v
hitung penjumlahan bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V
semester 1 di SDN I Wajakkidul Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung
tahun pelajaran 2016/2017 secara meyakinkan.
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Matematika sangatlah dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dewasa ini tidak terlepas dari peran matematika, karena hampir semua bidang
keilmuan dan teknologi membutuhkan bantuan matematika.
Matematika berupa perhitungan, analisa, dan konsep ilmiah serta sebagai
alat bantu yang sangat penting bagi ilmu lain. Pengetahuan tentang matematika
memberikan bahasa dan teori serta memberikan pengembangan berpikir analitis,
logis, dan sistematis. Matematika dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari karena
salah satu aspek penting dalam matematika adalah belajar pemecahan masalah.
Melalui belajar pemecahan masalah maka diharapkan dapat dibentuk proses
berpikir secara analisis, logis, dan deduktif. Mengingat peran matematika yang
sedemikian penting, maka pada setiap jenjang pendidikan formal, siswa dituntut
untuk dapat mempelajari dan menguasai matematika secara baik dan benar.
Mempelajari matematika merupakan suatu bentuk belajar yang dilakukan
dengan penuh konsentrasi dan terstruktur. Pelaksanaannya membutuhkan suatu
proses aktif individu untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru yang
dapat menyebabkan perubahan sikap. Pembelajaran matematika khususnya di
sekolah dasar merupakan peletakan konsep dasar menuju tingkat selanjutnya.
Oleh karena itu, siswa diharapkan mampu dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga dapat menciptakan suasana kerja sama menyelesaikan
permasalahan dalam matematika. Bentuk kerja sama tersebut dalam hal
menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakan secara
tajam, mengidentifikasi, mengkaji serta mengembangkan ke arah yang lebih
1
2
sempurna dalam mengelola informasi yang terkait pula dengan keterlibatan guru
dalam mengajar peserta didik.
Seorang guru dituntut mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang
mampu memotivasi siswa agar senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat.
Hal terpenting lainnya yang harus dimiliki seorang guru sebagai pengajar adalah
kemampuan dalam memiliki sekaligus menggunakan model pembelajaran yang
tepat. Model pembelajaran sungguh membawa pengaruh yang besar terhadap hasil
usaha kita sebagai guru. Perlu disadari bahwa pelajaran matematika pada
umumnya kurang diminati oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh penggunaan model
pembelajaran yang kurang tepat. Banyak di antara guru yang telah mencoba
model pembelajaran yang mereka inginkan. Namun karena kurang memahami dan
menghayati apa yang dilakukan, maka mereka sering tergelincir ke model
pembelajaran tradisional.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Belajar secara kelompok akan lebih bermakna daripada belajar secara individu.
Sebab pada belajar kelompok, siswa dapat berkomunikasi dengan siswa yang lain.
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah
suatu model pembelajaran yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang mencakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut. Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas V pada
semester 1. Indikator yang ingin dicapai adalah siswa dituntut harus mampu
menguasai materi operasi hitung penjumlahan dan bilangan bilangan bulat .
Demikian halnya yang terjadi di SDN I Wajakkidul Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung. Hasil belajar matematika siswa kelas V masih tergolong
rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata semester dua yang diperoleh
setahun terakhir dengan nilai rata-rata 60 (tahun ajaran 2018/2019) yang tidak
mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan pada mata pelajaran
matematika materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yaitu
70.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) pada pembelajaran matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat siswa kelas V SDN I Wajakkidul?
2. Bagaimana hasil peningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan
bilangan siswa kelas III SDN I Wajakkidul melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)?
C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan penerapan kemampuan operasi hitung penjumlahan bilangan
siswa kelas III SDN I Wajakkidul melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT)
4
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi guru
a. Dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
b. Sebagai cara untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam
proses pembelajaran matematika khususnya dan mata pelajaran lain pada
umumnya.
c. Menjadikan guru lebih percaya diri.
d. Mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan.
e. Melatih untuk selalu disiplin dan jujur dalam menghadapi tantangan guna
meningkatkan kinerja dengan cara membuka diri terhadap perubahan.
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut Hamalik (2008:27-28) adalah modifikasi atau
memperteguh tindakan melalui pengalaman yaitu suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Lebih lanjut belajar menurut
Nasution (1995:34) adalah penambahan pengetahuan dan sebagai perubahan
kelakuan bakat, pengalaman dan latihan. Sedangkan dari sisi psikologi, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
(Slameto, 2003:2).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan serta modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.
2. Pengertian Mengajar
Mengajar menurut Hamalik (2008:44-50) adalah menyampaikan
pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah, mewariskan kebudayaan
pada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah, usaha mengorganisasi
lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, memberikan
bimbingan belajar kepada murid, kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi
warga negara yang baik dengan tuntunan masyarakat, serta suatu proses
membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Sedangkan menurut Nasution (1995:4) mengajar adalah menanamkan
pengetahuan pada anak, menyampaikan kebudayaan pada anak, serta suatu
aktivitas organisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Pendapat lain
dikemukakan oleh Sudjana (2000:37) bahwa mengajar yaitu sebagai alat yang
5
6
3. Pembelajaran Matematika
Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar di atas, dapat dikatakan
bahwa kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar
merupakan proses perubahan, sedangkan mengajar merupakan proses pengaturan
agar perubahan itu terjadi. Hamalik (2008:57) mengatakan bahwa pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan upaya mengorganisasi lingkungan
untuk mencapai kondisi belajar bagi peserta didik.
Hal ini sejalan dengan pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang
bertujuan menghasilkan perubahan tingkah laku manusia. Pembelajaran untuk
mata pelajaran matematika harus memperhatikan karakteristik matematika.
Sumarmo (2002:2) mengemukakan beberapa karakteristik matematika yaitu
materi matematika menekankan penalaran yang bersifat hirarkis dan terstruktur
serta dalam mempelajari matematika dibutuhkan kekuatan, keuletan, serta rasa
cinta terhadap matematika. Karena materi matematika bersifat hirarkis dan
terstruktur maka dalam pelajaran matematika tidak boleh terputus-putus dan
urutan materi harus diperhatikan. Artinya, perlu mendahulukan belajar tentang
konsep yang mempunyai daya bantu terhadap konsep matematika yang lain dan
menciptakan perubahan pola pikir serta tingkah laku peserta didik.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk mencapai kondisi
belajar bagi peserta didik, sehingga pola pikir peserta didik dapat mengalami
perubahan.
7
B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran
kooperatif adalah adanya: (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap
muka; (3) akuntabilitas individual; (4) keterampilan untuk menjalin hubungan
antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja dianjurkan
(Abdurrahman & Bintoro, dalam Nurhadi, 2003:60).
Pembelajaran kooperatif menurut Johnson dalam Ismail (2002:12) adalah
model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai suatu pembelajaran. Tujuan model
pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa
dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan
keterampilan siswa.
Menurut Nur (2000), prinsip-prinsip dalam pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut.
(1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya; (2) Setiap anggota
kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama; (3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara kelompoknya; (4)
Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi; (5) Setiap
anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya; dan (6)
Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
yang akan dicapai serta memotivasi siswa; (2) Menyajikan informasi. Guru
menyajikan informasi kepada siswa; (3) Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar. Guru menginformasikan pengelompokan siswa; (4)
Membimbing kelompok belajar. Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa
dalam kelompok-kelompok belajar; (5) Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan; (6) Memberikan
penghargaan. Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.
hanya dilakukan di setiap kali pertemuan, tetapi di setiap akhir siklus tindakan
siswa juga harus bertanggung jawab secara individu terhadap hasil belajarnya.
9. Kembali ke kelompoknya masing-masing, setelah seluruh jawaban telah benar
atau tuntas maka guru memastikan siswa untuk menyimpulkan akhir dari
seluruh pertanyaan sehingga diperoleh rangkuman materi yang telah dibahas.
10. Memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa. Penghargaan dapat
berupa pujian atau tepuk tangan yang berlangsung spontan di dalam kelas dan
ada pula yang bersifat tertulis seperti pengumuman mingguan.
E. Kerangka Pemikiran
Secara umum, hasil belajar matematika siswa dan penguasaan siswa
terhadap konsep-konsep matematika masih berada dalam kategori atau tataran
rendah. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan penguasaan
siswa terhadap konsep dasar matematika, guru diharapkan mampu berkreasi
dengan menerapkan model ataupun pendekatan dalam pembelajaran matematika
yang cocok dengan karakteristik materi yang akan diajarkan.
Salah satu model pembelajaran yang memberi rangsangan pemikiran siswa
ke dalam suasana aksi dan melibatkan siswa secara aktif adalah melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Model
pembelajaran kooperatif tipe NHT ini lebih menekankan pada struktur-struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dengan
dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik. Dengan
model ini, siswa tidak hanya mudah menguasai konsep dan materi pelajaran
namun juga siswa dapat lebih aktif dalam kelas.
Pendekatan ini pula suasana belajar dan interaksi yang santai antara siswa
dengan guru maupun antar siswa membuat proses berpikir siswa lebih optimal
dan siswa mengkontruksi sendiri ilmu yang dipelajarinya menjadi pengetahuan
13
yang akan bermakna dan tersimpan dalam ingatannya untuk periode waktu yang
lama. Dengan meningkatnya hasil belajar maka model pembelajaran ini dapat
dikatakan efektif. Dengan kata lain proses belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif daripada
pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
Pada bab ini membahas mengenai subyek penelitian dan deskripsi per
siklus penelitian. Subyek penelitian mencakup (1) lokasi penelitian, (2) waktu, (3)
mata pelajaran, (4) kelas dan (5) karakteristik siswa. Sementara deskripsi per
siklus mencakup (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/pengumpulan
data dan (4) refleksi. Penjelasan mengenai masing-masing dikemukakan sebagai
berikut.
A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Sekolah yang dijadikan sebagai obyek dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah SDN I Wajakkidul Kecamatan
Boyolangu Kabupaten Tulungagung pada kelas V semester 1 tahun pelajaran
2016/2017.
2. Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas, yaitu berlangsung
selama 2 siklus. Waktu pelaksanaan penelitian siklus pertama adalah pada tanggal
23 September 2016, sedangkan waktu pelaksanaan penelitian siklus kedua adalah
pada tanggal 27 September 2016.
3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dijadikan subyek penelitian ini adalah mata pelajaran
matematika. Peneliti memilih mata pelajaran matematika karena pada umumnya
banyak siswa yang masih mengalami kesulitan untuk memahami konsep
matematika yang abstrak. Selain itu, mata pelajaran matematika masih dirasakan
membosankan bagi siswa, sehingga banyak siswa yang kurang menyukai pada
mata pelajaran ini.
14
15
4. Kelas
Kelas yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah kelas V
SDN I Wajakkidul yang terdiri dari 22 siswa dengan komposisi perempuan 14
siswa dan laki-laki 8 siswa. Peneliti memilih kelas V (lima) karena jumlah siswa
kelas V memenuhi syarat dalam melakukan penelitian tindakan kelas dan
diterapkannya model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).
5. Karakteristik Siswa
Dilihat dari perkembangan kognitif, siswa kelas V SD berada pada masa
peralihan dari fase praoperasional menuju ke fase operasional kongkrit. Sehingga
matematika dibutuhkan siswa dalam kehidupan untuk belajar memecahkan
berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui belajar pemecahan
masalah, maka siswa diharapkan dapat dibentuk proses berpikir secara analisis,
logis, dan deduktif. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menelaah materi yang mencakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut.
1. Siklus Pertama
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Adapun langkah-langkah pada siklus
pertama sebagai berikut.
16
a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini diawali dengan refleksi dan analisis bersama antara
penulis dengan teman sejawat terhadap hasil belajar siswa, mengidentifikasi
masalah, menganalisa masalah, dan mencari alternatif pemecahan masalah.
Dari hasil tersebut penulis selanjutnya melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan seperti buku paket,
dan LKS yang diperlukan siswa untuk memahami materi pelajaran yang
akan diajarkan.
4) Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar matematika
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
yang digunakan dapat ditingkatkan.
5) Menentukan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah
minimal 75% siswa telah memperoleh nilai ≥ 60 yang berarti dikatakan
telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu minimal 80% dari Rencana Perbaikan
Pembelajaran yang dibuat dapat dilaksanakan.
6) Membuat jurnal untuk refleksi diri.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus I, guru melaksanakan skenario
pembelajaran dengan menjelaskan materi operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan seperti yang telah
direncanakan di dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan
langkah-langkah perbaikan pembelajaran inti sebagai berikut:
1) Menjelaskan materi operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa
dan dengan teknik menyimpan.
17
c. Pengamatan/Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilaksanakan bersama oleh peneliti sekaligus
sebagai guru kelas dengan teman sejawat guru sebagai pengamat selama
proses perbaikan pembelajaran. Data penelitian yang dikumpulkan adalah:
1) Data proses yaitu aktivitas siswa, kerjasama, kemampuan melakukan
operasi hitung penjumlahan bilangan dan hasil belajar siswa dikumpulkan
menggunakan lembar observasi.
2) Data berupa hasil penyelesaian tugas/latihan/soal selama pembelajaran
(evaluasi akhir). Data dikumpulkan menggunakan lembar evaluasi.
d. Refleksi
Dalam tahap ini penulis bersama teman sejawat melakukan analisis
terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dan hasil yang diperoleh masih dapat
dimaksimalkan lagi. Bertolak dari hal tersebut, penulis merefleksi diri dengan
beberapa pertanyaan pada diri sendiri, antara lain:
1) Apakah kondisi umum siswa siap secara fisik dapat menerima pelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT?
18
2) Apakah materi operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan
dengan teknik menyimpan dapat dipahami siswa dengan baik jika
diterapkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT?
3) Apakah siswa dapat berdiskusi kelompok dengan baik jika diterapkan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT?
4) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa pada materi operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan?
Dari hasil refleksi siklus pertama, maka perlu perbaikan untuk
mengatasi kekurangan melalui siklus yang kedua.
2. Siklus Kedua
Siklus kedua dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Adapun langkah-
langkah pada siklus kedua sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan siklus II ini berdasarkan hasil refleksi dan analisis penulis
bersama teman sejawat terhadap proses dan hasil belajar siswa pada siklus I
yang tertera di atas.
Dari refleksi terhadap proses dan hasil belajar siswa pada siklus I,
maka rencana ulang perbaikan pembelajaran siklus II hanya difokuskan pada
perubahan struktur dan jumlah kelompok. Pada perbaikan pembelajaran siklus
II ini penulis melakukan penambahan jumlah kelompok, yaitu dari 4
kelompok pada siklus I menjadi 5 kelompok pada siklus II. Sehingga jumlah
anggota setiap kelompok berkurang, yang semula satu kelompok terdiri dari 5
atau 6 orang siswa pada siklus I menjadi 4 atau 5 orang siswa pada siklus II.
Dari hasil tersebut penulis selanjutnya melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
19
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus II, guru melaksanakan rencana
perbaikan pembelajaran dengan menjelaskan materi operasi hitung
penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan seperti
yang telah direncanakan di dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
dengan langkah-langkah perbaikan pembelajaran inti sebagai berikut:
1) Menjelaskan materi operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa
dan dengan teknik menyimpan dengan cara panjang maupun bersusun
pendek.
2) Membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen yang beranggotakan
4 orang dan 5 orang. Kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1
sampai 4 atau 5.
3) Membagikan LKS dan buku paket.
4) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan masalah bersama-sama dalam
kelompoknya.
5) Guru memotivasi dan membimbing siswa mengerjakan LKS.
20
c. Pengamatan/Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilaksanakan oleh guru sekaligus sebagai
pengamat selama proses perbaikan pembelajaran. Data penelitian yang
dikumpulkan adalah:
1) Data proses yaitu aktivitas siswa, kerjasama, kemampuan melakukan
operasi hitung penjumlahan bilangan dan hasil belajar siswa dikumpulkan
menggunakan lembar observasi.
2) Data berupa hasil penyelesaian tugas/latihan/soal selama pembelajaran
(evaluasi akhir). Data dikumpulkan menggunakan lembar evaluasi.
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan
dan pengumpulan data dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari hasil tersebut
akan dilihat apakah telah memenuhi target yang ditetapkan pada indikator
kerja. Dalam tahap ini penulis melakukan analisis terhadap hasil-hasil yang
telah dicapai serta kendala atau dampak perbaikan pembelajaran terhadap guru
maupun siswa. Refleksi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh penulis
dari catatan-catatan hasil observasi, evaluasi, dan perbaikan pembelajaran.
Hasil refleksi ini selanjutnya penulis bersama teman sejawat gunakan sebagai
dasar bagi penyusunan RPP untuk ujian Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP).
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pendahuluan
Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan
observasi awal yaitu dengan mengadakan pre tes untuk mata pelajaran
Matematika kelas V SDN I Wajakkidul khususnya pada materi operasi
penjumlahan bilangan tiga angka. Hasil observasi menunjukkan bahwa prestasi
belajar matematika siswa khususnya untuk kelas V SDN I Wajakkidul masih
tergolong rendah dan model pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil tersebut, diputuskan untuk
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
dalam mengajarkan materi operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa
dan dengan teknik menyimpan.
Pada tanggal 2 September 2016 diadakan pre tes pada siswa kelas V
untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi penjumlahan bilangan
tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan. Nilai pre tes dijadikan acuan
untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SDN 1
Wajakkidul setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Soal-soal pre tes berupa penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan
dengan teknik menyimpan. Dari hasil pre tes siswa siswa yang memperoleh nilai
lebih dari atau sama dengan 60 mencapai 45% (10 orang siswa) dengan nilai rata-
rata 48. Hal ini memberikan gambaran bahwa prestasi belajar Matematika siswa
21
22
masih tergolong rendah. Adapun nilai pre tes siswa dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.1 Nilai Pre Tes Siswa
No Nama Siswa Skor Keterangan
1 Abdul Malik Sukma R 40 Belum Tuntas
2 Faisal Nawawi 35 Belum Tuntas
3 Tira Aulia Nurafni 60 Tuntas
4 Calista Artamevia M. 65 Tuntas
5 Chelina Syahrani p 55 Belum Tuntas
6 Cindi Eka Puji Astutik 50 Belum Tuntas
7 Divan Destirivalda 65 Tuntas
8 Elvina Manda S 50 Belum Tuntas
9 Finza Komala Jesica 70 Tuntas
10 Luis Joan Syah 40 Belum Tuntas
11 Mamlu’atus T. A 70 Tuntas
12 M. Linggar khariri 60 Tuntas
13 M. Ilham Nabawi 75 Tuntas
14 Puja Berliana Putri 45 Belum Tuntas
15 Putri Fadila L. A 70 Tuntas
16 Radit Yuan Distra 55 Belum Tuntas
17 Rizkq Fadhil A. R 55 Belum Tuntas
18 Toti Sulistrian 65 Tuntas
19 Jelita Sonia Putri P 55 Belum Tuntas
20 Jovita Sonia Putri P 55 Belum Tuntas
21 Delila Tungga Dewi 70 Tuntas
22 Laely Ayu N 75 Tuntas
Jumlah nilai 1280
Jumlah nilai rata-rata 58,19 Belum Tuntas
Prosentase 58,19% Belum Tuntas
Dari perolehan data pada tabel di atas memperoleh nilai rata-rata 58,19%,
sehingga belum mencapai ketuntasan klasikal kelas yaitu 75% dari siswa. Dari
permasalahan ini diperlukan tindakan untuk dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi operasi penjumlahan bilangan.
2. Tindakan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Setelah ditetapkan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dalam mengajar Matematika materi operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan, maka kegiatan
23
b. Pelaksanaan
Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dilaksanakan sesuai dengan skenario rencana perbaikan
pembelajaran yang telah dipersiapkan. Dalam proses pembelajaran, siswa
dibagi dalam 4 kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 5 atau 6 siswa
dengan anggota yang heterogen menurut tingkat prestasi, jenis kelamin,
maupun suku. Kemudian guru memberikan nomor pada masing-masing siswa
24
c. Pengamatan/Pengumpulan Data
Hal-hal yang diamati pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah cara
guru menyajikan materi pelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah dibuat atau belum. Selain itu, juga dilihat aktivitas
siswa dalam mengikuti pelajaran.
Hasil pengamatan untuk guru pada pelaksanaan tindakan siklus I
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1) Guru kurang memberi motivasi.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru mengorganisasi siswa dalam 4 kelompok belajar dan setiap
kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang.
25
Meskipun pada tabel 4.3 rata-rata sudah mencapai 77.5, namun itu
belum dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan perbaikan pembelajaran
yang telah dilakukan pada siklus I, karena masih adanya dominasi dari siswa.
Dalam hal kerjasama antar siswa dalam kelompok juga menunjukkan hasil
kurang.
d. Evaluasi
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
materi tentang operasi hitung penjumlahan khususnya pada penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan diperoleh hasil tes
siklus I sebagai berikut.
27
e. Refleksi
Pada tindakan siklus I ini penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dalam mengajarkan materi tentang operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan teknik menyimpan belum sempurna sesuai yang
diharapkan. Dalam tahap ini penulis bersama teman sejawat guru melakukan
analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai, serta kendala, atau dampak
perbaikan pembelajaran terhadap guru dan siswa siklus II.
28
3. Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, pelaksanaan tindakan siklus
I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga
peneliti merencanakan tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka memperbaiki kelemahan
dan kekurangan pada siklus I untuk diperbaiki pada siklus II adalah:
1) Guru harus bersikap tegas dengan menegur/memberi sanksi kepada siswa
yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan yang tidak mau bekerja
sama dengan teman kelompoknya.
29
b. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, guru kembali berusaha
melaksanakan pembelajaran agar sesuai dengan skenario pembelajaran
tindakan siklus II. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dengan maksud agar siswa memiliki
gambaran jelas tentang pengetahuan yang akan diperoleh setelah proses
pembelajaran berlangsung. Guru juga melakukan tindakan perbaikan
sebagaimana yang telah direncanakan pada tahap perencanaan meskipun
belum maksimal. Materi yang diajarkan masih dalam materi operasi hitung
penjumlahan khususnya pada penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan
dengan teknik menyimpan dengan cara panjang maupun cara bersusun
pendek. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT kembali dilakukan dengan mengikuti skenario pembelajaran yang
telah dibuat untuk pelaksanaan tindakan siklus II.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini dilakukan dengan
penambahan jumlah kelompok dan berkurangnya jumlah anggota kelompok,
yaitu dari 4 kelompok menjadi 5 kelompok dengan jumlah anggota
kelompoknya dari 5 atau 6 siswa pada siklus I menjadi 4 atau 5 siswa pada
siklus II. Anggota kelompok dibagi secara heterogen menurut tingkat prestasi,
jenis kelamin, maupun suku. Kemudian guru memberikan nomor pada
30
c. Pengamatan/Pengumpulan Data
Secara umum pada pelaksanaan tindakan siklus II ini telah ada
peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini terlihat pada hasil observasi
guru dan siswa.
Hasil pengamatan guru menunjukkan bahwa:
31
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa hasil yang dicapai dari hasil
perbaikan pembelajaran siklus II sangat menggembirakan. Jika pada siklus I
hasil penyelesaian LKS rata-rata 77,5 maka siklus II meningkat 20,75 menjadi
97,4. Hasil tersebut dicapai karena meningkatnya aktivitas dan kerjasama
antar anggota kelompok.
d. Evaluasi
Setelah dilakukan evaluasi pada siklus I, maka diadakan lagi evaluasi
pada siklus II yang membahas materi tentang penyelesaian operasi hitung
penjumlahan bilangan tiga angka. Hal ini dilakukan karena untuk mengetahui
kemampuan peningkatan prestasi belajar Matematika siswa pada materi
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
materi operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan dengan
teknik menyimpan diperoleh hasil tes siklus II sebagai berikut.
33
e. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus II menunjukkan
hasil yang cukup menggembirakan baik bagi guru mata pelajaran Matematika
maupun bagi peneliti. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bersama
teman sejawat guru menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah mendapatkan hasil yang lebih
34
B. Pembahasan
Hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) mampu
meningkatkan keaktifan, kerjasama siswa dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan khususnya pada penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan baik dengan
menggunakan cara panjang maupun dengan cara bersusun pendek. Hal ini
berdampak baik terhadap hasil belajar siswa dalam menyelesaikan Lembar Kerja
Siswa. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang
signifikan, seperti terlihat dalam tabel berikut.
Kegiatan perbaikan pembelajaran ini berakhir pada siklus II. Hal ini
ditujukan untuk mendapatkan hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan. Hasil
perbaikan pembelajaran dari siklus I sampai siklus II telah menunjukkan
peningkatan hasil belajar Matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Selain meningkatkan hasil belajar siswa, menurut Johnson dalam Ismail
35
Pada tabel di atas menunjukkan siklus I rata-rata mencapai 77,5, namun itu
belum dijadikan ukuran keberhasilan dalam pembelajaran, karena masih adanya
dominasi dari siswa. Pada siklus II hasil penyelesaian lembar kerja siswa rata-rata
mencapai 97,4. Hal ini telah menunjukkan peningkatan sebesar 19,9. Hasil
tersebut dicapai karena meningkatnya aktivitas dan kerjasama antar anggota
kelompok.
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Tes pada Siklus I dan Siklus II
Rata-rata Peningkatan Rata-rata Peningkatan Rata-rata
Nilai Pra Nilai Hasil Nilai Hasil
Tindakan Skor Prosentase Siklus I Skor Prosentase Siklus II
Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai hasil pembelajaran pun
juga mengalami peningkatan yang signifikan dari nilai pra tindakan, nilai siklus I
dan nilai hasil pembelajaran siklus II. Nilai rata-rata pra tindakan 58,19
mengalami peningkatan pada siklus I dengan skor peningkatan 5 (8,81%),
sedangkan nilai rata-rata hasil pembelajaran siklus I mencapai 77,5 mengalami
peningkatan pada siklus II dengan skor peningkatan 20 (32,39%) mencapai nilai
36
rata- rata 97,4, sehingga peneliti hanya melakukan tindakan sampai siklus II saja,
karena apa yang telah direncanakan sudah berjalan lancar serta telah mencapai
ketuntasan pembelajaran Matematika pada materi operasi hitung penjumlahan
bilangan.
Ketika dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran, walaupun masih
terdapat kekurangan-kekurangan dimana kekurangan itu ada yang berasal dari
guru dan ada juga yang berasal dari siswa. Seperti ada sebagian siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru pada saat menyampaikan materi dan kekurangan
yang berasal dari guru adalah belum terlaksananya semua komponen dalam
skenario pembelajaran. Hal itu dikarenakan guru belum dapat mengatur waktu
sebaik mungkin, guru terlalu banyak memberikan waktu pada siswa untuk bekerja
menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
Melihat kekurangan yang masih ada serta prestasi belajar Matematika
siswa terhadap materi operasi penjumlahan bilangan pada tindakan siklus I belum
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, maka penelitian
dilanjutkan pada tindakan siklus II. Hal-hal yang harus diperbaiki pada tindakan
siklus II adalah guru harus bersikap tegas dengan menegur/memberi sanksi
kepada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan yang tidak mau
bekerja sama dengan teman kelompoknya. Guru juga harus mampu mengelola
waktu dengan efisien agar semua tahapan kegiatan dalam skenario pembelajaran
dapat terlaksana.
Pada tindakan siklus II, model pembelajaran kooperatif tipe NHT kembali
dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus II, kegiatan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran telah meningkat. Dimana kekurangan-
kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diperbaiki sedikit demi sedikit.
Hali ini ditunjukkan oleh siswa sudah lebih memperhatikan penjelasan guru
walaupun hanya beberapa siswa mampu dan mau mengajukan pertanyaan jika
mendapat masalah dalam menyelesaikan soal-soal LKS yang diberikan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dari 14 orang siswa yang telah
memperoleh nilai ≥ 60 pada hasil tes siklus I menjadi 22 orang siswa yang telah
memperoleh nilai ≥ 60 . Ini berarti telah menunjukkan peningkatan yang
menggembirakan dibanding hasil tes pembelajaran pada siklus I. Melihat hasil tes
37
tindakan siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
maka penelitian dihentikan.
Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran bisa dikatakan
sempurna, yakni 100% komponen dalam skenario telah dilaksanakan dengan baik
sesuai yang diharapkan. Karena kedua indikator telah tercapai, ini berarti hipotesis
tindakan telah tercapai yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT prestasi belajar Matematika siswa pada materi operasi hitung
penjumlahan bilangan khususnya penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan
dengan teknik menyimpan dapat ditingkatkan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dalam mengajarkan materi operasi hitung penjumlahan
bilangan dapat meningkatkan kemampuan mengerjakan operasi hitung
penjumlahan bilangan dan hasil belajar Matematika siswa kelas V di SDN 1
Wajakkidul Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Hal ini dapat dilihat
dari hasil Lembar Kerja Siswa meningkat 20,75 dari 77,5 pada siklus I menjadi
97,4 pada siklus II. Sedangkan hasil tes awal, siswa yang memperoleh nilai
minimal 60 sebanyak 56,75 meningkat pada siklus I menjadi 61,75 dan siklus II
siswa yang memperoleh nilai minimal 60 meningkat lagi menjadi 81,75.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut :
1. Bagi guru diharapkan dapat mempelajari dan memahami agar mampu
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam proses belajar
mengajar. Selain itu diharapkan selalu mencoba atau meneliti setiap model
pembelajaran, sehingga model pembelajaran tersebut sesuai dengan materi
yang diajarkan.
2. Bagi siswa diharapkan agar dalam belajar selalu menanyakan masalah-
masalah yang tidak dimengerti dalam materi yang diajarkan dan selalu
melakukan diskusi dengan temannya dalam menyelesaikan setiap masalah.
38
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii
vi
B. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus Pertama………………………………………………… 15
a. Perencanaan........................................................................ 15
b. Pelaksanaan………………………………………………. 15
c. Pengamatan/Pengumpulan Data…………………………. 15
d. Refleksi……………………………………………………. 17
2. Siklus Kedua…………………………………………………... 18
a. Perencanaan ……………………………………………… 18
b. Pelaksanaan……………………………………………….. 18
c. Pengamatan/Pengumpulan Data………………………….. 19
d. Refleksi……………………………………………………. 19
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………… 38
B. Saran……………………………………………………………….. 38
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Dokumentasi Siklus I
Dokumentasi Siklus II
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Rangkuman Materi
Lembar Kerja Siswa I (Siklus I)
Soal Evaluasi I
Kunci Jawaban Soal Evaluasi I
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Rangkuman Materi
Lembar Kerja Siswa II (Siklus II)
Soal Evaluasi II
Kunci Jawaban Soal Evaluasi II
Lembar Observasi Proses Pengajaran terhadap Guru dan Siswa Selama Kegiatan
Belajar Mengajar
Nilai Pre Tes Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Bilangan
Siswa Kelas III Semester 1
Nilai Hasil Tes Matematika Siswa Pada Siklus I
Nilai Hasil Tes Matematika Siswa Pada Siklus II
Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan PKP
Surat Pernyataan
ix
DAFTAR RUJUKAN
viii
KATA PENGANTAR
Penulis
iii
iv
LEMBAR KERJA SISWA I
(Siklus I)
Indikator:
Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang.
Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan dengan cara panjang
dan bersusun pendek.
Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan dengan cara
panjang dan bersusun pendek.
Melakukan penjumlahan sampai tiga bilangan.
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.
Kelompok:…………………………………..
Anggota kelompok:
1……………………………………………...
2……………………………………………...
3……………………………………………...
4……………………………………………...
5……………………………………………...
……
Petunjuk:
1. Kerjakan LKS ini dengan berdiskusi bersama teman sekelompokmu. Dengan ketentuan
sebagai berikut:
Soal no. 1 dikerjakan siswa yang bernomor 1
Soal no. 2 dikerjakan siswa yang bernomor 2
Soal no. 3 dikerjakan siswa yang bernomor 3
Soal no. 4 dikerjakan siswa yang bernomor 4
Soal no. 5 dikerjakan siswa yang bernomor 5
2. Masing-masing anggota kelompok harus mengetahui semua jawaban hasil diskusi
kelompok.
3. Jawablah setiap pertanyaan pada lembar yang disediakan, dengan baik dan benar.
4. Waktu pengerjaan 15 menit.
1. a. Kerjakan dengan cara panjang!
513 + 260 =…….
450 + 175 =…….
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
587 + 784 + 124 =…….
625 + 505 + 224 =…….
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan tersebut!
Hari Senin itik Pak Danu bertelur 515 butir, kemudian hari Rabu bertelur lagi 253 butir.
Berapa butir itik Pak Danu bertelur sekarang?
Indikator:
Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang.
Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan dengan cara panjang
dan bersusun pendek.
Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan dengan cara
panjang dan bersusun pendek.
Melakukan penjumlahan sampai tiga bilangan.
Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.
Kelompok:…………………………………..
Anggota kelompok:
1……………………………………………...
2……………………………………………...
3……………………………………………...
4……………………………………………...
5……………………………………………...
……
Petunjuk:
1. Kerjakan LKS ini dengan berdiskusi bersama teman sekelompokmu. Dengan ketentuan
sebagai berikut:
Soal no. 1 dikerjakan siswa yang bernomor 1
Soal no. 2 dikerjakan siswa yang bernomor 2
Soal no. 3 dikerjakan siswa yang bernomor 3
Soal no. 4 dikerjakan siswa yang bernomor 4
2. Masing-masing anggota kelompok harus mengetahui semua jawaban hasil diskusi
kelompok.
3. Jawablah setiap pertanyaan pada lembar yang disediakan, dengan baik dan benar.
4. Waktu pengerjaan 15 menit.
1. a. Kerjakan dengan cara panjang!
723 + 262 =…….
650 + 174 =…….
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
527 + 384 + 125 =…….
235 + 125 + 224 =…….
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan tersebut!
Pak Soleh mempunyai bibit ikan lele sebanyak 745 ekor di kolam, kemudian dia membeli
bibit lagi ikan lele sebanyak 456 ekor dari penjual. Berapa ekor bibit ikal lele Pak Soleh
sekarang?
“SELAMAT MENGERJAKAN”
SOAL EVALUASI I
Nama :
No. Absen :
Kelas :
I Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang
tepat!
a28
5. 952 nilai dari 9.452 + 8.549 adalah………..
549 + a. 1.201 b. 1.401
…… c. 1.301 d. 1.501
1. Beras Pak Ali 873 kg dan beras Pak Amir 126 kg. Jumlah beras keduanya
adalah……kg.
2. 426 + 243=…….
3. 762
542 +
…….
4. 425
218 +
I 1. a 2. c 3. d 4. a 5. d
II
1. 999 kg
2. 669
3. 1.304
4. 4
5. 1.320 gram
SOAL EVALUASI II
Nama :
No. Absen :
Kelas :
I Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang
tepat!
1. 954 + 843=…..
a. 1.797 b. 1.977 c. 1.787 d. 1.877
2. 452 + 834=…..
a. 1.368 b. 1.386 c. 1.286 d. 1.638
3. 454 + 352=…..
a. 706 b. 806 c. 607 d. 707
4. 957 nilai a dari 9.357 + 6.944 adalah…………
644 + a.3 b. 2 c. 4 d. 0
1.6a1
5. 765 nilai dari 9.465 + 9.549 adalah………..
549 + a. 1.314 b. 1.301
……. c. 1.341 d. 1.431
= ………+………+………
= ………
2. 562 = ………+………+………
432 = ………+………+………
= ………+………+………
= ………
3. 754 + 432 + 543 = n, berapa nilai n?
1. Pada hari Minggu Ibu dan Ani pergi ke pasar. Mereka membeli gula pasir 245
gram, tepung terigu 465 gram, dan telur 500 gram. Berapa gram semua yang
dibeli Ibu dan Ani dari pasar?
2. Kebun Pak Toni ditanami berbagai macam tanaman buah, diantaranya ada
rambutan, mangga, dan jeruk. Sebulan yang kemarin tanaman buahnya berbuah
semua. Pada waktu panen Pak Toni menghasilkan 457 kg buah rambutan, 469
buah mangga, dan 527 kg buah jeruk. Berapa kg semua buah yang dihasilkan dari
kebun Pak Toni?
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI II
I 1. a 2. c 3. b 4. d 5. a
II
1. 456 = 400 + 50 + 6
243 = 200 + 40 + 3 +
= 600 + 90 + 9
= 699
2. 562 = 500 + 60 + 2
432 = 200 + 40 + 5 +
= 700 + 100 + 7
= 807
3. 1.729
III
1. 1.210 gram
2. 1.453 kg
LEMBAR OBSERVASI PROSES PENGAJARAN TERHADAP
GURU DAN SISWA SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR
Komentar
No. Aspek-aspek yang Diamati
Ya Tidak
1. A. Kegiatan Guru
1. Apakah guru memberitahu siswa tentang model
pembelajaran yang digunakan ?
2. Apakah guru memotivasi siswa untuk belajar ?
3. Apakah guru menyampaikan tujuan/indikator yang harus
dicapai dalam proses pembelajaran?
4. Apakah guru memberi pemahaman dasar (apersepsi) kepada
siswa sebelum memasuki materi pelajaran?
5. Apakah guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok?
6. Apakah guru membagikan LKS dan buku paket untuk siswa?
7. Apakah guru memberikan materi pengantar cara kerja dalam
LKS kepada siswa?
8. Apakah guru meminta siswa secara mandiri menyelesaikan
masalah dalam LKS?
9. Apakah guru mengamati siswa bekerja dalam kelompoknya?
10. Apakah guru meminta siswa untuk mendiskusikan masalah?
11. Apakah guru membimbing siswa dalam setiap kelompok
menyelesaikan masalah dalam LKS?
12. Apakah guru memanggil nomor anggota siswa dalam
kelompok untuk menjawab atau mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya?
13. Apakah guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang memperoleh hasil terbaik?
14. Apakah guru mengarahkan siswa ke jawaban yang benar?
15. Apakah guru menyuruh siswa untuk membuat rangkuman?
16. Apakah guru memberikan PR kepada siswa?
2. B. Kegiatan Siswa
1. Apakah siswa memberikan perhatian pada penjelasan guru?
2. Apakah siswa selalu berada dalam kelompoknya?
3. Apakah siswa aktif dalam kelompoknya?
4. Apakah ada siswa yang merasa kaku berada dalam
kelompoknya?
5. Apakah siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam
menyelesaikan masalah dalam LKS?
6. Apakah siswa mengalami kesulitan menyelesaikan masalah
dalam LKS?
7. Apakah siswa mengajukan pertanyaan kepada guru saat
mengalami kesulitan menyelesaikan masalah dalam LKS?
8. Apakah siswa terlihat gelisah ketika nomor anggotanya
terpanggil?
9. Apakah siswa mampu menjawab atau mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya di depan kelas?
10. Apakah siswa membuat rangkuman tentang materi yang
dipelajari?
11. Apakah siswa selalu mengerjakan PR yang diberikan oleh
guru?
NILAI PRE TES MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI
OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN SISWA KELAS V SEMESTER 1
Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas : 11 siswa
Jumlah siswa yang belum tuntas :11 siswa
Klasikal : Belum Tuntas
NILAI HASIL TES MATEMATIKA SISWA
PADA SIKLUS I
Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas : 22 siswa
Jumlah siswa yang belum tuntas : 0 siswa
Klasikal : Tuntas
NILAI HASIL TES MATEMATIKA SISWA
PADA SIKLUS II
Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas : 22 siswa
Jumlah siswa yang belum tuntas : 0 siswa
Klasikal : Tuntas
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan tiga angka.
C. Indikator
1. Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang.
2. Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan dengan cara
panjang dan bersusun pendek.
3. Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan
dengan cara panjang dan bersusun pendek.
4. Melakukan penjumlahan sampai tiga bilangan.
5. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menuliskan bilangan dalam bentuk panjang dengan benar.
2. Siswa dapat melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan
dengan cara panjang dan bersusun pendek dengan tepat.
3. Siswa dapat melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan dengan cara panjang dan bersusun pendek dengan tepat.
4. Siswa dapat melakukan penjumlahan sampai tiga bilangan dengan benar.
5. Siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan
penjumlahan dengan benar.
E. Tujuan Perbaikan
Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) diharapkan siswa memiliki kemampuan melakukan operasi
hitung penjumlahan bilangan dan hasil belajar matematika siswa pada pokok
bahasan operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan dengan
teknik menyimpan dengan cara panjang dan bersusun pendek dapat
meningkat.
F. Materi Ajar
Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
J. Penilaian
1. Jenis tes : tes tulis
2. Bentuk tes : subyektif
3. Prosedur penilaian
Penilaian proses : penilaian saat siswa mengikuti proses KBM.
Penilaian hasil : penilaian tertulis pada saat siswa mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal evaluasi.
A. Standar Kompetensi
1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan tiga angka.
B. Kompetensi Dasar
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan tiga angka.
C. Indikator
1. Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang.
2. Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan dengan cara
panjang dan bersusun pendek.
3. Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan
dengan cara panjang dan bersusun pendek.
4. Melakukan penjumlahan tiga bilangan.
5. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menuliskan bilangan dalam bentuk panjang dengan benar.
2. Siswa dapat melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan
dengan cara panjang dan bersusun pendek dengan tepat.
3. Siswa dapat melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan dengan cara panjang dan bersusun pendek dengan tepat.
4. Siswa dapat melakukan penjumlahan tiga bilangan dengan benar.
5. Siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan
penjumlahan dengan benar.
E. Tujuan Perbaikan
Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) diharapkan siswa memiliki kemampuan melakukan operasi
hitung penjumlahan bilangan dan hasil belajar matematika siswa pada pokok
bahasan operasi hitung penjumlahan bilangan tanpa dan dengan teknik
menyimpan dengan cara bersusun pendek maupun cara bersusun panjang
dapat meningkat.
F. Materi Ajar
Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan
H. Langkah-langkah Pembelajaran
J. Penilaian
1. Jenis tes : tes tulis
2. Bentuk tes : subyektif
3. Prosedur penilaian
Penilaian proses : penilaian saat siswa mengikuti proses KBM.
Penilaian hasil : penilaian tertulis pada saat siswa mengerjakan
lembar kerja siswa (LKS) dan soal evaluasi.
B. Identitas Penulis:
Nama Guru : Yeni Farida, S. Pd.
NIP : 198801052010012017
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN I Wajakkidul Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung
Jumlah Putaran : 2 siklus
Tempat dan Waktu Pelaksanaan : SDN I Wajakkidul Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung
September s.d Oktober 2016
Menyetujui,
Kepala Sekolah Guru Kelas
Sudomo, M. Pd.
NIP 196206161983031024
RANGKUMAN MATERI
OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN TIGA ANGKA
Oleh
Yeni Farida
NIP. 198801052010012017
Kepada
Kepala Sekolah SDN 1 Wajakkidul
Di Tulungagung
Demikian agar surat ijin pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Menyatakan bahwa:
Nama : Widyawati, M. Pd.
NIP : 197305211998072002
Guru Kelas : V (lima)