Anda di halaman 1dari 14

www.jurnalmandiri.

com
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

issn : 2580-3220, e-issn : 2580-4588


J. Mandiri., Vol. 1, No. 1, Juni 2017 (85 - 97)
©2017 Lembaga Kajian Demokrasi
dan Pemberdayaan Masyarakat (LKD-PM)

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN EKONOMI BERBASIS GUIDED INQUIRY


UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X
SMA MUHAMMADIYAH 1 KARANGANYAR

Kusworo
Universitas Pamulang
kusworo1991@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis pengembangan modul pembelajaran ekonomi berbasis
guided inquiry untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar, (2)
menganalisis keefektifan penggunaan pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry untuk meningkatkan
hasil belajar siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. Penelitian pengembangan modul
pembelajaran ekonomi ini menggunakan prosedur Borg and Gall yang dimodifikasi menjadi 8 tahap.
Analis data yang digunakan selama pengembangan adalah analisis deskriptif, analisis kelayakan modul
berdasarkan skor kriteria, dan analisis hasil belajar siswa menggunakan t-test. Berdasarkan hasil analisis
deskriptif modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry disimpulkan bahwa validasi ahli media
sebanyak 98,28% dengan kriteria sangat baik, ahli materi 95,90% dengan kriteria sangat baik, dan ahli
praktisi sebanyak 95,90% dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil analisis uji keefektifan dengan
menggunakan software IBM SPSS 17 dengan rumus t-test, nilai thitung yang didapatkan dari posttest
kelas kontrol dan eksperimen adalah 7,853 dengan nilai ttabel adalah 1.980, dengan demikian thitung>
ttabel yang berarti peningkatan nilai hasil belajar ekonomi kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas
kontrol. Selanjutnya, didapatkan nilai signifikansi sebesar 0,000 <α (0,05), yang menunjukkan bahwa
H1 diterima berarti kelas eksperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa
modul pembelajaran ekonomi berbasis hasil pengembangan lebih meningkatkan hasil belajar ekonomi
siswa dibandingkan tanpa menggunakan modul pembelajaran berbasis guided inquiry. Kesimpulan.
Kesimpulannya adalah modul pembelajaran ekonomi berbasis ekonomi berbasis guided inquiry valid dan
efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Kata kunci: pengembangan modul, guided inquiry, hasil belajar.

PENDAHULUAN (SDM). Pembangunan nasional semata-mata


Latar Belakang bukan hanya pembangunan dalam bentuk pem­
Pendidikan memiliki peran penting da­ bangunan fisik, akan tetapi yang terpenting yaitu
lam pembangunan nasional karena sasaran pembangunan spiritual dan emosional yang
dari pendidikan yaitu berupaya dalam me­ secara bulat diartikan dalam pembangunan
ningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia manusia yang menjadi tugas utama bagi pen­

85
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

didikan. Selain itu, pendidikan juga lebih proses pembelajaran di sekolah. Upaya dalam
menekankan dalam meningkatkan SDM yang mengevaluasi proses pembelajaran yaitu melalui
berkualitas yang memiliki ilmu pengetahuan, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki
keterampilan, berbudi pekerti luhur, berakhlak siswa dari peningkatan hasil belajar.
mulia serta bertanggung jawab dalam upaya Berdasarkan studi pendahuluan yang
peningkatan kesejahteraan diri pada khususnya telah dilakukan pada siswa kelas X SMA
serta masyarakat dan negara pada umumnya. Muhammadiyah 1 Karanganyar tahun pelajaran
Oleh karena itu, perlunya peningkatan kualitas 2015/2016, didapatkan hasil belajar siswa yang
pendidikan dalam upaya meningkatkan pem­ belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari hasil
bangunan nasional. ujian semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016.
Pembaharuan dan perbaikan dalam bi­ Hasil belajar rata-rata yang diraih oleh siswa kelas
dang pendidikan dilakukan dalam upaya pe­ X SMA Muhammadiyah masih belum optimal
ningkatan kualitas pendidikan seiring dengan dan tergolong rendah. Persentase rata-rata hasil
kebutuhan zaman. Upaya tersebut dilakukan belajar siswa menunjukkan bahwa nilai hasil
agar terwujudnya tujuan dari pendidikan yaitu ujian semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016
untuk meningkatkan kualitas SDM agar mampu masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Mini­
mengembangkan potensi yang dimiliki secara mum (KKM) yaitu 70. Persentase hasil belajar
optimal. Tujuan dari pendidikan ini seperti ter­ siswa yang mencapai nilai di atas KKM atau
tuang dalam Pasal 1, Undang-Undang Nomor ≥70 yaitu 13,90% yang berjumlah 77 siswa
20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan dan sisanya 86,10% yang berjumlah 477 siswa
Nasional yaitu. masih di bawah nilai KKM dengan total siswa
Pendidikan adalah usaha sadar terencana berjumlah 554 siswa, hal ini berarti hasil belajar
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses siswa masih tergolong rendah.
pembelajaran agar siswa dapat secara aktif me­ Berdasarkan pra penelitian di SMA Muham­
ngembangkan potensi dirinya untuk memiliki madiyah 1 Karanganyar, melalui wawancara
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian guru, bahwa bahan ajar yang digunakan oleh
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, siswa hanya berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, Siswa tidak diberikan bahan ajar lain seperti
masyarakat, bangsa, dan negara. modul, buku paket, handout, brosur, dan leaflet
Pendidikan juga berperan penting dalam sebagai sumber belajar dalam kegiatan belajar
mengembangkan potensi manusia yaitu berupa siswa. LKS juga belum bisa mengembangkan
kualitas diri manusia. Hal ini seperti tertuang diri siswa dalam mengembangkan pengetahuan
dalam BAB II Pasal 3, Undang-Undang Nomor 20 dan keterampilan berpikir sehingga siswa masih
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kesulitan dalam menyelesaikan persoalan
yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional yang diajukan kepadanya. Siswa juga masih
berfungsi mengembangkan kemampuan dan ketergantungan terhadap siswa yang lain dalam
membentuk watak serta peradaban bangsa ser­ kegiatan belajar. Selain itu, terdapat beberapa
ta bertujuan untuk mengembangkan potensi kelemahan yang dimiliki oleh LKS, yaitu LKS
siswa agar menjadi manusia yang beriman dan kurang menarik karena dicetak menggunakan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber­ kertas buram dan hanya terdapat warna pada
akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, sampul, materi yang disajikan masih terlalu
man­diri, dan menjadi warga negara yang demo­ banyak dengan penjelasan yang kurang terarah
kratis serta bertanggung jawab. Oleh karena pada topik bahasan, bahasa yang digunakan
itu, fungsi pendidikan memberikan dampak membuat siswa sulit memahaminya, terdapat
dalam meningkatkan kualitas diri siswa melalui banyak soal baik pilihan ganda dan uraian

86
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

yang hanya melatihkan segi kognitif siswa, Proses pembelajaran harus mengintegrasi­
sehingga keterampilan berpikir siswa belum kan bahan ajar dengan strategi pembelajaran
dapat terpenuhi, dan tidak adanya peta konsep. yang dilakukan oleh guru sebagai peningkatan
Oleh karena itu, diperlukan sumber belajar lain keaktifan siswa dalam menyerap ilmu pengeta­
yang mampu meningkatkan pemahaman dan huan. Bahan ajar yang diintegrasikan dengan
kemampuan berpikir siswa dalam mempelajari strategi pembelajaran yang sesuai akan mem­
materi pelajaran. Salah satu sumber belajar buat pembelajaran lebih aktif, menarik, dan
tersebut yaitu modul pembelajaran yang mampu menyenangkan yang membuat siswa lebih
memberikan kesempatan kepada siswa dalam fokus dalam mengikuti pembelajaran. Hal ini
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan bertolak belakang dengan situasi dalam proses
dalam menyerap materi pelajaran dalam modul. pembelajaran di SMA Muhammadiyah 1
Bahan ajar berupa modul dapat memberikan Karang­anyar. Berdasarkan hasil wawancara yang
pengalaman dalam belajar yang direncanakan dilakukan kepada wakil kepala sekolah bidang
dan dirancang secara sistematis untuk mencapai kurikulum dan beberapa guru ekonomi di SMA
tujuan belajar. Perencanaan dan perancangan Muhammadiyah 1 Karanganyar menunjukkan
modul harus merangsang siswa agar secara aktif bahwa guru tidak mengikuti perkembangan
memiliki keinginan untuk mempelajari materi zaman yang saat ini pembelajaran sudah ber­
modul tersebut dalam kegiatan belajar di kelas. orientasi pada siswa bukan berorientasi pada
Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Guru juga belum memahami model-
guru dan siswa merupakan suatu proses interaksi model pembelajaran yang berorientasi pada
edukatif, dimana terjalin komunikasi timbal siswa, dimana siswa secara aktif mengikuti pem­
balik yang memiliki tujuan dalam menyalurkan belajaran di kelas. Guru ekonomi dalam proses
dan menerima ilmu pengetahuan dalam pembelajaran masih menggunakan metode
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan belajar yang monoton, selama ini guru ekonomi
siswa. Interaksi edukatif ini dilakukan antara masih menggunakan metode ceramah. Padahal
guru dengan siswa, siswa dengan siswa yang lain, metode ceramah membuat materi pembelajaran
serta siswa dengan sumber belajar. yang disampaikan oleh guru tidak semua dapat
Berdasarkan hasil wawancara yang dilaku­ diserap oleh siswa dengan baik dan optimal
kan terhadap guru dan wakil kepala sekolah dalam kegiatan belajarnya. Pembelajaran yang
bidang kurikulum di SMA Muhammadiyah 1 di­sampaikan oleh guru juga membuat siswa
Karanganyar, bahwa diketahui belum ada bahan pasif dalam pembelajaran di kelas. Kurangnya
ajar berupa modul sebagai salah satu sumber motivasi guru dalam mempelajari model-
belajar siswa. Modul pembelajaran merupakan model pembelajaran yang memberikan siswa
sumber informasi yang berisi materi-materi yang aktif dalam belajar membuat pembelajaran
harus dipelajari dan dikuasai oleh siswa. Modul mem­ bosankan bagi siswa. Oleh karena itu,
pembelajaran juga menampilkan sosok utuh untuk menghindarinya maka guru harus krea­
dari kompetensi yang nantinya akan dikuasai tif dalam menyusun strategi pembelajaran
siswa dalam kegiatan belajarnya. Keberadaan dengan memanfaatkan media dan sumber bela­
modul pembelajaran sangat penting dalam jar. Guru dapat menggunakan sumber bela­­
menunjang keberhasilan belajar siswa. Oleh jar yang diintegerasikan dengan strategi pem­
karena itu, diperlukan modul pembelajaran agar belajaran untuk memberikan daya tarik berupa
membuat siswa tertarik untuk mempelajari dan keingintahuan siswa untuk mempelajari materi
menguasai materi pelajaran sebagai upaya dalam pelajaran dan memberikan keaktifan siswa
peningkatan kualitas pembelajaran yang akan dalam belajar.
berakibat pada peningkatan hasil belajar siswa. Pengembangan modul pembelajaran de­

87
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

ngan pendekatan guided inquiry dalam pem­ Tujuan Pengembangan


belajaran ekonomi di SMA, bertujuan untuk Tujuan pengembangan ini mengacu pada
menumbuhkan kemampuan berpikir dalam latar belakang dan rumusan masalah pengem­
meningkatkan rasa ingin tahu siswa untuk me­ bangan. Adapun tujuan dari pengembangan ini
nguasai materi pelajaran. Pengembangan modul yaitu (1) menganalisis pengembangan modul
pembelajaran dengan diintegrasikan model pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry
pembelajaran dapat memberikan sumber belajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
yang inovatif bagi siswa, sehingga pembelajaran SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar, dan (2)
lebih menarik, menyenangkan membuat siswa menganalisis keefektifan penggunaan modul
semangat belajar serta dapat tercapai tujuan pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry
dari pembelajaran. Hal ini didukung dengan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas X
penelitian pengembangan yang telah dilakukan SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.
oleh Ikhsan (2015) dengan judul “Pengembangan
modul berbasis inkuiri terbimbing pada materi Perumusan Rumusan Masalah
sistem gerak manusia untuk meningkatkan 1. Bagaimanakah pengembangan modul pem­
hasil belajar siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1 belajaran ekonomi berbasis guided inquiry
Wera Kabupaten Bima Nusa Tenggara Barat”, untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
bahwa modul berbasis inkuiri terbimbing efektif X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar?
meningkatkan hasil belajar siswa dilihat dari 2. Bagaimanakah keefektifan penggunaan mo­
perbedaan hasil posttest antara kelas eksperimen dul pembelajaran ekonomi berbasis guided
dan kelas kontrol, hal ini ditunjukkan pada nilai inquiry untuk meningkatkan hasil belajar
posttest dengan Ftabel<Fhitung yaitu 2,30<24,9 siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1
dengan taraf signifikansinya 5%. Hal ini juga Karang­anyar?
didukung dengan penelitian yang telah dilakukan
oleh Sen, Yilmaz, and Geban (2015) yang berjudul Tujuan Pengembangan
“The Effects Of Process Oriented Guided Inquiry 1. Menganalisis pengembangan modul pem­
Learning Environment On Students’ Self-Regulated belajaran ekonomi berbasis guided inquiry
Learning Skills”, bahwa proses pembelajaran yang untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas
berorientasi pada pembelajaran Guided Inquiry X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.
dapat me­ ningkatkan pendekatan penguasaan 2. Menganalisis keefektifan penggunaan mo­
siswa, nilai tugas, pengawasan kepercayaan dul pembelajaran ekonomi berbasis guided
untuk belajar, berpikir kritis, rekan belajar dan inquiry untuk meningkatkan hasil belajar
pembelajaran guided inquiry lebih unggul dari siswa kelas X SMA Muhammadiyah 1
pembelajaran yang dirancang secara tradisional. Karang­anyar.
Oleh kare­na itu, Kebutuhan akan pengembangan
mo­dul pembelajaran ekonomi berbasis guided Spesifikasi Produk yang Diharapkan
inquiry sangat diperlukan untuk dilakukan Pengembangan modul pembelajaran ekono­
pengem­bangan dalam upaya peningkatan hasil mi berdasarkan pada analisis kebutuhuan yang
belajar siswa. diwujudkan ke dalam pengembangan desain
Berdasarkan uraian masalah tersebut, ma­ modul. Desain modul yang dimaksud bertujuan
ka peneliti tertarik untuk melakukan pene­ untuk mempermudah siswa dalam belajar, yang
tian dengan judul Pengembangan Modul
li­ diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan,
Pembelajaran Ekonomi Berbasis Guided Inquiry hasil belajar dan kompetensi siswa, sehingga
Untuk Meningkatkan Hasil belajar Siswa Kelas X dapat memberikan manfaat dalam kehidupan
SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar. sehari-hari.

88
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

Substansi materi, penugasan, dan evaluasi bah­wa hasil belajar ideal meliputi segenap
di dalam modul pembelajaran ini didesain ber­ ranah psikologis yang berubah sebagai akibat
dasarkan beberapa prinsip pembelajaran inquiry pengalaman dan proses belajar peserta didik.
dari Hosnan (2014: 342) di antaranya berorientasi Belajar tidak hanya penguasaan konsep teori
pada pengembangan intelektual, prinsip interaksi, mata pelajaran saja, tetapi juga penguasaan
prinsip bertanya, prinsip bela­jar untuk berpikir, kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat bakat,
dan prinsip keterbukaan. Modul pembelajaran penyesuaian sosial, macam-macam kete­ ram­
ini dikemas dengan ke­rang­ka sebagai berikut: 1) pilan, cita-cita, keinginan, dan harapan. Hasil
halaman judul, 2) identitas modul pembelajaran, belajar merupakan satu kesatuan penilaian dari
3) kata pengantar, 4) daftar isi, 5) petunjuk kegiatan belajar siswa, baik dari ranah afektif,
penggunaan modul, 6) peta modul, 7) peta kognitif, dan psikomotorik.
kompetensi, 8) glosarium, 9) tujuan pembelajaran, Faktor-faktor yang memengaruhi belajar ada
10) deskripsi mengenai ruang lingkup materi dan beberapa jenis, tetapi dapat digolongkan menjadi
tujuan mempelajari modul, 11) uraian materi, 12) dua golongan, yaitu faktor Interen berupa faktor
rangkuman, 13) evaluasi, 14) daftar pustaka, dan jasmaniah, faktor psikologis, faktor kelelahan
15) kunci jawaban. dan faktor Eksteren berupa faktor keluarga,
faktor sekolah, faktor masyarakat (Slameto,
DESKRIPSI TEORITIK DAN 2003: 54-60).
PENGEMBANGAN HIPOTESIS
Konsep Belajar Model Pembelajaran
Belajar merupakan salah satu faktor yang Menurut Hosnan (2014: 337) yang men­de­
memengaruhi dan berperan penting dalam fi­
nisikan model pembelajaran adalah ke­ rang­
pem­­bentukan pribadi dan perilaku individu ka konseptual/operasional, yang melu­kis­­kan
(Rusman, 2013: 85). Perubahan sikap individu prosedur yang sistematis dalam meng­ orga­
dalam bentuk perilaku dan kepribadian individu ni­sasikan pengalaman belajar untuk men­ ca­
berlangsung dalam kegiatan belajar. Hal ini pai tujuan belajar tertentu dan berfungsi se­
senada juga dengan yang disampaikan oleh bagai pedoman bagi para pengajar dalam
Trianto (2009: 19), bahwa belajar diartikan me­ rencanakan, dan melaksanakan aktivitas
sebagai proses perubahan perilaku tetap dari pembelajaran. Model pembelajaran yang di­
belum tahu menjadi tahu, dari tidak paham kem­bangkan oleh para ahli, di antaranya ter­
menjadi paham, dari kurang terampil menjadi dapat model pembelajaran kooperatif, model
lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi pembelajaran konteksual, model pembelajaran
kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan inquiry, model pembelajaran quantum, model
maupun individu itu sendiri. pembelajaran terpadu, dan model Problem Based
Learning (PBL). Banyaknya model pembelajaran
Hasil Belajar dan Faktor-faktor tidak berarti semua pengajar bisa menerapkan
yang Mempengaruhinya untuk setiap mata pelajaran karena tidak semua
Hasil belajar merupakan bagian yang tidak model cocok untuk setiap topik atau mata pe­
terpisahkan dalam proses pembelajaran. Me­ lajaran. Pengajar harus mempertimbangkan
nurut Rusman (2013: 123) menyatakan bahwa dalam memilih model pembelajaran yang cocok
hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang dan sesuai dengan topik mata pelajaran yang
diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, akan diberikan. Menurut Karwati dan Priansa
afektif, dan psikomotorik. Hal tersebut juga (2014: 248) yang menyatakan bahwa terdapat
senada dengan pendapat Syah dalam Karwati beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan
dan Priansa (2014: 214), mengungkapkan dalam pemilihan model pembelajaran di anta­

89
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

ranya hasil (outcome), isi materi (content), kualitas modul, kehilangan fleksibilitas, integrasi
dan proses (process). Beberapa hal yang perlu kurikuler.
dipertimbangkan dalam memilih model/strategi
pembelajaran yaitu: 1) tujuan pembelajaran Pengembangan Modul
yang ingin dicapai, 2) sifat bahan/materi ajar, Hal pertama yang perlu dilakukan dalam
3) kondisi siswa, dan 4) ketersediaan sarana- pengembangan suatu modul adalah dengan
prasarana belajar (Sugiyanto, 2009: 4). menetapkan desain modul atau rancangan mo­dul
pembelajaran tersebut. Kedudukan desain dalam
Modul Pembelajaran pengembangan modul adalah sebagai salah
Modul merupakan salah satu bentuk bahan satu komponen prinsip pengembangan yang
ajar yang dikemas secara utuh dan sistematis, mendasari dan memberi arah teknik dan tahapan
di dalamnya memuat seperangkat pengalaman penyusunan modul. Menurut Oemar dalam
belajar yang terencana dan didesain untuk Daryanto (2013: 11), mendefinisikan desain
membantu peserta didik menguasai tujuan bela­ adalah suatu petunjuk yang memberi dasar, arah,
jar yang spesifik (Daryanto, 2013: 9). Sedangkan tujuan, dan teknik yang ditempuh dalam memulai
menurut Surahman dalam Prastowo (2012: 105), dan melaksanakan suatu ke­giatan.
modul adalah satuan program pembelajaran Berdasarkan desain modul yang telah di­
terkecil yang dapat dipelajari oleh peserta didik kembangkan, selanjutnya dilakukan penyu­ sun­
secara perseorangan (self instructional). an modul. Menurut Daryanto (2013: 11-12),
Modul merupakan suatu paket dalam pro­ menyatakan bahwa proses penyusunan modul
gram pengajaran yang terdiri dari beberapa terdiri dari tiga tahapan pokok yaitu menetapkan
komponen yang berisi tujuan belajar, metode strategi pembelajaran dan media pembelajaran
belajar, alat atau media serta sistem evaluasi. Hal yang sesuai, memproduksi atau mewujudkan fisik
ini sejalan dengan pendapat Hamdani (2011: 219- modul, dan mengembangkan perangkat penilaian.
220) bahwa modul adalah sara­na pembelajaran Menurut Daryanto (2013: 31) yang menya­
dalam bentuk tertulis, atau cetak yang disusun takan bahwa pengembangan bahan ajar mandiri
secara sistematis, me­muat materi pembelajaran, atau bisa disebut modul, langkah-langkah yang
metode, tujuan pembelajaranberdasarkan kom­ ditempuh adalah perencanaan, penulisan, review
pe­tensi, petunjuk kegiatan belajar mandiri (self dan revisi, dan yang terakhir finalisasi. Selain itu,
instructional), dan memberikan kesempatan ke­ sebuah modul dapat dikatakan sebagai bahan
pa­da siswa untuk menguji diri sendiri melalui ajar dimana pembacanya dapat belajar mandiri.
latihan yang disajikan dalam modul tersebut. Pengembangan modul harus diperhatikan prin­
Tujuan penyusunan modul adalah menyediakan sip serta analisis kebutuhan dan kondisi ling­
bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kuri­ kungannya supaya modul dapat benar-benar
kulum dengan mempertimbangkan kebutuhan ber­manfaat bagi siswa. Pengembangan modul
siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan harus menarik sehingga mampu meningkat
karakteristik materi ajar dan karakteristik siswa, motivasi siswa dan efektif dalam mencapai kom­
serta setting atau latar belakang lingkungan petensi yang diharapkan.
sosialnya (Hamdani, 2011: 220). Pembelajaran Guided Inquiry
Menurut Smaldino, Lowther, dan Russel Belajar merupakan suatu kebiasaan yang
(2014: 280) menyatakan bahwa terdapat memberikan perubahan perilaku siswa sebagai
keuntungan dan keterbatasan modul yaitu akibat adanya pengalaman dalam pembelajaran.
keuntungan modul diantaranya menentukan Guru harus mampu memberikan pengalaman
kecepatan sendiri, kemasan total, tervalidasi, yang variatif dalam setiap pembelajaran supa­
sedangkan keterbatasan modul di antaraya ya memberikan pengalaman baru serta mem­

90
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

buat kegiatan belajar lebih menarik dan me­ tuk mengemukakan ide atau gagasan yang di­­
nan­tang. Guru harus mampu mengelola dan milikinya, siswa mulai diajarkan untuk meng­
memaksimalkan komponen-komponen yang analisis dan mencari kebenaran dari suatu ma­
dibutuhkan dalam menunjang kualitas pem­ salah yang sedang dibahas, mampu berpikir
belajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu sistematis, terarah, dan mempunyai tujuan
menerapkan strategi dan metode belajar agar yang jelas, siswa mampu berpikir induktif, de­
pembelajaran menjadi lebih kreatif dan tidak duktif, dan empiris rasional sehingga hal ini
membosankan. Strategi merupakan usaha untuk akan menyebabkan siswa memiliki kemampuan
memperoleh kesuksesan dan keberhasilan da­ dalam penalaran formal yang baik.
lam mencapai tujuan (Sujarwo, 2011: 81). Menurut Moore dalam Sujarwo (2011: 89)
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat menyatakan bahwa prosedur pembelajaran
digunakan oleh guru untuk membuat siswa ter­ inquiry meliputi, 1) identifikasi masalah (pro­
libat secara aktif dalam pembelajaran adalah blem identification), 2) mengumpulkan data
dengan strategi pembelajaran guided inquiry. (data collection), 3) merumuskan hipotesis atau
Menurut Jauhar (2011: 69), definisi pendekatan asumsi (formulation of hyphotesis), 4) analisis
guided inquiry yaitu pendekatan inquiry di­ data dan materi (analysis data and material), 5)
mana guru membimbing siswa melakukan ke­ uji hipotesis, dan 6) membuat kesimpulan.
giatan dengan memberi pertanyaan awal dan
mengarahkan pada suatu diskusi. Pembelajaran Pengembangan Hipotesis
dengan pendekatan ini memposisikan guru se­ Berdasarkan pemaparan di atas, hipotesis
bagai fasilitator dalam membimbing siswa untuk dalam penelitian ini yaitu (1) Siswa yang belajar
melaksanakan kegiatan pembelajaran yang ber­ dengan menggunakan modul pembelajaran
langsung dalam kelas. Menurut Jauhar (2011: eko­nomi berbasis guided inquiry mendapatkan
75) yang menyatakan bahwa tuju­ an utama hasil belajar yang lebih tinggi, dan (2) Modul
pembelajaran berbasis inquiry menurut National pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry
Research Council adalah a) mengembangkan ke­ efektif digunakan dalam proses pembelajaran
inginan dan motivasi siswa untuk mempelajari dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa.
prinsip dan konsep sains, b) mengembangkan
keterampilan ilmiah siswa sehingga mampu METODOLOGI PENELITIAN
be­kerja seperti layaknya seorang ilmuan, c) Tempat dan Waktu Penelitian
membiasakan siswa bekerja keras untuk mem­ Tempat penelitian merupakan suatu sumber
peroleh pengetahuan. untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan
Menurut Moore dalam Sujarwo (2011: 87) mengenai masalah yang akan diteliti. Penelitian
yang menyatakan bahwa pembelajaran inquiry ini dilakukan di SMA Muhammadiyah 1
memiliki tiga tingkatan yaitu: 1) guided inquiry, Karang­anyar yang beralamat di Jln. Brigjen
2) modified inquiry, dan 3) open inquiry. Slamet Riyadi Karanganyar Ska. Penelitian pe­
Menurut Hosnan (2014: 341) yang menya­ ngembangan ini akan dilaksanakan dari bulan
takan bahwa pembelajaran inquiry merupakan September 2015 sampai selesai.
rangkaian kegiatan pembelajaran yang mene­ Jenis Penelitian
kankan pada proses berpikir kritis dan analitis Jenis penelitian ini berupa penelitian pe­
untuk mencari dan menemukan sendiri ja­ ngembangan (Research and Development). Meto­
waban dari suatu masalah yang dipertanyakan. de penelitian dan pengembangan dapat diartikan
Menurut Hamdani (2011: 183) yang menyatakan sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang,
bahwa model inquiry memiliki beberapa keun­ memproduksi, dan menguji validitas produk
tungan, yaitu Siswa memiliki kesempatan un­ yang telah dihasilkan (Sugiyono, 2015: 30). Pro­

91
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

sedur pengembangan merupakan langkah- dua sampel independen.


langkah yang ditempuh dalam pengembangan ini
mengacu pada model tahapan penelitian metode Hasil Dan Pembahasan
Research and Development (R&D). Prosedur Hasil
pengembangan dalam penelitian ini mengacu Uji keefektifan sekaligus uji hipotesis dalam
pada prosedur pengembangan Borg and Gall penelitian ini menggunakan uji-t. Pengujian
yang dimodifikasi sampai pada tahap kedelapan. hipotesis dengan uji-t digunakan untuk menguji
keefektifan modul pembelajaran ekonomi
Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel berbasis guided inquiry. Kriteria yang digunakan
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dalam pengambilan hipotesis adalah tingkat α=
kelas X SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar 0,05. H0 ditolak jika signifikansi probabilitas (sig)
tahun pelajaran 2015/2016 yang berjumlah <α (0,050) dan jika taraf signifikansi probabilitas
554 siswa. Teknik pengambilan sampel da­ (sig)>α (0,050) maka H0 tidak ditolak. Hasil
lam penelitian ini adalah probality random uji keefektifan sekaligus uji hipotesis dalam
sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang penelitian ini adalah sebagai berikut.
memberikan peluang yang sama bagi setiap
Tabel 1.1
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi Uji-T Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
anggota sampel. Instrumen pengumpulan data Group Statistics
dalam penelitian ini terdiri dari lembar validasi, Std. Std. Error
Kelompok N Mean
angket, tes, dan lembar observasi. Deviation Mean
Kontrol 42 54.893 7.3663 1.1366
Nilai
Eksperimen 39 52.244 7.0430 1.1278
Teknik Analisis Data Sumber: Hasil pengolahan data tahun 2016
Analisis data digunakan untuk mengolah
data yang diperoleh setelah mengadakan pene­ Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat dilihat
litian, sehingga diperoleh kesimpulan ten­ bahwa nilai mean atau nilai rata-rata pretest
tang objek yang diteliti dalam keadaan yang kelompok eksperimen adalah 52,24 dan nilai
sebenarnya. Analisis data dalam penelitian ini mean kelompok kontrol adalah 54,89. Hal ini
meliputi (1) analisis data deskriptif yang erdiri menunjukkan bahwa kelompok kontrol lebih
dari analisis data validitas modul dari ahli dan unggul dari pada kelompok eksperimen, namun
analisis data angket dari siswa, (2) analisis statistik untuk membuktikan apakah terdapat perbedaan
inferensial yang terdiri dari (a) uji pasyarat yang signifikan antara hasil belajar kelompok
analisis berupa uji normalitas dan homogenitas, kontrol dan kelompok eksperimen disajikan da­
dan (b) uji keefektifan yang menggunakan T-test lam tabel di bawah ini.

Tabel 1.2
Uji T-Test (Independent Samples Test) Pretest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Independent Samples Test
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. Mean Std. Error
F Sig T df Lower Upper
(2-tailed) Difference Difference
Equal variances
.010 .923 1.652 79 .103 2.6493 1.6039 -.5432 5.8418
assumed
Nilai
Equal variances
1.655 78.928 .102 2.6493 1.6012 -.5379 5.8364
not assumed
Sumber: Hasil pengolahan data tahun 2016

92
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
bahwa nilai signifikansi uji-t adalah 0,103. Nilai Hal tersebut menunjukkan bahwa peningkatan
signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang hasil belajar kelompok eksperimen lebih baik
berarti bahwa H0 tidak ditolak serta nilai thitung dari pada kelompok kontrol.
adalah sebesar 1,652< ttabel yaitu sebesar 1,98.
Hal ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang Pembahasan
signifikan rata-rata hasil belajar siswa antara 1. Kevalidan Modul Pembelajaran Ekonomi
kelompok kontrol dan kelompok ekperimen. Berbasis Guided inquiry
a) Validasi ahli media
Tabel 1.3
Uji-t Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Hasil penilaian modul pembe­
Group Statistics lajaran ekonomi berbasis guided inquiry
Std. Std. Error oleh ahli media pembelajaran yaitu
Kelompok N Mean
Deviation Mean
dari indikator pada ukuran modul
Kontrol 42 82.17521 6.834718 1.094431
Nilai pem­­ belajaran, desain sampul modul
Eksperimen 39 70.44841 6.583268 1.015820
Sumber: Hasil pengolahan data tahun 2016 pem­­­be­lajaran, dan desain isi modul
pembelajaran. Skor total persentase
Berdasarkan tabel 1.3 di atas, dapat dilihat seluruh aspek penilaian dari hasil
bahwa nilai mean posttest kelompok eksperimen validasi ahli media adalah 98,28% de­
adalah 82,175 dan nilai mean kelompok kontrol ngan kriteria sangat baik. Hal tersebut
adalah 70,448. Hal ini menunjukkan bahwa menggambarkan bahwa modul pembe­
kelompok eksperimen lebih unggul dari pada lajaran ekonomi berbasis guided inquiry
kelompok kontrol. Namun untuk membuktikan efektif dan efisien digunakan dalam
apakah terdapat perbedaan yang signifikan proses pembelajaran serta menarik
antara hasil belajar kelompok kontrol dan un­tuk digunakan oleh siswa. Modul
kelompok eksperimen disajikan dalam tabel pembelajaran ekonomi berbasis guided
dibawah ini. inquiry memberikan karakteristik
Berdasarkan tabel 1.4 di bawah, dapat di­ yang komunikatif, memikat, mudah
lihat bahwa nilai signifikansi uji-t adalah 0,000. di­
pa­ hami, dan penggunaan gambar
Nilai signifikansi tersebut kurang dari 0,05 yang rele­
van dengan konsep dan ukuran
berarti bahwa H1 tidak ditolak serta nilai thitung pro­­porsional, serta memiliki daya ta­
adalah sebesar 7,853> ttabel yaitu sebesar 1,99. rik untuk siswa mempelajari modul
Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan yang pembelajaran sehingga mampu untuk
signifikan rata-rata nilai hasil belajar siswa antara mendorong rasa ingin tahu siswa untuk

Tabel 1.4
Uji T-test (Independent samples test) Posttest Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Independent Samples Test
Levene's Test for
t-test for Equality of Means
Equality of Variances
95% Confidence
Interval of the
Difference
Sig. Mean Std. Error
F Sig T df Lower Upper
(2-tailed) Difference Difference
Equal variances
.538 .465 7.864 79 .000 11.726801 1.491111 8.758819 14.694783
assumed
Nilai
Equal variances
7.853 78.013 .000 11.726801 1.493208 8.754061 14.699541
not assumed
Sumber: Hasil pengolahan data tahun 2016

93
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

giat dalam belajar. Berdasarkan validasi d) Validasi bahasa


ahli media pembelajaran, bahwa mo­ Hasil penilaian modul pembelajaran
dul pembelajaran ekonomi berbasis ekonomi berbasis guided inquiry oleh
guided inquiry tersebut valid dan dapat ahli bahasa yaitu persentase indikator
digunakan untuk pembelajaran. penilaian kelugasan, komunikatif, kese­
b) Validasi ahli materi suaiaan dengan tingkat perkembangan
Hasil yang diperoleh dari validasi siswa, keruntutan dan keterpaduan
ahli materi bahwa hasil penilaian ma­ alur pikir pada modul pembelajaran
teri dalam modul pembelajaran eko­ ekonomi berbasis guided inquiry,
nomi berbasis guided inquiry oleh peng­­­gunaan istilah, simbol atau ikon
ahli media pembelajaran yaitu aspek men­­dapatkan skor total 100% dengan
kelayakan isi, kelayakan penyajian, as­ kriteria sangat baik. Hal tersebut meng­
pek pendekatan pembelajaran, aspek gambarkan bahwa modul pembelajaran
kon­ sep pembelajaran, aspek proses ekonomi berbasis guided inquiry sudah
eva­luasi mendapatkan hasil 83,87% memenuhi kaidah penggunaan bahasa
dengan kriteria sangat baik. Hal ter­ yang baik dan benar. Oleh karena itu,
sebut menggambarkan bahwa materi penilaian ahli bahasa menyimpulkan
dalam modul pembelajaran ekonomi bah­wa modul pembelajaran ekonomi
ini sudah jelas tujuan pembelajarannya berbasis guided inquiry layak digunakan
dan relevansi tujuan pembelajaran tanpa revisi.
dengan silabus/kurikulum dikatakan 2. Kelayakan Modul Pembelajaran Ekonomi
baik dalam memberi motivasi belajar Berbasis Guided Inquiry
untuk siswa. Hasil yang diperoleh dari uji coba
c) Validasi praktisi terbatas mengenai modul pembelajaran
Hasil penilaian modul pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry pada siswa
ekonomi berbasis guided inquiry oleh kelas X semester genap melalui penerapan
guru ekonomi di SMA Muhammadiyah modul pembelajaran ekonomi berbasis
1 Karanganyar yaitu dari aspek penilaian guided inquiry dalam kegiatan belajar siswa
bahasa, aspek kelayakan isi, aspek ke­ yang dilakukan oleh peneliti dan guru
layakan penyajian, aspek penyajian bahwa modul pembelajaran tersebut dapat
pembelajaran guided inquiry, dan as­ digunakan dalam pembelajaran dan sesuai
pek manfaat belajar, mendapatkan dengan langkah-langkah pembelajaran
skor total dengan persentase 95,90% yang sudah ditentukan. Berdasarkan ha­
de­ngan kriteria sangat baik. Hal ter­ sil penilaian angket mengenai modul
sebut menggambarkan bahwa modul pem­ belajaran ekonomi berbasis guided
pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry yang dibagikan pada saat tahap uji
inquiry sudah sesuai dengan sum­ ber coba bahwa skor hasil angket tanggapan
belajar yang dibutuhkan dalam pem­ siswa dalam memberikan penilaian ter­
belajaran, dan memudahkan siswa kait aspek tampilan pada modul pem­
da­lam menguasai materi pelajaran. belajaran ekonomi berbasis guided inquiry
Oleh karena itu, praktisi memberikan mendapatkan skor mencapai 88,00% de­
kesimpulan bahwa pengembangan mo­ ngan kriteria sangat baik, untuk aspek
dul pembelajaran ekonomi berbasis penyajian materi mendapatkan skor
guided inquiry ini valid dan dapat di­ nilai 81,17% dengan kriteria sangat baik,
gunakan. untuk aspek pembelajaran guided inquiry

94
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

mendapatkan skor mencapai 81,48%, dan pembelajaran ekonomi berbasis guided


aspek manfaat mendapatkan skor nilai inquiry efektif untuk meningkatkan hasil
82,67%, sehingga dapat disimpulkan bahwa belajar siswa.
siswa memberikan tanggapan yang positif
terhadap modul pembelajaran ekonomi KESIMPULAN DAN SARAN
berbasis guided inquiry dengan nilai total Kesimpulan
kelayakan mencapai 82,99% dengan ka­ Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
tegori sangat baik. Hal ini berarti modul ditarik kesimpulan sebagai berikut.
pembelajaran ekonomi berbasis guided 1. Pengembangan modul pembelajaran eko­
inquiry valid untuk digunakan. nomi berbasis guided inquiry untuk me­
3. Keefektifan Modul Pembelajaran Ekonomi ningkatkan hasil belajar siswa kelas X di SMA
Berbasis Guided Inquiry Muhammadiyah 1 Karanganyar meng­­hasilkan
Berdasarkan penilaian kognitif, afektif, modul pembelajaran eko­ no­mi berbasis
dan psikomotorik siswa menunjukan bah­ guided inquiry yang di­ awali dengan studi
wa penggunaan modul pembelajaran pendahuluan untuk menganalisis kebutuhan
eko­nomi berbasis guided inquiry sangat akan modul pem­be­lajaran ekonomi kemudian
efektif ditunjukkan dengan hasil rata-rata direncanakan pengembangan dalam bentuk
penilaian kognitif sebesar 83,91, hasil rata- desain awal. Setelah itu, desain awal tersebut
rata penilaian afektif sebesar 80,35 dan hasil divalidasi oleh ahli materi, ahli media, dan
rata-rata penilaian psikomotorik sebesar ahli praktisi untuk mengetahui kelayakan
82,17. Keefektifan tersebut diperkuat modul pembelajaran ekonomi berbasis guided
dengan hasil uji keefektifan mengenai mo­ inquiry. Pengembangan modul pembelajaran
dul pembelajaran ekonomi berbasis guided ekonomi berbasis guided inquiry juga telah
inquiry yang efektif meningkatkan hasil melalui tahap uji kelayakan yang direvisi ber­
belajar siswa. Pada tahap uji luas yang di­ dasarkan masukan dari siswa dan diskusi
da­pat­kan siswa saat dilakukan pretest men­ dengan guru. Modul pembelajaran ekonomi
dapatkan hasil dengan rata-rata nilai sebesar berbasis guided inquiry telah dinyatakan valid
66,33 dan setelah melakukan pembelajaran dan layak digunakan menurut ahli media
dengan menggunakan modul pembelajaran dengan persentase 98,28% de­ngan kategori
ekonomi berbasis guided inquiry terdapat sangat baik, menurut ahli ma­ teri dengan
kenaikan rata-rata nilai sebesar yaitu persentase 93,85% degan kate­gori sangat baik,
77,44. Hal ini menunjukkan bahwa adanya dan menurut ahli prak­tisi dengan persentase
peningkatan hasil belajar siswa. Pada tahap 95,90% dengan kate­ gori sangat baik. Oleh
uji lapangan ketika di lakukan pretest siswa sebab itu, dapat di­simpulkan bahwa modul
memperoleh rata-rata nilai sebesar 52,24 pembelajaran ekonomi berbasis guided inquiry
dan setelah melakukan proses pembelajaran valid dan layak untuk digunakan dalam proses
yang menerapkan modul pembelajaran pembelajaran sebagai upaya meningkatkkan
ekonomi berbasis guided inquiry terdapat hasil belajar siswa. Kevalidan tersebut juga
kenaikan nilai rata-rata yaitu menjadi 82,17. didukung dengan hasil uji kelayakan pada
Berdasarkan perhitungan statistik me­nun­ uji terbatas yang mendapatkan hasil 82,99%
jukkan terdapat perbedaan yang sig­ nifi­ dengan kategori sangat baik dan uji kelayakan
kan nilai rata-rata hasil tes belajar pretest pada uji luas mendapatkan hasil 85,59%
(sebelum tindakan) dan posttest (setelah dengan kriteria sangat baik.
tindakan), sehingga H1 diterima dan H0 2. Modul pembelajaran ekonomi berbasis
ditolak yang menunjukkan bahwa modul guided inquiry efektif untuk meningkatkan

95
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

hasil belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat coba dan penilaiaan mo­ dul baik dari ahli
dari hasil penilaian kognitif, afektif, dan maupun siswa yang meng­ hasilkan sumber
psikomotorik yang memperoleh hasil rata- belajar berupa modul pembelajaran ekonomi
rata penilaian kognitif sebesar 83,91 dengan berbasis guided inquiry.
kriteria sangat baik, hasil rata-rata peneliaian 2. Pengembangan modul pembelajaran eko­nomi
afektif sebesar 80,38 dengan kriteria baik berbasis guided inquiry untuk me­ningkatkan
dan hasil rata-rata penilaian psikomotorik hasil belajar siswa yaitu dari sisi siswa, dapat
sebesar 82,23 dengan kriteria sangat baik, menciptakan suasana bela­ jar yang efektif
hal ini menunjukan bahwa penggunaan mo­ karena siswa aktif dalam melakukan kegiatan
dul pembelajaran ekonomi berbasis guided belajar dan siswa juga terdorong untuk
inquiry pada siswa memberikan res­pon yang melakukan diskusi dengan teman-teman
baik dan positif. Selain itu juga didukung dari kelasnya. Modul pembelajaran ini juga dapat
penilaian hasil belajar pada uji coba luas yang memberikan informasi secara kontekstual
didapatkan siswa pada saat pretest dengan rata- yang sesuai dengan kehidupan sehari-hari
rata nilai sebesar 66,33 dan setelah melakukan yang tidak bisa diamati secara langsung oleh
pembelajaran dengan menggunakan modul siswa sehingga membantu siswa memahami
pembelajaran ekonomi berbasis guided konsep materi secara menyeluruh. Selain itu,
inquiry terdapat kenaikan rata-rata nilai dari sisi guru yaitu guru harus lebih kreatif
sebesar yaitu 77,44. Hal ini menunjukkan dalam penuangan ide dan gagasan dalam
bahwa adanya peningkatan hasil belajar siswa, penyampaian materi, guru dituntut harus bisa
kemudian diperkuat dengan hasil uji lapangan menggunakan dan mengembangkan sumber
tu pada saat pretest siswa memperoleh
yai­ belajar bagi siswa sehingga dapat menciptakan
ra­
ta-rata nilai sebesar 52,24 dan setelah pembelajaran yang menarik, efektif, efisien,
melakukan pembelajaran menggunakan dan kondusif sehingga pembelajaran dapat
modul pembelajaran ekonomi berbasis diterima siswa dengan baik dan dapat
guided inquiry terdapat kenaikan rata-rata meningkatkan hasil belajar siswa.
nilai sebesar yaitu 82,17. Penggunaan modul
pembelajaran ekonomi berbasis guided Saran
inquiry sangat efektif dan menarik, terlihat a. Kepada pihak sekolah harus menyediakan
dari siswa yang banyak termotiviasi untuk sumber belajar yang memadai sehingga
mempelajari modul pembelajaran da­ lam dapat meningkatkan kreativitas guru dan
kegiatan belajarnya. Berdasarkan perhitungan siswa dalam pembelajaran serta dapat me­
statistik menunjukkan terdapat perbedaan ningkatkan hasil belajar ekonomi, dan
yang signifikan nilai rata-rata hasil tes belajar sekolah hendaknya selalu merespon ter­hadap
pretest (sebelum tindakan) dan posttest perkembangan zaman dalam mem­ berikan
(setelah tindakan), sehingga H1 diterima fasilitas kepada guru untuk kreatif dan inovatif
dan H0 ditolak yang menunjukkan bahwa dalam mengembangkan sum­ber belajar bagi
modul pembelajaran ekonomi ber­basis guided siswa.
inquiry efektif untuk mening­ katkan hasil b. Kepada guru, guru harus mengembangkan
belajar siswa. keprofesian dengan mengikuti pelatihan,
workshop pendidikan, sebagai upaya pening­
Implikasi katan kualitas pengembangan diri dan guru
1. Pengembangan modul pembelajaran di­buat mampu membuat karya-karya inovatif
disesuaikan dengan kriteria pem­buatan bahan pengembangan sumber belajar yang dapat
ajar dan melalui tahapan pengembangan uji memberikan kontribusi dalam peningkatan

96
Jurnal Mandiri: Ilmu Pengetahuan, Seni, dan Teknologi, Vol. 1, No. 1, Juni 2017: 85 - 97

kualitas pembelajaran, dan guru dapat dan Russell, James D. 2014. Instructional
mengembangkan keberlanjutan modul Technology and Media For Learning (Teknologi
pembelajaran ekonomi berbasis guided Pembelajaran dan Media Untuk Belajar).
inquiry yang telah dikembangkan peneliti Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
untuk diperbaharui dan dikaji ulang agar Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran
materinya disesuaikan dengan perkembangan Inovatif. Surakarta: FKIP UNS.
zaman. Sujarwo. 2011. Model-Model Pembelajaran: Suatu
c. Kepada siswa, Siswa harus aktif dalam hal Strategi Mengajar. Yogyakarta: Venus Gold
mencari dan mempelajari secara man­ diri Press.
sumber belajar yang tersedia karena pem­ Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran
belajaraan saat ini berorientasi pada siswa Inovatif-progesif. Jakarta: Kencana Prenada
dan guru hanya berperan sebagai fasilitator. Media Group.
Siswa diharapkan mampu menguasai materi Karwati, E., dan Priansa, Donni J. 2014.
berdasarkan kemampuannya dalam berpikir Manajemen Kelas (Classroom Management):
dan membangun sendiri pengetahuan yang Guru Profesional yang Inspiratif, Kreatif,
dimilikinya. Menyenangkan, dan Berprestasi. Bandung:
d. Kepada peneliti lain, penelitian ini dapat Alfabeta.
digunakan sebagai acuan untuk penelitian
yang sejenis dengan mengembangkan modul
pembelajaran, penelitian ini juga dapat
dikembangkan dengan menambah variabel
bebas lain dengan model pembelajaran lain
yang seimbang.

DAFTAR PUSTAKA
Daryanto. 2013. Menyusun Modul : Bahan Ajar
Untuk Persiapan Guru Mengajar. Yogyakarta:
Gava Media.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar dan Mengajar.
Bandung: Pustaka Setia.
Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Kontekstual
dalam Pembelajaran Abad 21. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Jauhar, Mohammad. 2011. Implementasi Paikem
dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik:
Sebuah Pengembangan Pembelajaran Berbasis
Contextual Teaching and Learning (CTL).
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif Membuat
Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.
Rusman. 2013. Belajar dan Pembelajaran Berbasis
Komputer. Bandung: Alfabeta.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Smaldino, Sharon E., Lowther, Deborah L.,

97

Anda mungkin juga menyukai