Anda di halaman 1dari 19

MISKONSEPSI PADA MATERI LOGIKA MATEMATIKA KELAS

X SMA BESERTA SOAL HOTS


Makalah ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah “Kapita
Selekta Menengah Pendidikan Matematika SM”

Dosen Pengampu:
Drs. Asep Nursangaji, M.Pd

Disusun oleh:
Fadlan Alfikri (F1041201025)

Prodi Pendidikan Matematika


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tanjungpura
Pontianak
2022
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. karena atas rahmat, karunia
serta kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Miskonesepsi pada Materi Logika Matematika Kelas X SMA Beserta Soal HOTS dan
Pembahasannya” ini dengan sebaik mungkin. Sholawat serta salam semoga tetap
tercurahkepada Nabi terakhir, penutup para Nabi sekaligus satu-satunya
uswatunhasanah kita, Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa pula penullis ucapkan terima
kasih kepada Bapak Drs. Asep Nursangaji, M. Pd selaku dosen mata kuliah Kapita
Selekta Pendidikan Matematika SM.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat
kesalahandan kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun
dengan teknik pengetikan. Walaupun demikian, inilah usaha maksimal selaku penulis
usahakan.
Semoga dalam makalah ini para pembaca dapat menambah
wawasanilmupengetahuan dan diharapkan kritik yang membangun dari para pembaca
gunamemperbaiki kesalahan sebagaimana mestinya.

Pontianak, 21 November 2022


Penulis,

Fadlan Alfikri
NIM. F1041201025

3
DAFTAR ISI
COVER

KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1. Latar Belakang....................................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah...............................................................................................1

1.3. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3

2.1. Pengertian...........................................................................................................3

2.2. Karakteristik ICT................................................................................................3

2.2.1. Era Pendidikan 4.0.......................................................................................4

2.2.2. Karakteristik Pembelajaran Pada Era Media-Media Baru...........................5

2.3. Pemanfaatan ICT dalam Dunia Pendidikan........................................................6

2.4. Peranan ICT dalam Dunia Pendidikan................................................................6

2.5. Hubungan ICT dengan Pembelajaran Matematika.............................................7

2.6. Kelebihan dan Kekurangan ICT dalam Dunia Pendidikan.................................9

2.7. Dampak Penggunaan ICT dalam Dunia Pendidikan........................................10

BAB III PENUTUP.......................................................................................................11

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................11

3.2. Saran.................................................................................................................11

BAB IV TANYA JAWAB.............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................20

4
5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Di Indonesia, khususnya pada Peraturan Pemerintah Nomor 13 tahun 2015


yang berisi tentang standar nasional buku teks. Ramda (2017) berpendapat bahwa
buku teks harus dapat menunjang siswa dalam menguasai kompetensi sesuai
jenjang kelas masing-masing. Walaupun BSNP sudah menetapkannya, bukan tidak
mungkin akan terjadi keasalahan. Apabila ada kesalahan, maka akan menghalangi
untuk memahami pelajarannya (dalam Matematika).
Rendahnya prestasi siswa Indonesia di Matematika, lemahnya kemampuan
dalam bernalar, salah dalam memahami konsep matematika, dan penerapan aturan
atau strategi yang tidak relevan. Miskonesepsi dapat juga disebabkan oleh tenaga
pengajar dalam memberikan materi, buku yang kurang menjelaskan konsep
matematika atau bahkan salah, dan kemampuan siswa yang berbeda-beda dalam
Matematika. Penulis tertarik untuk mendalami kesalahan-kesalahan yang
ditemukan pada pembelajaran logika matematika kelas X.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah kesalahan seperti apa yang bisa
ditemukan pada pembeljaran Logika Matematika kelas X dan soal HOTS pada
materi terkait?

1.3. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah untuk mengetahui, memahami, dan


menambah khazanah keilmuan tentang kesalahan yang ditemukan pada
pembeljaran Logika Matematika kelas X serta soal HOTS pada materi terkait.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kesalahan padaa Buku

Penulis belum menemukan kesalahan pada beberapa buku terkait logika


matematika.

2.2. Kesalahan Yang Ditemukan Pada Siswa

1. Siswa tidak memahami konsep dasar pada logika matematika, karena yang
dilakukan siswa hanya menghafal saja rumus-rumus yang ada tanpa
memahaminya. Seperti gambar di bawah

Siswa belum terbiasa berpikir kritis dan kesalahan dalam memahami konsep,
karena yang diminta di soal seharusnya ada pembuktiannya.
2. Ditemukan beberapa siswa yang kebingungan tentang isi yang disajikan pada
suatu permasalahan logika matematika. Biasanya di dalam permasalahan
logika matematika menggunakan materi umum Matematika. Contohnya pada
soal diberikan suatu pernyataan yaitu “Bilangan prima merupakan bilangan
ganjil” yang memiliki nilai benar. Siswa yang tidak memahami apa itu
bilangan prima kemungkinan akan menyatakan bahwa pernyataan tersebut
benar.
3. Ketika diberikan soal, beberapa siswa melakukan kesalahan pada tahap
membaca. Adapun bentuk kesalahannya meliputi :
 Tidak menggunakan informasi yang diketahuinya untuk menyelesaikan
soal.
 Tidak teliti dalam mencerna soal, soal hanya dibaca saja.
 Tidak paham dengan informasi yang di sediakan pada soal.

2
4. Pada pengerjaan soal terkait logika matematika, siswa gagal memahami soal-
soal yang diubah ke kalimat matematika. Siswa salah dalam menuliskan
lambing “atau” dan “dan”/ Selain itu, siswa juga salah ketika menuliskan nama
lambing disjungsi dan konjungsi. Begitu juga dengan implikasi dan
biimplikasi.
5. Kesalahan komputasi, siswa tidak melanjutkan perhitungan, dan langkah yang
disusun tidak tepat.

6. Ada ketidaksesuaian ketika siswa mengerjakan soal. Apa yang diketahui,


proses pengerjaan, dan hasil akhir yang tidak sesuai (berbeda/tidak tepat).

2.3. Kesalahan Yang Ditemukan Pada Guru

1. Guru kurang memberikan kesempatan siswa dalam bertanya terkait logika


matematika, dan menganggap semua siswa memiliki pemahaman yang sama.
Padahal kemampian tiap siswa itu berbeda-beda.
2. Tidak menggunakan alat peraga ketika menjelaskan konsep, sehingga terjadi
kesalahan dalam memahami konsep.
3. Guru kurang membiasakan siswa untuk berpikir kritis. Sebaiknya siswa
dibiasakan untuk berpikir kritis, misalnya dengan memberi soal latihan
berpikir kritis dan cara pengerjaannya.
4. Pemahaman siswa terhadap materi logika matematika sebaiknya diperhatikan.
Lebih baik guru mendesain strategi pembelajaran yang berpusat ke siswa dan
menyiapkan antisiapi terhadap proses berpikir siswa.

3
2.4. Soal HOTS

1. Kemukakan alasanmu apakah kalimat berikut merupakan pernyataan benar,


pernyataan salah, atau pernyataan faktual!
“Semua bilangan prima adalah ganjil”

Penyelesaian :
Pernyataan bernilai salah, karena ada bilangan prima yang merupakan
bilangan genap yaitu 2

2. Tentukan nilai kebenaran dari implikasi berikut!


“Jika Indonesia Negara maju maka semua penduduknya sejahtera”

Penyelesaian :
 Uraikan pernyataan majemuk di atas menjadi pernyataan tunggal dan
tentukan nilai kebenarannya.
Misal : p : Indonesianegara maju ( salah )
p :Semua penduduknya sejahtera(salah )
p →q : Jika Indonesia Negara maju maka semua penduduknya sejahtera
 Sehingga menurut table kebenaran
p q p →q
B B B
B S S
S B B
S S B

Jadi pernyataan di atas nilai kebenarannya adalah benar.

3. Kerjakan soal berikut ini!


 Setiap makhluk hidup dan seisinya di bumi pasti melakukan suatu
kegiatan ataupun proses setiap harinya. Amatilah kegiatan yang
dilakukan di sekitar sehari-harinya dan pastikan terkait atau tidaknya
kegiatan-kegiatan tersebut dengan konjungsi, disjungsi, implikasi, dan
biimplikasi!
 Tulislah kegiatan-kegiatan yang merupakan konjungsi, disjungsi,
implikasi, dan biimplikasi! Dan tuliskan juga dalam bentuk simbol
matematikanya (misalnya p q)! (dibuat dalam taabel dan minimal 4 )

Penyelesaian :
Soal di atas adalah soal keterampilan. Jadi tiap siswa akan memiliki
jawabannya masing-masing dan beragam, adapun standar untuk penilaiannya
adalah apa yang dituliskan masing-masing siswa merupakan kegiatan yang

4
sesuai terkait konjungsi, disjungsi, implikasi, dan biimplikasi serta
penulisannya dalam matematika.

4. Cari dan buktikan ingkaran dari pernyataan 2< x ≤ 10!

Penyelesaian :
Pernyataan 2< x ≤ 10 dapat ditulis dalam bentuk Panjang menjadi x >2 dan
x ≤ 10 sehingga diperoleh pernyataan konjungsi. Ingkaran dari p ⋀ q adalah
¬ ( p ⋀ q ) ≡¬ p ⋀ ¬q
Perhatikan bahwa
p : x>2
q : x ≤10
¬ p: x≤2
¬ q : x>10
Jadi ingkarannya adalah
¬ p ⋀ ¬q : x ≤2 atau x >10

5. Berikan symbol yang sesuai untuk pernyataan berikut!


“Jika Odi rajin belajar maka Odi akan mendapatkan uang jajan lebih”

Penyelesaian :
Dari kalimat tersebut bisa kita lihat bahwa digunakan kata ”jika” dan “maka”.
Berarti kita gunakan simbol implikasi (→)
Misalkan p :Odi rajin belajar dan
q :Odi akan mendapatkan uang jajanlebi h
Maka simbol yang sesuai adalah p →q

5
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dalam proses pembelajaran diharapkan untuk memerhatikan benar atau


tidaknya apa yang dijelaskan di buku acuan, baik guru maupun siswa. Tidak hanya
penjelasan saja tapu juga memerhatikan soal-soal yang ada di buku. Ketika
pembelajaran berlangsung sebaiknya lebih mengutamakan siswa sebagai pusat dari
pmbelajaran supaya siswa memahami konsep dan tidak terjebak di hafalan rumus
juga prosdur. Dan untuk siswa ke depannya diharapkan untuk bisa memahami
konsep-konsep logika matematika yang ada, lebih teliti dan cermat, tidak tergesa-
gesa, dan lebih banyak bertanya jika mengalami kesulitan atau kendala.

6
BAB IV
TANYA JAWAB
1. Budi Noor Ikhsan
Sebutkan tantangan dan solusi dalam pemanfaatan ICT khususnya pada poin
pertama dalam kelemahan ICT?
Jawab:
(Khoty Oktavia)
Tantangannya bisa berupa kekurangan sarana dan prasarana yang mungkin
belum disalurkan untuk daera-daerah ynag terpencil. Seperti pada poin
kelemahan yang pertama untuk pengguna ICT itu hanya bisa dilaksanakan
oleh sekolah yang mampu dalam artian mampu dalam segi sarana dan
prasarananya, sedangkan untuk sekolah-sekolah yang kurang mampu akan
sulit untuk menyesuaikan karena sarana dan prasarananya tidak memenuhi
untuk pemanfaatan ICT tersebut.
Untuk solusinya bisa kita ajukan kepada pemerintah untuk memrhatikan
sekolah-sekolah yang ada di daerah yang terpencil agar mendapatkan sarana
dan prasarana untuk memperlancar kegiatan yang berhubungan dengan
pemanfaatan ICT agar tidak tertinggal dengan sekolah-sekolah yang berada
di perkotaan misalnya. Diperlukan juga kerja sama dan kekompakkan antara
pihak sekolah tersebut
2. Berliana Adinda
 Apakah perpustakaan digital yang dimaksud pada dampak positif itu dapat
di akses secara online?
 Seperti apakah perpustakaan online?
 Seberapa efektifnya adanya perpustakaan online ini dalam proses
pembelajaran?
Jawab :

7
(Mita Maudia Proviara)
 Benar. Perpustakaan digital yang dimaksud, dapat diakses dengan
menggunakan internet.
 Contoh perpustakaan digital Indonesia adalah ipusnas, dan contoh
perpustakaan digital di Kalimantan Barat adalah ikalbar. Perpustakaan
digital ini melalui aplikasi yang tersedia di playstore. Untuk mengaksesnya
diperlukan smartphone, jaringan internet, dan ruang penyimpanan yang
cukup. Karena untuk meminjam bukunya harus mengunduh terlebih dahulu
filenya. Dan juga terdapat antrean pinjaman saat meminjam buku digital
tersebut. Terdapat buku-buku pelajaran, novel, dan lainnya.
 Tentu saja ini cukup efektif untuk menunjang pembelajaran. Buku-buku
digital yang tersedia di ipusnas contohnya cukup banyak, untuk dijadikan
referensi dalam pembelajaran. Karena media yang digunakan adalah
smartphone, maka dapat digunakan dimana saja dan kapan saja selama
memiliki perangkatnya (smartphone), koneksi internet, dan ruang
penyimpanan yang cukup.
3. Dustin Kristian
Bagaimana cara menanggulangi dampak negatif dalam ICT dan bagaimana
cara pelajar mendapatkan sarana dan prasarana ICT agar terjangkau?
Jawab :
(Diah Rahmah Sari)
Penanggulangan dampak negatif yaitu gunakan teknologi informasi sesuai
dengan tujuannya; jika masih dibawah umur, mintalah pendampingan orang
tua; pilih informasi yang memiliki sumber yang jelas sebelum membagikan
informasi, telusuri terlebih dahulu kebenaran informasi tersebut; jauhi situs-
situs yang tidak bermanfaat ketika bersosial media, utamakan rasa toleransi
dan saling menghargai; dan jangan mudah terpengaruh terhadap informasi
yang provokatif.
Pelajar mendapatkan sarana dan prasarana ICT agar terjangkau yaitu dengan
pengajuan bantuan sarana dan prasarana ICT oleh lembaga pendidikan

14
(sekolah masing-masing) kepada pemerintah. Misalnya berupa bantuan
komputer dan jaringn.
4. Angelina
Apa pendapat kalian dengan adanya ICT, apakah akan lebih efektif dalam
pembelajaran?
Jawab :
(Riska Aulia)
Dampak dalam pemanfaatan ICT salah satunya pembelajaran menjadi lebih
efektif. Misalnya dapat menyingkat waktu dalam penyampaian materi yaitu
dengan menggunakan ppt, word, dan lain-lain. Jika pada sebelumnya
pengajar menuliskan materi di papan tulis, menggambar manual dan
sebagainya.
(Khoty Oktavia)
Dengan adanya ICT itu proses dalam belajar akan lebih efektif untuk siswa.
Pengenalan ICT sejak dini akan berpengaruh untuk kedepannya, kita ketahui
sejak dini kita harus pandai dan bijak dalam pemanfaatan ICT. Bisa kita lihat
untuk sekarang ini perkuliahan secara online, atau secara umumnya system
pembelajaran secara online. Dari sini pemanfaatan ICT ini sangat penting
untuk kita ketahui dan pelajari karena dari tahun ke tahun sistem ini sangatlah
cepat perkembangannya.
5. Juhardi
Pada istilah compact disk. Sebutkan bentuk – bentuk kejahatan compact disk
yang dapat mengancam data pribadi?
Jawab :
(TessaFelyani Putri)
Misalnya program tes inteligensi seperti tes revan dan differential aptitudes
test. Tes psikologi ini akan memudahkan terjadinya kebocoran. Sehingga
pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran
melalui internet.

15
(Ria Indriani)
Jadi maksudnya adalah kebocoran soal-soal tes psikologi ke situs atau situs
tes psikologi online tersebut. Pertanyaan dan jawaban-jawabannya sudah
diketahaui masyarakat dan dapat dicari di internet. Sehingga oknum
masyarakat yang menjawab tes tersebut dapat dikatakan tidak benar-benar
murni lagi.
6. Teguh Kurniawan
Bagaimana peran ICT dalam meningkatkan kesetaraan pendidikan? Apakah
sebelum mengenal ICT pendidikan kita belum setara?
Jawab :
(Mita Maudia Proviara)
Dengan pemanfaatan ict ini infornasi-informasi dari dunia luar, dapat dengan
mudah diakses dengan cepat. Contoh, pada negara-negara barat. Banyak ilmu,
teori, penemuan dan lainnya berkembang dari sana. Itu semua bisa menyebar
ke berbagai negara termasuk indonesia karena adanya kemajuan internet dan
teknologi.
Jadi, apa yang mereka pelajari di sana, sama halnya degan apa yang dapat kita
pelajari juga di indonesia.
Ya, sebelum adanya ict ini tentu adanya ketidaksetaraan pendidikan. Bahkan,
untuk saat ini masih belum tercapainya kesetaraan pendidikan tersebut.
Hambatan yang dilalui di Indonesia salah satunya adalah letak geografis yang
menghambat distribusi pengadaan alat dan fasilitas tersebut.
7. Nur Ikhsan
Bukankah dengan adanya ICT ini justru menyebabkan ketimpangan dalam
pendidikan di Indonesia?
Jawab :

16
(Khoty)

Dengan adanya ICT yang menyebabkan ketimpangan pendidikan itu kalau


sarana dan prasaranany atidak memungkinkan, seperti di dearah-daerah yang
terpencil yang sulit dijangkau aksesnya lambat itu yang lebih mengalami
ketimpangan dalam pendidikan, jika dibandingkan di kota-kota besar. Ini
diperlukan peran pemerintah untuk lebih memperhatikan daerah-daerah
tersebut agar bisa disetarakan dalam pendidikannya.

(Juhardi)
Indonesia terdiri dari kurang lebih 17.000 pulau, untuk penyebarannya
pemerataan ICT sangat sulit. Kendala saat ini di Indonesia, juga terjadi di
negara-negara lainnya. Tapi, hal itu tidak menyurutkan semangat untuk
mencapai kesetaraan pendidikan dimasa mendatang.

8. Kiki
Dalam pembelajaran yang menggunakan internet yang tidak dibatasi, sering
kali pelajar menggunakan internet bukan untuk keperluan belajar, misalnya
membuka situs youtube untuk menonton video dan bermain game. Sehingga
mereka tidak konsentrasi dan tidak menerima materi yang diajarkan.
Bagaimana cara kita mengatasi kelemahan tersebut?
Jawab :
(Riska Aulia)
Menerapkan disiplin diri. Dengan membatasi penggunaan gadget terutama
sosmed pada waktu tertentu hingga jam belajar atau waktu pengerjaan tugas
selesai. Jika mengecek sosmed atau pesan singkat sesaat, usahakan tetap
memiliki batas waktu penggunaan. Kemudian setelahnya melanjutkan belajar
dan pengerjaan tugas.
9. Ria Indriani
 Apa itu hak atas kekayaan intelektual?
 Sebutkan contoh pelanggaran dan cara mencegahnya/mengamankan
kekayaan intelektual kita?

17
Jawab :
(Mita Maudia Proviara)
 Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) merupakan salah satu hak
dasar yang dilindungi oleh produk-produk hukum di berbagai negara. Tak
hanya itu, jaminan atas HAKI juga dicantumkan oleh beragam dokumen dan
kesepakatan internasional.
 Contoh pelanggarannya adalah hak cipta dan hak paten. Caranya dapat
melaporkan tindak kejahatan yang berhubungan dengan HAKI itu tadi kepada
pihak yang berkaitan, misalkan Youtube, situs website dan lain-lain agar
dapat diblokir. Bahkan masalah ini dapat dibawa ke meja hijau.
Indonesia sendiri juga sudah memiliki kerangka hukum untuk menjamin
HAKI. Diantaranya adalah Undang-Undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak
Cipta dan Undang-Undang No. 13 Tahun 2016 tentang Paten. Dalam Pasal 1
UU Hak Cipta misalnya, dinyatakan bahwa “Hak Cipta adalah hak eksklusif
pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan prinsip deklaratif setelah
suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa mengurangi pembatasan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Sementara itu, dalam Pasal 1 UU Paten, disebutkan bahwa paten adalah “hak
eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil invensinya di
bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi
tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk
melaksanakannya.”
Yang dapat kita lakukan adalah melaporkan tidakkan pelanggaran atas karya
intelektual tersebut. Misalkan seperti di youtube, website-website dll ada
yang mengedarkan karya tersebut selain dari perusahaan/orang yang
bersangkutan.
(Budi Noor Ikhsan)
UU no. 28 tahun 2014, sudah menjelaskan tentang hak cipta. Dan dijelaskan
secara umum pada UUD 1945 pasal 1 ayat 3, bahwa "negara Indonesia adalah
negara hukum".

18
Poin penting UU Hak Cipta diantanya, yaitu:
a. Pengelola pusat perbelanjaan dilarang membiarkan praktik perdgangan
barang illegal di tempat yang dikelola.
b. Memberikan sanksi atau denda kepada yang melanggar hak cipta
Saya rasa dengan adanya poin-poin tersebut diharapkan mampu
meminimalisir terjadinya pelanggaran hak cipta.
10. Nanda
Salah satu dampak positif ICT yaitu ICT sebagai sistem pendukung
keputusan dalam dunia pendidikan. Maksudnya pendukung keputusan seperti
apa?
Jawab :
(Khoty Oktavia)
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (ICT)
sebagai sistem pendukung keputusan dalam dunia pendidikan. Maksudnya di
sini keputusan yang akan diambil dalam masalah pendidikan misalnya
melalui ICT ini mempermudah dan mendukung untuk pengambilan
keputusan . Dan untuk guru atau kepala sekolah dalam memutuskan sesuatu
untuk meningkatkan system pembelajaran. Guru meningkatkan kompetensi
mereka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan profil lembaga
pendidikan yang diakui oleh pemerintah.
(Tessa Felyani Putri)
Dalam mengambil sebuah keputusan, setiap individu memiliki alasan
tersendiri. Oleh sebab itu, diperlukan informasi berdasarkan fakta yang ada
dalam mengambil sebuah keputusan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alawiah, L. T., Rahmatina, D., & Febrian, F. (2018). Meningkatkan Kemampuan


Berpikir Kritis melalui Alat Peraga Pilogma pada Materi Logika Matematika.
Jurnal Gantang, 3(1), 55-61
Miranti, L. (2018). Analisis Kesulitan Belajar Matematika Pada Topik Logika pada
Siswa SMK Muhammadiyah 3 Klaten Utara. MAJU: Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika, 2(1), 25–40.
Widyaningrum, I., & Widiawati, W. (2019). Penerapan Alat Peraga Pipa Logika pada
Materi Logika Matematika di Kelas X. Journal Of Mathematics Science And
Education, 2(1), 12–23. https://doi.org/https://doi.org/10.31540/jmse.v2i1.445
Sumarmo, U. (2013). Kumpulan Makalah Berpikir dan Disposisi Matematik serta
Pembelajarannya. Bandung: UPI.
Kusmaryono, Imam. (2012). Pengantar Dasar Matematika. Semarang: UNISSULA
Press.
Arti Sriati, Kesulitan Belajar Matematika Pada Siswa SMA: Pengkajian Diagnostik,
(Jurnal Kependidikan, nomor 2, Vol. XXIV, tahun 1994.
B.K.Noormandiri, Matematika Sma untuk Kelas, Jakarta: Erlangga, 2006.

20

Anda mungkin juga menyukai