Anda di halaman 1dari 72

METODE CERAMAH

A. Pengertian

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui


penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. Metode
ceramah merupakan metode yang sampai saat ini sering digunakan oleh setiap guru atau
instruktur. Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak
digunakan dalam proses belajar mengajar.

Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran


kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan. Penggunaan metode ini
sifatnya sangat praktis dan efisien bagi pemberian pengajaran yang bahannya banyak dan
mempunyai banyak peserta didik. Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling
tradisional dan telah lama dijalankan dalam sejarah pendidikan, oleh karena itu metode
ini boleh dikatakan sebagai metode pengajaran tradisional karena sejak dulu metode ini
digunakan sebagai alat komunikasi guru dalam menyampaikan materi pelajaran.

Metode ceramah yang dianggap sebagai penyebab utama dari rendahnya minat
belajar siswa terhadap pelajaran memang patut dibenarkan, tetapi juga anggapan itu
sepenuhnya kurang tepat karena setiap metode atau model pembelajaran baik metode
pembelajaran klasik termasuk metode ceramahmaupun metode pembelajaran modern
sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, yang saling
melengkapi satu sama lain. Anggapan-anggapan negatif tentang metode ceramah sudah
seharusnya patut diluruskan, baik dari segi pemahaman artikulasi oleh guru maupun
penerapannya dalam proses belajar mengajar disekolah. Ceramah adalah sebuah bentuk
interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru kepada peserta didik, dalam
pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya, guru dapat menggunakan alat-alat
bantu media pembelajaran seperti gambar dan audio visual lainnya.

1
B. Prinsip-Prinsip Metode Ceramah
a. Berorientasi pada Tujuan
Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam strategi
pembelajaran Ceramah melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Justru tujuan itulah yang harus
menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan strategi ini. Karena itu sebelum
strategi ini diterapkan terlebih dahulu guru harus merumuskan tujuan pembelajaran
secara jelas dan terukur. Seperti kriteria pada umumnya, tujuan pembelajaran harus
dirumuskan dalam bentuk tingkah laku yang dapat diukur atau berorientasi pada
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa.
Hal ini sangat penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik
memungkinkan kita bisa mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
Memang benar, strategi pembelajaran Ceramah tidak mungkin dapat mengejar
tujuan kemampuan berpikir tingkat tinggi, misalnya kemampuan untuk menganalisis,
mensintesis sesuatu, atau mungkin mengevaluasi sesuatu, namun tidak berarti tujuan
kemampuan berpikir taraf rendah tidak perlu dirumuskan. Justru tujuan itulah yang
harus dijadikan ukuran dalam menggunakan strategi Ceramah (Suprihadi Saputro,
2004: 89).
b. Prinsip Komunikasi
Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang
menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada
seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan
dalam hal ini adalah materi pelajaran yang diorganisir dan disusun sesuai dengan
tujuan tertentu yaang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai
sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.
Bagaimanapun sederhananya, selalu terjadi urutan pemindahan pesan
(informasi) dari sumber pesan ke penerima pesan. Sistem komunikasi dikatakan
efektif manakala pesan itu dapat mudah ditangkap oleh penerima pesan secara utuh.
Sebaliknya, sistem komunikasi dikatakan tidak efektif, manakala penerima pesan
tidak dapat menangkap setiap pesan yang disampaikan. Kesulitan menangkap pesan

2
itu dapat terjadi oleh berbagai gangguan (noise) yang dapat menghambat kelancaran
proses komunikasi. Akibat gangguan (noise) tersebut memungkinkan penerima pesan
(siswa) tidak memahami atau tidak dapat menerima sama sekali pesan yang ingin
disampaikan. Sebagai suatu strategi pembelajaran yang menekankan pada proses
penyampaian, maka prinsip komunikasi merupakan prinsip yang sangat penting
untuk diperhatikan. Artinya, bagaimana upaya yang bisa dilakukan agar setiap guru
dapat menghilangkan setiap gangguan (noise) yang bisa mengganggu proses
komunikasi (Suprihadi Saputro, 2004: 90).
c. Prinsip Kesiapan
Siswa dapat menerima informasi sebagai stimulus yang kita berikan, terlebih
dahulu, kita harus memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun
psikis untuk menerima pelajaran. Jangan mulai kita sajikan mata pelajaran, manakala
siswa belum siap untuk menerimanya (Suprihadi Saputro, 2004: 90).
Dalam hal ini, ada beberapa cara dan strategi guru sehingga siswa siap menerima
pelajaran. Pertama kita ciptakan suasana belajar yang nyaman sehingga siswa tidak
merasa tertekan dan merasa diwajibkan untuk menghadapi pelajaran; kedua, dalam
memberikan apersepsi, guru menyiapkan materi apersipsi yang menarik dan kontekstual
sesuai dengan keadaan lingkungan sekitar siswa; ketiga, guru meminta siswa untuk
terlebih dahulu mempersiapkan materi yang akan diajarkan dalam bentuk tugas mandiri
yang dapat dikerjakan siswa di rumah dengan mencari informasi dari lingkungan sekitar.
d. Prinsip Berkelanjutan
Proses pembelajaran Ceramah harus dapat mendorong siswa untuk mau
mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada
saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ceramah yang berhasil adalah
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium), sehingga mendorong mereka untuk mencari dan
menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri. Keberhasilan
penggunaan strategi Ceramah sangat tergantung pada kemampuan guru untuk bertutur
atau menyampaikan materi pelajaran (Suprihadi Saputro, 2004: 90).
C. Langkah-Langkah Menggunakan Metode Ceramah

3
Agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan, baik
pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan :

a. Tahap Persiapan
Pada tahap ini yang harus dilakukan adalah :
1) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.
2) Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan.
3) Mempersiapkan alat bantu.

b. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini ada tiga langkah yang harus dilakukan:

1) Langkah Pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang


menentukan. Keberhasilan pelaksanaan ceramah sangat ditentukanoleh langkah ini.

2) Langkah Penyajian

Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan


cara bertutur. Agar ceramah berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru
harus menjaga perhatian siswa agar tetap terarahpada materi pembelajaran yang
sedan g disampaikan.

3) Langkah Mengakhiri atau Menutup Ceramah

Ceramah harus ditutup dengan ringkasan pokok-pokok matar agar materi


pelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai siswa tidak terbang kembali.
Ciptakanlah kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswatetap mengingat
materi pembelajaran. Perlu diperhatikan, bahwa ceramahakan berhasil baik, bila
didukung oleh metode-metode lainnya, misalnya tanya jawab,tugas, latihan dan
lain-lain. Metode ceramah itu wajar dilakukan bila: (a) ingin mengajarkan topik

4
baru, (b) tidak ada sumber bahan pelajaran pada siswa, (c) menghadapi sejumlah
siswa yang cukup banyak.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah

a. Kelebihan metode ceramah

Metode ceramah ini digunakan karena pertimbangan:

1. Anak benar-benar memerlukan penjelasan, misalnya

karena baru atau guna menghindari kesalah pahaman.

2. Benar-benar tidak ada sumber bahan pelajaran bagi para

peserta didik.

3. Menghadapi peserta didik yang banyak jumlahnya dan

bila menggunakan metode lain sukar untuk diterapkan.

Adapun Kelebihan-kelebihan dari metode ceramah:

1. Praktis dari sisi persiapan

2. Efisien dari sisi waktu dan biaya.

3. Dapat menyampaikan materi yang banyak

4. Mendorong guru untuk menguasai materi

5. Lebih mudah mengontrol kelas

6. Peserta didik tidak perlu persiapan

7. Peserta didik langsung menerima ilmu pengetahuan.


Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan.
Ceramah merupakan metode yang ‘murah’ dan ‘mudah’ untuk dilakukan.

5
a. Murah dalam arti proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatanyang
lengkap, berbeda dengan metode yang lain seperti demonstrasi atauperagaan.
Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan suaraguru, dengan
demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
b. Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran
yang banyak dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknyaoleh guru dalam
waktu yang singkat.
c. Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya,
guru dapat mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perluditekankan sesuai
dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.
d. Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena
sepenuhnyakelas merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
e. Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebihsederhana.
Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam,atau tidak memerlukan
persiapan-persiapan yang rumit. Asal siswa dapatmenempati tempat duduk untuk
mendengarkan guru, maka ceramah sudahdapat dilakukan.

Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa


kelemahan, di antaranya:

Dalam hal ini Roestiyah NK menjelaskan teknik

berceramah mempunyai keunggulan pula seperti yang kita lihat

bahwa guru akan lebih mudah mengawasi ketertiban siswa dalam

mendengarkan pelajaran, disebabkan mereka melakukan kegiatan

yang sama. Bagi guru juga ringan, karena perhatiannya tidak

terbagi-bagi atau terpecah-pecah.5Teknik pengajaran melalui

model ceramah dari dahulu sampai sekarang masih berjalan dan

paling banyak digunakan, namun usaha-usaha peningkatan teknik

pengajaran tersebut tetap berjalan terus, namun ada beberapa hal

6
yang perlu diketahui dalam menggunakan model ceramah yakni

ada kelemahan yang perlu dipaparkan

b. Kelemahan model ceramah

1. Guru lebih aktif sedangkan murid pasif karena perhatian

hanya terpusat pada guru

2. Siswa seakan diharuskan mengikuti segala apa yang

disampaikan oleh guru, meskipun murid ada yang bersifat

kritis karena guru dianggap selalu benar

3. Siswa akan lebih bosan dan merasa mengantuk, karena

dalam metode ini, hanya guru yang aktif dalam proses

belajar mengajar, sedangkan para peserta didik hanya duduk

diam mendengarkan penjalasan yang telah diberikan oleh

guru.

a. Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbataspada apa
yang dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab
apa yang diberikan guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai
siswa pun akan tergantung pada apa yang dikuasai guru.
b. Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya
verbalisme.
c. Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering
dianggap sebagai metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik
siswa ada di dalam kelas, namun secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti
jalannya proses pembelajaran; pikirannya melayang ke mana-mana, atau siswa
mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.

7
d. Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah
mengerti apa yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberikesempatan
untuk bertanya, dan tidak ada seorang pun yang bertanya,semua itu tidak menjamin
siswa seluruhnya sudah paham.

8
METODE DISKUSI

A. Pengertian

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada


suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,
serta untuk membuat suatu keputusan. Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat
mengadu argumentasi. Diskus lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan
keputusan tertentu secara bersama-sama. Selama ini banyak guru yang merasa keberatan
untuk menggunakan metode diskusi dalam proses pembelajaran.

Secara umum, ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses
pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas.
Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara
keseluruhan. Yang mengatur jalannya diskusi adalah guru itu sendiri.

Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa
kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 3-7 orang. Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai
dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok
memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan
setiap kelompok.

B. Prinsip-Prinsip Metode Diskusi

Metode diskusi juga dimaksudkan untuk dapat merangsang siswa dalam belajar
secara kritis dan mengeluarkan pendapatnya secara rasional dan objektif dalam
pemecahan suatu masalah. Prinsip-prinsip yang perlu dipegangi dalam melakukan diskusi
antara lain:
a. Melibatkan siswa secara aktif dalam diskusi yang diadakan.
b. Diperlukan ketertiban dan keteraturan dalam mengemukakan pendapat secara
bergilir dipimpin seorang ketua atau moderator.

9
c. Masalah yang didiskusikan disesuaikan dengan perkembangan dan kemampuan
anak.
d. Guru berusaha mendorong siswanya yang kurang aktif untuk melakukan atau
mengeluarkan pendapatnya.
e. Siswa dibiasakan menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui atau
menentang pendapat.
f. Aturan dan jalannya diskusi hendaknya dijelaskan kepada siswa yang masih
belum mengenal tatacara berdiskusi agar mereka dapat secara lancer
mengikutinya.
Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua persoalan dapat didiskusikan, persoalan
yang layak didiskusikan ialah mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. Menarik minat sisa yang sesuai dengan tarafnya.
b. Mempunyai kemungkinan-kemungkinan jawaban lebih dari sebuah yang dapat
dipertahankan kebenarannya.
c. Pada umumnya tidak menanyakan “manakah jawaban yang benar”, tetapi lebih
mengutamakan hal yang mempertimbangkan dan membandingkan.
C. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Diskusi

Agar penggunaan diskusi berhasil dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-
langkah sebagai berikut :

1. Langkah Persiapan

a. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai, baik tujuan yang bersifat umum maupun
tujuan khusus.

b. Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujua yang ingin
dicapai.

c. Menetapkan masalah yag akan dibahas.

d. Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan


diskusi.

2. Pelaksanaan Diskusi

10
a. Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat memengaruhi kelancaran
diskusi.

b. memberikan pengarahan sebelum dilaksanakan diskusi.

c. melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan.

d. memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk


mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.

e. Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalaan yang sedang dibahas.

3. Menutup Diskusi

a. Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil


diskusi.

b. me-reviewjalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai


umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

Ada beberapa kelebihan metode diskusi yang diterapakn dalam kegiatan belajar
mengajar :

a. Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide.
b. Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap
permasalahan.
c. Dapat melatih siswa untuik dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara
verbal.

Kelemahan metode diskusi diantaranya:

a. Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh dua atau tiga orang siswa
yang memiliki keterampilan berbicara.

11
b. Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas sehingga kesimpulan menjadi
kabur.
c. Memerlukan waktu yang cukup panjang yang kadang-kadang tidak sesuai dengan
yang direncanakan.
d. Dalam kondisi sering terjadi kondisi perbedaan pendapat yang bersifat emosional
yang tidak terkontrol, akibatnya kadang-kadang ada piahak yang merasa tersinggung
sehingga dapat mengganggu iklim pemblajaran.

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode

12
METODE DEMONSTRASI

A. Pengertian

Demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta dengan


cara menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu.
Demonstrasi merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu,
demonstrasi dapat dibagi menjadi dua tujuan: demonstrasi proses untuk memahami
langkah demi langkah; dan demonstrasi hasil untuk memperlihatkan atau memperagakan
hasil dari sebuah proses. Biasanya, setelah demonstrasi dilanjutkan dengan praktek oleh
peserta didik itu sendiri. Sebagai hasil, peserta didik akan memperoleh pengalaman
belajar langsung setelah melihat, melakukan, dan merasakan sendiri.
”Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan
dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.”(Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran, h.
152.)Berdasarkan pendapat tersebut, bahwa metode demonstrasi digunakan untuk
memperagakan tentang suatu proses, situasi, atau benda tertentu terkait dengan materi
pelajaran yang dipelajari dengan tujuan menyajikan pelajaran dengan lebih konkrit
sehingga materi pelajaran yang disampaikan akan lebih berkesan bagi siswa dan
membentuk pemahaman yang mendalam dan sempurna.

B. Prinsip-Prinsip Metode Demonstrasi


a. Menciptakan suasana/hubungan baik dengan siswa sehingga ada keinginan dan
kemauan dari siswa untuk menyaksikan apa yang didemonstrasikan.
b. Mengusahakan agar demonstrasi itu dapat jelas bagi siswa yang sebelumnya tidak
memahami, mengingat siswa belum tentu dapat memahami apa yang dimaksud
dalam demonstrasi karena keterbatasan daya ingat.
c. Memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok bahasan/topik
tertentu tentang adanya kesulitan yang akan ditemui siswa sambil memikirkan dan
mencari cara untuk mengatasinya.

13
Aspek penting dalam metode demonstrasi:

a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang digunakan untuk
mendemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa
sendiri dapat ikut memperhatikan dan menjadikan aktivitas mereka sebagai
pengalaman yang berharga;
c. Tidak semua hal yang didemonstrasikan di dalam kelas, misal alat terlalu besar.
d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis.
e. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan
didemonstrasikan.
f. Persiapan dan perencanaan yang matang.
g. Metode belajar sebagai tindakan dan langkah konkrit tidak dapatlepas dari filosofi
yang mendasarinya. Dasar filosofi ini bersifat lebih abstrak yang melihat totalitas
manusia sebagai pelaksana pendidikan baiksebagai pendidik maupun peserta didik.
Sebagai pendidik, manusia mempunyai tanggung jawab untuk mentransfer dan
mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap, nilai serta keterampilan pada peserta
didik. Sebagai peserta didik, manusia dilihat sebagai makhluk Tuhan yang
mempunyai potensi untuk dikembangkan sumber dayanya, baik aspek penalarannya,
aspek sikap hatinya maupun aspek keterampilan perilakunya. Sebagai khalifah/wakil
Allah di muka bumi, manusia harus mencerminkan sifat-sifat Ilahiyah dalam
kehidupan dunia di muka bumi ini. Untuk dapat memerankannya manusia harus
mengembangkan potensinya baik dari segi intelektualnya, moralnya maupun
profesionalnya. Pengembangan ini tidak lain melalui proses pendidikan.

C. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Demonstrasi


1. Tahap Persiapan
a. Rumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
berakhir.
b. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.
c. Lakukan uji coba demonstrasi.
2. Tahap Pelaksanaan

14
1) Langkah pembukaan. Sebelum demonstrasi dilakukan ada beberapa hal yang
harus diperhatikan, di antaranya :
a. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat
memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.
b. Kemukakan tujuan apa yang harus dicapai oleh siswa.
c. Kemukakan tugas-tugas apa yang harus dilakukan oleh siswa, misalnya siswa
ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari pelaksanaan
demonstrasi.

2). Langkah pelaksanaan demonstrasi :

a. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa


untuk berpikir, misalnya melalui pertanyaanpertanyaan yang mengandung
teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan
demonstrasi.
b. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang
menegangkan.
c. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan
memerhatikan reaksi seluruh siswa.
d. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3). Langkah mengakhiri demonstrasi :


Apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses pembelajaran perlu diakhiri
dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan pelaksanaan
demonstrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan
untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demonstrasi itu atau tidak.
Selain memberikan tugas yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan
evaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikan
selanjutnya.

15
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

Kelebihan-kelebihan metode demontrasi adalah:

a. Perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh guru
sehingga hal yang penting itu dapat diamati.
b. Dapat membimbing murid ke arah berpikir yang sama dalam satu saluran pikiran
yang sama.
c. Ekonomis dalam jam pelajaran di sekolah dan ekonomis dalam waktu yang panjang
dapat diperlihatkan melalui demonstrasi dengan waktu yang pendek.
d. Dapat mengurangi kesalaham-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca
atau mendengarkan, karena murid mendapatkan gambaran yang jelas ari hasil
pengamatannya.
e. Karena gerakan dan proses dipertunjukkan maka tidak memerlukan keterangan-
keterangan yang banyak.
f. Beberapa persoalan yang menimbulkan pertanyaan atau keraguan dapat diperjelas
waktu proses demonstrasi.

Kekurangan-kekurangan metode demontrasi adalah:


a. Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang
dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.
b. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia
dengan baik.
c. Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang di samping
memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu
atau jam pelajaran lain. (Syaiful Bahri Djamarah & Azwan Zain, Strategi Belajar, h.
91.)

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode

16
METODE TANYA JAWAB

A. Pengertian

Metode Tanya jawab adalah penyampaian pesan pengajaran dengan cara


mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan siswa memberikan jawaban atau sebaliknya
siswa diberi kesempatan bertanya dan guru menjawab pertanyaan-pertanyaa.Metode
Tanya jawab adalah suatu metode dalam pendidikan dan pengajaran dimana guru
bertanya dan murid-murid menjawab bahan materi yang diperolehnya.Metode ini
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung antara pendidik dan peserta didik, bisa
dalam bentuk pendidik bertanya dan peserta didik menjawab atau dengan sebaliknya.
Metode tanya jawab merupakan cara menyajikan bahan ajar dalam bentuk
pertanyaan-pertanyaan yang memerlukan jawaban untuk mencapai tujuan. Umumnya
pada tiap kegiatan belajar mengajar selalu ada tanya jawab. Namun, tidak pada setiap
kegiatan belajar mengajar dapat disebut menggunakan metode tanya jawab. Dalam
metode tanya jawab, pertanyaanpertanyaan bisa muncul dari guru, bisa juga dari peserta
didik, demikian pula halnya jawaban yang dapat muncul dari guru maupun peserta didik.
Oleh karena itu, dengan menggunakan metode ini siswa menjadi lebih aktif daripada
belajar mengajar dengan metode ekspositori. Meskipun aktivitas siswa semakin besar,
namun kegiatan dan materi pelajaran masih ditentukan oleh guru.
Dalam metode tanya jawab, pertanyaan dapat digunakan untuk merangsang
keaktifan dan kreativitas berpikir siswa/peserta didik. Karena itu, mereka harus didorong
untuk mencari dan menemukan jawaban yang tepat dan memuaskan. Sebelum
pertanyaan-pertanyaan itu diberikan, sebagai pengarahan diperlukan pula cara informatif.
Bahan yang diajarkan masih terbatas pada hal-hal yang ditanyakan oleh guru. Inisiatif
dimulai dari guru. Sesudah pengarahan, dimulailah dengan pengajuan pertanyaan. Jika
pertanyaan terlalu sulit, jawaban siswa mungkin hanya “tidak tahu”, “tidak dapat”,
gelengan kepala, atau hanya diam saja. Kelas diam bisa juga diakibatkan oleh sikap atau
tindakan guru yang tidak menyenangkan siswa. Hal ini dapat menjengkelkan guru. Kalau
guru marah karena hal tersebut, murid akan menjadi (lebih) takut untuk menjawab atau
bertanya.

17
Dari pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa kriteria pemilihan metode
ini yaitu hanya dapat dipakai oleh guru secara umum untuk menetapkan perkiraan apakah
anak didik yang mendapat giliran pertanyaan sudah memahami pelajaran yang diberikan
dan metode ini tidak dapat digunakan sebagai ukuran untuk menetapkan kadar
pengetahuan anak didik dalam suatu kelas karena metode ini tidak memberi kesempatan
yang sama pada setiap murid untuk menjawab pertanyaan.

B. Prinsip-Prinsip Metode Tanya Jawab

C. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Tanya Jawab


1. Persiapan
a. Menentukan topik
b. merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK)
c. menyusun pertanyaan-pertanyaan secara tepat sesuai dengan TPK tertentu
d. mengidentifikasi pertanyaan-pertanyaan yang mungkin diajukan siswa
2. Pelaksanaan
a. Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran khusus (TPK).
b. Mengkomunikasikan penggunaan metode tanya jawab (siswa tidak hanya bert
anya tetapi juga menjawab pertanyaan guru maupun siswa yang lain).
c. Guru memberikan permasalahan sebagai bahan apersepsi.
d. Guru mengajukan pertanyaan keseluruh kelas.
e. Guru harus memberikan waktu yang cukup untuk
memikirkan jawabannya, sehingga dapat merumuskan secara sistematis
f. Tanya jawab harus berlangsung dalam suasana tenang, dan bukan dalam
suasana yang tegang dan
penuh persaingan yang tak sehat di antara parasiswa.
g. Pertanyaan dapat ditujukan pada seorang siswa atau seluruh kelas,
guru perlu menggugah siswa yang pemalu atau pendiam, sedangkan siswa

18
yang pandai dan berani menjawab perlu dikendalikan untuk memberi
kesempatan pada yang lain.
h. Guru mengusahakan agar setiap pertanyaan hanya berisi satu masalah saja.
i. Pertanyaan ada beberapa macam, yaitu pertanyaan pikiran, pertanyaan
mengungkapkan kembali pengetahuan yang dikuasai, dan pertanyaan yang
meminta pendapat, perasaan, sikap, serta
pertanyaan yang hanya mengungkapkan fakta-fakta saja.

Beberapa cara mengajukan pertanyaan:

a. Gunakan variasi pertanyaan yang terbuka dan tertutup.


b. Gunakan bahasa yang baik dan benar serta pilihlah kata-kata secara cermat.
c. Dengarkan baik-baik jawaban anak-anak.
d. Sikap mengatakan dengan kata-kata lain pertanyaan-pertanyaan anak
dan mengarahkannya kembali.
e. Jaga pertanyaan supaya pendek dan sederhana.
f. Mulailah dari apa yang sudah diketahui murid-murid.
g. Akui bila anda sendiri tidak tahu, tetapi kemudian usahakan mendapatkan
jawabannya.
h. Angkat tangan dan seorang tiap kali untuk mendapat jawaban.
i. Berikan setiap orang kesempatan untuk menjawabpada waktu tertentu.
j. Waspada terhadap pengalihan perhatian atau jawaban yang ”tidak
tepat” dan usahakan untuk meredamnya.
k. Gunakan kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti.
l. Jagalah agar pertanyaan itu singkat.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Tanya Jawab

Kelebihan dari metode tanya jawab adalah:


a. Pertanyaan menarik dapat menarik dan memusatkan perhatian siswa, sekalipun ketika
siswa sedang ribut, yang mengantuk kembali tegar dan hilang kantuknya.

19
b. Merangsang siswa untuk melatih dan mengembangkan cara berpikir, termasuk daya
ingatan.
c. Mengembangkan keberanian dan keterampilan siswa dalam menjawab dan
mengemukakan pendapat.
Adapun kekurangan dari metode tanya jawab ini adalah:
a. Siswa merasa takut, apalagi bila kurang dapat mendorong siswa untuk berani, dengan
menciptakan suasana yang tidak tegang, melainkan akrab.
b. Tidak mudah membuat pertanyaan yang sesuai dengan tingkat berpikir dan mudah
dipahami siswa.
c. Waktu sering banyak terbuang, terutama apabila siswa tidak dapat menjawab
pertanyaan sampai dua atau tiga orang.
d. Dalam jumlah siswa yang banyak, tidak mungkin cukup waktu untuk memberikan
pertanyaan kepada setiap siswa.

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode

20
METODE SIMULASI

A. Pengertian

Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura-pura atau berbuat
seakan-akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara penyajian
pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep,
prinsip, atau keterampilan tertentu.

Metode simulasi merupakan kegiatan pembelajaran dengan melakukan peniruan


terhadap sesuatu yang nyata, terhadap keadaan sekelilingnya atau proses. Metode ini
dirancang untuk membantu siswa mengalami bermacam-macam proses dan fenomena
sosial untuk menguji reaksi mereka, serta memperoleh konsep keterampilan membuat
keputusan. Pembelajaran simulasi cenderung objeknya bukan benda atau kegiatan
sebenarnya, melainkan kegiatan bersifat pura-pura. Dalam pembelajaran, siswa dibina
kemampuannya berkaitan dengan keterampilan berinteraksi dan berkomunikasi dalam
kelompok. Selain itu, dalam simulasi siswa diajak bermain peran beberapa perilaku yang
dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

Metode simulasi bertujuan untuk: (1) memperoleh pemahaman tentang suatu


konsep atau prinsip, (2) melatih keterampilan tertentu baik bersifat profesional maupun
bagi kehidupan sehari-hari, (3) melatih memecahkan masalah, (4) meningkatkan
keaktifan belajar, (5) melatih siswa untuk mengadakan kerjasama dalam situasi
kelompok, (6) menumbuhkan daya kreatif siswa, (7) memberikan motivasi belajar kepada
siswa, dan (8) melatih siswa untuk mengembangkan sikap toleransi.

B. Prinsip-Prinsip Metode Simulasi

Proses simulasi tergantung pada peran guru/fasilitator. Ada empat prinsip yang
harus dipegang oleh fasilitator/guru, yakni sebagai berikut:
1. Penjelasan : Untuk melakukan simulasi pemain harus benar-benar memahami
aturan main. Oleh karena itu, guru/fasilitator hendaknya memberikan penjelasan

21
dengan sejelas-jelasnya tentang aktivitas yang harus dilakukan berikut
konsekuensi-konsekuensinya.
2. Mengawasi (refereeing): Simulasi dirancang untuk tujuan tertentu dengan aturan
dan prosedur main tertentu. Oleh karena itu guru/fasilitator harus mengawasi
jalannya simulasi sehingga berjalan sebagaimana seharusnya.
3. Melatih (coaching) : Dalam simulasi, pemain/peserta akan mengalami kesalahan.
Oleh karena itu guru/fasilitator harus memberikan saran, petunjuk atau arahan
sehingga memungkinkan mereka tidak melakukan kesalahan yang, sama.
4. Diskusi : Dalam simulasi, refleksi menjadi bagian yang penting. Oleh karena itu,
setelah simulasi selesai, fasilitator harus mendiskusikan beberapa hal antara lain:
kesulitan- kesulitan, hikmah yang bisa diambil, bagaimana memperbaiki
kekurangan simulasi dan sebagainya. (Hamzah B Uno,2007:29)

C. Langkah-Langkah Metode Simulasi


1. Persiapan Simulasi
a. Menetapkan topik atau masalah serta tujuan yang hendak dicapai oleh
simulasi.
b. Guru memberikan gambaran masalah dalam situasi yang akan disimulasikan.
c. Guru menetapkan pemain yang akan terlibat dalam simulasi, peranan yang
harus dimainkan oleh para pemeran, serta waktu yang disediakan.
d. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya khususnya
kepada siswa yang terlibat dalam pemeranan simulasi.
2. Pelaksanaan Simulasi
a. Simulasi mulai dimainkan oleh kelompok pemeran.
b. Para siswa lainnya mengikuti dengan penuh perhatian.
c. Guru hendaknya memberikan bantuan kepada pemeran yang mendapat
kesulitan.
d. Simulasi hendaknya dihentikan pada saat puncak. Hal ini dimaksudkan untuk
mendorong siswa berpikir dalam menyelesaikan masalah yang sedang
disimulasikan.
3. Penutup

22
a. Melakukan diskusi baik tentang jalannya simulasi maupun materi cerita yang
disimulasikan. Guru harus mendorong agar siswa dapat memberikan kritik
dan tanggapan terhadap proses pelaksanaan simulasi.
b. Merumuskan kesimpulan

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Simulasi

Terdapat beberapa kelebihan dengan menggunakan simulasi sebagai metode


mengajar, di antaranya adalah:

a. Simulasi dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang
sebenarnya kelak, baik dalam kehidupan keluarga, masyarakat, maupun
menghadapi dunia kerja.
b. Simulasi dapat mengembangkan kreativitas siswa, karena melalui simulasi siswa
diberi kesempatan untuk memainkan peranan sesuai dengan topic yang
disimulasikan.
c. Simulasi dapat memupuk keberanian dan percaya diri siswa.
d. Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam
menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis.
e. Simulasi dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran.

Di samping memiliki kelebihan, simulasi juga mempunyai kelemahan, di


antaranya :

a. Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan
kenyataan di lapangan.
b. Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan,
sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan.
c. Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam
melakukan simulasi.

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode

23
METODE KARYA WISATA

A. Pengertian

Metode karya wisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa
murid langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata =
pergi Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar
mengajar, pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat
mana obyek tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa
jam saja ataupun cukup lama sampai beberapa hari.
Metode ini dirancang terlebih dahulu oleh pendidik dan diharapkan siswa
membuat laporan dan didiskusikan bersama dengan peserta didik yang lain serta
didampingi oleh pendidik, yang kemudian dibukukan.
Karya wisata mengandung muatan belajar-mengajar, tidak sekadar keluar kelas
untuk bersenang-senang. Bila kita cermati, hampir seluruh sekolah, mulai tingkat dasar
sampai pendidikan tinggi, memasukkan karya wisata sebagai salah satu kegiatan tahunan.
Program tahunan itu sangat disukai siswa dan guru. Sebab, mereka bisa sejenak terbebas
dari kegiatan rutin belajar-mengajar yang kadang membosankan. Namun, terkadang
karya wisata hanya jadi wadah untuk bersenang-senang, belanja, menikmati hal-hal baru,
dan hal-hal lain di luar konteks belajar-mengajar. Tetapi pelaksanaan karya wisata yang
dilakukan sekolah belum mencerminkan penerapan metode pembelajaran karya wisata
yang efektif. Saat pelaksanaan karya wisata, guru maupun siswa hanya berperan sebagai
pelaku perjalanan wisata (turis).
Dengan biaya yang biasanya tidak murah, seharusnya guru bisa memanfaatkan
karya wisata sebagai media pembelajaran, berkaitan dengan objek yang dikunjungi
selama karya wisata. Untuk mengoptimalkan karya wisata, guru seharusnya merancang
apa saja yang mesti dilakukan sebelum, selama, dan setelah karya wisata. Optimalisasi
karya wisata tersebut mungkin terkesan serius dan kaku. Karena itu, guru diharapkan
tetap memberi kesempatan kepada siswa untuk merasakan kegiatan wisata, yaitu
bersenang-senang.

24
Contoh dari penggunaan metode karya wisata : Mengajak siswa ke gedung
pengadilan untuk mengetahui system peradilan dan proses pengadilan, selama satu jam
pelajaran. Jadi, karyawisatadi atas tidak mengambil tempat yang jauh dari sekolah dan
tidak memerlukan waktu yang lama. Karyawisata dalam waktu yang lama dan tempat
yang jauh disebut study tour.

B. Prinsip-Prinsip Metode Karya Wisata

C. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Karya Wisata

Agar penggunaan teknik karya wisata dapat efektif, maka pelaksanaannya perlu
memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Persiapan
Dalam merencanakan tujuan karya wisata, guru perlu menetapkan tujuan
pembelajaran dengan jelas, mempertimbangkan pemilihan teknik, menghubungi
pemimpin obyek yang akan dikunjungi untuk merundingkan segala sesuatunya,
penyusunan rencana yang masak, membagi tugas-tugas, mempersiapkan sarana,
pembagian siswa dalam kelompok, serta mengirim utusanUntuk menetapkan tujuan
ini ditunjuk suatu panitia dibawah bimbingan guru, untuk mengadakan survei ke
obyek yang dituju. Dalam kunjungan pendahuluan ini sudah harus diperoleh data
tentang objek antara lain tentang lokasi, aspek-aspek yang dipelajari, jalan yang
ditempuh, penginapan, makan dan biaya transportasi, bila objek yang dituju jauh.
b. Perencanaan
Hasil kunjungan pendahuluan (survei) dibicarakan bersama dalam rangka
menyusun perencanaan yang meliputi: tujuan karyawisata, pembagian objek sesuai
dengan tujuan,jenis objek sesuai dengan tujuan, jenis objek serta jumlah siswa.
1) Dibentuk panitia secara lengkap, termasuk ketua tiap kelompok/seksi.
2) Menentukan metode mengumpulkan data, mungkin berwujud wawancara,
pengamatan langsung, dokumentasi.

25
3) Penyusunan acara selama karyawisata berlangsung. Kepada para siswa
harus ditanamkan disiplin dalam mentaati jadwal yang telah
direncanakan sehingga pelaksanaan berjalan lancar sesuai dengan rencana.
4) Mengurus perizinan.
5) Menentukan biaya, penginapan, konsumsi serta peralatan yang diperlukan.

c. Pelaksanaan
Siswa melaksanakan tugas sesuai dengan pembagian yang telah ditetapkan
dalam rencana kunjungan, sedangkan guru mengawasi, membimbing, bila perlu
menegur sekiranya ada siswa yang kurang mentaati tata tertib sesuai acara. Pemimpin
rombongan mengatur segalanya dibantu petugas-petugas lainnya, memenuhi tata
tertib yang telah ditentukan bersama, mengawasi petugas-petugas pada setiap seksi,
demikian pula tugas-tugas kelompok sesuai dengan tanggung jawabnya, serta
memberi petunjuk bila perlu.
d. Pembuatan Laporan
Akhir karya wisata, pada waktu itu siswa mengadakan diskusi mengenai
segala hal hasil karya wisata, menyusun laporan atau paper yang memuat kesimpulan
yang diperoleh, menindak lanjuti hasil kegiatan karya wisata seperti membuat grafik,
gambar, model-model, diagram, serta alat-alat lain dan sebagainya. Hasil yang
diperoleh dan kegiatan karyawisata ditulis dalam bentuk laporan yang formatnya
telah disepakati bersama.

Menurut Mulyasa Sebelum karya wisata digunakan dan dikembangkan sebagai


metode pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu:
a. Menentukan sumber-sumber masyarakat sebagai sumber belajar mengajar.
b. Mengamati kesesuaian sumber belajar dengan tujuan dan program sekolah.
c. Menganalisis sumber belajar berdasarkan nilai-nilai paedagogis.
d. Menghubungkan sumber belajar dengan kurikulum, apakah sumber-sumber
belajar dalam karyawisata menunjang dan sesuai dengan tuntutan kurikulum, jika
ya, karya wisata dapat dilaksanakan.
e. Membuat dan mengembangkan program karya wisata secara logis, dan sistematis.

26
f. Melaksanakan karya wisata sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran, materi pelajaran, efek pembelajaran, serta
iklim yang kondusif.
g. Menganalisis apakah tujuan karya wisata telah tercapai atau tidak, apakah
terdapat kesulitan- kesulitan perjalanan atau kunjungan, memberikan surat
ucapan terima kasih kepada mereka yang telah membantu, membuat laporan
karyawisata dan catatan untuk bahan karya wisata yang akan datang.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Karya Wisata

Adapun kelebihan dari metode karya wisata adalah:


a. Karyawisata menerapkan prinsip pengajaran modern yang memanfaatkan
lingkungan nyata dalam pengajaran.
b. Membuat bahan yang dipelajari di sekolah menjadi lebih relevan dengan
kenyataan dan kebutuhan yang ada di masyarakat.
c. Pengajaran dapat lebih merangsang kreativitas anak.
d. Siswa dapat berpartisispasi dalam berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para
petugas pada obyek karya wisata itu, serta mengalami dan menghayati langsung
apa pekerjaan mereka. Hal mana tidak mungkin diperoleh disekolah, sehingga
kesempatan tersebut dapat mengembangkan bakat khusus atau ketrampilan
mereka.
e. Siswa dapat melihat berbagai kegiatan para petugas secara individu maupun
secara kelompok dan dihayati secara langsung yang akan memperdalam dan
memperluas pengalaman mereka.
f. Dalam kesempatan ini siswa dapat bertanya jawab, menemukan sumber informasi
yang pertama untuk memecahkan segala persoalan yang dihadapi, sehingga
mungkin mereka menemukan bukti kebenaran teorinya, atau mencobakan teorinya
ke dalam praktek.
g. Dengan obyek yang ditinjau itu siswa dapat memperoleh bermacam-macam
pengetahuan dan pengalaman yang terintegrasi, yang tidak terpisah-pisah dan
terpadu.

27
Sedangkan Kekurangan dari metode karya wisata adalah sebagai berikut :
a. Memerlukan persiapan yang melibatkan banyak pihak.
b. Memerlukan perencanaan dengan persiapan yang matang.
c. Dalam karyawisata sering unsur rekreasi menjadi prioritas dari pada tujuan utama,
sedangkan unsur studinya terabaikan.
d. Memerlukan pengawasan yang lebih ketat terhadap setiap gerak-gerik anak didik
di lapangan.
e. Biayanya cukup mahal.
f. Memerlukan tanggung jawab guru dan sekolah atas kelancaran karyawisata dan
keselamatan anak didik, terutama karyawisata jangka panjang dan jauh.
g. Memakan waktu bila lokasi yang dikunjungi jauh dari pusat latihan.
h. Terkadang sulit untuk mendapat izin dari pimpinan kerja atau kantor yang akan
dikunjungi.

E. Materi-Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA Yang Relevan Dengan Metode

28
METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN)

A. Pengertian

Metode Role Playing adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran


melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan
penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda
mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu bergantung
kepada apa yang diperankan.

Pada dasarnya, bermain memiliki dua pengertian yang harus dibedakan. Bermain
menurut pengertian yang pertama dapat bermakna sebagai sebuah aktifitas bermain yang
murni mencari kesenangan tanpa mencari “menangkalah”(play). Sedangkan yang kedua
disebut sebagai aktifitas bermain yang dilakukan dalam rangka mencari kesenanga dan
kepuasan, namun ditandai dengan adanya pencarian”menang-kalah” (game). Dengan
demikian, pada dasarnya setiap aktifitas bermain selalu didasarkan pada perolehan
kesenangan dan kepuasan. Sebab, fungsi utama bermain adalah untuk relaksasi dan
menyegarkan (refreshing) kondisi fisik dan mental yang berada di ambang ketegangan.

Peran (role) bisa diartikan sebagai cara seseorang berperilaku dalam posisidan
situasi tertentu. Dalam ilmu manajerial, ketidaksesuaian dalam pengenalan peran
ditunjukkan sebagai "role conflict" (konflik peran) saran yang tidak konsisten, yang
diberikan kepada seseorang oleh dirinya sendiri atau orang lain. Role playing sebagai
suatu metode mengajar merupakan tindakan yang dilakukan secara sadar dan diskusi
tentang peran dalam kelompok. Di dalam kelas, suatu masalah diperagakan secara
singkat sehingga murid-murid bisa mengenali tokohnya.

Bermain peran memiliki empat macam arti, yaitu: (1) sesuatu yang besifat
sandiwara, dimana pemain memainkan peranan tertentu, sesuai dengan lakon yang sudah
ditulis, dan memainkannya untuk tujuan hiburan; (2) sesuatu yang bersifat sosiologis,
atau pola-pola perilaku yang ditentukan oleh norma-norma sosial; (3) suatu perilaku
tiruan atau perilaku tipuan dimana seseorang berusaha memperbodoh orang lain dengan

29
jalan berperilaku yang berlawanan dengan apa yang sebenarnya diharapkan, dirasakan
dan diinginkan; (4) sesuatu yang berhubungan dengan pendidikan dimana individu
memerankan situasi yang imajinatif.

B. Prinsip-Prinsip Metode Bermain Peran

Prinsip dasar metode pembelajaran bermain peran. Menurut Nur (200), prinsip
dasar dalam pembelajaran bermain sebagai berikut :

a. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
dikerjakan dalam kelompoknya.
b. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota adalah
tim.
c. Kelompok mempunyai tujuan yang sama.
d. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang
sama diantara anggota kelompoknya.
e. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
f. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya.
g. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggung jawabkan secara
individual materi yang ditangani dalam kelompok bermai

Sedangkan ciri-ciri metode pembelajaran bermain peran adalah sebagai berikut :

a. Siswa dalam kelompok secara bermain menyelesaikan materi belajar sesuai


kompetensi dasar yang akan dicapai.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda,
baik tingkat kemampuan tinggi, sedang dan rendah. jika mungkin anggota
kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta memperhatikan
kesetaraan jender.
c. Penghargaan lebih menekankan pada kelompok dari pada masing-masing
individu.

30
C. Langkah-Langkah Metode Bermain Peran
a. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan.
b. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu beberapa hari
sebelum KBM.
c. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5-7 orang.
d. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
e. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang
sudah dipersiapkan.
f. Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang
sedang diperagakan.
g. Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk
membahas penampilan masing-masing kelompok.
h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya.
i. Guru memberikan kesimpulan secara umum.
j. Evaluasi.
k. Penutup.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain Peran

Kelebihannya :

a. Siswa melatih dirinya untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan
diperankan. Sebagai pemain harus memahami, menghayati isi cerita secara
keseluruhan, terutama untuk materi yang harus diperankannya. Dengan demikian,
daya ingatan siswa harus tajam dan tahan lama.
b. Siswa akan berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif. Pada waktu bermain peran
para pemain dituntut untuk mengemukakan pendapatnya sesuai dengan waktu
yang tersedia.
c. Bakat yang terdapat pada siswa dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan
muncul atau tumbuh bibit seni drama dari sekolah.
d. Kerjasama antar pemain dapat ditumbuhkan dan dibina dengan sebaikbaiknya.

31
e. Siswa memperoleh kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab
dengan sesamanya.
f. Bahasa lisan siswa dapat dibina menjadi bahasa yang lebih baik agar mudah
dipahami orang lain.

Kekurangannya :

a. Sebagian anak yang tidak ikut bermain peran menjadi kurang aktif.
b. Banyak memakan waktu.
c. Memerlukan tempat yang cukup luas.
d. Sering kelas lain merasa terganggu oleh suara para pemain dan tepuk tangan
penonton/pengamat.

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode

32
METODE PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING METHOD)

A. Pengertian

Metode pemecahan masalah (problem solving) adalah penggunaan metode dalam


kegiatan pembelajaran dengan jalan melatih siswa menghadapi berbagai masalah baik itu
masalah pribadi atau perorangan maupun masalah kelompok untuk dipecahkan sendiri
atau secara bersama-sama.

Penyelesaian masalah merupakan proses dari menerima tantangan dan usaha –


usaha untuk menyelesaikannya sampai menemukan penyelesaiannya. menurut Syaiful
Bahri Djamara (2006 : 103) bahwa :

Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar


metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berfikir, sebab dalam problem
solving dapat menggunakan metode lain yang dimulai dari mencari data sampai kepada
menarik kesimpulan.

Menurut N.Sudirman (1987:146) metode problem solving adalah cara penyajian


bahan pelajaran dengan menjadikan masalah sebagai titik tolak pembahasan untuk
dianalisis dan disintesis dalam usaha untuk mencari pemecahan atau jawabannya oleh
siswa. Sedangkan menurut Gulo (2002:111) menyatakan bahwa problem solving adalah
metode yang mengajarkan penyelesaian masalah dengan memberikan penekanan pada
terselesaikannya suatu masalah secara menalar.

Senada dengan pendapat diatas Sanjaya (2006:214) menyatakan pada metode


pemecahan masalah, materi pelajaran tidak terbatas pada buku saja tetapi juga bersumber
dari peristiwa – peristiwa tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Ada beberapa
kriteria pemilihan bahan pelajaran untuk metode pemecahan masalah yaitu:

a. Mengandung isu – isu yang mengandung konflik bias dari berita, rekaman video dan
lain – lain.
b. Bersifat familiar dengan siswa.

33
c. Berhubungan dengan kepentingan orang banyak.
d. Mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki siswa sesuai kurikulum yang
berlaku.
e. Sesuai dengan minat siswa sehingga siswa merasa perlu untuk mempelajari.

Dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari metode pemecahan masalah


banyak digunakan guru bersama dengan penggunaan metode lainnya. Dengan metode
ini guru tidak memberikan informasi dulu tetapi informasi diperoleh siswa setelah
memecahkan masalahnya. Pembelajaran pemecahan masalah berangkat dari masalah
yang harus dipecahkan melalui praktikum atau pengamatan.

Suatu soal dapat dipandang sebagai “masalah” merupakan hal yang sangat
relatif. Suatu soal yang dianggap sebagai masalah bagi seseorang, bagi orang lain
mungkin hanya merupakan hal yang rutin belaka. Dengan demikian, guru perlu berhati-
hati dalam menentukan soal yang akan disajikan sebagai pemecahan masalah. Bagi
sebagian besar guru untuk memperoleh atau menyusun soal yang benar-benar bukan
merupakan masalah rutin bagi siswa mungkin termasuk pekerjaan yang sulit. Akan
tetapi hal ini akan dapat diatasi antara lain melalui pengalaman dalam menyajikan soal
yang bervariasi baik bentuk, tema masalah, tingkat kesulitan, serta tuntutan kemampuan
intelektual yang ingin dicapai atau dikembangkan pada siswa.

Pembelajaran problem solving merupakan bagian dari pembelajaran berbasis


masalah (PBL). Menurut Arends (2008 : 45) pembelajaran berdasarkan masalah
merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan
yang otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.

Pada pembelajaran berbasis masalah siswa dituntut untuk melakukan pemecahan


masalah-masalah yang disajikan dengan cara menggali informasi sebanyak-banyaknya,
kemudian dianalisis dan dicari solusi dari permasalahan yang ada. Solusi dari
permasalahan tersebut tidak mutlak mempunyai satu jawaban yang benar artinya siswa
dituntut pula untuk belajar secara kritis. Siswa diharapkan menjadi individu yang
berwawasan luas serta mampu melihat hubungan pembelajaran dengan aspek-aspek
yang ada di lingkungannya.

34
Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan metode pembelajaran problem
solving adalah suatu penyajian materi pelajaran yang menghadapkan siswa pada
persoalan yang harus dipecahkan atau diselesaikan untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Dalam pembelajaran ini siswa di haruskan melakukan penyelidikan
otentik untuk mencari penyelesaian terhadap masalah yang diberikan. Mereka
menganalisis dan mengidentifikasikan masalah, mengembangkan hipotesis,
mengumpulkan dan menganalisis informasi dan membuat kesimpulan.

B. Prinsip-Prinsip Metode Problem Solving

C. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Project


1. Merumuskan masalah

Dalam merumuskan masalah kemampuan yang diperlukan adalah


kemampuan mengetahui dan merumuskan suatu masalah.

2. Menelaah masalah

Dalam menelaah masalah kemampuan yang diperlukan adalah


menganalisis dan merinci masalah yang diteliti dari berbagai sudut.

3. Menghimpun dan mengelompokkan data sebagai bahan pembuktian hipotesis

Menghimpun dan mengelompokkan data adalah memperagakan data


dalam bentuk bagan, gambar, dan lain-lain sebagai bahan pembuktian hipotesis.

4. Pembuktian hipotesis

Dalam pembuktian hipotesis kemampuan yang diperlukan adalah


kecakapan menelaah dan membahas data yang telah terkumpul.

5. Menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan

35
Dalam menentukan pilihan pemecahan masalah dan keputusan
kemampuan yang diperlukan adalah kecakapan membuat alternatif pemecahan,
memilih alternatif pemecahan dan keterampilan mengambil keputusan.

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Problem Solving

Adapun keunggulan model pembelajaran problem solving diantaranya yaitu :

a. Melatih siswa untuk mendesain suatu penemuan.


b. Berpikir dan bertindak kreatif.
c. Memecahkan masalah yang di hadapi secara realistis.
d. Mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan.
e. Menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan.
f. Merangsang perkembangan kemajuan berpikir siswa untuk menyelesaikan
masalahyang dihadapi dengan tepat.
g. Serta dapat membuat pendidikan sekolah lebih relevan dengan kehidupan
khususnya dunia kerja.

Sementara kelemahan model pembelajaran problem solving itu sendiri seperti


beberapa pokok bahasan sangat sulit untuk menerapkan metode ini. Misalnya
terbatasnya alat-alat laboratorium menyulitkan siswa untuk melihat dan mengamati
serta akhirnya dapat menyimpulkan kejadian atau konsep tersebut. Dalam
pembelajaran problem solving ini memerlukan alokasi waktu yang lebih panjang
dibandingkan dengan metode pembelajaran yang lain.

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode

36
METODE EKSPERIMEN

A. Pengertian

Menurut Syaiful Bahri Djamarah (1995) metode eksperimen adalah cara


penyajian pelajaran di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Kemudian Mulyani Sumantri, dkk (1999)
mengatakan bahwa metode eksperimen diartikan sebagai cara belajar mengajar yang
melibatkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil
percobaan. Menurut Roestiyah (2001:80) Metode eksperimen adalah suatu cara
mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu
disampaikan ke kelas dan dievaluasi oleh guru.

Metode eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pembelajaran di mana


siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang
dipelajari. Dalam proses belajar mengajar dengan metode percobaan ini siswa diberi
kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses,
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri
mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut
untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau
dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu.
Metode eksperimen merupakan metode yang umum digunakan pada ilmu eksak seperti
biologi, fisika atau ilmu-ilmu alam lainnya. Namun, yang perlu diingat, dalam metode
penelitian ilmu sosial dikenal juga metode eksperimen untuk menjelaskan sebuah
fenomena.

Metode eksperimen dilakukan dengan memberikan treatment (perlakuan) yang


berbeda pada setiap grup sampel. Dengan adanya treatment yang berbeda, maka reaksi
yang terjadi akan berbeda. Jadi inti dari metode eksperimen adalah “what if”= apa yang
terjadi apabila dilakukan perubahan pada setiap grup sampe.

37
B. Prinsip-Prinsip Metode Eksperimen

Agar penggunaan metode eksperimen itu efisien dan efektif, maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat
dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa.
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang meyakinkan,
atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi alat dan mutu bahan
percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
3. Dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsentrasi dalam mengamati proses
percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama, sehingga mereka
menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih , maka perlu diberi
petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memperoleh pengetahuan,
pengalaman serta ketrampilan, juga kematangan jiwa dan sikap perlu
diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen itu.
5. Tidak semua masalah bisa dieksperimenkan, seperti masalah mengenai
kejiwaan, beberapa segi kehidupan social dan keyakinan manusia. Kemungkinan
lain karena sangat terbatasnya suatu alat, sehingga masalah itu tidak bisa
diadakan percobaan karena alatnya belum ada.

C. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Eksperimen

Untuk terlaksananya dengan baik kita harus tahu langkah-langkah yang harus
ditempuh dalam mengimplementasikan metode eksperimen agar dapat berjalan dengan
lancar dan berhasil. Langkah-langkah eksperimen yang dikemukakan Ramyulis (2005 :
250) sebagai berikut :
6. Memberi penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam
eksperimen.

38
7. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa dengan
eksperimen.
8. Sebelum eksperimen di laksanakan terlebih dahulu guru harus menetapkan:
a. Alat-alat apa yang diperlukan.
b. Langkah-langkah apa yang harus ditempuh.
c. Hal-hal apa yang harus dicatat.
d. Variabel-variabel mana yang harus dikontrol.
4. Setelah eksperimen guru harus menentukan apakah follow-up (tindak
lanjut) eksperimen contohnya :
a. Mengumpulkan laporan mengenai eksperimen tersebut
b. Mengadakan tanya jawab tentang proses
c. Melaksanakan teks untuk menguji pengertian siswa

Menurut Fathurrahman (Abdillah, 2011), Langkah-langkah dalam


pembelajaran dengan metode eksperimen adalah a) Perencanaan: yaitu meliputi
kegiatan menerangkan metode eksperimen, membicarakan terlebih dahulu
permasalahan yang dapat diangkat, menetapkan alat-alat yang diperlukan,
menentukan langkah-langkah apa saja yang perlu dicatat dan variabel-variabel
yang harus dikontrol; b) Pelaksanaan: melaksanakan pembelajaran dengan metode
eksperimen, mengumpulkan laporan, memproses kegiatan dan mengadakan tes
untuk menguji pemahaman siswa.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen


menurut Fathurrahman (Abdillah, 2011) adalah sebagai berikut:

a. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan.


b. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen.
c. Sebelum dilaksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu diberikan
pengarahan tentang petunjuk dan langkah-langkah kegiatan eksperimen
yang akan dilakukan.
d. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan
percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat
diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya.

39
e. Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara
tertulis
D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen

Kelebihan dari metode eksperimen, yaitu :

1. Metode ini dapat membuat anak didik lebih percaya atas kebenaran atau
kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata
guru atau buku.
2. Anak didik dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksplorasi
(menjelajahi) tentang ilmu dan teknologi.
3. Dengan metode ini akan terbina manusia yang dapat membawa terobosan-
terobosan baru dengan penemuan sebagai hasil percobaan yang diharapkan dapat
bermanfaat bagi kesejahteraan hidup manusia.
4. Anak didik memperoleh pengalaman dan keterampilan dalam melakukan
eksperimen.
5. Siswa terlibat aktif mengumpulkan fakta dan informasi yang diperlukan untuk
percobaan.
6. Dapat menggunakan dan melaksanakan prosedur metode ilmiah dan berfikir
ilmiah.
7. Dapat memperkaya pengalaman dan berpikir siswa dengan hal-hal yang bersifat
objektif, realitas dan menghilangkan verbalisme.
8. Melalui eksperimen siswa dapat menghayati sepenuh hati dan mendalam,
mengenai pelajaran yang diberikan.
9. Siswa dapat aktif mengambil bagian untuk berbuat bagi dirinya, dan tidak hanya
melihat orang lain, tanpa dirinya melakukan.
10. Siswa dapat aktif mengambil bagian yang besar, untuk melaksanakan
langkah-langkah dalam cara berpikir ilmiah. Jalan ini dilakukan melalui
pengumpulan data-data observasi, memberikan penafsiran serta kesimpulan.

Adapun Kekurangan metode Eksperimen, yaitu :

40
1. Tidak cukupnya alat-alat mengakibatkan tidak setiap anak didik berkesempatan
mengadakan ekperimen.
2. Jika eksperimen memerlukan jangka waktu yang lama, anak didik harus menanti
untuk melanjutkan pelajaran.
3. Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam
bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil kesimpulan.
4. Sering mengalami kesulitan dalam melaksanakan eksperimen karena guru dan
siswa kurang berpengalaman melakukan eksperimen.
5. Kesalahan dan kegagalan siswa yang tidak terdeteksi oleh guru dalam
bereksperimen berakibat siswa keliru dalam mengambil keputusan.
6. Memerlukan keterampilan/kemahiran dari pihak guru dalam menggunakan serta
membuat alat-alat eksperimen
7. Bagi guru yang telah terbiasa dengan metode ceramah secara rutin misalnya.
Cenderung memadang metode eksperimen sebagai suatu pemborosan dan
memberatkan.

E. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode

41
METODE PENUGASAN

A. Pengertian

Yang dimaksud dengan metode tugas ( Resitasi) menurut Sayiful Sagala adalah “
cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan tugas tewrtentu agar siswa
melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkan.” Misalnya tugas
yang dilaksanakan oleh siswa dapat dilakukan di dalam kelas, di luar kelas, di
Perpustakaan bahkan di Rumah kemudian tugas tersebut dipertanggung jawabkan.
Metode ini dikenal dengan sebutan pekerjaan rumah tetapi metode ini lebih luas dari pada
pekerjaan rumah saja, karena dalam metode ini terdiri dari tiga fase antara lain: pertama
Guru memberikan tugas, kedua siswa melaksanakan tugas, dan ketiga siswa
mempertanggung jawabkan apa yang telah dikerjakan.
Dengan cara ini diharapkan agar siswa dapat belajar bebas tetapi bertanggung
jawab dan siswa akan berpengalaman mengetahui berbagai kesulitan dan mengatasi
kesulitan itu, karena dengan tugas maka siswa memiliki kesempatan untuk saling
membandingkan dengan hasil siswa yang lain. Merangsang siswa agar lebih giat belajar,
memupuk inisiatif bertanggung jawab dan mandiri, memperkaya kegiatan belajar di luar,
memperkuat pemahamanSelain itu menyadarkan siswa untuk selalu memanfaatkan waktu
senggangnya untuk hal-hal yang menunjang belajar dengan mengisi kegiatan-kegiatan
yang kurang berguna.
Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran atau meteri terlalu banyak
sementara waktu sedikit dalam kegiatan belajar di kelas. Artinya, banyaknya materi ajar
yang tersedia dengan waktu kurang. Agar materi ajar dapat dimengerti, dipahami oleh
siswa dengan waktu yang telah ditentukan oleh kurikulum maka metode ini sangat
membantu.
Dalam hal ini tugas dapat diberikan dalam bentuk daftar pertanyaan (soal) atau
perintah melakukan pendataan, mencari penyelesaian dalam buku pelajaran. Dapat juga
mengumpulkan sesuatu, membuat sesuatu dan lain sebagainya. Guru memberikan tugas
kepada siswa madiri atau kelompok dengan waktu yang ditentukan dan disepakati siswa
dan guru harus membahas, menilai hasil tugas madiri atau kelompok. Guru juga memberi

42
motivasi agar siswa dapat mengerjakan tugas dengan baik kemudian guru menghimbau
siswa untuk menyusun hasil tugas baik mandiri atau kelompok. Dengan demikian siswa
dapat bertanggung jawab dengan tugasnya, selain itu siswa menjadi lebih paham materi
ajar.

B. Prinsip-Prinsip Metode Penugasan

C. Langkah-Langkah Penggunaan Metode Penugasan

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Penugasan

Dalam penggunaan suatu metode pasti ada kelebihan dan kekurangan, begitu juga
metode ini,
a. Kelebihan
1. Siswa dapat lebih memahami sendiri materi ajar sesuai dengan pengetahuan
yang dicari sehingga pengetahuan itu akan tinggal lama dalam ingatan.
2. Mengembangkan daya berfikir sendiri, daya inisiatif, kreatif, tanggung jawab
dan melatih mandiri.
3. Lebih merangsang siswa dalam melakukan aktivitas individual maupun
kelompok.
b. Kekurangan Metode Penugasan (Resitasi)
1. Siswa sulit dikontrol aktifitasnya dalam mengerjakan tugas, apakah benar
mengerjakan dengan kemampuan dan usahanya atau hanya meniru pekerjaan
temannya
2. Khusus tugas kelompok, tidak jarang yang aktif mengerjakan dan
menyelesaikannya adalah anggota tertentu saja, sedangkan anggota yang lain
tidak ikut berpartisipasi dengan baik.

43
3. Tidak mudah memberikan tugas yang sesuai dengan perbedaan individu
siswa. Sering memberikan tugas yang monoton sehingga dapat menimbulkan
kebosanan siswa.

c. Materi Pelajaran Sosiologi SMA/MA yang Relevan Dengan Metode

44
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Prenada Media Group.

Gulo, W. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Grasindo.

http://tugaskuliah-ilham.blogspot.com/2011/03/metode-karyawisata.html

http://id.shvoong.com/pengertian-metode-karya-wisata.html

http://hitamandbiru.blogspot.com/2012/08/metode-pemecahan-masalah-problem.html

PEMBELAJARAN DENGAN METODE PROYEK

Pendidikan merupakan suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian dan


kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Suatu hal yang perlu
mendapat perhatian bahwa prestasi belajar siswa bukan hanya ditentukan oleh program di
sekolah, tetapi ditentukan pula oleh kegiatan belajar di luar sekolah atau di rumah.

Dalam proses pembelajaran yang diterapkan saat ini kebanyakan masih belum
menunjukkan hasil yang memuaskan, upaya guru ke arah peningkatan kualitas proses belajar
mengajar belum optimal, metode, pendekatan, dan evaluasi yang dikuasai guru belum beranjak
dari pola tradisional, dan hal ini berdampak negatif terhadap daya serap siswa yang ternyata
masih tetap lemah. Disamping itu, masih ada kenyataan yang menunjukkan bahwa pendidikan
kita dewasa ini lebih memaksakan kepada peserta didik, dan lebih melaksanakan informasi
tekstual dari pada mengembangkan kemampuan membudayakan belajar dan membangun
individu belajar. Hal ini menunjukkan bahwa guru merupakan pengendali dari aktivitas siswa
dalam belajarnya. Cara seperti ini, akan menghambat kreativitas siswa dalam melakukan

45
kegiatan matematika sehingga kegiatan pembelajaran dan evaluasi menjadi kurang efektif,
kurang efisien, kurang menantang, dan kurang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa.
Untuk itu seorang guru harus menerapkan berbagai macam metode, strategi, maupun model-
model pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik, salah satu metode mengajar
yang dapat digunakan adalah metode proyek.

1. Pengertian Metode Proyek

Istilah proyek diambil dari manual arts (pekerjaan tangan), di mana siswa harus
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang disebut proyek dimaksud “any wholehearted”
”lifelike” ”activity” apakah itu membuat sandiwara, mengadakan karyawisata atau menikmati
hasil-hasil kesenian. Yang pokok dalam metode proyek ialah “the active purpose of the
learner”. Siswa itu sendiri harus menerima proyek itu dan melaksanakannya. Kalau siswa
sedang membuat jembatan atas perintah guru, itu bukan suatu proyek. Sebaliknya jika siswa
membaca buku didorong oleh keinginan mencari atau memahami sesuatu, itu termasuk proyek.

Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997: 70) mengemukakan bahwa metode proyek (unit) adalah
suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisasikan sedemikian rupa sehingga
merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan bulat yang bermakna dan mengandung suatu pokok
masalah.

Sedangkan menurut Roestiyah (1994: 81) metode proyek berarti rencana, suatu problem atau
kesulitan, dan bentuk pengajaran dimana murid mengelola sendiri.

Menurut J. Mursell (Sugimal, 2006: 13) metode proyek mempunyai empat aspek dalam
pelaksanaannya:

1. Menentukan tujuan.
2. Merencanakan.
3. Melaksanakan.
4. Menilai.

46
Keempat aspek itu terdapat dalam kegiatan siswa guna mencapai tujuannya. Siswa dapat
memilih proyek sebagai bagian dari persyaratan-persyaratan atau sebagai pekerjaan pengayaan
dalam suatu pelajaran.

Penugasan (proyek) merupakan tugas yang menyenangkan sekaligus menantang, karena


dalam melaksanakan proyek tersebut siswa perlu menuangkan segala kemampuan yang
dimilikinya serta pengalaman belajar yang dapat menunjang pelaksanaan proyek tersebut.
Dengan mengerjakan proyek, pengetahuan siswa akan meningkat. Selain itu, kreativitas siswa
akan berkembang.

Dalam melaksanakan proyek siswa secara berkelompok dan bekerjasama dengan rekan
sekelompoknya. Dengan demikian, hubungan sosial dan rasa solidaritas dengan sesama siswa
dapat terlatih.

Pelaksanaan pembelajaran dengan metode proyek akan menghasilkan suatu hasil proyek
yang dapat diamati secara langsung (nyata). Siswa akan melaporkan penemuannya dengan
tertulis, lisan atau dalam beberapa bentuk penyajian lain di depan kelas, kelompok belajar atau
guru. Metode ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk sangat kreatif, selain itu, dengan
mempresentasikan laporan hasil proyek, dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
berkomunikasi.

Metode proyek membawa perubahan esensial dalam kegiatan siswa. Belajar dengan baik
tidak tercapai dengan cara penyajian yang bagaimanapun baiknya. Belajar dengan hasil baik
hanya tercapai dengan membangkitkan kemauan dan kegiatan siswa untuk belajar.

Menurut Ahmadi (1997) langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan metode


proyek sebagai berikut:

1. Penyelidikan (exploration)

47
Guru mengajukan pertanyaan lisan, memberi keterangan singkat serta mengetes para pelajar
mengenai pengetahuan mereka tentang mata pelajaran yang akan dipelajari.

2. Penyajian bahan baru (presentation)

Dengan metode ceramah, guru memberikan garis besar tentang bahan pelajaran.

3. Asimilasi/pengumpulan keterangan atau data

Para pelajar mencari informasi, keterangan atau fakta-fakta untuk mengisi pokok-pokok yang
penting. Dalam langkah ini pelajar mencari data dari sumber-sumber unit (resource unit =
sumber yang berisi berita, fakta, informasi dan sebagainya tentang unit yang sedang
dipelajari).

4. Mengorganisasikan data (organization)

Dalam langkah ini, pelajar dibawah pimpinan guru aktif mengorganisasikan data, fakta dan
informasi, missal menggolongkan data, mengolah data untuk mengambil kesimpulan. Daya
berpikir dan daya menganalisis memainkan peran penting dalam langkah ini.

5. Mengungkapkan kembali (recitation)

Para pelajar mempertanggungjawabkan atau menyajikan hasil yang diperolehnya. Laporan


pertanggungjawaban ini dapat dilakukan dengan lisan maupun tertulis atau keduanya.

Metode ini memantapkan pengetahuan yang diperoleh anak didik. Menyalurkan minat dan
melatih anak didik menelaah suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas

B. Kelebihan metode proyek

1. Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan
menyeluruh dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.

48
2. Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna
dalam kehidupan sehari-hari.
3. Pengetahuan yang diperoleh fungsional.
4. Anak-anak belajar bersungguh-sungguh dalam bekerja bersama.
5. Anak-anak bertanggung jawab penuh pada pekerjaannya
6. C. Kekurangan Metode Proyek

1. Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun
horizontal, belum menunjang pelaksanaan metode ini.
2. Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
3. Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup
fasilitas, dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
4. Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit
yang dibahas.

2. Kapan Diimplementasikan?

Penerapan metode proyek dalam pembelajaran tetap dikolaborasikan dengan metode


pembelajaran yang lain mengingat pelaksanaan metode proyek membutuhkan waktu yang cukup
lama. Proyek dan penyelidikan dapat melibatkan siswa secara individual atau kelompok kecil 2
sampai 4 siswa bekerja sama. Tugas-tugas seharusnya membutuhkan waktu 2-3 munggu. Proyek
yang bersifat lebih substansial dapat memakan waktu 1-2 bulan. Akan tetapi waktu ideal untuk
suatu proyek adalah 4-5 minggu.

Siswa dapat dilibatkan dalam proyek dan penyelidikan sepanjang pelajaran. Dalam
memberikan suatu proyek, mulailah dari tugas-tugas yang sederhana, dan secara berangsur ke
tugas yang lebih rumit.

2. Bagaimana Mengevaluasi Proyek?

49
Proyek dapat dievaluasi secara holistik maupun analisis. Penilaian holistik diberikan
berdasarkan kepada proyek secara keseluruhan. Sebagai contoh guru dapat membaca dan
mengevaluasi sampel proyek untuk menentukan rentang kinerja, mungkin 3-5 kategori dapat
dibuat.

Penilaian analisis memerlukan pemecahan proyek menjadi beberapa komponen. Sebagai


contoh berikut ini adalah beberapa komponen proyek untuk keperluan penilaian.

Komponen Nilai Poin

Deskripsi masalah 10

Metode penilaian 10

Tahapan proyek/rekaman kerja 20

Data 20

Kesimpulan 20

Laporan proyek 20

Jumlah 100 poin

Dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dengan kondisi psikologis siswa,
maka dapat membantu siswa untuk menggunakan waktunya seefisien mungkin, sehingga siswa
mudah memahami pelajaran matematika.

Salah satu metode mengajar yang dapat digunakan untuk mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran matematika adalah dengan menggunakan pendekatan metode proyek.
Sumber http://general65.blogspot.co.id/2009/03/pembelajaran-dengan-metode-
proyek_18.html diakese tgl 30 Oktober 2015 pkl 20.35

50
METODE PROYEK

A. Pengertian Metode Proyek


Pembelajaran berbasis proyek (project-based learning) adalah sebuah model atau pendekatan
pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
yang kompleks. Fokus pembelajaran terletak pada konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti dari
suatu disiplin studi, melibatkan pebelajar dalam investigasi pemecahan masalah dan kegiatan
tugas-tugas bermakna yang lain, memberi kesempatan pebelajar bekerja secara otonom
mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri, dan mencapai puncaknya menghasilkan produk
nyata. Biasanya memerlukan beberapa tahapan dan beberapa durasi, tidak sekedar merupakan
rangkaian pertemuan kelas, serta belajar kelompok kolaboratif. Proyek memfokuskan pada
pengembangan produk atau unjuk kerja (performance), yang secara umum pebelajar
melakukan kegiatan: mengorganisasi kegiatan belajar kelompok mereka, melakukan pengkajian
atau penelitian, memecahkan masalah, dan mensintesis informasi.

B. Langkah-langkah Metode Proyek


Dalam menggunakan metode pemberian proyek ini ada beberapa langkah yang harus di lalui
oleh guru terhadap siswa :

 Rumuskan permasalahannya dengan jelas


 Lakukan pembagian tugas serta deskriosi dari masing-masing tugas itu
 Buat jadwal kegiatan sesuai dengan waktu yang disediakan
 Rumuskan apa yang diharapkan diperoleh dari setiap kegiatan
 Buat kesimpulan menyeluruh
 Usahakan supaya hasil dari proyek itu dmeningkatkan keterampilaniketahui banyak orang
(pameran, disajikan dan lain-lain)

Dalam perencanaan metode proyek terdapat tiga hal yang perlu dipertimbangkan :

 Kemampuan Pengelolaan, jika sisa diberikan kebebasan yang luas, mereka akan
mendapatkan kesulitan dalam memilih topik yang tepat. Mereka mungkin memilih topik

51
yang terlalu luas sehingga sedikit informasi yang dapat ditemukan. Mereka mungkin juga
kurang tepat untuk memperkirakan waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
 Relevansi, guru harus mempertimbangkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman
pada pembelajaran agar proyek dijadikan sebagai sumber bukti.
 Keaslian, guru perlu mempertimbangkan seberapa besar petunjuk atau dukungan yang
telah diberikan pada siswa.

C. Kelebihan Metode Proyek

 Dapat merombak pola pikir anak didik dari yang sempit menjadi lebih luas dan menyeluruh
dalam memandang dan memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan.
 Melalui metode ini, anak didik dibina dengan membiasakan menerapkan pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dengan terpadu, yang diharapkan praktis dan berguna dalam
kehidupan sehari-hari.
 Pengetahuan yang diperoleh fungsional.
 Anak-anak belajar bersungguh-sungguh dalam bekerja bersama.
 Anak-anak bertanggung jawab penuh pada pekerjaannya
D. Kekurangan Metode Proyek

 Kurikulum yang berlaku di negara kita saat ini, baik secara vertikal maupun horizontal,
belum menunjang pelaksanaan metode ini.
 Organisasi bahan pelajaran, perencanaan, dan pelaksanaan metode ini sukar dan
memerlukan keahlian khusus dari guru, sedangkan para guru belum siap untuk ini.
 Harus dapat memilih topik unit yang tepat sesuai kebutuhan anak didik, cukup fasilitas,
dan memiliki sumber-sumber belajar yang diperlukan.
 Bahan pelajaran sering menjadi luas sehingga dapat mengaburkan pokok unit yang
dibahas.
Sumber http://sainsedutainment.blogspot.co.id/2012/06/metode-proyek.html diakses tgl
30 oktober 2015 pkl 20.36

52
MAKALAH METODE PEMBELAJARAN

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode adalah cara yang fungsinya sebagai alat untuk mencapai tujuan. Makin baik
metode itu, makin efektif pula pencapaian tujuan. Dengan demikian tujuan merupakan faktor
utama dalam menetapkan baik tidaknya penggunaan suatu metode.

Dalam hal metode mengajar, selain faktor tujuan, murid, situasi, fasilitas dan faktor guru
turut menentukan efektif tidaknya penggunaan suatu metode. Karenanya metode mengajar itu
banyak sekali dan sulit menggolong-golongkannya. Lebih sulit lagi menetapkan metode mana
yang memiliki efektifitas paling tinggi. Sebab metode yang “kurang baik” di tangan seorang guru
dapat menjadi metode yang “baik sekali” di tangan guru yang lain dan metode yang baik akan
gagal di tangan guru yang tidak menguasai teknik pelaksanaannya.

Namun demikian, ada sifat-sifat umum yang terdapat pada metode yang satu tidak
terdapat pada metode yang lain. Dengan mencari ciri-ciri umum itu, menjadi mungkinlah untuk
mengenali berbagai macam metode yang lazim dan praktis untuk dilaksanakan dalam proses
belajar mengajar.

Belajar mengajar merupakan kegiatan yang kompleks. Mengingat kegiatan belajar


mengajar merupakan kegiatan yang kompleks, maka tidak mungkin menunjukan dan
menyimpulkan bahwa suatu metode belajar mengajar tertentu lebih unggul dari pada metode
belajar mengajar yang lainnya dalam usaha mencapai semua pelajaran, dalam situasi dan
kondisi, dan untuk selamanya. Untuk itu berikut ini akan dibahas beberapa metode yang

53
dimungkinkan dapat digunakan dalam pembelajaran pendidikan seperti metode ceramah,
metode diskusi, metode kelompok dan metode campuran.

B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan metode pembelajaran?

2. Bagaimana kedudukan metode dalam belajar mengajar?

3. Apa saja macam-macam metode mengajar, meliputi:

a. Metode ceramah

b. Metode diskusi

c. Metode kelompok

d. Metode campuran

C. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui maksud metode pembelajaran;

2. Untuk mengetahui kedudukan metode dalam belajar mengajar;

3. Untuk mengetahui macam-macam metode mengajar, meliputi: metode ceramah, metode


diskusi, metode kelompok dan metode campuran.

BAB II

PEMBAHASAN

54
A. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang
akan digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau
secara kelompok. Agar tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, seseorang
guru harus mengetahui berbagai metode. Dengan memiliki pengetahuan mengenai sifat
berbagai metode, maka seorang guru akan lebih mudah menetapkan metode yang paling
sesuai dengan situasi dan kondisi. Penggunaan metode mengajar sangat bergantung pada
tujuan pembelajaran.

Syarat-syarat yang harus diperhatikan oleh seorang guru dalam penggunaan metode
pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Metode yang dipergunakan harus dapat membangkitkan motif, minat, atau gairah belajar siswa.

2. Metode yang digunakan dapat merangsang keinginan siswa untuk belajar lebih lanjut.

3. Metode yang digunakan harus dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk mewujudkan
hasil karya.

4. Metode yang digunakan harus dapat menjamin perkembangan kegiatan kepribadian siswa.

5. Metode yang digunakan harus dapat mendidik murid dalam teknik belajar sendiri dan cara
memperoleh pengetahuan melalui usaha pribadi.

6. Metode yang digunakan harus dapat menanamkan dan mengembangkan nilai-nilai dan sikap
siswa dalam kehidupan sehari-hari.[1]

B. Kedudukan Metode Dalam Belajar Mengajar

Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah


sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak
pernah guru tinggalkan adalah bagaimana memahami, kedudukan metode sebagai salah satu
komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Dan analisis

55
yang dilakukan, lahirlah pemahaman tentang kedudukan metode sebagai alat motivasi extrinsic,
sebagai strategi pengajaran dan sebagai alat untuk mencapai tujuan.

C. Macam-Macam Metode Pembelajaran

Memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang
menarik. Ketepatan penggunaan metode mengajar tersebut sangat tergantung kepada tujuan,
isi, proses belajar mengajar. Ditinjau dari segi penerapannya, metode-metode ada yang tepat
digunakan untuk siswa dalam jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil.
Ada juga yang tepat digunakan dalam kelas atau diluar kelas. Dibawah ini akan diuraikan
secara singkat beberapa metode mengajar.

1. Metode Ceramah

Sudah sejak lama ceramah digunakan oleh para guru dengan alasan keterbatasan
waktu dan buku teks. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan menganggap metode
ceramah sebagai metode belajar-mengajar yang mudah digunakan. Kecenderungan ini
bertentangan dengan kenyataan bahwa tidak setiap guru dapat menggunakan metode ceramah
dengan benar. Metode ceramah bergantung kepada kualitas personalities guru, yakni suara,
gaya bahasa, sikap, prosedur, kelancaran, kemudahan bahasa, dan keteraturan guru dalam
memberi penjelasan: yang tidak dapat dimiliki secara mudah oleh setiap guru.

Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan
penerapan lisan oleh guru kepada siswa. agar siswa efektif dalam proses belajar mengajar
yang menggunakan metode ceramah, maka siswa perlu dilatih mengembangkan keterampilan
berpikir untuk memahami suatu proses dengan cara mengajukan pertanyaan, memberikan
tanggapan dan mencatat penalarannya secara sistematis.[2]

Dari definisi metode ceramah diatas, dapat kiranya kita mendefinisikan metode ceramah
sebagai sebuah bentuk interaksi belajar-mengajar yang dilakukan melalui penjelasan dan
penuturan secara lisan oleh guru terhadap sekelompok peserta didik.

56
Berdasarkan definisi metode ceramah, dapat dimengerti jika guru akan menjadi
pusat/titik tumpuan keberhasilan metode ceramah. Lalu lintas pembicaraan atau komunikasi
hanya searah yakni dari guru ke para siswa. Akibat dari adanya kenyataan ini, adalah:

1) Guru-guru haruslah memiliki keterampilan menjelaskan (explaining skills), dan

2) Guru memiliki kemampuan memilih dan menggunakan alat bantu instruksional yang tepat dan
potensi untuk meningkatkan ceramah.

Kesimpulan dari kajian terhadap berbagai studi tentang metode ceramah, yakni:

1) Metode ceramah sesuai digunakan bila:

- Tujuan dasar pengajaran adalah menyampaikan informasi baru,

- Isi pelajaran langka, misalnya penemuan baru,

- Isi pelajaran harus diorganisasikan dan disajikan dalam sebuah cara khusus untuk kelompok
tertentu,

- Membangkitkan minat terhadap mata pelajaran,

- Isi pelajaran tidak diperlukan untuk diingat dalam waktu yang lama,

- Untuk mengantar penggunaan metode mengajar yang lain dan pengarahan penyelesaian
tugas-tugas belajar.

2) Metode ceramah tidak sesuai digunakan bila:

- Tujuan pengajaran bukan tujuan perolehan informasi,

- Isi pelajaran perlu diingat dalam jangka waktu yang lama,

- Isi pelajaran kompleks, rinci, atau abstrak,

1.1 Segi kebaikan metode ceramah:

a. Dalam waktu relatif singkat dapat disampaikan bahan sebanyak-banyaknya.

57
b. Organisasi kelas lebih sederhana, tidak perlu mengadakan pengelompokkan murid-murid
seperti pada metode yang lain.

c. Guru dapat menguasai seluruh kelas dengan mudah, walaupun jumlah murid cukup besar.

d. Apabila penceramah berhasil baik, dapat menimbulkan semangat, kreasi yang konstruktif, yang
merangsang murid-murid untuk melaksanakan suatu tugas/pekerjaan.

1.2 Segi kekurangan (negatif):

a. Guru sukar untuk mengetahui pemahaman anak terhadap bahan-bahan yang diberikan.

b. Kadang-kadang guru sangat mengejar disampaikannya bahan yang sebanyak-banyaknya,


sehingga hanya menjadi bersifat pemompaan.

c. Pendengar cenderung menjadi pasif dan ada kemungkinan malahan kurang tepat dalam
mengambil kesimpulan, sebab guru menyampaikan bahan-bahan tersebut dengan lisan.

d. Apabila penceramah tidak memperhatikan segi-segi psychologies dan didaktis dari anak didik,
ceramah dapat bersifat melantur-lantur dan membosankan. Sebaliknya guru dapat terlalu
berlebih-lebihan berusaha membangkitkan minat siswa.

Langkah-Langkah/Tahap Metode Ceramah

1. Tahap Pengembangan Ceramah

Tahap pengembangan ceramah atau tahap pembahasan utama merupakan kegiatan inti
dalam pelaksanaan pemakaian metode ceramah. Pada tahap ini penceramah atau guru
menyajikan isi pelajaran yang telah diorganisasikan sebelumnya. Faktor-faktor yang hendaknya
menjadi perhatian guru pada tahap pengembangan ceramah, ialah:

a. Keterangan secara singkat dan jelas. Menerangkan suatu masalah dengan kata-kata yang
sederhana, kalimat pendek, tanpa banyak anak kalimat, akan mempermudah siswa
memahaminya.

58
b. Pergunakan papan tulis. Sebagai upaya visualisasi, pokok-pokok masalah yang diterangkan
perlu ditulis di papan tulis dengan jelas dan tertib. Cara ini juga mempermudah dan mendorong
siswa untuk mencatat.

c. Keterangan-ulang dengan menggunakan istilah atau kata-kata lain yang lebih jelas. Cara ini
akan membantu siswa yang belum dapat atau lambat menangkap isi ceramah. Bagi siswa yang
telah dapat menangkap isi ceramah, keterangan-ulang akan menambah kejelasan tentang apa
yang telah (sedikit) mereka pahami.

d. Perinci dan perluas pelajaran. Ini bisa dilakukan dengan jalan memperinci isi pelajaran lebih
lanjut, memberikan ilustrasi, memberikan keterangan tambahan, menghubungkan dengan
masalah lain, memberi beberapa contoh singkat, kongkrit dan yang telah dikenal oleh siswa.

e. Carilah balikan (feedhack) sebanyak-banyaknya selama berceramah. Guru perlu sekali


memperoleh balikan dari siswa tentang ceramah yang dilaksanakannya. Balikan non-verbal
diperoleh guru dengan memperhatikan tingkat perhatian siswa terhadap ceramah, catatan-
catatan yang dibuat siswa, atau sikap duduk siswa selama ceramah berlangsung. Balikan
verbal diperoleh oleh guru melalui kesempatan yang diberikan kepada siswa bertanya tentang
isi ceramah, atau guru yang bertanya kepada siswa tentang isi ceramahnya.

f. Mengatur alokasi waktu ceramah. Guru hendaknya menyadari bahwa ceramah yang terlalu
lama akan membosankan siswa. Untuk mengurangi kejenuhan, guru dapat mengatur alokasi
ceramah yang diselingi kegiatan lain setelah maksimal 15 menit.

2. Tahap Akhir Ceramah

Tahap akhir ceramah atau tahap kesimpulan ceramah merupakan kegiatan terakhir dari
guru dalam pemakaian metode ceramah. Kegiatan yang dilaksanakan oleh guru pada tahapan
ini diantaranya:

a. Pembuatan rangkuman dari garis-garis besar isi pelajaran yang diceramahkan, kegiatan ini
dilakukan oleh guru bersama-sama siswa;

b. Penjelasan hubungan isi pelajaran yang diceramahkan dengan isi pelajaran berikutnya; dan

59
c. Penjelasan tentang kegiatan pada pertemuan yang berikutnya.

Berdasarkan uraian tentang ceramah, tampak bahwa metode ceramah bukanlah


metode yang paling mudah untuk dilaksanakan oleh guru. Setiap guru boleh mengaku mampu
melaksanakan ceramah, tetapi tidak mampu memakai metode ceramah yang penuh makna.
Untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan ceramah, Tjipti
Utomo dan Ruijiter menyarankan agar guru bersedia:

1) Menyadari apa yang hendak dicapai dengan ceramah yang diberikan dalam pengajarannya,

2) Menganalisis hal-hal yang dilakukannya sebagai guru pada waktu memberikan ceramah, dan

3) Berlatih, karena tak ada suatu perubahan pun yang berhasil dengan “sekali jadi”. (Tjipto Utomo
dan Ruijter, 1985: 196-197).

2. Metode Diskusi

Diskusi merupakan istilah yang sudah biasa digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Seringkali kita mendengar percakapan seperti dibawah ini :

”Kalau ada masalah, mari kita diskusikan bersama” atau ”segala sesuatunya akan dapat kita
selesaikan dengan baik, bila semuanya kita diskusikan permasalahannya.”

Dari percakapan tersebut, mendapat gambaran bahwa diskusi merupakan pembicaraan


antara dua orang atau lebih untuk mencarikan suatu masalah.

Walaupun telah sering kita dengar istilah diskusi dalam kehidupan sehari-hari, belum
cukup kiranya untuk memahami metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar. Apakah
pengertian metode diskusi dalam kegiatan belajar-mengajar? Apakah tujuan metode diskusi,
terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut, akan diuraikan dan diulas secara berturut-turut
berikut ini.

a. Pengertian metode diskusi

60
Diskusi adalah suatu kegiatan kelompok untuk memecahkan suatu masalah dengan maksud
untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan lebih teliti tentang sesuatu, atau untuk
merampungkan keputusan bersama. Dalam diskusi tiap orang diharapkan memberikan
sumbangan sehingga seluruh kelompok kembali dengan pemahaman yang sama dalam suatu
keputusan atau kesimpulan.[3]

Gage dan Berliner (1984: 486) mengemukakan bahwa metode diskusi sungguh-
sungguh terbuka atau bervariasi pengertiannya. Ini merupakan suatu indikasi betapa sulitnya
mendefinisikan metode diskusi secara tepat. Girlstrap dan Martin (1975: 15) mengutarakan
bawah metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan
secara bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk
mencari jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta memungkinkan untuk itu.

Berdasarkan pada uraian diatas, dapat kiranya didefinisikan metode diskusi sebagai
suatu kegiatan belajar-mengajar yang membincangkan suatu topik atau masalah yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih (dapat guru dan siswa dan siswa lain). Dimana orang yang
berbincang memiliki perhatian yang sama terhadap topik atau masalah yang menjadi pokok
pembicaraan, sehingga mendapatkan berbagai alternatif jawaban terhadap topik yang
didiskusikan.

Fs

b. Tujuan Pemakaian Metode Diskusi

Apakah tujuan pendidikan yang paling baik dicapai melalui metode diskusi?
Jawabannya adalah untuk pengembangan pikiran kritis, sikap demokratis, tujuan-tujuan kognitif
tingkat tinggi, dan pengembangan sosial-emosional.

Secara terperinci tujuan pemakaian metode diskusi adalah :

1) Mengembangkan keterampilan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan, dan menyimpulkan pada


diri siswa.

61
2) Mengembangkan sikap positif terhadap sekolah, para guru, dan bidang studi yang dipelajari,

3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah dan konsep diri (self-concepts) yang


lebih positif.

4) Meningkatkan keberhasilan siswa dalam menemukan pendapat.

5) Mengembangkan sikap terhadap isu-isu kontroversial.

Dari tujuan pemakaian metode diskusi, maka dikemukakan bahwa pemakaian metode
diskusi tidak hanya sekedar untuk menyampaikan informasi kepada para siswa. Hal yang
penting dari penyampaian informasi adalah terbentuknya kondisi yang menguntungkan bagi
siswa untuk mengelola perolehan belajarnya.

c. Kelebihan dan Kekurangan Metode Diskusi

1) Kelebihan Metode Diskusi

Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan kegiatan belajar


mengajar.

a) Metode diskusi data merangsang siswa untuk lebih kreatif khususnya dalam memberikan
gagasan dan ide-ide.

b) Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.

c) Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal.
Disamping itu, diskusi juga bias melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.

2) Kelemahan Metode Diskusi

Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:

a) Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki
keterampilan berbicara

b) Kadang-kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.

62
c) Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang
direncanakan.

d) Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol.
Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu
iklim pembelajaran.

3. Metode Kelompok

Kerja kelompok merupakan salah satu metode belajar-mengajar yang memiliki kadar
CBSA yang tinggi. Metode kerja kelompok menuntut persiapan yang jauh berbeda bila
dibandingkan dengan format belajar-mengajar ekspositorik. Bagi mereka yang sudah terbiasa
dengan strategi ekspositorik, memerlukan waktu untuk berlatih menggunakan metode kerja
kelompok. Anda dapat mengkajinya melalui pembahasan berikut ini.

a. Pengertian Metode Kelompok

Istilah kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai
anggota kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih
kecil, untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama. Selain itu, kerja kelompok
juga ditandai oleh:

1) Adanya tugas bersama,

2) Pembagian tugas dalam kelompok, dan

3) Adanya kerja sama antara anggota kelompok dalam penyelesaian tugas kelompok.

Berpijak pada pengertian kerja kelompok diatas, maka metode kerja kelompok dapat
diartikan sebagai format belajar-mengajar yang menitikberatkan kepada interaksi antara
anggota yang satu dengan anggota yang lain dalam suatu kelompok guna menyelesaikan
tugas-tugas belajar secara bersama-sama.

Pengertian metode kerja kelompok yang demikian membawa konsekuensi kepada


setiap guru yang akan menggunakannya. Konsekuensi tersebut adalah guru harus benar-benar

63
yakin bahwa topik yang dibicarakan layak untuk digunakan dalam kerja kelompok. Tugas yang
diberikan kepada kelompok hendaknya dirumuskan secara jelas. Dalam pemakaian metoda
kerja kelompok, tugas yang diberikan dapat sama untuk setiap kelompok (tugas paralel) atau
berbeda-beda tetapi saling mengisi untuk setiap kelompok (tugas komplementer).

b) Tujuan Pemakaian Metode Kelompok

Metode Kerja Kelompok digunakan dalam proses belajar-mengajar dengan tujuan:

1) Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama diantara para siswa,

2) Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektual para siswa dalam proses belajar-
mengajar yang diselenggarakan, dan

3) Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar-mengajar secara
berimbang.

c) Kelebihan dan Kekurangan Metode Kelompok

1) Segi Kelebihan

a. Ditinjau dari segi pendidikan, kegiatan kelompok murid-murid akan meningkatkan kualitas
kepribadian, seperti: kerjasama, toleransi, kritis, disiplin dan sebagainya.

b. Ditinjau dari segi ilmu jiwa akan timbul persaingan yang positif, karena anak-anak lebih giat
bekerja dalam kelompok masing-masing.

c. Ditinjau dari segi didaktik, bahwa anak-anak yang pandai dalam kelompoknya dapat membantu
teman-temannya yang kurang pandai, terutama dalam rangka memenangkan “Kompetisi”
antara kelompok.

2) Segi Negatif.

a. Metode kelompok memerlukan persiapan-persiapan yang agak rumit apabila dibandingkan


dengan metode yang lain; misalnya metode ceramah.

64
b. Apabila terjadi persaingan yang negatif, hasil pekerjaan akan lebih memburuk.

c. Bagi anak-anak yang malas ada kesempatan untuk tetap pasif dalam kelompok itu dan
kemungkinan besar akan mempengaruhi kelompok itu, sehingga usaha kelompok itu akan
gagal.

d) Jenis-Jenis Pengelompokkan

Dalam penerapan metode Kelompok, guru dituntut untuk memiliki keterampilan


melakukan pengelompokkan terhadap para siswanya. Ada berbagai jenis cara
pengelompokkan yang dapat dilaksanakan oleh guru, cara-cara tersebut adalah:

1) Pengelompokkan didasarkan atas ketersediaan fasilitas

Suatu pengelompokan yang dilakukan karena fasilitas belajar yang tersedia tidak sebanding
dengan jumlah yang membutuhkan. Untuk kepentingan praktis, kelompok dibagi berdasarkan
jumlah fasilitas yang tersedia.

2) Pengelompokan atas dasar perbedaan individual dalam minat belajar

Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan perkembangan setiap siswa,


dianggap perlu untuk lebih banyak memberikan kesempatan mengembangkan minat masing-
masing.

3) Pengelompokan didasarkan atas perbedaan individual dalam kemampuan belajar.

Pengelompokan ini dilaksanakan apabila untuk kepentingan lancarnya kegiatan dibutuhkan

- Penjajagan terhadap tugas atau topik yang diberikan oleh guru,

- Pemahaman terhadap tugas atau topik kelompok, dan

- Penunaian atau penyelesaian tugas.

Sedangkan guru pada tahapan ini melakukan pengamatan, memberikan saran bila
diperlukan, dan melaksanakan penilaian kelompok yang sedang bekerja.

65
e) Pelaporan hasil Kerja Kelompok

Sedangkan semua kelompok menyelesaikan tugasnya, maka mereka berkewajiban


untuk melaporkan hasil kerja mereka. Laporan hasil kerja kelompok, dapat dilakukan secara
lisan atau secara tertulis.

f) Penilaian pemakaian metode Kerja Kelompok

Berdasarkan hasil Kelompok serta pelaksanaan penyelesaian hasil Kelompok serta


pelaksanaan penyelesaian tugas (proses Kelompok), guru melakukan penilaian keberhasilan
pemakaian metode Kelompok.

Prosedur pemakaian metode Kelompok, sekali lagi dapat ditegaskan bahwa variabel-
variabel penentu keberhasilan metode Kelompok dan peran guru dalam pelaksanaan Kelompok
merupakan hal penting yang perlu disadari oleh guru. Persiapan dan kesiapan guru dalam
memakai metode Kerja Kelompok, akan menentukan keberhasilannya.

4. Metode Campuran

Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran, kombinasi atau
gado-gado dalam bahasa Indonesia (metode-metode pilihan).

Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan melalui
macam-macam kombinasi beberapa metode, misalnya; metode ceramah dengan metode
diskusi bahkan dengan metode demonstrasi sekaligus dipakai/diterapkan dalam suatu kondisi
pengajaran.
Oleh karena itu, metode ini campuran dari unsure-unsure yang terdapat dalam metode-metode.

Dalam praktiknya, metode campuran ini dapat diterapkan seorang guru dalam suatu
situasi pengajaran di depan kelas, dengan persiapan yang baik dan sungguh-sungguh dalam
mempraktikkan metode ini.
Hal ini dikarenakan, kemampuan guru dalam menguasai bahan itu sendiri perlu latihan-latihan
praktik terus agar mampu menguasai berbagai metode. Suatu keharusan seorang guru

66
menguasai berbagai macam metode-metode dan menerapkan secara bervariasi di kelas secara
bersungguh sungguh.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Metode pembelajaran adalah cara-cara atau teknik penyajian bahan pelajaran yang akan
digunakan oleh guru pada saat menyajikan bahan pelajaran, baik secara individual atau secara
kelompok.

2. Metode ceramah adalah suatu cara mengajar atau penyajian materi melalui penuturan dan
penerapan lisan oleh guru kepada siswa.

3. Metode diskusi merupakan suatu kegiatan dimana sejumlah orang membicarakan secara
bersama-sama melalui tukar pendapat tentang suatu topik atau masalah, atau untuk mencari
jawaban dari suatu masalah berdasarkan semua fakta memungkinkan untuk itu.

4. Metode kelompok dapat diartikan sebagai bekerjanya sejumlah siswa, baik sebagai anggota
kelas secara keseluruhan atau sudah terbagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil,
untuk mencapai suatu tujuan tertentu secara bersama-sama.

5. Metode Campuran atau Electic Methods dapat diartikan campuran, kombinasi atau metode-
metode pilihan. Metode electic yaitu cara menyajikan bahan pelajaran di depan kelas dengan
melalui macam-macam kombinasi beberapa metode.

DAFTAR PUSTAKA

67
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar Micro Teaching,Jakarta : Quantum teaching, 2005

Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi, Quantum Teaching,
2005

http://metodecampuranelecticmethods.blogspot.com/2011/01/metode-campuran-electic-methods.html

sumber : http://yusrikeren85.blogspot.co.id/2011/11/makalah-metode-
pembelajaran.html diakses tgl 2 November 2015 pkl 09.19

Prinsip-prinsip Metode Ekspositori

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan metode ekspositori yang harus diperhatikan oleh


setiap guru antara lain (Wina Sanjaya, 2008:181)

1. Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam metode ini, namun
tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah
yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan metode ini.

2. Prinpip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada
proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau
sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah
materi pelajaran yang telah diorganisir dan disusun dengan tujuan tertentu yang ingin
dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa
berfungsi sebagai penerima pesan.

3. Prinsip Kesiapan

68
Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hubelajar.Inti dari
hukum ini adalah guru harus terlebih dahulu memosisikan siswa dalam keadaan siap baik
secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan memulai pelajaran,
manakala siswa belum siap untuk menerimanya.

4. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari
materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan
tetapi juga untuk waktu selanjutnya

Prosedur Metode Ekspositori

Pada Pelaksanaannya metode ekspositori memiliki prosedur-prosedur pelaksanaan, secara


garis besar digambarkan oleh Wina Sanjaya (2008) sebagai berikut :

1. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran.


Dalam metode ekspositori, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung
pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan yaitu :

 Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif.

 Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar.

 Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa.

 Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

2. Penyajian (Presentation)

Tahap penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan
yang telah dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi
pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada

69
beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini diantaranya :
Penggunaan bahasa, intonasi suara, Menjaga kontak mata dengan siswa, serta
menggunakan kemampuan guru untuk menjaga agar suasana kelas tetap hidup dan
menyenangkan.

3. Korelasi (Correlation)

Tahap korelasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi
pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimiliki siswa
maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan
motorik siswa.

4. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang
telah disajikan. Sebab melalui langkah menyimpulkan, siswa dapat mengambil inti sari
dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa
tentang kebenaran suatu paparan. Sehingga siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan
guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan cara mengulang kembali inti- inti materi
yang menjadi pokok persoalan, memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan
materi yang diajarkan, dan membuat maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok-
pokok materi.

5. Mengaplikasikan (Aplication)

Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak
penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses
pembelajaran ekspositori. Sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan
informasi tentang penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah
diajarkan. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan membuat
tugas yang relevan, serta dengan memberikan tes materi yang telah diajarkan untuk

70
dikerjakan oleh siswa.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori

Kelebihan Metode Espositori

1. Dengan metode ekspositori guru dapat mengontrol urutan dan keluasan pembelajaran,
dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran
yang disampaikan.

2. Metode pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang
harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar
terbatas.

3. Melalui Strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui


penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan Demonstrasi).

4. Metode Pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang
besar.

Kelemahan Metode Ekspositori

1. Metode pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik.
2. Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar siswa.
3. Metode ini sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan
sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
4. Keberhasilan metode pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang
dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, senmangat,
antusiasme, motivasi, dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah
dipastikan pembelajaran tidak mungkin berhasil.

71
5. Pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan
guru.mengingat gaya komunikasi metode pembelajaran ini lebih banyak terjadi
satu arah (one-way communication). Sehingga kesempatan untuk mengontrol
pemahaman siswa akan terbatas pula

72

Anda mungkin juga menyukai