Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM


STANDAR PROSES PENDIDIKAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran


Dosen Pengampuh : Ibu Yuliani Sepe Wangge, S.S.,M.Pd

DISUSUN OLEH :

1. ALISA YUNIANTI INA GEKAY (2020270235)


2. MARIA DOLOROSA COSTA (2020270666)
3. MARIA PAULINA INA DUA (2020270681)
4. ANGELINA NITA (2020270651)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS FLORES

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam dunia pendidikan, metode atau strategi diartikan sebagai perencanaan yang
berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar di kelas sebagai upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
Secara umum strategi dapat diartikan sebagai suatu garis-garis besar haluan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan
belajar mengajar, strategi juga bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru
dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan
yang telah digariskan.
Supaya kegiatan belajar mengajar lebih efisien dan menyenangkan, maka pada saat
sekarang ini telah diperkenalkan berbagai model, strategi atau metode serta media
pembelajaran yang bisa diberikan pada peserta didik.
Melalui latar belakang inilah, saya mencoba memaparkan lebih lanjut tentang metode
dan media pembelajaran dalam standar proses pendidikan.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja bentuk metode yang bisa digunakan pada saat mengajar?
2. Bagaimana kelemahan dan kelebihan setiap metode pembelajaran yang dipakai?
3. Bagaimana tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam setiap metode yang akan
dipakai?
4. Jelaskan mengapa media pembelajaran itu sangat penting dalam proses
pembelajaran!

C. TUJUAN
Agar kita dapat lebih memahami materi tentang metode dan media pembelajaran ini
secara lebih jelas dengan membaca makalah serta bahan bacaan dari berbagai
referensi yang terangkum dalam makalah ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN


Ada beberapa metode pembelajaran yang bisa digunakan untuk
mengimplementasikan strategi pembelajaran.
1. Ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan
secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode ceramah
merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau
instruktur. Hal ini selain disebabkan oleh beberapa pertimbangan tertentu, juga ada
faktor kebiasaan baik dari guru ataupun siswa. Guru biasanya sebelum merasa puas
manakalah dalam proses pengelolaan pembelajaran tidak melakukan ceramah.
Demikian juga dengan siswa, mereka ada belajar manakalah ada guru yang
memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga ada guru yang berceramah
berarti ada proses belajar dan tidak ada guru berarti tidak ada belajar. Metode ceramah
merupakan cara yang digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran
ekspositori.

B. KELEBIHAN DAN KELEMAHAN METODE CERAMAH


Kelebihan metode ini adalah:
1. Ceramah merupakan metode yang murah dan mudah untuk dilakukan. Murah
dalam hal ini dimaksudkan proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan
yang lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atau peragaan,
memang ceramah hanya mengandalkan suara guru, dengan demikian tidak terlalu
memerlukan persiapanm yang rumit.
2. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran
yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam
waktu yang singkat.
3. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
4. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena sepenuhnya
kelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
5. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih
sederhana. Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak
memerlukan persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat
duduk untuk mendengarkan guru, maka ceramah sudah sudah dapat dilakukan.
kekurangan metode ceramah, diantaranya:
1. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa
yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan. Sebab
apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai
siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
2. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme. Verbalisme adalah: “penyakit” karena itu, dalam proses penyajiannya
guru hanya mengandalkan auditifnya. Sedangkan, disadari bahwa setiap siswa
memiliki kemampuan yang tidak sama, termasuk dalam ketajaman menangkap materi
pembelajaran melalui pendengarannya.
3. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik
siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti
jalannya proses pembelajaran, pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa
mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
4. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesepakatan
untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin
seluruhnya sudah paham.
5. Langkah-langkah menggunakan metode ceramah.

C. TAHAPAN METODE CERAMAH


Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik
pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.
1. Tahap Persiapan
1. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh sebab itu merumuskan tujuan
yang jelas merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan guru. Apa yang harus
dikuasai siswa setelah proses pembelajaran dengan cerama berakhir.
2. Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
Keberhasilan suatu ceramah sangat tergantung kepada tingkat penguasaan guru
tentang materi yang akan diceramahkan. Oleh karena itu, guru harus mempersiapkan
pokok-pokok materi yang harus disampaikan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
dipersiapkan ilustrasi-ilustrasi yang relevan untuk memperjelas informasi yang akan
disampaikan.
3. Mempersiapkan alat bantu.
Alat bantu sangat diperlukan untuk menghindari kesalahan persepsi dari siswa. Alat
bantu tersebut misalnya dengan mempersiapkan transparansi atau media grafis
lainnya untuk peningkatkan kualitas ceramah.

2. Tahap Pelaksanaan
1. Langkah pembukaan.
Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan.
Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukan oleh langklah ini. Beberapa hal
yang harus diperhatikan dalam langkah pembukaan ini adalah yakin bahwa siswa
memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, guru perlu mengemukakan
terlebih dahulu tujuan yang harus dicapai oleh siswa. Melakukan langkah apersepsi,
yaituh langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan materi pelajaran
yang akan disampaikan. Guna langkah apersepsi dalam langkah pembukuan ini
adalah untuk mempersiapkan secara mental agar siswa mampu dan dapat menerima
materi pembelajaran. Langkah apersepsi ini pada dasarnya langkah untuk
menciptakan kondisi agar materi pelajaran itu mudah masuk dan menempel di otak.
2. Langkah penyajian.
Tahap penyajian adalah tahap penyampain materi pembelajaran dengan cara berturut.
Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus
menjaga perhatian siswa agar tetap terarah pada materi pembelajaran yang sedang
disampaikan.
Untuk menjaga perhatian ini ada beberapa hal yang dapat dilakukan:
* menjaga kontak mata secara terus-menerus dengan siswa. Kontak mata adalah suatu
isyarat dari guru agar siswa mau memperhatikan. Selain itu, kontak mata juga dapat
juga berarti sebuah penghargaan diri guru kepada siswa. Siswa yang selalu
mendapatkan pandangan dari guru akan merasa dihargai dan diperhatikan. Usahakan
walaupun guru harus menulis di papan tulis kontak mata tetap diperhatikan dengan
tak berlama-lama menghadap papan tulis atau membuat catatan yang panjang di
papan tulis.
* gunakan bahasa yang komunikatif dan mudah dicerna oleh siswa. Oleh sebab itu,
sebaiknya guru tidak menggunakan istilah-istilah yang kurang populer. Selain itu,
jaga intonasi suara agar seluruh siswa dapat mendengarnya dengan baik.
* sajikan materi pembelajaran secara sistematis, tidak meloncat-loncat agar mudah
ditangkap oleh siswa.
* tampilah respons siswa dengan segera. Artinya, sekecil apapun respons siswa harus
kita tanggapi. Apabila siswa memberika respons yang tepat, segeralah kita beri
penguatan dengan memberikan semacam pujian yang membanggakan hati.
Sedangkan, seandainya siswa memberikan respons yang kurang tepat, segeralah
tunjukkan bahwa respons siswa perlu perbaikan dengan tidak menyinggung perasaan
siswa.
* jagalah agar kelas tetap kondusif dan menggairahkan untuk belajar. Kelas yang
kondusif memungkinkan siswa tetap bersemangat dan penuh motivasi untuk belajar.
Cara yang dapat digunakan untuk menjaga agar kelas tetap kondusif adalah dengan
cara guru menunjukkan sikap yang bersahabat dan akrab, penuh gairah
menyampaikan materi pembelajaran, serta sekali-sekali memberikan humor-humor
yang segar dan menyenangkan.

3. Langkah mengakhiri atau penutup ceramah.


Ceramah harus ditutup agar materi pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa
tidak terbang kembali. Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa
tetap mengingat materi pembelajaran.
Hal-hal yang dapat dilakukan untuk keperluan tersebut diantaranya:
* membimbing siswa untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran
yang baru saja disampaikan.
* merangsang siswa untuk dapat menanggapi atau memberi semacam ulasan tentang
materi pembelajaran yang telah disampaikan.
* melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan siswa menguasai materi
pembelajaran yang baru saja disampaikan.

D. PENTINGNYA MEDIA PEMBELAJARAN


Mengajar data dipandang sebagai usaha yang dilakukan guru agar siswa belajar.
Sedangkan, yang dimaksud dengan belajar itu sendiri adalah proses perubahan
tingkah laku melalui pengalaman. Pengalaman itu dapat berupa pengalaman langsung
dan pengalaman tidak langsung. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang
diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi yang sebenarnya.
Contohnya, agar siswa belajar bagaimana mengoperasikan komputer, maka guru
menyediakan komputer untuk digunakan oleh siswa, agar siswa memiliki
keterampilan mengendarai kendaraan, maka secara langsung guru membimbing siswa
menggunakan kendaraan yang sebenarnya, demikian juga memberikan pengalaman
bermain gitar, mengetik, menjahit, dan lain sebagainya, atau mungkin juga
pengalaman langsung untuk mepelajari objek atau bahan yang pengalaman langsung
untuk mempelajari objek atau bahan yang dipelajari, contohnya pengalaman langsung
melihat dan mempelajari candi borobudur, pengalaman langsung melihat kerbau di
sawah, dilandasan, atau pengalaman langsung mempelajari benda-benda elektronik,
dan lain sebagainya.
Pengalaman lanmgsung semacam itu tentu saja merupakan proses belajar yang sangat
bermanfaat, sebab dengan mengalami secara langsung kemungkinan kesalahan
persepsi akan dapat dihindari. Namun demikian, pada kenyataannya tidak semua
bahan pelajaran dapat disajikan secara langsung. Untuk mempelajari bagaimana
kehidupan makhluk hidup di dasar lautan, atau membelah dada manusia hanya untuk
mempelajari cara kerja organ tubuh manusia, seperti cara kerja jantung ketika
memompakan darah.
Untuk memberikan pengalaman belajar semacam itu, guru memerlukan alat bantu
seperti film atau foto-foto. Demikian juga untuk mempunyai keterampilan membedah
atau melakukan operasi pada manusia, pertama kali tidak perlu melakukan
pembedahan langsung, akan tetapi dapat menggunakan benda semacam boneka yang
mirip dengan manusia.
Pengalaman belajar tersebut antara lain:
1. Pengalaman langsung merupakan pengalaman yang diperoleh siswa sebagai hasil
dari aktivtas sendiri. Siswa berhubungan langsung dengan objek yang hendak
dipelajari tanpa menggunakan perantara. Karena pengalaman langsung inilah maka
ada kecenderungan hasil yang diperoleh siswa menjadi konkret sehingga akan
memiliki ketetapan yang tinggi.
2. Pengalaman tiruan adalah pengalaman yang diperoleh melalui benda atau kejadian
yang dimanipulasi agar mendekati keadaan yang sebenarnya. Pengalaman tiruan
sudah bukan pengalaman langsung lagi seba objek yang dipelajari bukan yang asli
atau yang sesungguhnya, melainkan benda tiruan yang menyerupai benda alinya.
Mempelajari objek tiruan sangat besar manfaatnya terutama untuk menghindari
terjadinya verbalisme.
3. Pengalaman melalui drama, yaitu pengalaman yang diperoleh dari kondisi dan
situasi yang diciptakan melalui drama (peragaan) dengan menggunakan skenario yang
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Metode pembelajaran merupakan suatu rencana tindakan (rangkaian kegiatan) yang
termasuk juga penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau
kekuatan dalam pembelajaran. Ini berarti bahwa di dalam penyusunan suatu strategi
baru sampai pada proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.
Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu, artinya disini bahwa arah dari semua
keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, sehingga penyusunan
langkah-langkah pembelajaran, pemanfaatan berbagai fasilitas dan sumber belajar
semuanya diarahakan dalam upaya pencapaian tujuan. Namun sebelumnya perlu
dirumuskan suatu tujuan yang jelas yang dapat diukur keberhasilannya.
Berdasarkan uraian diatas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara
profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memiliki keterampilan yang
memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif
dan menyenangkan, dengan adanya metode dan media pembelajaran, sebagaimana
diisyaratkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai