Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA BILANGAN PECAHAN


Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran Matematika
SD
Dosen Pengampu:Vivi Astuti Nurlaily, M. Pd

Oleh:
Kelompok 3
1. JOKO SUSILO ( SD. 1911.011 )
2. RISNA DAMAYANA ( SD. 1911.023 )
3. SRI AMINI ( SD. 1811.026 )
4. TARISMA SELVI A. ( SD. 1811.027 )

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN MUHAMMADIYAH BLORA
BLORA

2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr. wb

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah “PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA
BILANGAN PECAHAN” dengan tepat waktu.Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah ini, yang tidak dapat kami
sebutkan satu persatu namun tidak dapat menurangi rasa hormat kami.Dalam penyusunan
makalah ini tentu banyak kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik
dan saran demi sempurnanya makalah ini. Demikianlah yang dapat kami sampaikan mohon maaf
apabila terdapat kesalahan.

Wassalamualaikum wr. wb

Blora, 17 Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................................

Kata Pengantar.........................................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................

A. Latar Belakang ............................................................................................................


B. Rumusan Masalah .......................................................................................................
C. Tujuan Penulisan .........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................

A. Permasalahan yang dialami Peserta Didik dalam Mempelajari Materi Bilangan


Pecahan.........................................................................................................................
......................................................................................................................................
B. Pengembangan Rancangan Pembelajaran pada Materi Bilangan Pecahan..................
C. Pengembangan Materi Ajar Pecahan ..........................................................................
D. Pengembangan Media Pembelajaran pada Materi Pecahan ........................................
E. Pengembangan Penilaian Pada Materi Pecahan...........................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................................

A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang telah diberikan mulai dari
tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pembelajaran matematika terdapat materi yang
mempelajari tentang operasi hitung. Pecahan tidak pernah lepas dari operasi hitung baik
penjumlahan, pengurangan, perkalian maupun pembagian. Materi pecahan telah diterapkan
siswa dalam kehidupan sehari-hari, hanya saja siswa kurang memahami mengenai konsep
pecahan, oleh karena itu masih banyak siswa yang salah dalam mengerjakan dan
memecahkan masalah soal-soal pada materi pecahan. Kesulitan siswa dalam memahami
konsep pecahan, membuat siswa merasa kesulitan dalam mengerjakan soal yang berhubungan
dengan materi pecahan .Menurut Gargnett (1998) kesulitan belajar matematika secara khusus
masuk dalam definisi kesulitan belajar.
Namun pada kenyataannya, sering terabaikan karena di kebanyakan sekolah, layanan
pendidikan khusus didasarkan pada berkesulitan belajar dalam bahasa (khususnya membaca),
sedikit saja yang diakses dan mendapat layanan remedial kesulitan belajar matematika. Ketika
mengalami kesulitan dalam bahasa belum tentu mengalami kesulitan belajar matematika,
tetapi belajar matematika sama pentingnya dengan kemampuan dalam bahasa khususnya
membaca. Sehingga dibutuhkan perhatian yang sama dalam belajar matematika dan
kemampuan bahasa.
Kemampuan pemecahan masalah matematika merupakan kesanggupan siswa dalam
mencari penyelesaian soal matematika yang tidak segera dapat diselesaikan atau belum
tampak jelas penyelesaiannya. Dalam belajar matematika konsep dasarnya harus dikaitkan
dengan kehidupan sehari-hari. Belajar dalam matematika berbeda dengan belajar pada mata
pelajaran yang lain karena kita harus mendapatkan hasil yang konkrit. Bagi siswa yang
mengalami kesulitan belajar matematika diperlukan pemahaman konsep-konsep pada
bilangan pecahan terutama pada operasi hitung dasar yang lebih dan juga rumusnya, oleh
karena itu berdasarkan uraian di atas kami kelompok 3 tertarik membuat makalah tentang

4
pengembangan pembelajaran matematika pada materi pecahan, agar dapat menjadi referensi
penididik dalam mengembangkan pembelajaran khususnya dalam matematika.

B. Rumusan Masalah
A. Apa permasalahan yang dialami peserta didik dalam mempelajari materi bilangan
pecahan?
B. Bagaimana pengembangan rancangan pembelajaran pada materi bilangan pecahan?
C. Bagaimana pengembangan materi ajar pecahan?
D. Bagaimana pengembangan media pembelajaran pada materi pecahan?
E. Bagaimana pengembangan penilaian pada materi pecahan?
C. Tujuan
A. Untuk menegetahui permasalahan yang dialami atau yang mungkin dialami pesrta didik
dalam mempelajarimateri pecahan.
B. Untuk mengembangkan rancangan pembelajaran pada materi pecahan.
C. Untuk mengembangkan materi ajar pecahan.
D. Untuk mengetahui pengembangan media pembelajaran pada materi pecahan.
E. Untuk mengembangkan penilaian materi pecahan.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Permasalahan yang Dialami Peserta Didik dalam Mempelajari Materi bilangan Pecahan.
Kesulitan belajar adalah suatu keadaan dalam proses belajar mengajar dimana peserta
didik tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. Permasalahan kesulitan belajar merupakan
topik yang sering dibahas dalam lingkup pendidikan. Hal ini dikarenakan permasalahan belajar
merupakan permasalahan siswa yang tidak hanya terkait pedagogis, tetapi terkait psikologis
pula. Adapun beberapa faktor yang membuat siswa kesulitan dalam belajar salah satunya
adalah minat dari dalam siswa itu sendiri yang sering kali kurang semangat dalam mengikuti
pembelajaran. Mempelajari Matematika tidak terlepas dengan bilangan Salah satu bagian dari
klasifiksi bilangan adalah bilangan pecahan
Pecahan adalah salah satu materi yang sangat tidak disukai siswa. Materi pecahan ini
dianggap sulit sehingga hasil pembelajarannya seringkali kurang memuaskan. Dalam
pembelajaran mata pelajaran matematika yang telah dibahas sebelumnya yang terjadi
dilapangan guru hanya menerangkan mengenai teori dan pengetahuan berbahasanya saja dari
pada keterampilan berbahasanya. Proses pembelajaran masih didominasi oleh guru dengan
menggunakan metode ceramah pada umumnya., dalam mengajarkan materi ini guru tentunya
juga mengalami permasalahan dalam proses pembelajaran seperti halnya mengajarkan materi
yang lain. Berikut permasalahan yang dialami peserta didik dalam mempelajari materi bilangan
pecahan:
1. Banyak siswa yang kurang teliti dalam menyederhanakan pecahan.
2. Pada pembagian pecahan, siswa tidak membalikkan pembilang dan penyebut.
3. Siswa agak lama memahami soal cerita karena bahasa yang digunakan sehari hari berbeda
dengan soal.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran tidak selalu
berjalan sesuai dengan perencanaan, tentunya ada permasalahan-permasalahan yang dialami

6
peserta didik dalam pembelajaran. Permasalahan yang dialami atau mungkin dialami peserta
didik dalam mempelajari materi pecahan diantaranya seperti, banyak siswa yang ceroboh pada
saatmengerjakan soal pecahan, kemungkinan besar siswa belum mengerti benar operasi pada
bilangan pecahan, siswa agak lama memahami soal cerita karena bahasa yang digunakan sehari
hari berbeda dengan soal.

B. Pengembangan Rancangan Pembelajaran pada bilangan Pecahan.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


Satuan Pendidikan : SD N 2 JIKEN
Kelas/semester : VI/1
Mata pelajaran : MATEMATIKA
Pembelajaran :1
Alokasi waktu : 2 jam 55 menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan factual dengan craa mengamati, membaca. Mendengar dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah maupun di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan factual dalam Bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam Gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam Tindakan yang
mencerminkan perilaku beriman dan berakhlak mulia.
B. KOMPETENSI DASAR
3.13 Memahami konsep pecahan, pecahan senilai dan operasi hitung pecahan menggunakan
benda konkret atau gambar
C. INDIKATOR
3.13.1 Memahami konsep pecahan dengan menggunakan benda konkret, gambar dan
simbol.

7
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah bereksplorasi dengan benda konkret, gambar dan simbol siswa mampu
menemukan konsep pecahan dengan benar.
E. MATERI PEMBELAJARAN
1. Operasi hitung pecahan
F. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
1. Model : Langsung
2. Metode : Ceramah, Demonstrasi, Tanya jawab

G. Langkah Pembelajaran:
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu

Pendahuluan 1. Guru membuka kelas dengan 25 menit


mengucapkan salam, menanyakan
kabar, memeriksa kehadiran peserta
didik dan mengecek jadwal piket
kebersihan.
2. Guru mengajak peserta didik berdoa
terlebih dahulu sebelum jam
pelajaran dimulai.
3. Guru bersama denngan peserta didik
menyanyikan salah satu lagu wajib
nasional.
4. Guru meminta peserta didik untuk
membuka buku danalat tulis yang
akan digunakan dalam pembelajaran.
5. Kegiatan literasi.
Apersepsi
6. Guru mengetes pemahaman peserta
didik dengan mengingatkan sedikit
pembelajaran hari sebelumnya dan

8
memberikan contoh pecahan
sederhana kepada peserta didik.
Menyampaiakan tujuan dan
mempersiapkan siswa
7. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
Inti Menyajikan pengetahuan dan 140 menit
mendemonstrasikan keterampilan
1. Guru menjelaskan konsep pecahan
dan cara penyelesaiannya kepada
peserta didik.
2. Guru memberikan contoh soal
kepada peserta didik secara umum.
3. Peserta didik diarahkan untuk
menjawab soal dan diharuskan
bertanya Ketika dirasa masihbingung
dengan materi yang diajarkan guru.
4. Guru mempersiapkan media
pembelajaran untuk menjelaskan
bagaimana penyelesaian materi
pecahan dengan mudah.
5. Guru memperagakan media
pembelajaran dan meminta peserta
didik fokus dalam memperhatikan
penjelasan guru.
6. Guru bertanya kepada siswa untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa,
apakah sudah mengerti atau belum.
7. Siswa diarahkan untuk
memperhatikan kembali bagaimana
guru menggunakan media

9
8. Guru menggunakan contoh lain
untuk menggunakan media puzzle
dalam materi pecahan.
9. Guru bertanya kepada siswa untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa,
apakah sudah mengerti atau belum.
Membimbing pelatihan
10. Peserta didik diminta guru untuk
menyelesaikan soal pecahan dengan
menggunakan media puzzle.
11. Peserta didik maju ke depan secara
bergantian sesuai perintah guru.
Mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik
12. Guru membimbing peserta didik dan
memberikan persoalan yang
berbeda-beda untuk mengukur
pemahaman siswa.
13. Guru memberi umpan balik kepada
peserta didik atas penyelesaian soal
dengan media puzzle.
Memberikan kesempatan untuk
pelatihan lanjutan dan penerapan
14. Peserta didik diminta untuk
mengerjakan soal latihan tanpa
menggunakan media guna
memeriksa pemahaman siswa.
15. Peserta didik diminta untuk
mengumpulkan hasil kerjaannya
kepada guru.
Penutup Refleksi 10 menit

10
1) Guru bersama peserta didik mengulas
kembali apa yang sudah dipelajari
selama pembelajaran.
2) Peserta didik menyimpulkan apa
yang telah dipelajari.
3) Kegiatan pembelajaran akhiri dengan
doa bersama.
4) Guru dan peserta didik menyanyikan
lagu daerah guna melestarikannya.
5) Guru memberikan soal perkalian
sebagai syarat untuk peserta didik
keluar dari kelas.

1. Sintaks Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), (J. T. Busana: 2021):


a) Fase 1 menyampaiakan tujuan dan mempersiapkan siswa.
b) Fase 2 menyajikan pengetahuan dan men-demonstrasikan keterampilan
c) Fase 3 membimbing pelatihan
d) Fase 4 mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik
e) Fase 5 memberikan kesempatan untuk pelatihan lanjutan dan penerapan
2. Alasan Memilih Model Pembelajaran Langsung
Model pembelajaran langsung atau biasa disebut dengan direct instruction
merupakan suatu model pengajaran yang terdiri dari penjelasan guru mengenai konsep atau
keterampilan baru, melibatkan guru bekerja dengan siswa secara individual, atau dalam
kelompok-kelompok kecil berfokus pada mencapai target pembelajaran dengan
memberikan pelatihan keterampilan yang erat kaitannya dengan target, Kinder et.al dalam
(Aufan, 2011) dalam NH, Moch Ilham Sidik dan Hendri Winata: 2016.Kami memilih
model pembelajaran langsung karena permasalahan yang terlampir bisa langsung teratasi
dengan adanya suatu demonstrasi dan keterlibatan langsung peserta didik didalamnya.
Selain itu, meodel pembelajaran langsung sifatnya langsung menuju padaapayang
menjadi suatu permasalahan. Sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memecahkan

11
permasalahan tersebut lebih efisien dan guru bebas menggunakan solusi apapun guna
menerapkannya.
3. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Langsung
a. Kelebihan
1. Kelebihan model pembelajaran Direct Instruction antara lain:
2. Guru dapat mengendalikanmateri dan informasi dalam pembelajaran sehingga guru
dapat fokus mengenai apa yang dicapai oleh siswa.
3. Model pembelajaran ini efektif dalam kelas yang besar ataupun kecil
4. Model pembelajaran ini seperti ceramah dan mungkin model ini cocok untuk anak yang
kurang suka dalam membaca.
5. Dapat mengarahkan siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran untuk tetap
berprestasi
b. Kekurangan
1. Guru sulit mengatasi tingkat kemampuan dari siswa dalam menerima materi tersebut
juga sulit mengatasi tingkat ketertarikan siswa
2. Siswa sulit untuk mengembangkan diri keterampilannya karena model ini gurulah yang
palingn aktif.
3. Jika guru tidak siap dengan pembelajaran atau kurang memahami materi yang akan
disampaikan maka pembelajaran akan terhambat karena guru menjadi pusat dalam
model pembelajaran ini.
4. Seringkali siswa akan kehilangan fokus dalam model pembelajaran ini karena semua
informasi hanya dari guru mungkin dari siswa hanya sedikit saja dan bahkan mungkin
tidak ada.
5. Guru juga harus komunikatif. Karena gaya bahasa guru sangat mempengaruhi tingkat
ketertarikan dan pemahaman siswa.
4. Alasan Memilih Metode Ceramah, Demonstrasi, dan Penugasan
Alasan kami memilih metode-metode tersebut adalah pada saat proses
pembelajaran sesuai dengan aktivitas yang pembelajaran yang berlangsung dengan
adanya metode tersebut sangat cocok diterapkan karena pada materi ini guru baru
mengenalkan materi pecahan pada peserta didik. Pemahaman peserta didik lebih terfokus
pada penjelasan guru.

12
5. Kelebihan dan Kelemahan Metode Ceramah, Demonstrasi, dan Tanya Jawab
a. Kelebihan
Pada metode ceramah memiliki kelebihan informasi yang disampaikan guru
langsung tertuju pada peserta didik. metode tersebut sangat cocok diterapkan karena
pada materi ini guru baru mengenalkan materi pecahan pada peserta didik. Pada
metode ceramah guru leluasa menyampaikan materi dan kelas. Pada metode
demonstrasi bisa meningkatkan peran serta peserta didik dalam pembelajaran dan
pembagian tugas dengan teman. Serta mampu meningkatkan keaktifan pada peserta
didik dan ketertarikan terhadap penjelasan guru. Pada metode tanya jawab dapat
meningkatkan kefokusan peserta didik pada saat dijelaskan guru.
b. Kekurangan
Apabila menggunakan metode ceramah proses komunikasi hanya terjadi satu
arah jarang ada timbul baliknya dan pusat materi lebih terfokus dari guru. Pada metode
demonstrasi tidak semua peserta didik memiliki sikap percaya diri dan rasa ingin tahu
sehingga mengurangi antusias siswa untuk maju menyelesaikan soal. Pada metode
tanya jawab, peserta didik yang kurang memperhatikan guru akan kebingungan dan
merasa yang takut untuk bertanya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa skenario pembelajaran yang kami
rancang telah menerapkan fase-fase didalam langkah pembelajaran beserta model dan
metode yang sesuai untuk mengajarkan operasi hitung pecahan pada peserta didik.

C. Pengembangan Materi Ajar Pecahan


1. Pengertian pecahan
Pecahan, dalam bahasa Inggris fraction, berasal dari kata Latin fractio (kata ben-da dari
frangere). Kata frangere ini berarti memecah. Oleh karena itu, istilah bilangan pecah juga
sering digunakan sebagai sinonom dari pecahan.Istilah pecahan dapat digunakan untuk
a a
merujuk suatu bilangan yang ditulis dalam dan angka dimana b ≠ 0. Perlu diperhatikan
b b
penggunaan simbol tersebut sebagai bilangan atau angka. Misalnya, jika kita menyatakan
bahwa bilangan yang terletak di atas disebut pembilang dan bilangan yang di bawah disebut
penyebut.

13
2. Macam-macam bilangan pecahan
a. Bilangan Pecahan biasa
Bilangan pecahan biasa adalah pecahan yang terdiri dari pembilang dan penyebut.
Pecahan jenis ini pembilangnya lebih kecil dari pada penyebutnya. Bilangan yang di atas
adalah pembilang dan yang di bawah adalah penyebut. Pecahan biasa atau dapat disebut
sebagai pecahan merupakan bentuk pecahan yang kita lihat biasanya. Pecahan biasa
a
berbentuk dengan a merupakan pembilang dan b merupakan penyebut. Contohnya
b
4
sebagai berikut, merupakan suatu pecahan biasa dengan 4 sebagai pembilang dan 5
5
1
sebagai penyebut, meruapakan suatu pecahan biasa dengan 1 sebagai pembilang dan 7
7
sebagai penyebut.
 Penjumlahan pecahan biasa
2 1
+ =
3 6
Ada beberapa cara untuk menyelesaikannya, namun kelompok kita memakai cara
sederhana dengan cara jika penyebutnya tidak sama maka langkah yang kita ambil
yaitu menyamakan kedua penyebut terlebih dahulu cara mencari KPK dari kelipatan
penyebut itu sendiri kemudian di dapat faktor bagi yang sama. Misalnya KPK dari 3
yaitu 3, 6, dan … sedangkan pada penyebut 6 KPKnya yaitu 6, 12, … dari KPK
tersebut dapat dipilih mana bilangan yang sama dan dapat digunakan untuk membagi.

2 1 12 3 5
Jadi + = + =
3 6 18 18 18

5
Lalu disederhanakan masing-masing dibagi 3 jadi hasilnya
6

 Pengurangan pecahan biasa

3 2
- =
4 6

14
Langkah yang kita ambil dengan mengkalikan silang antara penjumlah
dan penyebut masing masing 3 x 6= 18 2 x 4 = 8 dan untuk penyebutnya
diperoleh dari 4 x 6 = 24

18 - 8 = 10
24 24
18 10
−8=
24 24
5
Lalu disederhanakan masing-masing dibagi 2 jadi hasilnya
12
 Perkalian pecahan biasa

Mengalikan bilangan pecahan biasa dapat dilakukan dengan cara mengalikan


antara pembilang dengan pembilang dan penyebut dengan penyebut.

2 5 2 x 5 10
x = =
7 3 7 x 3 21
 Pembagian Pecahan Biasa

Pada prinsipnya pembagian bilangan pecahan sama dengan perkalian


bilangan pecahan. Namun yang membedakan adalah pada pembagian bilangan
pecahan, posisi pembilang dan penyebut dibalik. Berikut adalah contohnya

2 4 2 6 12
: = x = =1
3 6 3 4 12

b. pecahan Campuran

Merupakan jenis bilangan pecahan yang terdiri dari bagian bulat dan bagian
a
pecahan. Pecahan campuran dapat berbentuk c dengan c merupakan bilangan bulat
b
a 2
dan merupakan bagian pecahan. Contoh pecahan campuran yaitu 3 dengan 3
b 5
2
merupakan bagian bulat dan merupakan bagian pecahannya. Cara mengubah pecahan
5

15
campuran menjadi pecahan biasa yaitu dengan mengalikan bagian bulat dengan
penyebut bagian pecahan lalu menjumlahkannya dengan bagian pembilang dari pecahan.
2 2 x 5+4
Misalnya terdapat pecahan 2 jika diubah menjadi pecahan biasa menjadi
5 5
14
sehingga menjadi .
5

 Penjumlahan Bilangan Pecahan Campuran

Disebut sebagai bilangan pecahan campuran karena pecahan tersebut terdiri


dari bilangan asli dan bilangan campuran. Sehingga untuk dapat menjumlahkan
bilangan tersebut hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah pecahan
campuran menjadi pecahan biasa.

2 3
Contoh: 2 +3 =¿
3 5

Langkah pertama adalah mengubah pecahan campuran menjadi pecahan


biasa secara terpisah

2 2 x3 2 8
2 = + =
3 1 x3 3 3

3 3 x 5 +3 18
3 = = =
5 1 x5 5 5

Selanjutnya karena penyebutnya beda maka harus disamakan, Setelah


masing-masing pecahan campuran sudah diubah menjadi pecahan biasa dan
memiliki penyebut dengan angka yang sama, maka Anda dapat langsung
menjumlahkan kedua pecahan tersebut.

16
8 18 40 54
+ = + =
3 5 15 15

94 4
=6
15 15

 Pengurangan Bilangan Pecahan Campuran

Disebut sebagai bilangan pecahan campuran karena pecahan tersebut terdiri


dari bilangan asli dan bilangan campuran. Sehingga untuk dapat mengurangi
bilangan tersebut hal pertama yang harus dilakukan adalah mengubah pecahan
campuran menjadi pecahan biasa.

1 1
4 −2 =¿
2 4

Langkah pertama adalah mengubah pecahan campuran menjadi pecahan


biasa secara terpisah.

1 4x2 1 9
4 = + =
2 1 x2 2 2

1 2 x4 1 9
2 = + =
2 1 x2 4 4

Selanjutnya karena penyebutnya beda maka harus disamakan, Setelah


masing-masing pecahan campuran sudah diubah menjadi pecahan biasa dan
memiliki penyebut dengan angka yang sama, maka Anda dapat langsung
mengurangi kedua pecahan tersebut.

9 9 18 9 9 21
− = + = =
2 4 4 4 4 4

 Perkalian Bilangan Pecahan Campuran

17
Cara menghitung perkalian bilangan pecahan campuran sama dengan
menghitung perkalian bilangan pecahan biasa. Namun sebelum mengalikan kedua
bilangan, Anda harus terlebih dahulu mengubah bilangan pecahan campuran
menjadi bilangan pecahan biasa.
Contoh:

2 1 2 1
1 x 2 =1 x 3+ x ( 2 x 4 )+
3 4 3 4

2 8 1
3+ ¿ ¿ + =¿
❑3 ❑ 4

5 9 5 9 45 9 3
+ = x = =3 =3
3 4 3 4 12 12 4

 Pembagian Bilangan Pecahan Campuran

Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan pembagian bilangan


pecahan campuran adalah mengubah bilangan pecahan campuran menjadi bilangan
pecahan biasa. Caranya adalah mengubah posisi pembilang menjadi penyebut dan
penyebut menjadi pembilang.
1 1
5 :3 =¿ (2x5) + 1 : (3x3)+1=
2 3
2 3
11 10 11 3 33 13
: = x = =1
22 3 2 10 20 20

c. Pecahan Desimal

18
Pecahan desimal merupakan salah satu bentuk nilai pecahan dengan penyebut 10,
100, 1000, dan seterusnya. Penulisan bilangan pecahan desimal dengan menggunakan
tanda koma “

 Penjumlahan pecahan desimal

Pada pecahan decimal sebaiknya kita gunakan metode Penjumlahan bersusun, dan
caranya sama dengan Penjumlahan Bilangan Bulat, yaitu dengan meluruskan angka
satuannya. Yang mesti kita cermati adalah bahwa angka yang tepat di depan koma
itu adalah angka satuan, maka akan lebih mudah diingat bila bahasanya kita ubah
menjadi “ yang diluruskan adalah koma”

98,76 + 5,432 =......

Dengan Penjumlahan susun, yang diluruskan adalah angka satuan,


angka satuan pada bilangan desimal adalah angka yang terletak didepan koma

98,76 angka satuannya adalah 8


5,432 angka satuannya adalah 5

maka yang harus lurus adalah 5 dengan angka 8, bahasa lain yang juga tidak salah
adalah tanda koma harus lurus!
maka akan menjadi seperti ini :

98,760
05,432 +
104, 192
 Pengurangan pecahan desimal
9876 - 5432 = ......
Dengan Pengurangan susun, yang diluruskan adalah angka satuan yaitu angka 6
harus lurus dengan angka 2 menjadi seperti ini :

19
9876
5432 –
4444
 Perkalian bilangan desimal
Pada operasi hitung perkalian pecahan desimal, jumlah desimal pada jawaban adalah
jumlah desimal pada bilangan yang dikalikan ditambah jumlah desimal pada bilangan
yang mengalikan. Misalnya bila jumlah desimal pada bilangan dikalikan adalah 2
desimal dan jumlah desimal pada bilangan dikalikan adalah 3 desimal, maka jumlah
desimal pada jawaban adalah 2 desimal ditambah 3 desimal = 5 desimal.
Contoh Perkalian Pecahan Desimal misalnya :
30,75 x 12,3 = ..........

Untuk memudahkan, hitung dulu sebagai bilangan bulat, dengan cara mengabaikan
dulu tanda desimal (tanpa tanda koma), seperti ini:
3075 x 123 = 378225 setelah ketemu hasilnya = 378225
perhatikan kembali jumlah desimalnya,
30,75 memiliki dua angka desimal,
12,3 memiliki satu angka desimal,
dua desimal ditambah satu desimal = tiga decimal berarti pada jawabannya
menjaditiga angka dibelakang koma (tiga Desimal)
378225 (tiga angka dihitung dari belakang) menjadi 378,225
jadi 30,75 x 12,3 = 378,225
 Pembagian bilangan pecahan
Pada operasi hitung pembagian pecahan desimal, jumlah desimal pada jawaban
adalah jumlah desimal pada bilangan yang dikalikan dikurangi jumlah desimal pada
bilangan yang mengalikan. Misalnya bila jumlah desimal pada bilangan dikalikan
adalah 3 desimal dan jumlah desimal pada bilangan dikalikan adalah 1 desimal, maka
jumlah desimal pada jawaban adalah 3 desimal dikurangi 1 desimal = 2 desimal.

Bila terjadi jumlah desimal pada bilangan yang dikalikan ternyata lebih sedikit dari
jumlah desimal pada bilangan yang mengalikan, pasti terjadi hasil minus, maka

20
tinggal hitung saja jumlah minusnya, dan dijelmakan menjadi jumlah nol dibelakang
jawaban, misalnya : jumlah desimal pada bilangan yang dikalikan adalah 2 desimal
sedang jumlah desimal pada bilangan yang mengalikan adalah 5, sehingga 2
dikurangi 5 = -3, berarti tiga buah nol harus ditambahkan dibelakang jawaban.
Contoh Pembagian Pecahan Desimal misalnya :
30,75 : 12,3 = ..........
hitung dulu sebagai bilangan bulat dengan mengabaikan desimal
3075 : 12,3 = 25
30,75 ada dua decimal 12,3 ada satu desimal
dua dikurangi satu = satu
berarti satu desimal atau satu angka dibelakang koma
25 menjadi 2,5
jadi 30,75 : 12,3 = 2,5

 Pecahan Senilai

Pecahan senilai dapat diartikan sebagai dua atau lebih pecahan dengan
perbandingan nilai pembilang dan penyebutnya sama. Pecahan senilai adalah dua
pecahan atau lebih yang memiliki bentuk berbeda tetapi nilainya sama. Perhatikan
2 4 10
contoh di bawah ini agar lebih memahaminya. Misalnya terdapat pecahan , , dan
5 10 25
. Ketiga pecahan tersebut merupakan pecahan senilai.

21
Dari gambar di atas, gambar (a) merupakan gambar yang ketiga-tiganya
menunjukkan pecahan senilai. Walaupun antara gambar balok pertama dan kedua bentuk
pecahannya berbeda. Begitu juga dengan gambar (b) lingkaran yang dibagi menjadi
beberapa bagian.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan materi yang kami
pilih terdiri dari pengertian pecahan, macam-macam pecahan yang terdiri dari pecahan
biasa, pecahan campuran, pecahan decimal, pecahan senilai.

D. Pengembangan Media Pembelajaran Puzzle Pecahan

Pada dasarnya matematika merupakan mata pelajaran paling utama disekolah


apalagi pada sekolah dasar. Matematika berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
menghitung, mengukur, menurunkan dan menggunakan rumus matematika yang
diperlukan dalam kehidupan sehari-hari melalui materi aljabar, geometri, logika
matematika, peluang dan statistika. Matematika juga berfungsi mengembangkan
kemampuan mengkomunikasikan gagasan melalui model matematika yang dapat berupa
kalimat dan persamaan matematika, diagram, grafik atau tabel (Depdiknas, 2003:6).
Begitu penting peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari sehingga para peserta
didik diharapkan dapat menguasai dari setiap tujuan pembelajaran matematika. Agar
tersampaikan dengan baik tujuan pembelajaran matematika diharapkan pendekatan dan
strategi pembelajaran hendaknya mengikuti kaidah pedagogik secara umum, yaitu

22
pembelajaran diawali dari kongkrit ke abstrak, dari sederhana ke kompleks, dan dari
mudah ke sulit, dengan menggunakan berbagai sumber belajar (Depdiknas, 2003:11).

Pokok bahasan pecahan biasanya dimulai Ketika siswa sekolah dasar mulai
memasuki kelas 3,4,5,6 atau bahkan ada yang dimulai dari kelas 4,5,6. Materi pecahan ini
dimulai dengan pengenalan pecahan, membandingkan pecahan, dan operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut sama. Sehingga pada kelas
berikutnya yaitu kelas 4, 5 dan 6 materi pecahan ini mengalami pendalaman materi. Jika
masalah pemahaman konsep tentang pecahan ini, terutama pada operasi hitung pecahan,
tidak kita cari solusi sejak dini. Sudah dapat dipastikan bahwa selamanya peserta didik
kita mengalami miskonsepsi tentang pecahan.

Pengalaman belajar dengan benda-benda kongkrit yang dimiliki dan dikenal anak
sebagai peserta didik sangat membantu dalam mendasari pemahaman konsep-konsep
yang abstrak. Guru harus terampil membangun jembatan penghubung antara pengalaman
kongkrit dengan konsep-konsep matematika yang abstrak. Oleh karena itu benda-benda
nyata dan benda-benda yang dimanipulasi akan sangat membantu anak pada tingkat
sekolah dasar dalam belajar matematika. Dengan demikian, penggunaan media
pembelajaran terutama benda nyata dan alat peraga memiliki peranan yang penting dalam
kegiatan pembelajaran matematika di SD untuk mencapai pemahaman dan pemaknaan
matematika. Namun pada kenyataannya seringkali guru menyampaikan materi pecahan
kepada siswa menggunakan cara yang konvensional, tidak menggunakan media
pembelajaran. Akibatnya banyak para siswa yang tidak memahami konsep pecahan
secara baik dan benar. Azhar (2011:8) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah
alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas, media pembelajaran
adalah komponen sumber belajar yang mengandung materi instruksional dilingkungan
siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Dari beberapa pengertian tersebut, muncullah gagasan untuk penciptaan alat


pembelajaran pecahan yaitu puzzle pecahan. Bahwa pada intinya pecahan merupakan
bagian yang berukuran sama dari suatu yang utuh (bulat). Kemudian satu bagian yang
utuh tersebut dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil yang disebut pecahan.

23
Besarnya potongan tersebut tergantung dari berapa banyak sebuah potongan yang
dilakukan. Puzzle pecahan yang dirancang ini merupakan sebuah media pembelajaran.
Puzzle pecahan merupakan benda-benda media belajar yang dimanipulasi untuk
membantu siswa dalam memahami konsep-konsep yang abstrak dari nilai suatu pecahan.

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran berperan


penting dalam proses pembelajaran, terutama pada pembelajaran matematika SD materi
pecahan. Media pembelajaran berfungsi untuk memberikan kejelasan pembelajaran bagi
peserta didik sehingga peserta didik akan lebih paham denga napa yang diajarkan oleh
guru. Maka dari itu guru memberikan media pembelajaran bagi materi pecahan berupa
puzzle pecahan. Puzzle pecahan akan sangat membantu peserta didik memahami operasi
hitung pecahan maupun membedakan pecahan senilai atau tidak senilai. Demikian kami
akan mendeskripsikan Langkah-langkah membuat puzzle pecahan.

a) Cara membuat Puzzle Pecahan


Alat dan bahan
 Kardus bekas
 Styrofoam
 Karton berwarna
 Kertas berwarna atau kertas origami
 Penggaris
 Bolpoin/ pensil
 Cutter
 Gunting
 Solasi/ double tip
b) Cara membuat
 Buat 4 buah persegi ukuran 15 cm x 15 cm pada Styrofoam
 Potong keempat persegi tersebut menggunakan cutter.
 Buatlah gambar pada keempat persegi tersebut menjadi beberapa bagian
o Persegi 1 dibagi menjadi 2 bagian
o Persegi 2 dibagi menjadi 4 bagian

24
o Persegi 3 dibagi menjadi 3 bagian
o Persegi 4 dibagi menjadi 6 bagian
 Potong bsgian-bagian tersebut menggunakan cutter
 Tempelkan kertas origami/warna pada Styrofoam yang sudah terpotong (warna
setiap Styrofoam yang berbeda ukuran berbeda)
 Lapisi kardus bekas dengan karton hitam, kemudian tempelkan double tip disetiap
ujung kardus yang telah dilapisi karton.
 Tempelkan kardus yang telah dilapisi karton pada bagian belakang Styrofoam.
 Hiasi media tersebut semenarik mungkin
 Kemudian puzzle pecahan siap digunakan.
c) Cara penggunaan
 Guru menjelaskan satu per satu setiap warna yang telah dibagi beberapa bagian,
 Salah satu siswa diminta maju kedepan memasankan puzzle warna misalnya
warna kuning artinya ½, warna hijau 2/4 dan seterusnya.
d) Kelebihan dan manfaat media puzzle
Menurut Suciati (2010:78), manfaat dari permainan ini sebagai berikut:
 Mengasah otak, puzzle adalah cara yang bagus untuk mengasah otak.
 Melatih sel-sel saraf, dan memecahkan masalah.
 Melatih koordinasi mata dan tangan Puzzle dapat melatih koordinasi tangan dan
mata anak.
 Membantu anak mengenal bentuk.
 Melatih nalar.

Jadi pembelajaran menggunakan media puzzle ini sangat membantu antara lain:

 Membentuk jiwa bekerjasama pada peserta didik, karena permainan ini akan
dikerjakan secara berkelompok.
 Siswa lebih konsisten dengan apa yang sudah dikerjakan.
 Melatih kecerdasan logis matematis peserta.
 Menumbuhkan rasa solidaritas sesama siswa
 Menumbuhkan rasa kekeluargaan antar siswa

25
 Melatih strategi dalam bekerjasama antar siswa.
 Menumbuhkan rasa saling menghormati dan menghargai antar siswa.
 Menumbuhkan rasa saling memiliki antar siswa.
 Menghibur para siswa di dalam kelas.

Kekurangan dari media puzzle pecahan adalah:

 Membutuhkan waktu lebih banyak


 Menuntut kreativitas siswa
 Kelas menjadi kurang terkendali
 Media puzzle lebih menekankan pada indra pengeliatan siswa (visual)
 Gambar yang terlalu kompleks kurang efektif pembelajaran
 Media kurang maksimal bila diterapkan dalam kelompok besar
e) Alasan kelompok kami memilih media puzzle sebagai media pembelejaran dikarenakan
media puzzle ini akan menarik perhatian siswa maupun semangat siswa saat belajar
materi pecahan, selain itu kegiatan pembelajaran menggunakan media puzzle dapat
memberikan ruang gerak siswa untuk memahamkan sebuah konsep. Siswa dapat ikut
berpartisipasi dan terlibat dalam proses pembelajaran. Siswa juga akan merasa nyaman
dan senang saat berada dalam situasi apapun.
E. Pengembangan Penilaian Pembelajaran
1. Teknik Penilain
a. Penilaian Sikap
1) Prosedur : Selama proses pembelajaran dan di luar proses pembelajaran
2) Teknik : Non tes
3) Bentuk : Observasi

b. Penilaian Pengetahuan
1) Prosedur : Akhir pembelajaran
2) Teknik : Tes
3) Bentuk : Isian dan Uraian
c. Penilaian Keterampilan

26
1) Prosedur : Dalam proses pembelajaran
2) Teknik : Non tes
3) Bentuk : Observasi

A. LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

No Nama SIKAP
Peserta Didik
Sikap Spiritual Sikap Sosial

Religius Percaya Diri Kerjasama Tanggungjawa

27
b

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1
2
3
4
5
6
dst

PEDOMAN PENILAIAN SIKAP


Keterangan:
K (Kurang) : 1, C (Cukup) : 2, B (Baik) : 3, SB (Sangat Baik) : 4
Rubrik Penilain
1. Religius
Indikator :
1. Berdo’a sebelum dan sesudah kegiatan ataupun pembelajaran
2. Semangat beribadah sunah dan wajib meski di sekolah
3. Menerima keberagaman suku, bangsa dan budaya sebagai salah
satu ciptaan Tuhan Yang Maha Esa
4. Mensyukuri berbagai bentuk keberagaman suku bangsa, sosial,
dan budaya di Indonesia yang terikat persatuan dan kesatuan
sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa Penilaian:
1. Satu indikator terpenuhi
2. Dua indikator terpenuhi
3. Tiga indikator terpenuhi
4. Semua indikator terpenuhi

2. Percaya Diri
Indikator Kepercayaan Diri :

28
1. Menjawab pertanyaan dari guru dengan penuh semangat
2. Memaparkan hasil pengamatan dan diskusi secara kelompok tanpa
ragu-ragu
3. Tidak mudah putus asa
4. Menjawab pertanyaan teman dengan percaya diri saat presentasi
Penilaian:
1. Satu indikator terpenuhi
2. Dua indikator terpenuhi
3. Tiga indikator terpenuhi
4. Semua indikator terpenuhi

3. Kerjasama
Indikator Kerjasama :
1. Berbagi tugas saat melaksanakan pengamatan,
penyusunan laporan, diskusi kelompok dan presentasi
2. Membantu teman dalam kelompok yang mengalami kesulitan
3. Tidak egois dan tidak bersikap maunya menang sendiri dalam
menyelesaikan tugas kelompok
4. Tidak membuat kegaduhan selama mengerjakan tugas kelompok
Penilaian:
1. Satu indikator terpenuhi
2. Dua indikator terpenuhi
3. Tiga indikator terpenuhi
4. Semua indikator terpenuhi

4. Tanggungjawab
Indikator Tanggungjawab
1. Menyelesaikan tugas tepat waktu
2. Mempresentasikan laporan sesuai jadwal yang disepakati
3. Berani menanggung risiko
4. Menepati janji

29
Penilaian:
1. Satu indikator terpenuhi
2. Dua indikator terpenuhi
3. Tiga indikator terpenuhi
4. Semua indikator terpenuhi

Soal Test Host

1. Pecahan yang senilai dari 1 ⁄2 adalah ....


a. 2/4

30
b. 3/5
c. 5/7
d. 10/5
2. Pecahan yang senilai dari 3 ⁄5 adalah ....
a. 4/4
b. 6/10
c. 6/15
d. 10/5
3. Pecahan yang senilai dari 5 ⁄6 adalah ....
a. 2/4
b. 3/5
c. 5/7
d. 10/12
4. Pecahan yang senilai dari 15⁄30 adalah ....
a. 30/60
b. 3/5
c. 5/7
d. 10/5
5. Pecahan yang senilai dari 25⁄100 adalah ....
a. 2/80
b. 3/5
c. 100/400
d. 10/5

Kunci Jawaban

31
1. A
2. B
3. D
4. A
5. C

Lembar Kerja Peserta Didik Bilangan Pecahan (1)

32
Mata Pelajaran : matematika

Kelas / Semester : VI/1

Pokok Bahasan : Bilangan Pecahan

Sub Pokok Bahasan : Konsep Pecahan

Alokasi Waktu : 2 x 55 menit

Nama Kelompok :

1. 3.

2. 4.

Peraturan :

1. Setiap anggota kelompok wajib berpartisipasi dalam setiap kegiatan.

2. Mengerjakan Lembar Kegiatan secara berurutan.

3. Disiplin dalam mengerjakan Lembar Kegiatan.

4. Saling menghargai dalam bekerja kelompok.

5. Kumpulkan Lembar Kegiatan pada waktu yang telah ditentukan.

Tujuan: Untuk menentukan pecahan senilai dengan mengalikan atau membagi penyebut dan
pembilang dengan angka yang sama

Ayo berlatih!

1.

Nilai pecahan yang diwakili oleh gambar di atas adalah ....

33
2. Tulis nilai pecahan yang diwakili gambar di bawah ini !

a.

b.

c.

d.

3. Ubahlah bentuk pecahan di bawah ini dengan cara mengalikan penyebut dan pembilang
dengan angka yang sama !

a. 1/ 4 = …

b. 3 /9 = …

c. 4 /6 = …

BAB III

34
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil diskusi kelompok kami dapat ditarik kesimpulan bahwa media
pembelajaran matematika materi pecahan disusun secara sederhana,jelas dan sangat
membantu proses pembelajaran matematika. Hasil belajar matematika dari siswa yang
dibelajarkan menggunakan alat peraga pecahan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil
belajar matematika dari siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional. Ini
berarti bahwa penggunaan alat peraga pecahan lebih unggul dalam membelajarkan materi
pecahan di kelas VI SD.

B. Saran

Sebagai seorang guru SD perlu mempertimbangkan berbagai aspek dalam penggunaan media
pembelajaran sebab kehadiran media sangat membantu siswa dalam memahami suatu konsep
tertentu. Karena pada usia ini peserta didik masih berfikir konkret atau nyata dan belum
mampu berfikir abstrak terutama peserta didik kelas rendah, untuk itulah guru seharusnya
memilih media yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran.

35
DAFTAR PUSTAKA
NH, M. I. S., & Winata, H. (2016). Meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan
model pembelajaran direct instruction. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran
(JPManper), 1(1), 49-60.
Khismawati, H. M., Hidayati, S., & Jayanti, D. D. (2017). Analisis Kesulitan Siswa
dalam Memahami Materi Pecahan Campuran Kelas V Sekolah Dasar. Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo.
Busana, J. T. PENERAPAN DIRECT INSTRUCTION PADA KOMPETENSI
MENGUKUR TUBUH BAGI SISWA KELAS X SMKN 1 JABON.
Wahyudi, W., & Anugraheni, I. (2017). Strategi pemecahan masalah matematika.

36

Anda mungkin juga menyukai