Masalah
No Analisis eksplorasi
yang telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
. penyebab masalah
diidentifikasi
1 Rendahnya Kajian Literatur Lebih lanjut
motivasi 1. Jurnal Ilmiah Berdasarkan analisis
belajar siswa Hendrizal (2022) Faktor-faktor yang
https://ojs.adzkia.ac.id/index.php/pdk/article/download/57/48 menyebabkan
/207 rendahnya motivasi
Wlodsowski & Jaynes (2004:24) belajar siswa
mengungkapkan ada empat pengaruh utama dalam motivasi diantaranya adalah
belajar seorang anak yaitu sebagai berikut:
✓ Budaya. Masing-masing kelompok atau etnis telah ✓ Metode mengajar
menetapkan dan menyatakan secara tidak langsung nilai- guru. Metode dan
nilai yang berkenaan dengan pengetahuan baik dalam cara-cara
pengertian akademis maupun tradisional. Nilai-nilai itu mengajar guru
terungkap melalui pengaruh agama,undang-undang politik yang monoton
untuk pendidikan serta melalui harapan-harapan orang tua ✓ Tidak adanya
yang berkenaan dengan persiapan anak-anak mereka relevansi
dalam hubungannya dengan sekolah. Hal–hal ini akan kurikulum
mempengaruhi motivasi belajar anak. dengan
✓ Keluarga. Berdasarkan penelitian orang tua memberi kebutuhan dan
pengaruh utama dalam memotivasi belajar seorang anak. minat siswa
Pengaruh mereka terhadap perkembangan motivasi belajar ✓ Faktor pra sarana
anak-anak memeberi pengaruh yang sangat kuat dalam yang kurang
setiap perkembangannya dan akan terus berlanjut sampai mendukung.
habis masa SMA dan sesudahnya. ✓ Masalah pribadi
✓ Sekolah. Ketika sampai pada motivasi belajar, para siswa baik
gurulah yang membuat sebuah perbedaan. Dalam banyak dengan orang tua,
hal mereka tidak sekuat seperti orang tua. Tetapi mereka teman maupun
bisa membuat kehidupan sekolah mnjadi menyenangkan dengan
atau menarik. Dan kita bisa mengingat seorang guru yang lingkungan
memenuhi ruang kelas dengan kegembiraan dan harapan sekitarnya.
serta membukakan pintu-pintu kita untuk menemukan
pengetahuan yang mengagumkan
✓ Diri anak itu sendiri.
2 Jurnal Ilmiah
Rusniyanti1,Abdullah Pandang2,Suciani Latif (2021)
http://eprints.unm.ac.id/25331/1/JURNAL_RUSNIYANTI_1
744042006.pdf
Sedangkan, menurut Dalyono (Fatmawati, 2021)
✓ Motivasi belajar dikatakan sebagai keseluruhan daya
penggerak di dalam diri yang memberikan arah kegiatan
belajar. Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan,
jika individu yang tidak mempunyai motivasi dalam
belajar tidak akan melakukan aktivitas belajar.
1
✓ Berdasarkan beberapa pendapat ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah usaha atau
upaya dalam diri untuk menggerakkan atau
membangkitkan kekuatan mental seseorang untuk
melakukan kegiatan belajar agar dapat mencapai tujuan
dikehendaki yang dapat dilihat dari sikap, pengetahuan,
keterampilan yang tinggi. Motivasi sangat dibutuhkan oleh
seseorang akan tetapi, jika motivasi melemah maka proses
dari aktivitas belajar juga akan menjadi menurun atau
rendah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar peserta
didik
3 Jurnal Ilmiah
(Sudjana, 2013: 61).
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/otomotif-
s1/article/viewFile/2896/2504
✓ Setiap siswa memiliki tingkat motivasi belajar yang
berbeda-beda ketika mengikuti kegiatan belajar di sekolah
tergantung dari kebutuhan yang akan dicapai. Perbedaan
tingkat motivasi belajar siswa menjadi permasalahan untuk
mencapai tujuan pembelajaran di sekolah. Tanpa adanya
tingkat motivasi belajar tinggi pada siswa, maka
pembelajaran tidak akan berjalan efektif, sehingga
motivasi belajar siswa harus diperhatikan untuk mencapai
tujuan pembelajaran.Tinggi rendah motivasi belajar dapat
terlihat dari sikap yang ditunjukkan siswa pada saat
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti minat,
semangat, tanggung jawab, rasa senang dalam
mengerjakan tugas dan reaksi yang ditunjukkan siswa
terhadap stimulus yang diberikan guru
Hasil Wawancara:
1. Pengawas: Hj. Elys Salatun Qodhariah, M.Pd. (Pengawas
Dinas Pendidikan Kota Tangsel)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 14.21 Wib.
Pembelajaran yang mampu menyentuh dan
mendukung psikologis siswa untuk belajar
diantaranya
✓ pembelajaran yang menarik
✓ pikiran siswa,bermakna dan selaras
✓ kehidupan sehari harinya,
✓ serta memberikan ruang untuk mereka
mengembangkan potensi, minat dan bakat
2. Pakar (GP) (Pengajar Praktis) : Hj. Nuraina Rachmaliah,
M.Pd.
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam, 15.20 Wib.
Faktor yang menyebabkan kurangnya motivasi pada siswa
✓ Faktor Internal, Kurang motivasi dari dalam diri, baca
malas dan mudah terpengaruh.
✓ Faktor ekternal, Lingkungan belajar yang tidak
mendukung secara prasarana belajar yang minim.
3 Teman Sejawat (Guru): Salma Fauziah Husnul Kharimah,
S.Pd
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 15.30 Wib.
Model pembelaran guru yang monoton, serta menjadikan rasa
malas belajar, lingkungan belajar yang tidak mendukung
4 Siswa: Dzakiyah Sahar (Kelas 8, Anggota Osis)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 16.00 Wib.
Ruang kelas yang panas, karena jam belajar siang.
2
2 Beberapa Kajian Literatur Lebih lanjut
siswa masih 1. Jurnal Ilmiah Berdasarkan analisis,
belum mampu Putu Manik Sugiari Saraswat (2020) Beberapa siswa masih
dalam berpikir https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISD/article/view/2 belum mampu dalam
level kognitif 5336 berpikir level kognitif
yang lebih ✓ Jadi sesunguhnya HOTS didefinisikan sebagai yang lebih tinggi
tinggi (HOTS) kemampuan yang melibatkan daya pikir kritis serta (HOTS)
kreatif untuk memecahan suatu masalah. Seseorang ✓ Guru ketika mengajar
dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi harus mampu menggunakan bahasa
menganalisis, menghubungkan, mengurai serta sulit saya pahami,
memaknai permasalahan untuk memperoleh solusi atau sehingga materi yang
diajarkan tidak dapat
ide baru. HOTS sendiri merupakan bagian dari ranah
dipahami dengan
kognitif yang ada dalam Taksonomi Bloom revisi. HOTS baik
berada pada level menganalisis, mengevaluasi hingga ✓ Guru lebih banyak
mencipta. menggunakan
✓ Kemampuan menganalisis, mengevaluasi serta mencipta metode ceramah
seperti yang dijelaskan oleh Kementerian Pendidikan dan dalam mengajar.
Kebudayaan (2014) telah menjadi SKL (Standar ✓ Guru ketika mengajar
Kompetensi Lulusan) di jenjang pendidikan SD (Sekolah menggunakan bahasa
Dasar) pada ranah pengetahuan dan keterampilan. Pada sulit dipahami
bagian tersebut juga dijelaskan bahwa pengembangan
Kurikulum 2013 diharapkan mampu membentuk pribadi
dengan daya pikir dan tindak yang produktif dan kreatif
(Kurniasih & Sani, 2014).
2. Jurnal Ilmiah
Titi Kamal Marito Silalahi1 ,Ruth Mayasari Simanjuntak
Christina Sitepu,Agusmanto (2022)
https://ojs.ummetro.ac.id/2665-5722-1-SM.pdf
✓ Menurut Barrat (Aulia, 2019), Higher Order Thinking Skill
(HOTS) adalah keterampilan berpikir tinggi yang menuntut
pemikiran secara kritis, kreatif, dan analitis terhadap informasi
dan data dalam memecahkan permasalahan.
3
kemampuan berkomunikasi serta mampu belajar
sepanjang hayat. Dari beberapa tuntutan di atas,berpikir
tingkat tinggi merupakan salah satu kemampuan yang
semestinya dikuasai oleh peserta didik. Namun, merujuk
hasil studi PISA (Programme for International Student
Assessment) menunjukan bahwa pada umumnya
kemampuan peserta didik Indonesia sangat rendah dalam
memahami informasi yang komplek, teori, analisis dan
pemecahan masalah, pemakaian alat, dan melakukan
Investigasi. Keempat kemampuan itu dikenal dengan
kemampuan berfikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skills (HOTS) (Gradini, 2019).
Hasil Wawancara:
1. Pengawas: Hj. Elys Salatun Qodhariah, M.Pd. (Pengawas
Dinas Pendidikan Kota Tangsel)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 14.21 Wib.
Rendahnya kompetensi dan ketidaktahuan guru dalam
menerapkan pengembangan model model pembelajaran
dikarenakan masih terpaku dengan model pembelajaran pada
era tahun 90 an. Maka yang dibutuhkan adalah guru mampu
melakukan transformasi pembelajaran sesuai dengan jaman
dan sesuai dengan kebutuhan dan kesiapan belajar siswa.
3 Jurnal Ilmiah
Indah Fajar, dkk (2017), Penerapan model pembelajaran
guru terkendala karena:
https://ejournal.iainponorogo.ac.id/index.php/jtii/article/view/
295
✓ Guru kurang memahami RPP
Langkah-langkah pembelajaran sesuai sintak yang ada
pada model pembelajaran
✓ Guru kurang menstimulus siswa untuk menemukan
masalah sendiri yang ada materi pembelajaran
✓ Kurang aktif guru dalam pengelolaan kelas terhadap siswa
yang kurang pintar
✓ Terkendala dalam menyediakan alat dan bahan jika dalam
menyediakan proyek
✓ Guru kurang menyiasati waktu yang tersedia
Siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran
Hasil Wawancara:
1. Pengawas: Hj. Elys Salatun Qodhariah, M.Pd. (Pengawas
Dinas Pendidikan Kota Tangsel)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 14.21 Wib.
Penyebab kurangnya kesadaran diri siswa dalam mematuhi
peraturan sekolah,
✓ Kurangnya melibatkan siswa sebagai subjekpembelajar.
✓ Siswa dianggap hanya sebagai objek dalam proses
pembelajaran
2. Pakar (GP) (Pengajar Praktis) : Hj. Nuraina Rachmaliah,
M.Pd.
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam, 15.20 Wib.
Penyebab kurangnya kesadaran diri siswa dalam mematuhi
peraturan sekolah,
✓ Budaya dari tingkat keluarga
✓ Kurangnya kesadaran diri siswa
5
✓ Tidak adanya aturan-aturan sekolah yang mengikata dan
pasti
✓ Tidak ada pihak-pihak yang mengawal tegaknya
peraturan sekolah.
3 Teman Sejawat (Guru): Salma Fauziah Husnul Kharimah,
S.Pd
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 15.30 Wib.
Penyebab kurangnya kesadaran diri siswa dalam mematuhi
peraturan sekolah,
✓ Kurangnya kesadaran diri siswa
✓ Aturan sekolah yang kurang mengikuti siswa
✓ Kebiasaan buruk yang selalu di ulang-ulang
✓ Lingkungan keluarga yang kurang baik
4. Siswa: Dzakiyah Sahar (Kelas 8, anggota osis)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 16.00 Wib.
Sudah kebiasaan, dan tidak ada teguran yang tegas dari
sekolah
4 Kurangnya Jurnal Ilmiah Lebih lanjut
kesadaran diri Peti Pitriani,Heris Hendriana,Ecep Supriatna (2020) Berdasarkan analisis,
siswa dalam https://journal.ikipsiliwangi.ac.id/index.php/fokus/article/vie Kurangnya kesadaran diri
mematuhi w/5672/1878 siswa dalam mematuhi
peraturan ✓ Rendahnya kesadaran akan kedisiplinan pada siswa muncul peraturan sekolah
sekolah diawali oleh respon dari penilaian kognitif terhadap situasi ✓ Faktor internal dan
eksternal yang tidak baik sehingga mempengaruhi perasaan dan faktor eksternal.
pemikiran mereka, konsekuensinya dengan rendahnya kesadaran Faktor internal
akan kedisiplinan saat disekolah, keluarga dan lingkungan ✓ kurangnya
tempat tinggal. Dalam penelitian ini yang menjadi rangsangan ketegasan dalam
eksternal yang membuat rendahnya kesadaran akan kedisiplinan memberi sanki
pada siswa adalah perceraian orang tua, seringnya pertengkaran
terhadap
orang tua didepan anak, dan lingkungan bermain dengan anak-
anak yang tidak sekolah. pelanggaran tata
✓ Respon beberapa siswa karena situasi eksternal tersebut tertib membuat
merupakan bahaya yang mengancam, hal itu disebabkan siswa tidak segan
persepsi negatif terhadap situasi eksternal yang sedang untuk melanggar
mereka hadapi, perilaku mereka menjadi maladiptif peraturan.
diantaranya bolos sekolah, sering melawan guru, berkata ✓ ketidakdisiplinan
kasar dan berpakaian tidak sesuai dengan aturan yang disebabkan dari
ditetapkan oleh sekolah. dalam diri siswa
2 Jurnal Ilmiah tersebut
Kamaruzzaman, M. Pd, Toni Elmansyah, M. Pd (2021)
https://jurnal.fipps.ikippgriptk.ac.id/index.php/BK/article/do
wnload/77/pdf
Gambaran kesadaran tentang tata tertib, siswa memperoleh
kategori cukup dalam mematuhi tata tertib terbukti dari
beberpa aspek sebagai berikut:
a) spek pakaian sekolah memperoleh persentase 63%
dengan kategori cukup,
b) aspek rambut, kuku, tato, dan make up memperoleh
persentase 48% dengan kategori cukup,
c) aspek masuk dan pulang sekolah memperoleh
persentase 51% dengan kategori cukup,
d) aspek kebersihan, kedisiplinan, dan ketertiban
memperoleh persentase 50%,
e) aspek sopan santun pergaulan memperoleh persentase
56% dengan kategori cukup,
f) aspek upcara dan peringatan hari-hari besar
memperoleh persentase 48% dengan kategori cukup.
3 Jurnal Ilmiah
Nadya Dwi Utari, Maria Ulfah, Warneri (2023)
6
https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/viewFile/31
750/75676580406
Berdasarkan hasil penelitian yang telah ilakukan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
✓ Faktor penyebab ketidakdisiplinan siswa dapat dibagi
menjadi dua bagian yaitu, Faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal penyebab
✓ ketidakdisiplinan disebabkan dari dalam diri siswa
tersebut, ketidakharmonisan keluarga, kurang kontrol dari
keluarga, perekonomian yang tidak mendukung, dan
keterpaksaan bersekolah. Faktor eksternal disebabkan
kurangnya ketegasan dalam memberi sanki terhadap
pelanggaran tata tertib membuat siswa tidak segan untuk
melanggar peraturan.
Hasil Wawancara
1. Pengawas: Hj. Elys Salatun Qodhariah, M.Pd. (Pengawas
Dinas Pendidikan Kota Tangsel)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 14.21 Wib.
Kurangnya kompetensi guru dalam membuat pertanyaan
pemantik yang mendorong siswa untuk menemukan
ide/gagasan baru dari konsep yang sudah dipelajari
sebelumnya. Guru sebaiknya memberikan kecakapan abad 21
( berpikir kritis, kreatif, komunikasi dan berkolaborasi) pada
setiap proses pembelajaran sehingga mereka dapat
menemukan solusi dari masalah pembelajaran dengan
sistematis dan berkelanjutan.
2 Jurnal Ilmiah
Husain (2014:184)
https://jim.usk.ac.id/pgsd/article/viewFile/8579/3601
Mengemukakan teknologi informasi dan komunikasi dalam
pembelajaran berperan penting sebagai perantara pada
pelaksanaan menyalurkan ilmu pengetahuan tanpa
meniadakan gaya awal pembelajaran yang berlangsung
berhadapan di dalam kelas Jika dibahas lebih jauh tentang
kehadiran teknologi infomasi dan komunikasi baik itu sebagai
media maupun sumber belajar dalam proses pembelajaran.
3 Prawiradilaga (2013:16)
https://jim.usk.ac.id/pgsd/article/viewFile/8579/3601
merumuskan sejumlah pertanyaan mengenai apa yang dapat
dilakukan agar pemberdayaan TIK dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran, bagaimana cara mengimplementasikan
ke dalam mata pelajaran yang kita kelola, dan upaya apa yang
dapat dilakukan seorang guru untuk meminimalisir dampak
negatif yang ditimbulkan oleh kehadiran TIK ke dalam
pembelajaran. Dalam hal ini guru dituntut harus bisa
menguasai teknologi serta bisa menggunakannya kedalam
proses pembelajaran.
Hasil Wawancara:
1 Pengawas: Hj. Elys Salatun Qodhariah, M.Pd. (Pengawas
Dinas Pendidikan Kota Tangsel)
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 14.21 Wib.
Guru diharapkan harus mengikuti berbagai macam pelatihan
untuk meningkatkan kompetensi profesional berkelanjutan
baik secara mandiri ataupun perintah dari kepala sekolah.
2 Pakar (GP) (Pengajar Praktis) : Hj. Nuraina Rachmaliah,
M.Pd.
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam, 15.20 Wib.
Kurang optimalnya guru dalam pemanfaatkan teknologi
pembelajaran
✓ guru enggan belajar dan keluar dari zona nyamannya
✓ guru tidak memiliki sarana dan prasaran memadai untuk
belajar TIK
8
3 Teman Sejawat (Guru): Salma Fauziah Husnul Kharimah,
S.Pd
Waktu: Senin, 30 Oktober 2023, Jam 15.30 Wib.
Kurang optimalnya guru memanfaatkan teknologi
pembelajran
✓ Kurangnya semangat guru untuk memepalajari IPEK
✓ Kurangnya sarana dan perasarana yang memadai