Disusun Oleh :
Kelompok 3
i
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR 1
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
BAB II PEMBAHASA 4
KESIMPULAN 5
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehadiran agama Islam yang dibawa nabi Muhammad saw. Diyakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan bati. Didalamnya terdaoat berbagai
petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidapan ini
secara lebih bermakna dan dalam arti yang seluas-luasnya.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat di dalam sumber ajarannya, al-Qur’an dan Hadits, tampak amat ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, besikap seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai
waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, kemitraan, mencintai
kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya.
Untuk mempelajari ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Rosulullah saw. Yaitu
agama islam, maka di dalam suatu lembaga baik formal maupun non formal terdapat ajaran-
ajaran agama yang disampaikan kepada peserta didik yang sesuai dengan ajaran Islam.
Terlebih lembaga yang mengandung unsur keislaman, seperti madrasah dan lain-lain.
Dalam menyampaikan berbagai bahan pelajaran, seoranga pendidik seharusnya
memiliki berbagai cara atau metode yang cocok atau sesuai untuk digunakan. Untuk itu
seorang pendidik yang profesional harus mengetahui ilmu tentang metode pembelajaran,
khususnya pembelajaran mengenai Pendidikan Agama Islam. Dalam pemilihan metode
pembelajaran yang tepat akan dapat menentukan tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana relevansi metode PAI dengan tujuan pembelajaran?
2. Bagaimana relevansi metode PAI dengan evaluasi?
3. Bagaimana relevansi metode PAI dengan siswa dan situasi?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana relevansi metode PAI dengan tujuan pembelajaran?
2. Untuk mengetahui bagaimana relevansi metode PAI dengan evaluasi?
3. Untuk mengetahui bagaimana relevansi metode PAI dengan siswa dan situasi?
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan pembelajaran yang baik harus mempermudah dan bukan sebaliknya mempersulit
siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Oleh sebab itu, bahan pembelajaran harus
memenuhi kriteria berikut:
a. Sesuai dengan topik yang dibahas
b. Memuat intisari atau informasi pendukung untuk memahami materi yang dibahas.
c. Disampaikan dalam bentuk kemasan dan bahasa yang singkat, padat, sederhana, sistematis,
sehingga mudah difahami.
d. Jika ada perlu dilengkapi contoh dan ilustrasi yang relevan dan menarik untuk lebih
mempermudah memahami isinya.
e. Sebaiknya diberikan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar dan pembelajaran sehingga
dapat dipelajari terlebih dahulu oleh siswa.
f. Memuat gagasan yang bersifat tantangan dan rasa ingin tahu siswa
Tiap-tiap bahan ajar mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tersendiri baik obyek dan ruang
lingkupnya. Sebagai contoh misalnya, bidang studi matematika tidak sama ruang lingkup
dan obyeknya dengan bidang studi IPS, untuk itu pemilihan dan penentuan metode yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran pun akan berbeda pula. Begitu pula tingkat
kedalaman suatu mata pelajaran/ materi yang akan diajarkan mempengaruhi juga pemilihan
dan penentuan metode belajar mengajar yang akan dicapai.
3. Relevansi dengan situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidaklah selamanya sama dari hari
kehari. Pada suatu waktu boleh jadi guru boleh menciptakan situasi belajar mengajar yang
berbeda, misalnya belajar mengajar di alam terbuka, yaitu diluar ruangan sekolah. Maka
dalam hal ini, guru tentu memiloh metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang
diciptakan tersebut.
Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi lingkungan. Bila
jumlah murid begitu besar, maka metode diskusi agak sulit digunakan apalagi bila ruangan
yang tersedia kecil. Metode ceramah harus mempertimbangkan antara lain jangkauan suara
guru. Kemudian apabila situasi lingkungan kelas dan sekolah sunyi senyap tampa banyak
aktifitas disekelilingnya, maka metode yang tepat digunakan adalah metode seperti; diskusi,
Tanya jawab, simulasi, Qawlan (baligha, bashira, nazhira, al haq, layyinan, maisyura,
ma’rufan) dan lain-lain. Dengan sesuainya metode yang digunakan guru dengan situasi
sekolah ditempat ia mengajar maka tujuan dari materi yang akan disampaikan pun akan
tercapai secara maksimal. Begitu juga sebaliknya, apabila guru tidak bisa melihat dan
menyesuaikan metode yang akan digunakan dengan situasi kelas maupun sekolah, maka
pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik. Jadi sangat penting diperhatikan bagi
seorang guru tentang situasi tempat ia mengajar.
4. Relevansi dengan siswa
Perbedaan individual siswa pada aspek biologis, psikologis dan intelektual akan
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang akan digunakan oleh guru untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam situasi dan kondisi yang relatif lama demi
tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Jadi kematangan
anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
Disinilah peran guru untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan
siswa. Apabila siswa memiliki kemampuan rata-rata yang sama maka guru bisa menggunakan
metode seperti; diskusi, tanya jawab, dan simulasi. Kemudian apabila kemampuan siswa di
suatu kelas tidak merata maka metode yang mungkin di gunakan seperti; metode pendekatan
personal seperti qawlan layyinan dan qawlan maisyura. Ini semua kembali kepada kreativitas
guru dalam melihat kemampuan, kematangan dan latar belakang siswa
5. Relevansi dengan evaluasi
Dalam pelaksanaan evaluasi perlu diperhatikan beberapa prinsip sebagai dasar pelaksanaan
penilaian.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif (menyeluruh).
Yaitu pengukuran yang meliputi aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.
b. Prinsip kesinambungan (kontinuitas); penilaian hendaknya dilakukan secara
berkesinambungan.
c. Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui
secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta
didik dapat dipantau
d. Prinsip obyektif, penilaian diusahakan agar seobyektif mungkin.
e. Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektifitas
pendidik, tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang etnis, budaya, dan berbagai hal
yang memberikan konstribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan dalam penilaian
dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena mereka merasa
dianaktirikan.
f. Prinsip sistematis, yakni penilaian harus dilakukan secara sistematis dan teratur. [7]
Berkaitan dengan metode dalam pendidikan agama Islam maka ada beberapa jenis evaluasi
yang dapat diterapkan :
a. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para
peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar) pada
mata pelajaran tertentu.
b. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah
mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang
berikutnya.
c. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk kepentingan
penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi atau kemampuan yang
dimiliki peserta didik.
d. Evaluasi Diagnostik, adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan latar belakang
(psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/ siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam
belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesuliatan –
kesuliatan tersebut. Evaluasi jenis ini erat hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah.
Apabila metode yang digunakan guru adalah metode tanya jawab dalam proses
pembelajaran maka evaluasi yang cocok untuk diterapkan adalah tes lisan. Karena pada
awalnya siswa sudah dibimbing oleh guru untuk menuturkan dan menjelaskan materi
pelajaran secara lisan. Ini akan memudahkan guru untuk menguji seberapa jauh
pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep metode Pendidikan Agama Islam adalah bagaimana seorang pendidik dapat
memahami hakikat metode dan relevansinya dengan tujuan utama pendidikan Islam, yaitu
terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah SWT.
Disamping itu, pendidik pun perlu memahami metode-metode instruksional yang actual yang
ditujukan dalam Al-Qur’an atau yang dideduksikan dari Al-Qur’an, dan dapat memberi
motivasi dan disiplin dalam proses pembelajaran di kelas.
Metode Pendidikan Agama Islam yang digunakan harus selalu sesuai dengan tujuan,
bahan ajar,situasi,siswa, dan evaluasi agar tercapai hasil yang efektif dan efisien dalam
proses pembelajaran. Guru yang baik adalah guru yang bisa memilah dan memilih metode
yang tepat dengan komponen-komponen dalam proses pembelajaran..
B. Saran
Makalah yang penulis buat ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi buku reperensi,
penulisan apalagi kata-kata yang tidak terurai dengan baik. Penulis mengharap kritikan dan
masukan dari pembaca untuk perbaikan makalah ini