Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Indonesia, 11 (1): Halaman: 48-62

Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ikan Air Tawar


[Fish biodiversity and conservation in inland waters]

Lenny S Syafei
Sekolah Tinggi Perikanan, Jurusan Penyuluhan Perikanan
Jalan Cikaret Nomor 1Bogor 16001, Jawa Barat

Diterima: 02 Januari 2017; Disetujui: 27 Maret 2017

Abstrak
Tujuan ulasan studi literatur keanekaragaman hayati dan konservasi ikan air tawar ini adalah
untuk mendalami keanekaragaman hayati ikan di perairan tawar dan masalah eksistensi sebagian
spesiesnya yang mulai terancam punah, serta faktor kesalahan pengelolaaan yang terjadi. Strategi
global yang ditawarkan dalam ulasan studi literatur ini didasarkan atas pemilihan langkah
konservasi sebagai jawaban untuk mengatasi ancaman kepunahan tersebut. Konservasi adalah
perlindungan dan pelestarian kehidupan akuatik yang penting dalam menata keseimbangan alam
dan mendukung ketersediaan sumberdaya bagi generasi yang akan datang. Tercatat spesies ikan
yang ada di Indonesia berjumlah 1193 spesies dan keanekaragaman spesies ikan air tawar
Indonesia nomor tiga terkaya di dunia. Ikan endemik adalah ikan yang keberadaannya hanya ada
pada satu tempat tertentu, dan tidak ada di tempat lain. Ikan endemik di Indonesia berjumlah
sekitar 120 spesies.Ditinjau dari sudut iktiogeografis, ikan air tawar di Indonesia mendiami tiga
daerah sebaran geografis (Paparan Sunda, Daerah Wallace, dan Paparan Sahul) yang dibatasi oleh
dua garis maya: Garis Wallace dan Garis Weber. Menetapkan tujuan dan sasaran konservasi;
Merancang langkah-langkah pelaksanaan; Menyiapkan sarana dan prasarana pendukung yang
diperlukan; Menentukan kriteria atau tolok ukur keberhasilan konservasi; dan Memantau serta
mengevaluasi hasil berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

Kata penting: keanekaragaman hayati ikan, konservasi ikan, perairan tawar

Abstract
The purpose of this review was to study about fish biodiversity and fish conservation in inland
waters and to examine the potensial problem how a lot of species become extinct; off course also
by mismanagement decision. The global strategy on this problem is based on chossing
conservation as an answer to overcome that extinct species. Conservation it self was a principal
of how to protection and preservation an important aquatic life as a part of arranging the balance
of nature; and how to support the availability of resourses for future generations. The total amount
of species fish in Indonesian was 1.193, beside that the biodiversity of Indonesia was record as the
third richest-diversity in the world. Endemic fish is an fish whose their existence or their life
cycle only in specific environment. The amount of endemic fish in Indonesia was record reach
around 120 species. As a reviewed by ichthyogeografic sides, fresh water fish in Indonesia is
spread and inhabit in three geografic area, that is: Paparan Sunda, Wallace area, and Paparan
Sahul; which is limited of two imagine line: Wallace Line dan Weber Line. The Conservation
purpose and its target, consists of: design implementation steps, prepare the necessary facilities
and infrastructure, determine the criteria and benchmarks of succed conservation; and monitoring
evaluation based on the criteria.

Keywords: fish biodiversity, fish conservation, inland waters



Penulis korespondensi
Alamat surel : Lenny Syafei
PENDAHULUAN terutama pada beberapa dasa warsa
Masalah keanekaragaman hayati terakhir.Sejatinya apa yang dimaksud
telah menjadi wacana dalam masyarakat, dengan keanekaragaman hayati itu dan

Jurnal Penyuluhan Kelautan dan Perikanan Indonesia


Lenny Syafei

mengapa perlu dikonservasi? Sebelum menerus terbentuklah spesies baru


lebih jauh dibahas,baiklah dikemukakan (spesiasi). Sebaliknya, dengan terus
terle-bihdahulu batasan (definisi) menerus terjadi pula kepunahan spesies.
keanekaragaman hayati. Apabila laju terjadinya spesies baru lebih
Keanekaragaman hayati adalah kekayaan besar daripada laju kepunahan, maka
hidup dibumi, tumbuhan, hewan, jumlah spesies bertambah banyak.
mikroorga -nisme, genetika yang Keanekaragaman hayati pun kian naik.
dikandungnya, dan ekosistem yang Bila hal sebaliknya yang terjadi, yaitu
dibangunnya menjadi lingkungan hidup. jumlah spesies berkurang manakala laju
Dengan demikian keanekaragaman kepunahan lebih besar daripada laju
hayati adalah keseluruhan gen, terjadinya spesies baru, maka
spesiesdan ekosistem yang terdapat di keanekaragaman hayati turun. Hal
dalam suatu wilayah. terakhir ini yang dikhawatirkan telah dan
Keanekaragaman spesies ikan terus berlangsung dewasa ini, juga pada
menggambarkan seluruh cakupan dunia ikan. Nguyen & de Silva (1996)
adaptasi ekologi, serta menggambarkan memperlihatkan jumlah spesies ikan
evolusi spesies terhadap lingkungan yang terancam punah dibandingkan
tertentu. Maka dapat dipahami bila dengan total spesies di berbagai negara
keanekaragaman ikan dapat berbeda dari Asia (Gambar 1). Terlihat pada gambar
satu lokasi ke lokasi lain. Persebaran tersebut di Indonesia jumlah spesies
ikan yang didasarkan atau dipandang yang terancam punah mencapai sekitar
dari sudut lokasi (letak geografis) 8%.
disebut persebaran geografis atau sering Berangkat dari fakta di atas, ulasan
diistilahkan sebagai iktiogeografi. ini membahas tentang keanekaragaman
Kian besar jumlah spesies kian hayati ikan di perairan tawar dan
besar pula keanekaragaman hayati. masalah eksistensi sebagian spesiesnya
Melalui proses evolusi yang terus yang mulai terancam punah, serta faktor

Gambar 1. Jumlah spesies ikan yang terancam punah di berbagai negara Asia yang dinyatakan
dalam persen (Nguyen & de Silva 1996)
49 Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan
Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ikan Air Tawar

No Nama ilmiah Nama inggris Nama lokal Lokasi

1 Adrianichthys oophorus Eggcarrying buntingi Rono Danau Poso


2 Chilatherina sentaniensis Sentani rainbowfish Danau Sentani
3 Anguilla celebensis Celebes longfin eel sogili Danau Poso
4 Melanotaenia ajamaruensis Ajamaru lakes rainbowfish Danau Ayamaru
5 Melanotaenia arfakensis Arfak rainbowfish Arfak
6 Melanotaenia japenensis Yapen rainbowfish Yapen
7 Mugilogobius sarasinorum Sarasin's goby Bungu Danau
8 Oryzias matanensis Matano medaka Danau Matano
9 Telmatherina celebensis Celebes rainbow Opudi Danau

Tabel 1. Beberapa spesies ikan endemik di Indonesia


yang menjadi akar permasalahan. Upaya ratusan spesies ikan di wilayah Indonesia
yang ditawarkan dalam ulasan ini yang belum ditemukan dan
adalahmelakukan konservasi sebagai dideskripsikan. Penemuan spesies baru
jawaban untuk mengatasi ancaman dan revisi terhadap spesies yang ada
kepunahan tersebut. Konservasi adalah terus berlangsung. Ini dapat dilihat
perlindungan dan pelestarian kehidupan antara lain dari tulisan Hadiaty & Siebert
akuatik yang penting dalam menata (1998), Hadiaty & Siebert (2001), Ng et
keseimbangan alam dan mendukung al. (2004), dan Page et al.
ketersediaan sumberdaya bagi generasi (2007).Penemuan spesies baru terus
yang akan datang. berlangsung. Salah satu yang
monumental adalah ditemukannya
Keanekaragaman Hayati Ikan Air
spesies terkecil di dunia (Paedocypris
Tawar
progenetica) di perairan rawa-rawa
Dari catatan yang dikumpulkan
Jambi. Ikan ini telahmencapai matang
oleh Fishbase, spesies ikan yang ada di
gonad pada panjang 0,76 cm (Kottelat et
Indonesia berjumlah 1193 spesies
al. 2005).
(Froese & Pauly 2013). Hal ini
Buku yang mendeskripsikan
mendekati perkiraan Kottelat & Whitten
secara morfologis ikan Indonesia ditulis
(1996) bahwa jumlah spesies ikan air
nyaris satu abad yang lalu ditulis oleh
tawar di Indonesia lebih kurang sebesar
Max Weber & de Beaufort (1911–1936)
1300 spesies. Keanekaragaman
sebanyak tujuh jilid, yang kemudian
spesiesikan air tawar Indonesia nomor
dilanjutkan oleh de Beaufort dan
tiga terkaya di dunia di
rekannya (1940 – 1962) sebanyak empat
bawah0101(Froese & Pauly 2013). Para
volume. Buku yang berjudul “The fishes
ahli memperkirakan masih ada sekitar
of the Indo-Australian Archipelago”
Volume 11 Nomor 1 April 2017 50
Lenny Syafei

tersebut mendeskripsikan ikan-ikan baik Sementara itu Simanjuntak et al. (2006)


yang laut maupun air tawar dari hanya membuat senarai ikan-ikan yang
morfologis luar. Sampai kini belum ditemukan di Sungai Kampar Kiri tanpa
muncul satu buku pun yang memaparkan menguraikan secara rinci masing-masing
secara komprehensif seluruh kekayaan spesies.
species ikan di Indonesia, khsususnya Berkaitan dengan keanekaragaman
ikan perairan tawar. Meskipun secara hayati ikan, perhatian perlu diarahkan
nasional belum ada, namun ada beberapa kepada keberadaan ikan endemik
buku tentang pemerian ikan pada satu danikan yang terancam punah di
kawasan tertentu di Indonesia; seperti Indonesia.
Robert (1989) yang
Ikan Endemik
menulis tentang ikan-ikan di Kalimantan Ikan endemik adalah ikan yang
Barat atau Kottelat et al. (1993) yang keberadaannya hanya ada pada satu
mengemukakan tentang ikan-ikan di tempat tertentu, dan tidak ada di tempat
Indonesia bagian Barat dan lain. Ikan endemik di Indonesia
Sulawesi.Haryono & Tjakrawidjaja berjumlah sekitar 120 spesies. Beberapa
(2004) menguraikan tentang ikan air spesies ikan endemik diperlihatkan pada
tawar di Sulawesi Utara, sedangkan Tabel 1.
Rachmatika (2003) menjabarkan ikan-
Ikan Terancam Punah
ikan yang menghuni Taman Nasional
Beberapa ikan yang karena
Gunung Halimun, Jawa Barat.
mengalami tekananpenangkapan yang

No Nama ilmiah Nama inggris Nama lokal

1 Balantiocheilos melanopterus Tricolor sharkminnow Batang buro


2 Chilatherina bleheri Bleher's rainbowfish
3 Chilatherina sentaniensis Sentani rainbowfish
4 Telmatherina bonti Bonti-bonti
5 Scleropages formosus Asian bonytongue Ikan siluk
6 Osteochilus kappenii Kelajang
7 Poropuntius tawarensis Keperas
8 Oryzias marmoratus Marmorated medaka
9 Rasbora subtilis Seluang
Tabel 2. Jenis-jenis ikan terancam punah

51 Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan


Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ikan Air Tawar

intensif ataupunfaktor penyebab Oleh karena itu ikan-ikan yang terdapat


lain menjadi terancam punah. di pulau-pulau Sumatera, Jawa, dan
Keberadaan di perairan menjadi kian Kalimantan sangat mirip dengan ikan-
menipis. Beberapa di antara ikan tersebut ikan di daratan Asia. Ikan yang tinggal di
dicantumkan dalam Tabel 2. sungai-sungai Sumatera yang mengalir
ke pantai timur dan ikan yang tinggal di
Persebaran Geografis Ikan Air Tawar
sungai-sungai Kalimantan yang mengalir
Ditinjau dari sudut iktiogeografis,
ke pantaibarat mempunyai banyak
ikan air tawar di Indonesia mendiami
kesamaan. Sebaliknya, antara ikan-ikan
tiga daerah sebaran geografis (Paparan
penghuni Sungai Mahakam yang
Sunda, Daerah Wallace, dan Paparan
mengalir ke pantai timur dan ikan-ikan
Sahul) yang dibatasi oleh dua garis
penghuni Sungai Kapuas yang mengalir
maya: Garis Wallace dan Garis Weber
ke pantai barat, terdapat perbedaan yang
(Gambar 2).Masing-masing daerah
sangat besar; walaupun dua sungai
sebaran tersebut dihuni oleh berbagai
tersebut terletak di pulau Kalimantan.
spesies yang berbeda satu dari yang lain.
Sumatera dicirikan oleh perairan
Paparan Sunda
danau, sungai, dan rawa banjiran. Pada
Paparan Sunda mencakup pulau
beberapa danau di Sumatera masih
Sumatera, Jawa, Kalimantan, Bali, dan
ditemukan ikan endemik, yang sebagian
pulau-pulau kecil di sekitarnya. Pada
besar belum ada catatan aspek
masa lampau Paparan Sunda merupakan
ekobiologisnya. Beberapa contoh ikan
bagian dari benua Asia, yang kemudian
endemik misalnya: keperas (Poropuntius
terpisah pada zaman es sehingga
tawarensis) dan depik (Rasbora
terbentuk kondisi geografis seperti
tawarensis) yang hidup di Danau Laut
sekarang. Terdapat suatu teori yang
Tawar. Ihan atau dikenal sebagai ikan
menganggap bahwa ketika masa silam
batak (Neolissochilus thienemanni)
sungai-sungai yang mengalir ke timur
adalah ikan endemik di Danau Toba
pantai Sumatera, sungai yang mengalir
yang sekarang keberadaannya diragukan
ke selatan dari Vietnam,Muangthai, dan
karena tidak pernah ditemukan lagi.
Birma, serta sungai yang mengalir ke
Tiga sungai besar mengalir di
arah barat Kalimantan merupakan anak
Kalimantan yaitu Kapuas, Barito dan
sungai dari suatu sungai raksasa yang
Mahakam.Sekurang-
pernah mengalirdi antara Kalimantan
kurangnya dua spesies ikan endemik
dan India menuju ke Laut Cina Selatan.
ditemukan di Sungai Kapuas yaitu
Volume 11 Nomor 1 April 2017 52
Lenny Syafei

kelajang (Osteochilus kappenii) dan Paparan Sahul yang bagian


seluang (Rasbora subtilis). Berbeda terluasnya adalah Papua, merupakan
dengan pulau Sumatera dan Kalimantan wilayah yang ikan-ikannya belum
yang keanekaragaman ikannya masih banyak diketahui karena kurangnya
cukup besar, di Pulau Jawa ikan sudah penelitian ke arah itu. Peneliti yang
banyak yang punah atau menipis memberikan banyak kontribusi dalam
populasinya. mendeskripsikan ikan di Papua adalah
Allen (1991, 1998, dan 2001) dan rekan
Daerah Wallacea
(Allen et al. 2000). Di Paparan Sahul
Daerah Wallacea meliputi daerah
tidak ditemukan ikan-ikan dari Ordo
Nusatenggara dan Sulawesi. Di daerah
Cypriniformes.
ini tidak begitu banyak terdapat spesies
Beberapa jenis ikan yang hanya
ikan air tawar.Ikan famili Cyprinidae dan
dapat dijumpai di sini ialah Glossolepis
Siluridae tidak menyebar di daerah ini.
incisusdan Chilatherina sentaniensis
Ikan famili Cyprinidae yang ditemukan
yang menghuni di Danau Sentani. Di
adalah hasil introduksi manusia, misal
Danau Ayamaru ditemukan ikan-ikan
ikan tawes di Danau Tempe
Melanotaenia ajamaruensis,
Sebagian besar spesies penghuni
Melanotaenia boesmani, Glossogobius
daerah ini termasuk dalam kelompok
hoesei, dan Pseudomugil reticulatus.
ikan endemik. Beberapa contoh dapat
Sama halnya dengan ikan-ikan di Daerah
dikemukakan antara lain Telmatherina
Wallacea, ikan-ikan di sini mempunyai
antoniae, T. prognatha, dan T. opudi
potensi dikembangkan sebagai ikan hias
yang menghuni Danau Matano (Hadiaty
yang dapat menyejahterakan penduduk
& Wirjoatmodjo, 2002). Kelompok ikan
setempat.
endemik selain ditemukan di danau ini,
juga ditemukan di danau sekitarnya yang Ancaman terhadap
secara bersama-sama disebut Malili keanekaragaman hayati ikan
Beberapa faktor yang dapat
complex (Matano, Mahalona, Towuti,
Masapi dan Wawantoa). Ikan-ikan yang menjadi ancaman terhadap
ditemukan di sini mempunyai warna keanekaragaman hayati ikan dan
tubuh dan corak yang indah sehingga menimbulkan kepunahan telah
mempunyai potensi untuk dikembangkan
banyak dibahas oleh para pakar
sebagai ikan hias.
antara lain Gorena & Ortal (1999),
Paparan Sahul
Nguyen & de Silva (2006), dan
53 Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan
Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ikan Air Tawar

Gosset et al. (2006). Secara umum namun yang terjadi bukan saja ikan

dapat disarikan bahwa faktor sasaran yang tertangkap; juga ikan jenis
lain dan anak-ikan yang bukan sasaran.
ancaman tersebut ialah: tangkap
Penggunaan bom sungguh sangat
lebih ikan, introduksi spesies baru,
merusak.Pertama semua ikan dari segala
pencemaran, habitat yang hilang ukuran mati dan ke dua habitat ikan
dan berubah, dan perubahan iklim hancur.
global. Introduksi Spesies Baru

Tangkap Lebih Introduksi adalah suatu kegiatan


manusia melepaskan atau memasukkan
Dalam kaitannya dengan
suatu spesies ikan baru yang sebelumnya
penangkapan ikan, sering terjadi orang
tidak ada ke dalam suatu perairan.
melakukan penangkapan dengan alat
Menurut Welcomme (1988), introduksi
yang membahayakan keberlanjutan
telah dilakukan sejak lama, awal abad ke
populasi ikan. Alat tersebut adalah
19.Banyak alasan yang mendasari suatu
racun, bom dan setrum. Racun dan
spesies
setrum efektif dalam menangkap ikan,

Gambar 2. Garis-garis batas iktiogeografi di kepulauan Indonesia. A. Garis Wallace, B. Garis Weber.
I.Paparan Sunda, II.Daerah Wallacea, III. Paparan Sahul.
dimasukkan ke suatu perairan baru. perikanan untuk konsumsi atau
Alasan tersebut antara lain: pemancingan, mengisi relung yang
meningkatkan produksi perikanan di kosong, dan mengendalikan hama atau
suatu perairan, mengembangkan jenis gulma (pengendalian biologis). Selain
ikan yang lebih disenangi/disukai dalam
Volume 11 Nomor 1 April 2017 54
Lenny Syafei

alasantersebut, introduksi dapat terjadi Ikan seribu (Poecilia reticulata) masuk


karena ketidak sengajaan. ke Indonesia dengan tujuan untuk
Banyak spesies ikan yang masuk mengendalikan jentik-jentik nyamuk.
ke perairan Indonesia, beberapa spesies Penebaran ikan bandeng (Chanos
masih diingat orang dan beberapa yang chanos) di Waduk Juanda, Jawa Barat
lain sudah dianggap ikan asli. Tabel 3 dirancang untuk mengisi relung yang
memperlihatkan spesies asing yang masih kosong, yaitu sumberdaya pakan
masuk ke Indonesia.

No Nama Ilmiah Nama Inggeris Nama Indonesia

1. Cyprinus carpio Common carp Mas


2. Ctenopharyngodon idella Grass carp Koan
3. Carassius auratus Goldfish Mas koki
4. Oreochromis mossambicus Mozambique tilapia Mujair
5. Oreochromis niloticus Nile tilapia Nila
6. Clarias gariepinus North African catfish Lele dumbo
7. Poecilia reticulata Guppy Seribu
8. Trichogaster pectoralis Snakeskin gourami Sepat siam
9. Parachromis managuensis Jaguar guapote
10 Aequidens pulcher Blue acara
11 Astronotus ocellatus Oscar
12 Amphilophus citrinellus Midas cichlid

Tabel 3. Jenis species asing yang masuk ke perairan Indonesia


Orang mungkin sudah tidak ingat alami fitoplankton di zona limnetik
lagi bahwa ikan mas (Cyprinus carpio),
(bagian tengah) yang belum
ikan sepat siam (Trichogasterpectoralis),
dimanfaatkan oleh ikan yang ada
dan ikan mujair(Oreochromis
(Kartamihardja 2007). .
mossambicus) bukan ikan asli Indonesia.
Ikan oskar (Amphilophus citrinellus) dan
Ikan-ikan tadi dikembangkan untuk
kongo (Parachromis managuensis)
meningkatkan produktivitas
adalah ikan asing yang berkembang di
perairan.Ikan mas datang dari Cina dan
Waduk Jatiluhur dan menjadi dominan.
sekarang tak dapat disangkal menjadi
Diduga dua spesies ikan ini masuk ke
andalan dalam perikanan budidaya
waduk karena ketidaksengajaan, terbawa
terutama di Jawa Barat.
bersama benih ikan nila yang dipelihara
di keramba jaring apung. Meskipun
introduksi dapat memberikan hasil baik

Volume 9 Nomor 3, Desember 2015 91


Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ikan Air Tawar

sesuai dengan tujuan introduksi, pada Pencemaran (Permukiman, Industri,


Pertanian)
sisi lain masih mengemuka kekhawatiran
Pencemaran adalah perubahan
bahwa. masuknya jenis ikan dapat
karakteristik lingkungan (fisik, kimiawi,
mengganggu komunitas ikan asli yang
biologis) ke arah kerusakan akibat
ada. Beberapa kasus di Malaysia (Ali
masuknya bahan atau energi oleh
1998) dan Spanyol (Elvira 1988)
kegiatan antropogenik. Pencemaran
menguatkan kekhawatiran tersebut. Ikan
berpautan erat dengan reduksi
introduksi dapat menyingkirkan ikan asli
keanekaragaman hayati ikan. Cemaran
terjadi karena ikan asli kalah bersaing
yang masuk ke perairan dapat berasal
dengan ikan introduksi dalam
dari perindustrian (seperti logam berat,
mendapatkan pakan dan ruang
minyak, fenol, dan panas), pertanian
pemijahan, atau ikan asli dimangsa oleh
(seperti herbisida, pestisida, dan pupuk),
ikan introduksi. Pada situasi seperti ini
maupun permukiman penduduk.
spesies asing. tersebut tumbuh dan
Cemaran dapat berakibat langsung pada
berkembang menjadi spesies invasif, dan
kematian ikan, terutama larva dan
dapat disebut pula sebagai “pencemar
yuwana ikan. Degradasi dan
biologis”.
Fragmentasi Habitat
Contoh yang spektakuler dan
Pembangunan sering mengubah
dramatis terjadi di Danau Victoria,
bentang alam, termasuk perairan tawar
Uganda. Ikan Lates niloticus yang
sebagai habitat ikan. Pembendungan
diintroduksikan ke danau tersebut telah
sungai untuk menjadi waduk menjadikan
mengakibatkan lebih dari 200 spesies
sungai terfragmentasi. Kondisi ini
ikan endemik lenyap (Shoko 2005).
menghalangi ikan yang melakukan ruaya
Masih banyak contoh dari dampak
pemijahan ke arah hulu atau sebaliknya
sosial, ekonomi, dan lingkungan yang
ke hilir, sehingga dapat memutus
signifikan yang ditimbulkan oleh spesies
keberlanjutan populasi ikan tersebut.
asing invasif. Xie et al. (2001)mengulas
Selain itu, perubahan dari habitat
balik spesies asing invasif di China.
mengalir menjadi habitat tergenang
Sayang di Indonesia belum ditemukan
menciutkan keanekaragamanhayati ikan
tulisan yang secara menyeluruh
riverin, dan sebaliknya menguntungkan
mengulas tentang spesies asing invasif.
bagi ikan lacustrin. Keanekaragaman
Bahkan Peh (2010) menyatakan bahwa
hayati ikan di waduk menurun
spesies asing invasif di Asia Tenggara
dibandingkan keanekaragaman
belum banyak dipelajari.
56 Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan
Lenny Syafei

hayatiikan di sungai utama di Cina (Li, Diperlukan energi lebih banyak untuk
2001).Dampakbendungan terhadap mempertahankan diri, sehingga energi
keanekaragaman hayati ikan dan biota lebih banyak untuk perawatan
lainnya dipaparkan secara komprehensif dibandingkan untuk pertumbuhan. Ikan
oleh McAllister et al. (2001). mengalokasikan energi dari makanannya
Meningkatnya kekeruhan, pendangkalan, ke belanja energi. Hal ini mengakibatkan
dan debit yang sungai yang sangat pertumbuhan ikan melambat, atau ikan
fluktuatif antara musim penghujan dan tersebut harus mencari makan dengan
kemarau menambah panjang daftar lebih banyak agar pertumbuhan kembali
keterancaman keanekaragaman hayati normal. Hal ini masih perlu penelitian
ikan di sungai akibat degradasi habitat. lebih lanjut.
Beberapa contoh perairan yang telah Kenaikan suhu juga memengaruhi
mengalami pendangkalan yang berat kehidupan organisme yang menjadi
yaitu Bengawan Solo di Jawa Tengah. mangsa ikan. Melalui rantai makanan,
Eutrofikasi di danau menyebabkan perubahan ini akansecara berurutan
kondisi tidak nyaman bagi ikan akibat memengaruhi ikan padajenjangtrofik
adanya deplesi oksigen. Belum lagi yang lebih tinggi. Dengan demikian
adanya alih fungsi perairan menjadi secara keseluruhan dapat saja terjadi
peruntukan lain seperti permukiman, perubahan biomassa masing-masing
kawasan industri, dan perdagangan tanpa jenis organisme pada setiap jenjang
memperhatikan lingkungan merupakan trofik, sehingga komposisi organisme di
lonceng kematian bagi keanekaragaman perairan termasuk ikan dapat berubah.
hayati ikan. Perubahan ini dapat dimaknai sebagai
bertambahnya tekanan bagi kehidupan
Perubahan Iklim
ikan. Bukan tidak mungkin beberapa
Menarik untuk menyinggung
ikan tertentu dapat punah karena tidak
masalah keanekaragaman hayati dengan
mampu beradaptasi. Secara umum,
perubahan iklim. Perubahan iklim telah
tidaklah mudah memprakirakan respons
mengakibatkan suhu air naik di sungai,
ikan per spesies terhadap perubahan
danau, dan perairan tawar lainnya.
iklim, karena ketiadaan atau tidak
Naiknya suhu perairan ini akan langsung
lengkapnya informasi ekologi dan
memengaruhi ikan yang termasuk
biologinya.
golongan poikilotermik.Kenaikan suhu
Suhu akan menurunkan kelarutan
akan mempertinggi tingkat metabolisme.
oksigen dalam air. Oksigen terlarut

Volume 9 Nomor 3, Desember 2015 91


Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ikan Air Tawar

adalah suatu parameter penentu dan kalangan. Seringkali terjadi mereka baru
pembatas ikan, yang memengaruhi tersadar ketika segalanya sudah
sintasan, pertumbuhan, pemijahan, terlambat karena kekayaan plasma
kinerja berenang, perkembangan larva, nutfah hilang. Pertanyaan yang
dan tingkah laku ruaya. Jumlah oksigen mengemuka adalah apa tindakan yang
yang dibutuhkan oleh ikan sangat perlu dilakukan agar kepunahan spesies
bervariasi dan bergantung kepada atau penurunan keanekaragaman hayati
spesies, ukuran, jumlah makanan yang ikan dapat dicegah.Jawabannyaadalah
diambil, aktivitas, suhu air, konsentrasi perlu tindakan konservasi ikan.
oksigen terlarut, dan lain-lain. Konservasi tidak boleh dimaknai hanya
Berkurangnya oksigen terlarut akan sekedar spesies tidak punah, melainkan
mengarah pada kondisi hipoksia lebih dari itu. Pada hakekatnya
(kekurangan oksigen), bahkan dapat konservasi ikan adalah upaya
menjadi anoksia (ketiadaan oksigen). perlindungan, pelestarian, dan
Kondisi ini akan sangat menekan ikan, pemanfaatan ikan. Dalam praksisnya,
dan dapat mematikan. konservasiikan dapat dilakukan melalui
Mengacu pada keterangan di atas, dua cara yaitu konservasi in situdan
jelaslah bahwa perubahan iklim konservasi ex situ.
memengaruhi keanekaragaman hayati.
Konservasi in Situ
Konsekuensi perubahan iklim pada Konservasi in situ adalah
komponen spesies dari keanekaragaman perlindungan populasi dan komunitas di
hayati mencakup: perubahan laju habitat alaminya. Perlindungan spesies
pertumbuhan, perubahan dalam ruaya bukan sekedar melindungi spesies itu
dan distribusi, perubahan dalam waktu sendiri, tetapi juga lingkungannya. Ini
reproduksi, dan perubahan dalam adalah bentuk konservasi yang terbaik
rekrutmen dan mortalitas. Peluang mengingat satu populasi tidak dapat
hilangnya suatu spesies ikan meningkat hidup sendiri. Dia memerlukan interaksi
seiring dengan perubahan iklim. dengan spesies lain dan lingkungannya.
Konservasi ikan Langkah-langkah yang ditempuh
Ancaman akan kepunahan spesies untuk melaksanakan konservasi in situ
ikan ini masih belum sepenuhnya ialah: (a) pembatasan eksploitasi (alat,
disadari dan dipahami oleh banyak waktu, dan area); (b) pencegahan

58 Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan


Lenny Syafei

kerusakan lingkungan perairan; biotik (pemangsaan dan persaingan), dan


dan (c)penetapan daerah lindungan (f) Lingkungan (hayati dan nir hayati).
(reservat). Bagaimana cara mengumpulkan
informasi atau data tersebut di atas?
Konservasi ex Situ
Pertama, pengumpulan data dan
Konservasi ex situ adalah
informasi dapat diperoleh melalui studi
perlindungan populasi di luar habitat
pustaka(buku, jurnal ilmiah, makalah
alaminya. Konservasi ex situ tidaklah
teknik, laporan). Kedua,data
mudah. Banyak spesies yang bila dibawa
dikumpulkan dari hasil penelitian di
keluar dari habitat aslinya tidak mudah
lapangan maupun di laboratorium.
beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Langkah selanjutnya adalah
Upaya yang perlu dilakukan ialah: (a)
kumpulan data dasar dipilah,
membuat suatu kolam atau lingkungan
dikelompokkan, dan dianalisis sehingga
perairan yang meniru lingkungan habitat
memberikan pemahaman menyeluruh
asli spesies; (b)menyediakan pakan
lengkap dan rinci tentang ikan sasaran.
alami.
Pemahaman ini dijadikan landasan
Kedua cara konservasi tersebut (ex
dan acuan dalam menetapkan peta jalan
situ dan in situ) saling melengkapi. Bila
konservasi sumber daya ikan, yang
pada konservasi ex situ spesies dapat
melingkupi: (a) Menetapkan tujuan dan
tumbuh dan berkembang, maka sebagian
sasaran konservasi; (b) Merancang
individu dari populasi tersebut secara
langkah-langkah pelaksanaan; (c)
berkala dilepaskan ke habitat aslinya.
Menyiapkan sarana dan prasarana
Peta Jalan Konservasi
pendukung yang diperlukan; (d)
Pelaksanaan konservasi baik ex
Menentukan kriteria atau tolok ukur
situ maupun in situmemerlukan data
keberhasilan konservasi; serta (e)
dasar sebagai pertimbangan agar dapat
Memantau dan mengevaluasi hasil
mencapai hasil sesuai dengan tujuan
berdasarkan kriteria yang telah
yang ditetapkan.Data dasar yang
ditetapkan.
diperlukan dalam konservasispesies
mencakup antara lain: (a) ciri Penutup
Masalah keanekaragaman hayati
morfologis, (b) Distribusi dan struktur
ikan belum banyak dipahami oleh
populasi, (c) Reproduksi dan
sebagian masyarakat, terlebih lagi
pertumbuhan, (d) Perilaku, (e) Interaksi
perihal konservasi. Pengetahuan tentang

Volume 11 Nomor 1 April 2017 59


Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ikan Air Tawar

ikan masih sedikit yang telah diungkap Revue Française d'Aquariologie


25 (1-2): 11-16
dan dipelajari. Berangkat dari titik ini,
jelas masih dibutuhkan lebih banyak Allen GR. 2001. A New Species of
Rainbowfish (Glossolepis:
eksplorasi untuk lebih memahami, agar Melanotaeniidae) from Irian
bukan hanya keanekaragamanikan Jaya, Indonesia. Fishes of Sahul,
15(3): 766-775
terjaga, tetapi juga dapat dimanfaatkan
Allen GR, Hortle KG, Renyaan SJ. 2000.
bagi kesejahteraan masyarkat. Begitu Freshwater fishes of the Timika
banyaknya spesies yang ada di region New Guinea. PT Freeport
Indonesian Company, Timika.
Indonesia, sayangnya dalam kenyataan 175 p.
masih sedikit spesies yang dimanfaatkan.
David Dudgeon, Angela H. Arthington,
Sungguh luar biasa bila nanti ikan- Mark O. Gessner, Zen-Khiro
Kawabata, Duncan J. Knowler,
ikan endemik di suatu daerah dapat
Christian Leveque, Robert J.
dimanfaatkan apakah sebagai ikan Naiman, Anne-Helene Prieur-
Richard, Doris Soto, Melanie L.J.
konsumsi atau sebagai ikan hias andalan
Stiassny, Caroline A. Sulivan,
daerah tersebut. Ketika kita mampu 2006. Freshwater biodiversity:
Importance, threats, status and
melestarikan spesies ikan dari
conservation challenges.
kepunahan, maka itu adalah cerminan Biological Reviews, volume 81,
issue 2, May 2006, Pages 163-
penghormatan kita kepada alam. Alam
182. e-mail:
yang telah memberikan banyak kebaikan ddudgeon@hkucc.hku.hk
bagi hidup dan kehidupan kita. de Beaufort LF. 1940-1962. The fishes of
the Indo-Australian Archipelago,
Daftar Pustaka vol. 8 – 11. E. J. Brill, Leiden.
Ali AB. 1998. Impact of fish Elvira B. 1998. Impact of introduced fish
introductions on indigenous fish on the native freshwater fish
population and fisheries in fauna of Spain. In: Cowx IG
Malaysia. In: I.G. Cowx (editor): (editor): Stocking and
Stocking and introduction of fish. introduction of fish. Fishing
Fishing News Books, London, News Books, London, pp. 186 –
pp. 274 – 286. 190.
Allen GR. 1991. Field guide to the Froese R & Pauly D. Editors. 2013. Fish
freshwater fishes of New Guinea. Base. Worl Wide Web electronic
Christensen Research Institute, publication. www.fishbase.org.
Madang – Papua New Guinea. version (04/2013)
268 p.
Gorena M &Ortal R. 1999.
Allen GR. 1998. A new genus and Biogeography, diversity and
species of Rainbowfish conservation of the inland water
(Melanotaeniidae) from fresh fish communities in Israel.
waters of Irian Jaya, Indonesia. Biological Conservation 89: 1 –
9
60 Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan
Lenny Syafei

Gosset C, J. Rives, J. Labonne. 2006. Kottelat M & Whitten T. 1996.


Effect of habitat fragmentation Freshwater biodiversity in Asia
on spawning migration of with special reference to fish.
brown trout (Salmo trutta L.). World Bank Technical Paper
Ecol. Freshw. Fish 2006: 15: 343, 59 p.
247–254 Kottelat M, Britz R, Hui TH, Witte KE.
Hadiaty RK & Siebert DJ, 1998. Two 2005. Paedocypris, a new genus
new species of Osteochilus of Southeast Asian cyprinid fish
(Teleostei: Cyprinidae) from with a remarkable sexual
Sungai Lembang, Suag dimorphism, comprises the
Balimbing Research Station, world’s smallest vertebrate.
Gunung Leuser National Park, Proceedings of the Royal Society:
Aceh, Northwestern Sumatra. Biological Sciences: 1 – 5
Revue Francaise d’Aquariologie Li S 2001. The impact of large reservoirs
Herpetologie Journal., 25 (1-2): on fish biodiversity and fisheries
1-4 in China. In: De Silva S.S. (ed.),
Hadiaty RK & Siebert DJ. 2001. Reservoir and Culture-Based
Nemacheilus tuberigum, a new Fisheries: Biology and
species of loach (Teleostei: Management. ACIAR
Balitoridae) from Aceh, north- Conference Proceedings 98,
western Sumatra, Indonesia. Bull. Canberra, Australia, pp. 22–28.
Nat. Hist. Mus. Lond. (Zool.), 67 McAllister DE, Craig JF, Davidson N,
(2): 183-189 Delany S, Seddon M. 2001.
Hadiaty RK & Wirjoatmodjo S. 2002. Biodiversity Impacts of Large
Studi pendahuluan biodiversitas Dams. IUCN, UNEP or UNF. 68
dan distribusi ikan di Danau p.
Matano, Sulawesi Selatan. Jurnal Ng HH, Wirjoatmodjo S, Hadiaty RK.
Iktiologi Indonesia 2 (2): 23 – 29 2004. Kryptopterus piperatus, a
Haryono & Tjakrawidjaja AH. 2004. The new species of silurid catfish
freshwater fishes of North (Teleostei: Siluri-formes) from
Sulawesi. Bidang Zoologi Puslit northern Sumatra. Ichthyol.
Biologi LIPI, Bogor. 120 p. Explor. Freshw. 15(1): 91-95

Kartamihardja ES. 2007. Spektra ukuran Nguyen TTT & de Silva SS. 2006.
biomassa plankton dan potensi Freshwater finfish biodiversity
pemanfaatannya bagi komunitas and conservation: an asian
ikan di zona limnetik Waduk Ir. perspective. Biodiversity and
H. Djuanda, Jawa Barat. Conservation 15:3543–3568
Disertasi. Sekolah Pascasarjana, Page LM, Hadiaty RK, Lopez JA,
IPB. 137 p. Rachmatika I, Robins RH. 2007.
Kottelat M, Whitten AJ, Kartikasari SN, Two new species of the Akysis
Wirjoatmodjo S. 1993. Ikan air variegatus species group
tawar Indonesia bagian barat (Siluriformes: Akysidae) from
dan Sulawesi. Periplus, Southern Sumatra and a
Hongkong. 293 p + 84 plates. redescription of Akysis
variegatus Bleeker, 1846. Copeia
(2): 292-303

Volume 11 Nomor 1 April 2017 61


Keanekaragaman Hayati dan Konservasi Ikan Air Tawar

Peh KSH. 2010. Invasive species in Welcomme, R.L. 1988. International


Southeast Asia: the knowledge so introductions of inland aquatic
far. Biodiversity Conservation, species. FAO Fisheries Technical
19: 1083–1099 Paper, (294): 318 p.
Rachmatika I. 2003. Fish fauna of the Xie Y, Li Z, Gregg WP, Li D. 2001.
Gunung Halimun National Park, Invasive species in China – an
West Java. Biodiversity overview. Biodiversity and
Conservation Project.126 p. Conservation, 10: 1317–1341
Roberts TR. 1989. The freshwater fishes David Dudgeon, Angela H. Arthington,
of western Borneo (Kalimantan Mark O. Gessner, Zen-Khiro
Barat, Indonesia). California Kawabata, Duncan J. Knowler,
Academy of Sciences. 210 p Christian Leveque, Robert J.
Naiman, Anne-Helene Prieur-
Shoko APA, Ngowo RR, Waya RK. Richard, Doris Soto, Melanie L.J.
2005. Deleterious effects of non- Stiassny, Caroline A. Sulivan,
native species introduced into 2006. Freshwater biodiversity:
Lake Victoria, East Africa. Naga, Importance, threats, status and
28 (3 & 4): 27 – 32 conservation challenges.
Simanjuntak CPH; Rahardjo MF, Biological Reviews, volume 81,
Sukimin S. 2006. Iktiofauna di issue 2, May 2006, Pages 163-
rawa banjiran Sungai Kampar 182. e-mail:
Kiri. Jurnal Iktiologi Indonesia, 6 ddudgeon@hkucc.hku.hk
(2): 75 – 78
Weber M & de Beaufort LF. 1911-1936.
The fishes of the Indo-Australian
Archipelago, vol. 1 – 7. E. J.
Brill, Leiden.

62 Jurnal Penyuluhan Perikanan dan Kelautan

Anda mungkin juga menyukai