Anda di halaman 1dari 17

KONSEP DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Statistika

Dosen Pengampu:
Silvi Rosiva Rosdiana S.Pd M.Pd

Oleh:
Kelompok 3
Thoyyibatul Ummah NIM 182010016
Farid Agung Syahputra NIM 182010006

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Silvi Rosiva Rosdiana
M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah Statistika yang telah membantu
memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Lamongan,03 Maret 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

Hlm
COVER…………………………………………………………………… i
KATA PENGANTAR……………………………………………………. ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… iii
BAB I: PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………… 1
1.4 Tujuan Penulisan ………………………………………………….......... 2
BAB II: PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hipotesis…………………...................................................... 5
2.2 Bentuk Bentuk Hipotesis……………………………..…………………………....... 7
2.3 Taraf Kesalahan Hipotesis…………………………………………………………… 9
BAB III: PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………... 16
3.2 Saran……………………………………………………………………. 16
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………… 17

BAB I
PENDAHULUAN

3
1.1Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai banyak hal yang dapat
kita deskripsikan dalam bentuk data. Informasi data yang diperoleh tentunya
harus diolah terlebih dahulu menjadi sebuah data yang mudah dibaca dan
dianalisa. Statistika adalah ilmu yang mempelajari cara-cara pengolahan data.
Untuk memperoleh data-data tersebut, diperlukan adanya suatu penelitian.
Penelitian ini didapatkan melalui berbagai cara, dan juga berbagai langka-
langkah pengujian dari para pengumpul data. Sebelum melakukan penelitian,
kita akan menduga-duga terlebih dahulu terhadap apa yang kita ingin teliti.
Pernyataan dugaan atau pernyataan sementara kita iniyang disebut hipotesis.
Banyak sekali macam-macam konsep hipotesis ini, salah satunya jenis
hipotesis. Terkadang dalam penelitian pun banyak sekali permasalahan-
permasalahan dan juga kesalahan dalam melakukan penelitian. Seluruh yang
akan dibahas dalam melakukan hipotesis penelitian akan dibahas dalam
makalah ini beserta permasalah-permasalahan yang terjadi

1.2Rumusan Masalah
Rumusan masalah berisi pertanyaan-pertanyaan penting yang terkait
dengan sub-bab yang akan dibahas pada BAB II Pembahasan. Rumusan
masalah dituliskan dengan poin-poin sebagai berikut:
a. Apa yang dimaksud statistik dalam penelitian?
b. Apa yang dimaksud tentang Hipotesis ?
c. Jelaskan tentang 3 bentuk rumusan hipotesis ?
d. Apa yang menjadi Taraf kesalahan dalam pengujian ?

1.3Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan berisi pernyataan-pernyataan penting yang berisi
jawaban dari rumusan masalah. Tujuan penulisan dituliskan dengan poin-poin

4
sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang statistik dalam penelitian?
b. Untuk mengetahui tentang tentang Hipotesis ?
c. Mengetahui tentang 3 bentuk rumusan hipotesis ?
d. Mengetahui Taraf kesalahan dalam pengujian ?

BAB II
PEMBAHASAN

5
Dalam statistik, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan statistik
tentang parameter populasi. Statistik adalah ukuran- ukuran yang dikenakan
pada sampel (x = rata-rata; s=simpangan baku; s= varians; r = koefisien
korelasi), dan parameter adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada populasi
(u= rata-rata, σ = simpangan baku, o varians; p = koefisien korelasi). Dengan
kata lain, hipotesis adalah taksiran terhadap parameter populasi, melalui data
-data sampel . Penelitian yang didasarkan pada data populasi, atau sampling
total, atau sensus dengan tidak melakukan pengujian hipotesis statistik dari
sudut pandang statistik disebut penelitian deskriptif.

Terdapat perbedaan mendasar pengertian hipotesis menurut statistik


dan penelitian. Dalam penelitian, hipotesis diartikan sebagai jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Rumusan masalah
tersebut bisa berupa pernyataan tentang hubungan dua variabel atau lebih,
perbandingan (komparasi), atau variabel mandiri (deskripsi). Disini terdapat
perbedaan lagi pengertian deskriptif dalam penelitian dan dalam statistik.
Seperti telah dikemukakan deskriptif dalam statistik adalah penelitian yang
didasarkan pada populasi (tidak ada sampel), sedangkan deskriptif dalam
penelitian menunjukkan tingkat ekplanasi yaitu menanyakan tentang variabel
mandiri (tidak dihubungkan dan dibandingkan). Contoh, seberapa tinggi
disiplin kerja pegawai negeri, dan lain-lain. Dengan demikian, penelitian yang
didasarkan pada data populasipun dapat dirumuskan hipotesis dan
mengujinya. Pengujian bisa pakai statistik deskriptif atau tanpa statistik.
Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis, yaitu
thipotesis nol dan alternatif. Pada statistik, hipotesis nol diartikan sebagai
tidak adanya perbedaan antara parameter dengan statistik, atau tidak adanya
perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Dengan demikian
hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol, karena memang peneliti tidak

6
mengharapkan adanya
Menurut Dantes (2012) hipotesis yakni merupakan praduga atau
asumsi yang harus diuji melalui data atau fakta yang diperoleh dengan
melalui penelitian.
Menurut Sugiyono (2009) Hipotesis yakni adalah jawaban yang masih
bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana
rumusan masalah penelitian sudah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Hipotesis maka dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori kita pada perumusan segugus kaidah yang dapat
membawa kita pada suatu keputusan akhir, yaitu menolak atau menerima
pernyataan tersebut.
Hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai dua arti kata yaitu kata
“hupo” berarti lemah atau kurang atau dibawah (sementara) dan “thesis”
berarti (pernyataan atau teori, proposisi atau pernyataan yang disajikan
sebagai bukti.). Jadi, hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih
lemah kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih
sementara.. Kemudian para ahli menafsirkan arti hipotesis sebagai perkiraan
terhadap hubungan antara dua buah variable atau lebih. Sehingga dapat
diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau perkiraan (dugaan)
sementara yang harus diuji lagi kebenarannya.
Hipotesis statistik adalah suatu pernyataan atau perkiraan mengenai
keadaan populasi yang sifatnya masih sementara atau lemah kebenarannya.
Hipotesis statistic dapat berbentuk suatu variable seperti Binomial, Poisson,
dan Normal atau nilai dari suatu parameter, seperti rata-rata, varians,
simpangan baku dan proporsi. Hipotesis statistik akan diterima jika hasil
pengujian membenarkan pernyataannya dan akan ditolak jika terjadi
penyangkalan ( penyanggahan dari pernyataan tersebut .
Pengujian Hipotesis adalah suatu prosedur yang dilakukan dengan

7
tujuan memutuskan apakah kita menerima atau menolak suatu hipotesis itu.
Dalam pengujian hipotesa, keputusan yang dibuat itu mengandung
ketidakpastian, artinya keputusan itu bisa benar atau salah, sehingga
menimbulkan resiko. Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam bentuk
probabilitas. Pengujian hipotesis merupakan bagian terpenting dari statistic
inferensi ( statistic induktif ), karena berdasarkan pengujian tersebut,
pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan sebagai dasar penelitian
lebih lanjut dapat terselesaikan.

2.1 Bentuk-Bentuk Hipotesis

1. Hipotesis Deskriptif.

Hipotesis deskriptif adalah perkiraan tentang nilai suatu variable


mandiri. Tidak membuat perbandingan atau hubungan. Sebagai contoh bila
rumusan masalah penelitian sebagai berikut ini, maka hipotesis (jawaban
sementara) yang dirumuskan adalah hipotesis deskriptif. Dalam perumusan
hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternative (H1)
selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain diterima sehingga
dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau H0 ditolak pasti H1 diterima.

Contoh : Seorang dokter mengatakan bahwa lebih 60% pasien kanker


adalah karena merokok.

H0: µ ≥ 0.60

H1: µ < 0.60

2. Hipotesis Hubungan (Asosiatif)

Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan


perkiraan tentang hubungan antara dua variable atau lebih. Contoh rumusan
8
masalahnya adalah “apakah ada hubungan antara gaya hidup dengan
kesuksesan?”. Rumus dan hipotesis nolnya adalah: Tidak ada hubungan
antara gaya gaya hidup dengan kesuksesan. Hipotesis statistiknya adalah:

H0 : ρ = 0

H1 : ρ ≠ 0C

3. Hipotesis komperatif

Pengertian hipotesis komparatif merupakan dugaan terhadap


perbandingan nilai dua sampel ataulebih. Hipotesis komparatif merupakan
salah satu dari macam macam hipotesis. Dalam hal komparasi ini terdapat
beberapa macam, yaitu:

Komparasi berpasangan (related) dalam dua sampel dan lebih dari dua
sampel (k sampel)

Komparasi independen dalam dua sampel dan lebih dari dua sampel (k
sampel)

Selain itu Hipotesis komparatif juga digunakan untuk membandingkan


pengaruh dari satu variabel terhadap dua subjek yang berbeda. Jadi
variabelnya satu di gunakan pada subjek (populasi/sampel) yang berbeda,
dan pada waktunya yang berbeda.

– Menguji hipotesis komparatif berarti menguji parameter populasi


yang berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk
perbandingan. Hal ini juga dapat berarti menguji kemampuan generalisasi
(signifikansi hasil penelitian) yang berupa perbandingan keadaan variable dari
dua sampel atau lebih. Bila Ho dalam pengujian diterima, berarti Inilaiper
bandingan 2 sampel atau lebih tersebut dapat digeneralisasikan untuk
seluruh populasi dimana sampeL- sampel diambil dengan taraf kesalahan
9
tertentu.

Dalam penulisan hipotesis komparatif, menurut Moh. Nazir setidaknya


harus ada syarat ciri-ciri hipotesis yang baik, antara lain:

1. Harus menyatakan hubungan

2. Harus sesuai dengan fakta

3. Harus berhubungan dengan ilmu, serta sesuai dengan tumbuhnya


ilmu pengetahuan

4. Harus dapat diuji

5. Harus sederhana

6. Harus bisa menerangkan fakta

Dengan demikian, untuk membuat sebuah hipotesis yang baik,


seorang peneliti harus mempertimbangkan fakta-fakta yang relevan, masuk
akal dan tidak bertentangan dengan hukum alam.

Perumusan Hipotesis Komparatif

Dalam pengujian hipotesis komparatif dua sampel atau lebih, terdapat


berbagai teknik statistik yang dapat digunakan. Teknik statistik mana yang
akan digunakan tergantung pada bentuk komparasi dan macam data. Untuk
data interval dan ratio digunakan statistic parametris dan untuk dapat
nominal/diskrit dapat digunakan statistic nonparametris.

1. Komparatif Dua Sampel

Pada bagian ini dikemukakan statistik yang digunakan untuk pengujian


hipotesis komparatif dua sampel yang berkorelasi dan independen baik
menggunakan statistik parametris maupun nonparametris. Terdapat tiga
10
macam hipotesis komparatif dua sampel dan cara mana yang akan
digunakan tergantung pada bunyi kalimat dalam merumuskan hipotesis. Tiga
macam pengujian itu adalah :Uji dua pihak bila rumusan hipotesis nol dan
alternatifnya berbunyi sebagai berikut :

Ho :Tidak terdapat perbedaan (adakesamaan) produktivitas kerja


antara pegawai yang mendapat kendaraan dinas dengan yang tidak.

Ha : Terdapat perbedaan produktivitas kerja antara pegawai yang


mendapat kendaraan dinas dengan yang tidak.

Atau dapat ditulis dalam bentuk :

Ho :µ1 = µ2

Ha :µ1 ≠ µ2

Berikut adalah contoh hipotesis komparatif menggunakan sampel


berkolerasi. Dengan cara tes statistic parametrik. Statistik parametric yang
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila
datanya berbentuk interval atau rasio adalah menggunakan t-test.

Contoh:

Dilakukan penelitian untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan


produktifitas kerja pegawai sebelum dan sesudah diberi kendaraan dinas.
Berdasarkan 25 sampel pegawai yang dipilih secara random dapat diketahui
bahwa produktifitas pegawai sebelum dan sesudah diberi kendaraan dinas
adalah sebagai berikut :

Ho: Tidak terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai antara


sebelum dan setelah mendapatkan kendaraan dinas.

Ha: Terdapat perbedaan nilai produktivitas kerja pegawai antara


11
sebelum dan setelah mendapatkan kendaraan dinas

2.2 Taraf Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis

Seperti telah dikemukakan, pada dasarnya menguji hipotesis itu adalah


menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel. Terdapat dua cara
menaksir yaitu, a point estimate dan interval estimate atau sering disebut
confidence interval. A point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran
parameter populasi berdasarkan satu nilai data sampel. Sedangkan interval
estimate (taksiran interval) adalah suatu taksiran parameter populasi
berdasarkan nilai interval data sampel.
Saya berhipotesis (menaksir) bahwa daya tahan kerja orang Indonesia
itu 10 jam/hari. Hipotesis ini disebut point estimate, karena daya tahan kerja
orang Indonesia ditaksir melalui satu nilai yaitu 10 jam/hari. Bila hipotesisnya
berbunyi daya tahan kerja orang Indonesia antara 8 sampai dengan 12 jam/
hari, maka hal ini disebut interval estimate. Nilai intervalnya adalah 8 sampai
dengan 12 jam.

Menaksir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal (point


estimate) akan mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan
dengan yang menggunakan interval estimate. Menaksir daya tahan kerja
orang Indonesia 10 jam/hari akan mempunyai kesalahan yang lebih besar bila
dibandingkan dengan nilai taksiran antara 8 sampai dengan 12 jam. Makin
besar interval taksirannya maka akan semakin kecil kesalahannya. Menaksir
daya tahan kerja orang Indonesia 6 sampai 14 jam/hari akan mempunyai
kesalahan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan interval taksiran 8
sampai 12 jam. Untuk selanjutnya kesalahan taksiran ini dinyatakan dalam
peluang yang berbentuk prosentase. Menaksir daya tahan kerja orang
12
Indonesia dengan interval antara 6 sampai dengan 14 jam/hari akan
mempunyai prosentase kesalahan yang lebih kecil bila digunakan intervai
taksiran 8 sampai dengan 12 jam/hari. Biasanya dalam penelitian kesalahan
taksiran ditetapkan terlebih dulu, yang digunakan adalah 5% dan 1%. Daerah
taksiran dan kesalahannya
Daya tahan kerja orang Indonesia ditaksir 10 jam/hari. Hipotesis ini
bersifat point estimate, tidak mempunyai daerah taksiran, kemungkinan
kesalahannya tinggi, misalnya 100%. 2. Daya tahan kerja orang Indonesia 8
sampai dengan 12 jam/hari Terdapat daerah taksiran.

3. Daya tahan kerja orang Indonesia antara 6 sampai dengan 14


jam/hari. Daerah taksiran lebih besar dari no. 2, sehingga kemungkinan
kesalahan juga lebih kecil daripada no. 2. Misalnya 1%.

Jadi makin kecil taraf kesalahan yang ditetapkan, maka interval


estimate-nya semakin lebar, sehingga tingkat ketelitian taksiran semakin
rendah.

D. Dua Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis


Dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel,
kemungkinan akan terdapat dua kesalahan yaitu:
1. Kesalahan Tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol
(Ho) yang benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan
dinyatakan dengan a (baca alpha).
2. Kesalahan Tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang
salah (seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan B
(baca betha).Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan
menolak atau menerima hipotesis dapat digambarkan seperti gambar

13
tersebut.Dari tabel tersebut diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Keputusan menerima hipotesis nol vang benar, berarti tidak


membuat kesalahan.
2. Keputusan menerima hipotesis nol yang salah, berarti terjadi
kesalahan Tipe II.
3. Membuat keputusan menolak hipotesis nol yang benar, berarti
terjadi kesalahan Tipe I.
4. Keputusan menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat
kesalahan.
Bila nilai statistik (data sampel) yang diperoleh dari hasil pengumpulan data
sama dengan nilai parameter populasi atau masih berada pada nilai interval
parameter populasi, maka hipotesis yang dirumuskan 100% diterima, atau
tidak terdapat kesalahan. Apabila nilai statistik di luar nilai parameter
populasi maka akan terdapat kesalahan. Kesalahan ini semakin besar bila
nilai statistik jauh dari nilai parameter populasi.

Tingkat kesalahan ini selanjutnya dinamakan level of significant atau


tingkat signifikansi. Dalam prakteknya tingkat signifikansi telah ditetapkan
oleh peneliti terlebih dahulu sebelum hipotesis diuji. Biasanya tingkat
signifikansi (tingkat kesalahan) yang diambil adalah 1% dan 5%. Suatu
hipotesis terbukti dengan mempunyai kesalahan 1% berarti bila penelitian
dilakukan pada 100 sampel yang diambil dari populasi yang sama, maka akan
14
terdapat satu kesimpulan salah yang dilakukan untuk populasi.

Dalam pengujian hipotesis kebanyakan digunakan kesalahan Tipe I


yaitu berapa persen kesalahan untuk menolak hipotesis nol (Ho) yang benar
(yang seharusnya diterima).

BAB III
PENUTUP

15
3.1 Kesimpulan
Menurut Sugiyono (2009) Hipotesis yakni adalah jawaban yang masih
bersifat sementara terhadap rumusan masalah penelitian, yang mana
rumusan masalah penelitian sudah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
Hipotesis maka dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori kita pada perumusan segugus kaidah yang dapat
membawa kita pada suatu keputusan akhir, yaitu menolak atau menerima
pernyataan tersebut.Hipotesis berasal dari bahasa yunani yang mempunyai
dua arti kata yaitu kata “hupo” berarti lemah atau kurang atau dibawah
(sementara) dan “thesis” berarti (pernyataan atau teori, proposisi atau
pernyataan yang disajikan sebagai bukti.
Bentuk Hipotesis ada 3 yaitu : Hipotesis Deskriptif , Hipotesis Komperatif
dan Hipotesis Asosiatif
Ada 2 Kesalahan Dalam perumusan Hipotesis yaitu Kesalahan Tipe I
adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang benar
(seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan a
(baca alpha).
Kesalahan Tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah
(seharusnya ditolak
3.2Saran
Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan
makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan
makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik
yang bisa membangun dari para pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

16
Akbar, Purnomo Setiady dan Husaini Usman. 2006. Pengantar Statistika Edisi
Kedua. Bandung : Alfabeta
Dajan, Anto, 1986. “Pengantar Metode Statistik Jilid II”. Jakarta : LP3ES .
Furqon. 1999. Statistika Terapan Untuk Penelitian. AFABETA:Bandung
https://youtu.be/o2dkeD4Cps4
Iqbal, M Hasan. 2002. Pokok-pokok materi statistik 2 (statistik intensif).
Jakarta :Bumi Aksara
Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Tapehe, yusuf. 2011. Statistika dan Rancangan Percobaan. Jakarta : EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai