Anda di halaman 1dari 6

Nama : Nur Mahiyatus Sholikhah

NIM : 4301416020
Prodi : Pendidikan Kimia/Rombel 02

Metode Ceramah
Pengertian metode ceramah
Ceramah merupakan salah satu metode mengajar yang paling banyak digunakan dalam
prosesbelajar mengajar. Metode ceramah ini dilakukan dengan cara menyampaikan materi
pelajaran kepada peserta didik secara langsung atau dengan cara lisan.

Kelebihan Metode Ceramah


Ada beberapa kelebihan sebagai alasan mengapa ceramah sering digunakan, yaitu:
· Ceramah merupakan metode yang ’murah’ dan ’mudah’ untuk dilakukan. Murah dalam arti
proses ceramah tidak memerlukan peralatan-peralatan yang lengkap, berbeda dengan metode yang
lain seperti demonstrasi atau peragaan. Sedangkan mudah, memang ceramah hanya mengandalkan
suara guru, dengan demikian tidak terlalu memerlukan persiapan yang rumit.
· Ceramah dapat menyajikan materi pelajaran yang luas. Artinya, materi pelajaran yang banyak
dapat dirangkum atau dijelaskan pokok-pokoknya oleh guru dalam waktu yang singkat.
· Ceramah dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan. Artinya, guru dapat
mengatur pokok-pokok materi yang mana yang perlu ditekankan sesuai dengan kebutuhan dan
tujuan yang ingin dicapai.
· Melalui ceramah, guru dapat mengontrol keadaan kelas, oleh karena se-penuhnya kelas
merupakan tanggung jawab guru yang memberikan ceramah.
· Organisasi kelas dengan menggunakan ceramah dapat diatur menjadi lebih sederhana.
Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam, atau tidak memerlukan persiapan-
persiapan yang rumit. Asal siswa dapat menempati tempat duduk untuk mendengarkan guru, maka
ceramah sudah dapat dilakukan.
Kelemahan metode cerama
Di samping beberapa kelebihan di atas, ceramah juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya:
· Materi yang dapat dikuasai siswa sebagai hasil dari ceramah akan terbatas pada apa yang
dikuasai guru. Kelemahan ini memang kelemahan yang paling dominan, sebab apa yang diberikan
guru adalah apa yang dikuasainya, sehingga apa yang dikuasai siswa pun akan tergantung pada
apa yang dikuasai guru.
· Ceramah yang tidak disertai dengan peragaan dapat mengakibatkan terjadinya verbalisme
· Guru yang kurang memiliki kemampuan bertutur yang baik, ceramah sering dianggap sebagai
metode yang membosankan. Sering terjadi, walaupun secara fisik siswa ada di dalam kelas, namun
secara mental siswa sama sekali tidak mengikuti jalannya proses pembelajaran, pikirannya
melayang ke mana-mana, atau siswa mengantuk, oleh karena gaya bertutur guru tidak menarik.
· Melalui ceramah, sangat sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti apa
yang dijelaskan atau belum. Walaupun ketika siswa diberi kesempatan untuk bertanya, dan tidak
ada seorang pun yang bertanya, semua itu tidak menjamin siswa seluruhnya sudah paham.

Tahap Persiapan
- Merumuskan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran adalah proses untuk mencapai
tujuan, maka dari itu langkah awal yang dilakukan oleh guru adalah harus merumuskan tujuan
yang jelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang akan dikuasai oleh siswa setelah
proses pembelajaran dengan metode ceramah hingga akhir.

- Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Keberhasilan metode ceramah


sangat bergantung pada tingkat kemampuan penguasaan guru terhadap materi. Oleh karena itu,
guru harus membuat pokok-pokok materi apa saja yang akan diterangkan kepada siswanya untuk
mencapai tujuan pembelajaran. Dalam penentuan pokok-pokok materi, guru sedikit
mempersiapkan sebuah ilustrasi untuk mempermudah dan memperjelas informasi yang
disampaikan

- Mempersiapkan alat bantu. Alat bantu sangat penting digunakan untuk memudahkan siswa
dalam menerima apa yang dijelaskan oleh guru, missal saja dengan media-media atau yang
lainnya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas metode ceramah supaya tidak
membosankan.

Tahap Pelaksanaan
a. Langkah pembukaan

Langkah pembukaan dalam metode ceramah merupakan langkah yang menentukan keberhasilan
atau tidaknya dalam pelaksaan metode ceramah. Dalam pelaksanaannya terdapat hal-hal yang
harus diperhatikan. Pertama, yakinkan siswa untuk dapat memahami tujuan apa yang akan dicapai.
Oleh sebab itu, guru harus lihai dalam menjelaskan makna tujuan tersebut, supaya dalam proses
pembelajaran siswa dapat terangsang dan termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran
dengan mudah. Kedua, lakukan langkah apersepsi yaitu menggabungkan materi pelajaran yang
lalu dengan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dengan ini akan memudahkan siswa
perlahan untuk memahami materi, dan menciptakan siswa dalam proses pembelajran itu mudah
masuk dan menempel diotak.
b. Tahap penyajian
Tahap ini merupakan inti dari metode ceramah. Guru harus menyampaikan materi pembelajaran
dengan baik menggunakan tuturkata yang mudah dipahami. Supaya ceramah dapat berkualitas,
guru harus menjaga perhatian siswa agar tetap memperhatikan materi pembelajaran yang sedang
disampaikan. Terdapat cara-cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk menjaga perhatian siswa
supaya tidak buyar: pertama, menjaga kontak mata secara terus-menerus antara guru dengan
siswa. Kontak mata ini sangat penting sebagai isyarat antara guru dan siswa dalam memerhatikan
pelajaran. Usahakan ketika guru sedang menulis dipapan tulis tetap memerhatikan kontak mata,
sedikit menulis dan dekit menjelaskan berbalik menghadap siswa. Kedua, gunakan bahasa yang
komulatif dan mudah diterima oleh siswa. Guru tidah harus menggunakan istilah-istilah yang
terdengar asing dan kurang popular, karna itu akan menyebabkan siswa bingung. Serta intonasi
suara juga harus diperhatikan supaya siswa dapat mendengar dengan baik. Ketiga, sajikan
pembelajaran yang akan diterangkan dengan sistematis, supaya tidak meloncat-loncat dan mudah
diterima oleh siswa. Keempat, tanggapi respons siswa dengan segera. Sekecil apapun respons dari
siswa harus ditanggapi, hal ini yang nantinya membuat kelas aktif serta terjadi timbal balik antara
guru dan siswa. Kelima, gurur tetep menjaga suasana dan kondisi kelas agar tetap tenang dan tidak
gaduh. Ciptakan kelas yang kondusif sehingga membuat siswa bersemangat untuk belajar,
makadari itu guru harus menunjukan sikap yang bersahabat dan akrab serta penuh gairah dalam
menyampaikan pembelajaran, serta sekali-kali diberikan humor-humor yang segar dan
menyenangkan.

C. Langkah Mengakhiri Atau Menutup Ceramah


Metode ceramah harus ditutup agar materi-materi pembelajaran yang sudah dipahami dan dikuasai
oleh siswa tidak terbang kemana-mana. Ciptakan kegiatan yang memungkinkan siswa untuk tetap
mengingat materi pelajaran. Dapat dilakukan dengan cara-cara berikut: pertama, embimbing siswa
untuk menarik kesimpulan atau merangkum materi pelajaran yang baru saja disampaikan oleh
guru. Kedua, merangsang siswa supaya dapat membuat suatu tanggapan atau memberi semacam
ulasan sedikit mengenai materi pembelajaran yang telah disampaikan. Ketiga, guru melakukan
evaluasi untuk mengetahui seberapa jauh siswanya menguasai materi pembelajaran yang baru saja
ia sampaikan.
Metode Diskusi
Pengertian Metode Diskusi
Metode diskusi merupakan metode yang dapat membuat siswa aktif karena siswa memperoleh
kesempatan berbicara atau berdialog untuk bertukar pikiran dan informasi tentang suatu topik atau
masalah dan mencari fakta atau pembuktian yang dapat digunakan bagi pemecahan masalah.
Prinsip dari metode diskusi adalah melibatkan siswa secara aktif, diperlukan ketertiban dan
keteraturan dalam mengemukakan pendapat secara bergilir dengan dipimpin oleh seorang ketua
atau moderator, masalah yang didiskusikan sesuai dengan perkembangan dan kemampuan berfikir
siswa, guru mendorong siswa yang kurang aktif untuk melakukan atau mengeluarkan pendapatnya,
siswa dibiasakan untuk menghargai pendapat orang lain dalam menyetujui atau menentang
pendapat.

Langkah-langkah penggunaan metode diskusi


Secara umum metode diskusi memiliki langkah-langkah sebagai berikut
1.Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan member pengarahan seperlunya
mengenai cara-cara pemecahannya.
2.Dengan pimpinan guru, para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi, memilih pemimpin
diskusi, mengatur tempat duduk, ruangan, sarana, dan sebagainya.
3.Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari
kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan
bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif dan agar berdiskusi berjalan lancer.
4.Kemudian tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya.
5.Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap
kelompok.
Kekurangan dan Kelebihan Metode Diskusi dalam Pembelajaran Kimia
Setiap metode pembelajaran memiliki kelebihan maupun kekurangan begitu juga dengan metode
diskusi. Metode diskusi memiliki kekurangandan kelebihan diantaranya
A. Kekurangan
a) Tidak semua topik dapat dijadikan metode diskusi hanya hal-hal yang bersifat problematis saja
yang dapat didiskusikan.
b) Diskusi yang mendalam memerlukan banyak waktu
c) Sulit untuk menentukan batas luas atau kedalaman suatu uraian diskusi.
d) Biasanya tidak semua siswa berani menyatakan pendapat sehingga waktu akan terbuang karena
menunggu siswa mengemukakan pendapat.
e) Pembicaraan dalam diskusi mungkin didominasi oleh siswa yang berani dan telah biasa
berbicara. Siswa pemalu dan pendiam tidak akan menggunakan kesempatan untuk berbicara
f) Pembicaraan terkadang menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang
g) Memungkinkan timbulnya rasa permusuhan antarkelompok atau menganggap kelompoknya
sendiri lebih pandai dan serba tahu daripada kelompok lain atau menganggap kelompok lain
sebagai saingan, lebih rendah, remeh atau lebih bodoh.
h) Tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar
i) Peserta mendapat informasiyang terbatas
j) Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.
Kelebihan dari Metode Diskusi
a) Merangsang kreativitas anak-didik dalam bentuk ide,gagasan-prakarsa dan terobosan baru
dalam pemecahan suatu masalah.
b) Merangsang siswa untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui atau menentang
pendapat teman-temannya.
c) Memperluas wawasan
d) Membina untuk terbiasa musyawarah untuk mufakat dalam memecahkan suatu masalah.
e) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai
sumber data.
f) Memberi kesempatan kepada siswa untuk menghayati pembaharuan suatu problem bersama-
sama.
g) Membina suatu perasaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan, atau keputusan
yang akan atau telah diambil.
h) Berdiskusi bukan hanya menuntut pengetahuan, siap dan kefasihan berbicara saja tetapi juga
menuntut kemampuan berbicara secara sistematis dan logis.
i) Dengan mendengarkan semua keterangan yang dikemukakan oleh pembicara, pengetahuan dan
pandangan siswa mengenai suatu problem akan bertambah luas.
j) Membina siswa untuk berpikir matang-matang sebelum berbicara.
Bentuk-bentuk Metode Diskusi
Metode diskusi dalam pembelajaran terdapat berbagai macam diskusi. Ditinjau dari
bentuknya, metode diskusi dapat dibedakan sebagai berikut:

1. WholeGroup, merupakan bentuk diskusi kelompok besar (pleno, klasikal,paripurna dsb.)


2. Buzz Group, merupakan suatu diskusi kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang. Tempat
duduk diatur sedemikian rupa sehingga siswa saling berhadapan untuk memudahkan
pertukaran pendapat.
3. Panel, merupakan suatu diskusi kelompok kecil (3-6) orang yang dianggap ahli untuk
mendiskusikan objek tertentu dengan cara duduk melingkar yang dipimpin oleh seorang
moderator.
4. Syndicate Group, merupakan bentuk diskusi dengan cara membagi kelas menjadi beberapa
kelompok kecil yang terdiri dari (3-6) orang yang masing-masing melakukan tugas-tugas
yang berbeda. Guru menjelaskan garis besar masalah dengan aspek-aspeknya. kemudian
tiap kelompok bertugas membahas suatu aspek tertentu yag berbeda dengan kelompok
lainnya dan membuat kesimpulan untuk dilaporkan dalam sidang pleno serta didiskusikan
lebih lanjut.
5. Simposium, merupakan bentuk diskusi yang dilaksanakan dengan membahas berbagai
aspek dengan subjek tertentu. Dalam kegiatan ini sering menggunakan sidang paralel,
karena ada beberapa orang penyaji. Setiap penyaji menyajikan karyanya dalam waktu 5-
20 menit diikuti dengan sanggahan dan pertanyaan dari audience/peserta. Bahasan dan
sanggahan dirumuskan oleh panitia sebagai hasil simposium.
6. Brainstorming, merupakan suatu diskusi di mana anggota kelompok bebas
menyumbangkan ide-ide baru terhadap suatu masalah tertentu, di bawah seorang ketua dan
dilaksanakan dengan cepat (waktu pendek). Semua ide yang sudah masuk dicatat untuk
kemudian diklasifikasikan menurut suatu urutan tertentu. Suatu saat mungkin ada diantara
ide baru tersebut yang dirasa menarik untuk dikembangkan.
7. Informal Debate, merupakan diskusi dengan cara membagi kelas menjadi 2 kelompok yang
pro dan kontra yang dalam diskusi ini diikuti dengan tangkisan dengan tata tertib yang
longgar agar diperoleh kajian yang dimensi dan kedalamannya tinggi.
8. Seminar, pada umumnya merupakan suatu pembahasan yang bersifat ilmiah. Suatu pokok
persoalan dibahas secara teoritis, bila perlu dibuka suatu pandangan umum. Berdasarkan
kertas kerja yang ada, peserta menjadi beberapa kelompok untuk membahas lebih lanjut.
Pimpinan kelompok sewaktu waktu menyimpulkan kerja kelompoknya dan dari hasil-hasil
kelompok disusun suatu perumusan oleh panitia perumus yang ditinjau.
9. Colloqinin, merupukan suatu kegiatan dimana siswa dihadapkan pada nara sumber untuk
mengajukan pertanyaan. selanjutnya mengandung pertanyaan-pertanyaan tambahan dari
siswa-siswa yang lain. Dengan maksud untuk memperjelas bahan pelajaran yang telah
diterima.
10. Fish Rowt, diskusi terdiri dari beberapa orang peserta yang dipimpin oleh seorang ketua.
Tempat duduk diatur setengah lingkaran dengan dua atau tiga kursi kosong menghadap
peserta, seolah-olah menjaring ikan dalam sebuah mangkuk. Kelompok pendengar yang
ingin menyumbangkan pikiran dapat duduk di kursi kosong tersebut. Ketua
mempersilahkan berbicara dan setelah selesai kembali ketempat semula.

Anda mungkin juga menyukai