Anda di halaman 1dari 9

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Nama Guru : DADANG SOBARI

Asal Institusi : SMP NEGERI 7 KOTA TANGERANG SELATAN

Bidang Studi : IPS Ekonomi

Kelas : Kategori 1 Tahap 2 Tahun 2023

Masalah
No Analisis eksplorasi
yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Kajian Literatur Lebih lanjut
motivasi 1. Jurnal Ilmiah Berdasarkan analisis
belajar siswa Hendrizal (2022) Faktor-faktor yang
https://ojs.adzkia.ac.id/index.php/pdk/article/download/57/48 menyebabkan
/207 rendahnya motivasi
Wlodsowski & Jaynes (2004:24) belajar siswa
mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam motivasi diantaranya adalah
belajar seorang anak yaitu sebagai berikut:
✓ Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah ✓ Metode mengajar
menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai- guru. Metode dan
nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam cara-cara
pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu mengajar guru
terungkap melalui pengaruh agama,undang-undang politik yang monoton
untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua ✓ Tidak adanya
yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka relevansi
dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini akan kurikulum
mempengaruhi motivasi belajar anak. dengan
✓ Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi kebutuhan dan
pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang anak. minat siswa
Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar ✓ Faktor pra sarana
anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat dalam yang kurang
setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai mendukung.
habis masa SMA dan sesudahnya. ✓ Masalah pribadi
✓ Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para siswa baik
gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak dengan orang tua,
hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka teman maupun
bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan dengan
atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang lingkungan
memenuhi ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan sekitarnya.
serta membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan
pengetahuan yang mengagumkan
✓ Diri anak itu sendiri.

2 Jurnal Ilmiah
Rusniyanti1,Abdullah Pandang2,Suciani Latif (2021)
http://eprints.unm.ac.id/25331/1/JURNAL_RUSNIYANTI_1
744042006.pdf
Sedangkan, menurut Dalyono (Fatmawati, 2021)
✓ Motivasi belajar dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri yang memberikan arah kegiatan
belajar. Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan,
jika individu yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar tidak akan melakukan aktivitas belajar.

1
✓ Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah usaha atau
upaya dalam diri untuk menggerakkan atau
membangkitkan kekuatan mental seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar agar dapat mencapai tujuan
dikehendaki yang dapat dilihat dari sikap, pengetahuan,
keterampilan yang tinggi. Motivasi sangat dibutuhkan oleh
seseorang akan tetapi, jika motivasi melemah maka proses
dari aktivitas belajar juga akan menjadi menurun atau
rendah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik
3 Jurnal Ilmiah
(Sudjana, 2013: 61).
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/otomotif-
s1/article/viewFile/2896/2504
✓ Setiap siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang
berbeda-beda ketika mengikuti kegiatan belajar di sekolah
tergantung dari kebutuhan yang akan dicapai. Perbedaan
tingkat motivasi belajar siswa menjadi permasalahan untuk
mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Tanpa adanya
tingkat motivasi belajar tinggi pada siswa, maka
pembelajaran tidak akan berjalan efektif, sehingga
motivasi belajar siswa harus diperhatikan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.Tinggi rendah motivasi belajar dapat
terlihat dari sikap yang ditunjukkan siswa pada saat
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti minat,
semangat, tanggung jawab, rasa senang dalam
mengerjakan tugas dan reaksi yang ditunjukkan siswa
terhadap stimulus yang diberikan guru
Hasil Wawancara:
1. Pengawas: Hj. Elys Salatun Qodhariah, M.Pd. (Pengawas
Dinas Pendidikan Kota Tangsel)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 14.21 Wib.
Pembelajaran yang mampu menyentuh dan
mendukung psikologis siswa untuk belajar
diantaranya
✓ pembelajaran yang menarik
✓ pikiran siswa,bermakna dan selaras
✓ kehidupan sehari harinya,
✓ serta memberikan ruang untuk mereka
mengembangkan potensi, minat dan bakat
2. Pakar (GP) (Pengajar Praktis) : Hj. Nuraina Rachmaliah,
M.Pd.
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam, 15.20 Wib.
Faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi pada siswa
✓ Faktor Internal, Kurang motivasi dari dalam diri, baca
malas dan mudah terpengaruh.
✓ Faktor ekternal, Lingkungan belajar yang tidak
mendukung secara prasarana belajar yang minim.
3 Teman Sejawat (Guru): Salma Fauziah Husnul Kharimah,
S.Pd
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 15.30 Wib.
Model pembelaran guru yang monoton, serta menjadikan rasa
malas belajar, lingkungan belajar yang tidak mendukung
4 Siswa: Dzakiyah Sahar (Kelas 8, Anggota Osis)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 16.00 Wib.
Ruang kelas yang panas, karena jam belajar siang.

2
2 Beberapa Kajian Literatur Lebih lanjut
siswa masih 1. Jurnal Ilmiah Berdasarkan analisis,
belum mampu Putu Manik Sugiari Saraswat (2020) Beberapa siswa masih
dalam berpikir https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/2 belum mampu dalam
level kognitif 5336 berpikir level kognitif
yang lebih ✓ Jadi sesunguhnya HOTS didefinisikan sebagai yang lebih tinggi
tinggi (HOTS) kemampuan yang melibatkan daya pikir kritis serta (HOTS)
kreatif untuk memecahan suatu masalah. Seseorang ✓ Guru ketika mengajar
dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi harus mampu menggunakan bahasa
menganalisis, menghubungkan, mengurai serta sulit saya pahami,
memaknai permasalahan untuk memperoleh solusi atau sehingga materi yang
diajarkan tidak dapat
ide baru. HOTS sendiri merupakan bagian dari ranah
dipahami dengan
kognitif yang ada dalam Taksonomi Bloom revisi. HOTS baik
berada pada level menganalisis, mengevaluasi hingga ✓ Guru lebih banyak
mencipta. menggunakan
✓ Kemampuan menganalisis, mengevaluasi serta mencipta metode ceramah
seperti yang dijelaskan oleh Kementerian Pendidikan dan dalam mengajar.
Kebudayaan (2014) telah menjadi SKL (Standar ✓ Guru ketika mengajar
Kompetensi Lulusan) di jenjang pendidikan SD (Sekolah menggunakan bahasa
Dasar) pada ranah pengetahuan dan keterampilan. Pada sulit dipahami
bagian tersebut juga dijelaskan bahwa pengembangan
Kurikulum 2013 diharapkan mampu membentuk pribadi
dengan daya pikir dan tindak yang produktif dan kreatif
(Kurniasih & Sani, 2014).
2. Jurnal Ilmiah
Titi Kamal Marito Silalahi1 ,Ruth Mayasari Simanjuntak
Christina Sitepu,Agusmanto (2022)
https://ojs.ummetro.ac.id/2665-5722-1-SM.pdf
✓ Menurut Barrat (Aulia, 2019), Higher Order Thinking Skill
(HOTS) adalah keterampilan berpikir tinggi yang menuntut
pemikiran secara kritis, kreatif, dan analitis terhadap informasi
dan data dalam memecahkan permasalahan.

✓ Soal-soal tipe HOTS sangat direkomendasikan untuk


digunakan dalam penilaian kelas dan Ujian Sekolah. Soal tipe
HOTS dapat membantu untuk meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik. Menurut Resnick
karakteristik soal tipe HOTS diantaranya adalah non
algoritmik, bersifat kompleks, multiple solutions (banyak
solusi), melibatkan pengambilan keputusan dan interpretasi,
penerapan banyak kriteria, dan bersifat effortfull
(membutuhkan banyak usaha).
3. Jurnal Ilmiah
Fitri Handayani,Muhammad Syukur (2021)
https://ojs.unm.ac.id/26569-65216-2-PB.pdf
✓ Ilmu pengetahuan pada abad sekarang telah berkembang
sesuai dengan tuntutan kehidupan yang juga ikut
berkembang, maka dari itu mereka dituntut harus
memiliki beberapa kemampuan. Pada pembelajaran abad
21 ini menurut Trilling dan Hood dalam (Annuuru et al.,
2017)

✓ bahwa kemampuan yang semestinya dimiliki di abad


pengetahuan ini adalah kemampuan bekerja sama,
kemampuan berpikir tingkat tinggi, kreatif, terampil,
mampu memahami berbagai budaya dan mempunyai

3
kemampuan berkomunikasi serta mampu belajar
sepanjang hayat. Dari beberapa tuntutan di atas,berpikir
tingkat tinggi merupakan salah satu kemampuan yang
semestinya dikuasai oleh peserta didik. Namun, merujuk
hasil studi PISA (Programme for International Student
Assessment) menunjukan bahwa pada umumnya
kemampuan peserta didik Indonesia sangat rendah dalam
memahami informasi yang komplek, teori, analisis dan
pemecahan masalah, pemakaian alat, dan melakukan
Investigasi. Keempat kemampuan itu dikenal dengan
kemampuan berfikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skills (HOTS) (Gradini, 2019).
Hasil Wawancara:
1. Pengawas: Hj. Elys Salatun Qodhariah, M.Pd. (Pengawas
Dinas Pendidikan Kota Tangsel)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 14.21 Wib.
Rendahnya kompetensi dan ketidaktahuan guru dalam
menerapkan pengembangan model model pembelajaran
dikarenakan masih terpaku dengan model pembelajaran pada
era tahun 90 an. Maka yang dibutuhkan adalah guru mampu
melakukan transformasi pembelajaran sesuai dengan jaman
dan sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan belajar siswa.

2. Pakar (GP) (Pengajar Praktis) : Hj. Nuraina Rachmaliah,


M.Pd.
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam, 15.20 Wib.
Faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi guru untuk
menrapkan model-model pembelajaran inovatif sangat kurang
✓ Guru enggan untuk belajar
✓ Guru tidak mau mengubah dan mencari sterategi
mengajar aru
✓ Guru kurang menguasai keterampilan -keterampilan
dalam teknologi pemelajaran

3. Teman Sejawat (Guru): Salma Fauziah Husnul Kharimah,


S.Pd
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 15.30 Wib.
Yang menyebabkan kurangnya motivasi guru untuk
menerapkan model pembelajran.
✓ Guru kurang menguasi IPTEK
✓ Kurangnya semangat guru untuk mau belajaran lagi

3 Rendahnya Kajian Literatur Lebih lanjut


komitmen dan 1. Jurnal Ilmiah Berdasarkan analisis,
motivasi guru Darmadi, H. (2017). guru belum
untuk https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=1144193 mengoptimalkan
menerapkan Pengembangan model dan metode pembelajaran dalam model-model
model-model dinamika belajar siswa. Yogyakarta: Deepublish. pembelajaran
pembelajaran Pembelajaran inovatif mengandung arti pembelajaran yang inovatif sesuai
inovatif dikemas oleh guru atau instruktur lainnya yang merupakan karakteristik materi
wujud gagasan atau teknik yang dipandang baru agar mampu ✓ Guru tidak
menfasilitasi siswa untuk memperoleh kemajuan dalam proses memahami
dan hasil belajar. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi kemajuan
dari model pembelajaran yang menyenangkan. “Learning is teknologi dalam
fun” merupakan kunci yang diterapkan dalam pembelajaran menciptakan
inovatif. Jika siswa sudah menanamkan hal ini di pikirannya model
tidak akan ada lagi siswa yang pasif di kelas, perasaan
4
tertekan, kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan pembelajaran
tentu saja rasa bosan. Membangun metode pembelajaran yang inovatif
inovatif sendiri bisa dilakukan dengan cara diantaranya ✓ Guru sudah terbiasa
mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing orang. dengan
pembelajaran yang
2 Jurnal Ilmiah konvensional atau
Syah dkk. Pembelajaran Inovatif (Jakarta : Duplish, 2013) cenderung
https://elearning.univpgri-palembang.ac.id monoton.
berpendapat bahwa Pembelajaran inovatif dapat
menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan apabila dilakukan
dengan cara mengelola media yang berbasis teknologi dalam
proses pembelajaran. Sehingga, terjadi proses dalam
membangun rasa pecaya diri pada siswa. Pembelajaran yang
inovatif diharapkan siswa mampu berpikir kritis dan terampil
dalam memecahkan masalah. Siswa yang seperti ini mampu
menggunakan penalaran yang jernih dalam proses memahami
sesuatu dan mudah dalam mengambil pilihan serta membuat
keputusan. Hal itu dimungkinkan karena pemahaman yang
terkait dengan persoalan yang dihadapinya. Kemampuan
dalam mengidentifikasi dan menemukan pertanyaan tepat
yang dapat mengarah kepada pemecahan masalah secara lebih
baik. Informasi yang diperolehnya akan dikembangkan dan
dianalisis sehingga akan dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan tersebut dengan baik.

3 Jurnal Ilmiah
Indah Fajar, dkk (2017), Penerapan model pembelajaran
guru terkendala karena:
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jtii/article/view/
295
✓ Guru kurang memahami RPP
Langkah-langkah pembelajaran sesuai sintak yang ada
pada model pembelajaran
✓ Guru kurang menstimulus siswa untuk menemukan
masalah sendiri yang ada materi pembelajaran
✓ Kurang aktif guru dalam pengelolaan kelas terhadap siswa
yang kurang pintar
✓ Terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika dalam
menyediakan proyek
✓ Guru kurang menyiasati waktu yang tersedia
Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran
Hasil Wawancara:
1. Pengawas: Hj. Elys Salatun Qodhariah, M.Pd. (Pengawas
Dinas Pendidikan Kota Tangsel)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 14.21 Wib.
Penyebab kurangnya kesadaran diri siswa dalam mematuhi
peraturan sekolah,
✓ Kurangnya melibatkan siswa sebagai subjekpembelajar.
✓ Siswa dianggap hanya sebagai objek dalam proses
pembelajaran
2. Pakar (GP) (Pengajar Praktis) : Hj. Nuraina Rachmaliah,
M.Pd.
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam, 15.20 Wib.
Penyebab kurangnya kesadaran diri siswa dalam mematuhi
peraturan sekolah,
✓ Budaya dari tingkat keluarga
✓ Kurangnya kesadaran diri siswa

5
✓ Tidak adanya aturan-aturan sekolah yang mengikata dan
pasti
✓ Tidak ada pihak-pihak yang mengawal tegaknya
peraturan sekolah.
3 Teman Sejawat (Guru): Salma Fauziah Husnul Kharimah,
S.Pd
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 15.30 Wib.
Penyebab kurangnya kesadaran diri siswa dalam mematuhi
peraturan sekolah,
✓ Kurangnya kesadaran diri siswa
✓ Aturan sekolah yang kurang mengikuti siswa
✓ Kebiasaan buruk yang selalu di ulang-ulang
✓ Lingkungan keluarga yang kurang baik
4. Siswa: Dzakiyah Sahar (Kelas 8, anggota osis)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 16.00 Wib.
Sudah kebiasaan, dan tidak ada teguran yang tegas dari
sekolah
4 Kurangnya Jurnal Ilmiah Lebih lanjut
kesadaran diri Peti Pitriani,Heris Hendriana,Ecep Supriatna (2020) Berdasarkan analisis,
siswa dalam https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/fokus/article/vie Kurangnya kesadaran diri
mematuhi w/5672/1878 siswa dalam mematuhi
peraturan ✓ Rendahnya kesadaran akan kedisiplinan pada siswa muncul peraturan sekolah
sekolah diawali oleh respon dari penilaian kognitif terhadap situasi ✓ Faktor internal dan
eksternal yang tidak baik sehingga mempengaruhi perasaan dan faktor eksternal.
pemikiran mereka, konsekuensinya dengan rendahnya kesadaran Faktor internal
akan kedisiplinan saat disekolah, keluarga dan lingkungan ✓ kurangnya
tempat tinggal. Dalam penelitian ini yang menjadi rangsangan ketegasan dalam
eksternal yang membuat rendahnya kesadaran akan kedisiplinan memberi sanki
pada siswa adalah perceraian orang tua, seringnya pertengkaran
terhadap
orang tua didepan anak, dan lingkungan bermain dengan anak-
anak yang tidak sekolah. pelanggaran tata
✓ Respon beberapa siswa karena situasi eksternal tersebut tertib membuat
merupakan bahaya yang mengancam, hal itu disebabkan siswa tidak segan
persepsi negatif terhadap situasi eksternal yang sedang untuk melanggar
mereka hadapi, perilaku mereka menjadi maladiptif peraturan.
diantaranya bolos sekolah, sering melawan guru, berkata ✓ ketidakdisiplinan
kasar dan berpakaian tidak sesuai dengan aturan yang disebabkan dari
ditetapkan oleh sekolah. dalam diri siswa
2 Jurnal Ilmiah tersebut
Kamaruzzaman, M. Pd, Toni Elmansyah, M. Pd (2021)
https://jurnal.fipps.ikippgriptk.ac.id/index.php/BK/article/do
wnload/77/pdf
Gambaran kesadaran tentang tata tertib, siswa memperoleh
kategori cukup dalam mematuhi tata tertib terbukti dari
beberpa aspek sebagai berikut:
a) spek pakaian sekolah memperoleh persentase 63%
dengan kategori cukup,
b) aspek rambut, kuku, tato, dan make up memperoleh
persentase 48% dengan kategori cukup,
c) aspek masuk dan pulang sekolah memperoleh
persentase 51% dengan kategori cukup,
d) aspek kebersihan, kedisiplinan, dan ketertiban
memperoleh persentase 50%,
e) aspek sopan santun pergaulan memperoleh persentase
56% dengan kategori cukup,
f) aspek upcara dan peringatan hari-hari besar
memperoleh persentase 48% dengan kategori cukup.
3 Jurnal Ilmiah
Nadya Dwi Utari, Maria Ulfah, Warneri (2023)
6
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/31
750/75676580406
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
✓ Faktor penyebab ketidakdisiplinan siswa dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu, Faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal penyebab
✓ ketidakdisiplinan disebabkan dari dalam diri siswa
tersebut, ketidakharmonisan keluarga, kurang kontrol dari
keluarga, perekonomian yang tidak mendukung, dan
keterpaksaan bersekolah. Faktor eksternal disebabkan
kurangnya ketegasan dalam memberi sanki terhadap
pelanggaran tata tertib membuat siswa tidak segan untuk
melanggar peraturan.
Hasil Wawancara
1. Pengawas: Hj. Elys Salatun Qodhariah, M.Pd. (Pengawas
Dinas Pendidikan Kota Tangsel)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 14.21 Wib.
Kurangnya kompetensi guru dalam membuat pertanyaan
pemantik yang mendorong siswa untuk menemukan
ide/gagasan baru dari konsep yang sudah dipelajari
sebelumnya. Guru sebaiknya memberikan kecakapan abad 21
( berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan berkolaborasi) pada
setiap proses pembelajaran sehingga mereka dapat
menemukan solusi dari masalah pembelajaran dengan
sistematis dan berkelanjutan.

2. Pakar (GP) (Pengajar Praktis) : Hj. Nuraina Rachmaliah,


M.Pd.
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam, 15.20 Wib.
Siswa masih belum mampu dalam perpikir tinggak tinggi atau
HOTS,
✓ Guru tidak memulai dengan Asesmen kemampuan murid
✓ Guru tidak menguruti kompetensi murid dari awal hingga
HOTS nya.
✓ Kurngnya kemampuan literasi dan numerasi siswa

3 Teman Sejawat (Guru): Salma Fauziah Husnul Kharimah,


S.Pd
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 15.30 Wib.
Ada beberapa iswa masih belu mampu berpikir leverl kognitif
yang lebih tinggi HOTS
Karena tidak terbiasa menghadapi soal HOTS dari guru

4. Siswa: Dzakiyah Sahar (Kelas 8)


Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 16.00 Wib.
Ada sebagian guru tidak mencoba untuk ngasih soal-soal yang
hots

5 Kurang Kajian Literatur Lebih lanjut


optimalnya 1 Jurnal Ilmiah Berdasarkan analisis,
guru Lestasi (2015) Kurang optimalnya
memanfatkan https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.php/jurnalkwa guru memanfatkan
teknologi ngsan/article/view/29 teknologi
pembelajaran. Belum semua guru memanfaatkan TIK dalam pembelajaran.
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang diampunya ✓ Tidak adanya
walaupun mereka telah memahami bahwa strategi kemauan guru
pembelajaran yang demikian ini sangat menunjang atau untuk belajar,
7
membantu tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi tentang
pelajaran. Kendala pemanfaatan TIK oleh guru adalah: memanfaatkan TIK
✓ Tidak adanya akses, tidak adaanya sarana TIK ✓ Tidak adanya
✓ pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK akses, tidak
✓ guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK adaanya sarana TIK
✓ tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan TIK ✓ guru tidak memiliki
Sehingga solusi dari kendala pemanfaaatan TIK adalah: pengetahuan
dilakukan sosialisasi yang terusmenerus tentang potensi, tentang TIK
manfaat, dan pentingnya TIK di dalam kegiatan pembelajaran ✓ kurang nya
sehingga ada dukungan kebijakan, tidak hanya dari pemerintah pelatihan atau
pusat, pemerintah daerah, instansi swasta tetapi juga dari workshop dari
kepala sekolah, dilaksanakan pelatihan yang lebih intensif sekolah. Atau
dengan waktu yang lebih longgar atau memadai sehingga mandiri.
dimungkinkan bagi guru untuk mempraktekkan hasil pelatihan ✓ Kurang optimalnya
di dalam kelas, para guru merespons kemajuan TIK secara guru dalam
positif dengan tindakan nyata melalui pemanfaatan TIK di pemanfaatkan
dalam kegiatan pembelajaran yang menjadi tugas teknologi
profesionalnya, dan dilaksanakan pengadaan perangkat TIK di pembelajaran
sekolah secara bertahap dan berkelajutan, baik melalui
pemerintah, pihak swasta maupun masyarakat.

2 Jurnal Ilmiah
Husain (2014:184)
https://jim.usk.ac.id/pgsd/article/viewFile/8579/3601
Mengemukakan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran berperan penting sebagai perantara pada
pelaksanaan menyalurkan ilmu pengetahuan tanpa
meniadakan gaya awal pembelajaran yang berlangsung
berhadapan di dalam kelas Jika dibahas lebih jauh tentang
kehadiran teknologi infomasi dan komunikasi baik itu sebagai
media maupun sumber belajar dalam proses pembelajaran.
3 Prawiradilaga (2013:16)
https://jim.usk.ac.id/pgsd/article/viewFile/8579/3601
merumuskan sejumlah pertanyaan mengenai apa yang dapat
dilakukan agar pemberdayaan TIK dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, bagaimana cara mengimplementasikan
ke dalam mata pelajaran yang kita kelola, dan upaya apa yang
dapat dilakukan seorang guru untuk meminimalisir dampak
negatif yang ditimbulkan oleh kehadiran TIK ke dalam
pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut harus bisa
menguasai teknologi serta bisa menggunakannya kedalam
proses pembelajaran.

Hasil Wawancara:
1 Pengawas: Hj. Elys Salatun Qodhariah, M.Pd. (Pengawas
Dinas Pendidikan Kota Tangsel)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 14.21 Wib.
Guru diharapkan harus mengikuti berbagai macam pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi profesional berkelanjutan
baik secara mandiri ataupun perintah dari kepala sekolah.
2 Pakar (GP) (Pengajar Praktis) : Hj. Nuraina Rachmaliah,
M.Pd.
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam, 15.20 Wib.
Kurang optimalnya guru dalam pemanfaatkan teknologi
pembelajaran
✓ guru enggan belajar dan keluar dari zona nyamannya
✓ guru tidak memiliki sarana dan prasaran memadai untuk
belajar TIK
8
3 Teman Sejawat (Guru): Salma Fauziah Husnul Kharimah,
S.Pd
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 15.30 Wib.
Kurang optimalnya guru memanfaatkan teknologi
pembelajran
✓ Kurangnya semangat guru untuk memepalajari IPEK
✓ Kurangnya sarana dan perasarana yang memadai

Anda mungkin juga menyukai