Nama Mahasiswa: NANING NUR OKTAFIA Kelas 004 Asal Institusi : _SD NEGERI GUCIALIT 02 Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah
No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis
telah eksplorasi diidentifikasi penyebab masalah
1 Pedagodik Hasil Kajian Literatur Jurnal Berdasarkan hasil
Rendahnya /Artikel: kajian literatur motivasi dan hasil I Gusti Ayu Subudi Kirti, Artikel belajar siswa wawancara maka Kompas (2019) mengatakan motivasi dapat disimpulkan belajar siswa tergolong rendah bahwa renda disebabkan beberapa faktor internal motivasi belajar atau eksternal. siswa disebabkan oleh : Menurut Setiawan, A. (2016) 1. Kondisi fisik Beberapa faktor yang menyebabkan dan motivasi belajar siswa rendah adalah psikologi kurang dukungan dari orang tua, guru anak kurang atau lingkungan sekitar. siap. Hasil Wawancara dengan Kepala 2. Kurangnya Sekolah ( Titik Welasati,S.Pd) dukungan Faktor penyebab rendahnya motivasi dari keluarga belajar siswa yaitu: 3. Guru belum optimal 1. Guru tidak menjelaskan tujuan dalam pembelajaran yang akan dicapai menggunaka kepada siswa. n model atau 2. Guru tidak menggunakan model- strategi model pembelajaran yang pembelajara bervariatif. n yang Hasil Wawancara dengan Teman inovatif. Sejawat ( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru 4. Pengaruh kelas dan sekaligus guru penggerak sosial media Angkatan 5: (Penggunaan gadget). 1. Internal siswa: kondisi fisik dan psikologis siswa seperti (rasa nyaman dari pembulian dan rasa aman dalam diri siswa) 2. Keluarga: Dukungan, perhatian, bimbingan dan ketenangan rumah. 3. Sosial media: kemudahan anak memperoleh informasi, menurunkan minat belajar siswa. Faktor hiburan sosial media lebih besar ketimbang pemanfaatannya bagi kegiatan belajar. 4. Guru, faktor utama yang mempengaruhi minat belajar anak di sekolah. Gaya belajar guru, inovasi dalam pembelajaran berdampak besar terhadap rasa ingin tahu/ belajar siswa. dll. Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli ( Siti Aminah,S.Pd) Guru Penggerak Angkatan 5
Motivasi belajar siswa rendah bisa
muncul karena unsur dari dalam diri maupun dari luar dirinya. Dari dalam diri siswa misalnya karena faktor kesehatan dan kemampuan siswa yang rendah, psikologi karena perlakuan dalam keluarga, dll. Unsur dari luar, khususnya di sekolah/ guru adalah karena penggunaan metode/ strategi mengajar guru yang kurang tepat, lingkungan kelas yang kurang kondusif dll. Juga adanya pengaruh gadget pada anak-anak. Literasi Hasil Kajian Literatur Jurnal / Berdasarkan hasil Rendahnya Artikel: kajian literatur
minat Menurut Sari , Citra Pratama. (2018) dan hasil
membaca mengatakan faktor penyebab wawancara maka siswa rendahnya minat membaca siswa kelas IV terdiri dari faktor internal dan dapat disimpulkan eksternal. Kurangnya kebiasaan bahwa rendahnya membaca siswa terdiri dari tidak minat membaca meluangkan waktu untuk membaca, siswa disebabkan membaca atas perintah orang lain, oleh : jarang mengunjungi perpustakaan 1. Kurangnya untuk membaca buku, dan belum pembiasaan memiliki insiatif untuk mencari bahan siswa untuk bacaan yang dibutuhkan. membaca baik dari Sari, C. P. (2018). Faktor-faktor penyebab rendahnya minat membaca rumah siswa kelas IV. Basic Education, 7(32), ataupun di 3-128. sekolah. https://journal.student.uny.ac.id 2. Penerapan /index.php/pgsd/article/view/13 budaya 875 literasi Menurut Hapsari,Yuniar Indri. dkk belum (2019)Banyak faktor yang optimal menyebabkan rendahnya minat baca dilakukan. siswa kelas V SD Negeri Harjowinangun 3. Buku 02 diantaranya faktor internal dan bacaan faktor eksternal. kurang a. Faktor internal menarik dan merupakan faktor yang berasal dari dalam siswa sarpras sendiri. literasi b. Faktor eksternal belum meliputi lingkungan terpenuhi. sekolah, lingkungan keluarga
Hapsari, Y. I., Purnamasari, I., &
Purnamasari, V. (2019). Minat Baca Siswa Kelas V Sd Negeri Harjowinangun 02 Tersono Batang. Indonesian Journal Of Educational Research and Review, 2(3), 371-378. https://ejournal.undiksha.ac.id/i ndex.php/IJERR/article/view/22 634
Hasil Wawancara dengan Kepala
Sekolah (Titik Welasati,S.Pd)
Faktor penyebab rendahnya minat
membaca pada siswa yaitu:
1. Siswa belum dibiasakan
membaca dari rumah 2. Budaya Literasi di sekolah belum berjalan dengan optimal
Hasil Wawancara dengan Teman
Sejawat ( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru kelas dan sekaligus guru penggerak Angkatan 5:
1. tidak adanya contoh/
pemodelan/ tauladan/ budaya literasi dari guru yang suka membaca. 2. tidak adanya pemahaman kepada siswa akan pentingnya membaca dan berliterasi. 3. kurangnya sarana/ buku bacaan yang menarik siswa 4. kurangnya sarana literasi di tempat umum dalam wilayah sekolah seperti: madding, poster, ruang baca terbuka, dll. Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli ( Siti Aminah,S.Pd) Guru Penggerak Angkatan 5
1. Internal : Kelancaran siswa
dalam membaca (siswa dengan kelancaran membaca rendah, cenderung malas jika harus membaca). Kemampuan memahami isi bacaan (siswa yang sulit memahami bacaan yang dibaca, akan cenderung malas membaca) 2. Eksternal : Pembiasaan di kelas (kegiatan literasi di kelas/ sekolah). Pemilihan materi bacaan oleh guru yang kurang tepat. Cara/metode penyampaian guru ketika kegiatan membaca yang kurang menarik.
Numerasi Hasil Kajian Literatur Jurnal / Berdasarkan hasil
Rendahnya Artikel: kajian literatur kemampuan dan hasil Menurut Ardila, A. (2017) & Hartanto, dasar wawancara maka S. Berdasarkan temuan khusus matematika dapat disimpulkan setelah dilakukan analisis mengenai dasar pada bahwa rendahnya faktor-faktor yang mempengaruhi operasi hitung kemampuan dasar rendahnya hasil belajar matematika perkalian dan matematika pada yaitu: pembagian. operasi hitung a. Siswa kurang berminat perkalian dan terhadap pelajaran pembagian matematika disebabkan oleh : b. Siswa tidak 1. Kurangnya berkonsentrasi selama minat siswa pembelajaran terhadap c. Rendahnya pemahaman konsep matematika Pelajaran dasar siswa matematika. d. Kurangnya 2. Rendahnya Kedisiplinan siswa pemahaman Ardila, A., & Hartanto, S. (2017). konsep Faktor yang mempengaruhi matematika rendahnya hasil belajar matematika dasar siswa. siswa mts iskandar muda batam. PYTHAGORAS: Jurnal 3. Guru belum Program Studi Pendidikan menanamka Matematika, 6(2). n https://journal.unrika.ac.id pemahaman /index.php/jurnalphythagor konsep as/article/view/966 Matematika dengan Menurut Sabrina, Ridha. dkk (2017) Kemampuan dasar matematis siswa benar serta tergolong rendah yaitu : metode yang 1. Kemampuan siswa digunakan 2. Kondisi lingkungan guru kurang siswa/peserta didik menarik . 3. Upaya guru dalam membelajarkan siswa Sabrina, R., Fauzi, F., & Yamin, M. Y. M. (2017). Faktor-faktor penyebab rendahnya motivasi belajar siswa dalam proses pembelajaran matematika di Kelas V SD Negeri Garot Geuceu Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2(4). https://jim.unsyiah.ac.id/pgs d/article/view/7736/3350 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ( Titik Welasati,S.Pd)
Faktor penyebab rendahnya
kemampuan matematika dasar pada siswa :
1. Konsep yang digunakan guru
dalam kegiatan pembelajaran kurang menyenangkan. 2. Metode yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran sulit dipahami oleh siswa.
Hasil Wawancara dengan Teman
Sejawat ( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru kelas dan sekaligus guru penggerak Angkatan 5:
Sepemahaman saya Matematika
adalah ilmu logika dalam bahasa symbol. Siswa khususnya sekolah dasar masih pada tahap berpikir konkrit menuju abstrak. Kebanyakan dari kita (guru) mengesampingkan hal tersebut dan mengajarkan matematika lansung tertuju pada soal berupa symbol. Sehingga pemahaman siswa belum terbentuk secara utuh yang mengakibatkan kesulitan di tahap selanjutya. Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli ( Siti Aminah,S.Pd) Guru Penggerak Angkatan 5 Siswa mengalami kesulitan dalam operasi perkalian pembagian, biasanya dikarenakan siswa hanya menggunakan metode hafalan, tetapi konsep dari perkalian dan pembagian itu sendiri belum dipahami. Kesulitan Hasil Kajian Literatur Jurnal / Berdasarkan hasil Belajar Artikel: kajian literatur 2 Siswa di duga dan hasil Dalam jurnal yang bersumber dari: mengalami wawancara maka https://journal.unsika.ac.id/index.php kesulitan dapat disimpulkan /sesiomadika/article/view/2685, untuk bahwa kesulitan dalam jurnalnya yang berjudul Faktor mendapatkan siswa untuk Penyebab Rendahnya Hasil Belajar nilai sesuai mendapatkan nilai Siswa Tasya Nabillah menyatakan atau diatas sesuai atau diatas bahwa: KKM KKM disebabkan Faktor yang mempengaruhi hasil oleh : belajar yaitu faktor internal dan 1. Kurangnya faktor eksternal. Untuk mengatasi motivasi dari pemasalahan tersebut, guru harus dalam diri bijaksana dalam menentukan suatu siswa untuk model pembelajaran yang sesuai belajar serta yang dapat menciptakan situasi dan kurangnya kondisi yang kondusif agar proses kemampuan belajar mengajar dapat berlangsung siswa dalam sesuai dengan tujuan yang pembelajara diharapkan dan siswa bisa lebih n. aktif. 2. Kurangnya dukungan Menurut Baharuddin dan Esa Nur dari keluarga Wahyuni (2009: 19-28) dalam serta bukunya yang berjudul Teori Belajar lingkungan dan Pembelajaran menyebutkan disekitarnya. bahwa factor yang mempengaruhi 3. Metode dan hasil belajar adalah: model Faktor internal pembelajara a. Faktor fisiologis n yang Faktor fisiologis adalah dilakukan faktor-faktor yang guru kurang mempengaruhi dengan menarik dan kondisi fisik individu. inovatif. b. Faktor psikologis Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar, seperti kecerdasan siswa, motivasi,minat, sikap, dan bakat. Faktor eksternal a. Lingkungan sosial, seperti lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat, dan lingkungan sosial keluarga. b. Lingkungan non sosial, seperti lingkungan alamiah, faktor instrumental (perangkat belajar), dan faktor materi pelajaran. Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ( Titik Welasati,S.Pd) Faktor yang mempengaruhi nilai siswa di bawah KKM adalah: 1. Kurangnya motivasi belajar siswa 2. Penggunaan model pembelajaran yang masih monoton. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat ( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru kelas dan sekaligus guru penggerak Angkatan 5:
Penyebab kesulitan belajar siswa
disebabkan faktor motivasi diri, dukungan keluarga dan masyarakat.Faktor guru juga ambil bagian di dalamnya, guru yang terkesan mengajar hanya dengan 1 metode seperti ceramah tidak dapat mengakomodir seluruh kebutuhan siswa dan tidak dapat memberikan pengalaman belajar bagi mereka.
Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli (
Siti Aminah,S.Pd) Guru Penggerak Angkatan 5
Kesulitan dalam belajar terjadi karena
kemampuan siswa maupun strategi pengajaran guru yang tidak menyentuh siswa. Siswa kesulitan dalam memahami karena dalam proses pembelajaran, siswa juga tidak paham apa yang dipelajari.. 3 Relasi Hasil Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan hasil hubungan kajian literatur dan dengan siswa Menurut Nikmah, D. A. A. dkk Faktor- hasil wawancara faktor yang dapat mempengaruhi Siswa belum maka dapat keterampilan berbicara siswa terdiri dari 2 mampu faktor, yakni faktor internal dan faktor disimpulkan bahwa berkomunikasi eksternal. Faktor internal meliputi siswa belum mampu dengan guru intensitas penggunaan bahasa daerah berkomunikasi dengan setempat, faktor keluarga, dan faktor dengan guru menggunakan individu atau siswa. Faktor eksternal menggunakan Bahasa yang meliputi faktor lingkungan sekitar, faktor Bahasa yang baik guru, dan faktor ketersediaan sarana dan baik. karena : prasarana. 1. Siswa lebih Nikmah, D. A. A., Setyawan, A., & sering Citrawati, T. (2020). Analisis menggunakan Keterampilan Berbicara pada Bahasa Pembelajaran Bahasa Indonesia Siswa keseharianny Kelas IV SD Negeri Buluh a ( Bahasa 2. Prosiding Nasional Pendidikan: LPPM IKIP PGRI Bojonegoro, 1(1). Jawa) 2. Guru kurang https://prosiding.ikippgribojonegoro.ac.id/ mencontohka index.php/Prosiding/article/view/1103 n penggunaan Bahasa Menurut Selawati, T. S. (2017) Mengatakan Indonesia Faktor-faktor penyebab kesulitan secara umum dan secara khusus dalam dengan baik pembelajaran keterampilan berbicara, dan benar. penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor- faktor yang berpengaruh terhadap kesulitan belajar siswa dalam pembelajaran keterampilan berbicara siswa berasal dari faktor dalam ( internal ) dan faktor luar ( eksternal ), yaitu (1) motivasi belajar siswa yang masih rendah; (2) kebiasaan belajar siswa yang kurang baik;
(3) penguasaan komponen kebahasaan
masih rendah; (4) sikap mental siswa kurang baik; (5) hubungan/interaksi guru dan siswa masih rendah; (6) hubungan/interaksi siswa dengan siswa masih rendah; hanya (7) media mengajar saat berkomunikasi guru dengan guru. Hal ini bisa lebih parah jika guru sendiri juga terbawa sering menggunakan bahasa daerah saat berkomunikasi di sekolah.
4 Pemanfaatan Hasil Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan hasil
Model kajian literatur dan Pembelajaran Menurut Syamsidah, S. dkk (2021) hasil wawancara Pembelajaran Faktor penyebab guru belum maka dapat masih bersifat mengoptimalkan pembelajaran inovatif disimpulkan bahwa konvesional dan yaitu Kurangnya pengetahuan guru- pembelajaran masih monoton. guru terkait model-model pembelajaran bersifat konvensional dan Guru belum memahami langkah-langkah monoton karena : pembelajaran sehingga guru kurang 1. Kurangnya termotivasi dalam mengaplikasikan model- model pembelajaran inovatif. pemahaman Syamsidah, S., Ratnawati, T., Qurani, B., & guru terkait Muhiddin, A. (2021). Peningkatan Kualitas Langkah dan Profesionalisme Guru dengan Pelatihan model – model Model Model Pembelajaran. In Seminar pembelajaran. Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat. 2. Guru kurang https://ojs.unm.ac.id/semnaslpm/article/ view/18287/9969 termotivasi untuk Menurut Khodijah (2022) terdapat dua menerapkan pembelajaran faktor yang mempengaruhi penerapan yang inovatif. model-model pembelajaran inovatif, 3. Guru enggan yaitu rendahnya kualitas keluar dari zona nyaman pelatihan/workshop pembelajaran yang ( tidak mau diikuti oleh guru dan rendahnya ribet) untuk mempersiapk komitmen dan motivasi guru untuk an sarana menerapkan model-model untuk siswa pembelajaran inovatif . Untuk itu guru belajar.
sebaiknya sering mengikuti workshop
dan sering memperbanyak referensi dalam menggunakan model pembelajaran. (Khodijah, N. 2022. PROFESIONALISME GURU DALAM PENERAPAN MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF PADA RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL. Jurnal Teknodik. (Feb. 2022), Hal. 255 – 264. DOI: https://doi.org/10.32550/teknodik.v0i 0.27)
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
(Titik Welasati)
Faktor penyebab guru masih melakukan
pembelajaran yang konvensional dan monoton adalah:
1. Terbatasnya pemahaman guru
dalam menerapkan pembelajaran yang inovatif
Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat
( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru kelas dan sekaligus guru penggerak Angkatan 5:
Jika dikatakan faktor penyebabnya adalah
ketidak pahaman, maka jelas hal tersebut tidak benar. Yang lebih tepat menurut saya adalah ketidakmauan. Tidak mau keluar dari zona nyaman, padahal zaman telah berubah. Tuntutan pendidikan pun bertaransformasi seiring eranya. Konvensional murni diterapkan oleh guru yang tidak mau “ribet” mempersiapkan banyak sarana prasarana yang dimanfaatkan siswa untuk belajar.
Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli ( Siti
Aminah,S.Pd) Guru Penggerak Angkatan 5
Model dan metode pembelajaran
konvensional lebih mudah digunakan bagi guru yang kurang bisa berinovasi. Selain itu, beberapa guru juga kurang memahami tentang model-model pembelajaran yang mendukung pembelajaran berpusat pada siswa.
5 Pembelajaran di Hasil Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan hasil
dalam kelas kajian literatur dan belum berbasis Menurut Agusta, A. R., & Sa’dijah, C. hasil wawancara HOTS (2021) bahwa guru belum siap maka dapat melaksanakan pembelajaran berbasis disimpulkan bahwa HOTS. Kesiapan Guru Melaksanakan pembelajaran di Pembelajaran Berbasis HOTS Ditinjau sekolah belum dari Pengetahuan dan Kemampuan berbasis HOTS Mengemas Perangkat Pembelajaran. karena : 1. Guru blum PADARINGAN (Jurnal Pendidikan Sosiologi siap Antropologi), 3(2), 402-424. melaksanaka n Hasil observasi yang dilakukan oleh pembelajaran (Kurniawati & Hadi, 2021) menyatakan bahwa guru yang kurang berbasis mampu dalam merancang instrument HOTS. evaluasi. Khotimah (2021) 2. Guru belum menyatakan bahwa pengetahuan guru mengikuti terhadap HOTS masih rendah. Senada pelatihan dengan hal tersebut, berdasarkan hasil tentang studi pendahuluan yang kami pembelajaran lakukan dengan meminta respon berbasis sebanyak 21 orang guru berkaitan HOTS. kemampuan penyusunan soal HOTS 3. Minimnya dengan bantuan google form diperoleh pemahaman diperoleh informasi bahwa: guru dalam 1. Masih terdapat para guru yang membuat belum pernah mengikuti pelatihan perangkat atau workshop yang berkaitan pembelajaran dengan penyusunan soal HOTS. HOTS. 2. Masih terdapat guru yang belum memahami pentingnya soal HOTS bagi peningkatan kecakapan siswa. 3. Sebagian besar para guru belum memahami bagaimana menyusun soal HOTS. 4. Kesulitan yang dialami guru dalam menyusun soal HOTS beragam, diantaranya sulit mengaitkan soal dengan dunia nyata, sulit menentukan jenjang kognitif soal, sulit dalam menentukan KI yang layak untuk di jadikan soal HOTS, sulit dalam menentukan bahasa yang sesuai dengan perkembangan kognitif siswa, sulit dalam menentukan KKO taksonomi Bloomnya, sulit dalam memilih materinya. http://altifani.org/index.php/altifani/a rticle/view/207/61 Vol. 2, No. 1- Januari2022, Hal. 65-74.
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah
( Titik Welasati,S.Pd) Faktor penyebab pembelajaran di dalam kelas belum berbasis HOTS: 1. Guru belum memahami tentang pembelajaran berbasis HOTS. 2. Guru Belum mengikuti pelatihan tentang pembelajaran berbasis HOTS. Hasil Wawancara dengan Teman Sejawat ( Kiki Febriyanti,S.Pd) Guru kelas dan sekaligus guru penggerak Angkatan 5:
Pembelajaran bersifat HOTS tidak
dapat dipahami secara instan , sehingga guru belum mampu dalam menerapkan pembelajaran berbasis HOTS di kelas. Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli ( Siti Aminah,S.Pd) Guru Penggerak Angkatan 5 Guru belum mampu menerapkan pembelajaran HOTS karena kurangnya kemampuan dan pemahaman dalam teknis penyusunan soal, terutama soal HOTS. Selain itu, guru sangat jarang yang membuat soal sendiri, kebanyakan adalah mencari soal dan menyusunnya. Padahal soal yang disusun sendiri akan lebih relevan ketika digunakan.
6 Pemanfaatan Hasil Kajian Literatur Jurnal / Artikel: Berdasarkan hasil
Teknologi kajian literatur dan Pembelajaran Menurut Lestari, S. (2015) Kendala hasil wawancara Pemanfaatan pemanfaatan TIK oleh guru adalah: maka dapat TIK dalam 1. tidak adanya akses, disimpulkan bahwa 2. tidak adaanya sarana TIK, kegiatan pemanfaatan TIK 3. pembelajaran tidak pembelajaran dalam kegiatan mengintegrasikan TIK, belum optimal pembelajaran belum 4. guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan optimal karena:
5. tidak adanya kemauan guru untuk 1. Guru belum
memanfaatkan TIK. memiliki https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go. pengetahuan id/index.php/jurnalkwangsan/article/v tentang TIK. iew/29 2. Keterbatasan sarana Menurut Setyaningrum, A. (2016) prasarana untuk memanfaatkannya. 4. Enggan keluar dari zona nyaman
Hasil Wawancara dengan Pakar Ahli ( Siti
Aminah,S.Pd) Guru Penggerak Angkatan 5
Ketidakmampuan guru dalam
mengoperasikan alat berbasis TIK seringkali menjadi masalah dalam pemanfaatan media pembelajaran abad 21. Guru merasa takut untuk memanfaatkan alat yang sudah tersedia di sekolah. Selain itu, ada juga pandangan, memanfaatkan alat berbasis TIK akan menyulitkan guru (ribet). Rendahnya pemanfaatan juga karena terbatasnya sarpras, sehingga guru harus bergantian dalam penggunaan, akhirnya guru malas untuk memanfaatkannya karena seringkali, saat butuh, justru saat dipakai oleh kelas lain.