PENDAHULUAN
1
memiliki tujuan untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik
untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat dan
warga negara. Salah satu perwujudannya melalui pendidikan brmutu pada setiap
jenjang pendidikan. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
memberikan kontribusi positif demi tercapainya masyarakat yang cerdas sesuai
yang diamanatkan dalam UUD 1945.
Mata pelajaran matematika, merupakan mata pelajaran yang membahas
masalah tentang kemampuan menambah, mengurangi, mengalikan, membagi,
mengukur dan memahami bentuk geometri, perlu diberikan kepada semua siswa
mulai dari jenjang sekolah dasar guna membekali siswa agar mampu berfikir
logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta mampu bekerja sama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola dan memanfaatkan informasi di era globalisasi ini.
Dalam pembelajaran Matematika SD, agar bahan pengajaran yang
disampaikan menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa, diperlukan alat bantu
pembelajaran, juga pemilihan strategi, pendekatan, metode dan teknik
pembelajaran yang menarik dan tepat dapat membantu penulis dan siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
Agar siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan dalam pelajaran
matematika, penulis dituntut mempunyai kompetensi terhadap tugasnya. Salah
satunya adalah penulis harus mampu menggunakan berbagai pendekatan
pembelajaran agar siswa tidak menjadi bosan. Mengajak dan menjaga agar siswa
tetap belajar adalah tugas penulis dalam rangka menjaga semangat belajar siswa.
Tidak hanya terbatas pada seberapa materi yang dikuasainya, hal yang tidak kalah
penting untuk dikuasainya yaitu bagimana menggunakan suatu pendekatan
tertentu dalam proses pembelajaran. Memilih pendekatan pembelajaran yang tepat
dalam suatu proses belajar berarti penulis sedang mengatur strategi pembelajaran.
Adapaun yang dimaksud dengan strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran
khusus. Walaupun demikian masih banyak sekolah atau madrasah yang siswanya
tidak dapat mencapai KKM atau tuntas, meskipun penulis telah menggunakan
2
strategi pembelajaran dengan baik, dengan menggunakan metode dan alat peraga
yang diperlukan sesuai kebutuhan anak, tetapi hasil belajarnya masih rendah
terutama dalam pelajaran Matematika. Demikian juga hasil belajar yang dialami
siswa MI di mana penulis menjadi penulisnya juga mengalami hasil yang rendah
atau di bawah KKM.
Mengenai rendahnya hasil pembelajaran Matematika tentang pengukuran
satuan waktu yang kami lakukan, setelah dikoreksi hasil tes tertulis dari 20 siswa
kelas I yang mengikuti tes, 12 siswa (60%) belum memperoleh hasil yang
diharapkan (tuntas). Di MI penulis, Kriterira Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan untuk mata pelajaran Matematika adalah 70. Sehingga kalau nilai anak
kuranng dari 70 dinyatakan belum tuntas. Hal ini perlu mendapat perhatian serius
dari penulis. Penulis sebagai pelaku pendidikan harus bertanggung jawab untuk
memperbaiki agar pembelajaran dapat mencapai tujuan dengan baik.
Oleh sebab itu penulis melakukan refleksi, apa yang telah terjadi selama
pembelajaran. Sebab materi ini sebagai dasar untuk materi selanjutnya, sehingga
bila tidak segera dipecahkan akan semakin tidak baik hasil pembelajaran
selanjutnya.
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah tersebut di atas, penulis melakukan refleksi dan
kolaborasi dengan teman sejawat, untuk mencari akar permasalahan. Dari
kegiatan tersebut , teridentifikasi permasalahan sebagai berikut :
a. Prestasi belajar rendah, karena siswa kurang bersemangat mengikuti
pembelajaran.
b. Siswa kurang lancar baca tulis, sehingga kesulitan waktu mengerjakan.
c. Siswa masih sering bermain sendiri.
d. Masih banyak siswa yang tidak memperhatikan.
3
2. Analisis Masalah
Berdasarkan identifikasi tersebut, penulis dan teman sejawat melakukan
analisa untuk mengatasi masalah-masalah tersebut :
1. Penulis kurang tepat dalam memilih media pembelajaran dan alat peraga
2. Penulis kurang tepat dalam memilih pendekatan pembelajaran
3. Penulis kurang melatih siswa dalam baca tulis
4. Penulis kurang memberi motivasi
5. Penulis tidak menggunakan metode yang bervariasi
6. Penulis kurang dalam memberi contoh/latihan.
4
C. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas
Perbaikan dalam pembelajaran Matematika kelas I SDN 6 Kembiritan
bertujuan :
1. Mendeskripsikan cara yang paling efektif dalam pembelajaran Matematika
tentang satuan waktu.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pelajaran Matematika
3. Membangkitkan motivasi siswa dalam pelajaran Matematika
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Meningkatnya kualitas hidup seseorang, tidak lepas bagaimana dia belajar.
Belajar merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Tanpa belajar seseorang tidak
akan bisa mengikuti perkembangan zaman yang semakin canggih. Belajar tidak
dibatasi ruang dan waktu, bisa dilakukan di mana saj dan kapan saja. Dengan
belajar diharapkan akan terjadi perubahan dalam diri seseorang ke arah yang lebih
baik. Perubahan hasil belajar, terwujud dalam bentuk perubahan pengetahuan,
perubahan perilaku dan perbaikan kepribadian.
Menurut Agus Taufiq (2011:5.12) ada 9 prinsip belajar, yaitu :
1. Belajar dapat membantu perkembangan optimal individu sebagai manusia utuh.
2. Belajar sebagai proses terpadu harus memprioritaskan anak sebagai titik sentral.
3. Aktifitas pembelajaran yang diciptakan harus membuat anak terlibat sepenuh hati,
aktif menggunakan potensi yang dimilikinya.
4. Belajar sebagai proses terpadu tidak hanya dapat dilaksanakan secara individual
dan kompetitif melainkan juga dapat dilakukan secara kooperatif.
5. Pembelajaran yang diupayakan oleh penulis harus mendorong anak untuk belajar
secara terus menerus.
6. Pembelajaran di sekolah harus memberi kesempatan kepada setiap anak untuk
maju berkelanjutan sesuai dengan potensi yang dimiliki dan kecepatan belajar
masing-masing.
7. Belajar sebagai proses yang terpadu memerlukan dukungan fasilitas fisik dan
sekaligus dukungan sistem kebijakan yang kondusif.
8. Belajar sebagai proses terpadu, memungkinkan pembelajaran bidang studi
dilaksanakan secara terpadu.
9. Belajar sebagai proses terpadu memungkinkan untuk menjalin hubungan yang
baik antara sekolah dan keluarga.
6
Sri Anitah (2008:2.6) menyatakan ada 4 pilar yang perlu diperhatikan dalam
belajar yaitu :
1. Learning to know
Artinya belajar untuk mengetahui. Yang menjadi target dalam belajar adalah
adanya proses pemahaman sehingga belajar tersebut dapat mengantarkan siswa
untuk mengetahui dan memahami substansi yang dipelajarinya.
2. Learning to do
Artinya belajar untuk berbuat. Yang menjadi target dalam belajar adalah adanya
proses melakukan atau proses berbuat.
3. Learning to live together
Artinya belajar untuk hidup bersama. Yang menjadi target dalam belajar adalah
siswa memiliki kemampuan untuk hidup bersama atau mampu hidup dalam
kelompok.
4. Learning to be
Artinya belajar untuk menjadi. Yang menjadi target dalam adalah mengantarkan
siswa menjadi individu yang utuh sesuai potensi, bakat, minat dan
kemampuannya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses terpadu.
Ketika anak belajar, aspek fisiologis, intelektual, sosial, emosional dan moral
terlibat aktif serta dengan lainnya saling mempengaruhi. Sehingga dapat
mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri, yang mampu mengenal,
mengarahkan dan merencanakan dirinya.
7
Menurut Sri Anitah (2008:2.19) hasil belajar yang berkaitan dengan
kemampuan berfikir kritis dan ilmiah siswa Sekolah Dasar, dapat dikaji
berdasarkan :
1. Kemampuan membaca, mengamati dan atau menyimak apa yang dijelaskan atau
diinformasikan.
2. Kemampuan mengidentifikasi atau membuat ssejumlah (sub-sub) pertanyaan
berdasarkan substansi yang dibaca, diamati dan atau didengar.
3. Kemampuan mengorganisasikan hasil-hasil identifikasi dan mengkaji dari sudut
persamaan dan perbedaan.
4. Kemampuan melakukan kajian secara menyeluruh.
H.M. Surya (2008:8.6) menyatakan hasil belajar ditandai dengan perubahan
tingkah laku secara keseluruhan. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar
meliputi aspek tingkah laku kognitif, konotatif, afektif atau motorik. Belajar yang
hanya menghasilkan perubahan satu atau dua aspek tingkah laku saja disebut
belajar sebagian dan bukan belajar lengkap.
8
c. Faktor output adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan terjadi pada anak
setelah anak melakukan aktivitas belajar.
9
dikonstruksikan secara aktif. Karena pelajaran Matematika menekankan hasil
konstruksi atau bentukan sendiri, maka dipilih metode demonstrasi.
Materi pelajaran yang diajarkan dengan menerapkan metode demonstrasi yaitu
tentang satuan pengukuran waktu yang meliputi:
1. Menyebutkan hari dalam satu minggu
2. Menyebutkan nama-nama hari dalam satu minggu
3. Menyebutkan urutan hari-hari dalam satu minggu
4. Meyebutkan nama hari besok, kemarin atau beberapa hari lagi
C. Metode Demonstrasi
Karakteristik anak usia sekolah dasar adalah senang bermain, senang
bergerak, senang bekerja dalam kelompok serta senang melaksanakan sesuatu
secara langsung. Hal ini menuntut penulis sekolah dasar untuk melaksanakan
kegiatan pembelajaran yang bermuatan permainan, terutama siswa kelas rendah.
Penulis sebaiknya merancang model pembelajaran yang menyenangkan dan ada
unsur permainan di dalamnya, untuk itulah dipilih metode pembelajaran
demonstrasi. Metode pembelajaran demonstrasi merupakan pembelajaran yang
menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objek atau
cara melakukan sesuatu sehingga dapat mempelajarinya secara proses. Untuk
tercapai kompetensi yang diharapkan dengan metode demonstrasi, penulis
dituntut menguasai bahan pelajaran serta mampu mengorganisasi kelas.
Menurut Sri Anitah (2008:5.25) demonstrasi semata-mata hanya digunakan
untuk :
1. Mengkonkretkan suatu konsep atau prosedur yang abstrak
2. Mengajarkan bagaimana berbuat atau menggunakan prosedur secara tepat
3. Meyakinkan bahwa alat dan prosedur tersebut bisa digunakan
4. Membangkitkan minat menggunakan alat dan prosedur
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembelajaran dengan metode
demonstrasi adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan alat bantu yang akan digunakan dalam pembelajaran.
2. Memberikan penjelasan tentang topik yang akan dibicarakan.
10
3. Pelaksanaan demonstrasi bersamaan dengan perhatian dan peniruan dari siswa.
4. Penguatan (diskusi, tanya jawab, dan/atau bahan latihan) terhadap hasil
demonstrasi.
5. Kesimpulan.
Masih menurut Sri Anitah (2008:5.26) dalam metode demonstrasi tetap ada
keunggulan dan kelemahannya.
Keunggulan metode demonstrasi adalah :
1. Siswa dapat memahami bahan pelajaran sesuai dengan objek yang sebenarnya.
2. Dapat mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
3. Dapat melakukan pekerjaan berdasarkan proses yang sistematis.
4. Dapat mengetahui hubungan yang struktural atau urutan objek.
5. Dapat melakukan perbandingan dari beberapa objek.
Sedangkan kelemahan dari metode demonstrasi adalah :
1. Hanya dapat menimbulkan cara berfikir konkret saja.
2. Jika jumlah siswa banyak dan posisi siswa tidak diatur, maka demonstrasi tidak
efektif.
3. Bergantung pada alat bantu yang sebenarnya.
4. Sering terjadi siswa kurang berani dalam mencoba atau melakukan praktik yang
didemonstrasikan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar demonstrasi dapat berjalan dengan optimal
adalah :
1. Bagi Penulis
a) Mampu secara proses dalam melaksanakan demonstrasi materi atau topik yang
diprkatikkan.
b) Mampu mengelola kelas dan menguasai siswa secara menyeluruh.
c) Mampu menggunakan alat bantu yang digunakan.
d) Mampu melaksanakan penilaian proses.
2. Bagi Siswa
a) Siswa memiliki motivasi, perhatian dan minat terhadap topik yang
didemonstrasikan.
b) Memahami tujuan / maksud yang akan didemonstrasikan.
11
c) Mampu mengamati proses yang didemonstrasikan.
d) Mampu mengidentifikasi kondisi dan alat yang digunakan dalam demonstrasi.
Gambar 2.1
Gambar skenario pembelajaran metode demonstrasi
1 2 3 4 5
Kamis 6
12
Jumat
7
13
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
2. Waktu Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini berlangsung tanggal 13, 20 dan 27 Oktober
2019.
3. Mata Pelajaran
Dikarenakan penulis adalah penulis kelas 1, maka dalam melaksanakan
penelitian mengambil mata Matematika kelas 1 dengan tema diri sendiri. Standar
Kompetensi yang dipakai adalah pengukuran satuan waktu dengan materi
menghitung hari.
5. Karakteristik Siswa
Siswa Sekolah Dasar adalah anak-anak yang berusia antara 6 – 12 tahun.
Melihat batasan usia ini siswa SD tentu berbeda dengan siswa SLTP atau SLTA
baik dari segi fisik maupun mental. Menurut Piaget, anak usia SD berada dalam
taraf akhir masa pra operasional, masa operasi konkret serta pada tahap operasi
14
abstrak. Perbedaan kemampuan anak juga relatif besar, karena di SD semua anak
diterima masuk sekolah hanya berdasarkan patokan usia, tidak mengenal tingkat
kecerdasan dan status sosial.
Di tempat penulis mengajar juga tidak jauh berbeda, dari 20 anak kelas 1,
hanya 2 anak yang latar belakang pendidikan orangtuanya S1 dan berprofesi
sebagai penulis, yang lainnya buruh tani bahkan ada yang orangtuanya cerai dan
diasuh neneknya.
Melihat kondisi ini, sebagai penulis dituntut bisa merancang
pembelajaran secara efektif dengan suasana kondusif sehingga mampu
meningkatkan kualitas belajar para siswa sehingga dihasilkan pribadi yang
mandiri, pelajar yang efektif dan pekerja yang produktif.
15
Gambar 3.1
Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran
Perencanaan
Pengamatan
Perencanaan
Pengamatan
16
1. Prosedur Pelaksanaan
Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada saat proses pembelajaran
berlangsung dan dilaksanakan 1 pra siklus dan 2 siklus perbaikan.
2) Refleksi
Dengan melihat hasil tes yang jauh dari harapan, dari 20 anak yang
mengerjakan soal yang mengerjakan soal, setelah dikoreksi hanya 3 (15%) anak
17
yang nilainya tuntas, 17 anak (85%) nilainya di bawah rata-rata, penulis
melakukan refleksi, mencari penyebabnya. Hal-hal yang diduga menjadi
penyebab adalah :
a) Pembelajaran bersifat monoton, penulis banyak ceramah sehingga anak mudah
bosan.
b) Metode yang digunakan tidak sesuai untuk anak kelas 1.
c) Penulis tidak menggunakan alat peraga yang menarik.
Karena alasan-alasan tersebut penulis melakukan perbaikan pembelajaran pada
siklus 1.
Tabel 3.1
18
Antusias dalam mengikuti pelajaran v
b. Semangat dalam kegiatan diskusi v
Pengelolaan waktu dalam evaluasi v
d. Perhatian dalam mendengarkan keterangan v
Jumlah
b. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I
1) Perencanaan
a) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
b) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
c) Membuat alat evaluasi
d) Mempersiapkan pedoman pengamatan
2) Pelaksanaan Tindakan
Siklus I dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober 2019 dengan materi
pengukuran satuan waktu. Langkah-langkah yang diambil sesuai yang ada dalam
rencana pembelajaran seperti berikut :
1) Pendahuluan : terdiri dari salam, berdoa, absensi siswa
Siswa diajak keluar kelas lalu membentuk lingkaran besar
Apersepsi : penulis mengajukan pertanyaan : hari ini hari apa? Kemarin hari apa?
Besok hari apa?
19
g) Penulis bertanya kepada siswa kalau ada yang belum jelas.
h) Siswa diajak masuk kelas kembali.
3) Pengamatan
Pengamatan oleh teman sejawat selama kegiatan pembelajaran
berlangsung. Pengamatan meliputi aktivitas siswa dan penulis dengan
menggunakan lembar pengamatan. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa,
penulis, teman sejawat dan kepala sekolah. Jenis data yang diperoleh adalah
proses belajar mengajar dan nilai tes siswa.
Tabel 3.2
20
Memilih alat bantu yang sesuai v
Ketrampilan mendemonstrasikan alat v
k. Membimbing siswa dalam diskusi v
Mengembangkan pemahaman konsep v
m. Suasana kelas kondusif v
n. Komunikasi penulis dan siswa v
3. Siswa
Antusias dalam mengikuti pelajaran v
Semangat dalam kegiatan diskusi v
g. Pengelolaan waktu dalam evaluasi v
h. Perhatian dalam mendengarkan keterangan v
Jumlah
4) Refleksi
Penulis dan teman sejawat mendiskusikan hasil pembelajaran, dari hasil
diskusi muncul beberapa hal yang diduga menjadi penyebab kekurangan pada
siklus I ini, yaitu :
a) Siswa tidak mempunyai buku sumber
b) Soal yang diberikan terlalu sulit
c) Bahasanya sulit dipahami siswa
Karena alasan tersebut maka diadakan perbaikan pembelajaran matematika
dengan harapan dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
Selanjutnya penyempurnaan dari kekurangan siklus ini dilaksanakan pada siklus
II.
21
2) Pelaksanaan Tindakan
a) Perencanaan
Penulis dan pengamat mendiskusikan tentang pelaksanaan rencana
perbaikan pembelajaran siklus II dengan mengacu pada siklus I yang telah
diperbaiki serta menyampaikan alat-alat pendukung beserta lembar pengamatan
sbb :
(1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
(2) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
(3) Membuat alat evaluasi
(4) Mempersiapkan pedoman pengamatan
b) Pelaksanaan Tindakan
Siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 Oktober 2019 dengan materi satuan
pengukuran waktu. Dalam pelaksanaan ini penulis dan pengamat melaksanakan
tindakan yang mengacu pada refleksi yang telah diperbaiki/disempurnakan.
(1) Pendahuluan : terdiri dari salam,berdoa, absensi siswa.
Siswa diajak keluar kelas dan membentuk lingkaran besar, memusatkan perhatian
siswa, memberi apersepsi dengan menyanyi lagu urutan nama-nama hari.
(2) Kegiatan inti ( 40 menit )
Penulis menyiapkan beberapa kartu yang berisikan konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
Setiap siswa mendapat satu buah kartu dipasang di dada.
Setiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang cocok dengan kartunya
(soal jawaban).
Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang
berbeda.
Kesimpulan
Penutup (siswa masuk kelas)
(3) Kegiatan Akhir (20 menit)
22
Penulis membagi lembar hasil tes
Penulis mengorkesi hasil tes
Penulis menganalisis hasil tes
c) Pengamatan
Penulis dan teman sejawat mengamati dampak pelaksanaan perbaikan
pembelajaran, apakah telah sesuai dengan rencana, ada hambatan atau kendala
yang dihadapi siswa dan penulis.
Dalam pengumpulan data, instrumen observasi berupa lembar pengamatan
yang diisi oleh pengamat pada saat proses pembelajaran berlangsung. Sumber data
dalam penelitian ini adalah siswa, penulis, teman sejawat dan kepala sekolah.
Tabel 3.3
Lembar Observasi Pembelajaran
Siklus II
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Pengukuran Satuan Waktu
Kelas/Semester : I/I
Hari/Tanggal : Kamis / 27 Oktober 2019
berilah tanda ( v ) pada masing-masing aspek kemunculannya!
No Aspek Yang Diobservasi Kemunculan Keterangan
1 2 3 4 5
1. Cara penulis melaksanakan KBM Sangat kurang
Memulai KBM v Kurang
b. Memberi petunjuk dan penjelasan yang berkaitan v Sedang
dengan isi pelajaran Baik
Melaksanakan KBM dengan urutan yang jelas v Sangat baik
d. Mengelola waktu pembelajaran secara efisien v
Memotivasi keterlibatan siswa dalam KBM v
Menanggapi pertanyaan dan respon siswa v
g. Menumbuhkan kepercayaan diri siswa v
h. Melaksanakan evaluasi dan menutup KBM v
23
2. Sarana/Prasarana dalam KBM
Adanya media pembelajaran dalam KBM v
b. Memilih alat bantu yang sesuai v
Ketrampilan mendemonstrasikan alat v
d. Membimbing siswa dalam diskusi v
Mengembangkan pemahaman konsep v
Suasana kelas kondusif v
g. Komunikasi penulis dan siswa v
3. Siswa
Antusias dalam mengikuti pelajaran v
b. Semangat dalam kegiatan diskusi v
Pengelolaan waktu dalam evaluasi v
d. Perhatian dalam mendengarkan keterangan v
Jumlah
d) Refleksi
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II ini, penulis dan
teman sejawat mendiskusikan hasil pembelajaran, jalannya pembelajaran,
peningkatan kemampuan berfikir siswa dan mengkaji ulang tentang kekurangan
dan kelebihan pada siklus ini. Pada siklus kedua ini dianggap sudah tidak ada
masalah dan hasilnya telah memenuhi standar peningkatan ketuntasan belajar
siswa dari 40% menjadi 85% dan prestasi belajar dari 12 siswa yang belum tuntas,
turun menjadi 2 siswa, hal ini disebabkan ke 2 siswa tersebut memang belum bisa
baca tulis dengan benar.
Temuan-temuan selama proses perbaikan pembelajaran adalah ke 2 siswa
yang belum tuntas prestasinya karena baca tulisnya belum lancar, ternyata bisa
menjawab dengan cepat waktu diberi soal / pertanyaan secara lesan.
∑x
Rata-rata = ∑n
Keterangan: ∑x = jumlah nilai siswa
∑n = jumlah siswa
24
2. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Siswa dinyatakan tuntas belajar bila telah mencapai hasil / nilai sesuai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang ditentukan yaitu 70 untuk mata
pelajaran Matematika. Dinyatakan tuntas belajar bila di kelas tersebut 75% telah
mencapai KKM. Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan
rumus sebagai berikut :
∑ siswatuntasbelajar
P= ∑ siswa X100%
25
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Tabel 4.1
Perolehan Nilai Sebelum Perbaikan Pembelajaran dan Prosentase
30 2 10%
40 4 20%
50 3 15%
60 3 15%
70 2 10%
80 5 25%
90 1 5%
100 0 0
Jumlah 20 100%
Rata-rata 57%
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas mencapai
57dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 30, adapun tingkat ketuntasan
belajar baru mencapai 40%.
26
Bila digambar dalam grafik, bisa dilihat pada bawah ini.
Grafik 4.1
Nilai Evaluasi Siswa Sebelum Perbaikan
6
3
Banyak Siswa
0
30 40 50 60 70 80 90 100
Grafik 4.2
Prosentase Ketuntasan Hasil Tes Sebelum Perbaikan Pembelajaran.
30%
25%
20%
15%
Nilai Siswa
10%
5%
0%
30 40 50 60 70 80 90 100
27
2. Siklus I
Grafik diatas menunjukan bahwa ketuntasan belajar siswa masih sangat
rendah sebelum dilakukan perbaikan, penguasan materi pembelajaran tentang
satuan pengukuran waktu,yang mengenai urutan nama-nama hari dan menentukan
beberapa hari kemudian. Berdasarkan hasil tadi diatas perlu melakukan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan strategi pembelajaran demonstrasi.
Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21
Oktober 2019 dengan langkah-langkah sebagai berikut :
Perencanaan
1) Menyusun rencana perbaikan pembelajaran
2) Menyiapkan alat bantu pembelajaran
3) Membuat alat evaluasi
4) Mempersiapkan pedoman pengamatan
a. Pelaksanaan Tindakan
1) Pendahuluan : terdiri dari salam, berdoa, absensi siswa
Siswa diajak keluar kelas lalu membentuk lingkaran besar
Apersepsi : penulis mengajukan pertanyaan : hari ini hari apa? Kemarin hari apa?
Besok hari apa?
28
hari Selasa. Untuk menentukan kemarin hari apa? Anak mundur satu langkah,
berarti kemarin hari Minggu.
g) Penulis bertanya kepada siswa kalau ada yang belum jelas.
h) Siswa diajak masuk kelas kembali.
Tabel 4.2
Perolehan Nilai Perbaikan Siklus I dan prosentase
30 0 0%
40 2 10%
50 1 5%
60 3 15%
70 3 15%
80 5 25%
90 5 25%
100 1 5%
Jumlah 20 100%
Rata-rata 70%
29
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata mencapai 73 dengan
nilai tertinggi 100 dan terrendah 40. Adapun tingkat ketutasan belajar baru
mencapai 70%
Bila digambar dalam grafik, dapat dilihat di bawah ini
Grafik 4.3
Nilai Evaluasi Siswa Pada Perbaikan Pembelajaran Siklus I
6
3
Banyak Siswa
0
30 40 50 60 70 80 90 100
30
Grafik 4. 4
Persentase Ketuntasan Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Siklus I
30%
25%
20%
15%
Nilai Siswa
10%
5%
0%
30 40 50 60 70 80 90 100
2. Siklus II
Dalam perbaikan pembelajaran siklus I ini belum dapat dikatakan berhasil
karena nilai ketuntasan belajar siswa masih di bawah harapan 70% (14 siswa).
Karena itu masih perlu di lakukan perbaikan pembelajaran untuk mendapat hasil
yang lebih baik atau sesuai harapan.
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan hari Kamis
tanggal 27 Oktober 2019 dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pendahuluan :
Terdiri dari salam,berdoa, absensi siswa.
Siswa diajak keluar kelas dan membentuk lingkaran besar, memusatkan perhatian
siswa, memberi apersepsi dengan menyanyi lagu urutan nama-nama hari.
31
1) Penulis menyiapkan beberapa kartu yang berisikan konsep atau topik yang cocok
untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu
jawaban.
2) Setiap siswa mendapat satu buah kartu dipasang di dada.
3) Setiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang cocok dengan kartunya
(soal jawaban).
4) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
5) Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar setiap siswa mendapat kartu yang
berbeda.
6) Kesimpulan
7) Penutup (siswa masuk kelas)
Tabel 4.3
Perolehan Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus II dan Prosentase
32
100 5 25%
Jumlah 20 100%
Rata-rata 90%
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata kelas mencapai 84
dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah 50, adapun tingkat ketuntasan belajar
baru mencapai 90%.
Bila digambar dalam grafik, dapat dilihat di bawah ini.
Grafik 4.5
Nilai Evaluasi Siswa pada Perbaikan Pembelajaran Siklus II
6
3
Banyak Siswa
0
30 40 50 60 70 80 90 100
33
Grafik 4.6
Prosentase Ketuntasan Hasil Tes Perbaikan Pembelajaran Silkus II
30%
25%
20%
15%
Nilai Siswa
10%
5%
0%
30 40 50 60 70 80 90 100
34
2. Hasil Pembelajaran I/siklus I
Pada tahap ini siswa sudah ada kemajuan dalam pembelajaran yaitu nilai
yang diperoleh siswa rata-rata 73 ketuntasan 70%, siswa semakin banyak yang
aktif 15 anak (75%) siswa yang tidak aktif 5
anak (25%) semakin banyak siswa yang aktif karena pembelajaran ini di rasakan
anak menyenangkan walaupun sudah ada peningkatan penulis berhadap bahwa
ketuntasan yang diinginkan bisa lebih baik lagi. Oleh karena itu penulis perlu
mengoreksi pribadinya sendiri dalam proses pembelajaran. Akhirnya penulis
mengadakan perbaikan kembali dengan cara menekan penggunaan strategi
pembelajaran mencari pasangan secara optimal pada pembelajaran berikutnya.
Perbaikan pembelajaran ini di lakukan pada siklus II dengan harapan lebih jelas
dalam pemahaman materi pembelajaran tentang satuan pengukuran waktu
mengenai urutan nama-nama hari dan hasil ketuntasannya lebih meningkat lagi.
35
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hal-hal yang ditemukan selama proses pembelajaran,
selanjutnya ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Metode pembelajaran demostrasi merupakan metode pembelajaran yang dapat
meningkatkan kemampuan berfikir siswa untuk memecahkan masalah-masalah
yang dihadapinya.
2. Dengan menggunakan metode demonstrasi, hasil belajar siswa setiap siklusnya
mengalami perubahan dan peningkatan. Hal ini terbukti dengan dicapainya hasil
tes pra siklus rata-rata prosentasi hanya 57% dan di akhir siklus II mencapai 90%.
3. Penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan kompetensi siswa kelas 1
SDN 6 Kembiritan.
B. Saran
1. Dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan
berfikir siswa.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sebaiknya menggunakan metode yang
sesuai karakteristik mata pelajaran.
3. Penggunaan metode demonstrasi ternyata dapat meningkatkan kompetensi siswa.
36
DAFTAR PUSTAKA
37