com
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
Kusworo
Universitas Pamulang
kusworo1991@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis
guided inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar, (2)
menganalisis keefektifan penggunaan pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. Penelitian pengembangan modul
pembelajaran ekonomi ini menggunakan prosedur Borg and Gall yang dimodifikasi menjadi 8 tahap.
Analis data yang digunakan selama pengembangan adalah analisis deskriptif, analisis kelayakan modul
berdasarkan skor kriteria, dan analisis hasil belajar siswa menggunakan t-test. Berdasarkan hasil analisis
deskriptif modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry disimpulkan bahwa validasi ahli media
sebanyak 98,28% dengan kriteria sangat baik, ahli materi 95,90% dengan kriteria sangat baik, dan ahli
praktisi sebanyak 95,90% dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil analisis uji keefektifan dengan
menggunakan software IBM SPSS 17 dengan rumus t-test, nilai thitung yang didapatkan dari posttest
kelas kontrol dan eksperimen adalah 7,853 dengan nilai ttabel adalah 1.980, dengan demikian thitung>
ttabel yang berarti peningkatan nilai hasil belajar ekonomi kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas
kontrol. Selanjutnya, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 <α (0,05), yang menunjukkan bahwa
H1 diterima berarti kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
modul pembelajaran ekonomi berbasis hasil pengembangan lebih meningkatkan hasil belajar ekonomi
siswa dibandingkan tanpa menggunakan modul pembelajaran berbasis guided inquiry. Kesimpulan.
Kesimpulannya adalah modul pembelajaran ekonomi berbasis ekonomi berbasis guided inquiry valid dan
efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
85
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
didikan. Selain itu, pendidikan juga lebih proses pembelajaran di sekolah. Upaya dalam
menekankan dalam meningkatkan SDM yang mengevaluasi proses pembelajaran yaitu melalui
berkualitas yang memiliki ilmu pengetahuan, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
keterampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak siswa dari peningkatan hasil belajar.
mulia serta bertanggung jawab dalam upaya Berdasarkan studi pendahuluan yang
peningkatan kesejahteraan diri pada khususnya telah dilakukan pada siswa kelas X SMA
serta masyarakat dan negara pada umumnya. Muhammadiyah 1 Karanganyar tahun pelajaran
Oleh karena itu, perlunya peningkatan kualitas 2015/2016, didapatkan hasil belajar siswa yang
pendidikan dalam upaya meningkatkan pem belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
bangunan nasional. ujian semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
Pembaharuan dan perbaikan dalam bi Hasil belajar rata-rata yang diraih oleh siswa kelas
dang pendidikan dilakukan dalam upaya pe X SMA Muhammadiyah masih belum optimal
ningkatan kualitas pendidikan seiring dengan dan tergolong rendah. Persentase rata-rata hasil
kebutuhan zaman. Upaya tersebut dilakukan belajar siswa menunjukkan bahwa nilai hasil
agar terwujudnya tujuan dari pendidikan yaitu ujian semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016
untuk meningkatkan kualitas SDM agar mampu masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Mini
mengembangkan potensi yang dimiliki secara mum (KKM) yaitu 70. Persentase hasil belajar
optimal. Tujuan dari pendidikan ini seperti ter siswa yang mencapai nilai di atas KKM atau
tuang dalam Pasal 1, Undang-Undang Nomor ≥70 yaitu 13,90% yang berjumlah 77 siswa
20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan dan sisanya 86,10% yang berjumlah 477 siswa
Nasional yaitu. masih di bawah nilai KKM dengan total siswa
Pendidikan adalah usaha sadar terencana berjumlah 554 siswa, hal ini berarti hasil belajar
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses siswa masih tergolong rendah.
pembelajaran agar siswa dapat secara aktif me Berdasarkan pra penelitian di SMA Muham
ngembangkan potensi dirinya untuk memiliki madiyah 1 Karanganyar, melalui wawancara
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian guru, bahwa bahan ajar yang digunakan oleh
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, siswa hanya berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, Siswa tidak diberikan bahan ajar lain seperti
masyarakat, bangsa, dan negara. modul, buku paket, handout, brosur, dan leaflet
Pendidikan juga berperan penting dalam sebagai sumber belajar dalam kegiatan belajar
mengembangkan potensi manusia yaitu berupa siswa. LKS juga belum bisa mengembangkan
kualitas diri manusia. Hal ini seperti tertuang diri siswa dalam mengembangkan pengetahuan
dalam BAB II Pasal 3, Undang-Undang Nomor 20 dan keterampilan berpikir sehingga siswa masih
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kesulitan dalam menyelesaikan persoalan
yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional yang diajukan kepadanya. Siswa juga masih
berfungsi mengembangkan kemampuan dan ketergantungan terhadap siswa yang lain dalam
membentuk watak serta peradaban bangsa ser kegiatan belajar. Selain itu, terdapat beberapa
ta bertujuan untuk mengembangkan potensi kelemahan yang dimiliki oleh LKS, yaitu LKS
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan kurang menarik karena dicetak menggunakan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber kertas buram dan hanya terdapat warna pada
akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, sampul, materi yang disajikan masih terlalu
mandiri, dan menjadi warga negara yang demo banyak dengan penjelasan yang kurang terarah
kratis serta bertanggung jawab. Oleh karena pada topik bahasan, bahasa yang digunakan
itu, fungsi pendidikan memberikan dampak membuat siswa sulit memahaminya, terdapat
dalam meningkatkan kualitas diri siswa melalui banyak soal baik pilihan ganda dan uraian
86
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
yang hanya melatihkan segi kognitif siswa, Proses pembelajaran harus mengintegrasi
sehingga keterampilan berpikir siswa belum kan bahan ajar dengan strategi pembelajaran
dapat terpenuhi, dan tidak adanya peta konsep. yang dilakukan oleh guru sebagai peningkatan
Oleh karena itu, diperlukan sumber belajar lain keaktifan siswa dalam menyerap ilmu pengeta
yang mampu meningkatkan pemahaman dan huan. Bahan ajar yang diintegrasikan dengan
kemampuan berpikir siswa dalam mempelajari strategi pembelajaran yang sesuai akan mem
materi pelajaran. Salah satu sumber belajar buat pembelajaran lebih aktif, menarik, dan
tersebut yaitu modul pembelajaran yang mampu menyenangkan yang membuat siswa lebih
memberikan kesempatan kepada siswa dalam fokus dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bertolak belakang dengan situasi dalam proses
dalam menyerap materi pelajaran dalam modul. pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1
Bahan ajar berupa modul dapat memberikan Karanganyar. Berdasarkan hasil wawancara yang
pengalaman dalam belajar yang direncanakan dilakukan kepada wakil kepala sekolah bidang
dan dirancang secara sistematis untuk mencapai kurikulum dan beberapa guru ekonomi di SMA
tujuan belajar. Perencanaan dan perancangan Muhammadiyah 1 Karanganyar menunjukkan
modul harus merangsang siswa agar secara aktif bahwa guru tidak mengikuti perkembangan
memiliki keinginan untuk mempelajari materi zaman yang saat ini pembelajaran sudah ber
modul tersebut dalam kegiatan belajar di kelas. orientasi pada siswa bukan berorientasi pada
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Guru juga belum memahami model-
guru dan siswa merupakan suatu proses interaksi model pembelajaran yang berorientasi pada
edukatif, dimana terjalin komunikasi timbal siswa, dimana siswa secara aktif mengikuti pem
balik yang memiliki tujuan dalam menyalurkan belajaran di kelas. Guru ekonomi dalam proses
dan menerima ilmu pengetahuan dalam pembelajaran masih menggunakan metode
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan belajar yang monoton, selama ini guru ekonomi
siswa. Interaksi edukatif ini dilakukan antara masih menggunakan metode ceramah. Padahal
guru dengan siswa, siswa dengan siswa yang lain, metode ceramah membuat materi pembelajaran
serta siswa dengan sumber belajar. yang disampaikan oleh guru tidak semua dapat
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaku diserap oleh siswa dengan baik dan optimal
kan terhadap guru dan wakil kepala sekolah dalam kegiatan belajarnya. Pembelajaran yang
bidang kurikulum di SMA Muhammadiyah 1 disampaikan oleh guru juga membuat siswa
Karanganyar, bahwa diketahui belum ada bahan pasif dalam pembelajaran di kelas. Kurangnya
ajar berupa modul sebagai salah satu sumber motivasi guru dalam mempelajari model-
belajar siswa. Modul pembelajaran merupakan model pembelajaran yang memberikan siswa
sumber informasi yang berisi materi-materi yang aktif dalam belajar membuat pembelajaran
harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Modul mem bosankan bagi siswa. Oleh karena itu,
pembelajaran juga menampilkan sosok utuh untuk menghindarinya maka guru harus krea
dari kompetensi yang nantinya akan dikuasai tif dalam menyusun strategi pembelajaran
siswa dalam kegiatan belajarnya. Keberadaan dengan memanfaatkan media dan sumber bela
modul pembelajaran sangat penting dalam jar. Guru dapat menggunakan sumber bela
menunjang keberhasilan belajar siswa. Oleh jar yang diintegerasikan dengan strategi pem
karena itu, diperlukan modul pembelajaran agar belajaran untuk memberikan daya tarik berupa
membuat siswa tertarik untuk mempelajari dan keingintahuan siswa untuk mempelajari materi
menguasai materi pelajaran sebagai upaya dalam pelajaran dan memberikan keaktifan siswa
peningkatan kualitas pembelajaran yang akan dalam belajar.
berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa. Pengembangan modul pembelajaran de
87
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
88
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
Substansi materi, penugasan, dan evaluasi bahwa hasil belajar ideal meliputi segenap
di dalam modul pembelajaran ini didesain ber ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
dasarkan beberapa prinsip pembelajaran inquiry pengalaman dan proses belajar peserta didik.
dari Hosnan (2014: 342) di antaranya berorientasi Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori
pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan
prinsip bertanya, prinsip belajar untuk berpikir, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat bakat,
dan prinsip keterbukaan. Modul pembelajaran penyesuaian sosial, macam-macam kete ram
ini dikemas dengan kerangka sebagai berikut: 1) pilan, cita-cita, keinginan, dan harapan. Hasil
halaman judul, 2) identitas modul pembelajaran, belajar merupakan satu kesatuan penilaian dari
3) kata pengantar, 4) daftar isi, 5) petunjuk kegiatan belajar siswa, baik dari ranah afektif,
penggunaan modul, 6) peta modul, 7) peta kognitif, dan psikomotorik.
kompetensi, 8) glosarium, 9) tujuan pembelajaran, Faktor-faktor yang memengaruhi belajar ada
10) deskripsi mengenai ruang lingkup materi dan beberapa jenis, tetapi dapat digolongkan menjadi
tujuan mempelajari modul, 11) uraian materi, 12) dua golongan, yaitu faktor Interen berupa faktor
rangkuman, 13) evaluasi, 14) daftar pustaka, dan jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan
15) kunci jawaban. dan faktor Eksteren berupa faktor keluarga,
faktor sekolah, faktor masyarakat (Slameto,
DESKRIPSI TEORITIK DAN 2003: 54-60).
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Konsep Belajar Model Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu faktor yang Menurut Hosnan (2014: 337) yang mende
memengaruhi dan berperan penting dalam fi
nisikan model pembelajaran adalah ke rang
pembentukan pribadi dan perilaku individu ka konseptual/operasional, yang melukiskan
(Rusman, 2013: 85). Perubahan sikap individu prosedur yang sistematis dalam meng orga
dalam bentuk perilaku dan kepribadian individu nisasikan pengalaman belajar untuk men ca
berlangsung dalam kegiatan belajar. Hal ini pai tujuan belajar tertentu dan berfungsi se
senada juga dengan yang disampaikan oleh bagai pedoman bagi para pengajar dalam
Trianto (2009: 19), bahwa belajar diartikan me rencanakan, dan melaksanakan aktivitas
sebagai proses perubahan perilaku tetap dari pembelajaran. Model pembelajaran yang di
belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham kembangkan oleh para ahli, di antaranya ter
menjadi paham, dari kurang terampil menjadi dapat model pembelajaran kooperatif, model
lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi pembelajaran konteksual, model pembelajaran
kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan inquiry, model pembelajaran quantum, model
maupun individu itu sendiri. pembelajaran terpadu, dan model Problem Based
Learning (PBL). Banyaknya model pembelajaran
Hasil Belajar dan Faktor-faktor tidak berarti semua pengajar bisa menerapkan
yang Mempengaruhinya untuk setiap mata pelajaran karena tidak semua
Hasil belajar merupakan bagian yang tidak model cocok untuk setiap topik atau mata pe
terpisahkan dalam proses pembelajaran. Me lajaran. Pengajar harus mempertimbangkan
nurut Rusman (2013: 123) menyatakan bahwa dalam memilih model pembelajaran yang cocok
hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang dan sesuai dengan topik mata pelajaran yang
diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, akan diberikan. Menurut Karwati dan Priansa
afektif, dan psikomotorik. Hal tersebut juga (2014: 248) yang menyatakan bahwa terdapat
senada dengan pendapat Syah dalam Karwati beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan
dan Priansa (2014: 214), mengungkapkan dalam pemilihan model pembelajaran di anta
89
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
ranya hasil (outcome), isi materi (content), kualitas modul, kehilangan fleksibilitas, integrasi
dan proses (process). Beberapa hal yang perlu kurikuler.
dipertimbangkan dalam memilih model/strategi
pembelajaran yaitu: 1) tujuan pembelajaran Pengembangan Modul
yang ingin dicapai, 2) sifat bahan/materi ajar, Hal pertama yang perlu dilakukan dalam
3) kondisi siswa, dan 4) ketersediaan sarana- pengembangan suatu modul adalah dengan
prasarana belajar (Sugiyanto, 2009: 4). menetapkan desain modul atau rancangan modul
pembelajaran tersebut. Kedudukan desain dalam
Modul Pembelajaran pengembangan modul adalah sebagai salah
Modul merupakan salah satu bentuk bahan satu komponen prinsip pengembangan yang
ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, mendasari dan memberi arah teknik dan tahapan
di dalamnya memuat seperangkat pengalaman penyusunan modul. Menurut Oemar dalam
belajar yang terencana dan didesain untuk Daryanto (2013: 11), mendefinisikan desain
membantu peserta didik menguasai tujuan bela adalah suatu petunjuk yang memberi dasar, arah,
jar yang spesifik (Daryanto, 2013: 9). Sedangkan tujuan, dan teknik yang ditempuh dalam memulai
menurut Surahman dalam Prastowo (2012: 105), dan melaksanakan suatu kegiatan.
modul adalah satuan program pembelajaran Berdasarkan desain modul yang telah di
terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik kembangkan, selanjutnya dilakukan penyu sun
secara perseorangan (self instructional). an modul. Menurut Daryanto (2013: 11-12),
Modul merupakan suatu paket dalam pro menyatakan bahwa proses penyusunan modul
gram pengajaran yang terdiri dari beberapa terdiri dari tiga tahapan pokok yaitu menetapkan
komponen yang berisi tujuan belajar, metode strategi pembelajaran dan media pembelajaran
belajar, alat atau media serta sistem evaluasi. Hal yang sesuai, memproduksi atau mewujudkan fisik
ini sejalan dengan pendapat Hamdani (2011: 219- modul, dan mengembangkan perangkat penilaian.
220) bahwa modul adalah sarana pembelajaran Menurut Daryanto (2013: 31) yang menya
dalam bentuk tertulis, atau cetak yang disusun takan bahwa pengembangan bahan ajar mandiri
secara sistematis, memuat materi pembelajaran, atau bisa disebut modul, langkah-langkah yang
metode, tujuan pembelajaranberdasarkan kom ditempuh adalah perencanaan, penulisan, review
petensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self dan revisi, dan yang terakhir finalisasi. Selain itu,
instructional), dan memberikan kesempatan ke sebuah modul dapat dikatakan sebagai bahan
pada siswa untuk menguji diri sendiri melalui ajar dimana pembacanya dapat belajar mandiri.
latihan yang disajikan dalam modul tersebut. Pengembangan modul harus diperhatikan prin
Tujuan penyusunan modul adalah menyediakan sip serta analisis kebutuhan dan kondisi ling
bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kuri kungannya supaya modul dapat benar-benar
kulum dengan mempertimbangkan kebutuhan bermanfaat bagi siswa. Pengembangan modul
siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan harus menarik sehingga mampu meningkat
karakteristik materi ajar dan karakteristik siswa, motivasi siswa dan efektif dalam mencapai kom
serta setting atau latar belakang lingkungan petensi yang diharapkan.
sosialnya (Hamdani, 2011: 220). Pembelajaran Guided Inquiry
Menurut Smaldino, Lowther, dan Russel Belajar merupakan suatu kebiasaan yang
(2014: 280) menyatakan bahwa terdapat memberikan perubahan perilaku siswa sebagai
keuntungan dan keterbatasan modul yaitu akibat adanya pengalaman dalam pembelajaran.
keuntungan modul diantaranya menentukan Guru harus mampu memberikan pengalaman
kecepatan sendiri, kemasan total, tervalidasi, yang variatif dalam setiap pembelajaran supa
sedangkan keterbatasan modul di antaraya ya memberikan pengalaman baru serta mem
90
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
buat kegiatan belajar lebih menarik dan me tuk mengemukakan ide atau gagasan yang di
nantang. Guru harus mampu mengelola dan milikinya, siswa mulai diajarkan untuk meng
memaksimalkan komponen-komponen yang analisis dan mencari kebenaran dari suatu ma
dibutuhkan dalam menunjang kualitas pem salah yang sedang dibahas, mampu berpikir
belajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu sistematis, terarah, dan mempunyai tujuan
menerapkan strategi dan metode belajar agar yang jelas, siswa mampu berpikir induktif, de
pembelajaran menjadi lebih kreatif dan tidak duktif, dan empiris rasional sehingga hal ini
membosankan. Strategi merupakan usaha untuk akan menyebabkan siswa memiliki kemampuan
memperoleh kesuksesan dan keberhasilan da dalam penalaran formal yang baik.
lam mencapai tujuan (Sujarwo, 2011: 81). Menurut Moore dalam Sujarwo (2011: 89)
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat menyatakan bahwa prosedur pembelajaran
digunakan oleh guru untuk membuat siswa ter inquiry meliputi, 1) identifikasi masalah (pro
libat secara aktif dalam pembelajaran adalah blem identification), 2) mengumpulkan data
dengan strategi pembelajaran guided inquiry. (data collection), 3) merumuskan hipotesis atau
Menurut Jauhar (2011: 69), definisi pendekatan asumsi (formulation of hyphotesis), 4) analisis
guided inquiry yaitu pendekatan inquiry di data dan materi (analysis data and material), 5)
mana guru membimbing siswa melakukan ke uji hipotesis, dan 6) membuat kesimpulan.
giatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan pada suatu diskusi. Pembelajaran Pengembangan Hipotesis
dengan pendekatan ini memposisikan guru se Berdasarkan pemaparan di atas, hipotesis
bagai fasilitator dalam membimbing siswa untuk dalam penelitian ini yaitu (1) Siswa yang belajar
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ber dengan menggunakan modul pembelajaran
langsung dalam kelas. Menurut Jauhar (2011: ekonomi berbasis guided inquiry mendapatkan
75) yang menyatakan bahwa tuju an utama hasil belajar yang lebih tinggi, dan (2) Modul
pembelajaran berbasis inquiry menurut National pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry
Research Council adalah a) mengembangkan ke efektif digunakan dalam proses pembelajaran
inginan dan motivasi siswa untuk mempelajari dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
prinsip dan konsep sains, b) mengembangkan
keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu METODOLOGI PENELITIAN
bekerja seperti layaknya seorang ilmuan, c) Tempat dan Waktu Penelitian
membiasakan siswa bekerja keras untuk mem Tempat penelitian merupakan suatu sumber
peroleh pengetahuan. untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan
Menurut Moore dalam Sujarwo (2011: 87) mengenai masalah yang akan diteliti. Penelitian
yang menyatakan bahwa pembelajaran inquiry ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1
memiliki tiga tingkatan yaitu: 1) guided inquiry, Karanganyar yang beralamat di Jln. Brigjen
2) modified inquiry, dan 3) open inquiry. Slamet Riyadi Karanganyar Ska. Penelitian pe
Menurut Hosnan (2014: 341) yang menya ngembangan ini akan dilaksanakan dari bulan
takan bahwa pembelajaran inquiry merupakan September 2015 sampai selesai.
rangkaian kegiatan pembelajaran yang mene Jenis Penelitian
kankan pada proses berpikir kritis dan analitis Jenis penelitian ini berupa penelitian pe
untuk mencari dan menemukan sendiri ja ngembangan (Research and Development). Meto
waban dari suatu masalah yang dipertanyakan. de penelitian dan pengembangan dapat diartikan
Menurut Hamdani (2011: 183) yang menyatakan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang,
bahwa model inquiry memiliki beberapa keun memproduksi, dan menguji validitas produk
tungan, yaitu Siswa memiliki kesempatan un yang telah dihasilkan (Sugiyono, 2015: 30). Pro
91
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
Tabel 1.2
Uji T-Test (Independent Samples Test) Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Independent Samples Test
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. Mean Std. Error
F Sig T df Lower Upper
(2-tailed) Difference Difference
Equal variances
.010 .923 1.652 79 .103 2.6493 1.6039 -.5432 5.8418
assumed
Nilai
Equal variances
1.655 78.928 .102 2.6493 1.6012 -.5379 5.8364
not assumed
Sumber: Hasil pengolahan data tahun 2016
92
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
bahwa nilai signifikansi uji-t adalah 0,103. Nilai Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik
berarti bahwa H0 tidak ditolak serta nilai thitung dari pada kelompok kontrol.
adalah sebesar 1,652< ttabel yaitu sebesar 1,98.
Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang Pembahasan
signifikan rata-rata hasil belajar siswa antara 1. Kevalidan Modul Pembelajaran Ekonomi
kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Berbasis Guided inquiry
a) Validasi ahli media
Tabel 1.3
Uji-t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Hasil penilaian modul pembe
Group Statistics lajaran ekonomi berbasis guided inquiry
Std. Std. Error oleh ahli media pembelajaran yaitu
Kelompok N Mean
Deviation Mean
dari indikator pada ukuran modul
Kontrol 42 82.17521 6.834718 1.094431
Nilai pem belajaran, desain sampul modul
Eksperimen 39 70.44841 6.583268 1.015820
Sumber: Hasil pengolahan data tahun 2016 pembelajaran, dan desain isi modul
pembelajaran. Skor total persentase
Berdasarkan tabel 1.3 di atas, dapat dilihat seluruh aspek penilaian dari hasil
bahwa nilai mean posttest kelompok eksperimen validasi ahli media adalah 98,28% de
adalah 82,175 dan nilai mean kelompok kontrol ngan kriteria sangat baik. Hal tersebut
adalah 70,448. Hal ini menunjukkan bahwa menggambarkan bahwa modul pembe
kelompok eksperimen lebih unggul dari pada lajaran ekonomi berbasis guided inquiry
kelompok kontrol. Namun untuk membuktikan efektif dan efisien digunakan dalam
apakah terdapat perbedaan yang signifikan proses pembelajaran serta menarik
antara hasil belajar kelompok kontrol dan untuk digunakan oleh siswa. Modul
kelompok eksperimen disajikan dalam tabel pembelajaran ekonomi berbasis guided
dibawah ini. inquiry memberikan karakteristik
Berdasarkan tabel 1.4 di bawah, dapat di yang komunikatif, memikat, mudah
lihat bahwa nilai signifikansi uji-t adalah 0,000. di
pa hami, dan penggunaan gambar
Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 yang rele
van dengan konsep dan ukuran
berarti bahwa H1 tidak ditolak serta nilai thitung proporsional, serta memiliki daya ta
adalah sebesar 7,853> ttabel yaitu sebesar 1,99. rik untuk siswa mempelajari modul
Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang pembelajaran sehingga mampu untuk
signifikan rata-rata nilai hasil belajar siswa antara mendorong rasa ingin tahu siswa untuk
Tabel 1.4
Uji T-test (Independent samples test) Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Independent Samples Test
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. Mean Std. Error
F Sig T df Lower Upper
(2-tailed) Difference Difference
Equal variances
.538 .465 7.864 79 .000 11.726801 1.491111 8.758819 14.694783
assumed
Nilai
Equal variances
7.853 78.013 .000 11.726801 1.493208 8.754061 14.699541
not assumed
Sumber: Hasil pengolahan data tahun 2016
93
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
94
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
95
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat coba dan penilaiaan mo dul baik dari ahli
dari hasil penilaian kognitif, afektif, dan maupun siswa yang meng hasilkan sumber
psikomotorik yang memperoleh hasil rata- belajar berupa modul pembelajaran ekonomi
rata penilaian kognitif sebesar 83,91 dengan berbasis guided inquiry.
kriteria sangat baik, hasil rata-rata peneliaian 2. Pengembangan modul pembelajaran ekonomi
afektif sebesar 80,38 dengan kriteria baik berbasis guided inquiry untuk meningkatkan
dan hasil rata-rata penilaian psikomotorik hasil belajar siswa yaitu dari sisi siswa, dapat
sebesar 82,23 dengan kriteria sangat baik, menciptakan suasana bela jar yang efektif
hal ini menunjukan bahwa penggunaan mo karena siswa aktif dalam melakukan kegiatan
dul pembelajaran ekonomi berbasis guided belajar dan siswa juga terdorong untuk
inquiry pada siswa memberikan respon yang melakukan diskusi dengan teman-teman
baik dan positif. Selain itu juga didukung dari kelasnya. Modul pembelajaran ini juga dapat
penilaian hasil belajar pada uji coba luas yang memberikan informasi secara kontekstual
didapatkan siswa pada saat pretest dengan rata- yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari
rata nilai sebesar 66,33 dan setelah melakukan yang tidak bisa diamati secara langsung oleh
pembelajaran dengan menggunakan modul siswa sehingga membantu siswa memahami
pembelajaran ekonomi berbasis guided konsep materi secara menyeluruh. Selain itu,
inquiry terdapat kenaikan rata-rata nilai dari sisi guru yaitu guru harus lebih kreatif
sebesar yaitu 77,44. Hal ini menunjukkan dalam penuangan ide dan gagasan dalam
bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa, penyampaian materi, guru dituntut harus bisa
kemudian diperkuat dengan hasil uji lapangan menggunakan dan mengembangkan sumber
tu pada saat pretest siswa memperoleh
yai belajar bagi siswa sehingga dapat menciptakan
ra
ta-rata nilai sebesar 52,24 dan setelah pembelajaran yang menarik, efektif, efisien,
melakukan pembelajaran menggunakan dan kondusif sehingga pembelajaran dapat
modul pembelajaran ekonomi berbasis diterima siswa dengan baik dan dapat
guided inquiry terdapat kenaikan rata-rata meningkatkan hasil belajar siswa.
nilai sebesar yaitu 82,17. Penggunaan modul
pembelajaran ekonomi berbasis guided Saran
inquiry sangat efektif dan menarik, terlihat a. Kepada pihak sekolah harus menyediakan
dari siswa yang banyak termotiviasi untuk sumber belajar yang memadai sehingga
mempelajari modul pembelajaran da lam dapat meningkatkan kreativitas guru dan
kegiatan belajarnya. Berdasarkan perhitungan siswa dalam pembelajaran serta dapat me
statistik menunjukkan terdapat perbedaan ningkatkan hasil belajar ekonomi, dan
yang signifikan nilai rata-rata hasil tes belajar sekolah hendaknya selalu merespon terhadap
pretest (sebelum tindakan) dan posttest perkembangan zaman dalam mem berikan
(setelah tindakan), sehingga H1 diterima fasilitas kepada guru untuk kreatif dan inovatif
dan H0 ditolak yang menunjukkan bahwa dalam mengembangkan sumber belajar bagi
modul pembelajaran ekonomi berbasis guided siswa.
inquiry efektif untuk mening katkan hasil b. Kepada guru, guru harus mengembangkan
belajar siswa. keprofesian dengan mengikuti pelatihan,
workshop pendidikan, sebagai upaya pening
Implikasi katan kualitas pengembangan diri dan guru
1. Pengembangan modul pembelajaran dibuat mampu membuat karya-karya inovatif
disesuaikan dengan kriteria pembuatan bahan pengembangan sumber belajar yang dapat
ajar dan melalui tahapan pengembangan uji memberikan kontribusi dalam peningkatan
96
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97
kualitas pembelajaran, dan guru dapat dan Russell, James D. 2014. Instructional
mengembangkan keberlanjutan modul Technology and Media For Learning (Teknologi
pembelajaran ekonomi berbasis guided Pembelajaran dan Media Untuk Belajar).
inquiry yang telah dikembangkan peneliti Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
untuk diperbaharui dan dikaji ulang agar Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran
materinya disesuaikan dengan perkembangan Inovatif. Surakarta: FKIP UNS.
zaman. Sujarwo. 2011. Model-Model Pembelajaran: Suatu
c. Kepada siswa, Siswa harus aktif dalam hal Strategi Mengajar. Yogyakarta: Venus Gold
mencari dan mempelajari secara man diri Press.
sumber belajar yang tersedia karena pem Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
belajaraan saat ini berorientasi pada siswa Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana Prenada
dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Media Group.
Siswa diharapkan mampu menguasai materi Karwati, E., dan Priansa, Donni J. 2014.
berdasarkan kemampuannya dalam berpikir Manajemen Kelas (Classroom Management):
dan membangun sendiri pengetahuan yang Guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif,
dimilikinya. Menyenangkan, dan Berprestasi. Bandung:
d. Kepada peneliti lain, penelitian ini dapat Alfabeta.
digunakan sebagai acuan untuk penelitian
yang sejenis dengan mengembangkan modul
pembelajaran, penelitian ini juga dapat
dikembangkan dengan menambah variabel
bebas lain dengan model pembelajaran lain
yang seimbang.
DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2013. Menyusun Modul : Bahan Ajar
Untuk Persiapan Guru Mengajar. Yogyakarta:
Gava Media.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar dan Mengajar.
Bandung: Pustaka Setia.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Kontekstual
dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem
dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik:
Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL).
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat
Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis
Komputer. Bandung: Alfabeta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L.,
97