Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN METODE MENGAJAR DENGAN

HASIL BELAJAR MAKALAH


HUBUNGAN METODE MENGAJAR DENGAN HASIL BELAJAR
MAKALAH

Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah


“STRATEGI PEMBELAJARAN P A I “

Dosen Pengampu
Buna’i S.Ag. M.pd.

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


PAMEKASAN MADURA

2008

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Assalmu Alaikum Wr. Wb.


Al hamdulillah kami haturkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan beberapa kenikmatan
yang berupa Iman, Islam dan kesehatan , sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah
dengan judul hubungan metode mengajar dengan hasil belajar .
Salawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.rasul
yang terahir yang telah membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah yang penuh barakah
ini
Selanjutnya kami mengcapkan banyak terima kasih kepada dosen pengampu yang terhormat bapak
Buna’i S.Ag.Mpd. , yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami, sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Tak lupa kami haturkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam
penulisan makalah ini , begitu juga kami mohon maaf apabila dalam penulisan ini terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan.
Billahi taufiq walhidayah
Summassalamu alaikum Wr. Wb.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Metode pendidikan sangatlah diperlukan untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang di lakukan
oleh guru atau pndidik sebagai upaya untuk mencapai hasil pendidikan yang dingininkan. Dengan
demikina maka metodelogi yang baik hendaklah dapat di jadikan pedoman oleh setiap pendidik
dalam pengelolaan proses pembelajaran serta menentukan komponen-komponen yang dapat
mempengaruhi dalam proses pendidikan sehingga membuahkan suatu hasil yang dinginkan. Dan
metode pendidikan yang baik hanya bisa dilakukan oleh tenaga pendidik yang profesional
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk dapat menentukan kualitas atau hasil proses
pendidikan adalah pendekatan suatu metode pembelajaran yang kondusif. Melalui pendekatan
metode tersebut kita dapat melihat berbagai aspek yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam
suatu proses pembelajaran yang dikalukan. metode mempuyai arti suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan atau mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan
tujuan tang telah ditetapkan.
Berdasarkan pengertian diatas, maka ada beberapa metode yang dilakukan untuk mencapai hasil
pembelajaran sebagai mana akan di bahas dalam bab berikutnya.

B. Rumusan Masalah

Sebagai mana di singgung dalam latar belakang masalah maka dalam penulisan ini penulis akan
memformulasikan beberapa rumusan masalah sebagai mama berikut;
1. Bagaimana metode mengajar
2. Bagaimana pengertian hasil belajar
3. Bagaimana hubungan metode mengajar dengan hasil belajar

C. Tujuan Makalah

Tujuan yang ingin di tulis dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui bagai mana metode mengajar
2. Mengetahui pengertian hasil belajar
3. mengetahui hubungan metode mengajar dengan hasil belajar

BAB II
PEMBAHASAN

A. METODE MENGAJAR

Metode berasal dari dua perkataan yaitu meta yang artinya melalui dan hodos yang mempuyai arti
jalan atau cara , dengan demikian maka metode mempuyai arti suatu jalan yang dilalui untuk
mencapai suatu tujuan. Sedangkan mengajar menurut Poerwodarminto dalam kamus bahasa
Indonesianya mempunyai arti memberi pelajaran, atau melatih , sehingga dengan pengertian
tersebut, maka metode mengajar yang penulis maksud adalah suatu cara yang harus dilalui oleh
pendidik, guru, dosen atau orang tua dalam mengajar atau melatih terdidik sehingga menghasilkan
sesuatu yang pengajar inginkan.
Adapun jalan dan cara yang ditempuh oleh pengajar dalam mengajar anak didiknya atau yang diajar
pada umumnya menggunakan beberapa metode diantaranya sebagai berikut:

1. Metode ceramah

Metode ceramah ialah sebuah metode mengajar dengan penyampaian informasi dan pengetahuan
secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Pengajaran dengan
menggunakan metode ceramah perhatian terpusat pada guru sedangkan para siswa hanya
mendengarkan secara pasif . metode ini cocok digunakan untuk menyampaikan informasi ,untuk
memberikan pengantar, dan menyampaikan materi yang berkenaan dengan pengertian-pengertian
atau konsep–konsep .
Langkah-langkah menggunakan metode cermah, agar metode ceramah berhasil, maka ada beberapa
hal yang harus dilakukan, baik pada tahap persiapan maupun pada tahap pelaksanaan.
a. Tahap persiapan:
1 Merumuskan tujuan yang ingin dicapai Proses pembelajaran adalah proses yang bertujuan, oleh
sebab itu merumuskan tujuan yang jelas merupakan langkah awal yang harus dipersiapkan pengajar.
2 Menentukan pokok-pokok materi yang akan diceramahkan. Dalam hal ini seorang guru atau
pengajar hendaknya harus mempersiapkan pokok-pokok materi yang akan disampaikan sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Karena keberhasilan suatu ceramah sangat
tergantung pada tingkat penguasaan guru tentang materi yang akan di ceramahkan.
b. Tahap pelaksanaan: pada tahap ini ada beberapa langkah yang harus di lakukan:
1 Langkah pembukaan. dalam langkah ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan diantaranya
adalah sebagai berikut;
a. Yakinkan bahwa siswa memahami tujuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, maka guru perlu
mengemukakan terlebih dahulu tujuan yang harus di capai oleh siswa.
b. Lakukan langkah apersepsi, yaitu langkah menghubungkan materi pelajaran yang lalu dengan
materi pelajaran yang akan disampaikan. Hal ini di lakukan gunanya adalah untuk mempersiapkan
secara mental agar siswa mampu dan dapat menerima materi pembelajaran.
2 Langkah penyajian; Tahap penyajian adalah tahap penyampaian materi pembelajaran dengan cara
bertutur,. Agar ceramah kita berkualitas sebagai metode pembelajaran, maka guru harus menjaga
perhatian siswa agar tetsp terarah pada materi pembelajaran yang sedang di sampaikan. Untuk
mejaga perhatian ini ada beberapa hal ang harus diperhatikan diantaranya:
a. Gunakan bahasa yang komonikatif dan mudah diterima oleh siswa.
b. Sajikan materi pembelajaran secara sistimatis, tidak meloncat-loncat agar mudah di tangkap oleh
siswa.
c. Menjaga dan menjadikan kelas agar selalu kondusif dan menggairahkan untuk belajar
3 Langkah mengakhiri atau menutup ceramah;

2. Metode tanya jawab

metode tanya jawab adalah cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaaan yang harus dijawab
,terutama dari guru kepada siswa , tetapi dapat pula dari siswa kepada guru . metode ini
dimaksudkan untuk merangsang berfikir dan membingbing peserta didik dalam mencapai kebenaran .

3. metode diskusi

metode dikusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan
.tujuan utama dalammetode ini adalh untuk memecahkan suatu permasalahan , menjawab
pertanyaan , menambah dan memahami pengetahuan siswa serta untuk membuat suatu keputusan
.metode diskusi ini bersifat bertujkar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama –sama .dalam proses pelaksanaan pembelajaran yang menggunakan metode ini guru harus
mengatur kondisi agar:
a. setiap siswa dapat mengeluarkan gagasan dan pendapat mereka
b. setiap siswa harus saling mendengar pendapat orang lain
c. setiap siswa harus saling merespon
d. setiap siswa harus dapat mengumpulkan dan memcatat ide- ide yang di anggap penting
e. dengan metode inin setiap diharapkan mampu mengembangkan pengetahuannya serta
memahami isu- isu yang dibicarakan dalam diskusi

4. metode kisah atau cerita

Al qur’ an dan hadis banyakmeredaksikan kisah dalam penyampaikan pesan –pesannya .seperti
kisah malaikat ,nabi umat- terdahulu dan sebagainya .dalam kisah itu tersimpan nilai- nilai pedagogis
religius yang memungkinkan anak didik mampu meresapinya .
Menurut al nahwali dalam Atafsir metode kisah amat penting karena :
a. kisah selalu memikat dan mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya
,mernungkan maknanya sehingga menimbulkan kesan dalam hati pembaca atau pendengarnya .
b. kisah dapat membangkitkan berbagai perasaaan seperti takut, rido, dan cinta .
c. kisah dapat melibatkan pembaca dan pendengar kedalam kisahh sehingga mereka terlibat secara
emosional .

5. metode demonstrasi

metode demonstrasi adlah metode penyampaian pelajaran dengan memperagakan dan


menunjukkankepada siswa tentang suatu proses, situasi ataau benda tertentu, baik sebenarnya atu
sekedar tiruan,dalam metode ini tidak lepas dari penyampaian secara lisan oleh guru, dengan metode
ini guru dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret .

6. metode praktek

metode ini dimaksudkn supaya mendidik dengan memberikan materi pendidikan baik menggunakan
alat atau benda , seperti diperagakan , dengan harapan peserta didik menjadi jelas dan mudah
mempraktekkan materi yang dimaksut.

B. HASIL BELAJAR

Belajar adalah mengumpulkan atau menghafalkan fakta–fakta yang tersaji atau dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran .menurut Chaplin Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku
yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan pengalaman. belajar juga bisa di artikan proses
memperoleh respons–respons sebagai akibat latihan khusus.jadi belajar merupakan suatu proses
sebgai suatu yang diproses sudah barang tentu ada yang di peroses dan ada yang dihasilkan dari
pemprosesan adapun hasil menurut tim media dalam kamus lengkap bahasa indonesia adalah
sesuatu yang didapat dari jerih payah. Sedangkan menurut Abdurrahman dalam buku evaluasi
pembelajaran karya Dr Abdul haris; mengatakan bahwa hasil belajar adalah merupakan kemampuan
yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar Sedangkan menurut A.J. Romozouskijadi hasil
belajar merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemrosesan masukan ( input). Masukan dari
sistem tersebut berupa bermacam-macam informasi sedangkan keluarannya adalah merupakan
perbuatan atau kinerja(performance).
Menurut Juliah hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari
kegiatan belajar yang dilakukannya. Sedangkan menurut Hamalik hasil belajar adalah pola-pola
perbuatan , nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap serta apresepsi dan abilitas, Sehingga
dengan pendapar tersebut dapat dkatakan hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara
nyata setelah dilakukan peroses belajar mengajar yang sesuaidengan tujuan pengajaran.
Benjamin S. Bloon berpendapat bahwa hasil belajar dapat di kelompokkan kedalam dua macam yaitu
pengetahuan dan keterampilan.
Pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu:
1). Pengetahuan tentang fakta;
2). Pengetahuan tentang prosedural;
3). Pengetahuan tentang konsep;
4). Pengeyajuan tentang prinsip;
Keterampilan juga terdiri dari empat kategori, yaitu:
1). Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif;
2). Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik;
3). Keterampilan bereaksi atau bersikap;
4). Keterampilan berinteraksi.
Dari beberapa pendapat diatas dapat penulis simpulkan bahwa hasil belajar adalah merupakan
pencapaian bentuk perubahan prilaku yang cenderung menetap baik di lihat dari unsur segi koknotif,
efektif, dan psikomotorik dari proses belajar yang di lakukan dalam waktu tertentu, yang dihasilkan
dari usaha yang dilakukan dengan cara latihan dan pengalaman belajar
Untuk memperoleh hasil belajar, diperlukan penilaian atau di lakukan evaluasi pada siswa atau
terdidik yang merupakn tindak lanjut atau cara yang dilakukan untuk mengukur tingkat penguasaan
siswa atau terdidik dalam proses pembelajaran yang telah di lakukannya, sehingga dengan evaluasi
juga dapat pendidik mengukur tentang perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan
peroses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran.

C. HUBUNGAN METODE MENGAJAR DENGAN HASIL BELAJAR

Berpedoman pada pendapat sebagian para tokoh pendidikan pesantren salafi ia mengatakan bahwa
pendidikan yang berhasil dan maju sudah pasti dilakukan dengan proses dan metodologi yang benar.
dari pendapat diatas maka penulis menyakinkan bahwa metode mengajar dengan hasil belajar
sangatlah mempunyai hubungan yang sangat erat, bagaikan setali mata uang di mana antra sisi yang
satunya dengan sisih yang lainnya, tidak bisa di pisahkan begitu saja, namun keduanya harus saling
bergandengan dan saling melengkapi tiada yang satu akan mengakibatkan fenomena pada sisi yang
lain. Sehingga keduanya antara metode dan hasil belajar adalah merupakan suatu sistem yang tidak
bisa dipisahkan. Dengan kata lain jika metode pendidikan yang digunakan oleh si-pendidik itu, asal-
asalan tentunya akan mengakibatkan pada hasil pendidikan yang asal-asalan juga, namun
sebaliknya jika pendidik menggunakan metode yang baik dalam mendidik tentunya akan
menghasilkan buah yang baik.

Diantara salah satu metode yang baik di dalam proses mendidik adalah
pertama; terpenuhinya salah satu persyaratan pokok dalam dunia pendidikan diantaranya adalah
adanya guru atau tenanga kependidikan yang mempunyai keahlian khusus, berbakat, memiliki
kepribadian yang baik, dan terintegrasi, memiliki mental yang sehat, serta memiliki ilmu dan
pengalaman yang luas.
Kedua adalah adanya murid atau terdidik yang komonikatif dan aktif tidak fasif serta istikomah.
Ketiga adalah tersedianya fasilitas pelengkap, penulis katakan pelengkap karena jika tidak ada hal
tersebut proses belajar mengajar masih tetap akan terlaksana diantaranya seperti gedung sekolah
yang kondusif, sehingga mengakibatkan keindahan dan kenyamanan pada siswa atau murid yang
belajar di tempat itu.
Akan tetapi jika metode pembelajaran yang asal-asalan dalam sebuah kelompok pembelajaran baik
itu di dalam lingkungan sekolah, keluarga atau masyrarakat misalnya jika tenaga kependidikan
kurang memenuhi syarat, ia tidak rajin, tidak istiqomah, kurang berbakat, kurang ilmu
pengetahuannya, akalnya kurang sehat, kepribadiannya kurang baik serta tidak bisa memberi contoh
yang luhur, maka jangan menyalahkan siapa apabila output dari proses pembelajaranya akan
mengalami kegagalan atau kurang berhasil. Hal ini tiada lain karena dalam metode pembelajaran
yang di gunakan asal ada, asal mengajar, dan asal masuk, asal dibayar dan lain-lain. Sehingga
dalam proses pembelajaran yang di lakukan sudah tidak mementingkan tujuan atau apa yang harus
kita capai, dan setelah itu untuk siapa? hasil pendidikan yang telah di peroleh dan digunakan untuk
apa? Hal ini kurang diperhatikan karena dalam metode mengajar asal-asalan sehingga dalam semua
langkah ia akan selalu asal.
Dengan kata lain penulis katakan bahwa metode mengajar yang baik akan mengakibatkan hasil
belajar yang baik dan sebaliknya dengan menggunakan metode yang kurang baik akan
mengakibatkan hasil belajar yang kurang baik dan metode yang baik tidak akan bisa dilakukan
kecuali oleh guru yang profesional, dan guru yang profesional akan berhasil dengan baik jika mau
melaksnakan dengan istiqomah. Dan keitqomahan akan terlihat jika pendidik dan terdidik dapat
menghasilkan hasil belajar yang baik

BAB III
KESIMPULAN
Metode mengajar yang penulis maksud adalah suatu cara yang harus dilalui oleh pendidik, guru,
dosen atau orang tua dalam mengajar atau melatih terdidik sehingga menghasilkan sesuatu yang
pengajar inginkan. Adapun jalan dan cara yang ditempuh oleh pengajar dalam mengajar anak
didiknya atau yang diajar pada umumnya menggunakan beberapa metode diantaranya adalah :
metode ceramah, Metode tanya jawab metode diskusi ,metode kisah atau cerita ,metode demonstrasi
.metode praktek
Belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai akibat dari latihan dan
pengalaman. belajar juga bisa di artikan sebagai perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah
dilakukan peroses belajar mengajar yang sesuaidengan tujuan pengajaran.

Sedangkan pendidikan yang berhasil dan maju sudah pasti dilakukan dengan proses dan metodologi
yang benar. dari pendapat diatas maka penulis menyakinkan bahwa metode mengajar dengan hasil
belajar sangatlah mempunyai hubungan yang sangat erat, bagaikan setali mata uang di mana antra
sisi yang satunya dengan sisih yang lainnya, tidak bisa di pisahkan begitu saja, namun keduanya
harus saling bergandengan dan saling melengkapi tiada yang satu akan mengakibatkan fenomena
pada sisi yang lain. Sehingga keduanya antara metode dan hasil belajar adalah merupakan suatu
sistem yang tidak bisa dipisahkan. Dengan kata lain jika metode pendidikan yang digunakan oleh si-
pendidik itu, asal-asalan tentunya akan mengakibatkan pada hasil pendidikan yang asal-asalan juga,
namun sebaliknya jika pendidik menggunakan metode yang baik dalam mendidik tentunya akan
menghasilkan buah yang baik.

DAFTAR PUSTAKA

1. Nur Ubdiyati, Ilmu Pendidikan Islam, cet II ( Bandung, CV Pustaka setia, 1999).
2. WJS. Poerwadarminta Kamus Umum Bahsa Indonesia, ( Jakarta, Balai Pustaka, 1984)
3. Pupuh fathur rohman ,prof. ,m. sobry sutikno m. pd., srtategi belajar mengajar melalui penanaman
konsp umum dan konsep islami, ( Bandung: PT Rafika Adi tama,cet. I 2007 ).
4. Wina Sanjaya, Dr. M.Pd.,Strategi pembelajaran Berorentasi Standar Proses Pendidikan, ( Jakarta,
Kencana Prenada Media Grup, cet 2, 2007).
5. Abdul majid , perencanaan pembelajaran mengembangkan stndar kompetensi guru ,(bandung PT
remaja rosda karya ,2007 ).
6. Muhibbin syah M.ed. psikologi belajar ,(Jakarta PT raja grafindo persada ,2003).
7. Tim media . kamus lengkap bahasa indoxnesia ,(media centre )
8. Abdul Haris, Evaluasi pembelajaran,(Yogyakarta, multi Pressindo, 2008).
9. Buletin Sidogiri aktuial dan salaf,Mendidik dengan pukulan ( Isalam dan fenomena kekerasan
dalam pendidikan.

Pengelolaan pesantren
MAKALAH

Pengelolaan pesantren

DALAM RANGKA MEMENUHI TUGAS


MATA KULIAH “ Sejarah Pendidikan Islam Di Indonesia “

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI


PAMEKASAN MADURA

2008

KATA PENGANTAR

Bismillahir Rahmanirrahim
Assalamu alaikum warahmatullahi Wabarkatuh
Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat allah swt. Yang telah melimpahkan rahmat dan
taufiq sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini dengan judul pengelolaan
pesantren
Salawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada nabi Muhammad saw. Yang telah
membawa kita dari alam jahiliyah menuju alam ilmiyah yang penuh barakah ini
Penulisan makalah ini tidak terlepas dari jasa, dukungan dan bantuan dari berbagai pihak oleh
karena itu kami mengucapkan terima kasih atas segala partisipasinya dalam penyusunan makalah ini
semoga allah membalasnya dengan balasan yang setimpal dan kami berharap semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca dan memiliki nilai kontribusi bagi para pembaca dalam
menelaah lembaga pendidikan islam khususnya pesantren.

Billahitaufiq Wal -hidayah

Assalamu alaikum Wr. Wb.

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATARBELAKANG MASALAH

Pesantren sebagai lembaga yang mengiringi dakwah islamiyah di Indonesia memiliki persepsi yang
plural .pesantren bisa dipandang sebagai lembaga ritual , lembaga pembinaan moral , lembaga
dakwah ,dan yang paling popular adalah sebagai institusi pendidikan islam yang mengalami
konjungtur dan romantika kehidupan dalam menghadapi berbagai tantangan internal maupun
eksternal .termasuk di antaranya pengelolaan pesantren yang berbeda-beda antar pesantren satu
dengan yang lainnya yang rata –rata sesuai dengan kebutuhannya (sesuai dengan perkembangan
zaman)
Dunia pesantren memang perlu kita kenali lebih intensif, karena pesantren adalah satu-satunya
lembaga pendidikan ditanah air yang membuktikan dirinya mampu mencetak kelas ulama di
Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Sesuai dengan latar belakang masalah sebagai mana yang telah kami tulis diatas maka maka perlu
di susun suatu perumusan masalah , hal ini di maksudkan untuk tidak terjadinya kesimpang siuran
dan penafsiran antara penenulis dengan pembaca. Dengan demikian maka perumusan masalah
dalam makalah ini , penulis akan berpijak pada masalah yang telah di uraikan di muka . Adapun
perumusan masalah yang di jadikan ukuran dalam makalah ini sebagai berikut,:
“Apa pengertian pesantren , elemen –elemen pesantren, sitem pendidikan pesantren ”

C. TUJUAN

1. Penulisan makalah pengelolaan pesantren ini bertujuan agar dapat mengetahu elemen –elemen
pesantren
2. Agar dapat mengetahui system pendidikan di pesantren
3. Dengan adanya makalah ini di harapkan menjadi masukan bagi para pembaca dan generasi
penerus islam dan bangsa ini.

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PESANTREN

Perkataan pesantren berasal dari kata santri (murid )yang berawalan pe dan berahiran an yang
berarti tempat tinggal santri dengan nada yang sama soekarda poerbakawatja pesantren asal
katanya adalah santri yaitu orang yang belajar agama islam dengan kata lain pesantren adalah
tempat orang berkumpul untuk belajar agama islam .
Istilah pesantren dalam pemakaian sehari-hari bisa disebut dengan pondok saja atau keduanya
digabung menjadi pondok pesantren .secara esensial kedua istilah ini mengandung makna yang
sama ,kecuali sedikit perbedaan .asrama yang menjadi tempat santri sehari-hari bisa jadi pembeda
antara pondok dan pesantren .pada pesantren santrinya tidak disediakan asrama (pemondokan
)dikomplek pesantren tersebut tetapi mereka tinggal di seluruh penjuru desa sekitar pesantren
tersebut dimanna cara pendidikan dan pengajaran agama islam diberikan dengan sitem wetonan
(nyulok/ pulang pergi ) yaitu para santri datang berduyun-duyun dalam waktu tertentu .
Dalam perkembangannya perbedan ini ternyata mengalami kekaburan asrama (pemondokan ) yang
seharusnya menjadi tempat penginapan bagi santri yang belajar dipesantren untuk memperlancar
proses belajarnya dan memjalain hubungan guru dan murid agar lebih akrab yang terjadi dibeberapa
pondok justru hanya sebagai tempat tidur semata bagi pelajar-pelajar sekolah umum . mereka
menempati pondok bukan untuk talab ‘ilm aldin ,melainkan karena alasan ekonomis.
Sebenarnya penggunaan gabungan kedua istilah tersebut secara integral ya’ni pondok dan
pesantren menjadi pondok pesantren lebih mengakomodasikan karakter keduanya pondok pesantren
menurut M. arifin ,berarti suatu lembaga pendidikan agama islam yang tumbuh serta diakui
masyarakat sekitar ,dengan sitem asrama (komplek /pondok )dimana santri-santri menerima
pendidikan agama melalui system pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada dibawah
kedaulatan dari leader ship seorang atau beberapa orang kiaidengan ciri-ciri khas yang bersifat
karismatik serta independent dalam segala hal .
Namun penyebutan pondok pesantren dianggap kurang singkat padat. selagi pengertiannya dapat
diwakili oleh istilah yang lebih singkat maka para penulis lebih cenderung menggunakan istilah
pesantren . lembaga research islam mendefinisikan pesantren adalah suatu tempat yang tersedia
untuk para santri dalam menerima pelajaran –pelajaran agama islam sekaligus tempat berkupul dan
tempat tinggalnya .

B. ELEMEN-ELEMEN PESANTREN

Pondok (asrama ), masjid ,santri ,pengajaran kitab-kitab islam dan kiai merupakan lima elemen
dasar dari tradisi pesantren ini berarti sebuah lembaga pengajian yang telah berkembang hingga
memiliki kelima elemen tersbut akan berubah statusnya menjadi pesantren.

a. Pondok

Pondok (asrama ) bagi para santri merupakan cirihkhas tradisi pesantren yang membedakannya
dengan system pendidikan tradisional di masjid- masjid ,musolla yang berkembang dikebanyakan
wilayah islam
b. Masjid

Masjid merupakan elemen yang tak dapat dipisahkan dengan pesantren dan dianggap tempat yang
paling tepat untuk mendidik para santri terutama dalam praktek sembahyang lima waktu , khutbah
dan shalat jum ‘at dan pengajaran kitab kitab klasik .
Kedudukan masjid sebagai tempat pendidikan dalam tradisi pesantren merupakan manifestasi
unifersalisme daari system pendidikan islam trdisional , dengan kata lain kesinambungan system
pemdidikan islam yang berpusat pada masjid sejak masjid qubba didirikan dekat madinah pada masa
nabi Muhammad saw. Tetap tepancar dalam system pesantren .
c. Santri

Dalam sebuah tradisi pesantren terdapat dua kelompok santri yaitu :


1. santri mukim yaitu santri(murit )yang berasal dari daerah yang jauh dan menetab dalam komplek
pesantren .
2. santri kalong (nyulok /pulangpergi )yang bersal dari desa –desa disekeliling pesantren yang
biasanya tidak menetab didalam pesanteren . untuk mengikuti pelajaran dipesantren mereka bolak-
balik dari rumahnya sediri kepesantren tersebut
d. pengajaran kitab-kitab islam

kitab –kitab islam (pelajaran tentang agama islam ) adalah elemen yang membedakan pendidikan di
pesantren dengan pendidikan disekolah-msekolah umum diluar pesantren . sehingga dengan belajar
di pesantren para santri tidak hanya mendapatkan ilmu- ilmu umum tetapi sekaligus dengan
mendapatkan ilmu-ilmu agama yang memang sangat di prioritaskan dipesantren sebagai bekal ketika
mereka ( para santri) ketika keluar dari pesantren tersebut . dalaam ilmu agama islam pendidikan
akhlaqul karimah juga sangat di tekankan karena hal itu yang memang diperintahkan allah dan
rasulnya yang tercamtum dalam sebuah hadis.

Artinya :sesungguhnya saya diutus (oleh allah ) untuk menyempurnakan akhlaq yang mulya
e. kyai

kyai (gelar yang diberikan masyarakat kepada seorang yang ahli dalam bidang agama islam selain
dengan penyebutan kyai masyarakat kadang- kadang menyebutnya dengan seorang alim/ ulama’ )
merupakan elemen yang paling esensial dari suatu pesantren , ia sering kali bahkan kadang- kadang
dia merupakan pendiri sebuah pesantren itu sediri ,sehingga sudah sewajarnya bila pertumbuhan dan
perkembangan sebuah pesantren semata –mata bergantung kepda kemampuan para kiainya . tetapi
dalam perkembangannya sekarang pesantren sudah mulai membuat organisasi dan stuktur
kepengurusan sehingga pertumbuhan dan perkembangan pesantren tidak hanya menjadi tanggung
jawab dan tergantung pada kemampuan para kyainya saja tetapi juga tanggung jawab para
pengurusnya untuk mengembangkan pesantren tersebut .
.

C. SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN

Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam tertua di Indonesia . pada mulanya pesantren
didirikan oleh para penyebar islam di negri ini kendati bentuk pendidikannya belum selengkap
sekarang . pada tataran substantive pesantren telah berdiri pada awal masa islam di Indonesia
tetapai pada dataran bentuk mengalami perubahan yang sangat signifikan .
Perbedaan persepsi para akhli tentang keberadaan pesantren sebenarnya lebih dipengaruhi oleh
fektor – factor tersebut . bagi mereka yang memahami pesantren dari segi substansinya , akan
cenderung menegaskan bahwa pesantren itu lahirnya beriringan dengan masuknya islam di
Indonesia . sedangkan bagi mereka yang mengamatinya dari para meter pesantren yang ada
sekarang ini tentu saja memandang kwhadiran pesantren baru saja pada abat beklakangan ini.

1.SISTEM PENDIDIKAN INDEPENDEN

Baik dalam pandangan kelompok pertama maupun kedua pesantren memiliki karakteristik tertentu .
setidaknya karakter itu tidak dimiliki oleh system pendidikan lainnya ,tetapi pesantren juga
mengadopsi nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat . keadan ini oleh Abdurrahman wahid di sebut
sub kultur . ada tiga elemen yang mampu membentuk pesantren sebagai sub kultur
1. pola kepemimpinan pesantren yang mandiri , tidak terkooptasi oleh Negara
2. kitab-kitab rujukan umum yang selalu digunakan dari berbagai abad
3. system nilai (value system ) yang digunakan adalah bagian dari masyarakat luas.

2. SISTEM PENDIDIKAN ADAPTIS

Adanya perubahan zaman yang begitu cepat menyadarkan para kalangan pesantren untuk
melakukan tindakan –tindakan yang bermamfaat bagi kelangsungan dan pengembangan pesantren
.adapun bentuk tindakan reaksi maupun respons yang di tempuh kyai dan para pengurus merupakan
pilihan tebaik baginya terlepas dari adanya penilaian negative dari pihak lain.
Oleh karena itu pesantren terpolarisasikan ketika menghadapi perubahan zaman itu . ada pesantren
yang bersifat lunak adayang bersifat keras ,ada yang terbuka dan adapula yang tertutup .ada yang
mengidentifikasikan zaman sekarang dengan zaman yang edan dan jahiliyah moderen , tetapi tidak
sedikit yang melakukan trasformasi , dengan kata lain menurut abdurrahman wahid adyang menutup
diri dari perkembangan mmasyarakat luar tetapi adayang justru mengiptimalkan proses penciptaan
solidaritas yang kuat antara pesantren dengan masyarakat .adadua cara yang yang dilakukan
pesantren dalam merspons perubahan zaman diantanya adalah :
a. merevisi kurikulumnya dengan memesukkan semakin banyak mata pelajaran umum yang taadinya
hanya sebagian saja bahkan ada yang menyempurnakannya dengan keterampilan umum.
b. Membuka kelembagaan dan fasilita –fasilitas pendidikannya bagi kepentingan pendidikan umum .
Mulai decade 1970 an , terjadi perubahan yang cukup besar pada system pendidikan pesantren .
jika sebelunya system pendidikan pesantren dikenal sebagai bentuk sitem pendidikan non sekolah
(kelas tradisional ) yang muncul kemudian justru bentuk system pendidikan sekolah :mulai dari
madrasah ibtidaiyah, stanawiya , dan aliyah , SD,SLTP,SLTA umum ,perguruan tinggi keagamaan
bahkan perguruan tinggi umum .jika semula penyelenggaraan pendidkan dipondok pesantren
dilakukan secara tradisional , kini diselenggarakan dengan system moderen seperti sekolah agama di
kembangkan Departemen Agama . system ini adalah sub sistm pendidikan nasional . oleh karena itu
tidak sedikit pesantren di Indonesia yang mengadopsi system pendidikan formal yang diselengarakan
oleh pemerintah. pesantren yang masih salafi murni tidak banyak lagi , pesantren besar biasanya
sudah berkembangmenjadi pesantren khalafi . sementara itu pesantren yang maish bertahan pada
bentuk salafi biasanya kurang mampu berkembang secara kondusif .

BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN

Pesantren sebagai lembaga yang mengiringi dakwah islamiyah di Indonesia memiliki persepsi yang
plural .pesantren bisa dipandang sebagai lembaga ritual , lembaga pembinaan moral , lembaga
dakwah ,dan yang paling popular adalah sebagai institusi pendidikan islam yang mengalami
konjungtur dan romantika kehidupan dalam menghadapi berbagai tantangan internal maupun
eksternal yang berbeda-beda antar pesantren satu dengan yang lainnya sesuai dengan
kebutuhannya (sesuai dengan perkembangan zaman)

DAFTAR PUSTAKA

1. Prof. Dr. H. Haidar putra daulay, MA.sejarah pertumbuhan dan pembaruan pendidikan islam di
Indonesia .(Rawa mangun Jakarta :kencana prenada media group cet I 2007
2 Prof.Dr. Mujamil Qomar,M.Ag. pesantren dari trasformasi metodologi menuju demokratisasi institusi
(ciracas Jakarta :penerbit erlangga,)
3.Kunto wijoyo ,paradikma islam interpretasi untuk aksi ,(Bandung :Mizan,1991)
4. Zamakhsyari Dhofier,tredisi pesantren studi tentang pandangan hidup kyai ,(Jakarta :IKAPI,LP3ES
1994)

Anda mungkin juga menyukai