Anda di halaman 1dari 14

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa: NANING NUR
OKTAFIA Kelas 004
Asal Institusi : _SD NEGERI GUCIALIT 02
Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis


telah eksplorasi
diidentifikasi penyebab masalah

1 Pedagodik Hasil Kajian Literatur Jurnal Berdasarkan hasil


Rendahnya /Artikel: kajian literatur
motivasi dan hasil
I Gusti Ayu Subudi Kirti, Artikel
belajar siswa wawancara maka
Kompas (2019) mengatakan motivasi
dapat disimpulkan
belajar siswa tergolong rendah
bahwa renda
disebabkan beberapa faktor internal
motivasi belajar
atau eksternal.
siswa disebabkan
oleh :
Menurut Setiawan, A. (2016)
1. Kondisi fisik
Beberapa faktor yang menyebabkan
dan
motivasi belajar siswa rendah adalah
psikologi
kurang dukungan dari orang tua, guru
anak kurang
atau lingkungan sekitar.
siap.
Hasil Wawancara dengan Kepala
2. Kurangnya
Sekolah ( Titik Welasati,S.Pd)
dukungan
Faktor penyebab rendahnya motivasi dari keluarga
belajar siswa yaitu: 3. Guru belum
optimal
1. Guru tidak menjelaskan tujuan dalam
pembelajaran yang akan dicapai menggunaka
kepada siswa. n model atau
2. Guru tidak menggunakan model- strategi
model pembelajaran yang pembelajara
bervariatif. n yang
Hasil Wawancara dengan Teman inovatif.
Sejawat ( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru 4. Pengaruh
kelas dan sekaligus guru penggerak sosial media
Angkatan 5: (Penggunaan
gadget).
1. Internal siswa: kondisi fisik dan
psikologis siswa seperti (rasa
nyaman dari pembulian dan rasa
aman dalam diri siswa)
2. Keluarga: Dukungan, perhatian,
bimbingan dan ketenangan
rumah.
3. Sosial media: kemudahan anak
memperoleh informasi,
menurunkan minat belajar siswa.
Faktor hiburan sosial media lebih
besar ketimbang
pemanfaatannya bagi kegiatan
belajar.
4. Guru, faktor utama yang
mempengaruhi minat belajar
anak di sekolah. Gaya belajar
guru, inovasi dalam
pembelajaran berdampak besar
terhadap rasa ingin tahu/ belajar
siswa. dll.
Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli (
Siti Aminah,S.Pd) Guru Penggerak
Angkatan 5

Motivasi belajar siswa rendah bisa


muncul karena unsur dari dalam diri
maupun dari luar dirinya. Dari dalam
diri siswa misalnya karena faktor
kesehatan dan kemampuan siswa yang
rendah, psikologi karena perlakuan
dalam keluarga, dll. Unsur dari luar,
khususnya di sekolah/ guru adalah
karena penggunaan metode/ strategi
mengajar guru yang kurang tepat,
lingkungan kelas yang kurang kondusif
dll. Juga adanya pengaruh gadget pada
anak-anak.
Literasi Hasil Kajian Literatur Jurnal / Berdasarkan hasil
Rendahnya Artikel: kajian literatur

minat Menurut Sari , Citra Pratama. (2018) dan hasil


membaca mengatakan faktor penyebab wawancara maka
siswa rendahnya minat membaca siswa kelas
IV terdiri dari faktor internal dan dapat disimpulkan
eksternal. Kurangnya kebiasaan bahwa rendahnya
membaca siswa terdiri dari tidak minat membaca
meluangkan waktu untuk membaca, siswa disebabkan
membaca atas perintah orang lain, oleh :
jarang mengunjungi perpustakaan 1. Kurangnya
untuk membaca buku, dan belum pembiasaan
memiliki insiatif untuk mencari bahan siswa untuk
bacaan yang dibutuhkan. membaca
baik dari
Sari, C. P. (2018). Faktor-faktor
penyebab rendahnya minat membaca rumah
siswa kelas IV. Basic Education, 7(32), ataupun di
3-128. sekolah.
https://journal.student.uny.ac.id 2. Penerapan
/index.php/pgsd/article/view/13 budaya
875
literasi
Menurut Hapsari,Yuniar Indri. dkk belum
(2019)Banyak faktor yang optimal
menyebabkan rendahnya minat baca dilakukan.
siswa kelas V SD Negeri Harjowinangun 3. Buku
02 diantaranya faktor internal dan bacaan
faktor eksternal. kurang
a. Faktor internal
menarik dan
merupakan faktor yang
berasal dari dalam siswa sarpras
sendiri. literasi
b. Faktor eksternal belum
meliputi lingkungan terpenuhi.
sekolah, lingkungan
keluarga

Hapsari, Y. I., Purnamasari, I., &


Purnamasari, V. (2019). Minat Baca
Siswa Kelas V Sd Negeri Harjowinangun
02 Tersono Batang. Indonesian Journal
Of Educational Research and
Review, 2(3), 371-378.
https://ejournal.undiksha.ac.id/i
ndex.php/IJERR/article/view/22
634

Hasil Wawancara dengan Kepala


Sekolah (Titik Welasati,S.Pd)

Faktor penyebab rendahnya minat


membaca pada siswa yaitu:

1. Siswa belum dibiasakan


membaca dari rumah
2. Budaya Literasi di sekolah
belum berjalan dengan optimal

Hasil Wawancara dengan Teman


Sejawat ( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru
kelas dan sekaligus guru penggerak
Angkatan 5:

1. tidak adanya contoh/


pemodelan/ tauladan/ budaya
literasi dari guru yang suka
membaca.
2. tidak adanya pemahaman kepada
siswa akan pentingnya membaca
dan berliterasi.
3. kurangnya sarana/ buku bacaan
yang menarik siswa
4. kurangnya sarana literasi di
tempat umum dalam wilayah
sekolah seperti: madding,
poster, ruang baca terbuka, dll.
Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli (
Siti Aminah,S.Pd) Guru Penggerak
Angkatan 5

1. Internal : Kelancaran siswa


dalam membaca (siswa dengan
kelancaran membaca rendah,
cenderung malas jika harus
membaca). Kemampuan
memahami isi bacaan (siswa
yang sulit memahami bacaan
yang dibaca, akan cenderung
malas membaca)
2. Eksternal : Pembiasaan di kelas
(kegiatan literasi di kelas/
sekolah). Pemilihan materi
bacaan oleh guru yang kurang
tepat. Cara/metode penyampaian
guru ketika kegiatan membaca
yang kurang menarik.

Numerasi Hasil Kajian Literatur Jurnal / Berdasarkan hasil


Rendahnya Artikel: kajian literatur
kemampuan dan hasil
Menurut Ardila, A. (2017) & Hartanto,
dasar wawancara maka
S. Berdasarkan temuan khusus
matematika dapat disimpulkan
setelah dilakukan analisis mengenai
dasar pada bahwa rendahnya
faktor-faktor yang mempengaruhi
operasi hitung kemampuan dasar
rendahnya hasil belajar matematika
perkalian dan matematika pada
yaitu:
pembagian. operasi hitung
a. Siswa kurang berminat perkalian dan
terhadap pelajaran pembagian
matematika disebabkan oleh :
b. Siswa tidak 1. Kurangnya
berkonsentrasi selama minat siswa
pembelajaran
terhadap
c. Rendahnya pemahaman
konsep matematika Pelajaran
dasar siswa matematika.
d. Kurangnya 2. Rendahnya
Kedisiplinan siswa pemahaman
Ardila, A., & Hartanto, S. (2017). konsep
Faktor yang mempengaruhi matematika
rendahnya hasil belajar matematika
dasar siswa.
siswa mts iskandar muda
batam. PYTHAGORAS: Jurnal 3. Guru belum
Program Studi Pendidikan menanamka
Matematika, 6(2). n
https://journal.unrika.ac.id pemahaman
/index.php/jurnalphythagor konsep
as/article/view/966 Matematika
dengan
Menurut Sabrina, Ridha. dkk (2017)
Kemampuan dasar matematis siswa benar serta
tergolong rendah yaitu : metode yang
1. Kemampuan siswa digunakan
2. Kondisi lingkungan guru kurang
siswa/peserta didik menarik .
3. Upaya guru dalam
membelajarkan siswa
Sabrina, R., Fauzi, F., & Yamin, M.
Y. M. (2017). Faktor-faktor
penyebab rendahnya motivasi
belajar siswa dalam proses
pembelajaran matematika di Kelas
V SD Negeri Garot Geuceu Aceh
Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
2(4).
https://jim.unsyiah.ac.id/pgs
d/article/view/7736/3350
Hasil Wawancara dengan Kepala
Sekolah ( Titik Welasati,S.Pd)

Faktor penyebab rendahnya


kemampuan matematika dasar pada
siswa :

1. Konsep yang digunakan guru


dalam kegiatan pembelajaran
kurang menyenangkan.
2. Metode yang digunakan guru
dalam kegiatan pembelajaran
sulit dipahami oleh siswa.

Hasil Wawancara dengan Teman


Sejawat ( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru
kelas dan sekaligus guru penggerak
Angkatan 5:

Sepemahaman saya Matematika


adalah ilmu logika dalam bahasa
symbol. Siswa khususnya sekolah
dasar masih pada tahap berpikir
konkrit menuju abstrak. Kebanyakan
dari kita (guru) mengesampingkan hal
tersebut dan mengajarkan matematika
lansung tertuju pada soal berupa
symbol. Sehingga pemahaman siswa
belum terbentuk secara utuh yang
mengakibatkan kesulitan di tahap
selanjutya.
Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli (
Siti Aminah,S.Pd) Guru Penggerak
Angkatan 5
Siswa mengalami kesulitan dalam
operasi perkalian pembagian, biasanya
dikarenakan siswa hanya
menggunakan metode hafalan, tetapi
konsep dari perkalian dan pembagian
itu sendiri belum dipahami.
Kesulitan Hasil Kajian Literatur Jurnal / Berdasarkan hasil
Belajar Artikel: kajian literatur
2
Siswa di duga dan hasil
Dalam jurnal yang bersumber dari:
mengalami wawancara maka
https://journal.unsika.ac.id/index.php
kesulitan dapat disimpulkan
/sesiomadika/article/view/2685,
untuk bahwa kesulitan
dalam jurnalnya yang berjudul Faktor
mendapatkan siswa untuk
Penyebab Rendahnya Hasil Belajar
nilai sesuai mendapatkan nilai
Siswa Tasya Nabillah menyatakan
atau diatas sesuai atau diatas
bahwa:
KKM KKM disebabkan
Faktor yang mempengaruhi hasil oleh :
belajar yaitu faktor internal dan 1. Kurangnya
faktor eksternal. Untuk mengatasi motivasi dari
pemasalahan tersebut, guru harus dalam diri
bijaksana dalam menentukan suatu siswa untuk
model pembelajaran yang sesuai belajar serta
yang dapat menciptakan situasi dan kurangnya
kondisi yang kondusif agar proses kemampuan
belajar mengajar dapat berlangsung siswa dalam
sesuai dengan tujuan yang pembelajara
diharapkan dan siswa bisa lebih n.
aktif. 2. Kurangnya
dukungan
Menurut Baharuddin dan Esa Nur dari keluarga
Wahyuni (2009: 19-28) dalam serta
bukunya yang berjudul Teori Belajar lingkungan
dan Pembelajaran menyebutkan disekitarnya.
bahwa factor yang mempengaruhi 3. Metode dan
hasil belajar adalah: model
Faktor internal pembelajara
a. Faktor fisiologis n yang
Faktor fisiologis adalah dilakukan
faktor-faktor yang guru kurang
mempengaruhi dengan menarik dan
kondisi fisik individu. inovatif.
b. Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah
keadaan psikologis
seseorang yang dapat
mempengaruhi proses
belajar, seperti kecerdasan
siswa, motivasi,minat,
sikap, dan bakat.
Faktor eksternal
a. Lingkungan sosial, seperti
lingkungan sosial sekolah,
lingkungan sosial
masyarakat, dan
lingkungan sosial keluarga.
b. Lingkungan non sosial,
seperti lingkungan
alamiah, faktor
instrumental (perangkat
belajar), dan faktor materi
pelajaran.
Hasil Wawancara dengan Kepala
Sekolah ( Titik Welasati,S.Pd)
Faktor yang mempengaruhi nilai
siswa di bawah KKM adalah:
1. Kurangnya motivasi belajar
siswa
2. Penggunaan model
pembelajaran yang masih
monoton.
Hasil Wawancara dengan Teman
Sejawat ( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru
kelas dan sekaligus guru penggerak
Angkatan 5:

Penyebab kesulitan belajar siswa


disebabkan faktor motivasi diri,
dukungan keluarga dan
masyarakat.Faktor guru juga ambil
bagian di dalamnya, guru yang
terkesan mengajar hanya dengan 1
metode seperti ceramah tidak dapat
mengakomodir seluruh kebutuhan
siswa dan tidak dapat memberikan
pengalaman belajar bagi mereka.

Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli (


Siti Aminah,S.Pd) Guru Penggerak
Angkatan 5

Kesulitan dalam belajar terjadi karena


kemampuan siswa maupun strategi
pengajaran guru yang tidak menyentuh
siswa. Siswa kesulitan dalam
memahami karena dalam proses
pembelajaran, siswa juga tidak paham
apa yang dipelajari..
3 Relasi Hasil Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan hasil
hubungan kajian literatur dan
dengan siswa Menurut Nikmah, D. A. A. dkk Faktor- hasil wawancara
faktor yang dapat mempengaruhi
Siswa belum maka dapat
keterampilan berbicara siswa terdiri dari 2
mampu faktor, yakni faktor internal dan faktor disimpulkan bahwa
berkomunikasi eksternal. Faktor internal meliputi siswa belum mampu
dengan guru intensitas penggunaan bahasa daerah berkomunikasi
dengan setempat, faktor keluarga, dan faktor dengan guru
menggunakan individu atau siswa. Faktor eksternal menggunakan
Bahasa yang meliputi faktor lingkungan sekitar, faktor Bahasa yang baik
guru, dan faktor ketersediaan sarana dan
baik. karena :
prasarana.
1. Siswa lebih
Nikmah, D. A. A., Setyawan, A., & sering
Citrawati, T. (2020). Analisis menggunakan
Keterampilan Berbicara pada Bahasa
Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa keseharianny
Kelas IV SD Negeri Buluh
a ( Bahasa
2. Prosiding Nasional Pendidikan: LPPM
IKIP PGRI Bojonegoro, 1(1). Jawa)
2. Guru kurang
https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/ mencontohka
index.php/Prosiding/article/view/1103 n penggunaan
Bahasa
Menurut Selawati, T. S. (2017) Mengatakan
Indonesia
Faktor-faktor penyebab kesulitan secara
umum dan secara khusus dalam dengan baik
pembelajaran keterampilan berbicara, dan benar.
penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap
kesulitan belajar siswa dalam
pembelajaran keterampilan berbicara siswa
berasal dari faktor dalam ( internal ) dan
faktor luar ( eksternal ), yaitu (1) motivasi
belajar siswa yang masih rendah; (2)
kebiasaan belajar siswa yang kurang baik;

(3) penguasaan komponen kebahasaan


masih rendah; (4) sikap mental siswa
kurang baik; (5) hubungan/interaksi guru
dan siswa masih rendah; (6)
hubungan/interaksi siswa dengan siswa
masih rendah;
hanya (7) media mengajar
saat berkomunikasi guru
dengan guru.
Hal ini bisa lebih parah jika guru sendiri
juga terbawa sering menggunakan bahasa
daerah saat berkomunikasi di sekolah.

4 Pemanfaatan Hasil Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan hasil


Model kajian literatur dan
Pembelajaran Menurut Syamsidah, S. dkk (2021) hasil wawancara
Pembelajaran Faktor penyebab guru belum maka dapat
masih bersifat mengoptimalkan pembelajaran inovatif disimpulkan bahwa
konvesional dan yaitu Kurangnya pengetahuan guru- pembelajaran masih
monoton. guru terkait model-model pembelajaran bersifat
konvensional dan
Guru belum memahami langkah-langkah monoton karena :
pembelajaran sehingga guru kurang
1. Kurangnya
termotivasi dalam mengaplikasikan model-
model pembelajaran inovatif. pemahaman
Syamsidah, S., Ratnawati, T., Qurani, B., & guru terkait
Muhiddin, A. (2021). Peningkatan Kualitas Langkah dan
Profesionalisme Guru dengan Pelatihan model – model
Model Model Pembelajaran. In Seminar pembelajaran.
Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat.
2. Guru kurang
https://ojs.unm.ac.id/semnaslpm/article/
view/18287/9969 termotivasi
untuk
Menurut Khodijah (2022) terdapat dua menerapkan
pembelajaran
faktor yang mempengaruhi penerapan
yang inovatif.
model-model pembelajaran inovatif, 3. Guru enggan
yaitu rendahnya kualitas keluar dari
zona nyaman
pelatihan/workshop pembelajaran yang ( tidak mau
diikuti oleh guru dan rendahnya ribet) untuk
mempersiapk
komitmen dan motivasi guru untuk
an sarana
menerapkan model-model untuk siswa
pembelajaran inovatif . Untuk itu guru belajar.

sebaiknya sering mengikuti workshop


dan sering memperbanyak referensi
dalam menggunakan model
pembelajaran.
(Khodijah, N. 2022.
PROFESIONALISME GURU DALAM
PENERAPAN MODEL-MODEL
PEMBELAJARAN INOVATIF PADA
RINTISAN SEKOLAH BERTARAF
INTERNASIONAL. Jurnal Teknodik.
(Feb. 2022), Hal. 255 – 264. DOI:
https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i
0.27)

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah


(Titik Welasati)

Faktor penyebab guru masih melakukan


pembelajaran yang konvensional dan
monoton adalah:

1. Terbatasnya pemahaman guru


dalam menerapkan pembelajaran
yang inovatif

Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat


( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru kelas dan
sekaligus guru penggerak Angkatan 5:

Jika dikatakan faktor penyebabnya adalah


ketidak pahaman, maka jelas hal tersebut
tidak benar. Yang lebih tepat menurut saya
adalah ketidakmauan. Tidak mau keluar
dari zona nyaman, padahal zaman telah
berubah. Tuntutan pendidikan pun
bertaransformasi seiring eranya.
Konvensional murni diterapkan oleh guru
yang tidak mau “ribet” mempersiapkan
banyak sarana prasarana yang
dimanfaatkan siswa untuk belajar.

Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli ( Siti


Aminah,S.Pd) Guru Penggerak Angkatan
5

Model dan metode pembelajaran


konvensional lebih mudah digunakan
bagi guru yang kurang bisa berinovasi.
Selain itu, beberapa guru juga kurang
memahami tentang model-model
pembelajaran yang mendukung
pembelajaran berpusat pada siswa.

5 Pembelajaran di Hasil Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan hasil


dalam kelas kajian literatur dan
belum berbasis Menurut Agusta, A. R., & Sa’dijah, C. hasil wawancara
HOTS (2021) bahwa guru belum siap maka dapat
melaksanakan pembelajaran berbasis disimpulkan bahwa
HOTS. Kesiapan Guru Melaksanakan pembelajaran di
Pembelajaran Berbasis HOTS Ditinjau sekolah belum
dari Pengetahuan dan Kemampuan berbasis HOTS
Mengemas Perangkat Pembelajaran. karena :
1. Guru blum
PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi siap
Antropologi), 3(2), 402-424. melaksanaka
n
Hasil observasi yang dilakukan oleh
pembelajaran
(Kurniawati & Hadi, 2021)
menyatakan bahwa guru yang kurang berbasis
mampu dalam merancang instrument HOTS.
evaluasi. Khotimah (2021) 2. Guru belum
menyatakan bahwa pengetahuan guru mengikuti
terhadap HOTS masih rendah. Senada pelatihan
dengan hal tersebut, berdasarkan hasil tentang
studi pendahuluan yang kami pembelajaran
lakukan dengan meminta respon berbasis
sebanyak 21 orang guru berkaitan HOTS.
kemampuan penyusunan soal HOTS 3. Minimnya
dengan bantuan google form diperoleh pemahaman
diperoleh informasi bahwa: guru dalam
1. Masih terdapat para guru yang membuat
belum pernah mengikuti pelatihan perangkat
atau workshop yang berkaitan pembelajaran
dengan penyusunan soal HOTS. HOTS.
2. Masih terdapat guru yang belum
memahami pentingnya soal HOTS
bagi peningkatan kecakapan
siswa.
3. Sebagian besar para guru belum
memahami bagaimana menyusun
soal HOTS.
4. Kesulitan yang dialami guru dalam
menyusun soal HOTS beragam,
diantaranya sulit mengaitkan soal
dengan dunia nyata, sulit
menentukan jenjang kognitif soal,
sulit dalam menentukan KI yang
layak untuk di jadikan soal
HOTS, sulit dalam menentukan
bahasa yang sesuai dengan
perkembangan kognitif siswa, sulit
dalam menentukan KKO taksonomi
Bloomnya, sulit dalam memilih
materinya.
http://altifani.org/index.php/altifani/a
rticle/view/207/61 Vol. 2, No. 1-
Januari2022, Hal. 65-74.

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah


( Titik Welasati,S.Pd)
Faktor penyebab pembelajaran di dalam
kelas belum berbasis HOTS:
1. Guru belum memahami tentang
pembelajaran berbasis HOTS.
2. Guru Belum mengikuti pelatihan
tentang pembelajaran berbasis
HOTS.
Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat
( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru kelas dan
sekaligus guru penggerak Angkatan 5:

Pembelajaran bersifat HOTS tidak


dapat dipahami secara instan ,
sehingga guru belum mampu dalam
menerapkan pembelajaran berbasis
HOTS di kelas.
Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli ( Siti
Aminah,S.Pd) Guru Penggerak Angkatan
5
Guru belum mampu menerapkan
pembelajaran HOTS karena kurangnya
kemampuan dan pemahaman dalam
teknis penyusunan soal, terutama soal
HOTS. Selain itu, guru sangat jarang
yang membuat soal sendiri,
kebanyakan adalah mencari soal dan
menyusunnya. Padahal soal yang
disusun sendiri akan lebih relevan
ketika digunakan.

6 Pemanfaatan Hasil Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan hasil


Teknologi kajian literatur dan
Pembelajaran Menurut Lestari, S. (2015) Kendala hasil wawancara
Pemanfaatan pemanfaatan TIK oleh guru adalah: maka dapat
TIK dalam 1. tidak adanya akses, disimpulkan bahwa
2. tidak adaanya sarana TIK,
kegiatan pemanfaatan TIK
3. pembelajaran tidak
pembelajaran dalam kegiatan
mengintegrasikan TIK,
belum optimal pembelajaran belum
4. guru tidak memiliki pengetahuan
tentang TIK, dan optimal karena:

5. tidak adanya kemauan guru untuk 1. Guru belum


memanfaatkan TIK. memiliki
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go. pengetahuan
id/index.php/jurnalkwangsan/article/v tentang TIK.
iew/29 2. Keterbatasan
sarana
Menurut Setyaningrum, A. (2016) prasarana
untuk memanfaatkannya.
4. Enggan keluar dari zona nyaman

Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli ( Siti


Aminah,S.Pd) Guru Penggerak Angkatan
5

Ketidakmampuan guru dalam


mengoperasikan alat berbasis TIK
seringkali menjadi masalah dalam
pemanfaatan media pembelajaran abad
21. Guru merasa takut untuk
memanfaatkan alat yang sudah
tersedia di sekolah. Selain itu, ada juga
pandangan, memanfaatkan alat
berbasis TIK akan menyulitkan guru
(ribet). Rendahnya pemanfaatan juga
karena terbatasnya sarpras, sehingga
guru harus bergantian dalam
penggunaan, akhirnya guru malas
untuk memanfaatkannya karena
seringkali, saat butuh, justru saat
dipakai oleh kelas lain.

Anda mungkin juga menyukai