Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Guru memegang peranan yang sangat penting dalam penyelenggaraan

pendidikan (proses belajar-mengajar) di sekolah. Terjadi atau tidaknya perubahan di

sekolah sangat tergantung pada guru. Dikenalkan pembaruan apapun, jika guru tidak

berubah, maka tidak akan terjadi perubahan di sekolah tersebut.

Tugas utama guru di antaranya adalah menciptakan suasana atau iklim

belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik

dan bersemangat. Dengan iklim belajar mengajar yang menantang berkompetisi

secara sehat serta memotivasi siswa dalam belajar, akan berdampak positif dalam

pencapaian prestasi hasil belajar yang optimal. Sebaliknya, tanpa hal itu apa pun yang

dilakukan guru tidak akan mendapat respons siswa secara aktif (Usman dan Setiawati,

2000: 120).

Kemampuan profesional keguruan sudah menjadi keharusan yang mesti

dimiliki oleh setiap guru. Salah satu di antaranya adalah kemampuan dalam

menerapkankan dan mengembangkan media pembelajaran ketika melaksanakan

proses belajar-mengajar di kelas. Namun, pada kenyataannya, dari hasil pembinaan

yang dilakukan di ........................, 45 % guru yang belum maksimal dalam

menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran dengan baik. Meskipun ada

juga yang sudah mampu menggunakan dan mengembangkan media pembelajaran,

tetapi masih banyak terdapat kekurangannya. Pada gilirannya, hal ini tentu akan

memberikan pengaruh yang besar terhadap keberhasilan pembelajaran yang dilakukan

guru itu sendiri. Pengaruh itu bisa terjadi, baik pada proses maupun hasil belajar

siswa.

Melihat kondisi pembelajaran yang demikian, khususnya dalam

menerapkan dan pengembangan media pembelajaran, dirasa perlu untuk memberikan

1
pembinaan kepada guru-guru melalui Supervisi Akademik. Melalui Supervisi

Akademik diharapkan dapat meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan dan

mengembangkan media pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa termotivasi untuk

melakukan penelitian tindakan sekolah dengan judul: Meningkatkan Kemampuan

Guru dalam Menerapkan dan Mengembangkan Media Pembelajaran melalui

Supervisi Akademik di ........................................

B. Identifikasi Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut.

1. Masih rendahnya kemampuan guru dalam menerapkan dan mengembangkan

media pembelajaran.

2. Media pembelajaran yang digunakan guru belum maksimal.

3. Pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru cenderung membosankan.

4. Pelaksanaan supervisi akademis oleh kepala sekolah belum optimal.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka pembatasan masalah dalam

penelitian ini adalah difokuskan pada kemampuan guru dalam menerapkan dan

mengembangkan media pembelajaran melalui supervisi akademik.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang telah dipaparkan di

atas, maka masalah pokok dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

”Apakah melalui supervisi akademik dapat meningkatkan kemampuan guru dalam

menerapkan dan mengembangkan media pembelajaran?”

2
E. Pemecahan Masalah

Memperhatikan masalah yang menjadi fokus dalam penelitian ini, yaitu

masalah masih rendahnya kemampuan guru dalam menerapkan dan mengembangkan

media pembelajaran, maka alternatif pemecahannya dilakukan tindakan melalui

supervisi akademik.

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menerapkan dan mengembangkan

media pembelajaran melalui supervisi akademik.

G. Manfaat Penelitian

1. Kepala sekolah dapat mengembangkan diri dalam melaksanakan program supervisi

akademik.

2. Kepala sekolah dapat memiliki peta pencapaian kemampuan guru dalam

menerapkan dan mengembangkan media pembelajaran.

3. Menambah wawasan dan kompetensi Guru yang berkaitan dengan penerapan dan

pengembangan media pembelajaran, serta membiasakan diri dalam mengajar

dengan menerapkan media pembelajaran.

4. Siswa merasa senang mengikuti pembelajaran dengan penerapan media

pembelajaran yang variatif.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran

1. Pengertian Media Pembelajaran

Kata ”media” berasal dari bahasa Latin medium, yang secara harfiah berarti

’perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan kepada penerima pesan’. Dari

pengertian tersebut, kata ”media” dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang

memfasilitasi seseorang untuk belajar.

Dalam dunia pendidikan, media pembelajaran didefinisikan sebagai

komponen yang berfungsi memberikan kemudahan belajar bagi peserta didik melalui

alat/bahan yang dirancang untuk mendorong terjadinya proses belajar-mengajar ke

tingkat yang lebih efektif dan efisien (Syaiful, 1995).

Prinsip pengajaran yang baik adalah jika proses belajar mampu

mengembangkan konsep generalisasi, dan bahan abstak dapat menjadi hal yang jelas

dan nyata. Sumber belajar yang digunakan pengajar dan anak adalah buku-buku dan

sumber informasi, tetapi akan menjadi lebih nyata dan efektif jika pengajar menyertai

dengan berbagai media pengajaran yang dapat membantu menjelaskan bahan lebih

realistik (Hartono, dalam Depdiknas, 1996:3). Dengan demikian, salah satu tugas guru

yang tidak kalah pentingnya adalah mencari dan menentukan media pembelajaran.

Lebih lanjut dijelaskan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu

yang dapat mempermudah proses penerimaan materi pelajaran yang disampaikan

pendidik dan sudah barang tentu akan mempermudah pencapaian keberhasilan tujuan

pembelajaran. Hal ini dikarenakan peserta didik akan lebih termotivasi dalam

mempelajarai materi bahasan.

Jika dilihat dari indera (sensori), media pembelajaran dapat dikelompokkan

atas 4 bagian, yaitu (1) media yang dapat didengar (audio): (2) media yang dapat

4
dilihat (visual); (3) media yang dapat dilihat dan didengar (audio visual): dan (4)

media yang dapat disentuh (touch). Menurut Supriyadi (1999), jenis media tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut.

JENIS MEDIA CONTOH MEDIA


Audio (suara/bunyi) Suara guru, Laboratorium bahasa, tape,

siaran radio
Visual (pandang) Papan tulis, gambar, photo, model/bagan,

charts, hand-out, buku teks, film slide,

transparansi, dsb.
Audio-Visual (pandang dengar) Televisi, Video, film/Bioskop
Touch (sentuh) Contoh kain (tekstil)

2. Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Sudjana (dalam Syaiful, 1991:153), merumuskan fungsi media

pembelajaran sebagai berikut.

1. Sebagai alat bantu untuk mewujudkan situasi belajar-mengajar yang efektif.

2. Salah satu komponen yang harus dikembangkan dalam proses belajar-mengajar.

3. Sebagai komponen yang melengkapi proses belajar-mengajar supaya lebih

menarik perhatian siswa.

4. Dapat mempercepat proses belajar-mengajar dan membantu siswa dalam

menangkap materi yang diberikan guru.

5. Untuk mempertinggi mutu pembelajaran yang dilaksanakan.

Selain itu, media pembelajaran atau yang juga sering disebut sebagai alat

peraga, digunakan dalam proses belajar-mengajar dengan alasan:

1. Siswa akan merasa lebih senang dalam mengikuti pelajaran yang diberikan.

2. Pelajaran yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk nyata, sehingga mudah

dipahami siswa.

3. Membantu daya tarik materi pelajaran yang diberikan.

4. Siswa lebih senang dan aktif dalam mengikuti pelajaran yang disajikan guru.

5
5. Membantu memudahkan siswa dalam memahami pelajaran yang disampaikan.

B. Supervisi Akademik

1. Konsep Supervisi Akademik

Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru

mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan pembelajaran (Daresh, 1989, Glickman, et al; 2007). Supervisi akademik tidak

terlepas dari penilaian kinerja guru dalam mengelola pembelajaran. Sergiovanni

(1987) menegaskan bahwa refleksi praktis penilaian kinerja guru dalam supervisi

akademik adalah melihat kondisi nyata kinerja guru untuk menjawab pertanyaan-

pertanyaan, misalnya apa yang sebenarnya terjadi di dalam kelas?, apa yang

sebenarnya dilakukan oleh guru dan siswa di dalam kelas?, aktivitas-aktivitas mana

dari keseluruhan aktivitas di dalam kelas itu yang bermakna bagi guru dan murid?,

apa yang telah dilakukan oleh guru dalam mencapai tujuan akademik?, apa kelebihan

dan kekurangan guru dan bagaimana cara mengembangkannya?. Berdasarkan

jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan ini akan diperoleh informasi mengenai

kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Namun satu hal yang perlu

ditegaskan di sini, bahwa setelah melakukan penilaian kinerja berarti selesailah

pelaksanaan supervisi akademik, melainkan harus dilanjutkan dengan tindak lanjutnya

berupa pembuatan program supervisi akademik dan melaksanakannya dengan sebaik-

baiknya.

2. Tujuan dan fungsi supervisi akademik

Tujuan supervisi akademik adalah:

a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,

b. mengembangkan kurikulum,

6
c. mengembangkan kelompok kerja guru, dan membimbing penelitian tindakan

kelas (PTK) (Glickman, et al; 2007, Sergiovanni, 1987).

Gambar tiga tujuan supervisi akademik sebagaimana dapat dilihat pada

gambar di bawah ini.

Pengembangan
Profesionalisme

TIGA TUJUAN
SUPERVISI

Penumbuhan Pengawasan
Motivasi kualitas

Supervisi akademik merupakan salah satu (fungsi mendasar (essential

function) dalam keseluruhan program sekolah (Weingartner, 1973; Alfonso dkk.,

1981; dan Glickman, et al; 2007). Hasil supervisi akademik berfungsi sebagai sumber

informasi bagi pengembangan profesionalisme guru.

3. Prinsip-prinsip supervisi akademik

a. Praktis, artinya mudah dikerjakan sesuai kondisi sekolah.

b. Sistematis, artinya dikembangan sesuai perencanaan program supervisi yang

matang dan tujuan pembelajaran.

c. Objektif, artinya masukan sesuai aspek-aspek instrumen.

d. Realistis, artinya berdasarkan kenyataan sebenarnya.

e. Antisipatif, artinya mampu menghadapi masalah-masalah yang mungkin akan

terjadi.

7
f. Konstruktif, artinya mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam

mengembangkan proses pembelajaran.

g. Kooperatif, artinya ada kerja sama yang baik antara supervisor dan guru dalam

mengembangkan pembelajaran.

h. Kekeluargaan, artinya mempertimbangkan saling asah, asih, dan asuh dalam

mengembangkan pembelajaran.

i. Demokratis, artinya supervisor tidak boleh mendominasi pelaksanaan supervisi

akademik.

j. Aktif, artinya guru dan supervisor harus aktif berpartisipasi.

k. Humanis, artinya mampu menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis,

terbuka, jujur, ajeg, sabar, antusias, dan penuh humor

l. Berkesinambungan (supervisi akademik dilakukan secara teratur dan

berkelanjutan oleh Kepala sekolah).

m. Terpadu, artinya menyatu dengan dengan program pendidikan.

n. Komprehensif, artinya memenuhi ketiga tujuan supervisi akademik di atas

(Dodd, 1972).

4. Dimensi-dimensi subtansi supervisi akademik

a. Kompetensi kepribadian.

b. Kompetensi pedagogik.

c. Kompotensi profesional.

d. Kompetensi sosial.

5. Konsep perencanaan program supervisi akademik

Perencanaan program supervisi akademik adalah penyusunan dokumen

perencanaan pemantauan serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

8
6. Manfaat perencanaan program supervisi akademik

Manfaat perencanaan program supervisi akademik adalah sebagai

berikut :

a. sebagai pedoman pelaksanaan dan pengawasan akademik,

b. untuk menyamakan persepsi seluruh warga sekolah tentang program supervisi

akademik, dan

c. penjamin penghematan serta keefektifan penggunaan sumber daya sekolah

(tenaga, waktu dan biaya).

7. Prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik

Prinsip-prinsip perencanaan program supervisi akademik adalah:

a. obyektif (data apa adanya),

b. bertanggung jawab,

c. berkelanjutan,

d. didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan, dan

e. didasarkan pada kebutuhan dan kondisi sekolah/madrasah.

8. Ruang lingkup supervisi akademik

Ruang lingkup supervisi akademik meliputi:

a. Pelaksanaan KTSP

b. Persiapan, pelaksanaan dan penilaian pembelajaran oleh guru.

c. Pencapaian standar kompetensi lulusan, standar proses, standar Isi, dan peraturan

pelaksanaannya.

d. Peningkatan mutu pembelajaran melalui pengembangan sebagai berikut:

1) model kegiatan pembelajaran yang mengacu pada Standar Proses;

9
1) peran serta peserta didik dalam proses pembelajaran secara aktif, kreatif,

demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas dan dialogis;

2) peserta didik dapat membentuk karakter dan memiliki pola pikir serta

kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang

kreatif dan inovatif, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan,

dan memprediksi;

3) keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses belajar yang dilakukan

secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep,

tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru.

4) bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk

setiap mata pelajaran yang diampunya agar siswa mampu:

a) meningkat rasa ingin tahunya;

b) mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan

pendidikan;

c) memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari

sumber informasi;

d) mengolah informasi menjadi pengetahuan;

e) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;

f) mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan

g) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang

wajar.

Supervisi akademik juga mencakup buku kurikulum, kegiatan belajar

mengajar dan pelaksanaan bimbingan dan konseling. Supervisi akademik tidak kalah

pentingnya dibanding dengan supervisi administratif. Sasaran utama supervisi

edukatif adalah proses belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan mutu proses dan

mutu hasil pembelajaran. Variabel yang mempengaruhi proses pembelajaran antara

10
lain guru, siswa, kurikulum, alat dan buku pelajaran serta kondisi lingkungan dan

fisik. Oleh sebab itu, fokus utama supervisi edukatif adalah usaha-usaha yang sifatnya

memberikan kesempatan kepada guru untuk berkembang secara profesional sehingga

mampu melaksanakan tugas pokoknya, yaitu: memperbaiki dan meningkatkan proses

dan hasil pembelajaran.

Sasaran utama supervisi akademik adalah kemampuan-kemampuan guru

dalam merencanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran,

menilai hasil pembelajaran, memanfaatkan hasil penilaian untuk peningkatan layanan

pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, memanfaatkan

sumber belajar yang tersedia, dan mengembangkan interaksi pembelajaran (strategi,

metode, teknik) yang tepat. Supervisi edukatif juga harus didukung oleh instrumen-

instrumen yang sesuai.

9. Instrumen-instrumen supervisi akademik

Seorang pengawas sekolah atau kepala sekolah yang akan melaksanakan

kegiatan supervisi harus menyiapkan perlengkapan supervisi, instrumen, sesuai

dengan tujuan, sasaran, objek metode, teknik dan pendekatan yang direncanakan, dan

instrumen yang sesuai, berupa format-format supervisI.

10. Model-model supervisi akademik

Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam,

yaitu: supervisi umum dan supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk

seluruh kegiatan teknis administrasi sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih

diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran. Berikut ini akan dibahas lebih

mendalam mengenai supervisi akademik.

a. Model supervisi tradisional

1) Observasi Langsung

11
Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru

yang sedang mengajar melalui prosedur: pra-observasi dan post-observasi.

a) Pra-Observasi

Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan wawancara

serta diskusi dengan guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara

tersebut mencakup kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media

pengajaran, evaluasi dan analisis.

b) Observasi

Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan

guru dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan

observasi kelas. Observasi kelas meliputi pendahuluan (apersepsi),

pengembangan, penerapan dan penutup.

c) Post-Observasi

Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan

wawancara dan diskusi tentang: kesan guru terhadap penampilannya,

identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi ketrampilan-

ketrampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru yang

akan dilakukan.

2) Supervisi akademik dengan cara tidak langsung

a) Tes dadakan

Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui

validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang

diberikan sesuai dengan yang sudah dipelajari peserta didik waktu itu.

b) Diskusi kasus

12
Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi

Proses Pembelajaran (PBM), laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi.

Supervisor dengan guru mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar

permasalahan dan mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.

c) Metode angket

Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan

mencerminkan penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru

dengan siswanya dan sebagainya.

b. Model kontemporer (masa kini)

Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan

klinis, sehingga sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi

akademik dengan pendekatan klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat

kolaboratif. Prosedur supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung,

yaitu: dengan observasi kelas, namun pendekatannya berbeda.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan sekolah ini bertempat di ..............................................

B. Waktu dan Lama Waktu Penelitian

13
Penelitian tindakan sekolah ini dilaksanakan pada semester 2 Tahun Pelajaran

2010/2011, pada bulan Januari-Juni 2011 (kurang lebih 6 bulan).

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan sekolah ini adalah guru kelas IV (1 orang), guru

kelas V (1 orang), dan guru kelas VI (1 orang). Jumlah siswa kelas IV sebanyak 30

orang, jumlah siswa kelas V sebanyak 29 orang, dan jumlah siswa kelas VI sebanyak

27 orang.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas (X) : supervisi akademik

2. Variabel terikat (Y) : kemampuan guru dalam menerapkan dan mengembangkan

media pembelajaran.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu

data-data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti melalui pengamatan atau

penilaian dari hasil proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru.

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik

observasi dan penilaian pelaksanaan proses pembelajaran. Untuk kemampuan guru

dalam menerapkan dan mengembangkan media pembelajaran dilakukan dengan

instrumen observasi.

F. Teknik Pembahasan

Pembahasan dalam penelitian ini adalah dengan teknik pembahasan deskriptif,

yaitu menggambarkan suatu gejala atau kejadian dengan berdasarkan pada data-data

dan fakta-fakta yang dikumpulkan dan dianalisis sesuai keperluan penelitian.

14
G. Rancangan Tindakan

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan. Tindakan dalam

penelitian ini dirancang dalam 2 siklus. Masing-masing siklus terdiri atas 4 tahapan,

yaitu: (1) perencanaan; (2) pelaksanaan tindakan; (3) pengamatan; dan (5) refleksi.

Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah penelitian tindakan ini dapat

digambarkan sebagai berikut.

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Langkah-langkah PTS (Direktorat Tendik, 2008)

15
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan Waktu


1 Membuat Proposal 1 s.d. 16 Januarir 2011
2 Merevisi Proposal 17 s.d. 28 Januari 2011
3 Melaksanakan PTS 1 Feb s.d. 14 April 2011

4 Membuat Laporan 15 April s.d. 19 Mei 2011

5 Menyerahkan Hasil PTS 20 s.d. 23 Juni 2011

I. Rencana Anggaran
RENCANA ANGGARAN
PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN SEKOLAH
TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Sumber Dana : Blockgrand LPMP Provinsi Kalimantan Selatan


Sebesar Rp. 4.500.000,- (Empat Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

NO URAIAN KEGIATAN JUMLAH DANA JADWAL

Pembelian Bahan Referensi / Daftar Rp 500.000,- Januari 2011


1 Pustaka dan Proposal PTK
Pembelian Alat Tulis (ATK) Rp 500.000,- Pebruari 2011
2 Dan Flasdish/CD
Pembimbingan Penelitian Tindakan Rp 1.500.000,- Selama
3 Kelas Penelitian
Tranportasi Ke Pembimbing Rp 250.000,- Disesuaikan
4 (Mengadakan Konsultasi PTK)
Pelaksanaan Tindakan Rp 1.000.000,- Maret – Mei
5 2011
Penjilidan dan Pelaporan Rp 750.000,- Mei 2011
6

Jumlah Total : Rp 4.500.000,-

16
H. Daftar Pustaka

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan bekerjasama dengan Rineka Cipta.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2010. Peningkatan Mutu Pendidik dan

Kependidikan. Jakarta: Ditjen PMPTK Kementerian Pendidikan Nasional.

Direktorat Tenaga Kependidikan. 2010. Supervisi Akademik. Jakarta: Ditjen PMPTK

Kementerian Pendidikan Nasional.

Winkel,W.S. 1991. Psikologi Pengajaran. Jakarta: Bina Aksara.

17
Lampiran 1:

Lembar Observasi Administrasi Pembelajaran

No Aspek yang diamati 1 2 3 4 5 Keterangan


A. Perencanaan Proses
Pembelajaran
Identitas mata pelajaran atau
1.
tema pelajaran
2. Standar kompetensi
3. Kompetensi dasar
4. Materi pembelajaran
5. Kegiatan pembelajaran
6. Indikator pencapaian
kompetensi
7. Penilaian
8. Alokasi waktu
9. Sumber belajar
B. Penyusunan RPP
10. Identitas mata pelajaran
11. Standar kompetensi
12. Kompetensi Dasar
Indikator pencapaian
13. kompetensi
14. Tujuan Pembelajaran
15. Materi Ajar
16. Alokasi Waktu
17. Metode Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
a) Pendahuluan
18.
b) Inti
c) Penutup
19. Penilaian Hasil Belajar
20. Sumber Belajar
C. Pelaksanaan Proses
Pembelajaran
Persyaratan pelaksanaan
21.
proses pembelajaran
22. Pelaksanaan Pembelajaran
23. D. Penilaian Hasil Belajar
E. Pengawasan Proses
24.
Pembelajaran

1. Tidak ada (0-25) ……………., …………………


2. Kurang baik (26-50) Kepala Sekolah ,
3. Cukup (51-75)
4. Baik (76-100) ………………………………..
5. Sangat baik (101-125) NIP

18
Lampiran 2:
INSTRUMEN SUPERVISI KUNJUNGAN KELAS

1. Nama Guru : ……………………………..


2. Sekolah : ……………………………..
3. Kelas, Semester : ……………………………..
4. Identitas Mata pelajaran : ……………………………..
5. Standar Kompetensi : ……………………………..
6. Kompetensi Dasar :……………………………..
7. Hari tanggal : ……………………………..

KRITERIA NILAI
No URAIAN KEGIATAN
1 2 3 4
1. Menjelaskan tujuan dan kompetensi dasar
Menyampaikan cakupan materi dan uraian kegiatan sesuai
2.
dengan silabus
3. Menjelaskan isi kegiatan kepada siswa/langkah kegiatan
4. Menggunakan ekspresi dalam berkomunikasi dengan siswa
Menggunakan respon siswa dalam menyelenggarakan
5.
kegiatan
Menggunakan media dan alat pembelajaran yang sesuai
6.
dengan tujuan
7. Menyelenggarakan kegiatan dengan urutan yang logis
Menggunakan berbagai metode dalam menjelaskan isi
8.
kegiatan
Membimbing siswa dalam mengikuti kegiatan secara
9.
individual maupun kelompok
Memberikan banyak kesempatan kepada siswa untuk
10.
berpartisipasi dalam kegiatan yang dilaksanakan
11. Memberikan penguatan kepada siswa
12. Melaksanakan penilaian selama kegiatan berlangsung
13. Menutup kegiatan dengan tepat
14. Memberikan tugas/PR
Jumlah NILAI RIIL = ……………………….
Jumlah NILAI IDEAL = 56 KLASIFIKASI
Nilai PERSENTASI = …………………….. % ……………….

A : Baik Sekali : 76% - 100% SARAN PEMBINAAN :


B : Baik : 56% - 75% …………………………………………..
C : Cukup : 26% - 55% Mengajar supaya membawa alat peraga
……………………………………….……..
D : Kurang : 0% - 25% ………………………………………………
……………..,…………………
Kepala Sekolah, Guru Mata Pelajaran,

………………………………..
………………………………….. NIP
NIP

19
Lampiran 3:
Rekapitulasi Hasil Supervisi
Nilai
No. Nama Keterangan
Administrasi PBM Rata-rata

……………........., ………………..
Kepala Sekolah,

……………………………………
NIP
Rentang penilaian:

91-100 = A
75-90 = B
55-74 = C
<55 =K

20
Lampiran 4:
Jadwal Supervisi Kunjungan Kelas
No. Hari/Tgl Nama Mata Kelas Jam Pelaksanaan Keterangan
Guru Pelajaran ke Supervisi

…………….........,…………………..
Kepala Sekolah,

……………………………………
NIP

21

Anda mungkin juga menyukai