Anda di halaman 1dari 73

ABSTRAK

Farida, Yeni. 2016. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads


Together (NHT) untuk Meningkatkan Kemampuan Melakukan Operasi Hitung
Penjumlahan Bilangan Siswa Kelas V SDN I Wajakkidul Kecamatan
Boyolangu Kabupaten Tulungagung Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017.

Kata kunci: Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT),


Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan

Matematika adalah salah satu mata pelajaran yang mempunyai pengaruh


sangat penting. Matematika bukan hanya berupa simbol, tetapi juga melatih berpikir
siswa. Oleh karena itu, siswa diharapkan mampu dan berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga dapat menciptakan suasana kerja sama
menyelesaikan permasalahan dalam Matematika. Bentuk kerja sama tersebut dalam
hal menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakan secara
tajam, mengidentifikasi, mengkaji serta mengembangkan ke arah yang lebih
sempurna dalam mengelola informasi, yang terkait pula dengan keterlibatan guru
dalam mengajar peserta didik.
Oleh karena itu, guru harus memilih model pembelajaran yang tepat agar dapat
membantu siswa meningkatkan hasil belajar khususnya pada mata pelajaran
matematika.
Masalah yang menjadi fokus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah.
1. Bagaimana penerapan kemampuan operasi hitung penjumlahan bilangan siswa
kelas V SDN I Wajakkidul melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT)?
2. Bagaimana hasil peningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan bilangan
siswa kelas V SDN I Wajakkidul melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT)?
Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa dan memiliki tujuan untuk meningkatkan
penguasaan akademik. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk
memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses
berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktivitas
pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta
berdiskusi untuk memecahkan masalah.
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak dua siklus dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi operasi hitung
penjumlahan bilangan. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas V semester 1 di SDN
I Wajakkidul Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung tahun pelajaran
2016/2017. Data yang diperoleh berupa lembar kerja siswa dan hasil tes belajar siswa.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil peningkatan ketuntasan belajar
dan prestasi belajar siswa dalam setiap siklus dapat dikemukakan sebagai berikut.
Hasil pengerjaan lembar kerja siswa meningkat 20,75 dari nilai rata-rata 77,5 pada
siklus I menjadi 97,4 pada siklus II. Sedangkan, nilai rata-rata hasil belajar pada pra
tindakan adalah 56,75, siklus I mencapai 61,75 dan siklus II sebesar 81,75 atau
mengalami peningkatan skor pada siklus I sebesar 20 (32,39%). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Head Together (NHT) dalam pembelajaran matematika materi operasi

v
hitung penjumlahan bilangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V
semester 1 di SDN I Wajakkidul Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung
tahun pelajaran 2016/2017 secara meyakinkan.

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan
teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan
memajukan daya pikir manusia. Matematika sangatlah dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dewasa ini tidak terlepas dari peran matematika, karena hampir semua bidang
keilmuan dan teknologi membutuhkan bantuan matematika.
Matematika berupa perhitungan, analisa, dan konsep ilmiah serta sebagai
alat bantu yang sangat penting bagi ilmu lain. Pengetahuan tentang matematika
memberikan bahasa dan teori serta memberikan pengembangan berpikir analitis,
logis, dan sistematis. Matematika dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari karena
salah satu aspek penting dalam matematika adalah belajar pemecahan masalah.
Melalui belajar pemecahan masalah maka diharapkan dapat dibentuk proses
berpikir secara analisis, logis, dan deduktif. Mengingat peran matematika yang
sedemikian penting, maka pada setiap jenjang pendidikan formal, siswa dituntut
untuk dapat mempelajari dan menguasai matematika secara baik dan benar.
Mempelajari matematika merupakan suatu bentuk belajar yang dilakukan
dengan penuh konsentrasi dan terstruktur. Pelaksanaannya membutuhkan suatu
proses aktif individu untuk memperoleh pengalaman dan pengetahuan baru yang
dapat menyebabkan perubahan sikap. Pembelajaran matematika khususnya di
sekolah dasar merupakan peletakan konsep dasar menuju tingkat selanjutnya.
Oleh karena itu, siswa diharapkan mampu dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran, sehingga dapat menciptakan suasana kerja sama menyelesaikan
permasalahan dalam matematika. Bentuk kerja sama tersebut dalam hal
menganalisis ide atau gagasan ke arah yang lebih spesifik, membedakan secara
tajam, mengidentifikasi, mengkaji serta mengembangkan ke arah yang lebih

1
2

sempurna dalam mengelola informasi yang terkait pula dengan keterlibatan guru
dalam mengajar peserta didik.
Seorang guru dituntut mampu menciptakan suasana belajar mengajar yang
mampu memotivasi siswa agar senantiasa belajar dengan baik dan bersemangat.
Hal terpenting lainnya yang harus dimiliki seorang guru sebagai pengajar adalah
kemampuan dalam memiliki sekaligus menggunakan model pembelajaran yang
tepat. Model pembelajaran sungguh membawa pengaruh yang besar terhadap hasil
usaha kita sebagai guru. Perlu disadari bahwa pelajaran matematika pada
umumnya kurang diminati oleh siswa. Hal ini disebabkan oleh penggunaan model
pembelajaran yang kurang tepat. Banyak di antara guru yang telah mencoba
model pembelajaran yang mereka inginkan. Namun karena kurang memahami dan
menghayati apa yang dilakukan, maka mereka sering tergelincir ke model
pembelajaran tradisional.
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang
mengutamakan kerja sama antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Belajar secara kelompok akan lebih bermakna daripada belajar secara individu.
Sebab pada belajar kelompok, siswa dapat berkomunikasi dengan siswa yang lain.
Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) adalah
suatu model pembelajaran yang melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah
materi yang mencakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka
terhadap isi pelajaran tersebut. Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
bilangan bulat merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas V pada
semester 1. Indikator yang ingin dicapai adalah siswa dituntut harus mampu
menguasai materi operasi hitung penjumlahan dan bilangan bilangan bulat .
Demikian halnya yang terjadi di SDN I Wajakkidul Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung. Hasil belajar matematika siswa kelas V masih tergolong
rendah. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata semester dua yang diperoleh
setahun terakhir dengan nilai rata-rata 60 (tahun ajaran 2018/2019) yang tidak
mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan pada mata pelajaran
matematika materi operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yaitu
70.
3

Guru mengajar menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu


pembelajaran yang masih didominasi oleh guru dalam memecahkan masalah
dengan lebih menekankan pada pemberian soal-soal latihan. Selain itu pula guru
mengatakan bahwa selama bertahun-tahun menjadi guru dan mengajarkan
matematika, para siswa umumnya banyak mengalami kesulitan memahami
operasi hitung penjumlahan bilangan bulat. Berkaitan dengan masalah di atas
penulis ingin melakukan tindakan aksi yang bisa mempermudah siswa untuk
memahami operasi hitung penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat yang
diterapkan dalam sebuah model pembelajaran untuk mengurangi kesulitan siswa.
Berdasarkan uraian di atas guru sekaligus peneliti akan mengadakan suatu
Penelitian Tindakan Kelas dengan judul ”Peningkatan Hasil Belajar
Penjumlahan dan Pengurangan Bilangan Bulat melalui Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT) Siswa Kelas V SDN I
Wajakkidul Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung Tahun
Pelajaran 2019/2020”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) pada pembelajaran matematika materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat siswa kelas V SDN I Wajakkidul?
2. Bagaimana hasil peningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan
bilangan siswa kelas III SDN I Wajakkidul melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)?

C. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah sebagai berikut.
1. Mendeskripsikan penerapan kemampuan operasi hitung penjumlahan bilangan
siswa kelas III SDN I Wajakkidul melalui model pembelajaran kooperatif tipe
Numbered Heads Together (NHT)
4

2. Mendeskripsikan hasil peningkatan kemampuan operasi hitung penjumlahan


bilangan siswa kelas III SDN I Wajakkidul melalui model pembelajaran
kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)?

D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi guru
a. Dapat memperbaiki dan meningkatkan mutu pembelajaran di kelas.
b. Sebagai cara untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi dalam
proses pembelajaran matematika khususnya dan mata pelajaran lain pada
umumnya.
c. Menjadikan guru lebih percaya diri.
d. Mendapatkan kesempatan untuk berperan aktif dalam mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan.
e. Melatih untuk selalu disiplin dan jujur dalam menghadapi tantangan guna
meningkatkan kinerja dengan cara membuka diri terhadap perubahan.

2. Manfaat bagi siswa


a. Dapat membantu sekaligus mempermudah siswa dalam belajar
Matematika khususnya materi penjumlahan dan pengurangan tiga angka.
b. Meningkatkan minat, motivasi, dan prestasi siswa khususnya pada
pelajaran matematika dan mata pelajaran lain pada umumnya.
c. Dapat menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang telah
diperoleh pada situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari.

3. Manfaat bagi sekolah


a. Sebagai masukan yang baik pada sekolah dalam rangka perbaikan
pembelajaran matematika.
b. Membantu sekolah untuk berkembang, karena adanya peningkatan dan
kemajuan pada diri guru dan mutu pendidikan di sekolah.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran Matematika
1. Pengertian Belajar
Belajar menurut Hamalik (2008:27-28) adalah modifikasi atau
memperteguh tindakan melalui pengalaman yaitu suatu proses perubahan tingkah
laku individu melalui interaksi dengan lingkungan. Lebih lanjut belajar menurut
Nasution (1995:34) adalah penambahan pengetahuan dan sebagai perubahan
kelakuan bakat, pengalaman dan latihan. Sedangkan dari sisi psikologi, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
(Slameto, 2003:2).
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui interaksi
dengan lingkungan serta modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman.

2. Pengertian Mengajar
Mengajar menurut Hamalik (2008:44-50) adalah menyampaikan
pengetahuan kepada siswa didik atau murid di sekolah, mewariskan kebudayaan
pada generasi muda melalui lembaga pendidikan sekolah, usaha mengorganisasi
lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, memberikan
bimbingan belajar kepada murid, kegiatan mempersiapkan siswa untuk menjadi
warga negara yang baik dengan tuntunan masyarakat, serta suatu proses
membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari.
Sedangkan menurut Nasution (1995:4) mengajar adalah menanamkan
pengetahuan pada anak, menyampaikan kebudayaan pada anak, serta suatu
aktivitas organisasi atau mengatur lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar. Pendapat lain
dikemukakan oleh Sudjana (2000:37) bahwa mengajar yaitu sebagai alat yang

5
6

direncanakan melalui pengaturan dan penyediaan kondisi yang memungkinkan


siswa melakukan berbagai kegiatan belajar seoptimal mungkin.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah
menyampaikan pengetahuan kepada siswa didik, sehingga memungkinkan
terjadinya proses belajar yang optimal.

3. Pembelajaran Matematika
Berdasarkan pengertian belajar dan mengajar di atas, dapat dikatakan
bahwa kegiatan belajar mengajar tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Belajar
merupakan proses perubahan, sedangkan mengajar merupakan proses pengaturan
agar perubahan itu terjadi. Hamalik (2008:57) mengatakan bahwa pembelajaran
adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material,
fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Pembelajaran merupakan upaya mengorganisasi lingkungan
untuk mencapai kondisi belajar bagi peserta didik.
Hal ini sejalan dengan pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang
bertujuan menghasilkan perubahan tingkah laku manusia. Pembelajaran untuk
mata pelajaran matematika harus memperhatikan karakteristik matematika.
Sumarmo (2002:2) mengemukakan beberapa karakteristik matematika yaitu
materi matematika menekankan penalaran yang bersifat hirarkis dan terstruktur
serta dalam mempelajari matematika dibutuhkan kekuatan, keuletan, serta rasa
cinta terhadap matematika. Karena materi matematika bersifat hirarkis dan
terstruktur maka dalam pelajaran matematika tidak boleh terputus-putus dan
urutan materi harus diperhatikan. Artinya, perlu mendahulukan belajar tentang
konsep yang mempunyai daya bantu terhadap konsep matematika yang lain dan
menciptakan perubahan pola pikir serta tingkah laku peserta didik.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
matematika adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk mencapai kondisi
belajar bagi peserta didik, sehingga pola pikir peserta didik dapat mengalami
perubahan.
7

B. Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat
elemen-elemen yang saling terkait. Adapun berbagai elemen dalam pembelajaran
kooperatif adalah adanya: (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap
muka; (3) akuntabilitas individual; (4) keterampilan untuk menjalin hubungan
antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja dianjurkan
(Abdurrahman & Bintoro, dalam Nurhadi, 2003:60).
Pembelajaran kooperatif menurut Johnson dalam Ismail (2002:12) adalah
model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama, yakni kerja sama
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai suatu pembelajaran. Tujuan model
pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar akademik siswa meningkat dan siswa
dapat menerima berbagai keragaman dari temannya, serta pengembangan
keterampilan siswa.
Menurut Nur (2000), prinsip-prinsip dalam pembelajaran kooperatif
adalah sebagai berikut.
(1) Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala
sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya; (2) Setiap anggota
kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok
mempunyai tujuan yang sama; (3) Setiap anggota kelompok (siswa) harus
membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara kelompoknya; (4)
Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi; (5) Setiap
anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan
keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya; dan (6)
Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan
secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif menurut Hartadji (2001:34) antara


lain: (1) siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan
materi belajar sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai; (2) kelompok dibentuk
dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda-beda, baik tingkat
kemampuan tinggi, sedang dan rendah; (3) jika mungkin, anggota kelompok
berasal dari ras, suku, dan budaya yang berbeda; (4) penghargaan lebih
berorientasi pada kelompok daripada masing-masing individu.
Terdapat enam langkah dalam model pembelajaran kooperatif adalah
sebagai berikut. (1) Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan mengkomunikasikan kompetensi dasar
8

yang akan dicapai serta memotivasi siswa; (2) Menyajikan informasi. Guru
menyajikan informasi kepada siswa; (3) Mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok-kelompok belajar. Guru menginformasikan pengelompokan siswa; (4)
Membimbing kelompok belajar. Guru memotivasi serta memfasilitasi kerja siswa
dalam kelompok-kelompok belajar; (5) Evaluasi. Guru mengevaluasi hasil belajar
tentang materi pembelajaran yang telah dilaksanakan; (6) Memberikan
penghargaan. Guru memberi penghargaan hasil belajar individual dan kelompok.

C. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)


Model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT)
merupakan salah satu model pembelajaran yang memberi penekanan pada
penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa, dan lebih dirincikan oleh penghargaan kooperatif daripada penghargaan
individual. Model pembelajaran ini dikembangkan pertama kalinya oleh Kagen
dengan melihat para siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu
pelajaran dan mengecek pemahaman mereka mengenai isi pelajaran tersebut
(Ibrahim, 2000:28).
Nurhadi (2003:66) mengemukakan langkah-langkah model pembelajaran
kooperatif tipe NHT sebagai pengganti pertanyaan kepada seluruh kelas, sebagai
berikut:
1. Penomoran (Numbering)
Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang
beranggotakan 3 hingga 5 orang dan memberi nomor sehingga siswa dalam
kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda. Pemberian nomor pada
siswa dalam suatu kelompok, disesuaikan dengan banyaknya anggota
kelompok.
2. Pengajuan pertanyaan (Questioning )
Guru mengajukan suatu pertanyaan pada siswa. Pertanyaan dapat
bervariasi, dari yang spesifik hingga yang bersifat umum.
3. Berpikir bersama (Heads Together)
Siswa berfikir bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa
tiap anggota dalam timnya telah mengetahui jawaban tersebut.
9

4. Pemberian Jawaban (Answering)


Guru memanggil satu nomor tertentu, kemudian siswa dari tiap
kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan menyiapkan
jawaban untuk seluruh kelas.
Hubungan antara langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe
NHT dapat dilihat pada penjelasan berikut.
1. Menyampaikan model dan tujuan pembelajaran. Sebelum memulai pelajaran,
guru terlebih dahulu menyampaikan model dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai.
2. Memotivasi siswa, kemudian memberikan motivasi kepada siswa.
3. Mengecek pemahaman dasar, dimana guru mengadakan sebuah tanya jawab.
4. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar. Langkah 1
dalam model pembelajaran kooperatif tipe NHT masuk dalam fase ini di mana
guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok yang beranggotakan 3–5
orang siswa yang heterogen lalu memberi nomor sehingga tiap siswa dalam
kelompok tersebut memiliki nomor yang berbeda dan membagikan buku paket
maupun LKS.
5. Memberikan materi pengantar dimana guru memberikan gambaran secara
umum dari materi yang akan dipelajari. Selebihnya siswa dipersilahkan untuk
memanfaatkan bahan bacaan yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
6. Meminta siswa untuk menyelesaikan LKS secara mandiri serta mengamati
setiap kegiatan siswa. Setelah guru mempersilahkan membaca buku paket dan
LKS kemudian memerintahkan untuk menyelesaikannya dan mengamati
proses pembelajaran.
7. Setelah guru mengajukan pertanyaan kepada siswa (langkah 2) kemudian
siswa berfikir bersama untuk menyelesaikan pertanyaan yang ada (langkah 3).
Guru mengawasi setiap kegiatan belajar siswa. Sesekali guru membimbing
siswa yang menemui kesulitan.
8. Evaluasi. Langkah 4 dalam pembelajaran kooperatif tipe NHT dilaksanakan
pada fase ini sesudah semua soal terjawab. Kemudian guru mengumpulkan
lembar jawaban siswa. Siswa dengan nomor yang sama dan terpanggil,
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas. Evaluasi tidak
10

hanya dilakukan di setiap kali pertemuan, tetapi di setiap akhir siklus tindakan
siswa juga harus bertanggung jawab secara individu terhadap hasil belajarnya.
9. Kembali ke kelompoknya masing-masing, setelah seluruh jawaban telah benar
atau tuntas maka guru memastikan siswa untuk menyimpulkan akhir dari
seluruh pertanyaan sehingga diperoleh rangkuman materi yang telah dibahas.
10. Memberikan penghargaan terhadap hasil belajar siswa. Penghargaan dapat
berupa pujian atau tepuk tangan yang berlangsung spontan di dalam kelas dan
ada pula yang bersifat tertulis seperti pengumuman mingguan.

D. Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan


Penjumlahan merupakan pengerjaan hitung pertama yang dikenal anak-
anak. Bukan hanya dikenal di sekolah, tetapi juga di masyarakat sebelum
mengenal sekolah. Penjumlahan dapat dikenalkan kepada siswa melalui situasi
yang memungkinkan siswa diberi objek-objek untuk dimanipulasi. Menurut
Sumarmo (2002:30), penjumlahan adalah suatu proses untuk menemukan jumlah
dua bilangan atau lebih. Penjumlahan didasarkan pada membilang, karena dalam
membilang benda-benda siswa siap untuk mengingat fakta-fakta penjumlahan.
Penguasaan konsep bilangan dan nilai tempat merupakan prasyarat untuk
memahami penjumlahan.
Penjumlahan yang diajarkan di kelas III semerter 1 adalah operasi
penjumlahan bilangan tiga angka yang meliputi penjumlahan tanpa teknik
menyimpan, penjumlahan dengan teknik menyimpan, dan penjumlahan tiga
bilangan.
Contoh: Penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan cara panjang maupun
dengan cara bersusun pendek.
 Cara panjang
512 + 354 = 866
512 = 500 + 10 + 2
354 = 300 + 50 + 4 +
= 800 + 60 + 6 = 866
11

 Cara bersusun pendek


512
354 +
866
Contoh: Penjumlahan teknik menyimpan dengan cara panjang maupun dengan
cara bersusun pendek.
 Cara panjang
527 + 394 = 921, dapat dikerjakan dengan cara berikut.
527 = 500 + 20 + 7
394 = 300 + 90 + 4 +
= 800 + 110 + 11
110 terdiri dari 1 ratusan dan 1 puluhan, jumlahkan 1 ratusan dengan
tempat ratusan, hasilnya adalah 800 + 100 + 10 +1 = 921
 Cara bersusun pendek
527
394 +
921
Pertama jumlahkan satuan yaitu 7 + 4 = 13, tulis 3 di satuan dan
simpan 1 di piluhan. Kedua jumlahkan puluhan yaitu 1 + 2 + 9 = 12,
tulis 2 di puluhan dan simpan 1 di ratusan. Ketiga jumlahkan ratusan
yaitu 1 + 5 + 3 = 9. Jadi, 527 + 394 = 921.
Contoh: Penjumlahan tiga bilangan dengan cara panjang dan cara bersusun
pendek.
 Cara panjang
234 + 122 + 422 = 778
234 = 200 + 30 + 4
122 = 100 + 20 + 2 +
= 300 + 50 + 6
422 = 400 + 20 + 2 +
= 700 + 70 + 8 = 778
12

 Cara bersusun pendek


234
122 +
356
422 +
778
Jumlahkan bilangan pertama dan kedua yaitu 234 + 122 dahulu.
Pertama jumlahkan satuan yaitu 4 + 2 = 6, tulis 6 di satuan. Kedua
jumlahkan puluhan, yaitu 3 + 2 = 5, tulis di puluhan. Dan ketiga
jumlahkan ratusan yaitu 2 + 1 = 3, tulis di ratusan. Jadi, 234 + 122 =
356. Setelah selesai menjumlahkan bilangan pertama dan kedua,
kemudian jumlahkan bilangan ketiga. Langkah-langkahnya sama
seperti menjumlahkan bilangan pertama dan kedua.

E. Kerangka Pemikiran
Secara umum, hasil belajar matematika siswa dan penguasaan siswa
terhadap konsep-konsep matematika masih berada dalam kategori atau tataran
rendah. Untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa dan penguasaan
siswa terhadap konsep dasar matematika, guru diharapkan mampu berkreasi
dengan menerapkan model ataupun pendekatan dalam pembelajaran matematika
yang cocok dengan karakteristik materi yang akan diajarkan.
Salah satu model pembelajaran yang memberi rangsangan pemikiran siswa
ke dalam suasana aksi dan melibatkan siswa secara aktif adalah melalui model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT). Model
pembelajaran kooperatif tipe NHT ini lebih menekankan pada struktur-struktur
khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa dengan
dalam memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan isi akademik. Dengan
model ini, siswa tidak hanya mudah menguasai konsep dan materi pelajaran
namun juga siswa dapat lebih aktif dalam kelas.
Pendekatan ini pula suasana belajar dan interaksi yang santai antara siswa
dengan guru maupun antar siswa membuat proses berpikir siswa lebih optimal
dan siswa mengkontruksi sendiri ilmu yang dipelajarinya menjadi pengetahuan
13

yang akan bermakna dan tersimpan dalam ingatannya untuk periode waktu yang
lama. Dengan meningkatnya hasil belajar maka model pembelajaran ini dapat
dikatakan efektif. Dengan kata lain proses belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT lebih efektif daripada
pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN

Pada bab ini membahas mengenai subyek penelitian dan deskripsi per
siklus penelitian. Subyek penelitian mencakup (1) lokasi penelitian, (2) waktu, (3)
mata pelajaran, (4) kelas dan (5) karakteristik siswa. Sementara deskripsi per
siklus mencakup (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan/pengumpulan
data dan (4) refleksi. Penjelasan mengenai masing-masing dikemukakan sebagai
berikut.

A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian untuk
memperoleh data yang diinginkan. Sekolah yang dijadikan sebagai obyek dalam
pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini adalah SDN I Wajakkidul Kecamatan
Boyolangu Kabupaten Tulungagung pada kelas V semester 1 tahun pelajaran
2016/2017.

2. Waktu Penelitian
Lokasi penelitian adalah waktu berlangsungnya penelitian. Penelitian ini
dilaksanakan berdasarkan prosedur penelitian tindakan kelas, yaitu berlangsung
selama 2 siklus. Waktu pelaksanaan penelitian siklus pertama adalah pada tanggal
23 September 2016, sedangkan waktu pelaksanaan penelitian siklus kedua adalah
pada tanggal 27 September 2016.

3. Mata Pelajaran
Mata pelajaran yang dijadikan subyek penelitian ini adalah mata pelajaran
matematika. Peneliti memilih mata pelajaran matematika karena pada umumnya
banyak siswa yang masih mengalami kesulitan untuk memahami konsep
matematika yang abstrak. Selain itu, mata pelajaran matematika masih dirasakan
membosankan bagi siswa, sehingga banyak siswa yang kurang menyukai pada
mata pelajaran ini.

14
15

4. Kelas
Kelas yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah kelas V
SDN I Wajakkidul yang terdiri dari 22 siswa dengan komposisi perempuan 14
siswa dan laki-laki 8 siswa. Peneliti memilih kelas V (lima) karena jumlah siswa
kelas V memenuhi syarat dalam melakukan penelitian tindakan kelas dan
diterapkannya model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).

5. Karakteristik Siswa
Dilihat dari perkembangan kognitif, siswa kelas V SD berada pada masa
peralihan dari fase praoperasional menuju ke fase operasional kongkrit. Sehingga
matematika dibutuhkan siswa dalam kehidupan untuk belajar memecahkan
berbagai permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Melalui belajar pemecahan
masalah, maka siswa diharapkan dapat dibentuk proses berpikir secara analisis,
logis, dan deduktif. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT adalah suatu model
pembelajaran yang melibatkan siswa dalam menelaah materi yang mencakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran
tersebut.

B. Deskripsi Per Siklus


Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus,
dengan tiap siklus akan dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai
pada faktor-faktor yang diselidiki. Tindakan yang akan dipergunakan untuk
meningkatkan hasil belajar matematika pada materi yang dimaksud adalah model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Adapun pelaksanaan penelitian tindakan kelas
dengan daur setiap siklus sebagai berikut.

1. Siklus Pertama
Siklus pertama dalam PTK ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Adapun langkah-langkah pada siklus
pertama sebagai berikut.
16

a. Perencanaan Tindakan
Pada tahap ini diawali dengan refleksi dan analisis bersama antara
penulis dengan teman sejawat terhadap hasil belajar siswa, mengidentifikasi
masalah, menganalisa masalah, dan mencari alternatif pemecahan masalah.
Dari hasil tersebut penulis selanjutnya melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan seperti buku paket,
dan LKS yang diperlukan siswa untuk memahami materi pelajaran yang
akan diajarkan.
4) Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar matematika
siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT
yang digunakan dapat ditingkatkan.
5) Menentukan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah
minimal 75% siswa telah memperoleh nilai ≥ 60 yang berarti dikatakan
telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu minimal 80% dari Rencana Perbaikan
Pembelajaran yang dibuat dapat dilaksanakan.
6) Membuat jurnal untuk refleksi diri.

b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus I, guru melaksanakan skenario
pembelajaran dengan menjelaskan materi operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan seperti yang telah
direncanakan di dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) dengan
langkah-langkah perbaikan pembelajaran inti sebagai berikut:
1) Menjelaskan materi operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa
dan dengan teknik menyimpan.
17

2) Membagi siswa dalam beberapa kelompok yang heterogen yang


beranggotakan 5 orang. Kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1
sampai 5.
3) Membagikan LKS dan buku paket.
4) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan masalah bersama-sama dalam
kelompoknya.
5) Setiap siswa mengerjakan LKS secara mandiri dalam kelompoknya.
6) Guru memanggil siswa dari setiap anggota kelompok yang memiliki
nomor yang sama dan mempresentasikan jawaban kelompoknya di depan
kelas.
7) Pemantapan hasil diskusi kelompok.
8) Masing-masing siswa mengerjakan soal evaluasi.
9) Menarik kesimpulan.

c. Pengamatan/Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilaksanakan bersama oleh peneliti sekaligus
sebagai guru kelas dengan teman sejawat guru sebagai pengamat selama
proses perbaikan pembelajaran. Data penelitian yang dikumpulkan adalah:
1) Data proses yaitu aktivitas siswa, kerjasama, kemampuan melakukan
operasi hitung penjumlahan bilangan dan hasil belajar siswa dikumpulkan
menggunakan lembar observasi.
2) Data berupa hasil penyelesaian tugas/latihan/soal selama pembelajaran
(evaluasi akhir). Data dikumpulkan menggunakan lembar evaluasi.

d. Refleksi
Dalam tahap ini penulis bersama teman sejawat melakukan analisis
terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dan hasil yang diperoleh masih dapat
dimaksimalkan lagi. Bertolak dari hal tersebut, penulis merefleksi diri dengan
beberapa pertanyaan pada diri sendiri, antara lain:
1) Apakah kondisi umum siswa siap secara fisik dapat menerima pelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT?
18

2) Apakah materi operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan
dengan teknik menyimpan dapat dipahami siswa dengan baik jika
diterapkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT?
3) Apakah siswa dapat berdiskusi kelompok dengan baik jika diterapkan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT?
4) Apakah model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat meningkatkan
hasil belajar matematika siswa pada materi operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan?
Dari hasil refleksi siklus pertama, maka perlu perbaikan untuk
mengatasi kekurangan melalui siklus yang kedua.

2. Siklus Kedua
Siklus kedua dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data, dan refleksi. Adapun langkah-
langkah pada siklus kedua sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan
Perencanaan siklus II ini berdasarkan hasil refleksi dan analisis penulis
bersama teman sejawat terhadap proses dan hasil belajar siswa pada siklus I
yang tertera di atas.
Dari refleksi terhadap proses dan hasil belajar siswa pada siklus I,
maka rencana ulang perbaikan pembelajaran siklus II hanya difokuskan pada
perubahan struktur dan jumlah kelompok. Pada perbaikan pembelajaran siklus
II ini penulis melakukan penambahan jumlah kelompok, yaitu dari 4
kelompok pada siklus I menjadi 5 kelompok pada siklus II. Sehingga jumlah
anggota setiap kelompok berkurang, yang semula satu kelompok terdiri dari 5
atau 6 orang siswa pada siklus I menjadi 4 atau 5 orang siswa pada siklus II.
Dari hasil tersebut penulis selanjutnya melakukan hal-hal sebagai
berikut:
1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP).
2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
19

3) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan seperti buku paket,


dan LKS yang diperlukan siswa untuk memahami materi pelajaran yang
akan diajarkan.
4) Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar matematika
siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang digunakan dapat
ditingkatkan.
5) Menentukan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah
minimal 75% siswa telah memperoleh nilai ≥ 60 yang berarti dikatakan
telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu minimal 80% dari rencana perbaikan
pembelajaran yang dibuat dapat dilaksanakan.
6) Membuat jurnal untuk refleksi diri.
7) Menyiapkan penghargaan berupa pin “bintang prestasi” yang akan
diberikan kepada kelompok dengan hasil terbaik.

b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan siklus II, guru melaksanakan rencana
perbaikan pembelajaran dengan menjelaskan materi operasi hitung
penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan seperti
yang telah direncanakan di dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP)
dengan langkah-langkah perbaikan pembelajaran inti sebagai berikut:
1) Menjelaskan materi operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa
dan dengan teknik menyimpan dengan cara panjang maupun bersusun
pendek.
2) Membagi siswa ke dalam 5 kelompok yang heterogen yang beranggotakan
4 orang dan 5 orang. Kepada setiap anggota kelompok diberi nomor 1
sampai 4 atau 5.
3) Membagikan LKS dan buku paket.
4) Guru meminta siswa untuk mendiskusikan masalah bersama-sama dalam
kelompoknya.
5) Guru memotivasi dan membimbing siswa mengerjakan LKS.
20

6) Setiap siswa mengerjakan LKS secara mandiri dalam kelompoknya.


7) Guru memanggil siswa dari setiap anggota kelompok yang memiliki
nomor yang sama dan mempresentasikan jawaban kelompoknya di depan
kelas.
8) Memberikan penghargaan berupa pin “bintang prestasi” pada kelompok
yang mendapatkan hasil terbaik.
9) Pemantapan hasil diskusi kelompok.
10) Masing-masing siswa mengerjakan soal evaluasi.
11) Menarik kesimpulan.

c. Pengamatan/Pengumpulan Data
Tahap pengumpulan data dilaksanakan oleh guru sekaligus sebagai
pengamat selama proses perbaikan pembelajaran. Data penelitian yang
dikumpulkan adalah:
1) Data proses yaitu aktivitas siswa, kerjasama, kemampuan melakukan
operasi hitung penjumlahan bilangan dan hasil belajar siswa dikumpulkan
menggunakan lembar observasi.
2) Data berupa hasil penyelesaian tugas/latihan/soal selama pembelajaran
(evaluasi akhir). Data dikumpulkan menggunakan lembar evaluasi.

d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini, hasil yang diperoleh pada tahap pengamatan
dan pengumpulan data dikumpulkan kemudian dianalisis. Dari hasil tersebut
akan dilihat apakah telah memenuhi target yang ditetapkan pada indikator
kerja. Dalam tahap ini penulis melakukan analisis terhadap hasil-hasil yang
telah dicapai serta kendala atau dampak perbaikan pembelajaran terhadap guru
maupun siswa. Refleksi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh penulis
dari catatan-catatan hasil observasi, evaluasi, dan perbaikan pembelajaran.
Hasil refleksi ini selanjutnya penulis bersama teman sejawat gunakan sebagai
dasar bagi penyusunan RPP untuk ujian Pemantapan Kemampuan Profesional
(PKP).
BAB IV

HASIL PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN

Setelah melakukan prosedur penelitian di atas, peneliti bersama teman


sejawat guru berhasil mendapatkan data-data yang dibutuhkan untuk dapat
melakukan tindakan selanjutnya. Bab ini akan menguraikan tentang hasil
pengolahan dan analisis data berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.
Adapun data-data hasil pengamatan dalam kegiatan pembelajaran adalah sebagai
berikut.

A. Hasil Penelitian
1. Kegiatan Pendahuluan
Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan
observasi awal yaitu dengan mengadakan pre tes untuk mata pelajaran
Matematika kelas V SDN I Wajakkidul khususnya pada materi operasi
penjumlahan bilangan tiga angka. Hasil observasi menunjukkan bahwa prestasi
belajar matematika siswa khususnya untuk kelas V SDN I Wajakkidul masih
tergolong rendah dan model pembelajaran yang digunakan adalah model
pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil tersebut, diputuskan untuk
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT)
dalam mengajarkan materi operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa
dan dengan teknik menyimpan.
Pada tanggal 2 September 2016 diadakan pre tes pada siswa kelas V
untuk mengetahui kemampuan awal siswa terhadap materi penjumlahan bilangan
tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan. Nilai pre tes dijadikan acuan
untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Matematika siswa kelas V SDN 1
Wajakkidul setelah diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Soal-soal pre tes berupa penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan
dengan teknik menyimpan. Dari hasil pre tes siswa siswa yang memperoleh nilai
lebih dari atau sama dengan 60 mencapai 45% (10 orang siswa) dengan nilai rata-
rata 48. Hal ini memberikan gambaran bahwa prestasi belajar Matematika siswa

21
22

masih tergolong rendah. Adapun nilai pre tes siswa dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.1 Nilai Pre Tes Siswa
No Nama Siswa Skor Keterangan
1 Abdul Malik Sukma R 40 Belum Tuntas
2 Faisal Nawawi 35 Belum Tuntas
3 Tira Aulia Nurafni 60 Tuntas
4 Calista Artamevia M. 65 Tuntas
5 Chelina Syahrani p 55 Belum Tuntas
6 Cindi Eka Puji Astutik 50 Belum Tuntas
7 Divan Destirivalda 65 Tuntas
8 Elvina Manda S 50 Belum Tuntas
9 Finza Komala Jesica 70 Tuntas
10 Luis Joan Syah 40 Belum Tuntas
11 Mamlu’atus T. A 70 Tuntas
12 M. Linggar khariri 60 Tuntas
13 M. Ilham Nabawi 75 Tuntas
14 Puja Berliana Putri 45 Belum Tuntas
15 Putri Fadila L. A 70 Tuntas
16 Radit Yuan Distra 55 Belum Tuntas
17 Rizkq Fadhil A. R 55 Belum Tuntas
18 Toti Sulistrian 65 Tuntas
19 Jelita Sonia Putri P 55 Belum Tuntas
20 Jovita Sonia Putri P 55 Belum Tuntas
21 Delila Tungga Dewi 70 Tuntas
22 Laely Ayu N 75 Tuntas
Jumlah nilai 1280
Jumlah nilai rata-rata 58,19 Belum Tuntas
Prosentase 58,19% Belum Tuntas

Dari perolehan data pada tabel di atas memperoleh nilai rata-rata 58,19%,
sehingga belum mencapai ketuntasan klasikal kelas yaitu 75% dari siswa. Dari
permasalahan ini diperlukan tindakan untuk dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi operasi penjumlahan bilangan.

2. Tindakan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Setelah ditetapkan untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dalam mengajar Matematika materi operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan, maka kegiatan
23

selanjutnya adalah menyiapkan beberapa hal yang diperlukan pada saat


pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan ini
adalah sebagai berikut:
1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) untuk pelaksanaan
siklus I yang difokuskan pada perencanaan langkah-langkah perbaikan
atau skenario tindakan yang diharapkan dapat mengatasi masalah
pembelajaran dan meningkatkan kualitas dalam proses dan hasil belajar
siswa.
2) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana kondisi belajar
mengajar di kelas ketika diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
3) Menyiapkan perangkat pembelajaran yang diperlukan seperti buku paket,
dan LKS yang diperlukan siswa untuk memahami materi pelajaran yang
akan diajarkan.
4) Membuat alat evaluasi untuk melihat apakah hasil belajar matematika
siswa dengan menggunakan model pembelajaran yang digunakan dapat
ditingkatkan.
5) Menentukan indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah
minimal 75% siswa telah memperoleh nilai ≥ 60 yang berarti dikatakan
telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Sedangkan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT yaitu minimal 80% dari rencana perbaikan
pembelajaran yang dibuat dapat dilaksanakan.
6) Membuat jurnal untuk refleksi diri.

b. Pelaksanaan
Pada tahap ini, kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran
kooperatif tipe NHT dilaksanakan sesuai dengan skenario rencana perbaikan
pembelajaran yang telah dipersiapkan. Dalam proses pembelajaran, siswa
dibagi dalam 4 kelompok dan setiap kelompok beranggotakan 5 atau 6 siswa
dengan anggota yang heterogen menurut tingkat prestasi, jenis kelamin,
maupun suku. Kemudian guru memberikan nomor pada masing-masing siswa
24

untuk ditempelkan di dada sejumlah anggota dalam kelompok yaitu nomor 1


sampai 5 atau 6. Setelah itu, guru menjelaskan kepada siswa mengenai operasi
hitung penjumlahan khususnya pada operasi hitung penjumlahan bilangan tiga
angka. Selanjutnya setiap kelompok dibagikan LKS untuk didiskusikan
bersama anggota kelompoknya. Kemudian guru memberikan bimbingan
kepada siswa dalam kelompok terutama kelompok yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan masalah dalam LKS. Setelah itu, guru meminta setiap
kelompok untuk membahas hasil diskusi dengan teman sekelompoknya.
Kegiatan selanjutnya adalah siswa dan guru membahas LKS dengan cara guru
memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai
berdiri mengacungkan tangannya dan menjawab pertanyaan untuk seluruh
kelas. Sedangkan siswa dikelompok lain menanggapi hasil jawaban dan
membandingkan dengan pekerjaannya.
Pada pembelajaran selanjutnya siswa mengerjakan soal uji kompetensi
untuk mengetahui hasil kemampuan siswa tentang operasi penjumlahan
bilangan tiga angka. Para siswa mengerjakan soal uji kompetensi yang
diberikan guru dengan sungguh-sungguh. Setelah selesai mengerjakan soal uji
kompetensi siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari. Hasil
kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I dapat didokumentasikan
seperti pada lampiran.

c. Pengamatan/Pengumpulan Data
Hal-hal yang diamati pada pelaksanaan tindakan siklus I adalah cara
guru menyajikan materi pelajaran apakah sudah sesuai dengan skenario
pembelajaran yang telah dibuat atau belum. Selain itu, juga dilihat aktivitas
siswa dalam mengikuti pelajaran.
Hasil pengamatan untuk guru pada pelaksanaan tindakan siklus I
menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
1) Guru kurang memberi motivasi.
2) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
3) Guru mengorganisasi siswa dalam 4 kelompok belajar dan setiap
kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang.
25

4) Guru tidak secara merata memberikan bimbingan kepada setiap kelompok.


5) Guru menyiapkan LKS sebagai alat bantu dalam pembelajaran.
6) Guru belum mampu mengelola waktu dengan baik, akibatnya ada
tahapan–tahapan dalam skenario pembelajaran yang tidak terlaksana
karena kehabisan waktu.
Sedangkan, hasil pengamatan terhadap siswa menunjukkan hal-hal
sebagai berikut:
1) Pada pertemuan pertama siswa terlihat masih kaku berada dalam
kelompoknya.
2) Masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengerjakan soal-soal dalam
LKS yang telah diberikan.
3) Ada beberapa siswa yang masih belum mengerti dengan petunjuk yang
ada pada LKS.
4) Sebagian siswa masih ragu mengemukakan pendapat.
5) Hanya beberapa siswa yang mampu mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya dan ada siswa yang merasa gugup ketika nomornya
terpanggil untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Diskusi Kelompok dengan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siklus I
Kemampuan
Kelompok Jumlah Tingkat Kerjasama Menyelesaikan Operasi
Anggota Keaktifan
Penjumlahan Bilangan
I 5 60% Cukup Cukup
II 5 40% Kurang Cukup
III 6 50% Kurang Cukup
IV 6 60% Cukup Cukup
Rata-rata 52,5% Kurang Cukup

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa masih 52,5%


dengan kerjasama antar siswa yang masih kurang. Dari hasil refleksi penulis
dan teman sejawat guru, kurangnya keefektifan dan kerjasama antar siswa
26

dalam kelompok karena jumlah kelompok sedikit (hanya 4 kelompok). Yang


berarti jumlah anggota satu kelompok terdiri dari 5 atau 6 orang anggota.
Jumlah anggota kelompok ini dipandang terlalu besar sehingga aktivitas
siswa, kerjasama, kemampuan melakukan operasi hitung penjumlahan dan
hasil belajar siswa kurang maksimal.
Dari tabel di atas tampak bahwa kemampuan siswa untuk
menyelesaikan operasi hitung penjumlahan masih kurang dan belum mencapai
hasil yang diharapkan. Dari hasil penyelesaian LKS dapat diperoleh data
sebagai berikut.
Tabel 4.3 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I
Nilai Setiap
Kelompok Anggota Rata-Rata Nilai Kelompok
1 2 3 4 5 6
I 80 80 70 75 75 76
II 80 75 80 80 80 79
III 80 80 70 90 90 70 80
IV 75 75 75 75 75 75 75
Jumlah 310
Rata-rata 77.5

Meskipun pada tabel 4.3 rata-rata sudah mencapai 77.5, namun itu
belum dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan perbaikan pembelajaran
yang telah dilakukan pada siklus I, karena masih adanya dominasi dari siswa.
Dalam hal kerjasama antar siswa dalam kelompok juga menunjukkan hasil
kurang.

d. Evaluasi
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
materi tentang operasi hitung penjumlahan khususnya pada penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan diperoleh hasil tes
siklus I sebagai berikut.
27

Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus I pada Materi Operasi Penjumlahan


Bilangan Tanpa dan Dengan Teknik Menyimpan
Nilai Frekuensi % (Persentase)
100 - -
95 - -
90 - -
85 - -
80 - -
75 4 15
70 5 20
65 3 15
60 4 20
55 2 10
50 2 10
45 1 5
40 1 5
JUMLAH 22 100

Setelah pelaksanaan tindakan siklus I yang dilaksanakan selama 1 kali


pertemuan, kemudian diadakan evaluasi dengan tes. Hasil tes siklus I
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan hasil tes
awal yaitu dari 45% (10 orang siswa) memperoleh nilai ≥ 60 pada pre tes
meningkat menjadi 70% (14 orang siswa) memperoleh nilai ≥ 60. Walaupun
tes siklus I menunjukkan peningkatan, tetapi karena belum mencapai indikator
keberhasilan maka penelitian dilanjutkan pada siklus II.

e. Refleksi
Pada tindakan siklus I ini penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT dalam mengajarkan materi tentang operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan teknik menyimpan belum sempurna sesuai yang
diharapkan. Dalam tahap ini penulis bersama teman sejawat guru melakukan
analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai, serta kendala, atau dampak
perbaikan pembelajaran terhadap guru dan siswa siklus II.
28

Refleksi dilakukan berdasarkan data yang diperoleh penulis bersama


teman sejawat dari catatan-catatan hasil observasi, evaluasi dan perbaikan
pembelajaran. Analisis terhadap observasi dijadikan sebagai bahan untuk
menentukan tindakan selanjutnya. Setelah diadakan refleksi, maka diperoleh
hal-hal sebagai berikut:
1) Faktor siswa
 Sebagian siswa tidak memperhatikan penjelasan guru.
 Sebagian siswa kurang aktif dalam kelompoknya dan siswa belum
dapat menyampaikan pendapatnya pada saat materi pelajaran diajarkan
atau pada saat siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-
soal dalam LKS. Hal ini disebabkan karena siswa merasa asing dengan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
 Ada beberapa siswa yang masih merasa kesulitan dalam memahami
petunjuk dalam LKS.
2) Faktor guru
 Guru dalam memberi penjelasan volume suara kurang jelas dan
gerakan kurang leluasa.
 Model pembelajaran kooperatif tipe NHT dianggap hal yang baru bagi
pribadi guru mata pelajaran matematika, sehingga guru tidak secara
merata memberikan bimbingan kepada setiap kelompok/individual.

3. Tindakan Siklus II
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi, pelaksanaan tindakan siklus
I belum mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, sehingga
peneliti merencanakan tindakan siklus II. Kelemahan-kelemahan dan
kekurangan-kekurangan yang ada pada siklus I akan diperbaiki pada siklus II.
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam rangka memperbaiki kelemahan
dan kekurangan pada siklus I untuk diperbaiki pada siklus II adalah:
1) Guru harus bersikap tegas dengan menegur/memberi sanksi kepada siswa
yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan yang tidak mau bekerja
sama dengan teman kelompoknya.
29

2) Guru harus selalu memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa


untuk menanyakan hal-hal yang tidak dimengerti.
3) Guru harus mampu mengelola waktu dengan efisien agar semua tahapan
kegiatan dalam skenario pembelajaran dapat terlaksana.
4) Guru memberikan penghargaan berupa pin ”bintang prestasi” kepada
siswa dalam kelompok yang mendapatkan hasil terbaik agar mereka
bersemangat dalam belajar.
Selain hal-hal yang merupakan rencana perbaikan untuk tindakan
siklus I, peneliti harus mempersiapkan juga skenario pembelajaran, lembar
observasi untuk guru dan siswa, alat evaluasi dan jurnal refleksi diri untuk
tindakan siklus II.

b. Pelaksanaan
Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, guru kembali berusaha
melaksanakan pembelajaran agar sesuai dengan skenario pembelajaran
tindakan siklus II. Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dengan maksud agar siswa memiliki
gambaran jelas tentang pengetahuan yang akan diperoleh setelah proses
pembelajaran berlangsung. Guru juga melakukan tindakan perbaikan
sebagaimana yang telah direncanakan pada tahap perencanaan meskipun
belum maksimal. Materi yang diajarkan masih dalam materi operasi hitung
penjumlahan khususnya pada penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan
dengan teknik menyimpan dengan cara panjang maupun cara bersusun
pendek. Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT kembali dilakukan dengan mengikuti skenario pembelajaran yang
telah dibuat untuk pelaksanaan tindakan siklus II.
Pada pelaksanaan pembelajaran siklus II ini dilakukan dengan
penambahan jumlah kelompok dan berkurangnya jumlah anggota kelompok,
yaitu dari 4 kelompok menjadi 5 kelompok dengan jumlah anggota
kelompoknya dari 5 atau 6 siswa pada siklus I menjadi 4 atau 5 siswa pada
siklus II. Anggota kelompok dibagi secara heterogen menurut tingkat prestasi,
jenis kelamin, maupun suku. Kemudian guru memberikan nomor pada
30

masing-masing siswa untuk ditempelkan di dada sejumlah anggota dalam


kelompok yaitu nomor 1 sampai 4 dan 5.
Setelah itu, guru menjelaskan kepada siswa mengenai operasi hitung
penjumlahan khususnya pada operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka.
Selanjutnya setiap kelompok dibagikan LKS untuk didiskusikan bersama
anggota kelompoknya. Kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa
dalam kelompok terutama kelompok yang mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan masalah dalam LKS. Setelah itu, guru meminta setiap
kelompok untuk membahas hasil diskusi dengan teman sekelompoknya.
Kegiatan selanjutnya adalah siswa dan guru membahas LKS dengan
cara guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya
sesuai berdiri mengacungkan tangannya dan menjawab pertanyaan untuk
seluruh kelas. Sedangkan siswa dikelompok lain menanggapi hasil jawaban
dan membandingkan dengan pekerjaannya. Selama proses pembelajaran
berlangsung guru tetap memantau dan memberikan bimbingan kepada setiap
kelompok atau siswa yang mengalami kesulitan. Guru memberikan pin
”bintang prestasi” kepada siswa dalam kelompok yang dapat mengerjakan
LKS dengan benar sebagai penghargaan.
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru ingin menguji kemampuan
siswa dalam operasi penjumlahan bilangan khususnya pada penjumlahan
bilangan tiga angka dengan mengerjakan soal uji kompetensi. Pada waktu
mengerjakan soal uji kompetensi siswa terlihat serius dan bersungguh-
sungguh dalam mengerjakannya. Setelah selesai mengerjakan soal uji
kompetensi, siswa mengumpulkan hasilnya kepada guru. Kemudian siswa
bersama guru mengakhiri pelajaran dengan menyimpulkan materi pelajaran
yang telah dipelajari.

c. Pengamatan/Pengumpulan Data
Secara umum pada pelaksanaan tindakan siklus II ini telah ada
peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Hal ini terlihat pada hasil observasi
guru dan siswa.
Hasil pengamatan guru menunjukkan bahwa:
31

1) Guru sudah bersikap tegas dengan menegur/memberi sanksi kepada siswa


yang tidak memperhatikan penjelasan guru.
2) Guru memberikan bantuan/bimbingan kepada kelompok atau siswa yang
mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal dalam LKS.
3) Guru sudah dapat melaksanakan hampir semua tahapan kegiatan dalam
skenario pembelajaran pada siklus II.
Sedangkan hasil pengamatan siswa menunjukkan bahwa:
1) Siswa memperhatikan dengan baik penjelasan guru.
2) Siswa sudah berani menanyakan hal-hal yang kurang dimengerti yang ada
kaitannya dengan materi yang diajarkan.
3) Sebagian besar siswa sudah mampu mempresentasikan hasil kerja
kelompoknya.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Diskusi Kelompok dengan Model


Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siklus II
Kemampuan
Kelompok Jumlah Tingkat Kerjasama Menyelesaikan Operasi
Anggota Keaktifan
Penjumlahan Bilangan
I 4 75% Baik Baik
II 4 100% Baik Baik
III 4 100% Baik Baik
IV 5 100% Baik Baik
V 5 75% Baik Baik
Rata-rata 90% Baik Baik

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa tingkat keaktifan siswa meningkat dari


52,5%, (siklus I) menjadi mencapai 90% kerjasama antar anggota kelompok
juga sudah mencapai kriteria baik, sehingga kemampuan siswa dalam
menyelesaikan operasi penjumlahan bilangan semakin meningkat.
Terjadinya peningkatan yang cukup signifikan dari hasil perbaikan
siklus II tersebut, dikarenakan oleh perubahan dan penataaan struktur dan
jumlah kelompok diskusi dari 4 kelompok menjadi 5 kelompok yang berarti
32

pula memprekecil jumlah anggota setiap kelompok dari 5 atau 6 orang


menjadi 4 atau 5 orang. Jumlah anggota kelompok yang lebih kecil ini
menyebabkan intensitas keaktifan siswa, kerjasama antar siswa dalam
kelompok bisa dimaksimalkan serta motivasi guru terhadap siswa.
Sedangkan dari hasil penyelesaian LKS dapat diperoleh data sebagai
berikut.
Tabel 4.6 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II
Nilai Setiap Anggota
Kelompok Rata-Rata Nilai Kelompok
1 2 3 4 5
I 100 100 100 100 100
II 95 95 95 95 95
III 100 100 100 100 100
IV 100 100 100 95 95 98
V 85 100 90 100 95 94
Jumlah 487
Rata-rata 97,4

Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa hasil yang dicapai dari hasil
perbaikan pembelajaran siklus II sangat menggembirakan. Jika pada siklus I
hasil penyelesaian LKS rata-rata 77,5 maka siklus II meningkat 20,75 menjadi
97,4. Hasil tersebut dicapai karena meningkatnya aktivitas dan kerjasama
antar anggota kelompok.

d. Evaluasi
Setelah dilakukan evaluasi pada siklus I, maka diadakan lagi evaluasi
pada siklus II yang membahas materi tentang penyelesaian operasi hitung
penjumlahan bilangan tiga angka. Hal ini dilakukan karena untuk mengetahui
kemampuan peningkatan prestasi belajar Matematika siswa pada materi
tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan
materi operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan dengan
teknik menyimpan diperoleh hasil tes siklus II sebagai berikut.
33

Tabel 4.7 Hasil Tes Siklus II pada Materi Operasi Penjumlahan


Bilangan Tanpa dan Dengan Teknik Menyimpan
Nilai Frekuensi % (Persentase)
100 13 59
95 7 31
90 1 5
85 1 5
80 - -
75 - -
70 - -
65 - -
60 - -
55 - -
50 - -
45 - -
40 - -
JUMLAH 22 100

Hasil tes siklus II menunjukkan peningkatan prestasi belajar


matematika siswa dibandingkan dengan siklus I yaitu dari 70% (14 orang
siswa) yang telah memperoleh nilai ≥ 60 pada siklus I meningkat menjadi
100% siswa telah memperoleh nilai ≥ 60 pada siklus II. Dari hasil tes siklus II
menunjukkan adanya peningkatan dan telah mencapai indikator keberhasilan
yang telah ditetapkan, maka pelaksanaan tindakan dihentikan hanya sanpai
pada siklus II.

e. Refleksi
Kegiatan refleksi yang dilakukan pada tindakan siklus II menunjukkan
hasil yang cukup menggembirakan baik bagi guru mata pelajaran Matematika
maupun bagi peneliti. Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti bersama
teman sejawat guru menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe NHT sudah mendapatkan hasil yang lebih
34

baik. Siswa sudah dapat menyampaikan pendapatnya tanpa malu-malu dan


siswa sudah aktif melibatkan diri dalam melaksanakan tugas kelompok.
Jika dilihat dari hasil tes pada evaluasi pelaksanaan tindakan siklus II,
yaitu telah mencapai 100% siswa yang telah memperoleh nilai  6,0 atau
dengan kata lain telah mencapai indikator keberhasilan, maka penelitian ini
telah berhasil dilaksanakan sesuai rencana pelaksanaan penelitian dengan dua
siklus tindakan.

B. Pembahasan
Hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II menunjukkan bahwa
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) mampu
meningkatkan keaktifan, kerjasama siswa dan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan operasi hitung penjumlahan bilangan khususnya pada penjumlahan
bilangan tiga angka tanpa dan dengan teknik menyimpan baik dengan
menggunakan cara panjang maupun dengan cara bersusun pendek. Hal ini
berdampak baik terhadap hasil belajar siswa dalam menyelesaikan Lembar Kerja
Siswa. Secara keseluruhan hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang
signifikan, seperti terlihat dalam tabel berikut.

Tabel 4.8 Perbandingan Evaluasi Proses Siklus I dan Siklus II


Kemampuan
Tingkat
Siklus Kerjasama Menyelesaikan Operasi
Keaktifan
Penjumlahan Bilangan
I 45% Kurang Kurang
II 90% Baik Baik
Besar 45%
Peningkatan

Kegiatan perbaikan pembelajaran ini berakhir pada siklus II. Hal ini
ditujukan untuk mendapatkan hasil belajar siswa sesuai yang diharapkan. Hasil
perbaikan pembelajaran dari siklus I sampai siklus II telah menunjukkan
peningkatan hasil belajar Matematika siswa tentang operasi hitung penjumlahan
bilangan tiga angka dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe
NHT. Selain meningkatkan hasil belajar siswa, menurut Johnson dalam Ismail
35

(2002:12) adalah model pembelajaran yang mengutamakan adanya kerja sama,


yakni kerja sama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai suatu
pembelajaran. Tujuan model pembelajaran kooperatif adalah hasil belajar
akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari
temannya, serta pengembangan keterampilan siswa.
Hal ini berdampak baik terhadap kegiatan siswa dalam menyelesaikan
lembar kerja siswa dan hasil belajar siswa. Secara keseluruhan peningkatan hasil
belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.9 Perbandingan Rata-Rata Nilai Lembar Kerja Siswa
Siklus I dan Siklus II
Rata-Rata Nilai Lembar Rata-Rata Nilai Lembar Peningkatan
Kerja Siswa Siklus I Kerja Siswa Siklus II
77,5 97,4 19,9

Pada tabel di atas menunjukkan siklus I rata-rata mencapai 77,5, namun itu
belum dijadikan ukuran keberhasilan dalam pembelajaran, karena masih adanya
dominasi dari siswa. Pada siklus II hasil penyelesaian lembar kerja siswa rata-rata
mencapai 97,4. Hal ini telah menunjukkan peningkatan sebesar 19,9. Hasil
tersebut dicapai karena meningkatnya aktivitas dan kerjasama antar anggota
kelompok.
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Tes pada Siklus I dan Siklus II
Rata-rata Peningkatan Rata-rata Peningkatan Rata-rata
Nilai Pra Nilai Hasil Nilai Hasil
Tindakan Skor Prosentase Siklus I Skor Prosentase Siklus II

58,19 5 8,81% 77,5 20 32,39% 97,4

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa nilai hasil pembelajaran pun
juga mengalami peningkatan yang signifikan dari nilai pra tindakan, nilai siklus I
dan nilai hasil pembelajaran siklus II. Nilai rata-rata pra tindakan 58,19
mengalami peningkatan pada siklus I dengan skor peningkatan 5 (8,81%),
sedangkan nilai rata-rata hasil pembelajaran siklus I mencapai 77,5 mengalami
peningkatan pada siklus II dengan skor peningkatan 20 (32,39%) mencapai nilai
36

rata- rata 97,4, sehingga peneliti hanya melakukan tindakan sampai siklus II saja,
karena apa yang telah direncanakan sudah berjalan lancar serta telah mencapai
ketuntasan pembelajaran Matematika pada materi operasi hitung penjumlahan
bilangan.
Ketika dalam kegiatan pelaksanaan pembelajaran, walaupun masih
terdapat kekurangan-kekurangan dimana kekurangan itu ada yang berasal dari
guru dan ada juga yang berasal dari siswa. Seperti ada sebagian siswa yang tidak
memperhatikan penjelasan guru pada saat menyampaikan materi dan kekurangan
yang berasal dari guru adalah belum terlaksananya semua komponen dalam
skenario pembelajaran. Hal itu dikarenakan guru belum dapat mengatur waktu
sebaik mungkin, guru terlalu banyak memberikan waktu pada siswa untuk bekerja
menyelesaikan soal-soal yang diberikan.
Melihat kekurangan yang masih ada serta prestasi belajar Matematika
siswa terhadap materi operasi penjumlahan bilangan pada tindakan siklus I belum
memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, maka penelitian
dilanjutkan pada tindakan siklus II. Hal-hal yang harus diperbaiki pada tindakan
siklus II adalah guru harus bersikap tegas dengan menegur/memberi sanksi
kepada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru dan yang tidak mau
bekerja sama dengan teman kelompoknya. Guru juga harus mampu mengelola
waktu dengan efisien agar semua tahapan kegiatan dalam skenario pembelajaran
dapat terlaksana.
Pada tindakan siklus II, model pembelajaran kooperatif tipe NHT kembali
dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi pada tindakan siklus II, kegiatan guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran telah meningkat. Dimana kekurangan-
kekurangan yang terjadi pada siklus I sudah dapat diperbaiki sedikit demi sedikit.
Hali ini ditunjukkan oleh siswa sudah lebih memperhatikan penjelasan guru
walaupun hanya beberapa siswa mampu dan mau mengajukan pertanyaan jika
mendapat masalah dalam menyelesaikan soal-soal LKS yang diberikan.
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan dari 14 orang siswa yang telah
memperoleh nilai ≥ 60 pada hasil tes siklus I menjadi 22 orang siswa yang telah
memperoleh nilai ≥ 60 . Ini berarti telah menunjukkan peningkatan yang
menggembirakan dibanding hasil tes pembelajaran pada siklus I. Melihat hasil tes
37

tindakan siklus II ini sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
maka penelitian dihentikan.
Hasil observasi terhadap pelaksanaan pembelajaran bisa dikatakan
sempurna, yakni 100% komponen dalam skenario telah dilaksanakan dengan baik
sesuai yang diharapkan. Karena kedua indikator telah tercapai, ini berarti hipotesis
tindakan telah tercapai yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT prestasi belajar Matematika siswa pada materi operasi hitung
penjumlahan bilangan khususnya penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan
dengan teknik menyimpan dapat ditingkatkan.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka dapat disimpulkan
bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT) dalam mengajarkan materi operasi hitung penjumlahan
bilangan dapat meningkatkan kemampuan mengerjakan operasi hitung
penjumlahan bilangan dan hasil belajar Matematika siswa kelas V di SDN 1
Wajakkidul Kecamatan Boyolangu Kabupaten Tulungagung. Hal ini dapat dilihat
dari hasil Lembar Kerja Siswa meningkat 20,75 dari 77,5 pada siklus I menjadi
97,4 pada siklus II. Sedangkan hasil tes awal, siswa yang memperoleh nilai
minimal 60 sebanyak 56,75 meningkat pada siklus I menjadi 61,75 dan siklus II
siswa yang memperoleh nilai minimal 60 meningkat lagi menjadi 81,75.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai
berikut :
1. Bagi guru diharapkan dapat mempelajari dan memahami agar mampu
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam proses belajar
mengajar. Selain itu diharapkan selalu mencoba atau meneliti setiap model
pembelajaran, sehingga model pembelajaran tersebut sesuai dengan materi
yang diajarkan.
2. Bagi siswa diharapkan agar dalam belajar selalu menanyakan masalah-
masalah yang tidak dimengerti dalam materi yang diajarkan dan selalu
melakukan diskusi dengan temannya dalam menyelesaikan setiap masalah.

38
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
ABSTRAK ................................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ vii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 3
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian .............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ……………………………………………… 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA


A. Pembelajaran Matematika ………………………………………… 6
B. Pembelajaran Kooperatif……………………………………………. 7
C. Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)… 8
D. Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan …………………….......... 10
E. Kerangka Pemikiran………………………………………………… 12

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN


A. Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian…………………………………………………… 14
2. Waktu Penelitian…………………………………………………… 14
3. Mata Pelajaran……………………………………………………... 14
4. Kelas……………………………………………………………….. 14
5. Karakteristik Siswa………………………………………………… 14

vi
B. Deskripsi Per Siklus
1. Siklus Pertama………………………………………………… 15
a. Perencanaan........................................................................ 15
b. Pelaksanaan………………………………………………. 15
c. Pengamatan/Pengumpulan Data…………………………. 15
d. Refleksi……………………………………………………. 17

2. Siklus Kedua…………………………………………………... 18
a. Perencanaan ……………………………………………… 18
b. Pelaksanaan……………………………………………….. 18
c. Pengamatan/Pengumpulan Data………………………….. 19
d. Refleksi……………………………………………………. 19

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian…………………………………………………….. 21
B. Pembahasan………………………………………………………… 34

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………… 38
B. Saran……………………………………………………………….. 38

DAFTAR RUJUKAN ……………………………………………………. ix


LAMPIRAN ………………………………………………………………. x

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Dokumentasi Siklus I
Dokumentasi Siklus II
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Rangkuman Materi
Lembar Kerja Siswa I (Siklus I)
Soal Evaluasi I
Kunci Jawaban Soal Evaluasi I
Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Rangkuman Materi
Lembar Kerja Siswa II (Siklus II)
Soal Evaluasi II
Kunci Jawaban Soal Evaluasi II
Lembar Observasi Proses Pengajaran terhadap Guru dan Siswa Selama Kegiatan
Belajar Mengajar
Nilai Pre Tes Mata Pelajaran Matematika Materi Operasi Penjumlahan Bilangan
Siswa Kelas III Semester 1
Nilai Hasil Tes Matematika Siswa Pada Siklus I
Nilai Hasil Tes Matematika Siswa Pada Siklus II
Format Kesediaan Sebagai Teman Sejawat dalam Penyelenggaraan PKP
Surat Pernyataan

ix
DAFTAR RUJUKAN

Anonim.1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Proyek PGSM Dikti.

Davies, Ivor K.1987.Pengelolaan Belajar. Jakarta: CV Rajawali.

Hadi, Samsul.2000. Jurnal Gentengkali Edisi 2 Tahun III ( Permainan Kartu


Empat Belajar Matematika Sambil Bermain): Surabaya.

Hamalik, Oemar.2008.Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Sinar Grafika.

Ibrahim, Muslim, dkk.2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University


Press UNESA.

Ismail.2002. Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.

Imron, Ali.1996.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.

Malang Lie, Anita.2002.Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Nasution, S.1995.Didakti Asas-Asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Nur, Mohammad, dkk.2001. Pembelajaran Kooperatif untuk Kelas IPA.


Surabaya: UNESA.

Nurhadi, dkk.2003.Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: UN


Malang.

Pannen, Paulina.1999. Cakrawala Pendidikan . Jakarta: Universitas Terbuka.

Rusyan, Tabrani, dkk.1994. Pendidikan Dalam Proses Belajar Mengajar.


Bandung: Remaja Karya.

Situnggang, Cormetyna, dkk.2003.Kamus Belajar. Jakarta: Remaja Rosdakarya.

Slameto.1995. Belajar dan Faktor –Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Sudjana, N.2002. Dasar–Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru


Algensindo.

Sumarmo, Utari.2002. Alternatif Pembelajaran Matematika dalam Implementasi


Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: FMIPA–UPI.

Supardi.2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Sinar Grafida.


DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Nilai Pre Tes Siswa


Tabel 4.2 Hasil Pengamatan Diskusi Kelompok dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT pada Siklus I
Tabel 4.3 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I
Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus I pada Materi Penjumlahan Operasi Bilangan Tanpa dan
Dengan Teknik Menyimpan
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Diskusi Kelompok dengan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe NHT pada Siklus II
Tabel 4.6 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II
Tabel 4.7 Hasil Tes Siklus II pada Materi Operasi Penjumlahan Bilangan Tanpa dan
Dengan Teknik Menyimpan
Tabel 4.8 Perbandingan Evaluasi Proses Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.9 Perbandingan Rata-Rata Nilai Lembar Kerja Siswa Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.10 Perbandingan Hasil Tes pada Siklus I dan Siklus II

viii
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas penelitian laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini tepat
pada waktunya.
Di samping itu penulisan laporan ini merupakan perwujudan nyata yang
diperoleh selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar dan rangkaian dari
hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah penulis menyampaikan rasa terima
kasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Bapak Sudomo, M.P. selaku Kepala UPTD Dikpora Kcamatan Boyolangu
2. Bapak Drs. Qosim selaku kepala sekolah SDN 1 Wajakkidul
3. Ibu widyawati, M.Pd selaku guru kelas V SDN 1 Wajakkidul sebagai teman
sejawat
4. Suami tercinta yang telah banyak memberikan do’a dan dukungan baik berupa
moril maupun materiil demi terselesaikannya laporan ini.
5. Siswa-siswi kelas V SDN I Wajakkidul yang telah bersedia memberikan
informasi dalam rangka membantu terselesaikannya laporan ini.
6. Rekan-rekan dan semua pihak yang telah memberikan sumbangan moril,
fikiran serta dorongan semangat kepada penulis sehingga penyusunan laporan
ini dapat terselesaikan.
Semoga bantuan yang telah diberikan diterima sebagai amal baik dan
mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
penulis sebagai guru, pembaca pada umumnya dan para pendidik khususnya.
Penulis menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan waktu, tenaga, dan kemampuan yang ada. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik membangun demi kesempurnaan
penulisan laporan berikutnya.
Tulungagung, 9 Oktober 2016

Penulis

iii
iv
LEMBAR KERJA SISWA I
(Siklus I)

Mata pelajaran : Matematika


Kelas/semester : III/1
Kompetensi Dasar : 1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan tiga
angka.

Indikator:
 Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang.
 Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan dengan cara panjang
dan bersusun pendek.
 Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan dengan cara
panjang dan bersusun pendek.
 Melakukan penjumlahan sampai tiga bilangan.
 Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.

Kelompok:…………………………………..
Anggota kelompok:
1……………………………………………...
2……………………………………………...
3……………………………………………...
4……………………………………………...
5……………………………………………...
……

Petunjuk:
1. Kerjakan LKS ini dengan berdiskusi bersama teman sekelompokmu. Dengan ketentuan
sebagai berikut:
 Soal no. 1 dikerjakan siswa yang bernomor 1
 Soal no. 2 dikerjakan siswa yang bernomor 2
 Soal no. 3 dikerjakan siswa yang bernomor 3
 Soal no. 4 dikerjakan siswa yang bernomor 4
 Soal no. 5 dikerjakan siswa yang bernomor 5
2. Masing-masing anggota kelompok harus mengetahui semua jawaban hasil diskusi
kelompok.
3. Jawablah setiap pertanyaan pada lembar yang disediakan, dengan baik dan benar.
4. Waktu pengerjaan 15 menit.
1. a. Kerjakan dengan cara panjang!
 513 + 260 =…….
 450 + 175 =…….
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
 587 + 784 + 124 =…….
 625 + 505 + 224 =…….
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan tersebut!
Hari Senin itik Pak Danu bertelur 515 butir, kemudian hari Rabu bertelur lagi 253 butir.
Berapa butir itik Pak Danu bertelur sekarang?

2. a. Kerjakan dengan cara panjang!


 715 + 354 =……
 550 + 256 =……
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
 657 + 104 + 253 =……
 456 + 347 + 452 =……
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut!
Di sebuah toko foto copy mempunyai persediaan kertas sebanyak 450 lembar, kemudian
membeli lagi sebanyak 255 lembar. Berapa lembar kertas yang dimiliki toko foto copy
sekarang?

3. a. Kerjakan dengan cara panjang!


 654 + 515 =……
 853 + 345 =……
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
 557 + 546 + 127 =……
 428 + 124 + 223 =……
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut!
Untuk mengadakan pesta Bu Yani menyewa piring sebanyak 645 dan gelas sebanyak 475
biji. Berapa banyak barang yang disewa Bu Yani sekarang?

4. a. Kerjakan dengan cara panjang!


 564 + 212 =……
 652 + 245 =……
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
 524 + 446 + 221 =……
 441 + 459 + 325 =……
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut!
Abidin dan Syam membungkus permen setiap hari. Abidin membungkus 450 buah dan
Syam 308 buah. Berapa jumlah permen yang dibungkus mereka setiap hari?

5. a. Kerjakan dengan cara panjang!


 752 + 216 =…..
 654 + 235 =……
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
 256 + 258 + 432 =……
 342 + 129 + 412 =……
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut!
Pak Ali membeli kedelai 289 kg dan kacang 364 kg. Berapa kg kedelai dan kacang yang
dibeli Pak Ali?
SELAMAT MENGERJAKAN”
LEMBAR KERJA SISWA 2
(Siklus II)

Mata pelajaran : Matematika


Kelas/semester : III/1
Kompetensi Dasar : 1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan tiga
angka.

Indikator:
 Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang.
 Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan dengan cara panjang
dan bersusun pendek.
 Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan dengan cara
panjang dan bersusun pendek.
 Melakukan penjumlahan sampai tiga bilangan.
 Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.

Kelompok:…………………………………..
Anggota kelompok:
1……………………………………………...
2……………………………………………...
3……………………………………………...
4……………………………………………...
5……………………………………………...
……

Petunjuk:
1. Kerjakan LKS ini dengan berdiskusi bersama teman sekelompokmu. Dengan ketentuan
sebagai berikut:
 Soal no. 1 dikerjakan siswa yang bernomor 1
 Soal no. 2 dikerjakan siswa yang bernomor 2
 Soal no. 3 dikerjakan siswa yang bernomor 3
 Soal no. 4 dikerjakan siswa yang bernomor 4
2. Masing-masing anggota kelompok harus mengetahui semua jawaban hasil diskusi
kelompok.
3. Jawablah setiap pertanyaan pada lembar yang disediakan, dengan baik dan benar.
4. Waktu pengerjaan 15 menit.
1. a. Kerjakan dengan cara panjang!
 723 + 262 =…….
 650 + 174 =…….
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
 527 + 384 + 125 =…….
 235 + 125 + 224 =…….
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan tersebut!
Pak Soleh mempunyai bibit ikan lele sebanyak 745 ekor di kolam, kemudian dia membeli
bibit lagi ikan lele sebanyak 456 ekor dari penjual. Berapa ekor bibit ikal lele Pak Soleh
sekarang?

2. a. Kerjakan dengan cara panjang!


 512 + 254 =……
 550 + 426 =……
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
 257 + 224 + 125 =……
 416 + 348 + 230 =……
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut!
Toko Makmur mempunyai persediaan gula sebanyak 345 kg. Untuk menambah persediaan,
toko tersebut mendatangkan gula lagi sebanyak 236 kg. Berapa kg persediaan gula di toko
Makmur sekarang?

3. a. Kerjakan dengan cara panjang!


 254 + 545 =……
 253 + 345 =……
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
 167 + 248 + 342 =……
 458 + 524 + 123 =……
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut!
Pada hari Senin ayam Pak Rudi bertelur 345 butir. Keesokan harinya ayamnya bertelur lagi
sebanyak 358 butir. Berapa butir ayam Pak Rudi bertelur sekarang?

4. a. Kerjakan dengan cara panjang!


 761 + 232 =……
 652 + 345 =……
b. Kerjakan dengan cara bersusun pendek!
 174 + 162 + 121 =……
 441 + 458 + 223 =……
c. Bacalah soal-soal cerita berikut ini, kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan tersebut!
Kendaraan A memuat 454 kg bawang dan kendaraan B memuat 368 kg bawang. Berapa kg
bawang yang dimuat kedua kendaraan itu?

“SELAMAT MENGERJAKAN”
SOAL EVALUASI I

Nama :
No. Absen :
Kelas :

I Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang
tepat!

1. 854 + 141 =…..


a. 995 b. 895 c. 795 d. 685
2. 231 + 962 =…..
a. 1.093 b. 1.993 c. 1.193 d. 1.903
3. 758 + 646 + 231 =.......
a. 1.565 b. 1.653 c. 1.536 d. 1.635
4. 854 nilai a dari 854 + 474 adalah…………
474 + a.13 b. 12 c. 14 d. 16

a28
5. 952 nilai dari 9.452 + 8.549 adalah………..
549 + a. 1.201 b. 1.401
…… c. 1.301 d. 1.501

II Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!

1. Beras Pak Ali 873 kg dan beras Pak Amir 126 kg. Jumlah beras keduanya
adalah……kg.
2. 426 + 243=…….
3. 762
542 +
…….
4. 425
218 +

6d3 nilai d adalah…………


5. Ibu mempunyai telur sebanyak 675 gram, kemudian membeli lagi 654 gram untuk
bahan membuat kue bolu. Berapa gram telur yang dihabiskan ibu untuk membuat
kue bolu tersebut?
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI I

I 1. a 2. c 3. d 4. a 5. d

II
1. 999 kg
2. 669
3. 1.304
4. 4
5. 1.320 gram
SOAL EVALUASI II

Nama :
No. Absen :
Kelas :

I Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d di depan jawaban yang
tepat!

1. 954 + 843=…..
a. 1.797 b. 1.977 c. 1.787 d. 1.877
2. 452 + 834=…..
a. 1.368 b. 1.386 c. 1.286 d. 1.638
3. 454 + 352=…..
a. 706 b. 806 c. 607 d. 707
4. 957 nilai a dari 9.357 + 6.944 adalah…………
644 + a.3 b. 2 c. 4 d. 0

1.6a1
5. 765 nilai dari 9.465 + 9.549 adalah………..
549 + a. 1.314 b. 1.301
……. c. 1.341 d. 1.431

II Isilah titik-titik di bawah ini dengan tepat!


1. 456 = ………+………+………
243 = ………+………+………

= ………+………+………
= ………
2. 562 = ………+………+………
432 = ………+………+………

= ………+………+………
= ………
3. 754 + 432 + 543 = n, berapa nilai n?

III Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat!

1. Pada hari Minggu Ibu dan Ani pergi ke pasar. Mereka membeli gula pasir 245
gram, tepung terigu 465 gram, dan telur 500 gram. Berapa gram semua yang
dibeli Ibu dan Ani dari pasar?
2. Kebun Pak Toni ditanami berbagai macam tanaman buah, diantaranya ada
rambutan, mangga, dan jeruk. Sebulan yang kemarin tanaman buahnya berbuah
semua. Pada waktu panen Pak Toni menghasilkan 457 kg buah rambutan, 469
buah mangga, dan 527 kg buah jeruk. Berapa kg semua buah yang dihasilkan dari
kebun Pak Toni?
KUNCI JAWABAN
SOAL EVALUASI II

I 1. a 2. c 3. b 4. d 5. a

II
1. 456 = 400 + 50 + 6
243 = 200 + 40 + 3 +

= 600 + 90 + 9
= 699

2. 562 = 500 + 60 + 2
432 = 200 + 40 + 5 +

= 700 + 100 + 7
= 807

3. 1.729

III
1. 1.210 gram
2. 1.453 kg
LEMBAR OBSERVASI PROSES PENGAJARAN TERHADAP
GURU DAN SISWA SELAMA KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

Komentar
No. Aspek-aspek yang Diamati
Ya Tidak
1. A. Kegiatan Guru
1. Apakah guru memberitahu siswa tentang model
pembelajaran yang digunakan ?
2. Apakah guru memotivasi siswa untuk belajar ?
3. Apakah guru menyampaikan tujuan/indikator yang harus
dicapai dalam proses pembelajaran?
4. Apakah guru memberi pemahaman dasar (apersepsi) kepada
siswa sebelum memasuki materi pelajaran?
5. Apakah guru mengorganisasikan siswa dalam kelompok?
6. Apakah guru membagikan LKS dan buku paket untuk siswa?
7. Apakah guru memberikan materi pengantar cara kerja dalam
LKS kepada siswa?
8. Apakah guru meminta siswa secara mandiri menyelesaikan
masalah dalam LKS?
9. Apakah guru mengamati siswa bekerja dalam kelompoknya?
10. Apakah guru meminta siswa untuk mendiskusikan masalah?
11. Apakah guru membimbing siswa dalam setiap kelompok
menyelesaikan masalah dalam LKS?
12. Apakah guru memanggil nomor anggota siswa dalam
kelompok untuk menjawab atau mempresentasikan hasil
kerja kelompoknya?
13. Apakah guru memberikan penghargaan kepada kelompok
yang memperoleh hasil terbaik?
14. Apakah guru mengarahkan siswa ke jawaban yang benar?
15. Apakah guru menyuruh siswa untuk membuat rangkuman?
16. Apakah guru memberikan PR kepada siswa?
2. B. Kegiatan Siswa
1. Apakah siswa memberikan perhatian pada penjelasan guru?
2. Apakah siswa selalu berada dalam kelompoknya?
3. Apakah siswa aktif dalam kelompoknya?
4. Apakah ada siswa yang merasa kaku berada dalam
kelompoknya?
5. Apakah siswa berdiskusi dengan teman kelompoknya dalam
menyelesaikan masalah dalam LKS?
6. Apakah siswa mengalami kesulitan menyelesaikan masalah
dalam LKS?
7. Apakah siswa mengajukan pertanyaan kepada guru saat
mengalami kesulitan menyelesaikan masalah dalam LKS?
8. Apakah siswa terlihat gelisah ketika nomor anggotanya
terpanggil?
9. Apakah siswa mampu menjawab atau mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya di depan kelas?
10. Apakah siswa membuat rangkuman tentang materi yang
dipelajari?
11. Apakah siswa selalu mengerjakan PR yang diberikan oleh
guru?
NILAI PRE TES MATA PELAJARAN MATEMATIKA MATERI
OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN SISWA KELAS V SEMESTER 1

No Nama Siswa Skor Keterangan


1 Abdul Malik Sukma R 40 Belum Tuntas
2 Faisal Nawawi 35 Belum Tuntas
3 Tira Aulia Nurafni 60 Tuntas
4 Calista Artamevia M. 65 Tuntas
5 Chelina Syahrani p 55 Belum Tuntas
6 Cindi Eka Puji Astutik 50 Belum Tuntas
7 Divan Destirivalda 65 Tuntas
8 Elvina Manda S 50 Belum Tuntas
9 Finza Komala Jesica 70 Tuntas
10 Luis Joan Syah 40 Belum Tuntas
11 Mamlu’atus T. A 70 Tuntas
12 M. Linggar khariri 60 Tuntas
13 M. Ilham Nabawi 75 Tuntas
14 Puja Berliana Putri 45 Belum Tuntas
15 Putri Fadila L. A 70 Tuntas
16 Radit Yuan Distra 55 Belum Tuntas
17 Rizkq Fadhil A. R 55 Belum Tuntas
18 Toti Sulistrian 65 Tuntas
19 Jelita Sonia Putri P 55 Belum Tuntas
20 Jovita Sonia Putri P 55 Belum Tuntas
21 Delila Tungga Dewi 70 Tuntas
22 Laely Ayu N 75 Tuntas
Jumlah nilai 1280
Jumlah nilai rata-rata 58,19 Belum Tuntas
Prosentase 58,19% Belum Tuntas

Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas : 11 siswa
Jumlah siswa yang belum tuntas :11 siswa
Klasikal : Belum Tuntas
NILAI HASIL TES MATEMATIKA SISWA
PADA SIKLUS I

No Nama Siswa Skor Keterangan


1 Abdul Malik Sukma R 80 Tuntas
2 Faisal Nawawi 70 Tuntas
3 Tira Aulia Nurafni 75 Tuntas
4 Calista Artamevia M. 75 Tuntas
5 Chelina Syahrani p 80 Tuntas
6 Cindi Eka Puji Astutik 75 Tuntas
7 Divan Destirivalda 80 Tuntas
8 Elvina Manda S 80 Tuntas
9 Finza Komala Jesica 80 Tuntas
10 Luis Joan Syah 80 Tuntas
11 Mamlu’atus T. A 80 Tuntas
12 M. Linggar khariri 70 Tuntas
13 M. Ilham Nabawi 80 Tuntas
14 Puja Berliana Putri 90 Tuntas
15 Putri Fadila L. A 70 Tuntas
16 Radit Yuan Distra 80 Tuntas
17 Rizkq Fadhil A. R 75 Tuntas
18 Toti Sulistrian 75 Tuntas
19 Jelita Sonia Putri P 75 Tuntas
20 Jovita Sonia Putri P 75 Tuntas
21 Delila Tungga Dewi 75 Tuntas
22 Laely Ayu N 75 Tuntas
Jumlah nilai 1635
Jumlah nilai rata-rata 74,32 Tuntas
Prosentase 74,32% Tuntas

Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas : 22 siswa
Jumlah siswa yang belum tuntas : 0 siswa
Klasikal : Tuntas
NILAI HASIL TES MATEMATIKA SISWA
PADA SIKLUS II

No Nama Siswa Skor Keterangan


1 Abdul Malik Sukma R 100 Tuntas
2 Faisal Nawawi 100 Tuntas
3 Tira Aulia Nurafni 100 Tuntas
4 Calista Artamevia M. 100 Tuntas
5 Chelina Syahrani p 95 Tuntas
6 Cindi Eka Puji Astutik 95 Tuntas
7 Divan Destirivalda 95 Tuntas
8 Elvina Manda S 95 Tuntas
9 Finza Komala Jesica 100 Tuntas
10 Luis Joan Syah 100 Tuntas
11 Mamlu’atus T. A 100 Tuntas
12 M. Linggar khariri 100 Tuntas
13 M. Ilham Nabawi 100 Tuntas
14 Puja Berliana Putri 100 Tuntas
15 Putri Fadila L. A 100 Tuntas
16 Radit Yuan Distra 95 Tuntas
17 Rizkq Fadhil A. R 95 Tuntas
18 Toti Sulistrian 85 Tuntas
19 Jelita Sonia Putri P 100 Tuntas
20 Jovita Sonia Putri P 90 Tuntas
21 Delila Tungga Dewi 100 Tuntas
22 Laely Ayu N 95 Tuntas
Jumlah nilai 2140
Jumlah nilai rata-rata 97,28 Tuntas
Prosentase 97,28% Tuntas

Keterangan:
Jumlah siswa yang tuntas : 22 siswa
Jumlah siswa yang belum tuntas : 0 siswa
Klasikal : Tuntas
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I

Sekolah : SDN Wajakkidul I


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : 5/I
Alokasi Waktu : 3×35 menit (1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan tiga angka.

B. Kompetensi Dasar
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan tiga angka.

C. Indikator
1. Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang.
2. Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan dengan cara
panjang dan bersusun pendek.
3. Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan
dengan cara panjang dan bersusun pendek.
4. Melakukan penjumlahan sampai tiga bilangan.
5. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menuliskan bilangan dalam bentuk panjang dengan benar.
2. Siswa dapat melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan
dengan cara panjang dan bersusun pendek dengan tepat.
3. Siswa dapat melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan dengan cara panjang dan bersusun pendek dengan tepat.
4. Siswa dapat melakukan penjumlahan sampai tiga bilangan dengan benar.
5. Siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan
penjumlahan dengan benar.

E. Tujuan Perbaikan
Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) diharapkan siswa memiliki kemampuan melakukan operasi
hitung penjumlahan bilangan dan hasil belajar matematika siswa pada pokok
bahasan operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka tanpa dan dengan
teknik menyimpan dengan cara panjang dan bersusun pendek dapat
meningkat.

F. Materi Ajar
Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan

G. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model pembelajaran : pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Metode pembelajaran: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan
pemberian tugas.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

No Kegiatan Metode Waktu


1 Kegiatan Awal 15 menit
 Guru mengucapkan salam, berdo’a bersama Ceramah
dan mengabsen kehadiran siswa.
 Guru mengkondisikan siswa untuk belajar dan Ceramah
menyiapkan media serta sumber belajar.
 Tanya jawab tentang materi sebelumnya Tanya
tentang materi sebelumnya, yaitu tentang jawab
mengurutkan dan menentukan letak bilangan
pada garis bilangan.
 Guru menyampaikan indikator pencapaian Ceramah
hasil belajar yaitu menuliskan bilangan dalam
bentuk panjang, melakukan pengerjaan hitung
penjumlahan tanpa menyimpan dengan cara
bersusun pendek, melakukan pengerjaan
hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan
dengan cara bersusun pendek, dan
memecahkan masalah sehari-hari yang
melibatkan penjumlahan.
 Guru menginformasikan model pembelajaran Ceramah
yang akan digunakan yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT).
 Guru menjelaskan aturan NHT. Ceramah
2 Kegiatan Inti 65 menit
 Siswa membentuk kelompok yang masing- Model
masing beranggotakan 5 siswa dengan anggota kooperatif
yang heterogen, menurut tingkat prestasi, jenis
kelamin, maupun suku.
 Guru memberikan nomor pada masing-masing Ceramah
siswa untuk ditempelkan di dada.
 Guru menjelaskan kepada siswa mengenai Ceramah
operasi hitung penjumlahan bilangan.
 Siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja Diskusi
Siswa) dan mendiskusikan jawabannya dengan dan
teman sekelompok selama 15 menit. Penugasan
 Guru meminta setiap kelompok untuk
membahas hasil diskusi dengan teman
sekelompoknya.
 Siswa dan guru membahas LKS dengan cara Tanya
guru memanggil suatu nomor tertentu, jawab
kemudian siswa yang nomornya sesuai berdiri
mengacungkan tangannya dan menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas.
 Siswa menanggapi hasil jawaban dari
temannya.
 Guru membahas soal yang tidak dapat dijawab Ceramah
oleh kebanyakan kepada siswa. dan Tanya
jawab
3 Kegiatan Akhir 25 menit
 Siswa mengerjakan soal evaluasi yang Penugasan
diberikan guru
 Siswa mengumpulkan tes akhir.
 Guru membimbing siswa untuk merangkum
materi yang telah dipelajari.
 Guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
 Guru memberikan dorongan kepada siswa Tanya
untuk mengungkapkan pesan dan kesan dalam jawab
pembelajaran.
 Salam penutup.

I. Media dan Sumber Belajar


1. Media: papan bilangan
2. Sumber belajar
 Buku paket Matematika
Tim Bina Karya Guru. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk
SD Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Soenaryo, R.J dan Husen Ahmad. 2005. Matematika Tangkas
Berhitung. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Matematika
kelas III semester 1.
 Pengalaman siswa

J. Penilaian
1. Jenis tes : tes tulis
2. Bentuk tes : subyektif
3. Prosedur penilaian
 Penilaian proses : penilaian saat siswa mengikuti proses KBM.
 Penilaian hasil : penilaian tertulis pada saat siswa mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) dan soal evaluasi.

Tulungagung, 23 September 2016


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas

Drs. Qosim Yeni Farida, S. Pd.


NIP 196305141986031011 NIP 198801052010012017
RENCANA PELAKSANAAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II

Sekolah : SDN Wajakkidul I


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : 5/I
Alokasi Waktu : 3×35 menit (1 kali pertemuan)

A. Standar Kompetensi
1. Melakukan pengerjaan hitung bilangan tiga angka.

B. Kompetensi Dasar
1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan tiga angka.

C. Indikator
1. Menuliskan bilangan dalam bentuk panjang.
2. Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan dengan cara
panjang dan bersusun pendek.
3. Melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik menyimpan
dengan cara panjang dan bersusun pendek.
4. Melakukan penjumlahan tiga bilangan.
5. Memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan penjumlahan.

D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menuliskan bilangan dalam bentuk panjang dengan benar.
2. Siswa dapat melakukan pengerjaan hitung penjumlahan tanpa menyimpan
dengan cara panjang dan bersusun pendek dengan tepat.
3. Siswa dapat melakukan pengerjaan hitung penjumlahan dengan teknik
menyimpan dengan cara panjang dan bersusun pendek dengan tepat.
4. Siswa dapat melakukan penjumlahan tiga bilangan dengan benar.
5. Siswa dapat memecahkan masalah sehari-hari yang melibatkan
penjumlahan dengan benar.

E. Tujuan Perbaikan
Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads
Together (NHT) diharapkan siswa memiliki kemampuan melakukan operasi
hitung penjumlahan bilangan dan hasil belajar matematika siswa pada pokok
bahasan operasi hitung penjumlahan bilangan tanpa dan dengan teknik
menyimpan dengan cara bersusun pendek maupun cara bersusun panjang
dapat meningkat.

F. Materi Ajar
Operasi Hitung Penjumlahan Bilangan

G. Model dan Metode Pembelajaran


1. Model pembelajaran: pembelajaran kooperatif tipe NHT.
2. Metode pembelajaran: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan
pemberian tugas.

H. Langkah-langkah Pembelajaran

No Kegiatan Metode Waktu


1 Kegiatan Awal 15 menit
 Guru mengucapkan salam, berdo’a bersama Ceramah
dan mengabsen kehadiran siswa.
 Guru mengkondisikan siswa untuk belajar dan Ceramah
menyiapkan media serta sumber belajar.
 Guru menginformasikan kembali model Ceramah
pembelajaran yang akan digunakan yaitu
model pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT).
 Guru mengingatkan kembali tentang aturan Ceramah
NHT.
 Guru memberikan apersepsi dengan Tanya
mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa jawab
yang berkaitan dengan materi.
2 Kegiatan Inti 65 menit
 Siswa membentuk kelompok yang masing- Model
masing beranggotakan 4 siswa dengan anggota kooperatif
yang heterogen, menurut tingkat prestasi, jenis Tipe NHT
kelamin, maupun suku. dan Tanya
 Guru memberikan nomor pada masimg-masing jawab
siswa untuk ditempelkan di dada.
 Guru menjelaskan kepada siswa mengenai
operasi hitung penjumlahan bilangan tiga
angka.
 Siswa mengerjakan LKS (Lembar Kerja
Siswa) dan mendiskusikan jawabannya dengan
teman sekelompok selama 15 menit.
 Guru meminta setiap kelompok untuk
membahas hasil diskusi dengan teman
sekelompoknya. Ceramah
 Siswa dan guru membahas LKS dengan cara dan Tanya
guru memanggil suatu nomor tertentu, jawab
kemudian siswa yang nomornya sesuai berdiri
mengacungkan tangannya dan menjawab
pertanyaan untuk seluruh kelas.
 Siswa menanggapi hasil jawaban dari
temannya.
 Guru memberikan reward kepada siswa yang
aktif dan dapat menjawab pertanyaan dengan
benar dalam kegiatan pembelajaran.
 Guru membahas soal yang tidak dapat dijawab
oleh kebanyakan kepada siswa.
3 Kegiatan Akhir 25 menit
 Siswa mengerjakan soal evaluasi yang Penugasan
diberikan guru
 Siswa mengumpulkan tes akhir.
 Guru membimbing siswa untuk merangkum
materi yang telah dipelajari.
 Guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
 Guru memberikan dorongan kepada siswa Tanya
untuk mengungkapkan pesan dan kesan dalam jawab
pembelajaran.
 Salam penutup.

I. Media dan Sumber Belajar


1. Media: papan bilangan
2. Sumber belajar
 Buku paket matematika
Tim Bina Karya Guru. 2007. Terampil Berhitung Matematika untuk
SD Kelas III. Jakarta: Erlangga.
Soenaryo, R.J dan Husen Ahmad. 2005. Matematika Tangkas
Berhitung. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan mata pelajaran Matematika
kelas III semester 1.
 Pengalaman siswa

J. Penilaian
1. Jenis tes : tes tulis
2. Bentuk tes : subyektif
3. Prosedur penilaian
 Penilaian proses : penilaian saat siswa mengikuti proses KBM.
 Penilaian hasil : penilaian tertulis pada saat siswa mengerjakan
lembar kerja siswa (LKS) dan soal evaluasi.

Tulungagung, 27 September 2016


Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas

Drs. Qosim Yeni Farida, S. Pd.


NIP 196305141986031011 NIP 198801052010012017
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Judul Laporan Perbaikan Pembelajaran:


Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Heads Together (NHT)
untuk Meningkatkan Kemampuan Melakukan Operasi Hitung Penjumlahan
Bilangan Siswa Kelas V SDN I Wajakkidul Kecamatan Boyolangu Kabupaten
Tulungagung Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017

B. Identitas Penulis:
Nama Guru : Yeni Farida, S. Pd.
NIP : 198801052010012017
Program Studi : S1 PGSD
Tempat Mengajar : SDN I Wajakkidul Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung
Jumlah Putaran : 2 siklus
Tempat dan Waktu Pelaksanaan : SDN I Wajakkidul Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung
September s.d Oktober 2016

C. Fokus Perbaikan Pembelajaran:


Peningkatan kemampuan melakukan operasi penjumlahan bilangan dan hasil
belajar siswa pada materi operasi penjumlahan bilangan tiga angka dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together
(NHT).

D. Fokus Pemberian Tindakan:


Pemberian model pembelajaran pembelajaran kooperatif tipe Numbered
Heads Together (NHT).
Tulungagung, 9 Oktober 2016

Menyetujui,
Kepala Sekolah Guru Kelas

Drs. Qosim Yeni Farida, S. Pd.


NIP 196305141986031011 NiP 198801052010012017

Kepala UPTD Dikpora


Kecamatan Boyolangu

Sudomo, M. Pd.
NIP 196206161983031024
RANGKUMAN MATERI
OPERASI PENJUMLAHAN BILANGAN TIGA ANGKA

1. Penjumlahan tanpa teknik menyimpan dengan cara panjang maupun dengan


cara bersusun pendek.
 Cara panjang
512 + 354 = 866
512 = 500 + 10 + 2
354 = 300 + 50 + 4 +
= 800 + 60 + 6 = 866
 Cara bersusun pendek
512
354 +
866
2. Penjumlahan teknik menyimpan dengan cara panjang maupun dengan cara
bersusun pendek.
 Cara panjang
527 + 394 = 921, dapat dikerjakan dengan cara berikut.
527 = 500 + 20 + 7
394 = 300 + 90 + 4 +
= 800 + 110 + 11
110 terdiri dari 1 ratusan dan 1 puluhan, jumlahkan 1 ratusan dengan tempat
ratusan, hasilnya adalah 800 + 100 + 10 +1 = 921
 Cara bersusun pendek
527
394 +
921
Pertama jumlahkan satuan yaitu 7 + 4 = 13, tulis 3 di satuan dan simpan 1 di
piluhan. Kedua jumlahkan puluhan yaitu 1 + 2 + 9 = 12, tulis 2 di puluhan
dan simpan 1 di ratusan. Ketiga jumlahkan ratusan yaitu 1 + 5 + 3 = 9. Jadi,
527 + 394 = 921.
3. Penjumlahan tiga bilangan dengan cara panjang dan cara bersusun pendek.
 Cara panjang
234 + 122 + 422 = 778
234 = 200 + 30 + 4
122 = 100 + 20 + 2 +
= 300 + 50 + 6
422 = 400 + 20 + 2 +
= 700 + 70 + 8 = 778
 Cara bersusun pendek
234
122 +
356
422 +
778
Jumlahkan bilangan pertama dan kedua yaitu 234 + 122 dahulu. Pertama
jumlahkan satuan yaitu 4 + 2 = 6, tulis 6 di satuan. Kedua jumlahkan
puluhan, yaitu 3 + 2 = 5, tulis di puluhan. Dan ketiga jumlahkan ratusan
yaitu 2 + 1 = 3, tulis di ratusan. Jadi, 234 + 122 = 356. Setelah selesai
menjumlahkan bilangan pertama dan kedua, kemudian jumlahkan bilangan
ketiga. Langkah-langkahnya sama seperti menjumlahkan bilangan pertama
dan kedua.
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED


HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN
MELAKUKAN OPERASI HITUNG PENJUMLAHAN BILANGAN SISWA
KELAS V SDN I WAJAKKIDUL KECAMATAN BOYOLANGU
KABUPATEN TULUNGAGUNG SEMESTER 1
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Oleh
Yeni Farida
NIP. 198801052010012017

SEKOLAH DASAR NEGERI I WAJAKKIDUL


UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN BOYOLANGU
DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN TULUNGAGUNG
PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2016
FORMAT KESEDIAAN SEBAGAI TEMAN SEJAWAT
DALAM PENYELENGGARAAN PTK

Kepada
Kepala Sekolah SDN 1 Wajakkidul
Di Tulungagung

Yang bertanda tangan di bawah ini, menerangkan bahwa:


Nama : Widyawati, M. Pd.
NIP : 197305211998072002
Tempat Mengajar : SDN I Wajakkidul
Alamat Sekolah : Desa Wajakkidul Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung

Menyatakan bersedia sebagai teman sejawat untuk mendampingi dalam


pelaksanaan PTK atas nama:

Nama : Yeni Farida


NIP : 198801052010012017
Tempat Mengajar : SDN I Wajakkidul
Alamat Sekolah : Desa Wajakkidul Kecamatan Boyolangu
Kabupaten Tulungagung

Demikian agar surat ijin pernyataan ini dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Tulungagung, 2 September 2016


Mengetahui,
Mengetahui,
Kepala Sekolah Guru Kelas

Drs. Qosim Widyawati, M. Pd.


NIP 196305141986031011 NIP 197305211998072002
SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Yeni Farida
NIP : 198801052010012017
Guru Kelas : V (lima)

Menyatakan bahwa:
Nama : Widyawati, M. Pd.
NIP : 197305211998072002
Guru Kelas : V (lima)

adalah teman sejawat yang akan membantu dalam pelaksanaan perbaikan


pembelajaran, yang merupakan tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan
Profesional.

Demikian pernyataan ini dibuat, untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Tulungagung, 2 September 2016


Yang membuat pernyataan
Teman Sejawat, Guru Kelas,

Widyawati, M. Pd. Yeni Farida, S. Pd.


NIP 197305211998072002 NIP 198801052010012017

Anda mungkin juga menyukai