Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan dasar merupakan awal untuk jenjang pendidikan selanjutnya,
dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseluruhan sistem pendidikan
nasional. Untuk meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah telah mencanangkan
pendidikan dasar 9 tahun, 6 tahun di tingkat Sekolah Dasar dan 3 tahun di tingkat
SLTP. Pendidikan dasar memberikan bekal dasar kepada siswa agar mampu
mengembangkan kehidupannya dan siap mengikuti pendidikan selanjutnya.
Dengan bekal ini diharapkan anak mampu mewujudkan dirinya sebagai pribadi,
anggota masyarakat, warga negara dan anggota umat manusia dalam
mengembangkan kehidupan disekitarnya.

1. Menanamkan kemampuan baca – tulis – hitung ( calistung ).


Kemampuan baca tulis hitung ( calistung ) merupakan prasyarat utama bagi setiap
orang untuk mampu hidup secara wajar dalam masyarakat yang selalu
berkembang.
2. Memberikan / menanamkan pengetahuan dan ketrampilan dasar yang bermanfaat
bagi siswa sesuai dengan perkembangannya.
Tekanan utama dalam tujuan ini adalah pengetahuan dan ketrampilan dasar.
3. Mempersiapkan anak untuk mengikuti pendidikan di SLTP.
Kegiatan yang berkaitan dengan tujuan ini dilaksanakan di kelas tinggi, terutama
kelas VI.
Dalam PP No. 19 tahun 2009 ujuan Pendidikan Nasional adalah menjamin
mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat Sedangkan tujuan
pendidikan di Sekolah Dasar mencakup dasar pembentukan dasar kepribadian
siswa sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan
dirinya (Agus Taufiq, 2011:1.13). Pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan

1
memiliki tujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik
untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan
warga negara. Salah satu perwujudannya melalui pendidikan brmutu pada setiap
jenjang pendidikan. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
memberikan kontribusi positif demi tercapainya masyarakat yang cerdas sesuai
yang diamanatkan dalam UUD 1945.
Mata pelajaran matematika, merupakan mata pelajaran yang membahas
masalah tentang kemampuan menambah, mengurangi, mengalikan, membagi,
mengukur dan memahami bentuk geometri, perlu diberikan kepada semua siswa
mulai dari jenjang sekolah dasar guna membekali siswa agar mampu berfikir
logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja sama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi di era globalisasi ini.
Dalam pembelajaran Matematika SD, agar bahan pengajaran yang
disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu
pembelajaran, juga pemilihan strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran yang menarik dan tepat dapat membantu penulis dan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Agar siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan dalam pelajaran
matematika, penulis dituntut mempunyai kompetensi terhadap tugasnya. Salah
satunya adalah penulis harus mampu menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan. Mengajak dan menjaga agar siswa
tetap belajar adalah tugas penulis dalam rangka menjaga semangat belajar siswa.
Tidak hanya terbatas pada seberapa materi yang dikuasainya, hal yang tidak kalah
penting untuk dikuasainya yaitu bagimana menggunakan suatu pendekatan
tertentu dalam proses pembelajaran. Memilih pendekatan pembelajaran yang tepat
dalam suatu proses belajar berarti penulis sedang mengatur strategi pembelajaran.
Adapaun yang dimaksud dengan strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus. Walaupun demikian masih banyak sekolah atau madrasah yang siswanya
tidak dapat mencapai KKM atau tuntas, meskipun penulis telah menggunakan

2
strategi pembelajaran dengan baik, dengan menggunakan metode dan alat peraga
yang diperlukan sesuai kebutuhan anak, tetapi hasil belajarnya masih rendah
terutama dalam pelajaran Matematika. Demikian juga hasil belajar yang dialami
siswa MI di mana penulis menjadi penulisnya juga mengalami hasil yang rendah
atau di bawah KKM.
Mengenai rendahnya hasil pembelajaran Matematika tentang pengukuran
satuan waktu yang kami lakukan, setelah dikoreksi hasil tes tertulis dari 20 siswa
kelas I yang mengikuti tes, 12 siswa (60%) belum memperoleh hasil yang
diharapkan (tuntas). Di MI penulis, Kriterira Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan untuk mata pelajaran Matematika adalah 70. Sehingga kalau nilai anak
kuranng dari 70 dinyatakan belum tuntas. Hal ini perlu mendapat perhatian serius
dari penulis. Penulis sebagai pelaku pendidikan harus bertanggung jawab untuk
memperbaiki agar pembelajaran dapat mencapai tujuan dengan baik.
Oleh sebab itu penulis melakukan refleksi, apa yang telah terjadi selama
pembelajaran. Sebab materi ini sebagai dasar untuk materi selanjutnya, sehingga
bila tidak segera dipecahkan akan semakin tidak baik hasil pembelajaran
selanjutnya.

1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah tersebut di atas, penulis melakukan refleksi dan
kolaborasi dengan teman sejawat, untuk mencari akar permasalahan. Dari
kegiatan tersebut , teridentifikasi permasalahan sebagai berikut :
a. Prestasi belajar rendah, karena siswa kurang bersemangat mengikuti
pembelajaran.
b. Siswa kurang lancar baca tulis, sehingga kesulitan waktu mengerjakan.
c. Siswa masih sering bermain sendiri.
d. Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan.

3
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi tersebut, penulis dan teman sejawat melakukan
analisa untuk mengatasi masalah-masalah tersebut :
1. Penulis kurang tepat dalam memilih media pembelajaran dan alat peraga
2. Penulis kurang tepat dalam memilih pendekatan pembelajaran
3. Penulis kurang melatih siswa dalam baca tulis
4. Penulis kurang memberi motivasi
5. Penulis tidak menggunakan metode yang bervariasi
6. Penulis kurang dalam memberi contoh/latihan.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Dari hasil identifikasi dan analisis, ditemukan beberapa masalah yang
harus dipecahkan. Untuk itu ditentukan alternatif pemecahan masalah-masalah
tersebut sebagai berikut :
1. Menggunakan media dan alat peraga harus sesuai dengan karakteristik siswa kelas
1.
2. Pendekatan pembelajaran yang digunakan ada unsur permainan dan
menyenangkan.
3. Metode yang digunakan lebih variatif supaya anak tidak bosan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dipilih alternatif untuk mengatasinya
dengan menggunakan metode demonstrasi. Dengan menggunakan metode
demonstrasi diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas I dalam
pelajaran Matematika.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah tersebut di atas, maka
rumusan masalah yang diajukan adalah “Apakah metode demonstrasi dalam
pembelajaran matematika tentang satuan waktu dapat meningkatkan prestasi
belajar siswa kelas I SDN 6 Kembiritan?

4
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Perbaikan dalam pembelajaran Matematika kelas I SDN 6 Kembiritan
bertujuan :
1. Mendeskripsikan cara yang paling efektif dalam pembelajaran Matematika
tentang satuan waktu.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika
3. Membangkitkan motivasi siswa dalam pelajaran Matematika

D. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas


Hasil dari perbaikan pembelajaran ini dimaksudkan bermanfaat bagi :
1. Penulis
a. Membantu penulis memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya
b. Meningkatkan profesionalisme penulis
c. Meningkatkan rasa percaya diri
d. Mengembangkan pengetahuan dan ketrampilan serta sebagai sarana untuk
menampilkan pembaharuan pembelajaran
2. Sekolah,
a sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah
b memiliki iklim pendidikan yang senantiasa kondusif
c mempunyai kesempatan besar untuk berubah secara komprehensif dan
menyeluruh
3. Lembaga lainnya,
a. Dengan adanya PTK kesalahan dalam proses pembelajaran, akan cepat dapat
dianalisis dan diperbaiki, sehingga dapat dijadikan acuan untuk pedoman dalam
proses pembelajaran selanjutnya.
b. Penulis yang terampil melkasanakan PTK akan selalu kritis terhadap hasil belajar
siswa, sehingga merasa diperhatikan penulis terutama hasil belajarnya.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar
Meningkatnya kualitas hidup seseorang, tidak lepas bagaimana dia belajar.
Belajar merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Tanpa belajar seseorang tidak
akan bisa mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih. Belajar tidak
dibatasi ruang dan waktu, bisa dilakukan di mana saj dan kapan saja. Dengan
belajar diharapkan akan terjadi perubahan dalam diri seseorang ke arah yang lebih
baik. Perubahan hasil belajar, terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan,
perubahan perilaku dan perbaikan kepribadian.
Menurut Agus Taufiq (2011:5.12) ada 9 prinsip belajar, yaitu :
1. Belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai manusia utuh.
2. Belajar sebagai proses terpadu harus memprioritaskan anak sebagai titik sentral.
3. Aktifitas pembelajaran yang diciptakan harus membuat anak terlibat sepenuh hati,
aktif menggunakan potensi yang dimilikinya.
4. Belajar sebagai proses terpadu tidak hanya dapat dilaksanakan secara individual
dan kompetitif melainkan juga dapat dilakukan secara kooperatif.
5. Pembelajaran yang diupayakan oleh penulis harus mendorong anak untuk belajar
secara terus menerus.
6. Pembelajaran di sekolah harus memberi kesempatan kepada setiap anak untuk
maju berkelanjutan sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kecepatan belajar
masing-masing.
7. Belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan fasilitas fisik dan
sekaligus dukungan sistem kebijakan yang kondusif.
8. Belajar sebagai proses terpadu, memungkinkan pembelajaran bidang studi
dilaksanakan secara terpadu.
9. Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan untuk menjalin hubungan yang
baik antara sekolah dan keluarga.

6
Sri Anitah (2008:2.6) menyatakan ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam
belajar yaitu :
1. Learning to know
Artinya belajar untuk mengetahui. Yang menjadi target dalam belajar adalah
adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa
untuk mengetahui dan memahami substansi yang dipelajarinya.
2. Learning to do
Artinya belajar untuk berbuat. Yang menjadi target dalam belajar adalah adanya
proses melakukan atau proses berbuat.
3. Learning to live together
Artinya belajar untuk hidup bersama. Yang menjadi target dalam belajar adalah
siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam
kelompok.
4. Learning to be
Artinya belajar untuk menjadi. Yang menjadi target dalam adalah mengantarkan
siswa menjadi individu yang utuh sesuai potensi, bakat, minat dan
kemampuannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses terpadu.
Ketika anak belajar, aspek fisiologis, intelektual, sosial, emosional dan moral
terlibat aktif serta dengan lainnya saling mempengaruhi. Sehingga dapat
mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri, yang mampu mengenal,
mengarahkan dan merencanakan dirinya.

1. Pengertian Hasil Belajar


Proses belajar terjadi karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai. Tujuan
yang dimaksud adalah berupa hasil belajar. Hasil belajar harus menunjukkan suatu
perubahan tingkah laku yang bersifat menetap, fungsional, positif dan disadari.
Perwujudan hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi. Untuk
itu diperlukan teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menilai secara
efektif proses dan hasil belajar.

7
Menurut Sri Anitah (2008:2.19) hasil belajar yang berkaitan dengan
kemampuan berfikir kritis dan ilmiah siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji
berdasarkan :
1. Kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau
diinformasikan.
2. Kemampuan mengidentifikasi atau membuat ssejumlah (sub-sub) pertanyaan
berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar.
3. Kemampuan mengorganisasikan hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut
persamaan dan perbedaan.
4. Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.
H.M. Surya (2008:8.6) menyatakan hasil belajar ditandai dengan perubahan
tingkah laku secara keseluruhan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
meliputi aspek tingkah laku kognitif, konotatif, afektif atau motorik. Belajar yang
hanya menghasilkan perubahan satu atau dua aspek tingkah laku saja disebut
belajar sebagian dan bukan belajar lengkap.

2. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar


Ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan
menggunakan pendekatan sistem, Abin Syamsudin Makmun (1995)
mengemukakan ada 3 faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa di sekolah
yaitu :
a. Faktor Input (masukan) meliputi :
1) Raw input atau masukan dasar yang menggambarkan kondisi individual anak
dengan segala karakteristik fisik dan psikis yang dimilikinya.
2) Instrumentasl input (masukan instrumental), meliputi: penulis, kurikulum, materi
dan metode, sarana dan fasilitas.
3) Environmental input (masukan lingkungan), meliputi : lingkungan fisik,
geografis, sosial dan lingkungan budaya.
b. Faktor proses yang menggambarkan bagaimana ketiga jenis input yang saling
berinteraksi satu sama lain terhadap aktivitas belajar anak.

8
c. Faktor output adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi pada anak
setelah anak melakukan aktivitas belajar.

B. Pendekatan Pembelajaran Matematika


Untuk menjadi siswa yang kompeten, setiap siswa harus mengikuti proses
belajar. Dalam proses pembelajaran terdapat serangkaian kegiatan yang
memberikan pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan, ketrampilan
dan sikap.
Pembelajaran merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan atau
kompetensi yang harus dikuasai siswa. Proses pembelajaran perlu disesuaikan
dengan tingkat perkembangan siswa. Demikian pula pembelajaran pada kelas
rendah ( 1, 2, 3 ) tentu berbeda pembelajaran pada kelas tinggi ( 4, 5, 6 ).
Pembelajaran Matematika adalah proses pemberian pengalaman belajar
kepada peserta didik melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga
peserta didik memperoleh kompetensi bahan Matematika yang dipelajari. Menurut
Gatot Muhsetyo (2011:1.26) komponen yang menentukan ketercapaian
kompetensi adalah penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan :
1. Topik yang sedang dibicarakan
2. Tingkat perkembangan intelektual peserta didik
3. Prinsip dan teori belajar
4. Keterlibatan aktif peserta didik
5. Keterkaitan dengan kehidupan peserta didik sehari-hari
6. Pengembangan dan pemahaman penalaran matematika
Belajar Matematika merupakan proses di mana siswa secara aktif
mengkonstruksikan pengetahuan matematikanya. Salah satu filsafat yang banyak
mempengaruhi pendidikan khususnya pelajaran Matematika adalah aliran
konstrukstivisme. Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil konstruksi atau
bentukan sendiri.
Para ahli kontruktivisme, salah satunya Piaget, ketika siswa mencoba
menyelesaikan pembelajaran di kelas, maka pengetahuan Matematika

9
dikonstruksikan secara aktif. Karena pelajaran Matematika menekankan hasil
konstruksi atau bentukan sendiri, maka dipilih metode demonstrasi.
Materi pelajaran yang diajarkan dengan menerapkan metode demonstrasi yaitu
tentang satuan pengukuran waktu yang meliputi:
1. Menyebutkan hari dalam satu minggu
2. Menyebutkan nama-nama hari dalam satu minggu
3. Menyebutkan urutan hari-hari dalam satu minggu
4. Meyebutkan nama hari besok, kemarin atau beberapa hari lagi

C. Metode Demonstrasi
Karakteristik anak usia sekolah dasar adalah senang bermain, senang
bergerak, senang bekerja dalam kelompok serta senang melaksanakan sesuatu
secara langsung. Hal ini menuntut penulis sekolah dasar untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang bermuatan permainan, terutama siswa kelas rendah.
Penulis sebaiknya merancang model pembelajaran yang menyenangkan dan ada
unsur permainan di dalamnya, untuk itulah dipilih metode pembelajaran
demonstrasi. Metode pembelajaran demonstrasi merupakan pembelajaran yang
menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau
cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Untuk
tercapai kompetensi yang diharapkan dengan metode demonstrasi, penulis
dituntut menguasai bahan pelajaran serta mampu mengorganisasi kelas.
Menurut Sri Anitah (2008:5.25) demonstrasi semata-mata hanya digunakan
untuk :
1. Mengkonkretkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak
2. Mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat
3. Meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa digunakan
4. Membangkitkan minat menggunakan alat dan prosedur
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembelajaran dengan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan dibicarakan.

10
3. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa.
4. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan/atau bahan latihan) terhadap hasil
demonstrasi.
5. Kesimpulan.
Masih menurut Sri Anitah (2008:5.26) dalam metode demonstrasi tetap ada
keunggulan dan kelemahannya.
Keunggulan metode demonstrasi adalah :
1. Siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang sebenarnya.
2. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
3. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.
4. Dapat mengetahui hubungan yang struktural atau urutan objek.
5. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.
Sedangkan kelemahan dari metode demonstrasi adalah :
1. Hanya dapat menimbulkan cara berfikir konkret saja.
2. Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur, maka demonstrasi tidak
efektif.
3. Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya.
4. Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang
didemonstrasikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar demonstrasi dapat berjalan dengan optimal
adalah :
1. Bagi Penulis
a) Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik yang
diprkatikkan.
b) Mampu mengelola kelas dan menguasai siswa secara menyeluruh.
c) Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan.
d) Mampu melaksanakan penilaian proses.
2. Bagi Siswa
a) Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang
didemonstrasikan.
b) Memahami tujuan / maksud yang akan didemonstrasikan.

11
c) Mampu mengamati proses yang didemonstrasikan.
d) Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.

D. Metode Pembelajaran Demonstrasi


Pembelajaran kelas rendah ( 1, 2, 3 ) dilaksanakan berdasarkan rencana
yang yang dikembangkan oleh penulis. Proses pembelajaran dapat diarahkan
supaya siswa melakukan kegiatan kreativitas yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya. Karakteristik siswa kelas rendah ( 1, 2, 3 ) adalah senang
bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok serta senang
melaksanakan sesuatu secara langsung. Karena itu penulis dituntut mampu
melaksanakan pembelajaran yang bermuatan permainan. Untuk itu dipilih metode
demonstrasi, di mana siswa diajak keluar kelas dengan membentuk lingkaran
besar. Langkah-langkahnya adalah :
1. Penulis menyampaikan beberapa kartu yang berisikan beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review. Sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
2. Setiap siswa mandapat satu buah kartu
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang dipegang
4. Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocokdengan
kartunya ( soal jawaban)
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

Gambar 2.1
Gambar skenario pembelajaran metode demonstrasi

1 2 3 4 5

Kamis 6

12
Jumat
7

Sabtu Minggu Senin Selasa Rabu

Misalnya siswa mendapat kartu bertuliskan Rabu anak langsung menghitung


dengan jari Rabu berarti hari ke 4 kemudian mencari temannya yang memakai
kartu bertuliskan 4. Begitu juga sebaliknya siswa yang mendapat kartu bertuliskan
4 dia langsung menghitung hari ke empat jatuh hari apa? (hari Rabu) kemudian
mencari teman yang memakai kartu bertuliskan Jum’at, begitu juga sebaliknya.
6. Setelah satu bapak dicocok agar setiap siswa mendapat kartu yang berbeda.
7. Kesimpulan.
8. Penutup
Strategi pembelajaran demonstrasi ini mungkin dapat memecahkan masalah
rendahnya motivasi belajar siswa kelas 1 SDN 6 Kembiritan.
Selain pengaruh pada hasil pembelajaran metode demonstrasi juga,
meningkatkan proses pembelajaran. Sebagai contoh ketika menggunakan model
pembelajaran tradisional, siswa datang, duduk, diam catat, dan hafal. Seolah-olah
pembelajaran hanya oleh penulis.tetapi setelah menggunakan strategi
pembelajaran demonstrasi. Siswa tampak aktif menghitung jumlah hari,
menentukan urutan nama hari kemudian mencocokkan kartu miliknya dengan
kartu teman yang sesuai. Dan dirasakan anak belajar sambil bermain.
Dalam proses pembelajaran, ketetapan penulis dalam memilih strategi
pembelajaran merupakan salah satu kunci keberhasilan pembelajaran.

13
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas I SDN 6
Kembiritan Kabupaten Banyuwangi.

2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini berlangsung tanggal 13, 20 dan 27 Oktober
2019.

3. Mata Pelajaran
Dikarenakan penulis adalah penulis kelas 1, maka dalam melaksanakan
penelitian mengambil mata Matematika kelas 1 dengan tema diri sendiri. Standar
Kompetensi yang dipakai adalah pengukuran satuan waktu dengan materi
menghitung hari.

4. Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

No Hari/Tanggal Kelas Jam ke Mapel Siklus Ket


1 Kamis / 13 Okt 2019 I 1-2 Mat Pra
2 Kamis / 20 Okt 2019 I 1-2 Mat I
3 Kamis / 27 Okt 2019 I 1-2 Mat II

5. Karakteristik Siswa
Siswa Sekolah Dasar adalah anak-anak yang berusia antara 6 – 12 tahun.
Melihat batasan usia ini siswa SD tentu berbeda dengan siswa SLTP atau SLTA
baik dari segi fisik maupun mental. Menurut Piaget, anak usia SD berada dalam
taraf akhir masa pra operasional, masa operasi konkret serta pada tahap operasi

14
abstrak. Perbedaan kemampuan anak juga relatif besar, karena di SD semua anak
diterima masuk sekolah hanya berdasarkan patokan usia, tidak mengenal tingkat
kecerdasan dan status sosial.
Di tempat penulis mengajar juga tidak jauh berbeda, dari 20 anak kelas 1,
hanya 2 anak yang latar belakang pendidikan orangtuanya S1 dan berprofesi
sebagai penulis, yang lainnya buruh tani bahkan ada yang orangtuanya cerai dan
diasuh neneknya.
Melihat kondisi ini, sebagai penulis dituntut bisa merancang
pembelajaran secara efektif dengan suasana kondusif sehingga mampu
meningkatkan kualitas belajar para siswa sehingga dihasilkan pribadi yang
mandiri, pelajar yang efektif dan pekerja yang produktif.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Untuk memperjelas pelaksanaan perbaikan antar siklus, berikut ini adalah
gambar skenario pelaksanaan perbaikan pembelajaran.

15
Gambar 3.1
Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

16
1. Prosedur Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung dan dilaksanakan 1 pra siklus dan 2 siklus perbaikan.

a. Rencana Pembelajaran Pra Siklus


1) Perencanaan
a) Menyusun rencana pembelajaran
b) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
c) Membuat alat evaluasi
d) Pelaksanaan Tindakan
Pra pembelajaran dilaksanakan tanggal 13 Oktober 2019 dengan materi satuan
pengukuran waktu, dengan langkah-langkah seperti yang ada dalam Rencana
Pembelajaran yaitu :
a) Pendahuluan
 Memberi salam dan berdoa
 Mengabsen siswa
 Apersepsi, bertanya : Hari ini hari apa?
b) Kegiatan Inti
 Penulis memasang kalender dan bertanya dan bertanya 1 minggu ada berapa hari?
 Penulis menyuruh siswa menyebutkan nama-nama hari dalam 1 minggu.
 Penulis menjelaskan urutan hari dalam 1 minggu.
 Penulis menjelaskan nama-nama hari yang tidak berurutan. Misalnya hari ini,
besok, kemarin.
c) Kegiatan Akhir
 Penulis memberi tes pormatif
 Penulis mengoreksi hasil tes

2) Refleksi
Dengan melihat hasil tes yang jauh dari harapan, dari 20 anak yang
mengerjakan soal yang mengerjakan soal, setelah dikoreksi hanya 3 (15%) anak

17
yang nilainya tuntas, 17 anak (85%) nilainya di bawah rata-rata, penulis
melakukan refleksi, mencari penyebabnya. Hal-hal yang diduga menjadi
penyebab adalah :
a) Pembelajaran bersifat monoton, penulis banyak ceramah sehingga anak mudah
bosan.
b) Metode yang digunakan tidak sesuai untuk anak kelas 1.
c) Penulis tidak menggunakan alat peraga yang menarik.
Karena alasan-alasan tersebut penulis melakukan perbaikan pembelajaran pada
siklus 1.

Tabel 3.1

Lembar Observasi Pembelajaran


Pra Siklus
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pengukuran Satuan Waktu
Kelas/Semester : I/I
Hari/Tanggal : Senin / 14 Oktober 2019
berilah tanda ( v ) pada masing-masing aspek kemunculannya!
No Aspek Yang Diobservasi Kemunculan Keterangan
1 2 3 4 5
1. Cara penulis melaksanakan KBM Sangat kurang
Memulai KBM v Kurang
b. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan v Sedang
dengan isi pelajaran Baik
Melaksanakan KBM dengan urutan yang jelas v Sangat baik
d. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien v
Memotivasi keterlibatan siswa dalam KBM v
Menanggapi pertanyaan dan respon siswa v
g. Menumbuhkan kepercayaan diri siswa v
h. Melaksanakan evaluasi dan menutup KBM v
2. Sarana/Prasarana dalam KBM
Adanya media pembelajaran dalam KBM v
b. Memilih alat bantu yang sesuai v
Ketrampilan mendemonstrasikan alat v
d. Membimbing siswa dalam diskusi v
Mengembangkan pemahaman konsep v
Suasana kelas kondusif v
g. Komunikasi penulis dan siswa v
3. Siswa

18
Antusias dalam mengikuti pelajaran v
b. Semangat dalam kegiatan diskusi v
Pengelolaan waktu dalam evaluasi v
d. Perhatian dalam mendengarkan keterangan v
Jumlah
b. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
1) Perencanaan
a) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
b) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
c) Membuat alat evaluasi
d) Mempersiapkan pedoman pengamatan

2) Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2019 dengan materi
pengukuran satuan waktu. Langkah-langkah yang diambil sesuai yang ada dalam
rencana pembelajaran seperti berikut :
1) Pendahuluan : terdiri dari salam, berdoa, absensi siswa
Siswa diajak keluar kelas lalu membentuk lingkaran besar
Apersepsi : penulis mengajukan pertanyaan : hari ini hari apa? Kemarin hari apa?
Besok hari apa?

2) Kegiatan Inti (40 menit)


a) Penulis bertanya kepada siswa jumlah hari dalam 1 minggu.
b) Penulis menyuruh siswa menyebutkan nama-nama hari dalam 1 minggu.
c) Penulis menjelaskan urut-urutan nama hari dalam 1 minggu.
d) Penulis menyuruh 7 anak untuk maju ke tengah kemudian berbaris, setiap anak
memakai kalung nama-nama hari.
e) Penulis menyuruh 1 anak lagi maju ke depan.
f) Anak berdiri lurus di depan anak yang memakai kalung Senin. Berarti hari ini hari
Senin. Untuk menentukan besok hari apa? Anak maju satu langkah, berarti besok
hari Selasa. Untuk menentukan kemarin hari apa? Anak mundur satu langkah,
berarti kemarin hari Minggu.

19
g) Penulis bertanya kepada siswa kalau ada yang belum jelas.
h) Siswa diajak masuk kelas kembali.

3) Kegiatan Akhir (20 menit)


a) Penulis membagi lembar tes formatif
b) Penulis mengoreksi hasil tes
c) Penulis menganalisa hasil tes

3) Pengamatan
Pengamatan oleh teman sejawat selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pengamatan meliputi aktivitas siswa dan penulis dengan
menggunakan lembar pengamatan. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa,
penulis, teman sejawat dan kepala sekolah. Jenis data yang diperoleh adalah
proses belajar mengajar dan nilai tes siswa.

Tabel 3.2

Lembar Observasi Pembelajaran


Siklus I
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pengukuran Satuan Waktu
Kelas/Semester : I/I
Hari/Tanggal : Senin / 21 Oktober 2019
berilah tanda ( v ) pada masing-masing aspek kemunculannya!
No Aspek Yang Diobservasi Kemunculan Keterangan
1 2 3 4 5
1. Cara penulis melaksanakan KBM Sangat kurang
Memulai KBM V Kurang
Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan V Sedang
dengan isi pelajaran Baik
k. Melaksanakan KBM dengan urutan yang jelas v Sangat baik
Mengelola waktu pembelajaran secara efisien v
m. Memotivasi keterlibatan siswa dalam KBM v
n. Menanggapi pertanyaan dan respon siswa v
o. Menumbuhkan kepercayaan diri siswa v
p. Melaksanakan evaluasi dan menutup KBM v
2. Sarana/Prasarana dalam KBM
h. Adanya media pembelajaran dalam KBM v

20
Memilih alat bantu yang sesuai v
Ketrampilan mendemonstrasikan alat v
k. Membimbing siswa dalam diskusi v
Mengembangkan pemahaman konsep v
m. Suasana kelas kondusif v
n. Komunikasi penulis dan siswa v
3. Siswa
Antusias dalam mengikuti pelajaran v
Semangat dalam kegiatan diskusi v
g. Pengelolaan waktu dalam evaluasi v
h. Perhatian dalam mendengarkan keterangan v
Jumlah
4) Refleksi
Penulis dan teman sejawat mendiskusikan hasil pembelajaran, dari hasil
diskusi muncul beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kekurangan pada
siklus I ini, yaitu :
a) Siswa tidak mempunyai buku sumber
b) Soal yang diberikan terlalu sulit
c) Bahasanya sulit dipahami siswa
Karena alasan tersebut maka diadakan perbaikan pembelajaran matematika
dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Selanjutnya penyempurnaan dari kekurangan siklus ini dilaksanakan pada siklus
II.

c. Rencana Pembelajaran Siklus II


1) Perencanaan
Penulis dan pengamat mendiskusikan tentang pelaksanaan rencana
pembelajaran dengan mengacu pada siklus pertama yang telah diperbaiki serta
menyampaikan alat-alat pendukung beserta lembar pengamat sebagai berikut :
a) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
b) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
c) Membuat alat evaluasi.
d) Mempersiapkan pedoman pengamatan.

21
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Perencanaan
Penulis dan pengamat mendiskusikan tentang pelaksanaan rencana
perbaikan pembelajaran siklus II dengan mengacu pada siklus I yang telah
diperbaiki serta menyampaikan alat-alat pendukung beserta lembar pengamatan
sbb :
(1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
(2) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
(3) Membuat alat evaluasi
(4) Mempersiapkan pedoman pengamatan

b) Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2019 dengan materi satuan
pengukuran waktu. Dalam pelaksanaan ini penulis dan pengamat melaksanakan
tindakan yang mengacu pada refleksi yang telah diperbaiki/disempurnakan.
(1) Pendahuluan : terdiri dari salam,berdoa, absensi siswa.
Siswa diajak keluar kelas dan membentuk lingkaran besar, memusatkan perhatian
siswa, memberi apersepsi dengan menyanyi lagu urutan nama-nama hari.
(2) Kegiatan inti ( 40 menit )
 Penulis menyiapkan beberapa kartu yang berisikan konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
 Setiap siswa mendapat satu buah kartu dipasang di dada.
 Setiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang cocok dengan kartunya
(soal jawaban).
 Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
 Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang
berbeda.
 Kesimpulan
 Penutup (siswa masuk kelas)
(3) Kegiatan Akhir (20 menit)

22
 Penulis membagi lembar hasil tes
 Penulis mengorkesi hasil tes
 Penulis menganalisis hasil tes

(4) Tindak lanjut


 Memberi perbaikan bagi siswa yang nilainya 70,00 ke bawah
 Memberi pengayaan bagi siswa yang nilainya 70,00 ke atas

c) Pengamatan
Penulis dan teman sejawat mengamati dampak pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, apakah telah sesuai dengan rencana, ada hambatan atau kendala
yang dihadapi siswa dan penulis.
Dalam pengumpulan data, instrumen observasi berupa lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sumber data
dalam penelitian ini adalah siswa, penulis, teman sejawat dan kepala sekolah.

Tabel 3.3
Lembar Observasi Pembelajaran
Siklus II
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pengukuran Satuan Waktu
Kelas/Semester : I/I
Hari/Tanggal : Kamis / 27 Oktober 2019
berilah tanda ( v ) pada masing-masing aspek kemunculannya!
No Aspek Yang Diobservasi Kemunculan Keterangan
1 2 3 4 5
1. Cara penulis melaksanakan KBM Sangat kurang
Memulai KBM v Kurang
b. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan v Sedang
dengan isi pelajaran Baik
Melaksanakan KBM dengan urutan yang jelas v Sangat baik
d. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien v
Memotivasi keterlibatan siswa dalam KBM v
Menanggapi pertanyaan dan respon siswa v
g. Menumbuhkan kepercayaan diri siswa v
h. Melaksanakan evaluasi dan menutup KBM v

23
2. Sarana/Prasarana dalam KBM
Adanya media pembelajaran dalam KBM v
b. Memilih alat bantu yang sesuai v
Ketrampilan mendemonstrasikan alat v
d. Membimbing siswa dalam diskusi v
Mengembangkan pemahaman konsep v
Suasana kelas kondusif v
g. Komunikasi penulis dan siswa v
3. Siswa
Antusias dalam mengikuti pelajaran v
b. Semangat dalam kegiatan diskusi v
Pengelolaan waktu dalam evaluasi v
d. Perhatian dalam mendengarkan keterangan v
Jumlah

d) Refleksi
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini, penulis dan
teman sejawat mendiskusikan hasil pembelajaran, jalannya pembelajaran,
peningkatan kemampuan berfikir siswa dan mengkaji ulang tentang kekurangan
dan kelebihan pada siklus ini. Pada siklus kedua ini dianggap sudah tidak ada
masalah dan hasilnya telah memenuhi standar peningkatan ketuntasan belajar
siswa dari 40% menjadi 85% dan prestasi belajar dari 12 siswa yang belum tuntas,
turun menjadi 2 siswa, hal ini disebabkan ke 2 siswa tersebut memang belum bisa
baca tulis dengan benar.
Temuan-temuan selama proses perbaikan pembelajaran adalah ke 2 siswa
yang belum tuntas prestasinya karena baca tulisnya belum lancar, ternyata bisa
menjawab dengan cepat waktu diberi soal / pertanyaan secara lesan.

C. Teknis Analisis Data


1. Rata-rata Nilai Siswa

∑x
Rata-rata = ∑n
Keterangan: ∑x = jumlah nilai siswa

∑n = jumlah siswa

24
2. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Siswa dinyatakan tuntas belajar bila telah mencapai hasil / nilai sesuai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan yaitu 70 untuk mata
pelajaran Matematika. Dinyatakan tuntas belajar bila di kelas tersebut 75% telah
mencapai KKM. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut :

∑ siswatuntasbelajar
P= ∑ siswa X100%

25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Tindakan Kelas


1. Pra Siklus
Hasil tes sebelum perbaikan digunakan untuk pedoman pelaksanaan perbaikan
pembelajaran. Hasil nilai tes siswa sebelum perbaikan dapat dilihat pada tabel di
bawah ini.

Tabel 4.1
Perolehan Nilai Sebelum Perbaikan Pembelajaran dan Prosentase

Nilai Banyak Siswa Prosentase

30 2 10%
40 4 20%
50 3 15%
60 3 15%
70 2 10%
80 5 25%
90 1 5%
100 0 0
Jumlah 20 100%
Rata-rata 57%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas mencapai
57dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 30, adapun tingkat ketuntasan
belajar baru mencapai 40%.

26
Bila digambar dalam grafik, bisa dilihat pada bawah ini.
Grafik 4.1
Nilai Evaluasi Siswa Sebelum Perbaikan
6

3
Banyak Siswa

0
30 40 50 60 70 80 90 100

Grafik 4.2
Prosentase Ketuntasan Hasil Tes Sebelum Perbaikan Pembelajaran.
30%

25%

20%

15%
Nilai Siswa

10%

5%

0%
30 40 50 60 70 80 90 100

27
2. Siklus I
Grafik diatas menunjukan bahwa ketuntasan belajar siswa masih sangat
rendah sebelum dilakukan perbaikan, penguasan materi pembelajaran tentang
satuan pengukuran waktu,yang mengenai urutan nama-nama hari dan menentukan
beberapa hari kemudian. Berdasarkan hasil tadi diatas perlu melakukan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran demonstrasi.
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21
Oktober 2019 dengan langkah-langkah sebagai berikut :

Perencanaan
1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
2) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
3) Membuat alat evaluasi
4) Mempersiapkan pedoman pengamatan

a. Pelaksanaan Tindakan
1) Pendahuluan : terdiri dari salam, berdoa, absensi siswa
Siswa diajak keluar kelas lalu membentuk lingkaran besar
Apersepsi : penulis mengajukan pertanyaan : hari ini hari apa? Kemarin hari apa?
Besok hari apa?

2) Kegiatan Inti (40 menit)


a) Penulis bertanya kepada siswa jumlah hari dalam 1 minggu.
b) Penulis menyuruh siswa menyebutkan nama-nama hari dalam 1 minggu.
c) Penulis menjelaskan urut-urutan nama hari dalam 1 minggu.
d) Penulis menyuruh 7 anak untuk maju ke tengah kemudian berbaris, setiap anak
memakai kalung nama-nama hari.
e) Penulis menyuruh 1 anak lagi maju ke depan.
f) Anak berdiri lurus di depan anak yang memakai kalung Senin. Berarti hari ini hari
Senin. Untuk menentukan besok hari apa? Anak maju satu langkah, berarti besok

28
hari Selasa. Untuk menentukan kemarin hari apa? Anak mundur satu langkah,
berarti kemarin hari Minggu.
g) Penulis bertanya kepada siswa kalau ada yang belum jelas.
h) Siswa diajak masuk kelas kembali.

3) Kegiatan Akhir (20 menit)


a) Penulis membagi lembar tes formatif
b) Penulis mengoreksi hasil tes
c) Penulis menganalisa hasil tes

Hasil tes formatif pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I untuk


mata pelajaran matematika dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2
Perolehan Nilai Perbaikan Siklus I dan prosentase

Nilai Banyak Siswa Prosentase

30 0 0%
40 2 10%
50 1 5%
60 3 15%
70 3 15%
80 5 25%
90 5 25%
100 1 5%
Jumlah 20 100%
Rata-rata 70%

29
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata mencapai 73 dengan
nilai tertinggi 100 dan terrendah 40. Adapun tingkat ketutasan belajar baru
mencapai 70%
Bila digambar dalam grafik, dapat dilihat di bawah ini
Grafik 4.3
Nilai Evaluasi Siswa Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus I
6

3
Banyak Siswa

0
30 40 50 60 70 80 90 100

30
Grafik 4. 4
Persentase Ketuntasan Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus I
30%

25%

20%

15%
Nilai Siswa

10%

5%

0%
30 40 50 60 70 80 90 100

2. Siklus II
Dalam perbaikan pembelajaran siklus I ini belum dapat dikatakan berhasil
karena nilai ketuntasan belajar siswa masih di bawah harapan 70% (14 siswa).
Karena itu masih perlu di lakukan perbaikan pembelajaran untuk mendapat hasil
yang lebih baik atau sesuai harapan.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan hari Kamis
tanggal 27 Oktober 2019 dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pendahuluan :
Terdiri dari salam,berdoa, absensi siswa.
Siswa diajak keluar kelas dan membentuk lingkaran besar, memusatkan perhatian
siswa, memberi apersepsi dengan menyanyi lagu urutan nama-nama hari.

b. Kegiatan inti ( 40 menit )

31
1) Penulis menyiapkan beberapa kartu yang berisikan konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu dipasang di dada.
3) Setiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang cocok dengan kartunya
(soal jawaban).
4) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
5) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang
berbeda.
6) Kesimpulan
7) Penutup (siswa masuk kelas)

c. Kegiatan Akhir (20 menit)


1) Penulis membagi lembar hasil tes
2) Penulis mengorkesi hasil tes
3) Penulis menganalisis
d. Tindak lanjut
1) Memberi perbaikan bagi siswa yang nilainya 7,00 ke bawah
2) Memberi pengayaan bagi sisw yang nilainya 7,00 ke atas

Tabel 4.3
Perolehan Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus II dan Prosentase

Nilai Banyak Siswa Prosentase


30 0 0%
40 0 0%
50 1 5%
60 1 5%
70 3 15%
80 5 25%
90 5 25%

32
100 5 25%
Jumlah 20 100%
Rata-rata 90%

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas mencapai 84
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50, adapun tingkat ketuntasan belajar
baru mencapai 90%.
Bila digambar dalam grafik, dapat dilihat di bawah ini.
Grafik 4.5
Nilai Evaluasi Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II
6

3
Banyak Siswa

0
30 40 50 60 70 80 90 100

33
Grafik 4.6
Prosentase Ketuntasan Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Silkus II
30%

25%

20%

15%
Nilai Siswa

10%

5%

0%
30 40 50 60 70 80 90 100

B. Pembahasan Hasil Penelitian Tindakan Kelas


Setelah pembelajaran berlangsung dan melihat hasi yang di peroleh siswa
dari setiap siklus maka dapat di jelaskan sebagai berikut:

1. Hasil Pembelajaran Awal


Dilihat dari hasil data yang pertama pembelajran masih kurang berhasil
karena banyak siswa yang mendapat nilai di bawah standar dan nilai rata-rata baru
57, siswa yang aktif 6 anak (30%) siswa yang tidak aktif 14 anak (70%). Hal ini
terjadi karena selama proses pembelajaran berlangsung, penulis lebih banyak
menggunakan metode ceramah, sehingga siswa cepat bosan. Apalagi siswa kela 1
yang masih suka bermain sendiri. Berdasarkan temuan-temuan tersebut penulis
perlu merubah strategi pembelajaran, yang tidak kalah penting adalah peningkatan
ketrampilan baca tulis hitung (calistung). Perubahan metode pembelajaran akan
dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran I/silkus I

34
2. Hasil Pembelajaran I/siklus I
Pada tahap ini siswa sudah ada kemajuan dalam pembelajaran yaitu nilai
yang diperoleh siswa rata-rata 73 ketuntasan 70%, siswa semakin banyak yang
aktif 15 anak (75%) siswa yang tidak aktif 5
anak (25%) semakin banyak siswa yang aktif karena pembelajaran ini di rasakan
anak menyenangkan walaupun sudah ada peningkatan penulis berhadap bahwa
ketuntasan yang diinginkan bisa lebih baik lagi. Oleh karena itu penulis perlu
mengoreksi pribadinya sendiri dalam proses pembelajaran. Akhirnya penulis
mengadakan perbaikan kembali dengan cara menekan penggunaan strategi
pembelajaran mencari pasangan secara optimal pada pembelajaran berikutnya.
Perbaikan pembelajaran ini di lakukan pada siklus II dengan harapan lebih jelas
dalam pemahaman materi pembelajaran tentang satuan pengukuran waktu
mengenai urutan nama-nama hari dan hasil ketuntasannya lebih meningkat lagi.

3. Hasil Pembelajaran II/siklus II


Setelah melaksanakan siklus II ternyata lebih meningkatkan hasil
pembelajaran dan siswa semakin jelas dalam hasil penerapan materi, terbukti nilai
rata-rata meningkat dari 73 menjadi 84 sehingga ketuntasannya mencapai 90%
siswa 100% semua siswa sangat aktif dalam proses pembelajaran. Mereka
berusaha dengan cepat menjodohkan kartu soal dan kartu jawaban, maka usaha
yang di lakukan penulis sudah cukup baik dan perbaikan ini di hentikan sampai di
sini. Masih ada 2 siswa yang belum tuntas hal ini disebabkan karena siswa
tersebut memang belum bisa membaca dan menulis dengan benar sehingga tidak
bisa menjawab soal maupun menjodohkan kartu soal dengan kartu jawaban.
Dari uraian tersebut terdapat manfaat dari perbaikan pembelajaran dengan strategi
pembelajaran demonstrasi diantaranya:
a. Proses pembelajaran siswa sudah berperan aktif
b. Siswa dalam mencari pasangan kartu soal atau jawaban tampak bersemangat dan
bergairah untuk segera menemukan pasangannya.
c. Hasil rata-rata siklus selalu meningkat.
d.

35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran,
selanjutnya ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran demostrasi merupakan metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya.
2. Dengan menggunakan metode demonstrasi, hasil belajar siswa setiap siklusnya
mengalami perubahan dan peningkatan. Hal ini terbukti dengan dicapainya hasil
tes pra siklus rata-rata prosentasi hanya 57% dan di akhir siklus II mencapai 90%.
3. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kompetensi siswa kelas 1
SDN 6 Kembiritan.

B. Saran
1. Dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan
berfikir siswa.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sebaiknya menggunakan metode yang
sesuai karakteristik mata pelajaran.
3. Penggunaan metode demonstrasi ternyata dapat meningkatkan kompetensi siswa.

36
DAFTAR PUSTAKA

Sri Anitah (2008) Metode demonstrasi . Jakarta


H.M. Surya (2008) Hasil belajar . Jakarta
Agus Taufiq (2011) prinsip belajar. Jakarta

37

Anda mungkin juga menyukai