
keanekaragaman hayati yang tinggi (Primack et al., yang terancam punah (The Word bank, (1998) dalam
1998). Keanekaragaman ikan air tawar termasuk Wargasasmita, (2005). Dari jumlah tersebut 66
tertinggi kedua di dunia sesudah Brazil, tercatat ada spesies (75,9 %) di antaranya adalah ikan air tawar.
sekitar 1.300 jenis ikan bermukim di perairan Sebagian besar (68,2 %) dari ikan air tawar yang
___________________
Korespondensi penulis:
Pusat Penelitian Pengelolaan Perikanan dan Konservasi Sumberdaya Ikan
Jl. Pasir Putih II, Gedung Balitbang KP II, Ancol Timur, Jakarta Utara-14430 55
J. Kebijak.Perikan.Ind.Vol.7 No.1 Mei 2015: 55-61

terancam punah merupakan ikan endemik. Beberapa pustaka dari beberapa laporan hasil penelitian yang
faktor yang dapat menjadi ancaman terhadap sudah ada. Untuk melihat ukuran ikan yang
keanekaragaman ikan dan menimbulkan kepunahan tertangkap, dilakukan pengukuran panjang dan
antara lain tangkap lebih ikan (over fishing), introduksi bobotnya. Pengamatan biologi dilakukan di
spesies, pencemaran, perubahan habitat bahkan laboratorium Balai Penelitian Pemulihan dan
hilang (Nguyen & de Silva, 2006). Konservasi Sumberdaya Ikan, Jatiluhur.

Spesies introduksi tidak selamanya akan bersifat Data dan informasi yang diperoleh kemudian
invasif, tapi bisa menguntungkan atau merugikan bagi dikompilasi dengan metode studi melalui pertemuan
habitat baru (Ciruna et al., 2004). Spesies yang dapat dan diskusi. Analisis status invasi ikan ‘red devil’ akan
berpindah ke habitat lainnya pada umumnya memiliki dilakukan dengan analisis IPOD (Input, Proses,
daya adaptasi tinggi terhadap lingkungan sekitarnya, Output dan Dampak).
sehingga spesies ini mampu bertahan bahkan
berkembang biak dengan baik pada lingkungannya PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK SPESIES
yang baru. Bahkan dijumpai beberapa spesies yang INVASIF
perkembangannya menjadi tak terkendali sehingga
menjadi hama dan merugikan manusia. Salah satu Menurut IUCN (2003) Spesies Asing Invasif adalah
di antaranya adalah masuknya ikan Red devil ke spesies asing yang mampu membentuk diri mereka
beberapa perairan umum daratan di Indonesia antara pada ekosistem alami atau ekosistem semi alami,
lain di Waduk Jatiluhur, Cirata, Saguling, Darma, sebagai awal perubahan dan mengancam
Wadas Lintang, Kedung Ombo, Sermo, Danau Batur keanekaragaman hayati lokal/asli. Kolar dan Lodge
dan Sentani. Umumnya di perairan yang ada ikan ‘red (2001) dalam Helfman (2007) mendefinisikan spesies
devil’ keadaan sumberdaya ikannya baik jenis maupun invasif sebagai spesies asing yang tersebar dan
jumlahnya semakin menurun bahkan beberapa jenis kemudian melimpah. Rahardjo (2011) mengemukakan
ikan asli banyak yang hilang. istilah spesies invasif sebagai spesies yang merusak
ekosistem yang ditempatinya.
Ikan Red devil (Amphilophus citrinellus) berasal
dari wilayah Amerika Tengah dan sebagian dari Asia The Invasive Species Specialist Group/ISSG
(Anonimous, 2012). Ikan ini masuk ke Indonesia (2004) mengemukakan ada sekitar 100 spesies yang
sebagai ikan hias dan harganya cukup mahal. Di sangat invasif. Sebagai kompetitor, predator, patogen
beberapa daerah di Indonesia namanya berbeda-beda dan parasit, spesies asing invasif ini mampu
antara lain ikan Oskar, Setan Merah, Lohan Merah merambah semua bagian ekosistem alami/asli dan
dan Nonong. Ikan ini telah berhasil dikembangbiakkan menyebabkan punahnya spesies asli. Dalam skala
di aquarium lokal, selain karena mudah berkembang besar spesies asing invasif ini mampu merusak
biak, juga mudah beradaptasi dengan lingkungan ekosistem alami/asli.
sekitar. Ikan ini sebagai jenis pemangsa dan sangat
rakus, sehingga keberadaannya mengganggu Karakter spesies invasif antara lain: tumbuh cepat,
kehidupan ikan lainnya yang memiliki nilai ekonomis reproduksi cepat, kemampuan menyebar tinggi,
di suatu perairan (Anonimous, 2011). Ikan ini masuk toleransi yang lebar terhadap kondisi lingkungan,
ke perairan umum melalui introduksi yang tidak kemampuan untuk hidup dengan jenis makan yang
disengaja atau lolos dari keramba jaring apung yang beragam, reproduksi aseksual, dan dapat
terbawa bersamaan dengan benih yang ditebar. Untuk menimbulkan kerusakan ekosistem, lingkungan,
itu perlu di kaji seberapa besar ikan ini berdampak kerugian ekonomi dan berdampak negatif terhadap
terhadap keanekaragaman sumberdaya ikan di keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia
perairan dan faktor yang mempengaruhinya. (Meffe et al., 1997).

Penelitian ini bersifat desk study dari beberapa ASAL IKAN RED DEVIL DAN PENYEBARANNYA
hasil penelitian yang sudah ada serta pengamatan DI INDONESIA
langsung di lapangan di Waduk Jatiluhur, Sermo dan
Danau Sentani. Verifikasi lapang dilakukan pada Ikan Red Devil (Amphilophus citrinellus) berasal
tahun 2011 dan 2012. Pengambilan data dilakukan dari Nikaragua dan Costa Rika, Amerika tengah,
dengan metode survei melalui pengamatan langsung tersebar di sekitar drainase Sungai San Juan, Danau
di lapangan dan pengamatan hasil tangkapan nelayan Masaya dan Danau Nikaragua (Anonimous, 2012).
serta wawancara dengan beberapa nelayan, Ikan ini berasal dari perairan tropis dan hidup pada
pengumpul, aparat terkait di beberapa perairan suhu air 21-26 °C dengan pH sekitar 7,0 namun
tersebut. Data sekunder diperoleh melalui studi demikian dapat beradaptasi pada pH 6,0 – 8,0.

56
Dampak Invasif Ikan Red Devil…….di Perairan Umum Daratan Indonesia (Umar, C., et al)

Ikan red devil yang tertangkap di perairan Waduk cm dan berat badan berkisar antara 21 – 201 g dengan
Jatiluhur memiliki ukuran panjang bervariasi antara 9 rata-rata sekitar 33, 7 g. Ukuran ini lebih kecil
– 20,3 cm dengan rata-rata 12,9 cm, berat badan dibandingkan yang tertangkap di Waduk Jatiluhur,
antara 12 - 185 g atau rata-rata 46,9 g. Ikan yang namun jumlah tangkapannya cukup tinggi dan
tertangkap di Danau Sentani, memiliki ukuran panjang dominan dari ikan lainnya (Gambar 1).
berkisar antara 9,5 – 16 cm dengan rata sekitar 11,3

(a) (b) (c)


Gambar 1. (a) Ikan Red devil sebagai ikan hias yang masih asli ; (b) Ikan Red devil dari Waduk Ir. H. Djuanda
Jatiluhur ; (c) Ikan Red devil dari Danau Sentani Papua.
Figure 1. (a)Red devil fish as an original ornamental fish ; (b) Red devil fish in Ir. H. Djuanda Jatiluhur
reservoir ; (c) Red devil fish from Sentani Lake, Papua.
Ikan Red devil hidup di daerah permukaan dan kecil yang merupakan ikan asli atau ikan yang
teritorial di suatu perairan, serta mudah berkembang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Walaupun tingginya
biak, ikan betinanya sekali bertelur mampu kelimpahan ikan ini, tapi harganya rendah dan tidak
mengeluarkan ribuan telur dan dapat bertelur disukai masyarakat nelayan sehingga dianggap
sepanjang waktu, sehingga ikan ini diduga mempunyai sampah bagi nelayan. Di Danau Sentani, ikan ini
kemampuan memijah sepanjang tahun (Anonimous, tumbuh cukup berlimpah dan mendominasi namun
2007). Hasil analisis pakan diperoleh bahwa ikan red harganya berbeda dengan keadaan lainnya, harga di
devil memanfaatkan tumbuhan, moluska, dan ikan. Daerah Sentani relatif tinggi yaitu sekitar Rp. 15.000–
Oleh karenanya ikan ini termasuk ikan omnivora- Rp. 20.000 per kilogram, yang artinya cukup disenangi
karnivora yang memanfaatkan ikan sebagai pakan oleh masyarakat dan nelayan Papua.
utam anya, sehingga mampu mendesak
perkembangan jenis ikan lainnya yang ada di perairan HASIL TANGKAPAN IKAN RED DEVIL
tersebut. Ikan ini berkembangbiak sangat cepat dan
mengancam kelangsungan hidup jenis satwa air Hasil tangkapan ikan red devil di beberapa perairan
lainnya (Kartamihardja dan Umar, 2006; waduk dan danau di Indonesia sangat dominan bisa
Kartamihardja, 2007; Anonimous, 2007). mencapai 40 – 60 %. Di Waduk Jatiluhur pada tahun
2003 dan 2004 sekitar 40 %, dan tahun 2011 sekitar
Ikan ‘red devil’ awal mulanya merupakan ikan hias 30 %. Di Kedung Ombo sekitar 60 % dan Danau
yang bukan ikan asli Indonesia. Ikan ini di datangkan Sentani, sekitar 45 %. Di Waduk Jatiluhur hasil
dari Malaysia dan Singapura sekitar tahun 1990-an tangkapan ikan ‘red devil’ umumnya lebih banyak
dan masuk ke perairan umum daratan di Indonesia dibanding dengan hasil tangkapan lainnya seperti ikan
diperkirakan tahun 1995 di Waduk Jatiluhur. Di Waduk bandeng (Channos channos), kongo (Parachromis
Sermo tahun 1995 melalui penebaran pada saat managuensis), nila (Oreochromis niloticus), mas
peresmian waduk, Kedung Ombo sekitar tahun 2000, (Cyprinus carpio), kebogerang (Mystus nigriceps),
di Danau Sentani Papua sekitar tahun 2005, dan jambal (Pangasionodon hypopthalmus) (Kartamihardja
berkembang pesat sampai sekarang. Masuknya ikan & Umar, 2006 ; Kartamihardja, 2007).
ini ke perairan umum daratan di Indonesia umumnya
secara tidak sengaja yaitu melalui benih ikan yang Pada tahun 2011 hasil tangkapan ikan red devil di
dilepas di keramba jaring apung sebagai ikan Waduk Jatiluhur dari hasil percobaan penangkapan
budidaya. Selain itu secara sengaja oleh para menggunakan jaring insang selama satu tahun
penggemar ikan hias yang melepas ikan ini ke diperoleh jumlah tangkapan ikan red devil sebanyak
perairan. Pelepasan ikan ini ke perairan, umumnya 233,4 kg/tahun. Selain itu hasil tangkapan ikan red
tanpa dilakukan pengkajian terlebih dahulu, yang mana devil di perairan tersebut melalui beberapa enumerator
akibat dari penebaran, ikan ini tumbuh dengan cepat yang ada di sekitar Waduk Jatiluhur mencapai 4.131,5
dan melimpah bahkan mendominasi perairan tersebut. kg/tahun. Hasil tangkapan ikan red devil ini
Hal inilah yang menyebabkan ikan ini menjadi invasif diperkirakan menempati urutan kedua dari hasil
karena mendominasi dan bahkan memakan ikan-ikan tangkapan ikan yang ada di perairan tersebut.

57
J. Kebijak.Perikan.Ind.Vol.7 No.1 Mei 2015: 55-61

Fluktuasi hasil tangkapan ikan ‘red devil’ perbulan bulan Januari sebesar 8,03 kg. Pencatatan enumerator
dari percobaan penangkapan dengan menggunakan diperoleh bahwa hasil tangkapan tertinggi terjadi pada
gillnet diperoleh jumlah tangkapan tertinggi terjadi bulan Agustus sebesar 538,5 kg dan terendah pada
pada bulan Maret sebesar 65,4 kg dan terendah pada bulan Januari sebesar 200 kg (Gambar 2.).

Sumber/Source: BP2KSI, 2011


Gambar 2.Hasil tangkapan ikan ‘red devil’ (Amphilophus citrinellus ) di Waduk Ir. H. Djuanda, Jatiluhur (a)
percobaan penangkapan dengan jaring insang; (b) data enumerator.
Figure 1. Volume production of Red devil fish (Amphilophus citrinellus ) in Ir. H. Djuanda, Jatiluhur reservoir
(a) fishing trial using gillnet; (b) enumerator data.
Hasil tangkapan ikan red devil di waduk Jatiluhur asli yang ada di beberapa perairan tersebut sudah
pada Bulan Mei 2012 mencapai 400 kg, rata-rata 100 tidak ditemukan lagi.
kg/bulan. Hal ini menunjukkan masih tingginya
tangkapan ikan red devil di perairan tersebut. DAMPAK INVASIF IKAN RED DEVIL
Tingginya porsi ikan red devil dalam tangkapan terjadi
pula di beberapa perairan lainnya seperti di Waduk Masuknya spesies asing ke dalam suatu
Kedung Ombo, Darma, Wadaslintang Danau Sentani, ekosistem menimbulkan dampak negatif terhadap
Papua serta Danau Batur. Rata-rata hasil tangkapan ekosistem apabila spesies asing tersebut telah
nelayan di Waduk Sermo, tahun 2005 sekitar 5 kg menjadi invasif. Jenis asing invasif tersebut tumbuh
yang terdiri dari 4 kg beberapa jenis ikan dan 1 kg berkompetisi dengan jenis lokal, yang kemudian
ikan red devil. Sekarang hasil tangkapan ikan menganggu jenis-jenis lokal di ekosistem sehingga
mengalami penurunan, karena hasil tangkapan harian terjadi perubahan pada ekosistem dimaksud.
hanya mencapai 4 kg dan sekitar 75% nya adalah Ancaman terhadap keanekaragaman hayati ini
ikan red devil (Anonimous, 2009). bahkan terdeteksi hanya dari indikasi bahwa spesies
invasif tersebut memangsa spesies lain yang
Dilihat dari hasil tangkapan ikan red devil di berukuran kecil/smaller prey (Blackwell, 2013).
beberapa perairan umum menunjukkan bahwa secara
Ciruna et al. (2004) merangkum dampak ekologis
umum ikan ini sangat mendominasi dan sudah
dari keberadaan spesies invasif di perairan umum
menjadi spesies invasif di perairan. Hal ini
daratan (Tabel 1.).
menimbulkan dampak buruk karena beberapa ikan
Tabel 1. Dampak ekologi dari keberadaan spesies invasif pada ekosistem perairan umum daratan.
Table 1. Ecological impact of invasive species presence in an inland water ecosystem
Faktor Ekologis Dampak
Ecological factors Impact
Perubahan fisik habitat Hilangnya habitat asli
Perubahan kimiawi perairan Perubahan konsentrasi DO, mineral, padatan organik terlarut serta
turbiditas.
Biologi suatu komunitas Musnahnya keragaman spesies asli, perubahan interaksi dan
struktur trofik serta perubahan biomassa spesies asli.
Populasi spesies Penurunan atau musnahnya populasi spesies asli karena kompetisi
makanan, kompetisi habitat pemangsaan dll. Penyebab lain seperti
parasit dan sifat patogen yang terbawa oleh spesies invasif,
penurunan laju reproduksi, fekunditas, penurunan laju pertumbuhan
serta perubahan tingkah laku.
Genetik Hilangnya pembawaan genetis karena proses hibridasi dan
introgression.

58
Dampak Invasif Ikan Red Devil…….di Perairan Umum Daratan Indonesia (Umar, C., et al)

a. Perubahan Keberadaan Sumberdaya Ikan per tali untuk ukuran kecil. Penurunan hasil
Keseimbangan ekosistem yang telah terinvasi oleh tangkapan ikan ekonomis penting baik berat
spesies asing mengalam i gangguan yang maupun keragaman juga terjadi di Waduk Sempor,
menyebabkan komponen di dalamnya juga berubah. 3 kg dari 4 kg total hasil tangkapan adalah red
Seperti menurunnya keanekaragaman. Biodiversity devil (Asyari, 2011).
loss (Gibbs, 2008), hilang atau berkurangnya
beberapa jenis ikan asli dan yang mempunyai nilai d. Penurunan Kualitas Materi Genetik Melalui
ekonomis tinggi seperti yang terdapat di Waduk Hibridisasi
Jatiluhur, yaitu ikan genggehek, baung, kebogerang,
mas, nila, ikan kaca dan beberapa jenis lainnya. Di Ancaman invasi ikan asing terhadap
Waduk Kedung ombo yaitu udang, ikan wader, nila, keanekaragaman ikan asli, menghasilkan hibrid yang
tombro, tawes dan beberapa jenis ikan lainnya. Serta tidak steril. Ikan introduksi mampu melakukan
semakin berkurangnya ikan gabus hitam (Oxyeleotris perkawinan silang (inbreeding) baik dengan ikan asli
heterodon) yang merupakan ikan asli Danau Sentani. maupun dengan ikan introduksi lain. Hibridisasi antara
ikan asing dengan ikan asli mempunyai resiko
b. Kerusakan Ekosistem genetik yaitu berpotensi terjadinya introgression yaitu
Kerusakan ekosistem yang disebabkan oleh introduksi suatu gen dari satu gen pool ke gen pool
spesies invasif mengarah pada perubahan yang lainnya. Dampaknya antara lain dapat berupa
ditimbulkannya, misalnya introduksi Asian Carp di lenyapnya bentuk-bentuk yang asli, menghasilkan
Great Lake menyebabkan terancamnya spesies asli stok yang kurang fit karena lenyapnya gen-gen yang
di danau tersebut karena jenis ini tergolong rakus mampu beradaptasi dan berubahnya perilaku (Elvira,
(U.S. Fish & Wildlife Service, 2012). Jenis asing yang 2001).
telah diintroduksi di Waduk Jatiluhur, Sermo dan
Kedung Ombo menjadi ancaman yang sangat serius
bagi ekosistem karena berdampak pada perubahan PERANGKAT PERATURAN DAN HUKUM UNTUK
biota setempat seperti hilangnya beberapa spesies PENGENDALIAN SPESIES INVASIF
ikan asli di perairan.
Yayasan Pelestarian Alam dan Kehidupan Liar
c. Dampak Ekonomi Indonesia (The Indonesian Wildlife Conservation
Jenis spesies asing dapat menyebabkan kerugian Foundation) tahun 2013 mengemukakan bahwa
ekonomi yang cukup besar. Beberapa kerugian dalam rangka pengendalian dan pencegahan spesies
tersebut dilihat dari: asing invasif (ikan) telah dibuat beberapa perangkat
peraturan yang mengatur tentang hal ini antara lain,
a. Biaya untuk mengendalikan spesies asing, karena meliputi:
ikan tersebut menjadi gulma. 1. Spesies asing invasif menjadi ancaman penting
bagi keanekaragaman hayati. Oleh karena itu di
Estimasi biaya dalam mengendalikan spesies dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati yang
asing secara keseluruhan susah dilakukan, namun telah diratifikasi Indonesia dengan UU No.5 Tahun
diperkirakan butuh biaya hingga 74 milyar dollar 1994 secara khusus pada pasal 8(h) memberikan
untuk 6 spesies invasif (The national invasive amanat agar setiap negara wajib menghindari
species council, 2013). Pimentel et al. (2000) introduksi spesies asing invasif, melakukan
dalam Rahardjo (2011) menyatakan besarnya pengendalian dan pemusnahan spesies asing
biaya yang harus dik eluarkan dalam invasif tersebut yang akan menimbulkan dampak
mengantisipasi dampak spesies invasif terhadap lingkungan dan kerusakan keanekaragaman hayati
lingkungan dan ekonomi yang mencapai 137 asli.
milyar dollar. 2. Indonesia telah memiliki perangkat hukum yang
di dalamnya terkait juga dengan permasalahan
b. Penurunan produksi ikan ekonomis tinggi yang introduksi spesies tumbuhan dan hewan asing.
dipengaruhinya. Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun
1999 tentang Analisis Mengenai Dam pak
Sebagaimana yang terjadi di Danau Sentani, Lingkungan (AMDAL), Pasal 3 ayat (1) mengenai
bahwa telah terjadi penurunan populasi ikan gabus spesies usaha dan/atau kegiatan yang
hitam (Oxyeleotris heterodon), padahal ikan ini kemungkinan menimbulkan dampak besar dan
merupakan penunjang ekonomi masyarakat penting terhadap lingkungan hidup termasuk butif
setempat karena “bagus”-nya harga ikan tersebut 1.f., yaitu introduksi spesies tumbuh-tumbuhan,
yaitu 100 ribu per ekor ukuran besar atau 75 ribu

59
J. Kebijak.Perikan.Ind.Vol.7 No.1 Mei 2015: 55-61

spesies hewan, dan jasad renik. Kegiatan penurunan produksi ikan-ikan yang bernilai ekonomis
introduksi ini wajib melaksanakan AMDAL. Namun tinggi.
demikian pedoman pengkajian resiko dan
pengelolaan resiko yang berkait dengan introduksi Kajian berimplikasi terhadap besarnya upaya
spesies ini sampai sekarang belum dalam mengawasi dan mengendalikan perkembangan
dikembangkan. ikan asing invasif, yang bisa ditempuh melalui
3. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan beberapa cara seperti penetapan secara formal jenis-
Republik Indonesia nomor PER.17/MEN/2009 jenis ikan asing invasif, penyusunan regulasi yang
tentang larangan pemasukan beberapa jenis ikan fokus dan terarah pada jenis yang sudah ditetapkan,
berbahaya dari luar negeri ke dalam wilayah Negara peningkatan peran aktif beberapa sektor terkait
Republik Indonesia, sebagai bentuk melalui penelitian dan pengembangan mengenai
penyempurnaan terhadap Keputusan Menteri metode mitigasi dampak yang ditimbulkan,
Pertanian nomor 179/Kpts/Um/ 3 /1982 tentang pencegahan terhadap lalu lintas perdagangan dan jalur
larangan pemasukan beberapa jenis ikan masuk jenis yang sudah ditetapkan sebagai ikan
berbahaya dari luar negeri, dimana isinya asing invasif serta sosialisasi kepada masyarakat
merupakan penyesuaian terhadap perkembangan mengenai dampak dari ketidaksengajaan introduksi
budidaya ikan. atau penyebaran jenis-jenis yang sudah ditetapkan.

Indonesia mempunyai beberapa kelemahan dalam DAFTAR PUSTAKA


pengelolaan spesies invasif, yaitu:
a. Belum ada kebijakan dan peraturan yang mengatur Anonimous. 2009. Ikan Setan Merah Merajalela di
tentang spesies invasif, Waduk Sermo, Kompas.com 2009.
b. Belum ada koordinasi antar sektor terkait,
sementara secara tidak langsung telah disepakati Anonimous. 2011. ikan red devil. (Solopos.com)–
sesuai amanat Konvensi Biodiversitas, bahwa Keberadaan ikan red devil atau lebih dikenal
koordinator soal spesies invasif adalah dengan nama ikan nonong, di perairan, 18 Okt
Kem enterian Lingkungan Hidup bersama 2011.
Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan
dan Perikanan, Kementerian Pertanian, serta Anonimous. 2012. Ikan Red devil. Diakses dari
Kementerian Dalam Negeri. Kementerian rezayamanakamandalaputra.Blogspot .com/2012/
Perhubungan penting terlibat karena ada kasus .../ikan-red-devil.
spesies invasif yang terbawa air balas kapal laut
(Kompas, 2013). Asyari. 2011. Dampak introduksi dan penebaran ikan
c. Belum tersedianya strategi dan rencana aksi untuk terhadap populasi spesies ikan asli di perairan
pengelolaan spesies invasif, umum daratan. Prosiding Forum Nasional
d. Kurangnya dukungan pemerintah terhadap Pemacuan Sumber Daya Ikan III, 18 Oktober
penelitian dan pengembangan terkait dengan 2011. 13 p.
upaya mengurangi dampak spesies invasif,
termasuk metode untuk memitigasi dampak, Blackwell, E., 2013. How do invasive species affect
e. Kurangnya kesadaran masyarakat tentang spesies biodiversity?. Artikel diunduh dalam bentuk
invasif. Microsoft word pada http://curiosity.discovery.com/
question/invasive-species-affect-biodiversity, 5
KESIMPULAN Agustus 2013 pukul 09.19 WIB.

Ikan red devil (Amphilophus citrinellus) tergolong Ciruna, K.A., L.A. Meyerson & A. Gutierrez. 2004.
invasif karena mampu tumbuh dan bereproduksi The ecological and socio-economic impacts of
dengan cepat, toleransi yang lebar terhadap kondisi invasive alien species in inland water ecosystems.
lingkungan dan pakan yang beragam. Keberadaan Report to the Conservation on Biological Diversity
jenis ini berdampak pada terganggunya kelangsungan on behalf of the Global Invasive Species
hidup ikan asli suatu perairan yang memiliki nilai Programme, Washington, D.C. 34 pp.
ekonomis, yaitu terjadi penurunan keanekaragaman
hayati seiring dengan semakin berkurangnya Elvira, B. 2001. Identification of non-native freshwater
beberapa jenis ikan local. Dampak secara ekonomi, fishes establihed in Europe and assessment of
yaitu biaya untuk mengendalikan jenis ikan asing their potential threats to biological diversity.
tersebut karena telah menjadi hama dan menyebabkan Convention on the conservation or European wildlife

60
Dampak Invasif Ikan Red Devil…….di Perairan Umum Daratan Indonesia (Umar, C., et al)

and natural habitats. Strasborug, 26-30 November Waduk Kaskade Sungai Citarum, Jawa Barat.
2001. T-PVS (2001). 6. Loka Riset Pemacuan Stok Ikan. Badan Riset
Kelautan dan Perikanan. 40 pp.
Gibbs, J. P. 2008. Population, consumption, or
governance : which drives species imperilment Meffe, G. K., C. R. Caroll & Contributors. 1997.
most in Africa and Europe?. A chapter of Problem Principles of Conservation Biology. 2nd Edition.
solving in conservation biology : exercises for class, Sinauer Associates, Inc. Sunderland. 729 pp.
field, and laboratory. 253-263pp.
Nguyen, T.T.T. & Sena S de Silva. 2006. Freshwater
Helfman, G. S., 2007. A guide to understanding and finfish biodiversity and conservation: an asian
restoring global aquatic biodiversity and fishery perspective. Biodiversity and Conservation. 15:
resources. Island Press. P600. 3543–3568.

IUCN 2003. The 2003 IUCN Redlist of Threatened Rahardjo. 2011. Spesies akuatik asing invasif.
Spesies. http:/ www.redl isr.olg/info_ sources Prosiding Forum Nasional Pemacuan Sumber
_quality.htm| 5 1 24 1 200 4. Daya Ikan III, 18 Oktober 2011. 7 p.

[IW F] The Indonesian W ildlife Conservation The World Bank, 1998. Integrating Freshwater
Foundation. Seminar Internasional. Biodiversity, Conservation with Development:
Some Emerging Lessons. Natural habitats and
ISSG. 2004. 100 of the world’s worst invasive alien Ecosystems Management Series, Paper No. 61,
species. ISSG: Auckland. viii + 24 pp.

Kartamihardja, E. S & C. Umar. 2006. Struktur dan The Threats of InvasiveAlien Species to The Indonesian
kebiasaan makan komunitas ikan di zona limnetik Fisheries Resources Sustainability’’ 25 April 2013
Waduk Ir. Djuanda, Jawa Barat. J. Lit. Perikan. diakses dari http://www.iwf.or.id/detail_content/
Ind. 2 (3): 9 pp. 149, pada 4 September 2013.

Kartamihardja, E. S. 2007. Spektra ukuran biomassa The National Invasive Species Council. 2013. What
plankton dan potensi pemanfaatannya bagi is an invasive species?. Diunduh pada http://
komunitas ikan di zona limnetik Waduk Ir. H. www.invasivespecies.gov/main_nav/mn_faq.html, 5
Djuanda, Jawa Barat. Disertasi. Sekolah Pasca Agustus 2013.
Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor. 137 pp.
U.S. Fish & Wildlife Service. 2012. The cost of invasive
Kompas. 2013. Spesies InvasifAncam Perairan. Diunduh species. Factsheet. 2 p.
pada http://sains.kompas. com/ read/2013/04/18/
11071222/Spesies.Invasif.Ancam.Perairan, 18 April Wargasasmita, S. 2005. Ancaman Invasi Ikan Asing
2013. Terhadap Keanekaragaman Ikan Asli. Jurnal
Ikhtiologi Indonesia. 5 (1). Bogor.
Loka Riset Pemacuan Stok Ikan. 2007. Laporan Akhir
Riset Monitoring Sumber Daya Perikanan di

61

Anda mungkin juga menyukai