Anda di halaman 1dari 12

Nama : Hajriani, S.

Pd
Kelas : 001 Bahasa Inggris
Asal Sekolah : SMPN 2 Barombong Kab. Gowa

LK. 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
1 Siswa memiliki Kajian Literature Berdasarkan hasil diskusi,
semangat belajar 1. Menurut Setiawan, A. (2016) literatur dan wawancara
yang kurang Beberapa faktor yang ditentukan bahwa akar penyebab
menyebabkan motivasi belajar masalah yang relevan
siswa rendah adalah kurang
dukungan dari orang tua, guru 1. Kurangnya dukungan orang
atau lingkungan sekitar. tua
2. Berdasarkan hasil penelitian dari 2. Lingkungan sekitar yang
Trisna Fatmawati (2021) kurang mendukung.
penyebab rendahnya 3. Pembelajaran di dalam kelas
motivasi/semangat belajar siswa monoton
yaitu kemampuan siswa, kondisi 4. Guru belum merancang
lingkungan siswa, dan guru pembelajaran yang menarik.
sebagai pembina siswa dalam 5. Tidak stabilnya emosional
belajar. siswa
3. Artikel Kompas (2019) 6. Kurangnya dukungan dari
mengatakan motivasi belajar orang tua.
siswa tergolong rendah
disebabkan beberapa faktor
internal atau eksternal.
4. Berdasarkan jurnal dari luar
Negeri yaitu Thailand yang ditulis
oleh Pariwat (2020) yang berjudul
motivation and Attitude
Toward English Language
Learning in Thailand: A large
scale Survey of Secondary
School Students
In his jurnals. He states aspects of
motivation: the personal, the
emotional, the educational, the
professional, and the parental.
Dalam jurnalnya, dia
menyebutkan bahwa aspek yang
mempengaruhi motivasi siswa
dalam belajar Bahasa Inggris
adalah:
a. Aspek Personal
Sebagai motivasi intrinsik,
mendorong mereka untuk
belajar Bahasa Inggris.
b. Aspek emosional
Aspek emosional adalah rasa
cemas yang ada pada siswa
ketika mereka disuruh
berbicara bahasa inggris
dengan orang asing atau
teman sekelas, mereka takut
salah atau ditertawakan.
c. Aspek Pendidikan
Dalam aspek pendidikan,
guru adalah salah satu faktor
kunci yang mempengaruhi
motivasi dan sikap mereka
terhadap pembelajaran bahasa
inggris.
d. Aspek Profesional
Aspek lain yang
mempengaruhi motivasi dan
sikap siswa adalah aspek
profesional, dimana sebagian
besar siswa percaya bahwa
bahasa inggris akan
membantu mereka dalam
mendapatkan karir yang baik.
e. Aspek Orang Tua
Sikap orang tua dapat
berfungsi sebagai motivasi
ekstrinsik yang mendorong
siswa untuk belajar bahasa
inggris.

Hasil Wawancara:
Pengawas (H. Adnan, S.Pd.,M.Pd)
1. Minat belajar siswa yang kurang
2. Materi yang disampaikan sulit
3. Kondisi lingkungan siswa yang
kurang mendukung
4. Penggunaan teknologi yang
belum optimal
5. Kurangnya perhatian dari orang
tua siswa.
Guru (Muhammad Ramli Salam, S.Pd)
1. Kemampuan siswa yang kurang
2. Lingkungan siswa yang kurang
mendukung
3. Kurangnya motivasi orang tua
terhadap pembelajaran anak
4. Kurangnya rasa percaya diri siswa

2 Rendahnya minat Kajian Literature Berdasarkan hasil diskusi,


baca siswa 1. Menurut (Yusrizal dan literatur dan wawancara
Fatmawati, 2021) bahwa faktor ditentukan bahwa akar penyebab
dari rendahnya literasi di masalah yang relevan
Indonesia ini karena masih 1. Kurangnya bahan bacaan yang
banyak mutu pendidikan yang menarik
masih rendah, fasilitas yang 2. Fasilitas yang kurang
kurang memadai, dan masih mendukung
belum adanya inovasi dari guru. 3. Guru belum berinovatif dalam
2. Menurut (Erfan, 2021) yang membuat bacan bacaan yang
menjadi pondasi berbagai menarik minat siswa dalam
permasalahan pendidikan adalah membaca
kemampuan literat dasar yang 4. Tidak memanfaatkan
menjadi kunci sebuah kesuksesan perpustakaan dan sudut baca
mengajar dalam proses di dalam kelas.
pembelajaran.

Hasil Wawancara:
Guru (Muhammad. Ramli Salam, S.Pd)
1. Rendahnya kemampuan membaca
siswa
2. Siswa kesulitan menyelesaikan
masalah berbentuk soal cerita
apalagi soal cerita berbahasa
inggris
3. Penguasaan konsep/materi rendah

Teman sejawat (Walhidayah, S.Pd)


1. Bahasa inggris bahasa asing buat
siswa dan baru
2. Sulitnya siswa untuk berbicara di
depan banyak orang
3. Sulitnya siswa dalam mengeja
kata-kata bahasa inggris tersebut
4. Kurangnnya vocabulary siswa

3 Minat siswa Kajian Literature Berdasarkan hasil diskusi,


dalam belajar 1. menurut Maslow dalam literatur dan wawancara
bahasa inggris Jalaluddin, 2016:34 bahwa ditentukan bahwa akar penyebab
kurang pemberian tugas yang berbeda masalah yang relevan
kepada peserta didik akan 1. Rendahnya pembelajaran
mendorong mereka untuk tidak secara kelompok
hanya belajar bersama namun 2. Pembelajaran di kelas masih
juga mengajarkan satu sama lain. belum melibatkan keaktifan
2. Menurut Usman (2003:27) peserta didik
kondisi belajar mengajar yang 3. Peserta didik tidak diberi
efektif adalah adanya minat dan bimbingan secara khusus
perhatian siswa dalam belajar. untuk meningkatkan
Minat merupakan suatu sifat yang kemampuan dasar dalam
relatif menetap pada diri bahasa inggris.
seseorang. Minat besar skali 4. Pembelajaran guru belum
pengaruhnya terhadap belajar berinovatif
sebab dengan minat seseorang 5. Budaya literasi di sekolah
akan melakukan sesuatu yang masih rendah.
diminatinya, sebaliknya tanpa
minat seseorang tidak mungkin
melakukan sesuatu.
3. Ridwan (2006:210) mengatakan
motivasi merupakan suatu daya
atau kekuatan yang timbul dalam
diri siswa yang memberikan
kesiapan agar tujuan yang telah
ditetapkan tercapai. Sedangkan
belajar merupakan suatu proses
yang dilakukan siswa untuk
memperoleh perubahan tingkah
laku yang lebih baik dari
sebelumnya sebagai hasil
pengalaman siswa dalam
berinteraksi dengan
lingkungannya.

Hasil Wawancara:
Pakar (Muhammad Arfa, S.Pd.,M.M)
1. Less of confidence
2. Less of time to learn
3. Less of vocabulary
4. Difficult to memorize
5. Afraid to learn grammar
6. Difficult to finding the meaning

Pengawas (H. Adnan, S.Pd.,M.Pd)


1. Pembelajaran di dalam kelas
masih monoton.
2. Guru belum merancang
pembelajaran yang aktif dan
menyenangkan.
3. Siswa malas membaca dan
menulis.
4 Siswa kurang Kajian Literature Berdasarkan hasil diskusi,
memahami materi 1. Ventik, Desy Rikha Frida (2017) ada literatur dan wawancara
yang diberikan beberapa faktor penyebab yang ditentukan bahwa akar penyebab
khususnya menghambat siswa dalam berbicara, masalah yang relevan
speaking dan diantaranya; hambatan, tidak ada yang 1. Materi tidak menarik.
writing pada perlu dikatakan, partisipasi rendah 2. Materi pelajaran terlalu sulit
bahasa inggris atau tidak merata, dan penggunaan dipahami siswa
bahasa ibu, serta kurang percaya diri 3. Guru kurang memberi
dan faktor lingkungan yang tidak pendekatan/perhatian dalam
mendukung. proses belajar.
2. Menurut Fatimah Fatimah, Sri 4. Cara mengajar guru yang
Wahyuni, Hajjatul Qarimah (2021) kurang kreatif dan monoton.
factors to students' difficulties in 5. Mereka takut membuat
speaking: linguistic and nonlinguistic kesalahan dalam tata bahasa
aspects. In terms (1) linguistic factors 6. Kurangnya kosa kata dalam
are grammar, vocabulary, and bahasa inggris untuk
pronunciation. The students speaking memperlancar berbicara
English do mereka
not base on base. They do not 7. Kurangnya waktu practice
understand the use of the verb in s the 8. Guru terlalu mendominasi
tenses. The use of gruse in their sehingga siswa hanya pasif.
speaking is still incorect. Incorrect
students' difficulties with the English
word's
pronunciation, Because they do not
know spelling English. (2)
nonlinguistic factors are less
self – confidence, motivation, and
environment. The students are less self
– confident in speaking.
.they are afraid of wrong when
speaking English and fearful of
laughing by their friend. The
students' motivation in speaking learn
differently. Some students' motivation
in speaking learning
and some students do not understand
the reason in education speaking. The
last student difficulty
in speaking is the environmental
effect. The students still lack practice
in English because they feel
shy when English speaking and Their
environment used their mother
language in daily life.
3. menurut Abdurrahman dalam
(Zulmiyetri et al., 2020) kesulitan
menulis juga disebut dengan istilah
disgrafia. Hildreth (1947)
mengemukakan faktor-faktor
penyebab kesulitan menulis yaitu 1).
Kesulitan dalam motorik halus (Fine
Motor Problems), 2). Kesulitan
Persepsi Koordinasi Visual Motorik
(Visual-Motor Perception Problems),
3). Kesulitan Visual Memori (Visual
Memory Problems). Sedangkan ciri-
ciri kesulitan menulis atau yang biasa
disebut disgrafia ialah, 1) Lambat
dalam menulis, 2) Menulis dengan
huruf terbalik, 3) Terkadang suka
menghilangkan salah satu hurufnya, 4)
Memegang pensil dengan cara yang
salah, dan 5) Tidak konsisten dalam
menulis huruf

Hasil Wawancara:
Teman Sejawat (Walhidayah, S.Pd)
1. Bahasa inggris bahasa asing buat
siswa dan baru
2. Sulitnya siswa untuk berbicara di
depan banyak orang
3. Sulitnya siswa dalam mengeja
kata-kata bahasa inggris tersebut
4. Kurangnnya vocabulary siswa
Pakar (Muhammad. Arfa, S.Pd.,M.M)
1. The students less of confidence in
speaking.
2. They’re afraid wrong when speaking
English and fearful of laughing by
their friends.
3. Less of motivation
4. Speaking environtment effect.
5. They’re not know grammar
6. Lack to write a simple words
5 Kurangnya Hasil Literature: Berdasarkan hasil diskusi,
hubungan 1. Menurut Kurniawati Syahrani (2016) literatur dan wawancara
komunikasi faktor kurangnya kerja sama orang tua ditentukan bahwa akar penyebab
antara guru dan siswa dan guru mengakibatkan masalah yang relevan
orang tua siswa rendahnya motivasi belajar anak. 1. Kurangnya kerja sama guru
terkait 2. Menurut Grant dan Ray (Suriansyah, dan orang tua siswa dalam
pembelajaran. 2014:64) menyatakan ada sejumlah belajar anak
hambatan yang ditemui dalam 2. Guru kurang nyaman
membangun keterlibatan keluarga di menginformasikan ke orang
sekolah mencakup aspek : economics, tua siswa mengenai
self efficacy, intergeneration, time perkembangan anak secara
demand, cultural norms and value kontinyu.
class room culture and past 3. Sulitnya mencari orang tua
experience. karena bekerja
4. Rumah siswa terlalu jauh
Hasil Wawancara: 5. Orang tua kurang perhatian.
Pengawas (H. Adnan, S.Pd,.M.Pd)
1. Kurangnya komunikasi guru dan siswa
2. Kendala terhadap ekonomi keluarga
siswa
3. Kurangnya komunikasi perkembangan
masalah kepada orang tua khususnya
wali kelas

Kepala Sekolah (Hj. Nurmi, S.Pd,.M.Pd)


1. Tidak adanya motivasi guru untuk
berkunjung ke orang tua siswa
2. Tidak menggalakkan pendidikan
keluarga.
3. Pemahaman dan kemampuan orang
tua terhadap dukungan keberhasilan
pembelajaran kurang karena
disebabkan oleh latar belakang
pendidikan orang tua.
4. Kesibukan orang tua bekerja atau
mencari nafkah untuk kebutuhan
keluarga dianggap lebih penting
sehingga tanggung jawab
keberhasilan pendidikan diserahkan
kepada sekolah.
5. Wali kelas dalam berkomunikasi
kepada orang tua siswa masih
bertumpu pada guru BK.
6 Kegiatan PBM Kajian Literature Berdasarkan hasil diskusi,
belum inovatif 1. Menurut Nasrun, dkk (2018) literatur dan wawancara
mengatakan bahwa guru ditentukan bahwa akar penyebab
memerlukan pendampingan dalam masalah yang relevan
mengimplementasikan model 1. Guru kurang mengetahui
pembelajaran inovatif. model-model pembelajaran.
2. Menurut Mislinawati dan 2. Pelajaran belum inovatif
Nurmasyitah (2018) yang 3. Perangkat yang guru gunakan
mengatakan guru belum memahami belum berinovasi
langkah-langkah pembelajaran yang 4. Kegiatan PBM belum
ada di kurikulum 13 sehingga belum memfasilitasi peserta didik
termotivasi dalam mengaplikasikan dengan aktifikan yang
model-model pembelajaran inovatif. memerlukan literasi dan
numerasi siswa yang menarik.
Hasil Wawancara: 5. Guru kurang mengaplikasikan
Teman Sejawat (Walhidayah, S,Pd) model pembelajaran inovatif
1. Guru belum maksimal melakukan
pembelajaran inovatif
2. Sarana dan prasarana sekolah
terbatas
3. Media pembelajaran disesuaikan
dengan kondisi sekolah
4. Kurangnya kesempatan untuk
mengikuti pengembangan
profesional berkelanjutan
5. Guru terlalu banyak workload
dan/atau underpaid.
Guru (Muhammad Ramli Salam, S.Pd)
1. Minimnya pelatihan-pelatihan
terkait pembelajaran inovatif
yang diikuti oleh guru sehingga
kurang pengetahuan terkait
strategi dan metode pembelajaran
2. Beban kerja guru yang berlebihan
sehingga menyebabkan guru tidak
punya cukup waktu untuk
menyiapkan pembelajaran.
7 Kurangnya Kajian Literature: Berdasarkan hasil diskusi,
metode maupun 1. Menurut Yusliati Galingging (2021) literatur dan wawancara
pendekatan yang masalah yang dihadapi siswa ditentukan bahwa akar penyebab
sesuai dengan yaitu (1) Guru bersikap tidak masalah yang relevan
karakteristik menyenangkan; 2) Metode 1. Materi kurang
materi dan siswa pengajaran guru kurang interaktif menyenangkan
dalam proses atau pasif; dan 3) Guru tidak ahli 2. Guru pasif dalam mengajar
belajar mengajar. 3. Terbatasnya media
mengajar pelajaran bahasa pembelajaran
Inggris. 4. Guru kurang memahami dan
2. Menurut Naniek Jusnita, Anwar mengingat langkah-langkah
Ismail (2018) dalama proses pembelajaran sesuai sintaks
pengajaran dan pembelajaran bahasa pada model pembelajaran.
Inggris di kelas, guru masih jarang 5. Guru kurang mampu
menerapkan pendekatan tersebut. menggunakan teknologi.
Dalam sistimatis pendekatan
saintifik, guru sering tidak mengikuti
tahapan langkah-langkah penerapan
pendekatan tersebut karena lebih
menyesuaikan kondisi kelas. Guru-
guru belum maksimal menerapkan
pendekatan tersebut karena ada
beberap faktor yang
mempengaruhinya. Kesulitan yang
dihadapi oleh guru dalam penerapan
pendekatan saintifik adalah: 1)
kurangnya pelatihan atau workshop
yang melibatkan banyak guru di
setiap sekolah 2) terbatasnya media
pembelajaran di sekolah-sekolah
tersebut.

Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah (Hj. Nurmi,S.Pd.,M.Pd)
1. Materi pelajaran yang diberikan
belum mencakup Literasi dan
Numerasi yang menarik perhatian
siswa.
2. Menggunakan metode caramah
3. Kurangnya guru menggunakan
pembelajaran berinovatif.
4. Kurang dalam berbuat misalnya alat
peraga, RPP, dan materi
pembelajaran yang menyenangkan.

Pengawas Bina (H. Adnan, S.Pd.,M.Pd)


1. Tidak mempunyai motivasi dan
masih menggunakan pembelajaran
cara lama.
2. Susah berubah
3. Kurangnya media pembelajaran yang
digunakan.
4. Sulit menggunakan LCD
8 Materi belum Kajian Literature: Berdasarkan hasil diskusi,
menggambarkan 1. Menurut Fitrawati (2022) Adapun literatur dan wawancara
HOTS penyebab permasalahan tersebut dapat ditentukan bahwa akar penyebab
dirumuskan dalam tiga hal, yaitu: 1) masalah yang relevan
kurangnya keterampilan pedagogik 1. Guru kurang memahami
guru tentang evaluasi hasil belajar, 2) HOTS
kurangnya pemahaman guru tentang 2. Kemampuan guru kurang
konsep penilaian berbasis HOTS dan memadai
3) kemampuan guru yang belum 3. Guru belum melakukan
memadai dalam membuat soal kegiatan apersepsi dengan
ulangan Bahasa Inggris berbasis gaya yang berbeda dengan
peniliaian berbasis HOTS, sehingga biasanya yang lebih tinggi
penilaian yang dilakukan benar-benar 4. Siswa belum terbiasa
bisa mengukur kemampuan siswa menganalisis
tersebut. 5. Siswa belum memahami
2. Menurut wiyaka, Entika Fani materi HOTS
Prastikawati, Jafar Sodiq, dan Jafar 6. Buku penunjang HOTS
Sodiq (2020) Pada PELATIHAN kurang
PENYUSUNAN SOAL HOTS 7. Kurangnya pelatihan
UNTUK GURU BAHASA pembuatan materi dan soal
INGGRIS SMP: Beberapa faktor HOTS
permasalahan dapat disimpulkan
berikut ini: (1) Minimnya penyuluhan,
sosialisasi, dan pelatihan pembuatan
soal bahasa Inggris berbasis HOTS,
(2) Kepraktisan soal-soal dalam
bentuk pilihan ganda menjadikan guru
menggunakan jenis soal tersebut, (3)
Kurangnya pengetahuan tentang
bagaimana scoring system terhadap
soal-soal HOTS.

Hasil wawancara:
Pengawas (H. Adnan, S.Pd.,M.Pd)
1. Kualitas guru kurang terasah
2. Kompetensi guru kurang
3. Guru kurang mengerti materi
HOTS
4. Kurangnya dalam menggali
pelajaran
5. Kurangnya kemampuan guru
untuk memotivasi siswa untuk
berfikir kritis.
6. Siswa kurang dalam memahami
materi dan hanya
menghafalkannya saja.

Kepala Sekolah (Hj. Nurmi,S.P.,M.M)


1. Masih banyak Buku penunjang
siswa belum HOTS
2. Siswa tidak memahami materi
karena tidak memperhatikan dan
mengikuti pelajaran dengan
serius.
3. Guru belum mampu membuat
soal HOTS karena kurangnya
pelatihan pembuatan materi dan
soal HOTS

9 Siswa sering Kajian Literature: Berdasarkan hasil diskusi,


mencari sumber 1. Menurut Abdurrahman (2012) literatur dan wawancara
materi dari pengaruh internet (1) lebih senang ditentukan bahwa akar penyebab
internet bukan untuk mencari informasi di internet masalah yang relevan
dari buku paket karena dirasa lebih efisien 1. Siswa lebih suka
yang diberikan dibandingkan harus mencari di buku menggunakan internet
sehingga ada (2) kecanduan/ketergantungan internet 2. Lebih efisien dalam mencari
miskonsepsi (3) terbiasa dengan budaya instan sumber pembelajarn
dalam sumber yang disediakan internet dalam 3. Lebih gampang tanpa harus
belajar. mencari informasi ataupun mencari buku satu persatu
mengerjakan tugas (3) kurangnya 4. Lebih praktis, mudah dan
minat untuk membaca dan memcari cepat diakses.
sumber dari buku. 5. Siswa menjadi malas
2. Menurut Hartono (2016,19) pengaruh membaca
internet (1) informasi bisa saja 6. Kecanduan intrnet.
palsu/hoax (2) Internet memiliki sifat
candu dan daya goda yang besar,
banyak kali orang yang menghabiskan
waktu berjam-jam untuk mengakses
hal-hal yang kurang atau yang tidak
ada manfaatnya sama sekali (3)
Penegakan hukum masih kurang
optimal, terutama terkait perlindungan
karya seseorang yang dapat dengan
mudah dibajak.

Hasil Wawancara
Guru (Muhammad Ramli, S.Pd)
1. Malas membaca
2. Lebih efisien mencari lewat internet
daripada membaca buku
3. Lebih banyak referensi lewat internet
4. Kecanduan internet

Teman sejawat (Walhidayah, S.Pd)


1. Daya ingat lemah karena kurangnya
membaca buku
2. Membaca di internet menyebabkan
stress
3. Lebih menarik lewat internet karena
menyediakan gambar berbeda dengan
buku.

10 Guru belum Kajian Literature: Berdasarkan hasil diskusi,


maksimal dalam 1. Hartami, Yustalena and , Honest literatur dan wawancara
pemanfaatan TIK Ummi Kaltsum, S.S, ditentukan bahwa akar penyebab
dalam M.Hum (2020) kendala dalam masalah yang relevan
pembelajaran. penggunaan TIK dalam pembelajaran 1. Guru kurang memiliki
abad 21 di sekolah dasar adalah (1) kemampuan IT
Kurangnya kompetensi guru dalam 2. Jumlah fasilitas yang
mengintegrasikan teknologi dalam berbasis TIK kurang
pembelajaran; (2) Tidak semua guru 3. Guru kurang
kelas memiliki keterampilan bahasa mengaplikasikan
pemrograman; (3) Persepsi guru pembelajaran lewat TIK
bahwa penggunaan TIK tidak 4. Guru kurang pelatihan dalam
bermanfaat (4) Jumlah media berbasis penggunaan TIK
TIK masih kurang; (5) Fasilitas TI
yang kurang memadai.
2. Menurut Ghofur,M. 2009 Kendala
pemanfaatan TIK oleh guru
adalah: tidak adanya akses, tidak
adaanya sarana TIK, pembelajaran
tidak mengintegrasikan TIK, guru
tidak memiliki pengetahuan tentang
TIK, dan tidak adanya kemauan guru
untuk memanfaatkan TIK.
Hasil Wawancara:
Kepala Sekolah (Hj. Nurmi,S.Pd.,
M.Pd)
1. Kurangnya guru menggunakan
LCD
2. Guru kurang dalam membuat PPT
3. Pengajaran monoton
4. Tidak membuat pembelajaran
berdasarkan karakter siswa.

Pengawas (H. Adnan, S.Pd.,M.Pd)

1. Sulit menggunakan LCD


2. Jumlah media penggunaan TIK
masih kurang
3. Tidak mempunyai pengetahuan
tentang TIK
4. Kurangnya ingin berbuat seperti
RPP.

11 Guru kurang Kajian Literature: Berdasarkan hasil diskusi,


memberi waktu 1. Menurut Kompasiana (2018) literatur dan wawancara
dalam penyebab kurangnya pemanfaatanditentukan bahwa akar penyebab
pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran masalah yang relevan
teknologi/inovasi sesuai zaman yaitu (1) guru tidak 1. Kurang kreatif dalam
dalam dapat menggunakan media dalam menyajikan materi
pembelajaran berbagai bahan. (2) kurang kreatif 2. Kurang menggunakan
sesuai dengan dalam mengajar (3) kurang minat media pembelajaran yang
zaman anak. dalam menggunakan media berinovatif
pembelajaran. 3. Guru kurang mengerti
2. Menurut Lounard Syaulan teknologi
Sahelatua, Linda Vitoria, 4. Guru tidak bisa
Mislinawati (2018) kendala menggunakan ppt
dalam pemanfaatan teknologi 5. Guru kurang mampu
memanfaatkan audio-
yaitu (1) pendidik tidak
visual
mengerti menggunakan
komputer (2) guru tidak bisa
menggunakan ppt (3) tidak
mampu memanfaatkan internet
sebagai sarana untuk mencari
media serta bahan ajar lainnya
(4) guru masih kurang mampu
dalam menggunakan IT
sehingga siswa terlihat tidak
aktif dengan media yang
digunakan. (5) guru kurang
mampu memanfaatkan infokus
sebagai media pembelajaran.
(6) guru mengalami kesulitan
dalam menampilkan media
audio-visual, guru terlihat
bingung sehingga meminta
bantuan kepada peneliti untuk
mencarikan file video yang
akan ditampilkan.

Hasil Wawancara:
Pengawas (H. Adnan,S.Pd.,M.Pd)
1. Kurang memanfaatkan media
pembelajaran
2. Sulit menggunakan LCD
3. Guru kurang memanfaatkan
internet
4. Guru kurang mengetahui model-
model pembelajaran.

Kepala Sekolah (Hj. Nurmi,S.P.,M.Pd)


1. Kurangnya guru menggunakan
model pembelajaran inovatif
2. Guru kurang menggunakan alat
peraga sehingga pembelajaran
menjadi menarik.
3. Menggunakan metode monoton
4. RPP kurang kreatif.
Lampiran video https://youtu.be/hwS0Yb-0b74
wawancara https://youtu.be/hZmrbAnhmBY
https://youtu.be/wU8afZBtkpw
https://youtu.be/wiufA7LJJMs
https://youtu.be/ucdGyYEUdug

Anda mungkin juga menyukai