Anda di halaman 1dari 17

15. 004.

ILHAM MAHENDRA KUSUMA


LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
penyebab masalah
diidentifikasi
1 Motivasi belajar Hasil kajian literatur: Setelah dianalisis
peserta didik penyebab masalah
kurang 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Motivasi belajar
motivasi belajar siswa rendah disebabkan peserta didik kurang
oleh faktor internal dan eksternal siswa. adalah :
Faktor internal siswa meliputi kejenuhan, 1. Metode guru
minat belajar, kesehatan fisik dan mental. dalam mengajar
Sedangkan faktor eksternal siswa adalah yang masih
keadaan keluarga, lingkungan di rumah, monoton.
dan sarana prasarana. 2. Jarak rumah ke
sekolah yang
Sumber literatur: terlalu jauh dan
Puthree, A. N., dkk (2021). Analisis ditempuh dengan
Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi berjalan kaki.
Belajar Siswa Sekolah Dasar selama 3. Guru tidak
Pembelajaran Daring. Jurnal Basicedu, menguasai media
5(5), 3101-3108. pembelajaran
2. Berdasarkan hasil wawancara dan dan IT.
observasi yang dilakukan sebelum 4. Dipengaruhi oleh
melaksanakan penelitian, terlihat bahwa lingkungan
motivasi dan hasil belajar di UPT SDN 03 peserta didik itu
Simpang rendah. Dibuktikan dengan siswa sendiri.
yang terlihat bosan, sering keluar masuk
pada jam pembelajaran. Selain itu juga
dibuktikan bahwa banyak diantara siswa
yang mendapat nilai di bawah kriteria
belajar minimum yang telah ditentukan
oleh satuan pendidikan tersebut

Sumber literatur:
Sari, R. K., dkk. (2021). Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam
Pembelajaran Tematik Berbantuan
Permainan Edukatif di Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 5593-5600.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
motivasi belajar siswa SDN 43 Sungai
Sapih Padang termasuk kategori sedang
dengan rincian 2 peserta didik (4%)
tergolong kategori motivasi tinggi, 15
peserta didik (65,30%) tergolong motivasi
sedang dan 15 peserta didik (30,61%)
tergolong motivasi rendah.

Sumber literatur:
Prananda, G., & Hadiyanto, H. (2019).
Korelasi antara Motivasi Belajar dengan
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran
IPA di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 3(3), 909-915.
Hasil Wawancara:
1. Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kepala Sekolah ternyata disebabkan
karena metode Guru dalam mengajar yang
masih monoton.
2. Teman Sejawat
Berdasarkan hasil wawancara dengan
teman sejawat ternyata disebabkan karena
Jarak rumah ke sekolah yang terlalu jauh
dan harus ditempuh dengan jalan kaki.
3. Pengawas
Bedasarkan wawancara dengan pengawas
sekolah bahwa motivasi belajar peserta
didik kurang karena Guru tidak
menguasai media pembelajaran dan IT.
4. Pakar/Dosen
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Dosen diperoleh jawaban bahwa minat
belajar siswa itu kurang karena
dipengaruhi lingkungan siswa itu sendiri.
2 Peserta didik Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis
tidak gemar penyebab masalah
membaca 1. Hasil dari analisis yang dilakukan peserta didik tidak
didapatkan bahwa faktor penyebab gemar membaca
rendahnya literasi sains siswa adalah: a) karena:
penggunaan buku ajar yang belum tepat, 1. Motivasi dari
b) miskonsepsi siswa, c) pembelajaran guru kurang.
yang tidak kontekstual, d) rendahnya 2. Perpustakaan
kemampuan membaca, e) lingkungan dan yang ada di
iklim belajar, f) infrastruktur sekolah, g) Sekolah kurang
sumber daya manusia, h) manajemen memadai.
sekolah. 3. Kurangnya
dukungan dari
Sumber literatur: orang tua siswa.
Suparya, I. K., Suastra, I. W., & Arnyana, 4. Motivasi dari
I. B. P. (2022). Rendahnya Literasi Sains: dalam diri
Faktor Penyebab Dan Alternatif peserta didik itu
Solusinya. Jurnal Ilmiah Pendidikan Citra sendiri kurang.
Bakti, 9(1), 153-166.
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
tingkat literasi sains siswa sekolah dasar
pada kategori cukup sampai baik.

Sumber literatur:
Wibowo, A. (2021). Analisis Literasi
Sains Siswa Sekolah Dasar Pada Kasus
Pandemi Covid-19. Jurnal Educatio FKIP
UNMA, 7(2), 515-519.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kemampuan literasi sains siswa sekolah
dasar di Sekolah Adiwiyata berada pada
kategori tinggi. Selanjutnya, kemampuan
literasi sains aspek sikap pada siswa
sekolah Adiwiyata berada pada kategori
tinggi yakni X > 53,6. Sedangkan
kemampuan literasi sains pada aspek
konten termasuk dalam kategori cukup
rendah. Pemerolehan kemampuan literasi
sains pada siswa di sekolah Adiwiyata
diyakini dipengaruhi oleh ke-khas-an
sekolah dalam menginternalisasi nilai-nilai
sains dalam aktivitas belajar mengajar di
kelas.

Sumber literatur:
Safrizal, S., Zaroha, L., & Yulia, R.
(2020). Kemampuan Literasi Sains Siswa
Sekolah Dasar di Sekolah Adiwiyata
(Studi Deksriptif di SD Adiwiyata X Kota
Padang). Journal of Natural Science and
Integration, 3(2), 215-223.
Hasil wawancara dengan:
1. Kepala Sekolah
Berdasarkan hasil wawancara dengan
Kepala Sekolah tentang mengapa siswa
yang tidak gemar membaca disebabkan
karena motivasi dari guru kurang.
2. Teman Sejawat
Berdasarkan hasil wawancara penyebab
Peserta didik tidak gemar membaca
karena Perpustakaan yang ada disekolah
kurang memadai.
3. Pengawas Sekolah
Berdasrkan hasil wawancara penyebab
peserta didik tidak gemar membaca karena
kurangnya dukungan dari orang tua siswa.
4. Pakar/Dosen:
Berdasarkan hasil wawancara penyebab
peserta didik tidak gemar mambaca karena
motivasi dari siswa itu sendiri kurang.
3 Peserta didik Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis
kurang menyukai 1. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor penyebab masalah
mapel penyebab rendahnya minat belajar siswa peserta didik kurang
matematika pada mata pelajaran matematika menyukai mapel
dipengaruhi (41.53%) pada tingkatan Matematika karena:
sedang cukup menentukan rendahnya 1. Matematika
minat belajar matematika, keadaan ini dianggap
diharapkan adanya peningkatan lagi pada pelajaran yang
masa yang akan datang terlalu sulit,rumit
dan
Sumber literatur: membosankan.
Firdaus, C. B. (2019). Analisis Faktor 2. Matematika
Penyebab Rendahnya Minat Belajar Siswa pelajaran yang
Terhadap Mata Pelajaran Matematika di sulit.
MTs Ulul Albab. Journal On Education, 3. Gurunya tidak
2(1), 191-198. menguasai
2. Berdasarkan penelitian yang telah model-model
dilakukan, ditemukan bahwa faktor pembelajaran.
rendahnya minat belajar siswa pada mata 4. Kurangnya
pelajaran matematika sebagai berikut dukungan dari
Faktor Internal siswa dapat ditunjukan orang tua.
dengan kurangnya rasa suka siswa
terhadap mata pelajaran matematika dan
beranggapan bahwa mata pelajaran
matematika merupakan mata pelajaran
yang sulit ,perhatian siswa yang masih
rendah terhadap pembelajaran
matematika, serta rendahnya prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran
matematika. Faktor rendahnya minat
belajar siswa juga berasal dari faktor
eksternal. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru menunjukkan bahwa cara
guru dalam mengajar masih monoton dan
jarang menggunakan media pembelajaran
pada saat pembelajaran matematika.
Selain dari cara guru mengajar juga
dipengaruhi oleh perilaku dan sikap orang
tua yang dirasa kurang tepat ketika
terhadap siswa. Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah upaya yang dilakukan
guru dalam menumbuhkan minat belajar
siswa khususnya pada mata pelajaran
matematika sudah cukup baik.

Sumber literatur:
Putri, B. B. A., Muslim, A., & Bintaro, T.
Y. (2019). Analisis Faktor Rendahnya
Minat Belajar Matematika Siswa kelas V
Di SD Negeri 4 Gumiwang. Jurnal
Educatio FKIP UNMA, 5(2), 68-74.
3. Dari hasil wawancara dengan salah satu
guru mata pelajaran matematika kelas 2
ternyata banyak siswa yang kurang minat
belajar dalam pelajaran matematika,
dibuktikan dengan siswa kurang
mendengarkan pada saat pelajaran
berlangsung.

Sumber literatur:
Romi, R. (2019). Analisis Rendahnya
Minat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Matematika Kelas II Di Madrasah
Ibtidaiyah Hijriyah II Palembang
(Doctoral dissertation, UIN RADEN
FATAH PALEMBANG).

Hasil wawancara dengan:


1. Kepala sekolah
Hasil wawncara alasan mengapa peserta
didik kurang menyukai pelajaran
Matematika disebabkan karena
Matematika dianggap terlalu sulit,rumit
dan membosankan.
2. Teman Sejawat
Hasil wawancara diperoleh jawaban
bahwa peserta didik kurang menyukai
pelajaran matematika karena siswa itu
menganggap matematika adalah pelajaran
yang sulit.
3. Pengawas Sekolah
Hasil wawancara mengapa peserta didik
tidak menyukai pelajaran matematika
karena gurunya tidak menguasai model-
model pembelajaran.
4. Pakar/Dosen
Hasil wawancara diperoleh jawaban
alasan mengapa peserta didik tidak
menyukai mapel Matematika karena
kurangnya dukungan dari orang tua.
4 Peserta didik Hasil kajian literatur: Setelah dianalisis
kelas V tidak bisa penyebab masalah
membaca dengan 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas V tidak
lancar 47,6% siswa yang mengalami kesulitan bisa membaca
kesulitan membaca permulaan yaitu, (1) dengan lancar
siswa belum mengenal huruf, (2) belum karena:
bisa membaca suku kata, (3) belum bisa 1. Peserta Didik
membaca kata demi kata, (4) belum bisa tidak aktif
membaca huruf diftong, kluster dan mengulang
diagraf, (5) belum bisa membaca huruf pelajaran
konsonan, (6)belum mampu membaca dirumah.
huruf vokal,(7) pengulangan, (8) 2. Pserta didik
pemprafase yang salah, (9) belum tidak berlatih
mengenal makna kata membaca untuk
mengulang
Sumber literatur: materi dan lebih
Rahma, M., & Dafit, F. (2021). Analisis memilih bermain
Kesulitan Membaca Permulaan Siswa dirumah.
Kelas 1 Sekolah Dasar. QALAMUNA: 3. Orang tua
Jurnal Pendidikan, Sosial, dan Agama, kurang peduli
13(2), 397-410. dengan
2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan anak.
bentuk-bentuk kesulitan yang dihadapi 4. Dipengaruhi
siswa Kelas I SDN Sawohan 1 Buduran oleh lingkungan
Sidoarjo yang berpotensi menghambat tempat tinggal
belajar membaca permulaan adalah peserta didik
sebagai berikut: 1) siswa sulit membaca tersebut.
abjad dengan lafal yang tepat, siswa sulit
menunjukkan dan menyebutkan huruf
vokal, siswa sulit menunjukkan dan
menyebutkan huruf konsonan, siswa sulit
menyebutkan beberapa bunyi gabungan
huruf vokal dan konsonan, siswa sulit
mengeja suku kata yang diinstruksikan, 2)
faktor–faktor yang menghambat Siswa
dalam Kesulitan Membaca Permulaan
pada siswa Kelas I SDN Sawohan 1
Buduran Sidoarjo adalah faktor
intelektual, faktor fisiologis, faktor
lingkungan termasuk orang tua, dan faktor
psikologis

Sumber literatur:
Lestari, N. D. D., dkk (2021). Analisis
Faktor-Faktor yang Menghambat Belajar
Membaca Permulaan Pada Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(4), 2611-2616.
3. Hasil penelitian ini adalah pertama,
analisis kesulitan belajar membaca
permulaan yang dialami siswa kelas II.B
pada mata pelajaran bahasa Indonesia
adalah analisis kesulitan siswa mengeja
huruf menjadi suku kata, analisis kesulitan
siswa mengeja suku kata menjadi kata,
dan analisis kesulitan siswa membedakan
huruf b-d, p-q.

Sumber literatur:
Oktadiana, B. (2019). Analisis Kesulitan
Belajar Membaca Permulaan Siswa Kelas
II Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
di Madrasah Ibtidaiyah Munawariyah
Palembang. JIP (Jurnal Ilmiah PGMI),
5(2), 143-164.
Hasil wawancara dengan:
1. Kepala Sekolah:
Mengapa masih ada siswa kelas V yang
tidak bisa membaca dengan lancar
karena Peserta didik tidak aktif
mengulang pelajaran dirumah.
2. Teman Sejawat:
Mengapa masih ada siswa kelas V yang
tdak bisa membaca dengan lancar karena
peserta didik tidak berlatih membaca
untuk mengulang materi dan lebih
memilih bermain dirumah.
3. Pengawas Sekolah:
Mengapa masih ada siswa kelas V SD
yang tidak lancar membaca karena orang
tua kurang peduli dengan pendidikan
anak misalnya memasukkan anak ke
Bimbel dll
4. Pakar/Dosen:
Mengapa masih ada siswa kelas V SD
yang tidak lancar membaca karena
dipengaruhi oleh lingkungan tempat
tinggal peserta didik tersebut misal rata-
rata banyak yang putus sekolah.
5 Orang tua siswa Hasil kajian literatur : Setelah dianalisis
kurang aktif penyebab masalah
dalam 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua siswa
mendukung pelaksanaan pembelajaran daring di masa kurang aktif dalam
kegiatan belajar pandemi covid-19 memiliki beragam mendukung kegiatan
dirumah problematika, terutama bagi orang tua bejar dirumah
yang mendampingi anak selama proses karena:
daring. Beberapa faktor yang menjadi 1. Orang tua yang
penyebab munculnya permasalahan yaitu sibuk bekerja
berasal dari faktor intrinsik dan ekstrinsik dan kurang
yang bersumber dari orang tua dan memperhatikan
anak. Beragam permasalahan tersebut pola belajar
dapat diatasi dengan meningkatkan anaknya.
pemahaman orang tua terhadap beberapa 2. Beberapa orang
penyebab permasalah dan hubungan tua tidak hadir
komunikasi yang baik antara orang tua saat diundang
dengan guru selama proses pembelajaran 0leh sekolah.
daring 3. Kepala Sekolah
dan guru kurang
Sumber literatur: menjalin
Rofi'ah, R. (2021). Problematika Orang komunikasi yang
Tua Mendampingi Anak Saat baik dengan
Pembelajaran Daring Di Masa Pandemi orang tua siswa
COVID-19 Dan Solusi Pemecahannya. 4. Faktor ekonomi
CONSEILS: Jurnal Bimbingan dan yang rendah
Konseling Islam, 1(1), 51-57. sehingga kurang
2. Hasil didapatkan dari penelitian ini perhatian
menunjukan kesulitan pembelajaran terhadap dunia
komunikasi dalam jaringan (daring) pada pendidikan
masa pandemi Covid-19 sangat beragam. anaknya.
Berbagai kendala yang menjadi kesulitan
pembelajaran daring ini di antaranya
adalah fasilitas pendukung belajar seperti
handphone pribadi masih kurang,
keterbatasan mengakses internet, kuota
yang terbatas, penjelasan guru yang
kurang maksimal dan peran orang tua
yang sangat penting untuk membantu saat
pembelajaran komunikasi dalam jaringan
(daring)ini berlangsung

Sumber literatur:
Rafendi, T. P., Pridana, R. E., & Maula, L.
H. (2020). Analisis kesulitan belajar
berbasis komunikasi dalam jaringan
(daring) siswa kelas IV selama masa
pandemi Covid-19. Jurnal Perseda: Jurnal
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 3(3),
115-120.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kesulitan belajar siswa kelas III Sekolah
Dasar yang dilaksanakan secara daring
yaitu kesulitan dalam memahami materi
pelajaran, kesulitan menemukan tutor
yang membantu siswa memahami materi
pembelajaran, dan kesulitan konsentrasi
belajar. Faktor yang menjadi penyebab
kesulitan belajar yaitu alat atau fasilitas
belajar, malas dan bosan, dan rendahnya
dukungan dari orang tua.
Sumber literatur:
Putri, M., Kuntarto, E., & Alirmansyah, A.
(2021). Analisis Kesulitan Belajar Siswa
Dalam Pembelajaran Daring Di Era
Pandemi (Studi Kasus Pada Siswa Kelas
III Sekolah Dasar). AULADUNA: Jurnal
Pendidikan Dasar Islam, 8(1), 91-108.

Hasil Wawancara dengan:


1. Kepala Sekolah:
Alasan Orang tua siswa kurang aktif
dalam mendukung kegiatan belajar
dirumah karena orang tua sibuk bekerja
dan kurang memperhatikan pola belajar
anaknya
2. Teman sejawat:
Alasan orang tua kurang aktif dalam
mendukung kegiatan belajar dirumah
karena orang tua tidak hadir saat
diundang oleh sekolah sehingga tidak
tahu dengan program sekolah
3. Pengawas sekolah:
Alasan orang tua kurang aktif dalam
mendukung kegiatan belajar dirumah
karena kepala sekolah dan guru kurang
menjalin komunikasi yang baik dengan
orang tua siswa.
4. Pakar/Dosen:
Alasan orang tua siswa kuarang aktif
dalam mendukung kegiatan belajar
dirumah karena faktor ekonomi yang
rendah sehingga kurang perhatian
terhadap dunia pendidikan anaknya.
6 Guru kurang Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis
memahami penyebab masalah
model-model 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Guru kurang
pembelajaran faktor penghambat guru MI dalam memahami model-
dikelas. pembelajaran tematik yaitu faktor model pembelajaran
internal guru dan faktor eksternal. Faktor dikelas karena:
internal guru terletak pada rendahnya 1. kurangnya minat
kompetensi profesional terkait belajar guru
pembelajaran tematik, hal ini terjadi karena
karena guru tidak mendapatkan pelatihan disebabkan oleh
atau workshop yang cukup. Sedangkan faktor usia.
faktor eksternal yakni kondisi siswa yang 2. guru kurang
belum bisa calistung (untuk kelas 1) serta maximal berada
siswa yang terbiasa dengan pembelajaran di tempat tugas
berbasis mata pelajaran (untuk kelas 4) karena faktor
sehingga guru harus bekerja ekstra keras keluarga.
dalam pembelajaran. Untuk mengatasi 3. guru kurang
hambatan tersebut, guru berusaha mengikuti
meningkatkan kompetensi profesionalnya pelatihan yang
dengan mendalami pembelajaran tematik ada.
secara otodidak serta berbagi pengalaman 4. kurangnya minat
dengan guru lain sehingga dapat lebih dari guru itu
memahami konsep dan implementasi dari sendiri untuk
pembelajaran tematik. merubah cara
mengajarnya.
Sumber literatur:
Alnashr, M. S. (2018). Analisis Faktor
Penghambat Guru Madrasah Ibtidaiyah
dalam Pembelajaran Tematik (Studi
Kasus di MI Al-Hikmah Kajen,
Margoyoso, Pati). Al Ibtida: Jurnal
Pendidikan Guru MI, 5(2), 191-204.
2. Berdasarkan hasil observasi yang dialami
guru yaitu guru masih sulit dalam
mengaitkan materi pada satu tema,pada
saat pembelajaran tematik guru
cenderung pasif saat mengajar di kelas
dan siswa kurang komunikatif karena
kurangnya pemahaman materi yang
diberikan oleh guru.

Sumber literatur:
Meiyasinta, F. Analisis Kesulitan Yang
Dialami Guru Kelas Rendah Dalam
Menerapkan Pembelajaran Tematik di
SDN Jember Lor 05 (Doctoral
dissertation, FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN).
3. Dari hasil analisis penelitian
menunjukkan bahwa pada tahap
perencanaan guru mengalami kesulitan
dalam menyusun silabus dan RPP sesuai
kondisi dan lingkungan peserta didik,
guru juga sulit menyiapkan media
pembelajaran yang tepat dalam
pembelajaran tematik. Sementara itu,
pada tahap pelaksanaan guru mengalami
kesulitan dalam menyesuaikan alokasi
waktu dengan pembelajaran dan
tuntutan penyelesaian satu pembelajaran
dalam satu kali pertemuan. Hal ini
berdampak pada penyesuaian KD dengan
materi pembelajaran dalam setengah hari,
sulit mensinergikan penyampaian tujuan
dan mengaplikasikan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran. dalam mengatasi
berbagai hambatan tersebut, guru harus
berusaha meningkatkan kompetensi
profesionalnya dalam berbagai aspek
secara otodidak serta berbagi
pengalaman dengan guru lain sehingga
dapat lebih baik memahami konsep dan
implementasi dari pembelajaran tematik

Sumber literatur:
Nafizaturrrahmi, N., Lestari, S., &
Rokhimawan, M. A. (2022). Analisis
Faktor Penghambat Guru dalam
Pembelajaran Tematik di SD/MI.
Attadrib: Jurnal Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah, 5(1), 11-17.
Hasil wawancara dengan :
1. Kepala Sekolah:
Guru kurang memahami model- model
pembelajaran dikelas karena kurangnya
minat belajar guru karena disebabkan
oleh faktor usia.
2. Teman Sejawat:
Guru kurang memahami model-model
pembelajaran dikelas karena guru kurang
maximal berada di tempat tugas karena
faktor keluarga.
3. Pengawas Sekolah:
Guru kurang memahami model-model
pembelajaran dikelas karena guru kurang
mengikuti pelatihan yang ada.
4. Pakar/Dosen:
Guru kurang memahami model-model
pembelajaran dikelas karena kurangnya
minat dari guru itu sendiri untuk merubah
cara mengajarnya.
7 Guru belum Hasil Kajian Literatur: Setelah dianalisis
menguasai materi penyebab masalah
matematika 1. Berdasarkan hasil penelitian dapat Guru belum
mengenai materi disimpulkan bahwa kesulitan yang menguasai materi
geometri dialami mahasiswa PGSD dalam matematika
mempelajari geometri mencakup: (1) mengenai materi
kesulitan memahami konsep dasar, (2) geometri karena:
kesulitan dalam melakukan operasi 1. daya tangkap
hitung, (3) kesulitan memahami setiap guru tidak
permasalahan dalam soal yang diberikan, sama.
dan (4) ketidaktelitian dalam proses 2. guru tersebut
pemecahan masalah. Adapun penyebab malu untuk
kesulitan mahasiswa disebabkan oleh bertanya dan
beberapa faktor yang dapat belajar kepada
diklasifikasikan menjadi dua faktor, teman sejawat
intern dan ekstern. Faktor intern meliputi: yang lebih
(1) kurangnya minat dalam belajar menguasai
matematika, (2) kebiasaan belajar yang materi.
buruk, dan (3) kesulitan yang pernah 3. guru tidak aktif
dihadapi di bangku sekolah. Sedangkan mengikuti
faktor ekstern meliputi: (1) belum pelatihan yang
tersedianya buku teks yang sesuai, (2) ada dan tidak
materi yang dirasa terlalu padat, dan (3) tergabung dalam
kecepatan dosen saat menyampaikan PKG.
materi. 4. kemampuan
setiap guru itu
Sumber literatur: berbeda.
Dirgantoro, K. P. S. (2019). Analisis
kesulitan mahasiswa PGSD pada mata
kuliah geometri. JNPM (Jurnal Nasional
Pendidikan Matematika), 3(1), 13-26.
2. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
pengaruh positif terhadap minat belajar
geometri siswa yang awalnya rendah.
Salah satu penyebab siswa sulit
memahami materi geometri terletak pada
aspek baha yang digunakan oleh guru
terlalu rumit untuk dimengerti oleh siswa,
serta guru belum menggunakan media
yang tepat.

Sumber literatur:
Novilanti, F. R. E. (2021). Alternatif
pembelajaran geometri berbantuan
software GeoGebra di masa pandemi
covid-19 (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Riau).
3. Tes penguasaan dilakukan terhadap 40
guru; penentuan jenis dan penyebab
kesalahan dilakukan melalui wawancara
terhadap 3 guru. Berdasarkan analisis
data hasil penelitian diperoleh
kesimpulan sebagai berikut: Untuk skor
kategori penguasaan materi ajar geometri
di MI skor rata-rata yaitu 13,75
(38,19%). Untuk kategori penguasaan
objek geometri di MI skor rata-rata 9,49
(27,11%). Jenis kesalahan meliputi
kesalahan konsep, prinsip dan operasi.
Penyebab kesalahan, tidak memahami
konsep sumbu simetri, segiempat, tidak
memahami prinsip pencerminan; Tidak
menguasai sifat segiempat; Tidak
terbiasa mengungkapkan definisi dari
sebuah konsep; Belum memahami cara
mendefinisikan sebuah konsep; Belum
menguasai konsep bangun ruang, Belum
memahami konsep sisi, rusuk, dan titik
sudut bangun ruang; Belum menguasai
prinsip menghitung luas bangun datar;
Salah memahami soal atau kealpaan.

Sumber literatur:
Kamarullah, K. (2019). Analisis
kesalahan guru matematika Madrasah
Ibtidaiyah Aceh Besar terhadap
geometri. Jurnal Ilmiah Pendidikan
Matematika Al Qalasadi, 3(1), 40-55.
Hasil wawancara dengan :
1. Kepala Sekolah:
Guru belum menguasai materi
matematika mengenai materi geometri
karena daya tangkap setiap guru tidak
sama.
2. Teman Sejawat:
Guru belum menguasai materi
matematika mengenai geometri karena
guru tersebut maalu untuk bertanya dan
belajar kepada teman sejawat yang lebih
menguasai materi.
3. Pengawas Sekolah:
Guru belum memahami materi
matematika mengenai geometri karena
guru tidak aktif mengikuti pelatihan yang
ada dan tidak tergabung dalam PKG.
4. Pakar/Dosen:
Guru belum memahami materi
matematika mengenai geometri karena
kemampuan setiap guru itu berbeda.
8 Guru belum Hasil kajian Literatur: Setelah dianalisis
menguasai penyebab masalah
penggunaan 1. Tantangan yang utama yaitu berasal dari Guru belum
teknologi dalam diri guru sendiri (faktor internal) seperti menguasai
pembelajaran. rendahnya kemampuan matematis dan penggunaan
didaktis guru, kurangnya kepercayaan teknologi daalam
diri, dan kurangnya kemampuan pembelajaran
menggunakan teknologi digital dalam karena:
pembelajaran. Selain itu faktor eksternal 1. Kurangnya minat
yang menjadi kendala utama terkait guru dalam
dengan ketersediaan sarana dan prasarana mengikuti
pendukung penggunaan teknologi digital. pelatihan tentang
Dilain hal, terdapat beberapa peluang IT.
yang dapat mendukung guru untuk 2. guru tidak ada
melaksanakan pembelajaran matematika kesempatan
berbasis digital. Peluang utama yaitu untuk
ketersediaan sumber belajar matematika mempelajari IT.
secara online yang dapat diakses guru, 3. sarana dan
dan kesempatan siswa untuk prasara (jaringan
menggunakan beberapa sumber belajar internet) di
matematika berbasis teknologi digital sekolah kurang
secara online dan diluar jam belajar di memadai karena
sekolah kondisi geografis
daerah.
Sumber literatur: 4. guru kurang
Putra, Z. H. (2019, August). Tantangan minat untuk
dan peluang guru SD dalam pembelajaran belajar IT.
matematika berbasis teknologi digital di
era revolusi industri 4.0. In Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Guru
Sekolah Dasar (Vol. 1, No. 1, pp. 7-19).
2. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring
ini terdapat tantangan tersendiri bagi para
pendidik yang harus siap berbagai cara
agar ilmu yang diberikan dapat dipahami
dan diterima bagi peserta didik meskipun
melalui virtual. Hambaatan yang lain dari
pembelajaran daring ini seperti terkendala
sinyal, nilai sikap semakin menurun,
rendahnya pengetahuan serta kesiapan
sarana dan prasarana teknologi.

Sumber literatur:
Shofia, N. A., & Ahsani, E. L. F. (2021,
October). Pengaruh Penguasaan IT Guru
Terhadap Kualitas Pembelajaran Dimasa
Pandemi. In Forum Paedagogik (Vol. 12,
No. 2, pp. 201-215).
3. Hasil dari peneletian bahwa guru SD di
Kelurahan Rengas Condong Muara
Bulian belum menguasai TIK
berdasarkan persentase sekitar 46,76%
yang menguasai TIK dan sekitar 53,24%
yang tidak menguasai tentang TIK.

Sumber literatur:
Wicaksono, V., & Hidayat, M. (2020).
Analisis Penguasaan Guru terhadap
Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) di Sekolah Dasar: Analysis of
Teacher Mastery of Information and
Communication Technology (ICT) in
Elementary Schools. Jurnal Pendidikan
Tematik DIKDAS, 5(1), 41-51.
Hasil wawancara dengan :
1. Kepala Sekolah:
Guru belum menguasai penggunaan
teknologi dalam pembelajaran karena
kurangnya minat guru dalam mengikuti
pelatihan tentang IT.
2. Teman Sejawat:
Guru belum menguasai penggunaan
teknologi dalam pembelajaran karena
guru tidak ada kesempatan untuk
mempelajari IT.
3. Pengawas Sekolah:
Guru belum menguasai penggunaan
teknologi dalam pembelajaran karena
sarana dan prasara (jaringan internet) di
sekolah kurang memadai karena kondisi
geografis daerah.
4. Pakar/Dosen:
Guru belum menguasai penggunaan
teknologi dalam pembelajaran karena
guru kurang minat untuk belajar IT.

Anda mungkin juga menyukai