Anda di halaman 1dari 7

Peningkatan Hasil Belajar Materi Barisan Deret Aritmatika dan Geometri

dengan Menggunakan Media Pembelajaran TTS (Teka Teki Silang)


Yeni Rohma Yanti
SMAN 1 Manyar, Kabupaten Gresik

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
barisan deret aritmatika dan geometri dengan menggunakan media pembelajaran
berbasis permainan TTS (teka teki silang). Analisis data diperoleh dari hasil pre-tes
dan peningkatan hasil belajar peserta didik setelah diberikan pembelajaran dengan
menggunakan media pembelajaran berbasis permainan TTS (teka teki silang).
Penelitian dilakukan dengan dua siklus dan hasilnya jika dibentuk dalam prosentase
ketuntasan klasikal diperoleh pra-siklus 51,4%, siklus I sebesar 71,4% dan siklus II
85,7% peserta didik yang tuntas. Sedangkan peningkatan hasil belajar pesarta didik
antar siklus, yakni pra-siklus ke siklus I mengalami peningkatan sebesar 20%
sedangkan dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan sebesar 14,3%. Sehingga
terbukti adanya peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan media
pembelajaran berbasis permainan TTS (teka teki silang).

Kata kunci: Hasil belajar, Barisan deret aritmatika, Geometri, TTS

PENDAHULUAN Pada dasarnya setiap siswa tidak


Setiap tahunnya kurikulum di sama cara belajarnya, demikian pula dalam
Indonesia selalu diperbaiki guna memahami konsep-konsep matematika.
menginginkan kualitas pendidikan yang Selain itu, siswa juga sering merasa jenuh
lebih baik. Sehingga dalam proses dalam proses pembelajaran matematika
pembelajaran baik guru, siswa, maupun alat yang monoton dan membosankan. Tidak
dan metode pembelajaran juga harus hanya itu dilihat dari hasil pre-tes tentang
diperbaiki. pengetahuan awal peserta didik mangenai
Proses pendidikan tidak terlepas dari materi konsep dasar barisan aritmatika
kegiatan pembelajaran di kelas. Kegiatan yang dilakukan pada tanggal 2 Oktober
pembelajaran sangat ditentukan oleh 2017 didapatkan hasil belajar peserta didik
kerjasama antara guru dan siswa. Guru kelas XI-MIPA 9 semester ganjil tahun
dituntut untuk mampu menyajikan materi pelajaran 2017-2018 di SMA Negeri 1
pembelajaran dengan optimal. Oleh karena Manyar masih rendah yakni 18 dari 35
itu diperlukan kreatifitas dan gagasan yang peserta didik yang nilainya memenuhi
baru untuk mengembangkan cara penyajian KKM. Diperoleh presentasi ketuntasan
materi pembelajaran di sekolah. Kreativitas klasikal sebesar 51,4%, sehingga dapat
yang dimaksud adalah kemampuan seorang dianalisisi bahwa ketuntasan klasikal masih
guru dalam memilih metode, pendekatan, tergolong rendah.
dan media yang tepat dalam penyajian Sehingga diharapkan dengan
materi pembelajaran. penggunaan media pembelajaran teka teki
Peran guru sangat penting dalam silang ini mampu memberikan bantuan
memilih metode apa yang akan digunakan pemecahan masalah dalam upaya
dalam proses pembelajaran. Hal ini meningkatkan prestasi belajar siswa.
disebabkan karena tugas utama guru adalah Penerapan media pembelajaran teka teki
menyampaikan bahan pelajaran kepada silang, khususnya bidang studi matematika
siswa dengan harapan siswa dapat materi barisan deret aritmatika dan
menerima dan memahami bahan pelajaran geometri diharapkan mampu meberikan
dengan mudah. terobosan baru dalam proses pembelajaran
yang menyenangkan dan bermanfaat. Oleh seseorang secara keseluruhan sebagai hasil
sebab itu, pembelajaran dengan dari pengalaman dan interaksi lingkungan
menggunakan media pembelajaran teka yang melibatkan aspek kognitif.
teki silang dalam pokok bahasan tersebut Smith dan Ragan (dalam Chandra,
akan mampu menciptakan suasana belajar 2013) mengemukakan beberapa indikator
lebih hidup, dan komunikasi antara guru yang dapat digunakan untuk menentukan
dan siswa dapat terjalin dengan baik serta keberhasilan proses pembelajaran. Faktor-
mampu memunculkan ide-ide kreatif siswa faktor tersebut adalah efektif, efisien, dan
dalam pembuatan media pembelajaran teka menarik, sedangkan kriterianya, yakni.
teki silang. Hal ini dapat membantu siswa a) Peran aktif peserta didik (active
dalam upaya meningkatkan prestasi belajar participation), Proses belajar akan
pada bidang studi matematika. berlangsung efektif jika peserta didik
Belajar tidak cukup membaca, terlibat secara aktif dalam tugas-tugas yang
mendengar dan melihat, jika pembelajaran bermakna, dan berinteraksi dengan materi
melibatkan siswa untuk mengalami dan pelajaran secara intensif.
mendiskusikan langsung bahan tertentu b) Latihan (practice), Latihan yang
kepada siswa lainnya maka pembelajaran dilakukan dalam berbagai konteks dapat
dapat lebih bermakna dalam memori siswa. memperbaiki tingkat daya ingat atau
Terlebih lagi bila siswa mempunyai retensi.
kesempatan untuk mengajarkan c) Perbedaan individual (individual
pengetahuan kepada peserta lain. differences), dalam hal ini, tugas guru atau
Semua hal yang telah dikemukakan instruktur adalah mengembangkan potensi
diatas merupakan tantangan bagi sekolah, yang dimiliki oleh individu seoptimal
guru bahkan semua unsur yang terlibat mungkin melalui proses pembelajaran yang
dalam dunia pendidikan dan harus berkualitas.
dicarikan solusinya agar proses berjalan d) Interaksi sosial (social interaction),
berlangsung baik. Sehingga disini peneliti interaksi sosial sangat diperlukan oleh
berkeingin untuk melakukan penelitian peserta didik agar dapat memperoleh
tindakan kelas dengan judul ”Peningkatan dukungan sosial dalam belajar. Interaksi
Hasil Belajar Materi Barisan Deret yang berkesinambungan dengan sejawat
Aritmatika dan Geometri dengan atau sesama peserta didik akan
Menggunakan Media Pembelajaran TTS memungkinkan peserta didik untuk
(Teka Teki Silang)”. melakukan konfirmasi terhadap
pengetahuan dan keterampilan yang sedang
DEFINISI BELAJAR dipelajari.
Menurut Datyanto (dalam Chandra,
2013) belajar adalah suatu proses usaha PRESTASI BELAJAR
yang dilakukan seseorang untuk Prestasi belajar adalah suatu hasil
memperoleh suatu perubahan tingkah laku usaha yang telah dicapai oleh siswa yang
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil mengadakan suatu kegiatan belajar di
pengalamanya sendiri dalam interaksi sekolah dan usaha yang dapat
dengan lingkunganya. Sedangkan menurut menghasilkan perubahan pengetahuan,
Syah (dalam Chandra, 2013) belajar adalah sikap dan tingkah laku. Hasil perubahan
tahapan perubahan seluruh tingkah laku tersebut diwujudkan dengan nilai atau skor
individu yang relatif menetap sebagai hasil (Winkel, 2005 : 532).
pengalaman dan interaksi dengan Menurut Muhibbin Syah (2004: 141),
lingkungan yang melibatkan proses “prestasi belajar adalah setiap macam
kognitif. Dari beberapa definisi diatas maka kegiatan belajar menghasilkan sesuatu
dapat disimpulkan bahwa definisi belajar perubahan yang khas yaitu hasil belajar”.
adalah proses perubahan tingkah laku Menurut Lukman Ali (1995: 768)
dikatakan bahwa “Prestasi belajar adalah menyampaikan informasi dan diharapkan
hasil usaha yang telah dicapai atau yang mampu memberikan rangsangan kepada
telah dikerjakan untuk mendapatkan suatu siswa supaya belajar dengan enjoy/
kecakapan dan kepandaian”. bahagia. Media pembelajran yang
Berdasarkan pengertian tentang digunakan dalam penelitian ini adalah
prestasi belajar yang telah dikemukakan media pembelajran TTS (Teka Teki
para ahli maka dapat ditarik kesimpulan Silang).
bahwa prestasi belajar adalah hasil
pencapaian dari kegiatan belajar siswa, TTS (TEKA TEKI SILANG)
baik dilihat dari perubahan sikap maupun Teka Teki Silang (TTS) bisa
dari penguasaan materi yang bisa dikatakan sebagai salah satu permainan
dibuktikan dengan kenaikan nilai atau skor paling populer di dunia. Permainan yang
yang diperoleh siswa. Perubahan sikap satu ini telah meraih sukses besar dalam
yang dimaksudkan dapat berupa perubaha mengisi ruangan di berbagai media massa
tingkah laku, perubahan sikap, perubahan di seluruh dunia.
kebiasaan, perubahan kualitas Teka-teki silang merupakan sebuah
penguasaannya. Penguasaan materi dapat permainan yang cara memainkannya adalah
dilihat dari seberapa jauh kualitas dengan mengisi ruang-ruang kosong yang
pengetahuan materi pelajaran yang telah berbentuk kotak-kotak dengan huruf-huruf
dipahami oleh siswa dan bias dibuktikan sehingga membentuk sebuah kata sesuai
dengan dibuktikan dengan kenaikan nilai dengan petunjuk. Selain sangat
atau skor yang diperoleh siswa. mengasyikan, mengisi TTS juga berguna
untuk mengingat kosakata yang popular.
MEDIA PEMBELAJARAN Menurut Khalillah Teka-teki silang
. Kata media berasal dari bahasa merupakan salah satu media pembelajaran
Latin yaitu “medius” yang secara harfiah yang dapat digunakan untuk pembelajaran
berarti tengah, perantara atau pengantar. keterampilan menulis. Media ini sangat
Dalam bahasa Arab media adalah perantara mudah untuk dibuat oleh guru dan dapat
atau pengantar pesan dari pengirim kepada digunakan untuk semua tingkatan, baik
penerima pesan (Arsyad, 2002: 3). untuk pemula, menengah atau yang sudah
Menurut AECT (Association of lanjut, disamping itu juga materi yang
Education and Communication dapat dipilih sesuai dengan tujuan
Technology) mengemukakan bahwa media pembelajarannya. (Khalilullah, 2013: 127).
adalah segala bentuk dan saluran yang Melihat karakteristik TTS yang santai
digunakan untuk menyampaikan pesan atau dan lebih mengedepankan persamaan dan
informasi. Secara lebih khusus, pengertian perbedaan kata, maka sangat sesuai apabila
media dalam proses belajar mengajar dipergunakan sebagai sarana bagi peserta
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, didik untuk latihan di kelas agar suasana
photografis, atau elektronis, untuk belajar tidak monoton karena hanya berupa
menangkap, memproses dan menyusun pertanyaan-pertanyaan baku saja.
kembali informasi visual atau verbal. TTS dapat dikategorikan sebagai
(Sukiman, 2012: 28). stimulant yang berfungsi mengelola stress
Media pembelajaran adalah segala dan menghubungkan syaraf-syaraf otak
sesuatu yang dapat digunakan untuk yang terlelap. Sifat “fun” tapi tetap
menyalurkan pesan dan merangsang “learning” dari TTS memberikan efek
terjadinya proses belajar pada si pembelajar menyegarkan ingatan, sehingga fungsi
(siswa)(Aqib, 2013: 50). kerja otak kembali optimal karena otak
Berdasarkan pendapat dari para ahli dibiasakan untuk terus belajar dengan
maka media pembelajaran adalah alat yang santai. Kondisi pikiran yang jernih, rileks,
digunakan dalam proses pembelajaran guna dan tenang akan membuat memori otak
kuat, sehingga daya ingat meningkat. 1. Siswa awalnya dibentuk kelompok
Sehingga TTS dapat dikatakan sebagai dengan satu kelompok terdiri dari 4
media rekreasi otak karena selain mengasah sampai 5 siswa kemudian diberi tugas
kemampuan kognitif, meningkatkan daya untuk membuat TTS dengan materi
ingat, memperkaya pengetahuan, TTS juga barisan deret aritmatika dan geometri.
menyenangkan. Mengisi TTS adalah ajang 2. Hasil TTS yang telah dibuat oleh
“latihan dan ujian tanpa beban ”karena masing-masing kelompok diroling ke
kecenderungannya untuk hiburan. Dan kelompok lain untuk dikerjakan
pada saat mengisi TTS seringkali sifat dengan diberikan batas waktu tertentu.
dasar dan perannya membuat kita “ fun ” 3. Kelompok yang mengerjakan TTS
dan penasaran untuk mencari jawaban. harus bersaing dengan anggota
Maka mengisi TTS adalah cara sederhana kelompoknya sendiri, dikarenakan
yang berdampak luar biasa. masing-masing anggota berhak
Menurut Haryono tujuan Teka-teki memilih satu soal sari TTS kemudian
silang dalam pembelajaran ini adalah untuk mengerjakannya dengan waktu 5
mengasah otak dalam berpikir peserta didik menit. Jika jawabanya benar maka
dalam mempelajari kosakata pada suatu anak yang mengerjakan mendapat skor
mata pelajaran. Dengan menggunakan TTS 10, namun jika salah maka soal
sebagai pembelajaran kosakata, maka tersebut di lempar ke siswa yang ada
selain peserta didik termotivatasi untuk pada kelompo tersebut dan siswa yang
belajar juga memberi pemahaman terhadap mampu menjawab dengan benar
kosakata yang mudah dan mendalam. mendapat skor 5.
Karena dalam TTS terdapat unsur 4. Langkah 3 dilakukan sampai soal pada
permainan yang dapat menimbulkan TTS selesai dikerjakan semuanya.
kegairahan dan rasa senang dalam belajar 5. Jika sudah selesai siswa menyetorkan
tanpa harus berhadapan dengan situasi yang nilai hasil pekerjaan kepada guru.
menjemukan. (Haryono, 2013: 128) Kelebihan media teka teki silang
Berdasarkan penjabaran di atas maka diantaranya yaitu:
dapat disimpulkan bahwa media teka teki
silang adalah suatu media yang sangat tepat a.) kelebihan media teka teki silang Dengan
untuk mengajar kan materi yang konsepnya menggunakan TTS sebagai pembelajaran
untuk mengajarkan keterampilan menulis, kosakata, maka selain siswa termotivasi
menghafal kosakata dan media yang untuk belajar,juga memberi pemahaman
menyenangkan karena sifatnya berupa terhadap kosakata yang mudah dan
media permainan. mendalam. b.) Dalam penggunaan TTS,
Sedangkan media TTS (teka teki terdapat unsur permainan yang dapat
silang) pada penelitian ini dihapatkan menimbulkan kegairahan dan rasa senang
mempu memberikan terobosan baru dalam dalam belajar tanpa harus berhadapan
pembelajaran matematika yang umumnya dengan situasi yang menjemukan. c.) Yang
monoton dan tidak menarik dikarenakan paling menarik adalah dapat
terlalu banyak materi abstrak bagi siswa, mengembangkan instuisi peserta didik
selain itu TTS yang akan digunakan untuk berupaya memahami lebih banyak
sebagai media pembelajaran merupakan kosakata karena adanya unsur tantangan
ahil buatan dari siswa dan siselesaikan oleh yang menimbulkan rasa penasaran.
siswa juga. Sehingga akan lebih bermakna
bagi siswa kare media yang digunakan PENILAIAN HASIL BELAJAR
merupakan media dari siswa dan untuk Kegiatan belajar tidak dapat
siswa. dipisahkan dengan hasil belajar, kegiatan
Berikut adalah sintak dari belajar merupakan proses dan hasil belajar
pembelajaran pada penetiian ini: merupakan hasil belajar. Menurut Sudjana
(2012), penilaian hasil belajar adalah
proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil Instrumen penelitian yang
belajar yang dicapai peserta didik dengan digunakan yakni: Silabus, Rencana
kriteria tertentu. Pengolahan hasil penilaian Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar
melalui nilai rata-rata, melalui rapor hasil Kegiatan Peserta didik (LKS), Tes Hasil
belajar peserta didik selama periode Belajar. Teknik pengumpulan data
tertentu dapat diketahui perkembanganya. menggunakan tes yang dilakukan untuk
Mereka yang memiliki hasil belajar yang memperkuat hasil pengamatan terhadap
tinggi nilai rapornya selalu di atas rata-rata, hasil belajar peserta didik selama proses
serta menunjukkan adanya peningkatan pembelajaran berlangsung, tes yang
prestasi. Berdasarkan pendapat dari dilakukan yakni: pre-tes dan post-tes. Pos-
beberapa ahli, maka dapat disimpulkan tes yang dilakukan dalam bentuk
bahwa hasil belajar adalah kemampuan penyelesaian TTS. Penyelesaian TTS yang
seseorang dalam menerima ilmu dan digunakan berbentuk tes tulis dan
ditunjukkan dengan adanya ketercapaian digunakan untuk mengetahui pemahaman
pada indikator yang telah ditetapkan. peserta didik terhadap materi yang
Penilaian hasil belajar dan proses dipelajari. Selain itu, penyelesaian TTS
belajar saling berkaitan satu sama lain juga digunakan untuk mengetahui
sebab hasil belajar merupakan akibar dari keberhasilan dari media pembelajaran
proses. Penilaian proses belajar adalah berbasis permainan TTS (teka teki silang)
upaya memberi nilai tehadap kegiatan yang telah dilaksanakan, sehingga hasil
belajar mengajar yang dilakukan oleh yang diperoleh dapat digunakan untuk
peserta didik dan guru dalam mencapai evaluasi pembelajaran selanjutnya.
tujuan-tujuan guruan. Pada penilaian ini Analisis data digunakan untuk
dilihat sejauh mana keefektifan dan menentukan ada tidaknya peningkatan hasil
efisiennya dalam mencapai tujuan atau belajar peserta didik pada setiap siklus,
perubahan tingkah laku peserta didik. skor tes dari setiap siklus dibandingkan
Adapun fungsi dari penilaian adalah : dengan Kriteria Ketuntasan Minimal
(a) Untuk mengetahui tercapai tidaknya (KKM) perseorangan dan klasikal.
tujuan instruksional, (b) Umpan balik bagi Skor yang diperoleh peserta didik
perbaikan prosses belajar-mengajar, (c) setiap akhir siklus selanjutnya dinyatakan
Dasar dalam menyusun laporan kemajuan dalam bentuk presentase yang menyatakan
belajar peserta didik kepada orang tua. ketuntasan belajar secara klasikal. Secara
perseorangan peserta didik telah tuntas
METODE belajar apabila kriteria ketuntasan minimal
Jenis penelitian ini adalah Penelitian (KKM), Secara klasikal dianggap tuntas
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian yang belajar apabila telah mencapai 80% dari
digunakan adalah penelitian partisipan jumlah peserta didik yang telah mengikuti
yaitu peneliti terlibat secara penuh dan tes yang mendapatkan nilai yang memenuhi
langsung dalam proses penelitian mulai KKM. Ketuntasan belajar klasikal peserta
dari awal sampai akhir dengan tujuan untuk didik dapat dihitung menggunakan rumus
meningkatkan hasil belajar peserta didik sebagai berikut ini.
pada mata pelajaran matematika. Penelitian 𝑝𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑙𝑎𝑠𝑖𝑘𝑎𝑙
dilakukan pada peserta didik kelas XI- 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠
MIPA 9 semester ganjil tahun ajaran 2016- = × 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑛𝑦𝑎
2017 di SMA Negeri 1 Manyar yang terdiri Tabel Ketuntasan Klasikal Penelitian
dari 16 laki-laki dan 19 perempuan. Presentasi ketuntasan Kriteria
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan klasikal (%)
melalui 4 (empat) tahap yaitu: perencanaan 91 – 100 Sangat Baik
(planning), tindakan (acting), observasi 81 – 90 Baik
(observating) dan refleksi (reflecting). 65 – 80 Cukup
50 – 64 Kurang Diperoleh presentasi ketuntasan klasikal
25 – 49 Rendah sebesar 71,4%, sehingga dapat dianalisisi
0 – 24 Gagal bahwa ketuntasan klasikal sudah termasuk
(Arikunto, 2003) dalam kriteria cukup.
Pada siklus I ini terdapat beberapa
HASIL DAN PEMBAHASAN kekurangan yakni siswa tidak dapat
Siklus I dilaksanakan pada Kamis, 12 menyelesaikan TTS dalam waktu yang
Oktober 2017 dan senin 16 Oktober 2017. telah ditentukan, sehingga siswa harus
Kegiatan inti pada siklus I yakni, guru menyelesaikan TTS diluar jam pelajaran.
menyampikan materi setelah selesai guru Kekurangan selanjutnya terdapat beberapa
membagi siswa menjadi 8 kelompok kesalah siswa dalam membuat soal,
dimana terdapat 3 kelompok yang sehingga harus bertanya kepada kelompok
beranggotakan 5 siswa dan 5 kelompok lain yang membuat media TTS tersebut.
beranggotakan 4 siswa dengan kemampuan Dari kesalahan tersebut akibatnya banyak
pada masing-masing kelompok memiliki waktu yang terbuang.
kemampuan randome. Siswa berdiskusi Siklus II dilaksanakan pada Senin, 9
bersama dengan kelomoknya untuk November 2017 dan 13 November 2017.
membuat TTS yang disertai dengan kunci Pada siklus II ini, peserta didik sangat
jawaban dari TTS tersebut. Pada hari senin antusias dalam membuat dan
16 Oktober 2017 siswa kembali berkumpul menyelesaikan TTS yang diberikan. Dari
dengan kelompoknya dan guru membagi hasil pekerjaan siswa yang telah dilakukan,
media pembelajaran TTS kepada masing- setiap siswa dipastikan dapat mengerjakan
masing kelompok dengan syarat TTS yang atau memperoleh jawaban sehingga skor
diberikan sudah randome (mengerjakan yang diperoleh siswa mengalami
TTS dari pekerjaan kelompok lain). peingkaran dibandingkan dengan siklus I.
Kelompok yang mengerjakan TTS harus Dari hasil pengamatan diperoleh sebagian
bersaing dengan anggota kelompoknya kecil peserta didik masih tidak mampu
sendiri, dikarenakan masing-masing meyelesiakan soal dari TTS yang ada
anggota berhak memilih satu soal sari TTS disebabkan kehabisan waktu. Sehingga
kemudian mengerjakannya dengan waktu 5 siswa tersebut harus sering berlatih supaya
menit. Jika jawabanya benar maka anak terbiasa dan lebih memahami materi
yang mengerjakan mendapat skor 10, barisan deret aritmatika dan geometri.
namun jika salah maka soal tersebut di Berdasarkan data dari hasil
lempar ke siswa yang ada pada kelompo pelaksanaan tindakan mulai dari
tersebut dan siswa yang mampu menjawab pengamatan awal(pre-tes) sampai
dengan benar mendapat skor 5. Kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II didapat
dilakukan sampai soal pada TTS selesai gambaran sebagai berikut:
dikerjakan semuanya. Jika sudah selesai
siswa menyetorkan nilai hasil pekerjaan Diagram Nilai Hasil Belajar Peserta
kepada guru. Guru dan peserta didik Didik
membahas materi yang kurang dimengerti,
serta menyimpulkan. Masuk ke kegiatan
penutup yakni guru memberikan evaluasi
tentang materi yang sudah dibahas dan
menyuruh peserta didik untuk mempelajari
materi untuk pertemuan selanjutnya.
Pada tahap refleksi, tes hasil belajar
siklus I didapatkan hasil nilai peserta didik
kelas XI-MIPA 9 adalah 25 dari 35 peserta
didik yang nilainya memenuhi KKM.
Berdasarkan diagran terlihat adanya SARAN
peningkatan hasil belajar peserta didik Penulis menyarankan pada peneliti
setelah menggunakan media pembelajaran selanjutnya dalam menyampaikan materi
TTS (Teka Teki Silang) yakni 18 peserta supaya mengguakan media pembelajaran
didik yang nilianya memenuhi KKM pada supaya proses pembelajaran lebih fun bagi
Pra-siklus, sedangkan pada siklus I ada 25 siswa, serta contoh yang diberikan dalam
peserta didik dan siklus II ada 30 peserta kehidupan sehari-hari supaya peserta didik
didik. Jika dibentuk dalam prosentase lebih cepat dalam memahami materi yang
ketuntasan klasikla diperoleh pra-siklus disampaikan, serta guru harus bisa
51,4%, siklus I sebesar 71,4% dan siklus II mengatur pembagian waktu ketika anak
85,7%. Sedangkan peningkatan hasil diskusi dan berkunjung antar kelompok.
belajar pesarta didik antar siklus, yakni pra-
siklus ke siklus I mengalami peningkatan DAFTAR PUSTAKA
sebesar 20% sedangkan dari siklus I ke Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media,
siklus II mengalami peningkatan sebesar dan Strategi Pembelajaran
14,3%. Sehingga terbukti adanya Konstektual (Inovatif). Bandung:
peningkatan hasil belajar peserta didik CV YRAMA WIDYA.
setelah menggunakan media pembelajaran Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi
TTS (Teka Teki Silang). Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Arsyad¸ Azhar. 2002. Media Pembelajaran.
KESIMPULAN Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Penggunaan media pembelajaran Chandra. 2013. Pengertian Hasil Belajar,
TTS (Teka Teki Silang) mampu (Online),
menumbuhkan kreativitas siswa (http://misterchand89.blogspot.com,
dikarenakan siswa disuruh untuk membuat diakses pada 27 septemer 2016).
TTS dan hasil TTS yang dibuat sangat Haryono. 2013. Pembelajaran IPA Yang
beragam tidak hanya dari tampilan yang Menarik dan Mengasyikkan.
bagus namun soalnya juga berfariasi. Purworejo: KEPEL Press.
Siswa merasa lebih tertantang Khalilullah. 2013. Media Pembelajaran
dalam menyelesaikan soal pada media Bahasa Arab. Yogyakarta:Aswaja
TTS, disebaban mereka saling mengejar Pressindo.
skor atau nilai dengan tamanya serta Muhibbin Syah, 2004. Psikologi
mereka dapat lebih enjoy dan fun dalam Pendidikan dengan Pendekatan
menyelesaikan TTS. Baru. Bandung Remaja Rosda
Media pembelajaran TTS (Teka Karya.
Teki Silang) ternyata mampu Sudjana, Nana. 2012. Penilaian Hasil
meningkatkan hasil belajar peserta didik Proses Belajar Mengajar. Bandung:
dari siklus I ke siklus II sebesar 14,3%. PT Remaja Rosda Karya.
Sukirman. 2012. Pengembangan Media
Pembelajaran. Yogyakarta: PT
Pustaka Insan Madani.
Winkel, 2005. Psikologi Pengajaran.
Yogyakarta : Media Abadi
.

Anda mungkin juga menyukai