Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“ Relevansi Metode Pemebelajaran Pendidikan Agama Islam”


Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode Pembelajaran PAI
yang diampu oleh : Bapak Ahmad Nashir S.Pd. I.,M.Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 3

Alif Akbar 105191112621


Nur intan fiqroni annisa 105191109421

Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam


Universitas Muhammadiyah Makassar
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.


Alhamdulillah, Segala Puji Syukur senantiasa tercurahkan kepada Allah SWT atas
rahmat dan karunia-Nya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan segala kesalahan
dan kekurangannya, guna memenuhi tugas mata kuliah “Metode Pembelajaran Pendidikan
agama Islam”. Sholawat serta salam tidak lupa kita haturkan kepada Baginda Nabi
Muhammad SAW, dan semoga kita semua termasuk umatnya yang kelak mendapatkan
syafa’atnya kelak di hari qiamat. Āmīn.
Makalah ini telah kami susun semaksimal mungkin dan kami juga mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Meskipun kami sebagai penyusun berharap isi dari makalah ini bebas dari kesalahan
dan kekurangan. Namun, tentunya kami menyadari bahwa kami hanyalah manusia biasa yang
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan dan kesempurnaan itu hanya milik Allah semata.
Oleh karena itu, kami sebagai penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi sempurnanya lapoaran ini diwaktu mendatang. Semoga Allah SWT memberkahi
makalah ini, sehingga dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Āmīn...
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Makassar, 25 Oktober 2023


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI 1

KATA PENGANTAR 1

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 2

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASA 4

A. Pemilihan dan Penentuan Metode 2

B. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran 2

C. Relevansi Metode PAI 2

BAB III PENUTUP 4

KESIMPULAN 5
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehadiran agama Islam yang dibawa nabi Muhammad saw. Diyakini dapat menjamin
terwujudnya kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan bati. Didalamnya terdaoat berbagai
petunjuk tentang bagaimana seharusnya manusia itu menyikapi hidup dan kehidapan ini
secara lebih bermakna dan dalam arti yang seluas-luasnya.
Petunjuk-petunjuk agama mengenai berbagai kehidupan manusia, sebagaimana
terdapat di dalam sumber ajarannya, al-Qur’an dan Hadits, tampak amat ideal dan agung.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif, menghargai akal pikiran melalui
pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, besikap seimbang dalam memenuhi
kebutuhan material dan spiritual, senantiasa mengembangkan kepedulian sosial, menghargai
waktu, bersikap terbuka, demokratis, berorientasi pada kualitas, kemitraan, mencintai
kebersihan, mengutamakan persaudaraan, berakhlak mulia, dan sikap-sikap positif lainnya.
Untuk mempelajari ajaran-ajaran agama yang dibawa oleh Rosulullah saw. Yaitu
agama islam, maka di dalam suatu lembaga baik formal maupun non formal terdapat ajaran-
ajaran agama yang disampaikan kepada peserta didik yang sesuai dengan ajaran Islam.
Terlebih lembaga yang mengandung unsur keislaman, seperti madrasah dan lain-lain.
Dalam menyampaikan berbagai bahan pelajaran, seoranga pendidik seharusnya
memiliki berbagai cara atau metode yang cocok atau sesuai untuk digunakan. Untuk itu
seorang pendidik yang profesional harus mengetahui ilmu tentang metode pembelajaran,
khususnya pembelajaran mengenai Pendidikan Agama Islam. Dalam pemilihan metode
pembelajaran yang tepat akan dapat menentukan tingkat keberhasilan suatu pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana relevansi metode PAI dengan tujuan pembelajaran?
2. Bagaimana relevansi metode PAI dengan evaluasi?
3. Bagaimana relevansi metode PAI dengan siswa dan situasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana relevansi metode PAI dengan tujuan pembelajaran?
2. Untuk mengetahui bagaimana relevansi metode PAI dengan evaluasi?
3. Untuk mengetahui bagaimana relevansi metode PAI dengan siswa dan situasi?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pemilihan dan Penentuan Metode


Metode mengajar yang diguanakan guru dalam setiap kali pertemuan kelas bukan asal
pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian dengan perumusan tujuan
instruksional khusus.
Pembicaraan tersebut membahas masalah pemilihan dan penentuan metode dalam
kegiatan belajar mengajar, dengan uraian bertolak dari nilai strategi metode, efektifitas
penggunaan metode, pentingnya pemilihan dan penentuan metode, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode.
1. Nilai strategi metode
Di dalam kegiatan belajar mengajar terjadi interaksi edukatif antara guru dan anak didik
di kelas. Dalam penyampaian bahan pelajaran, guru harus menggunakan strategi yang
tepat. Disinilah kehadiran metode menempati posisi yang penting dalam menyampaikan
bahan pelajaran.
Kegagalan pengajaran salah satunya adalah disebabkan oleh pemilihan metode yang
kurang tepat, kurang sesuai dengan sifat bahan dan tidak sesuai dengan tujuan
pengajaran. Jadi dapat dipahami bahwa metode adalah salah satu cara yang memiliki
nilai strategi dalam kegiatan belajar mengajar. Nilai strateginya adalah metode dapat
mempengaruhi jalannya kegiatan belajar mengajar.
2. Efektifitas penggunaan metode
Penggunaan metode yang tidak sesua dengan tujuan pengajaran akan menjadi
kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Cukup banyak bahan pelajaran
yang terbuang percuma hanya karena penggunaan metode yang kurang tepat, yaitu hanya
menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas serta situasi kelas.
Misalnya guru yang selalu senang dengan metode ceramah padahal tujuan pengajarannya
adalah agar anak didik bisa menjalankan ibadah sholat. Kegiatan belajar mengajar
semacam ini adalah kurang kondusif, seharusnya penggunaan metode dapat menunjang
pencapaian tujuan pengajaran, bukan tujuan yang menyesuaikan metode.
Oleh karena itu, efektifitas penggunaan metode dapat terjadi bila ada kesesuaian
antara metode dengan semua komponen pengajaran yang telah diprogramkan dalam
satpel sebagai persiapan tertulis
3. Pentingnya pemilihan dan penentuan metode
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap kegiatan belajar mengajar adalah
tercapainya tujuan pengajaran untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif dan
efisien, antara guru dan anak didik harus beraktifitas. Anak didik harus memiliki
kreatifitas yang tinggi dalam belajar, bukan hanya menunuggu perintah guru. Dan
gurupun harus mengajar dengan giat dan semangat tidak boleh dengan kemalasan.
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan lingkungan
belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah satunya adalah
melakukan pemilihan dan penentuan metode tertentu yang sesuai dengan tujuan yang
akan dicapai. Misalnya tujuan pengajaran agar anak-anak bisa menuliskan angka 1-50,
maka metode yang sesuai adalah metode latihan, tidak tepat bila guru hanya
menggunakan metode ceramah saja ataupun diskusi, demonstrasi dan lainnya. Jadi dalam
proses belajar mengajar guru penting/harus melakukan pemilihan dan penentuan metode
mengajar dengan mengenal karakteristik (kelebihan dan kekurangan) masing-masing
pengajaran.

B. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran


Agar penggunaan metode lebih efektif maka ada beberapa prinsip metode yang harus
diperhatikan guru dalam pelaksanaan pembelajaran.
1. Metode tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri. Belajar merupakan akibat dari
kegiatan peserta didik. Pada dasarnya belajar itu berwujud mengalami, memberi reaksi,
melakukan dan menurut prinsip ini seseorang belajar melalui reaksi atau melalui kegiatan
mandiri yang merupakan landasan dari semua pembelajaran. Pengajaran harus dilaksanakan
melalui pembelajaran tangan pertama. Dengan kata lain peserta didik banyak memperoleh
pengalaman belajar.
2. Metode tersebut harus dimanfaatkan hukum pembelajaran. Kegiatan metode dalam
pembelajaran berjalan dengan cara tertib dan efisien sesuai dengan hukum-hukum dasar yang
mengatur pengoperasiannya. Hukum-hukum dasar menyangkut kesiapan, latihan dan akibat,
harus dipertimbangkan dengan baik dalam segala jenis pembelajaran. Pengajaran yang baik
memberi kesempatan terbentuknya motivasi, latihan, peninjauan kembali, penelitian dan
evaluasi.
3. Metode tersebut harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik. Memanfaatkan
pengalaman lampau peserta didik yang mengandung unsur-unsur yang sama dengan unsur-
unsur materi pembelajaran yang dipelajari akan melancarkan pembelajaran. Hal tersebut dapat
dicapai dengan sangat baik baik melalui korelasi dan pembandingan. Pembelajaran akan
dipermudah apabila yang memulainya dari apa yang sudah diketahui peserta didik.
4. Metode tersebut harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik yang
bertujuan menyatukan kegiatan pembelajaran. Ilmu tanpa amal (praktek) seperti kayu tanpa
buah.
5. Metode tersebut harus memperhatikan perbedaan-perbedaan individual dan menggunakan
prosedur-prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi seperti kebutuhan, minat serta
kematangan mental dan fisik.
6. Metode harus merangsang kemampuan berfikir dan nalar para peserta didik. Prosedurnya
harus memberikan peluang bagi kegiatan berfikir dan kegiatan pengorganisasian yang
seksama. Prinsip kegiatan mandiri sangat penting dalam mengajar peserta didik untuk
bernalar.
7. Metode tersebut harus disesuaikan dengan kemajuan peserta didik dalam hal ketrampilan,
kebiasaan, pengetahuan, gagasan, dan sikap peserta didik, karena semua ini merupakan dasar
dalam psikologi perkembangan.
8. Metode tersebut harus menyediakan bagi peserta didik pengalaman-pengalaman belajar
melalui kegiatan belajar yang banyak dan bervariasi. Kegiatan-kegiatan yang banyak dan
bervariasi tersebut diberikan untuk memastikan pemahaman.
9. Metode tersebut harus menantang dan memotivasi peserta didik kearah kegiatan-kegiatan
yang menyangkut proses deferensiasi dan integrasi. Proses penyatuan, pengalaman sangat
membantu dalam terbentuknya tingkah laku terpadu. Ini paling baik dicapai melaui
penggunaan metode pengajaran terpadu.
10. Metode tersebut harus memberi peluang bagi peserta didik untuk bertanya dan menjawab
pertanyaan. Dan memberi peluang pada guru untuk menemukan kekurangan-kekurangan agar
dapat dilakukan perbaikan dan pengayaan (remedial dan anrichmeint).
11. Kelebihan suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan/ kelemahan metode lain. Metode
tanya jawab, metode demonstrasi, metode eksperimen, metode diskusi, dan metode proyek,
kesemuanya dapat digunakan untuk mendukung mendukung metode ceramah, kenyataan yang
diterima secara umum bahwa metode yang baik merupakan sintesa dari banyak metode atau
prosedur. Hal ini didasarkan atas prinsip bahwa pembelajaran terbaik terjadi apabila semakin
banyak indra yang dapat dirangsang.
12. Satu metode dapat dipergunakan untuk berbagai jenis materi atau mata pelajaran satu materi
atau mata pelajaran memerlukan banyak metode.
13. Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis. Sebab
dengan kelenturan dan kedinamisan metode tersebut, pemakaian metode tidak hanya monoton
dengan satu macam metode saja. Seorang pendidik mampu memilih salah satu dari berbagai
alternatif yang ditawarkan oleh para pakar yang dianggapnya cocok dan pas dengan materi,
multikondisi peserta didik, sarana dan prasarana, situasi dan kondisi lingkungan, serta suasana
pada waktu itu.

C. Relevansi Metode PAI


1. Relevansi dengan tujuan pembelajaran
Pada waktu akan mengajar seorang guru harus memahami betul tujuan pendidikan yang
akan dicapai. Guru pada waktu melakukan proses belajar mengajar harus memperhatikan
Tujuan Instruksional Khusus (TIK) yang akan di capai oleh anak didik. Sebab TIK erat
sekalihubungannya dengan TIU, tujuan kokurikuler dan pencapaian Tujuan Pendidikan
Nasional.[5]
Jika tujuannya pembinaan daerah kognitif maka metode driil kurang tepat digunakan akan
tetapi metode yang tepat digunakan seperti metode tanya jawab, pemberian tugas, diskusi dll.
Jika tujuan daerah afektif maka metode yang tepat digunakan seperti; metode keteladanan,
Qawlan (baligha, bashira, nazhira, al haq, layyinan, maisyura, ma’rufan). Jika tujuan daerah
psikomotor maka metode yang cocok digunakan adalah seperti; metode alat peraga, simulasi.
Jadi kesimpulan penulis disini bahwa metode yang akan digunakan harus melihat dulu
tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Beberapa metode diatas masih terfokus kepada satu
tujuan, apabila tujuan yang akan dicapai meliputi ketiga aspek maka ini sesuai dengan
kreatifitas guru dalam mengkolaborasikan metode-metode tersebut.
2. Relevansi dengan bahan ajar
Bahan ajar pada dasarnya adalah semua bahan yang didesain secara spesifik untuk
keperluan pembelajarn, bahan ajar berupa seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan baik.
Secara umum wujud bahan ajar dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu;
a. Bahan cetak (printed), bahan cetak antara lain handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar
b. Bahan ajar dengar (audio), bahan ajar yang didesain dengan menggunakan media
dengan (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio
c. Bahan ajar lihat-dengar (audio visual) Bahan ajar audio visual adalah bahan ajar yang
didesain dengan menggunakan media audio visual seperti video compact disk, film
d. Bahan ajar interaktif. Multimedia interaktif adalah kombinasi dari dua atau lebih
media (audio, teks, gambar, animasi, dan video) yang oleh penggunaannya
dimanipulasi untuk mengendalikan perintah dan perilaku alami dari suatu presentasi.

Bahan pembelajaran yang baik harus mempermudah dan bukan sebaliknya mempersulit
siswa dalam memahami materi yang sedang dipelajari. Oleh sebab itu, bahan pembelajaran harus
memenuhi kriteria berikut:
a. Sesuai dengan topik yang dibahas
b. Memuat intisari atau informasi pendukung untuk memahami materi yang dibahas.
c. Disampaikan dalam bentuk kemasan dan bahasa yang singkat, padat, sederhana, sistematis,
sehingga mudah difahami.
d. Jika ada perlu dilengkapi contoh dan ilustrasi yang relevan dan menarik untuk lebih
mempermudah memahami isinya.
e. Sebaiknya diberikan sebelum berlangsungnya kegiatan belajar dan pembelajaran sehingga
dapat dipelajari terlebih dahulu oleh siswa.
f. Memuat gagasan yang bersifat tantangan dan rasa ingin tahu siswa
Tiap-tiap bahan ajar mempunyai karakteristik atau ciri-ciri tersendiri baik obyek dan ruang
lingkupnya. Sebagai contoh misalnya, bidang studi matematika tidak sama ruang lingkup
dan obyeknya dengan bidang studi IPS, untuk itu pemilihan dan penentuan metode yang
akan digunakan dalam proses pembelajaran pun akan berbeda pula. Begitu pula tingkat
kedalaman suatu mata pelajaran/ materi yang akan diajarkan mempengaruhi juga pemilihan
dan penentuan metode belajar mengajar yang akan dicapai.
3. Relevansi dengan situasi
Situasi kegiatan belajar mengajar yang guru ciptakan tidaklah selamanya sama dari hari
kehari. Pada suatu waktu boleh jadi guru boleh menciptakan situasi belajar mengajar yang
berbeda, misalnya belajar mengajar di alam terbuka, yaitu diluar ruangan sekolah. Maka
dalam hal ini, guru tentu memiloh metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang
diciptakan tersebut.
Situasi yang mencakup hal yang umum seperti situasi kelas, situasi lingkungan. Bila
jumlah murid begitu besar, maka metode diskusi agak sulit digunakan apalagi bila ruangan
yang tersedia kecil. Metode ceramah harus mempertimbangkan antara lain jangkauan suara
guru. Kemudian apabila situasi lingkungan kelas dan sekolah sunyi senyap tampa banyak
aktifitas disekelilingnya, maka metode yang tepat digunakan adalah metode seperti; diskusi,
Tanya jawab, simulasi, Qawlan (baligha, bashira, nazhira, al haq, layyinan, maisyura,
ma’rufan) dan lain-lain. Dengan sesuainya metode yang digunakan guru dengan situasi
sekolah ditempat ia mengajar maka tujuan dari materi yang akan disampaikan pun akan
tercapai secara maksimal. Begitu juga sebaliknya, apabila guru tidak bisa melihat dan
menyesuaikan metode yang akan digunakan dengan situasi kelas maupun sekolah, maka
pembelajaran tidak akan terlaksana dengan baik. Jadi sangat penting diperhatikan bagi
seorang guru tentang situasi tempat ia mengajar.
4. Relevansi dengan siswa
Perbedaan individual siswa pada aspek biologis, psikologis dan intelektual akan
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang akan digunakan oleh guru untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam situasi dan kondisi yang relatif lama demi
tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara operasional. Jadi kematangan
anak didik yang bervariasi mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode pengajaran.
Disinilah peran guru untuk memilih metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan
siswa. Apabila siswa memiliki kemampuan rata-rata yang sama maka guru bisa menggunakan
metode seperti; diskusi, tanya jawab, dan simulasi. Kemudian apabila kemampuan siswa di
suatu kelas tidak merata maka metode yang mungkin di gunakan seperti; metode pendekatan
personal seperti qawlan layyinan dan qawlan maisyura. Ini semua kembali kepada kreativitas
guru dalam melihat kemampuan, kematangan dan latar belakang siswa
5. Relevansi dengan evaluasi
Dalam pelaksanaan evaluasi perlu diperhatikan beberapa prinsip sebagai dasar pelaksanaan
penilaian.
Prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:
a. Evaluasi hendaknya didasarkan atas hasil pengukuran yang komprehensif (menyeluruh).
Yaitu pengukuran yang meliputi aspek kognitif, efektif, dan psikomotorik.
b. Prinsip kesinambungan (kontinuitas); penilaian hendaknya dilakukan secara
berkesinambungan.
c. Evaluasi harus dilakukan secara terus menerus dari waktu ke waktu untuk mengetahui
secara menyeluruh perkembangan peserta didik, sehingga kegiatan dan unjuk kerja peserta
didik dapat dipantau
d. Prinsip obyektif, penilaian diusahakan agar seobyektif mungkin.
e. Evaluasi harus mempertimbangkan rasa keadilan bagi peserta didik dan objektifitas
pendidik, tanpa membedakan jenis kelamin, latar belakang etnis, budaya, dan berbagai hal
yang memberikan konstribusi pada pembelajaran. Sebab ketidakadilan dalam penilaian
dapat menyebabkan menurunnya motivasi belajar peserta didik karena mereka merasa
dianaktirikan.
f. Prinsip sistematis, yakni penilaian harus dilakukan secara sistematis dan teratur. [7]
Berkaitan dengan metode dalam pendidikan agama Islam maka ada beberapa jenis evaluasi
yang dapat diterapkan :
a. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh para
peserta didik setelah menyelesaikan satuan program pembelajaran (kompetensi dasar) pada
mata pelajaran tertentu.
b. Evaluasi Sumatif, yaitu evaluasi yang dilakukan terhadap hasil belajar peserta didik setelah
mengikuti pelajaran dalam satu semester dan akhir tahun untuk menentukan jenjang
berikutnya.
c. Evaluasi penempatan (placement), yaitu evaluasi tentang peserta didik untuk kepentingan
penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai dengan kondisi atau kemampuan yang
dimiliki peserta didik.
d. Evaluasi Diagnostik, adalah evaluasi yang dilaksanakan untuk keperluan latar belakang
(psikologi, fisik, lingkungan) dari murid/ siswa yang mengalami kesulitan-kesulitan dalam
belajar, yang hasilnya dapat digunakan sebagai dasar dalam memecahkan kesuliatan –
kesuliatan tersebut. Evaluasi jenis ini erat hubungannya dengan kegiatan bimbingan dan
penyuluhan di sekolah.
Apabila metode yang digunakan guru adalah metode tanya jawab dalam proses
pembelajaran maka evaluasi yang cocok untuk diterapkan adalah tes lisan. Karena pada
awalnya siswa sudah dibimbing oleh guru untuk menuturkan dan menjelaskan materi
pelajaran secara lisan. Ini akan memudahkan guru untuk menguji seberapa jauh
pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep metode Pendidikan Agama Islam adalah bagaimana seorang pendidik dapat
memahami hakikat metode dan relevansinya dengan tujuan utama pendidikan Islam, yaitu
terbentuknya pribadi yang beriman yang senantiasa siap sedia mengabdi kepada Allah SWT.
Disamping itu, pendidik pun perlu memahami metode-metode instruksional yang actual yang
ditujukan dalam Al-Qur’an atau yang dideduksikan dari Al-Qur’an, dan dapat memberi
motivasi dan disiplin dalam proses pembelajaran di kelas.
Metode Pendidikan Agama Islam yang digunakan harus selalu sesuai dengan tujuan,
bahan ajar,situasi,siswa, dan evaluasi agar tercapai hasil yang efektif dan efisien dalam
proses pembelajaran. Guru yang baik adalah guru yang bisa memilah dan memilih metode
yang tepat dengan komponen-komponen dalam proses pembelajaran..
B. Saran
Makalah yang penulis buat ini jauh dari kesempurnaan baik dari segi buku reperensi,
penulisan apalagi kata-kata yang tidak terurai dengan baik. Penulis mengharap kritikan dan
masukan dari pembaca untuk perbaikan makalah ini

Anda mungkin juga menyukai