Oleh:
Kelompok 3
1. JOKO SUSILO ( SD. 1911.011 )
2. RISNA DAMAYANA ( SD. 1911.023 )
3. SRI AMINI ( SD. 1811.026 )
4. TARISMA SELVI A. ( SD. 1811.027 )
2022
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah “PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA
BILANGAN PECAHAN” dengan tepat waktu.Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini, yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu namun tidak dapat menurangi rasa hormat kami.Dalam penyusunan
makalah ini tentu banyak kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik
dan saran demi sempurnanya makalah ini. Demikianlah yang dapat kami sampaikan mohon maaf
apabila terdapat kesalahan.
Wassalamualaikum wr. wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul..........................................................................................................................
Kata Pengantar.........................................................................................................................
Daftar Isi...................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah diberikan mulai dari
tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran matematika terdapat materi yang
mempelajari tentang operasi hitung. Pecahan tidak pernah lepas dari operasi hitung baik
penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian. Materi pecahan telah diterapkan
siswa dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja siswa kurang memahami mengenai konsep
pecahan, oleh karena itu masih banyak siswa yang salah dalam mengerjakan dan
memecahkan masalah soal-soal pada materi pecahan. Kesulitan siswa dalam memahami
konsep pecahan, membuat siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang berhubungan
dengan materi pecahan .Menurut Gargnett (1998) kesulitan belajar matematika secara khusus
masuk dalam definisi kesulitan belajar.
Namun pada kenyataannya, sering terabaikan karena di kebanyakan sekolah, layanan
pendidikan khusus didasarkan pada berkesulitan belajar dalam bahasa (khususnya membaca),
sedikit saja yang diakses dan mendapat layanan remedial kesulitan belajar matematika. Ketika
mengalami kesulitan dalam bahasa belum tentu mengalami kesulitan belajar matematika,
tetapi belajar matematika sama pentingnya dengan kemampuan dalam bahasa khususnya
membaca. Sehingga dibutuhkan perhatian yang sama dalam belajar matematika dan
kemampuan bahasa.
Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kesanggupan siswa dalam
mencari penyelesaian soal matematika yang tidak segera dapat diselesaikan atau belum
tampak jelas penyelesaiannya. Dalam belajar matematika konsep dasarnya harus dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. Belajar dalam matematika berbeda dengan belajar pada mata
pelajaran yang lain karena kita harus mendapatkan hasil yang konkrit. Bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar matematika diperlukan pemahaman konsep-konsep pada
bilangan pecahan terutama pada operasi hitung dasar yang lebih dan juga rumusnya, oleh
karena itu berdasarkan uraian di atas kami kelompok 3 tertarik membuat makalah tentang
4
pengembangan pembelajaran matematika pada materi pecahan, agar dapat menjadi referensi
penididik dalam mengembangkan pembelajaran khususnya dalam matematika.
B. Rumusan Masalah
A. Apa permasalahan yang dialami peserta didik dalam mempelajari materi bilangan
pecahan?
B. Bagaimana pengembangan rancangan pembelajaran pada materi bilangan pecahan?
C. Bagaimana pengembangan materi ajar pecahan?
D. Bagaimana pengembangan media pembelajaran pada materi pecahan?
E. Bagaimana pengembangan penilaian pada materi pecahan?
C. Tujuan
A. Untuk menegetahui permasalahan yang dialami atau yang mungkin dialami pesrta didik
dalam mempelajarimateri pecahan.
B. Untuk mengembangkan rancangan pembelajaran pada materi pecahan.
C. Untuk mengembangkan materi ajar pecahan.
D. Untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran pada materi pecahan.
E. Untuk mengembangkan penilaian materi pecahan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Permasalahan yang Dialami Peserta Didik dalam Mempelajari Materi bilangan Pecahan.
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana peserta
didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Permasalahan kesulitan belajar merupakan
topik yang sering dibahas dalam lingkup pendidikan. Hal ini dikarenakan permasalahan belajar
merupakan permasalahan siswa yang tidak hanya terkait pedagogis, tetapi terkait psikologis
pula. Adapun beberapa faktor yang membuat siswa kesulitan dalam belajar salah satunya
adalah minat dari dalam siswa itu sendiri yang sering kali kurang semangat dalam mengikuti
pembelajaran. Mempelajari Matematika tidak terlepas dengan bilangan Salah satu bagian dari
klasifiksi bilangan adalah bilangan pecahan
Pecahan adalah salah satu materi yang sangat tidak disukai siswa. Materi pecahan ini
dianggap sulit sehingga hasil pembelajarannya seringkali kurang memuaskan. Dalam
pembelajaran mata pelajaran matematika yang telah dibahas sebelumnya yang terjadi
dilapangan guru hanya menerangkan mengenai teori dan pengetahuan berbahasanya saja dari
pada keterampilan berbahasanya. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru dengan
menggunakan metode ceramah pada umumnya., dalam mengajarkan materi ini guru tentunya
juga mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran seperti halnya mengajarkan materi
yang lain. Berikut permasalahan yang dialami peserta didik dalam mempelajari materi bilangan
pecahan:
1. Banyak siswa yang kurang teliti dalam menyederhanakan pecahan.
2. Pada pembagian pecahan, siswa tidak membalikkan pembilang dan penyebut.
3. Siswa agak lama memahami soal cerita karena bahasa yang digunakan sehari hari berbeda
dengan soal.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran tidak selalu
berjalan sesuai dengan perencanaan, tentunya ada permasalahan-permasalahan yang dialami
6
peserta didik dalam pembelajaran. Permasalahan yang dialami atau mungkin dialami peserta
didik dalam mempelajari materi pecahan diantaranya seperti, banyak siswa yang ceroboh pada
saatmengerjakan soal pecahan, kemungkinan besar siswa belum mengerti benar operasi pada
bilangan pecahan, siswa agak lama memahami soal cerita karena bahasa yang digunakan sehari
hari berbeda dengan soal.
A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan factual dengan craa mengamati, membaca. Mendengar dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah maupun di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam Bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam Gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan yang
mencerminkan perilaku beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
3.13 Memahami konsep pecahan, pecahan senilai dan operasi hitung pecahan menggunakan
benda konkret atau gambar
C. INDIKATOR
3.13.1 Memahami konsep pecahan dengan menggunakan benda konkret, gambar dan
simbol.
7
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah bereksplorasi dengan benda konkret, gambar dan simbol siswa mampu
menemukan konsep pecahan dengan benar.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Operasi hitung pecahan
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Model : Langsung
2. Metode : Ceramah, Demonstrasi, Tanya jawab
G. Langkah Pembelajaran:
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
8
memberikan contoh pecahan
sederhana kepada peserta didik.
Menyampaiakan tujuan dan
mempersiapkan siswa
7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Inti Menyajikan pengetahuan dan 140 menit
mendemonstrasikan keterampilan
1. Guru menjelaskan konsep pecahan
dan cara penyelesaiannya kepada
peserta didik.
2. Guru memberikan contoh soal
kepada peserta didik secara umum.
3. Peserta didik diarahkan untuk
menjawab soal dan diharuskan
bertanya Ketika dirasa masihbingung
dengan materi yang diajarkan guru.
4. Guru mempersiapkan media
pembelajaran untuk menjelaskan
bagaimana penyelesaian materi
pecahan dengan mudah.
5. Guru memperagakan media
pembelajaran dan meminta peserta
didik fokus dalam memperhatikan
penjelasan guru.
6. Guru bertanya kepada siswa untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa,
apakah sudah mengerti atau belum.
7. Siswa diarahkan untuk
memperhatikan kembali bagaimana
guru menggunakan media
9
8. Guru menggunakan contoh lain
untuk menggunakan media puzzle
dalam materi pecahan.
9. Guru bertanya kepada siswa untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa,
apakah sudah mengerti atau belum.
Membimbing pelatihan
10. Peserta didik diminta guru untuk
menyelesaikan soal pecahan dengan
menggunakan media puzzle.
11. Peserta didik maju ke depan secara
bergantian sesuai perintah guru.
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
12. Guru membimbing peserta didik dan
memberikan persoalan yang
berbeda-beda untuk mengukur
pemahaman siswa.
13. Guru memberi umpan balik kepada
peserta didik atas penyelesaian soal
dengan media puzzle.
Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan
14. Peserta didik diminta untuk
mengerjakan soal latihan tanpa
menggunakan media guna
memeriksa pemahaman siswa.
15. Peserta didik diminta untuk
mengumpulkan hasil kerjaannya
kepada guru.
Penutup Refleksi 10 menit
10
1) Guru bersama peserta didik mengulas
kembali apa yang sudah dipelajari
selama pembelajaran.
2) Peserta didik menyimpulkan apa
yang telah dipelajari.
3) Kegiatan pembelajaran akhiri dengan
doa bersama.
4) Guru dan peserta didik menyanyikan
lagu daerah guna melestarikannya.
5) Guru memberikan soal perkalian
sebagai syarat untuk peserta didik
keluar dari kelas.
11
permasalahan tersebut lebih efisien dan guru bebas menggunakan solusi apapun guna
menerapkannya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung
a. Kelebihan
1. Kelebihan model pembelajaran Direct Instruction antara lain:
2. Guru dapat mengendalikanmateri dan informasi dalam pembelajaran sehingga guru
dapat fokus mengenai apa yang dicapai oleh siswa.
3. Model pembelajaran ini efektif dalam kelas yang besar ataupun kecil
4. Model pembelajaran ini seperti ceramah dan mungkin model ini cocok untuk anak yang
kurang suka dalam membaca.
5. Dapat mengarahkan siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran untuk tetap
berprestasi
b. Kekurangan
1. Guru sulit mengatasi tingkat kemampuan dari siswa dalam menerima materi tersebut
juga sulit mengatasi tingkat ketertarikan siswa
2. Siswa sulit untuk mengembangkan diri keterampilannya karena model ini gurulah yang
palingn aktif.
3. Jika guru tidak siap dengan pembelajaran atau kurang memahami materi yang akan
disampaikan maka pembelajaran akan terhambat karena guru menjadi pusat dalam
model pembelajaran ini.
4. Seringkali siswa akan kehilangan fokus dalam model pembelajaran ini karena semua
informasi hanya dari guru mungkin dari siswa hanya sedikit saja dan bahkan mungkin
tidak ada.
5. Guru juga harus komunikatif. Karena gaya bahasa guru sangat mempengaruhi tingkat
ketertarikan dan pemahaman siswa.
4. Alasan Memilih Metode Ceramah, Demonstrasi, dan Penugasan
Alasan kami memilih metode-metode tersebut adalah pada saat proses
pembelajaran sesuai dengan aktivitas yang pembelajaran yang berlangsung dengan
adanya metode tersebut sangat cocok diterapkan karena pada materi ini guru baru
mengenalkan materi pecahan pada peserta didik. Pemahaman peserta didik lebih terfokus
pada penjelasan guru.
12
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah, Demonstrasi, dan Tanya Jawab
a. Kelebihan
Pada metode ceramah memiliki kelebihan informasi yang disampaikan guru
langsung tertuju pada peserta didik. metode tersebut sangat cocok diterapkan karena
pada materi ini guru baru mengenalkan materi pecahan pada peserta didik. Pada
metode ceramah guru leluasa menyampaikan materi dan kelas. Pada metode
demonstrasi bisa meningkatkan peran serta peserta didik dalam pembelajaran dan
pembagian tugas dengan teman. Serta mampu meningkatkan keaktifan pada peserta
didik dan ketertarikan terhadap penjelasan guru. Pada metode tanya jawab dapat
meningkatkan kefokusan peserta didik pada saat dijelaskan guru.
b. Kekurangan
Apabila menggunakan metode ceramah proses komunikasi hanya terjadi satu
arah jarang ada timbul baliknya dan pusat materi lebih terfokus dari guru. Pada metode
demonstrasi tidak semua peserta didik memiliki sikap percaya diri dan rasa ingin tahu
sehingga mengurangi antusias siswa untuk maju menyelesaikan soal. Pada metode
tanya jawab, peserta didik yang kurang memperhatikan guru akan kebingungan dan
merasa yang takut untuk bertanya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa skenario pembelajaran yang kami
rancang telah menerapkan fase-fase didalam langkah pembelajaran beserta model dan
metode yang sesuai untuk mengajarkan operasi hitung pecahan pada peserta didik.
13
2. Macam-macam bilangan pecahan
a. Bilangan Pecahan biasa
Bilangan pecahan biasa adalah pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebut.
Pecahan jenis ini pembilangnya lebih kecil dari pada penyebutnya. Bilangan yang di atas
adalah pembilang dan yang di bawah adalah penyebut. Pecahan biasa atau dapat disebut
sebagai pecahan merupakan bentuk pecahan yang kita lihat biasanya. Pecahan biasa
a
berbentuk dengan a merupakan pembilang dan b merupakan penyebut. Contohnya
b
4
sebagai berikut, merupakan suatu pecahan biasa dengan 4 sebagai pembilang dan 5
5
1
sebagai penyebut, meruapakan suatu pecahan biasa dengan 1 sebagai pembilang dan 7
7
sebagai penyebut.
Penjumlahan pecahan biasa
2 1
+ =
3 6
Ada beberapa cara untuk menyelesaikannya, namun kelompok kita memakai cara
sederhana dengan cara jika penyebutnya tidak sama maka langkah yang kita ambil
yaitu menyamakan kedua penyebut terlebih dahulu cara mencari KPK dari kelipatan
penyebut itu sendiri kemudian di dapat faktor bagi yang sama. Misalnya KPK dari 3
yaitu 3, 6, dan … sedangkan pada penyebut 6 KPKnya yaitu 6, 12, … dari KPK
tersebut dapat dipilih mana bilangan yang sama dan dapat digunakan untuk membagi.
2 1 12 3 5
Jadi + = + =
3 6 18 18 18
5
Lalu disederhanakan masing-masing dibagi 3 jadi hasilnya
6
3 2
- =
4 6
14
Langkah yang kita ambil dengan mengkalikan silang antara penjumlah
dan penyebut masing masing 3 x 6= 18 2 x 4 = 8 dan untuk penyebutnya
diperoleh dari 4 x 6 = 24
18 - 8 = 10
24 24
18 10
−8=
24 24
5
Lalu disederhanakan masing-masing dibagi 2 jadi hasilnya
12
Perkalian pecahan biasa
2 5 2 x 5 10
x = =
7 3 7 x 3 21
Pembagian Pecahan Biasa
2 4 2 6 12
: = x = =1
3 6 3 4 12
b. pecahan Campuran
Merupakan jenis bilangan pecahan yang terdiri dari bagian bulat dan bagian
a
pecahan. Pecahan campuran dapat berbentuk c dengan c merupakan bilangan bulat
b
a 2
dan merupakan bagian pecahan. Contoh pecahan campuran yaitu 3 dengan 3
b 5
2
merupakan bagian bulat dan merupakan bagian pecahannya. Cara mengubah pecahan
5
15
campuran menjadi pecahan biasa yaitu dengan mengalikan bagian bulat dengan
penyebut bagian pecahan lalu menjumlahkannya dengan bagian pembilang dari pecahan.
2 2 x 5+4
Misalnya terdapat pecahan 2 jika diubah menjadi pecahan biasa menjadi
5 5
14
sehingga menjadi .
5
2 3
Contoh: 2 +3 =¿
3 5
2 2 x3 2 8
2 = + =
3 1 x3 3 3
3 3 x 5 +3 18
3 = = =
5 1 x5 5 5
16
8 18 40 54
+ = + =
3 5 15 15
94 4
=6
15 15
1 1
4 −2 =¿
2 4
1 4x2 1 9
4 = + =
2 1 x2 2 2
1 2 x4 1 9
2 = + =
2 1 x2 4 4
9 9 18 9 9 21
− = + = =
2 4 4 4 4 4
17
Cara menghitung perkalian bilangan pecahan campuran sama dengan
menghitung perkalian bilangan pecahan biasa. Namun sebelum mengalikan kedua
bilangan, Anda harus terlebih dahulu mengubah bilangan pecahan campuran
menjadi bilangan pecahan biasa.
Contoh:
2 1 2 1
1 x 2 =1 x 3+ x ( 2 x 4 )+
3 4 3 4
2 8 1
3+ ¿ ¿ + =¿
❑3 ❑ 4
5 9 5 9 45 9 3
+ = x = =3 =3
3 4 3 4 12 12 4
c. Pecahan Desimal
18
Pecahan desimal merupakan salah satu bentuk nilai pecahan dengan penyebut 10,
100, 1000, dan seterusnya. Penulisan bilangan pecahan desimal dengan menggunakan
tanda koma “
Pada pecahan decimal sebaiknya kita gunakan metode Penjumlahan bersusun, dan
caranya sama dengan Penjumlahan Bilangan Bulat, yaitu dengan meluruskan angka
satuannya. Yang mesti kita cermati adalah bahwa angka yang tepat di depan koma
itu adalah angka satuan, maka akan lebih mudah diingat bila bahasanya kita ubah
menjadi “ yang diluruskan adalah koma”
maka yang harus lurus adalah 5 dengan angka 8, bahasa lain yang juga tidak salah
adalah tanda koma harus lurus!
maka akan menjadi seperti ini :
98,760
05,432 +
104, 192
Pengurangan pecahan desimal
9876 - 5432 = ......
Dengan Pengurangan susun, yang diluruskan adalah angka satuan yaitu angka 6
harus lurus dengan angka 2 menjadi seperti ini :
19
9876
5432 –
4444
Perkalian bilangan desimal
Pada operasi hitung perkalian pecahan desimal, jumlah desimal pada jawaban adalah
jumlah desimal pada bilangan yang dikalikan ditambah jumlah desimal pada bilangan
yang mengalikan. Misalnya bila jumlah desimal pada bilangan dikalikan adalah 2
desimal dan jumlah desimal pada bilangan dikalikan adalah 3 desimal, maka jumlah
desimal pada jawaban adalah 2 desimal ditambah 3 desimal = 5 desimal.
Contoh Perkalian Pecahan Desimal misalnya :
30,75 x 12,3 = ..........
Untuk memudahkan, hitung dulu sebagai bilangan bulat, dengan cara mengabaikan
dulu tanda desimal (tanpa tanda koma), seperti ini:
3075 x 123 = 378225 setelah ketemu hasilnya = 378225
perhatikan kembali jumlah desimalnya,
30,75 memiliki dua angka desimal,
12,3 memiliki satu angka desimal,
dua desimal ditambah satu desimal = tiga decimal berarti pada jawabannya
menjaditiga angka dibelakang koma (tiga Desimal)
378225 (tiga angka dihitung dari belakang) menjadi 378,225
jadi 30,75 x 12,3 = 378,225
Pembagian bilangan pecahan
Pada operasi hitung pembagian pecahan desimal, jumlah desimal pada jawaban
adalah jumlah desimal pada bilangan yang dikalikan dikurangi jumlah desimal pada
bilangan yang mengalikan. Misalnya bila jumlah desimal pada bilangan dikalikan
adalah 3 desimal dan jumlah desimal pada bilangan dikalikan adalah 1 desimal, maka
jumlah desimal pada jawaban adalah 3 desimal dikurangi 1 desimal = 2 desimal.
Bila terjadi jumlah desimal pada bilangan yang dikalikan ternyata lebih sedikit dari
jumlah desimal pada bilangan yang mengalikan, pasti terjadi hasil minus, maka
20
tinggal hitung saja jumlah minusnya, dan dijelmakan menjadi jumlah nol dibelakang
jawaban, misalnya : jumlah desimal pada bilangan yang dikalikan adalah 2 desimal
sedang jumlah desimal pada bilangan yang mengalikan adalah 5, sehingga 2
dikurangi 5 = -3, berarti tiga buah nol harus ditambahkan dibelakang jawaban.
Contoh Pembagian Pecahan Desimal misalnya :
30,75 : 12,3 = ..........
hitung dulu sebagai bilangan bulat dengan mengabaikan desimal
3075 : 12,3 = 25
30,75 ada dua decimal 12,3 ada satu desimal
dua dikurangi satu = satu
berarti satu desimal atau satu angka dibelakang koma
25 menjadi 2,5
jadi 30,75 : 12,3 = 2,5
Pecahan Senilai
Pecahan senilai dapat diartikan sebagai dua atau lebih pecahan dengan
perbandingan nilai pembilang dan penyebutnya sama. Pecahan senilai adalah dua
pecahan atau lebih yang memiliki bentuk berbeda tetapi nilainya sama. Perhatikan
2 4 10
contoh di bawah ini agar lebih memahaminya. Misalnya terdapat pecahan , , dan
5 10 25
. Ketiga pecahan tersebut merupakan pecahan senilai.
21
Dari gambar di atas, gambar (a) merupakan gambar yang ketiga-tiganya
menunjukkan pecahan senilai. Walaupun antara gambar balok pertama dan kedua bentuk
pecahannya berbeda. Begitu juga dengan gambar (b) lingkaran yang dibagi menjadi
beberapa bagian.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan materi yang kami
pilih terdiri dari pengertian pecahan, macam-macam pecahan yang terdiri dari pecahan
biasa, pecahan campuran, pecahan decimal, pecahan senilai.
22
pembelajaran diawali dari kongkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari
mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar (Depdiknas, 2003:11).
Pokok bahasan pecahan biasanya dimulai Ketika siswa sekolah dasar mulai
memasuki kelas 3,4,5,6 atau bahkan ada yang dimulai dari kelas 4,5,6. Materi pecahan ini
dimulai dengan pengenalan pecahan, membandingkan pecahan, dan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama. Sehingga pada kelas
berikutnya yaitu kelas 4, 5 dan 6 materi pecahan ini mengalami pendalaman materi. Jika
masalah pemahaman konsep tentang pecahan ini, terutama pada operasi hitung pecahan,
tidak kita cari solusi sejak dini. Sudah dapat dipastikan bahwa selamanya peserta didik
kita mengalami miskonsepsi tentang pecahan.
Pengalaman belajar dengan benda-benda kongkrit yang dimiliki dan dikenal anak
sebagai peserta didik sangat membantu dalam mendasari pemahaman konsep-konsep
yang abstrak. Guru harus terampil membangun jembatan penghubung antara pengalaman
kongkrit dengan konsep-konsep matematika yang abstrak. Oleh karena itu benda-benda
nyata dan benda-benda yang dimanipulasi akan sangat membantu anak pada tingkat
sekolah dasar dalam belajar matematika. Dengan demikian, penggunaan media
pembelajaran terutama benda nyata dan alat peraga memiliki peranan yang penting dalam
kegiatan pembelajaran matematika di SD untuk mencapai pemahaman dan pemaknaan
matematika. Namun pada kenyataannya seringkali guru menyampaikan materi pecahan
kepada siswa menggunakan cara yang konvensional, tidak menggunakan media
pembelajaran. Akibatnya banyak para siswa yang tidak memahami konsep pecahan
secara baik dan benar. Azhar (2011:8) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas, media pembelajaran
adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional dilingkungan
siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.
23
Besarnya potongan tersebut tergantung dari berapa banyak sebuah potongan yang
dilakukan. Puzzle pecahan yang dirancang ini merupakan sebuah media pembelajaran.
Puzzle pecahan merupakan benda-benda media belajar yang dimanipulasi untuk
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak dari nilai suatu pecahan.
24
o Persegi 3 dibagi menjadi 3 bagian
o Persegi 4 dibagi menjadi 6 bagian
Potong bsgian-bagian tersebut menggunakan cutter
Tempelkan kertas origami/warna pada Styrofoam yang sudah terpotong (warna
setiap Styrofoam yang berbeda ukuran berbeda)
Lapisi kardus bekas dengan karton hitam, kemudian tempelkan double tip disetiap
ujung kardus yang telah dilapisi karton.
Tempelkan kardus yang telah dilapisi karton pada bagian belakang Styrofoam.
Hiasi media tersebut semenarik mungkin
Kemudian puzzle pecahan siap digunakan.
c) Cara penggunaan
Guru menjelaskan satu per satu setiap warna yang telah dibagi beberapa bagian,
Salah satu siswa diminta maju kedepan memasankan puzzle warna misalnya
warna kuning artinya ½, warna hijau 2/4 dan seterusnya.
d) Kelebihan dan manfaat media puzzle
Menurut Suciati (2010:78), manfaat dari permainan ini sebagai berikut:
Mengasah otak, puzzle adalah cara yang bagus untuk mengasah otak.
Melatih sel-sel saraf, dan memecahkan masalah.
Melatih koordinasi mata dan tangan Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan
mata anak.
Membantu anak mengenal bentuk.
Melatih nalar.
Jadi pembelajaran menggunakan media puzzle ini sangat membantu antara lain:
Membentuk jiwa bekerjasama pada peserta didik, karena permainan ini akan
dikerjakan secara berkelompok.
Siswa lebih konsisten dengan apa yang sudah dikerjakan.
Melatih kecerdasan logis matematis peserta.
Menumbuhkan rasa solidaritas sesama siswa
Menumbuhkan rasa kekeluargaan antar siswa
25
Melatih strategi dalam bekerjasama antar siswa.
Menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antar siswa.
Menumbuhkan rasa saling memiliki antar siswa.
Menghibur para siswa di dalam kelas.
b. Penilaian Pengetahuan
1) Prosedur : Akhir pembelajaran
2) Teknik : Tes
3) Bentuk : Isian dan Uraian
c. Penilaian Keterampilan
26
1) Prosedur : Dalam proses pembelajaran
2) Teknik : Non tes
3) Bentuk : Observasi
No Nama SIKAP
Peserta Didik
Sikap Spiritual Sikap Sosial
27
b
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1
2
3
4
5
6
dst
2. Percaya Diri
Indikator Kepercayaan Diri :
28
1. Menjawab pertanyaan dari guru dengan penuh semangat
2. Memaparkan hasil pengamatan dan diskusi secara kelompok tanpa
ragu-ragu
3. Tidak mudah putus asa
4. Menjawab pertanyaan teman dengan percaya diri saat presentasi
Penilaian:
1. Satu indikator terpenuhi
2. Dua indikator terpenuhi
3. Tiga indikator terpenuhi
4. Semua indikator terpenuhi
3. Kerjasama
Indikator Kerjasama :
1. Berbagi tugas saat melaksanakan pengamatan,
penyusunan laporan, diskusi kelompok dan presentasi
2. Membantu teman dalam kelompok yang mengalami kesulitan
3. Tidak egois dan tidak bersikap maunya menang sendiri dalam
menyelesaikan tugas kelompok
4. Tidak membuat kegaduhan selama mengerjakan tugas kelompok
Penilaian:
1. Satu indikator terpenuhi
2. Dua indikator terpenuhi
3. Tiga indikator terpenuhi
4. Semua indikator terpenuhi
4. Tanggungjawab
Indikator Tanggungjawab
1. Menyelesaikan tugas tepat waktu
2. Mempresentasikan laporan sesuai jadwal yang disepakati
3. Berani menanggung risiko
4. Menepati janji
29
Penilaian:
1. Satu indikator terpenuhi
2. Dua indikator terpenuhi
3. Tiga indikator terpenuhi
4. Semua indikator terpenuhi
30
b. 3/5
c. 5/7
d. 10/5
2. Pecahan yang senilai dari 3 ⁄5 adalah ....
a. 4/4
b. 6/10
c. 6/15
d. 10/5
3. Pecahan yang senilai dari 5 ⁄6 adalah ....
a. 2/4
b. 3/5
c. 5/7
d. 10/12
4. Pecahan yang senilai dari 15⁄30 adalah ....
a. 30/60
b. 3/5
c. 5/7
d. 10/5
5. Pecahan yang senilai dari 25⁄100 adalah ....
a. 2/80
b. 3/5
c. 100/400
d. 10/5
Kunci Jawaban
31
1. A
2. B
3. D
4. A
5. C
32
Mata Pelajaran : matematika
Nama Kelompok :
1. 3.
2. 4.
Peraturan :
Tujuan: Untuk menentukan pecahan senilai dengan mengalikan atau membagi penyebut dan
pembilang dengan angka yang sama
Ayo berlatih!
1.
33
2. Tulis nilai pecahan yang diwakili gambar di bawah ini !
a.
b.
c.
d.
3. Ubahlah bentuk pecahan di bawah ini dengan cara mengalikan penyebut dan pembilang
dengan angka yang sama !
a. 1/ 4 = …
b. 3 /9 = …
c. 4 /6 = …
BAB III
34
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami dapat ditarik kesimpulan bahwa media
pembelajaran matematika materi pecahan disusun secara sederhana,jelas dan sangat
membantu proses pembelajaran matematika. Hasil belajar matematika dari siswa yang
dibelajarkan menggunakan alat peraga pecahan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar matematika dari siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Ini
berarti bahwa penggunaan alat peraga pecahan lebih unggul dalam membelajarkan materi
pecahan di kelas VI SD.
B. Saran
Sebagai seorang guru SD perlu mempertimbangkan berbagai aspek dalam penggunaan media
pembelajaran sebab kehadiran media sangat membantu siswa dalam memahami suatu konsep
tertentu. Karena pada usia ini peserta didik masih berfikir konkret atau nyata dan belum
mampu berfikir abstrak terutama peserta didik kelas rendah, untuk itulah guru seharusnya
memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.
35
DAFTAR PUSTAKA
NH, M. I. S., & Winata, H. (2016). Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan
model pembelajaran direct instruction. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran
(JPManper), 1(1), 49-60.
Khismawati, H. M., Hidayati, S., & Jayanti, D. D. (2017). Analisis Kesulitan Siswa
dalam Memahami Materi Pecahan Campuran Kelas V Sekolah Dasar. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.
Busana, J. T. PENERAPAN DIRECT INSTRUCTION PADA KOMPETENSI
MENGUKUR TUBUH BAGI SISWA KELAS X SMKN 1 JABON.
Wahyudi, W., & Anugraheni, I. (2017). Strategi pemecahan masalah matematika.
36