BAB I
PENDAHULUAN
1
2
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, serta hasil pengamatan dan
refleksi, maka dapat diidentifikasi masalahnya sebagai berikut:
- kegiatan pembelajaran cenderung dikuasai guru, karena berlangsung satu arah
dari guru ke peserta didik.
3
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan-permasalahan di atas, maka disusun rumusan
masalah sebagai berikut: “Apakah media gambar dapat meningkatkan hasil belajar
peserta didik kelas I SD BPPI tentang letak rumah?”
D. Tujuan PTK
Pada dasarnya penelitian tindakan kelas bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan profesionalisme guru dalam mengajar dengan fokus pada perbaikan
dan penanganan masalah pembelajaran secara sistematis dan ilmiah. Dalam
penelitian PTK ini, tujuan utama yang ingin disampaikan adalah menerapkan
media gambar dalam meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas I terhadap
mata pelajaran IPS tentang letak rumah.
E. Manfaat PTK
Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dalam menerapkan media gambar dalam kegiatan
pembelajaran IPS tentang letak rumah serta dapat mengetahui tingkat
keberhasilan penerapan media ini.
2. Bagi Guru
Dapat menemukan kelemahan dalam melakukan kegiatan pembelajaran dan
sekaligus mencari cara pemecahannya, sehingga pembelajaran akan menjadi
lebih baik serta hasil belajar peserta didik meningkat.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritis
1. Media gambar
Pengertian Media adalah “Perantara atau perantara....” (Echol, John M.,
et.al., 1992:377). Sehingga dapat kita pahami bahwa media pembelajaran adalah
sesuatu yang dapat dijadikan sarang penghubung untuk mencapai pesan yang
harus dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar. Pengertian media menurut
Djamarah (2006:120) “Media merupakan bentuk jamak dari medium yang secara
harfiah berarti perantara atau pengantar, media merupakan wahana penyalur
informasi belajar atau penyalur pesan.”
Media merupakan alat yang digunakan oleh guru dan berfungsi sebagai
perantara, sarana, alat untuk proses komunikasi belajar mengajar (Rohani, 1997:
2-3). Beberapa ahli lain mengemukakan pendapatnya tetang pengertian media
pembelajaran, antara lain:
a. AECT (Association of Education and Communication Technology)
1997, media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi.
b. Fleming (1987 : 234) mediator adalah penyebab atau alat yang turut
campur tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dalam hal ini mediator
media menunjukkan fungsi atau perannya yaitu mengatur hubungan yang efektif
antara dua pihak utama dalam proses belajar mengajar peserta didik dan isi
pelajaran.
c. Heinich dan kawan-kawan (1982) medium sebagai perantara yang
mengantarkan informasi antara sumber dan penerima.
Sedangkan menurut Gagne (Arief S. Sadiman, 2007: 6), media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan peserta didik yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Selain itu media adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang peserta didik untuk belajar. Maka dapat
disimpulkan bahwa media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
5
6
penyalur pesan guna merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik
untuk belajar. Media pembelajaran banyak sekali jenis dan macamnya, salah
satunya adalah media visual yaitu media gambar. Di antara media pembelajaran,
media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa
yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana (Arief S.
Sadiman, 1986: 29). Menurut Sudjana (2007: 68), pengertian media gambar
adalah media visual dalam bentuk grafis. Media grafis didefinisikan sebagai
media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui
suatukombinasi pengungkapan kata-kata dan gambar-gambar. Sedangkan Azhar
Arsyad (1995: 83), mengatakan bahwa media gambar adalah berbagai peristiwa
atau kejadian, objek yang dituangkan dalam bentuk gambar-gambar, garis,
katakata, simbol-simbol, maupun gambaran.
Media gambar adalah media yang mengandalkan indera penglihatan. Arief
Sadirman (2008) menyebutkan bahwa media gambar dapat berupa bentuk gambar
seperti foto, grafik, kartun, karikatur, poster, chart, dll. tergantung situasi dan
kondisi peserta didik juga keperluan pembelajaran. Media gambar dapat
digunakan karena memiliki nilai praktis. Menurut Hamalik (1989) nilai-nilai
praktis yang ada dalam media gambar diantaranya adalah:
a. Gambar bersifat konkrit
b. Gambar bisa mengatasi batas ruang dan waktu
c. Gambar mengatasi kekurangan daya mampu panca indera manusia.
d. Gambar dapat dilakukan untuk menjelaskan sesuatu masalah.
e. Gambar mudah didapat dan murah
f. Mudah digunakan, baik untuk perseorangan ataupun untuk kelompok peserta
didik
Kemampuan gambar dapat menjadi ilustrasi yang memberikan pengertian
dan penjelasan yang amat banyak dan lengkap dibandingkan kita hanya membaca
dan memebrikan suatu kejelasan pada sebuah masalah karena sifatnya yang lebih
konkrit (nyata). Tujuan penggunaan gambar dalam pembelajaran adalah : (1)
menerjemahkan symbol verbal, (2) mengkonkritkan dan memperbaiki kesan-
kesan yang salah dari ilustrasi lisan. (3) memberikan ilustrasi suatu buku, dan (4)
membangkitkan motivasi belajar dan menghidupkan suasana kelas.
7
2. Gambar atau foto benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
3. Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.
Media pembelajaran gambar dapat disajikan dalam bentuk : (1) Poster; (2)
Kartun; (3) Komik; (4) Gambar Fotografi; (5) Slide; (6) Bagan;dan (7) Diagram.
(1) Poster
Poster adalah media pembelajaran
berbentuk ilustrasi gambar yang
disederhanakan, dibuat dengan ukuran
besar, bertujuan menarik perhatian,
dan isi atau kandungannya berupa
bujukan, memotivasi, atau
mengingatkan suatu gagasan pokok,
fakta atau peristiwa tertentu. Gagasan
tadi disampaikan dengan kata-kata
singkat namun padat dan jelas.
(5) Bagan
Bagan adalah kombinasi media grafis dan foto yang dirancang untuk
memvisualisasikan suatu fakta pokok atau gagasan dengan cara yang logis
dan teratur. Fungsi utama bagan sebagai media gambar adalah untuk
memperlihatkan hubungan, perbandingan, jumlah relatif, perkembangan,
10
(6) Diagram
Diagram adalah gambar yang digunakan untuk media pembelajaran dalam
bentuk gambaran sederhana yang dibuat
dengan tujuan memperlihatkan bagian-
bagian, atau hubungan timbal balik, biasanya
dengan menggunakan garus-garis dan
keterangan bagian atau hubungan yang ingin
ditunjukkan.
Gambar 2.6 Contoh Diagram
(7) Grafik
Grafik adalah media gambar untuk tujuan penyajian data berupa angka-
angka. Grafik memberikan informasi inti suatu data, berupa hubungan antar
bagian-bagian data. Adabermacam-macam bentuk media gambar grafik yang
dapat disajikan sebagai media pembelajaran
kepada peserta didik, misalnya grafik garis,
grafik batang, grafik lingkaran, dan grafik
bergambar. Setiap jenis grafik mempunyai
kekhususan dalam hal jenis data yang
ditampilkan.
Gambar 2.7 Contoh grafik
2. Hasil Belajar
Hasil menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008: 513) adalah sesuatu yang
diadakan oleh usaha. Belajar menurut Kamus Bahasa Indonesia (2008: 24) adalah
berusaha mengetahui sesuatu; berusaha memperoleh ilmu pengetahuan. Menurut
Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, belajar adalah
Perubahan yang relatif permanen dalam kapasitas pribadi seseorang sebagai akibat
pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik yang dilakukannya.
11
Jadi hasil belajar adalah suatu usaha yang dilakukan untuk memperoleh ilmu
pengetahuan dari pengolahan atas pengalaman yang diperolehnya dan praktik
yang dilakukannya.
Hasil belajar seorang peserta didik diperoleh melalui suatu penilaian
secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan menggunakan tes dan nontes
dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian
hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofoiio, dan penilaian diri.
Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar Penilaian Pendidikan dan
Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran.
Hasil belajar IPS merupakan pencapaian kemampuan peserta didik dalam
menempuh suatu pembelajaran IPS, yang terlihat selama kegiatan pembelajaran
dan atau hasil evaluasi berupa tes. Hasil belajar seorang peserta didik diperoleh
melalui suatu penilaian secara konsisten, sistematik, dan terprogram dengan
menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau lisan, pengamatan kinerja,
pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa tugas, proyek dan/atau produk,
portofoiio, dan penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan Standar
Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok Gagne (1985)
mengelompokkan hasil belajar menjadi lima bagian dalam bentuk kapabilitas
yakni ketrampilan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, keterampilan
motorik, dan sikap.
Sementara itu pendapat lain dikemukakan oleh Bloom (1976 : 201-207)
membagi hasil belajar menjadi tiga kawasan yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotor. Kawasan kognitif berkenaan dengan ingatan atau pengetahuan dan
kemampuan intelektual serta keterampilan-keterampilan. Kawasan afektif
menggambarkan sikapsikap, minat, dan nilai serta pengembangan pengertian atau
pengetahuan dan penyesuaian diri yang memadai. Kawasan psikomotor adalah
kemampuan-kemampuan menggiatkan dan mengkoordinasikan gerak. Kawasan
kognitif dibagi atas enam macam kemampuan intelektual mengenai lingkungan
yang disusun secara hirarkis dari yang paling sederhana sampai kepada yang
paling kompleks, yaitu (1) pengetahuan adalah kemampuan mengingat kembali
hal-hal yang telah dipelajari, (2) pemahaman adalah kemampuan menangkap
makna atau arti sesuatu hal, (3) penerapan adalah kemampuan mempergunakan
12
hal-hal yang telah dipelajari untuk menghadapi situasi-situasi baru dan nyata, (4)
analisis adalah kemampuan menjabarkan sesuatu menjadi bagian-bagian sehingga
struktur organisasinya dapat dipahami, (5) sintesis adalah kemampuan untuk
memadukan bagian-bagian menjadi suatu keseluruhan yang berarti, (6) penilaian
adalah kemampuan memberi harga sesuatu hal berdasarkan criteria intern atau
kelompok atau criteria ekstern ataupun yang ditetapkan lebih dahulu.
Pendapat yang hampir serupa seperti di atas dikemukkan oleh Gagne dan
Briggs (1978 : 49-55), yang menerangkan bahwa hasil belajar yang berkaitan
dengan lima kategori tersebut adalah (1) keterampilan intelektual adalah
kecakapan yang berkenaan dengan pengetahuan procedural yang terdiri atas
deskriminasi jamak, konsep konkret dan terdefinisi, kaidah serta prinsip, (2)
strategi kognitif adalah kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah baru
dengan jalan mengatur proses internal masing-masing individu dalam
memperhatikan, mengingat, dan berpikir. (3) Informasi verbal adalah kemampuan
untuk mendiskripsikan sesuatu dengan kata-kata dengan jalan mengatur
informasi-informasi yang relevan, (4) keterampilan motorik adalah kemampuan
untuk melaksanakan dan mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang berhubungan
dengan otot, (5) sikap merupakan kemampuan internal yang berperan dalam
mengambil tindakan untuk menerima atau menolak berdasarkan penilaian
terhadap objek tersebut.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara
berkesinambungan, bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar
peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Dengan
menggunakan media gambar tentu hasil belajar akan lebih baik.
Pada jenjang SD/MI mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah,
Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan
untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung
jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat.
Oleh karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial
masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang dinamis.
Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik
akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu
yang berkaitan.
Mata pelajaran IPS berfungsi mengembangkan pengetahuan, nilai dan
sikap, serta keterampilan sosial peserta didik untuk dapat menelaah kehidupan
sosial yang dihadapi sehari-hari serta menumbuhkan rasa bangga dan cinta
terhadap tanah air dan bangsa serta memahami perkembangan masyarakat
Indonesia sejak masa lalu hingga masa kini. Sedangkan IPS bertujuan agar peserta
didik memiliki kemampuan sebagai berikut.
1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungannya
2. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial
3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1. Manusia, Tempat, dan Lingkungan
14
4. Letak rumah
Rumah sebagai tempat tinggal.
Rumah sebagai tempat istirahat, tempat
berkumpul anggota keluarga, tempat
berlindung dari panas, dan tempat
berlindung dari hujan.
Rumah memiliki banyak ruang.
Ada ruang tamu, ada ruang keluarga, ada
ruang makan, kamar tidur dan dapur,
gudang dan kamar mandi. Fungsi tiap
ruangan berbeda beda. Gambar 2.8 Contoh denah rumah
a. Ruang Tamu
Rumah biasanya memiliki ruang tamu untuk menerima tamu. Di sini ada meja
dan kursi.
b. Ruang Keluarga
Ruang keluarga berfungsi sebagai tempat
berkumpul keluarga. Ruang keluarga biasanya
berada di tengah. Televisi umumnya berada di
ruang keluarga.
Gambar 2.9 ruang keluarga
c. Ruang Makan
Keluarga makan di ruang makan. Keluarga makan
bersama. Ada meja makan, makanan dan
minuman. Ruang makan harus bersih supaya
keluarga makan dengan nikmat.
Gambar 2.10 Ruang makan
d. Dapur
15
e. Kamar Tidur
Rumah ada kamar tidur. Kita bisa beristirahat di
kamar tidur. Tempat tidur biasanya memilki
ranjang, bantal, kasur, selibut, lemari, dan meja
belajar.
Gambar 2.12 Kamar tidur
f. Kamar Mandi
Rumah memiliki kamar mandi, di mana kita bisa
mandi dan membersihkan diri. Kamar mandi
harus bersih. Kita membersihkan badan dan buang
air di kamar mandi.
Gambar 2.13 kamar mandi
B. Hipotesis Tindakan
Dari uraian di atas, peneliti mencoba untuk merumuskan hipotesis sebagai
berikut: “Media gambar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas I
dalam pembelajaran IPS tentang Letak rumah.”
BAB III
16
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
Subjek yang akan diselidiki dalam penelitian ini adalah 42 (empat puluh
dua) peserta didik kelas I (satu) SD BPPI Kecamatan Ciranjang Kabupaten
Cianjur, yang terdiri dari 19 peserta didik laki-laki dan 23 peserta didik
perempuan. SD BPPI merupakan sekolah dasar yang berlokasi di Jalan Moch. Ali
No. 33 Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur. Dilihat dari karakteristik subjek
yang diteliti, peserta didik kelas I (satu) SD BPPI Kecamatan Ciranjang pada
umumnya berasal dari keluarga ekonomi menangah ke bawah. Lebih dari 65%
berasal dari keluarga petani, pedagang, pegawai swasta dan buruh, selebihnya (+
35%) berasal dari keluarga pegawai negeri dan wiraswasta. Keadaan ekonomi
keluarga peserta didik dan geografis lingkungan tentu sangat mempengaruhi
tingkat kemampuan peserta didik. Berdasarkan catatan harian guru kelas, para
peserta didik termasuk ke dalam kategori berpemahaman sedang, dengan tingkat
intelegensi yang merata.
Peneliti memilih kelas ini sebagai tempat penelitianan karena alasan
berikut ini:
1. Peneliti adalah guru di kelas tersebut sehingga memudahkan dalam
melaksanakan penelitian.
2. Berdasarkan pengamatan selama semester berjalan, hasil belajar peserta didik
tentang letak rumah masih rendah. Hal ini perlu segera diusahakan adanya
peningkatan.
3. Penggunaan media pembelajaran yang lebih sesuai kenyataan diupayakan
untuk meningkatkan pemahaman belajar peserta didik.
Sesuai dengan masalah yang telah dikemukakan, sasaran kajian dalam
penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil belajar peserta didik pada
pelajaran IPS tentang letak rumah dengan menggunakan media gambar.
B. Desain Penelitian
1
6
17
Sebagai upaya mencari pembuktian dan solusi dari masalah yang diangkat
dalam penelitian ini, peneliti merancang desain penelitian dengan desain
Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan peneliti berlangsung
sebanyak dua siklus, yaitu Siklus I dan Siklus II. Pelaksanaan PTK dimulai
dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan, yaitu: 1)
perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Setelah dilakukan
refleksi terhadap penelitian pada siklus pertama, peneliti dapat mengetahui letak
keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama
tersebut, peneliti kemudian menentukan rancangan untuk siklus kedua. Kegiatan
pada siklus kedua berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya untuk
memperbaiki kelemahan dan mengulangi kesuksesan, atau untuk meyakinkan atau
menguatkan hasil. Rancangan penelitian yang akan digunakan sebagai berikut:
Rencana I
Refleksi
Rencana II
Refleksi
Rencana Selanjutnya
Refleksi
pelaksanaan siklus I maupun siklus II, materi pelajaran yang diberikan adalah
letak rumah.
Dari setiap pelaksanaan tindakan yang dilakukan peneliti, terdapat seorang
rekan pengajar yang membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian
pembelajaran. Peneliti juga melakukan catatan lapangan untuk mencatat temuan-
temuan penting ketika berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Setelah kegiatan
pembelajaran selesai, peneliti melakukan interview atau wawancara dengan para
peserta didik untuk mengetahui pendapat dan kesulitan peserta didik selama
kegiatan pembelajaran berlangsung. Peneliti kemudian melakukan diskusi dengan
rekan pengajar lain untuk membahas hasil observasi pembelajaran, yang
kemudian diajadikan bahan analisis dan refleksi.
Dari rencana siklus di atas, urutan langkah kegiatan dapat dijelaskan
sebagai berikut: setelah tindakan pada siklus I dilaksanakan, disusun refleksi
siklus I. Dari hasil refleksi siklus I, kemudian disusun rencana kegiatan tindakan
siklus II. Begitu seterusnya sampai dengan refleksi siklus II yang merupakan akhir
dari keseluruhan rencana kegiatan penelitian yang dilaksanakan.
C. Rencana Tindakan
Kegiatan penelitian berlangsung sebanyak dua siklus, yaitu Siklus I dan
Siklus II, yang terdir dari 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3)
pengamatan/observasi, dan 4) refleksi. Untuk lebih jelas dapat diuraikan sebagai
berikut.
1. Perencanaan
Peneliti menyusun rencana pembelajaran siklus I berdasarkan hasil
observasi awal yang dilakukan. Rencana pembelajaran dibuat dengan menerapkan
media gambar. Materi yang disampaikan pada siklus I adalah letak rumah. Dalam
perencanaan ini ditentukan media dan alat bantu yang akan diterapkan dalam
pelaksanaan pembelajaran. Selain itu, peneliti mempersiapkan alat yang akan
digunakan dalam mengamati dan mengukur hasil pembelajaran peserta didik.
Pada siklus II, perencanaan didasarkan pada hasil refleksi siklus I.
Rencana pembelajaran dibuat tetap dengan menerapkan media gambar. Materi
yang disampaikan pada siklus II masih masa seperti pada siklus I, yaitu letak
19
rumah. Dalam perencanaan siklus II ini juga ditentukan media dan alat bantu yang
akan diterapkan dalam pelaksanaan pembelajaran. Begitu juga, peneliti
mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam mengamati dan mengukur hasil
pembelajaran peserta didik.
2. Pelaksanaan
Sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah dibuat, pada kegiatan
siklus I kegiatan pembelajaran tentang letak rumah dimulai dengan menyebutkan
tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi untuk memotivasi peserta didik
dalam belajar. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk mengamati media
pembelajaran yang telah disiapkan dan ditunjukkan oleh guru. Kemudian, melalui
kegiatan kelompok, peserta didik diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi
sesuai materi yang diberikan di dalam dan di luar kelas. Setelah kegiatan inti
selesai, untuk mengingat materi yang telah peserta didik pelajari, mereka diminta
untuk membuat kesimpulan. Sedangkan untuk mengukur tingkat kemampuan
peserta didik, mereka diberi evaluasi yang harus dikerjakan secara individu. Pada
setiap kegiatan yang dilakukan peserta didik dan guru diamati oleh seorang
observer, sedangkan instrumen yang digunakan adalah lembar observasi, catatan
lapangan, lembar wawancara, dan lembar kerja.
Pada siklus II, kegiatan pembelajaran tidak jauh berbeda seperti pada
siklus I, namun peneliti melakukan perbaikan atau tambahan dari kekurangan
yang ada pada siklus I sesuai dengan refleksi yang telah disusun sebelumnya.
Kegiatan pembelajaran pada siklus II ini masih tetap tentang letak rumah.
Kemudian, peneliti memulai pembelajaran dengan menjelaskan tujuan
pembelajaran dan melakukan apersepsi untuk memotivasi peserta didik dalam
belajar. Selanjutnya, peserta didik diminta untuk mengamati peraga yang telah
disiapkan dan dipajang oleh guru. Kemudian, melalui kegiatan kelompok, peserta
didik diberikan kesempatan untuk melakukan diskusi sesuai materi yang diberikan
di dalam dan di luar kelas. Setelah kegiatan inti selesai, untuk mengingat materi
yang telah peserta didik pelajari, mereka diminta untuk membuat kesimpulan.
Sedangkan untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik, mereka diberi
evaluasi yang harus dikerjakan secara individu. Pada setiap kegiatan yang
dilakukan peserta didik dan guru diamati oleh seorang observer, sedangkan
20
4. Tahap Refleksi
Kegiatan refleksi adalah kegiatan mengevaluasi dan menganalisis proses,
masalah dan hambatan yang dijumpai yang kemudian dibuatkan perbaikan.
Dalam kegiatan refleksi, peneliti memfokuskan tindakan pada kendala atau
masalah yang dihadapi guru selama proses pembelajaran, media yang digunakan,
keefektifan metode pembelajaran, dan evaluasi hasil belajar.
Refleksi kemudian dijadikan dasar dalam pembuatan rencana
pembelajaran berikutnya.
F. Analisis Data
Pengolah dan analisis data dilakukan selama proses penelitian. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif dan teknik data
kuantitatif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang
menunjukan perubahan-perubahan yang terjadi selama proses pembelajaran
berlangsung. Data-data tersebut diperoleh dari lembar observasi, wawancara,
catatan lapangan, lembar pengamatan proses, LKPD, dan evaluasi. Analisis data
kuantitatif digunakan untuk mengetahui kemajuan peserta didik selama mengikuti
pembelajaran. Data tersebut diperleh dari hasil tes akhir individu, yang
selanjutnya dihitung melalui data kuantitati dengan mencari Means/nilai rata-rata.
Means merupakan nilai rata-rata yang dihitung dengan menggunakan
M=
∑X
rumus: N
Keterangan
M= Nilai Rata-Rata
∑ X= Jumlah nilai
N= Jumlah Peserta didik
G. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan penelitian akan banyak ditentukan oleh berbagai hal.
Diterima atau tidaknya hipotesis yang diajukan peneliti bukanlah menjadi ukuran
keberhasilan penelitian. Berikut adalah kriteria keberhasilan penelitian ini:
a. Penelitian sesuai/mengikuti prosedur;
b. Adanya data yang benar, baik data peserta didik maupun hasil evaluasi
peserta didik;
c. Adanya instrumen penelitian;
23
A. Hasil Penelitian
Pelaksanaan penelitian merupakan perwujudan dari perencanaan yang
telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 siklus yang
menekankan pada penerapan media gambar, dengan metode yang digunakan
adalah metode unjuk peraga, pelatihan, dan diskusi pemecahan masalah. Hasil
penelitian dari setiap siklus dan tindakan dijabarkan, dianalisis, dan dilakukan
refleksi untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan dalam kegiatan
pembelajaran, supaya dalam kegiatan selanjutnya dapat diperbaiki.
Hasil penelitian kemudian digunakan untuk mengetahui faktor apa saja
yang menjadi penghambat bagi peserta didik dalam belajar. Untuk lebih
terperinci, berikut akan dijabarkan secara mendalam.
1. Siklus I
a. Deskripsi
Siklus I tindakan 1 dilaksanakan peneliti pada tanggal 07 Maret
2012. Kegiatan pembelajaran berlangsung selama 2 jam pelajaran atau
dalam kurun waktu 2 x 35 menit. Peserta didik yang hadir berjumlah 42
orang (100% kehadiran). Materi pembelajaran yang diberikan terfokus
pada letak rumah. Pada siklus ini, peneliti menggunakan media gambar
dengan pendekatan inquiry.
Sebelum kegiatan pembelajaran di mulai, peneliti telah menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Peneliti berusaha untuk
menerapkan langkah-langkah kegiatan yang sudah terencana dalam RPP
tersebut ke dalam kegiatan pembelajaran yang sesungguhnya. Peneliti
memulai kegiatan pembelajaran dengan mengabsen dan menjelaskan
tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik serta melakukan
apersepsi. Adapun tujuan pembelajaran yang dijelaskan dan harus dicapai
2
3
24
40 4 9,52
50 6 14,29
60 4 9,52
70 6 14,29
80 10 23,81
90 8 19,05
100 4 9,52
Jumlah Nilai (∑ X
3040 100
)
b. Analisis
Dari hasil data dan catatan yang diperoleh dari catatan lapangan,
lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar kerja peserta didik,
diperoleh temuan-temuan penting untuk dijadikan bahan acuan bagi
pelaksanaan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Dalam temuan pertama, pada tahap kegiatan awal guru berusaha
memberikan penjelasan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Beberapa
peserta didik sangat antusias dalam menyimak penjelasan guru, namun
beberapa peserta didik lain tidak memperhatikan dan cenderung gaduh.
Guru berusaha untuk menenangkan peserta didik dengan melakukan
26
c. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan, peneliti
melaksanakan refleksi. Refleksi adalah perenungan diri peneliti dari hasil
kegiatan yang telah terlaksana, baik dari langkah-langkah kegiatan
maupun hasil pencapaian peserta didik.
Dari hasil renungan/refleksi yang dilaksanakan, peneliti
menemukan beberapa hal yang terjadi pada kegiatan pembelajaran Siklus I.
- Kegiatan pembelajaran masih cenderung ribut dan kurang terkontrol
karena berebut mengamati media pembelajaran;
- Kegiatan pembelajaran diskusi masih kurang pengawasan karena
digunakan sebagian peserta didik untuk bermain;
- Sebagian peserta didik masih cenderung pendiam dan kurang
bekerjasama dengan teman sekelompoknya;
- Masih ada 10 orang peserta didik yang belum dapat mencapai nilai
KKM.
Dari kekurangan yang ada, peneliti berusaha untuk membuat
perubahan pada kegiatan pembelajaran selanjutnya. Adapun langkah-
langkah yang ditempuh peneliti dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran berikutnya adalah sebagai berikut:
- berusaha untuk menyiapkan dan membuat media pembelajaran yang
lebih variatif, besar, dan banyak;
- untuk kegiatan diskusi, peneliti harus dibantu oleh guru atau peserta
didik yang lebih senior;
- mengajak peserta didik yang kurang aktif untuk lebih terlibat dalam
pembelajaran serta memberikan lembar kerja yang memungkinkan
semua peserta didik berusaha aktif belajar;
- memperbaiki atau menyempurnakan media dan metode pembelajaran
yang sudah dibuat dan dilaksanakan sehingga lebih baik lagi.
2. Siklus II
a. Deskripsi
28
60 4 9,52
70 8 19,05
80 9 21,43
90 11 26,19
100 10 23,81
Jumlah (∑ X ) 3510 100
b. Analisis
Dari hasil data dan catatan yang diperoleh dari catatan lapangan,
lembar observasi, lembar wawancara, dan lembar kerja peserta didik,
diperoleh temuan-temuan penting untuk dijadikan bahan acuan bagi
pelaksanaan kegiatan pembelajaran selanjutnya.
Dalam temuan pertama, pada tahap kegiatan awal guru berusaha
memberikan penjelasan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Peserta
didik cukup bersemangat dalam menyimak penjelasan guru. Peserta didik
makin termotivasi ketika guru melakukan apersepsi atau membuat
pertanyaan motivasi kepada para peserta didik.
Dalam temuan kedua pada tahap kegiatan inti, peserta didik mulai
teratur dalam mengamati peraga. Peserta didik diberikan kesempatan
secara bergiliran untuk mengamati peraga yang ditempel dan dijelaskan
guru. Peserta didik diberikan bertanyaan interaktif tentang materi pada
media gambar yang mereka amati. Peserta didik makin bersemangat ketika
kegiatan diskusi. Peserta didik berusaha untuk mengerjakan apa yang
diperintahkan dalam lembar kerja yang diberikan guru sebaik mungkin dan
saling berlomba untuk menyelesaikannya. Meskipun ada sebagian kecil
peserta didik masih kurang aktif dan mesti diberi motivasi tambahan.
Dari temuan pada tahap kegiatan akhir, peserta didik saling berebut
untuk membuat kesimpulan pembelajaran. Karena itu, guru memberikan
kesempatan yang sama kepada semua peserta didik untuk menjelaskan
kesimpulan pelajaran.
Dari hasil tes/evaluasi, diperoleh hasil sebagian besar peserta didik
(100%) sudah dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM)
yang ditetapkan sekolah yaitu 60.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa hal
yang menjadi catatan peneliti selama kegiatan berlangsung:
- peserta didik sudah teratur dalam pembelajaran, khususnya dalam
pengamatan media pembelajaran;
- peserta didik sangat bersemangat dalam kegiatan diskusi;
- peserta didik secara aktif mengerjakan tugas yang diberikan guru;
31
c. Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran selesai dilaksanakan, peneliti
melaksanakan refleksi. Refleksi adalah perenungan diri peneliti dari hasil
kegiatan yang telah terlaksana, baik dari langkah-langkah kegiatan
maupun hasil pencapaian peserta didik.
Berdasarkan hasil analisis kegiatan siklus II, setiap tahapan dari
model siklus belajar telah ditempuh dengan baik. Hal ini terlihat dari
adanya peningkatan nilai rata-rata (M) dari siklus I (M=72,38), siklus II
(M=83,57). Dengan demikian, hipotesis penelitian yang menyatakan
bahwa Jika pembelajaran IPS tentang letak rumah dilakukan dengan
menggunakan media gambar, maka nilai peserta didik kelas I SD BPPI
akan mencapai KKM 60 dapat terbukti.
B. Pembahasan
1. Pembahasan Siklus I
Pembelajaran pada siklus I dan II membahas materi tentang letak rumah.
Tindakan pembelajaran pada siklus I ini berpedoman dan menyesuaikan dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
Pada pelaksanaan siklus I, dalam kegiatan awal sebenarnya peserta didik
mulai antusias mengikuti penjelasan guru, khususnya tentang tujuan pembelajaran
yang akan mereka laksanakan. Namun, ada beberapa peserta didik yang kurang
memperhatikan penjelasan guru bahkan membuat kegaduhan. Oleh karena itu,
peneliti berusaha menenangkan peserta didik dengan melakukan apersepsi berupa
pertanyaan-pertanyaan motivasi. Pertanyaan pendahuluan ini sangat penting untuk
meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar. Hal ini sesuai yang termuat
dalam Permendiknas No. 41 tahun 2007 tentang Standar Proses yang menyatakan
bahwa “Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan
pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan
perhatian peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran”.
32
Pada tahap kegiatan inti, peserta didik sangat ribut dalam mengamati
media gambar yang ditempel guru di papan tulis. Para peserta didik cukup gaduh,
karena mereka saling berebut untuk melihat peraga tersebut dan memperhatikan
penjelasan masing-masing peraga. Akibatnya, waktu pembelajaran terpakai untuk
menenangkan peserta didik yang ribut. Keributan peserta didik mulai berkurang
ketika mereka memasuki kegiatan diskusi. Mereka berusaha untuk mengerjakan
apa yang diperintahkan dalam lembar kerja yang diberikan guru. Namun, guru
masih kurang dapat mengawasi peserta didik secara keseluruhan ketika
melakukan kegiatan diskusi. Lembar kerja yang diberikan hanya satu sehingga
anggota kelompok saling berebut. Sebagian peserta didik akhirnya memanfaatkan
kegiatan tersebut untuk bermain-main. Wright (1984: 1) menyatakan bahwa:
“Belajar adalah pekerjaan keras. Usaha diperlukan setiap saat dan harus
dipertahankan. Permainan membantu dan meningkatkan ketertarikan peserta didik
pada belajar.” Pada tahap kegiatan akhir, sebelum dilaksanakan tes, diberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk menyimpulan materi pelajaran, tetapi
hanya beberapa peserta didik yang dapat membuat kesimpulan pelajaran. Hal
itupun setelah guru meminta dan membimbing peserta didik dengan seksama.
Dari hasil tes/evaluasi, terjadi peningkatan pada Siklus I. Sebagian besar
peserta didik (76,19%) sudah dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal
(KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 60, dengan rata-rata perolehan nilai peserta
didik siklus I adalah 72,38, sedangkan sebelumnya hanya 50,00.
2. Pembahasan Siklus II
Pembelajaran pada siklus II masih membahas materi tentang letak rumah.
Tindakan pembelajaran pada siklus II ini berpedoman dan menyesuaikan dengan
rencana pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya.
Pada kegiatan pembelajaran siklus II, Sebagian besar peserta didik sangat
antusias dalam menyimak penjelasan guru. Dalam pengamatan media gambar,
peserta didik mulai teratur karena media gambar sudah semakin variatif dan besar
serta mereka diberikan kesempatan secara bergiliran untuk mengamati peraga
yang ditempel dan dijelaskan guru. Namun demikian, peserta didik terlalu asik
mengamati media gambar sehingga waktu untuk diskusi terganggu. Ketika guru
33
memberikan lembar kerja, peserta didik sangat antusias, meskipun ada sebagian
kecil peserta didik yang memanfaatkan kegiatan diskusi untuk bercanda. West &
Pines (Samatowa, 2006:2005) mengomentari bahwa “belajar melibatkan
pembentukan makna oleh peserta didik dari apa yang mereka lakukan, lihat, dan
dengar.”
Peserta didik berusaha untuk mengerjakan apa yang diperintahkan dalam
lembar kerja yang diberikan guru sebaik mungkin dan saling berlomba untuk
menyelesaikannya. Mereka juga saling berlomba untuk membuat kesimpulan
pembelajaran. Mereka ingin kelompok dan dirinya yang terbaik. Karena itu, guru
memberikan kesempatan yang sama kepada semua peserta didik untuk
menjelaskan kesimpulan pelajaran. Kejadian tersebut sesuai dengan pendapat
Burden & Byrd (dikutip oleh Setiyadi, 2007: 2.15) menyatakan: “Peranan
pembelajaran berkenaan dengan keputusan yang diambil guru dengan
mengorganisasikan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi hasil
pembelajaran.”
Dari hasil tes/evaluasi, diperoleh hasil seluruh peserta didik (100%) sudah
dapat mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah.
Nilai pencapaian peserta didikpun mengalami peningkatan menjadi rata-rata akhir
perolehan 83,57 dari sebelumnya 72,38.
Berikut ini disajikan diagram perolehan nilai KKM peserta didik dalam
setiap siklusnya dan grafik perolehan nilai rata-rata hasil evaluasi peserta didik.
28,57%
71,43%
KKM Siklus I
Tuntas Belum Tuntas
23,81%
76,19%
KKM Siklus II
Tuntas Belum Tuntas
100%
Nilai Rata-Rata
83.57
72.38
90
80
50
70
60
50
40
30
20
10
0
Awal Tes Siklus I Siklus II
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab
sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1. Langkah-langkah pembelajaran IPS tentang letak rumah di kelas I SD BPPI
dengan menggunakan penerapan media gambar diawali dengan membantu
dan mendorong peserta didik untuk mengemukakan pengetahuan awalnya
tentang pendekatan yang akan dibahas dengan apersepsi, sehingga peserta
didik mengemukakan pendapat atau jawabannya. Langkah kedua, guru
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan pendekatan
baru, dengan demikian akan merangsang keingintahuan peserta didik
terhadap pendekatan awal yang sudah diketahuinya dengan pendekatan yang
baru ditemuinya. Langkah ketiga, peserta didik memberi penjelasan terhadap
pendekatan barunya berdasarkan media pembelajaran yang ditunjukan.
Langkah keempat, guru mengarahkan supaya pembelajaran dapat diterapkan
peserta didik melalui kegiatan diskusi yang kemudian disimpulkan oleh
peserta didik secara berkelompok.
2. Kegiatan pembelajaran tentang materi letak rumah dengan media gambar
tampak lebih efektif, peserta didik lebih aktif, dan termotivasi untuk belajar.
Media gambar dapat menjadikan peserta didik bergairah dalam belajar IPS.
Hal ini terlihat dari aktifnya peserta didik dalam menjawab pertanyaan ketika
proses apersepsi berlangsung, pengamatan media pembelajaran dan kegiatan
diskusi. Hal inilah yang menjadikan pembelajaran menjadi lebih menarik dan
hidup, terlebih lagi komunikasi peserta didik dan peserta didik, serta peserta
didik dan guru menjadi lebih lancar. Dengan menggunakan media gambar
pencapaian nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan sekolah
mengalami peningkatan, pada siklus I 76,19% dan siklus III 100%. Sehingga
pencapaian nilai KKM dengan media gambar mengalami peningkatan.
3. Pembelajaran IPS dengan menggunakan media gambar dalam materi letak
rumah di kelas I SD BPPI dapat meningkatkan pencapaian hasil belajar
3
5
36
peserta didik. Hal ini dapat terlihat dari hasil setiap siklus yang mengalami
peningkatan. Siklus I, rata-rata nilai yang diperleh peserta didik adalah 72,38
dari yang sebelumnya hanya 50,00, dan pada siklus II peningkatan menjadi
83,57. Peningkatan hasil belajar juga dapat dilihat dari perkembangan
kerjasama, aktivitas belajar, kedisiplinan, dan mengungkapkan pendapat yang
terus mengalami peningkatan dari setiap siklus.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, untuk meningkatkan dan memperbaiki
proses pembelajaran, baik dalam proses maupun hasil belajar, peneliti mencoba
memberikan sarannya sebagai berikut:
1. Rencana pembelajaran dan rencana perbaikan pembelajaran harus tetap
disusun dan dibuat, meskipun kegiatan penelitian telah selesai.
2. Penelitian Tindakan Kelas harus tetap dilakukan setiap saat, minimal 1
(satu) kali dalam setahun.
3. Pihak sekolah harus bersedia menyediakan alat peraga yang diperlukan para
peserta didik atau mendukung serta membiayai media pembelajaran yang
dibuat oleh guru.
4. Setiap kesalahan dan perubahan yang ada pada peserta didik harus selalu
dicatat dan dijadikan acuan perubahan.
5. Penggunaan media dan metode yang bervariasi harus selalu dilakukan
disesuaikan dengan kondisi serta situasi peserta didik dan sekolah.
37
DAFTAR PUSTAKA
Bahri Djamarah, Saeful. 2006 Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi.
---------http://pakguruonline.pendidikan.net
---------http://www.muhfida.com
---------http://penelitiantindakankelas.blogspot.com/2013/01/media-gambar-
dalam-pembelajaran.html
---------https://ian43.wordpress.com/2010/12/17/pengertian-media-gambar
38
Tabel I
NILAI EVALUASI IPS Kelas 1 (Satu)
(Sebelum Dilakukan Perbaikan Pembelajaran)
Materi : Letak Rumah
NO NO. NILA
NAMA PESERTA DIDIK L/P KKM KET.
URUT POKOK I
Tabel II
40
Tabel III
NILAI EVALUASI IPS Kelas 1 (Satu)
42
(SIKLUS II)
NO NO. KK
NAMA PESERTA DIDIK L/P NILAI KET.
URUT POKOK M
Tuntas
1 P 111201002 60
Ane Lentia L. 70
Tuntas
2 L 111201003 60
Angga Firmansyah 70
Tuntas
3 L 111201001 60
Ardi Ardiansyah 60
Tuntas
4 L 121302037 60
Aziz Riziki 90
Tuntas
5 P 111201004 60
Cynthia Rahmawati A. 80
Tuntas
6 P 111201005 60
Dita Nurul Aini 80
Tuntas
7 P 111201006 60
Febi Amada Putri 80
Tuntas
8 L 111201007 60
Gilang Afrijal 90
Tuntas
9 P 111201008 60
Ika Amelia Novianti 70
Tuntas
10 L 111201009 60
Jujan 70
Tuntas
11 P 111201058 60
Kirana Aurana Gibran 90
Tuntas
12 L 111201010 60
Logam Sukma P.D. 90
Tuntas
13 P 111201011 60
Lutpiani Ekawati 80
Tuntas
14 L 111201012 60
M Adam Manda Putra 100
Tuntas
15 L 111201017 60
M. Rifaldi Septiana Putra 80
Tuntas
16 P 121302044 60
Mia Nur Janah 80
Tuntas
17 L 111201013 60
Moch Rifaldy 100
Tuntas
18 L 111201014 60
Muhamad Faizal A.B.S. 80
Tuntas
19 L 131403034 60
Muhammad Farhan 100
Tuntas
20 P 111201019 60
Nasti Paridah 100
Tuntas
21 P 111201022 60
Neng Siti Rahmawati 90
43
Tuntas
22 P 111201024 60
Novi Yanti 90
Tuntas
23 P 111201023 60
Novia Julianti 100
Tuntas
24 L 111201025 60
Rafli Permana 100
Tuntas
25 P 111201026 60
Regina Fahmawati S. 90
Tuntas
26 L 111201027 60
Reza Maulana Yusuf 90
Tuntas
27 P 111201028 60
Rifa Najwa Salsabila 90
Tuntas
28 P 111201030 60
Riska Rismawati 90
Tuntas
29 P 111201034 60
Rosa Nuraini 100
Tuntas
30 L 111201035 60
Sahid Agil Almunawan 90
Tuntas
31 P 131403033 60
Salwa Mulyati 60
Tuntas
32 L 101101015 60
Sandi Santana Cipta 60
Tuntas
33 P 111201036 60
Saripah Khoerunnisa 80
Tuntas
34 P 111201037 60
Saskia Pauziah 70
Tuntas
35 P 111201038 60
Seni Julfiani 70
Tuntas
36 L 111201039 60
Sidik Nurjabar 70
Tuntas
37 P 111201040 60
Silmi Kaafah 80
Tuntas
38 P 091001038 60
Sri Mulya Rahmawati 100
Tuntas
39 L 131404042 60
Suhandi Ali 100
Tuntas
40 L 111201042 60
Tegar 100
41 P 111201044 60 Tuntas
Tya Padilah 60
42 L 121302043 60 Tuntas
Yayang Sidik 70
Jumlah 3510
Rata-Rata 83,57
Nilai Terendah 60
44
Tabel IV
Tabel Pencapaian Per Siklus
No Nilai Tes Awal Siklus I Siklus II
1 Jumlah Nilai 2100 3040 3510
2 Nilai Rata-Rata 50,00 72,38 83,57
3 Nilai Maksimal 80 100 100
4 Nilai Minimal 30 40 60
5 Prosentasi Tuntas 28,57 76,19 100
6 Prosentasi Belum Tuntas 71,43 23,81 0
VISUALISASI
KEGIATAN PEMBELAJARAN
45
LEMBAR PENGESAHAN
48
Dengan Rahmat Allah SWT, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini telah disahkan
pada tanggal 2 April 2012
Pengawas Kepala
Bina Lokasi, SD BPPI,
KATA PENGANTAR
Peneliti
DAFTAR ISI
i
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR ..................................................................................
i
DAFTAR ISI ................................................................................................
ii
DAFTAR GAMBAR, TABEL, DAN GRAFIK ..........................................
iii
50
A. Simpulan .........................................................................
35
B. Saran ....................................................................................
36
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................
37
LAMPIRAN
iii
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
53
oleh:
SD BPPI
PUSAT PEMBINAAN PENDIDIKAN TK/SD KECAMATAN CIRANJANG
2012
54
Lampiran
Lampiran