Anda di halaman 1dari 15

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah

Masalah yang telah


No. Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi penyebab masalah
diidentifikasi
1 Masalah Kajian Literatur 1. Cara mengajar guru
Motivasi belajar peserta didik 1. Motivasi belajar yang rendah disebabkan oleh 2. Peserta didik kurang memahami
pada pelajaran biologi sangat 1.1 Cita-cita peserta didik konsep dari awal jadi sulit mengejar
rendah 1.2 Kemampuan peserta didik ketertinggalan materi
1.3 Kondisi psikis dan fisik peserta didik 3. Peserta didik mengalami kesulitan
Hasil Identifikasi Masalah 1.4 Kondisi lingkungan tempat belajar maupun untuk mengerti bagaimana proses
1. Peserta didik low achiever tempat tinggal. peredaran darah, terutama yang
memiliki motivasi belajar 1.5 Unsur dinamis (emosi peserta didik, keinginan terjadi di bagian jantung
yang rendah pada materi belajar, kondisi belajar, dan kondisi pada 4. Kompetisi yang kurang dalam
sistem peredaran darah keluarga) kegiatan belajar mengajar
2. Peserta didik low achiever 1.6 Cara mengajar guru 5. Peserta didik kurang percaya diri
memiliki motivasi belajar (Arianti, 2018) 6. Pembelajaran tidak menggunakan
yang rendah pada materi alat peraga
sistem peredaran darah Sumber: 7. Karakteristik materi abstrak
ketika menggunakan 8. Peserta didik merasa malas
 Arianti.2018. Peranan Guru dalam Meningkatkan
metode ceramah 9. Pembelajaran yang monoton
Motivasi Belajar Siswa. Jurnal Kependidikan: 12
10. Media pembelajaran yang digunakan
(2)
membosankan
11. Kurangnya penjelasan mengenai
2. Sistem Peredaran Darah
manfaat dari belajar materi tersebut
2.1 Materi sistem peredaran darah merupakan
12. Terlalu banyak hafalan dan istilah
materi yang sulit karena memiliki banyak
pada materi sistem peredaran darah
konsep dan juga sangat penting karena banyak
dan sehingga kurang bisa memahami
diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
materi
(Wahyuni, 2020)
13. Peserta didik enggan bertanya
2.2 Materi sistem peredaran darah merupakan
karena malu
salah satu materi yang dianggap sulit
14. Metode pembelajaran yang
dimengerti oleh peserta didik di SMA Negeri 3
digunakan masih berpusat pada
Selayar (Hardiyanti et al, 2020)
guru, misalnya ceramah
Sumber:
15. Metode diskusi mempunyai banyak
 Wahyuni, Eka Sri. 2020. Peningkatan Hasil kelemahan
Belajar Biologi pada Materi Sistem Peredaran 16. Buku menjadi satu-satunya sumber
Darah Melalui Model Pembelajaran Think Pair belajar
Share (TPS) Pada Peserta Didik Kelas XI IPA
SMAN 8 Takalar. (Skripsi)
 Hardiyanti, Siti., Mustami, Muh. Khalifah &
Mu’nisa, Andi. 2020. Pengembangan Game Puzzle
Berbasis Construct 2 sebagai Media Pembelajaran
Sistem Peredaran Darah Kelas XI di SMA Negeri 1
Selayar. Biolearning Journal: 7 (1)

3. Low Achiever
3.1 Secara statistik, mereka yang diperkirakan
mengalami kesulitan adalah mereka yang
menduduki 25 % di bawah urutan kelompok,
yang biasa disebut dengan lower group.
(Mahrus, 2013)
3.2 Motivasi dan dukungan orang tua lebih
rendah pada kelompok peserta didik low
achiever (berprestasi rendah) daripada di
antara rekan-rekan mereka yang berprestasi
(Alexander & Frank, 2021)

Sumber:
 Ali, Mahrus. 2013. Mengatasi Kesulitan Belajar
Melalui Klinik Pembelajaran(studi analisis pada
Mata Pelajaran Fisika). Jurnal Bimbingan
Konseling Islam: 4(2)
 Dings, Alexander ·& Spinath, Frank M. 2021.
Motivational and personality variables
distinguishcacademic underachievers from high
achievers, low achievers, and overachievers. Social
Psychology of Education: 24 (1461–1485)

4. Metode Ceramah
4.1 Kekurangan metode ceramah antara lain:
mudah menjadi verbalisme, hanya peserta
didik dengan gaya belajar auditori yang
diuntungkan, membosankan jika digunakan
dalam waktu yang lama, guru sulit
menentukan dan menyimpulkan bahwa siswa
mengerti dan tertarik pada ceramahnya.
Siswa menjadi pasif. (Gunawan, 2017)
4.2 Menurut Hisyam (2008) dalam Hardiyanti et
al (2020) kekurangan metode ceramah yaitu
metode ceramah dirasa kurang melekat pada
ingatan peserta didik, membosankan dan juga
menoton.
Sumber:
 Gunawan.2017. Pengaruh Metode Mengajar
(Ceramah, Ceramah Praktikum dan Ceramah-
Pemberian Tugas) terhadap Hasil Belajar Biologi
Siswa. Skripsi
 Hardiyanti, Siti., Mustami, Muh. Khalifah &
Mu’nisa, Andi. 2020. Pengembangan Game Puzzle
Berbasis Construct 2 sebagai Media Pembelajaran
Sistem Peredaran Darah Kelas XI di SMA Negeri 1
Selayar. Biolearning Journal: 7 (1)

Wawancara
Peserta didik (low achiever)
1. Cukup sulit menghafal
2. Kurang memahami konsep dari awal jadi sulit
mengejar ketertinggalan materi
3. Cukup sulit untuk mengerti bagaimana proses
peredaran darah, terutama yang terjadi di bagian
jantung
4. Kompetisi yang kurang dalam kegiatan belajar
mengajar
5. Pembelajaran dilakukan secara daring
6. Peserta didik kurang percaya diri
7. Pembelajaran tidak menggunakan alat peraga
8. Karakteristik materi abstrak
9. Peserta didik merasa malas
10. Suasana kelas kurang mendukung.
11. Pembelajaran yang monoton
12. Media pembelajaran yang digunakan
membosankan
13. Kurangnya penjelasan mengenai manfaat dari
belajar materi tersebut
14. Menumpuknya tugas dari mata pelajaran lain
sehingga mudah jenuh saat pembelajaran di
kelas maupun saat mengerjakan tugas

Rekan sejawat (Yuniar Sutiatin, S.Pd.)


1. Terlalu banyak hafalan dan istilah pada materi
sistem peredaran darah dan sehingga kurang
bisa memahami materi,
2. Peserta didik enggan bertanya karena malu
3. Metode pembelajaran yang digunakan masih
berpusat pada guru, misalnya ceramah.

Guru BK (Azmi Hanifah, S.Pd.)


1. Cara mengajar guru
2. Masalah peserta didik (dengan keluarga, teman)
3. Karakteristik materi yang tidak bisa dilihat secara
langsung dan nyata
2 Masalah Kajian Literatur 1. Pemilihan Buku Ajar
Kemampuan literasi peserta 1. Rendahnya kemampuan literasi. 2. Miskonsepsi peserta didik
didik sangat rendah pada Menurut Nirmala (2022) penyebab rendahnya 3. Pembelajaran tidak kontekstual
pelajaran biologi kemampuan literasi peserta didik yaitu: 4. Rendahnya kemampuan membaca
peserta didik
1.1 Keadaan sosial ekonomi keluarga
Hasil Identifikasi Masalah 5. Materi sistem pencernaan manusia
1. Rendahnya kemampuan 1.2 Komunikasi dan bimbingan terhadap menjadi materi yang sulit karena
literasi peserta didik anak pada saat usia dini kajian mengenai proses fisiologisnya
terjadi pada materi bersifat abstrak
sistem pencernaan Sedangkan menurut Fuadi et al. (2020) yaitu: 6. Penampilan buku paket tidak menarik
2. Rendahnya kemampuan 1.3 Pemilihan Buku Ajar 7. Peserta didik lebih menyukai
literasi peserta didik pada 1.4 Miskonsepsi membaca buku fiksi sperti novel dan
materi sistem pencernaan 1.5 Pembelajaran tidak kontekstual komik
terjadi ketika sumber 1.6 Rendahnya kemampuan membaca 8. Kegiatan membaca menjadi aktivitas
belajar hanya berasal dari 1.7 Lingkungan dan iklim belajar yang membosankan bagi peserta didik
guru dan buku paket. 9. Sumber belajar hanya berasal dari
guru dan buku paket
3. Peserta didik memiliki Sumber: 10. Rendahnya literasi sains peserta didik
kemampuan literasi  Nirmala, Sri Dewi. 2022. Problematika Rendahnya disebabkan oleh beberapa faktor
sangat rendah pada Kemampuan Literasi Siswa di Sekolah Dasar. dalam sistem pendidikan, seperti
materi sistem pencernaan Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar: 11(2) kurikulum, guru, maupun peserta
terlihat saat diskusi  Fuadi, Husnul., Robbia, Annisa Zikri., didik itu sendiri
Jamaluddin, & Jufri, Abdul Wahab. 2020. Analisis 11. Pembelajaran di kelas kurang melatih
Faktor Penyebab Rendahnya Kemampuan Literasi kemampuan literasi peserta didik
Sains Peserta Didik. Jurnal Ilmiah Profesi 12. Materi sistem pencernaan manusia
Pendidikan: 5(2) menjadi materi yang sulit karena
kajian mengenai proses fisiologisnya
2. Materi sistem pencernaan bersifat abstrak
2.1 Karakteristik materi ini adalah sebuah
rangkaian proses pada tubuh yang tidak
dapat dirasakan secara langsung (Mu’arikha
& Nur, 2021)
2.2 Materi sistem pencernaan manusia menjadi
materi yang sulit karena kajian mengenai
proses fisiologisnya bersifat abstrak. Proses-
proses fisiologis terkait proses pencernaan
makanan tidak dapat diinderai secara
langsung, sehingga pemahaman yang
diterima oleh siswa seringkali tidak sesuai
dengan konsep
ilmiah (Irvan et al, 2021)
Sumber:
 Mu’arikha & Qomariyah, Nur. 2021. Identifikasi
Tingkat Miskonsepsi Siswa Kelas XI SMA pada
Materi Sistem Pencernaan Menggunakan
Instrumen Three-Tier Test. Jurnal Inovasi
Pembelajaran Biologi: 2(2)
 Permana, Irvan., Zulhijatiningsih, & Kurniasih,
Surti. 2021. Efektivitas E-Modul Sistem
Pencernaan Berbasis Problem
Solving Terhadap Kemampuan Pemecahan
Masalah. Jurnal IPA dan Pembelajaran IPA: 5(1)

3. Buku menjadi satu-satunya sumber belajar


3.1 Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang
menggunakan multimedia interaktif dengan
buku teks pada subkonsep sistem saraf di SMA
(Asrizal, 2019)
3.2 Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak
hanya berinteraksi dengan
tenaga pengajar sebagai salah satu sumber,
tetapi mencakup interaksi dengan
semua sumber belajar yang memungkinkan
dipergunakan untuk mencapai hasil
yang diinginkan (Ramli, 2012)
Sumber:
 Abdullah, Ramli.2012. Pembelajaran Berbasis
Pemanfaatan Sumber Belajar. Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA
12(2)
 Wilsa, Asrizal Wahdan. 2019. Perbedaan hasil
Belajar Siswa
yang Menggunakan Multimedia Interaktif
dengan Buku Teks dalam Pembelajaran Biologi di
SMA. Jurnal Mangifera Edu: 4(1)

4. Kegiatan Diskusi
Kelemahan metode diskusi menurut Netti (2015)
yaitu:
(1) Hasil diskusi tergantung kepada
kepemimpinan siswa dan partisipasi anggota-
anggotanya;
(2) memerlukan ketrampilan-ketrampilan tertentu
yang belum pernah dipelajari sebelumnya
(3) jalannya diskusi dapat dikuasai (didominasi)
oleh beberapa siswa yang menonjol
(4) tidak semua topik dapat dijadikan pokok
diskusi akan tetapi hanya hal-hal yang bersifat
problematic saja yang dapat didiskusikan
(5) memerlukan waktu yang banyak, siswa tidak
boleh dikejar-kejar waktu;
(6) sulit untuk membatasi pokok
permasalahannya
(7) siswa kurang berani mengemukakan
pendapatnya;
(8) jumlah siswa di dalam kelas yang
terlalu besar akan mempengaruhi setiap siswa
untuk mengemukakan
pandangannya
Sumber:
 Ermi, Netti.2015. Penggunaan Metode Diskusi
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Materi
Perubahan Sosial pada Siswa Kelas XII SMA
Negeri 4 Pekanbaru. Jurnal Sorot: 10(2)

Wawancara
Peserta didik
1. Penampilan buku paket tidak menarik
2. Peserta didik tidak terbiasa membaca buku sejak
dini
3. Peserta didik lebih menyukai membaca buku fiksi
sperti novel dan komik
4. Kegiatan membaca menjadi aktivitas yang
membosankan bagi peserta didik
5. Sumber belajar hanya berasal dari guru dan buku
paket
6. Peserta didik lebih menyukai buku fiksi daripada
buku non fiksi sebagai buku bacaan
Rekan sejawat
1. Rendahnya literasi sains peserta didik
disebabkan oleh beberapa faktor dalam sistem
pendidikan, seperti kurikulum, guru, maupun
peserta didik itu sendiri
2. Kemampuan membaca peserta didik masih
rendah
3. Pembelajaran di kelas kurang melatih
kemampuan literasi peserta didik
3 Masalah Kajian Literatur 1. Tingkat kecemasan matematika
Kemampuan numerasi 1. Rendahnya kemampuan numerasi peserta didik peserta didik dalam menyelesaikan
peserta didik sangat rendah disebabkan oleh soal-soal matematika
pada pelajaran biologi 1.1 Tingkat kecemasan matematika peserta didik 2. Proses pembelajaran kurang
dalam menyelesaikan soal-soal matematika diintegerasikan soal-soal literasi
Hasil Identifikasi Masalah (Salvia et. al, 2022) matematis
1. Rendahnya kemampuan 1.2 Proses pembelajaran kurang diintegerasikan 3. Materi ini merupakan materi yang
numerasi peserta didik soal-soal literasi matematis, serta soal sifatnya abstrak karena berhubungan
terjadi pada materi koneksi dengan pemecahan masalah dengan hal yang tidak dapat dilihat
genetika matematis (Salim & Pardjono, 2018) secara langsung
2. Sebagian besar peserta Sumber: 4. Guru jarang memberikan latihan soal-
didik memiliki soal yang berbasis numerasi
kemampuan numerasi  Salvia, Nayla Ziva., Sabrina, , Fadya Putri, & Maula, 5. Metode pembelajaran yang biasa
sangat rendah pada Ismilah. 2022. Analisis Kemampuan Literasi digunakan kurang melatih
materi genetika terjadi Numerasi Peserta Didik Ditinjau dari kemampuan numerasi sains
ketika menghitung rasio Kecemasan Matematika. Seminar Nasional 6. Potensi peserta didik di bidang
fenotip dan genotip hasil Pendidikan Matematika: 3 (1) numerasi rendah
persilangan  Salim & Prajono, Rahmad. 2018. Profil Kemampuan 7. Pemahaman konsep matematika
Literasi Matematis Siswa Kelas VIII1 SMP Negeri 9 masih rendah
Kendari. Indonesian Digital Journal of Mathematics
and Education: 5 (9)

2. Materi genetika
2.1 Materi ini merupakan materi yang sifatnya
abstrak karena berhubungan dengan hal yang
tidak dapat dilihat secara langsung. Materi ini
juga tergolong rumit karena banyak menuntut
peserta didik untuk mampu menganalisis,
mengkaitkan konsep, serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehai-
hari. (Ariswati, 2021)
2.2 Materi genetika merupakan materi yang
berkonsep, abstrak, pengalaman, fenomena,
fakta, dan prosedural (Yulianti,2021)
Sumber:
 Baruno, Ariswati. 2021. Peningkatan Kemampuan
Berpikir Analisis pada Materi Genetik Melalui
Model Pembelajaran Guided Inquiry Terintegrasi
Virtual Lab. Jurnal Karya Ilmiah Guru: 6(2)
 Yulianti,Pepi. 2021. Pengembangan Soal Tipe
Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada Materi
Genetika Untuk Siswa SMA.(Thesis) UIN RADEN
FATAH PALEMBANG

Wawancara
Peserta didik
1. Malas menghitung
2. Tidak suka berhitung
3. Guru jarang memberikan latihan soal-soal yang
berbasis numerasi
Rekan sejawat(Yuniar Sutiatin, S.Pd.)
1. Metode pembelajaran yang biasa digunakan
kurang melatih kemampuan numerasi sains
2. Potensi peserta didik di bidang numerasi rendah
3. Guru jarang memberikan soal latihan numerasi
Guru Numerasi (Amelia Retnaningrum, S.Pd.)
1. Pemahaman konsep matematika masih rendah
2. Kurang latihan soal numerasi
4 Masalah Kajian Literatur 1. Peserta didik tidak mampu
Peserta didik mengalami 1. Kesulitan belajar disebabkan oleh: mengaitkan antara pengetahuan baru
kesulitan belajar mata dan pengetahuan lamanya sehingga
1.1 Peserta didik tidak mampu mengaitkan
pelajaran biologi menimbulkan ketidakpahaman
antara pengetahuan
2. Faktor internal (minat, motivasi dan
baru dan pengetahuan lamanya sehingga
Hasil Identifikasi Masalah bakat peserta didik)
menimbulkan ketidakpahaman Caryono dan
1. Peserta didik mengalami 3. Faktor eksternal (guru, laboratorium
Suhartono (2012) dalam Wahida et. al (2017)
kesulitan belajar pada dan ketersediaan buku siswa)
1.2 Faktor internal (minat, motivasi dan bakat
materi sistem 4. Faktor alat pelajaran yang digunakan
peserta didik) dan faktor eksternal (guru,
koordinasi guru
laboratorium dan
2. Kesulitan belajar peserta 5. Metode/strategi mengajar guru,
ketersediaan buku siswa). (Wahida et al,
didik pada materi sistem 6. Karakteristik materi kompleks dan
2017)
koordinasi terjadi ketika abstrak
1.3 Faktor dominan penyebab kesulitan belajar
guru menggunakan 7. Materi banyak mengandung istilah
terdiri atas faktor alat pelajaran,
metode ceramah dengan ilmiah
metode/strategi mengajar guru, lingkungan
sekolah, dan orang tua (Zamzami et. al, 2020)
buku paket sebagai Sumber:
sumber belajar  Rahmadani, Wahida., Harahap Fauziyah., &
Gultom,Tumiur. 2017. Analisis Faktor Kesulitan
Belajar Biologi Siswa Materi Bioteknologi di
SMA Negeri Se-Kota Medan. Jurnal Pendidikan
Biologi: 6(2)
 Zamzami. Sakdiah. & Nurbaiza (2020). Analisis
Faktor Kesulitan Belajar Mata Pelajaran Biologi
Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Krueng Barona Jaya
Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Dedikasi
Pendidikan: 4(1), 123–133.

Wawancara
Peserta didik
1. Tempat belajar tidak kondusif
2. Karakteristik materi kompleks dan abstrak
3. Materi banyak mengandung istilah ilmiah
4. Guru sering menggunakan metode ceramah
Rekan sejawat (Yuniar Sutiatin, S.Pd.)
1. Karakteristik materi terlalu padat, kompleks dan
abstrak
2. Pembelajaran yang dilakukan berpusat pada guru
3. Minat dan motivasi belajar peserta didik rendah
Guru BK (Azmi Hanifah, S.Pd.)
1. Lingkungan belajar yang tidak kondusif
2. Minat dan motivasi belajar peserta didik rendah
3. Masalah peserta didik dengan orang tua
5 Masalah Kajian Literatur 1. Guru kurang proaktif dalam
Komunikasi antara guru dan berkomunikasi dengan orang tua
orang tua peserta didik 1. Komunikasi antara guru dan orang tua belum peserta didik
belum terjalin dengan baik terjalin dengan baik menurut Triwardhani et al 2. Guru jarang mengkomunikasikan
(2020) karena: tentang prestasi dan potensi yang
Hasil Identifikasi Masalah dimiliki peserta didik
1.1 Orang tua peserta didik hanya datang ke
1. Komunikasi antara guru 3. Guru jarang berkomunikasi secara
sekolah pada saat menerima rapor atau ketika
dan orang tua belum langsung (tatap muka) dengan orang
anaknya bermasalah di sekolah.
terjalin dengan baik tua peserta didik
1.2 Padatnya waktu aktivitas orang tua
ketika menyampaikan
hal terkait masalah Sumber: 4. Guru hanya menghubungi orang tua
belajar peserta didik.  Triwardhani, Ike Junita., Trigartanti,Wulan., ketika anaknya mempunyai masalah
2. Komunikasi guru belum Rachmawati, Indri., & Putra, Raditya Pratama. dalam belajar
terjalin dengan baik pada 2020. Strategi Guru dalam membangun
orang tua peserta didik komunikasi dengan Orang Tua Siswa di Sekolah.
yang mempunyai Jurnal Kajian Komunikasi: 8 (1)
kesibukan kerja ketika
menyampaikan hal
terkait masalah belajar 2. Masalah Belajar Peserta didik
anaknya 2.1 Menurut Prayitno & Amti (2004) dalam Asep &
Fadlilah (2019) masalah belajar adalah suatu
kondisi tertentu yang dialami oleh siswa dan
menghambat kelancaran proses belajar, bisa
berkenaan dengan keadaan diri siswa itu
sendiri ataupun berkenaan dengan lingkungan
yang tidak menguntungkan
Sumber:
 Yuhana, Asep Nanang & Aminy , Fadlilah Aisah.
2019. Optimalisasi Peran Guru Pendidikan Agama
Islam sebagai Konselor dalam Mengatasi Masalah
Belajar Siswa. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam:
7(1)

3. Kesibukan kerja
3.1 Orangtua saat ini hanya memberikan
kebutuhan materi pada anaknya, sehingga
mereka menjadi pribadi yang tidak lengkap.
Hal ini dikarenakan kesibukan-kesibukan
orangtua terutama pada keluarga yang tinggal
di kota besar atau ketidaktahuan orangtua
dalam mendidik anak (Emilsyah, 2017)
Sumber:
 Nur, Emilsyah.2017. Perilaku Komunikasi Antara
Guru dengan Siswa Broken Home. Jurnal Penelitian
Komunikasi: 20(2)
Wawancara
Rekan sejawat
1. Guru kurang proaktif dalam berkomunikasi dengan
orang tua peserta didik
2. Guru jarang mengkomunikasikan tentang prestasi
dan potensi yang dimiliki peserta didik
Wali kelas
1. Kesibukan kerja orang tua peserta didik
2. Orang tua peserta didik kurang memperhatikan
perkembangan belajar anaknya
3. Orang tua merasa anaknya baik-baik saja
4. Guru jarang berkomunikasi secara langsung (tatap
muka) dengan orang tua peserta didik
Guru BK
1. Orang tua belum memahami potensi belajar
anaknya
2. Guru hanya menghubungi orang tua ketika
anaknya mempunyai masalah dalam belajar

6 Masalah Kajian Literatur 1. Tingkat kecemasan matematika


Kemampuan numerasi 1. Kemampuan numerasi peserta didik masih peserta didik dalam menyelesaikan
peserta didik dalam rendah disebabkan oleh soal-soal matematika
pembelajaran biologi masih 1.1 Tingkat kecemasan matematika peserta didik 2. Proses pembelajaran kurang
rendah dalam menyelesaikan soal-soal matematika diintegerasikan soal-soal numerasi
(Salvia et. al, 2022) 3. Peserta didik kurang kreatif
Hasil Identifikasi Masalah 1.2 Proses pembelajaran kurang diintegerasikan 4. Rendahnya rasa ingin tahu peserta
1. Kemampuan numerasi soal-soal literasi matematis, serta soal didik
peserta didik dalam koneksi dengan pemecahan masalah 5. Peserta didik merasa bingung ketika
pembelajaran biologi matematis (Salim & Pardjono, 2018) harus membuat tabel atau grafik
masih rendah pada saat Sumber: 6. Guru jarang memberikan tugas untuk
kegiatan penyajian dan menyajikan dan menginterpretasikan
interpretasi data  Salvia, Nayla Ziva., Sabrina, , Fadya Putri, & Maula, data
Ismilah. 2022. Analisis Kemampuan Literasi 7. Kegiatan penyajian dan interpretasi
Numerasi Peserta Didik Ditinjau dari data hanya dilakukan pada saat
Kecemasan Matematika. Seminar Nasional kegiatan praktikum
Pendidikan Matematika: 3 (1) 8. Pemahaman konsep matematika
peserta didik masih rendah
 Salim & Prajono, Rahmad. 2018. Profil Kemampuan
Literasi Matematis
Siswa Kelas VIII1 SMP Negeri 9 Kendari. Indonesian
Digital Journal of Mathematics and Education: 5 (9)

2.Kegiatan Penyajian data


2.1 Membuat dan menginterpretasi grafik sangat
penting karena keduanya merupakan bagian
dari sebuah eksperimen dalam
menginterpretasikan data hasil eksperimen.
Sehingga siswa harus mampu menyajikan
bentuk grafik dari data. Pada kenyataanya,
masih banyak siswa yang belum mengenal
maupun mengerti tentang penyajian data ke
dalam bentuk grafik dengan mudah (Rokhana
& Noviana, 2018)
2.2 Menurut Castellanos et al.,(2009) dalam Desy &
Ahmad (2022) beberapa kemampuan yang
wajib dipunyai oleh seorang peserta didik ialah
kemampuan dalam menyajikan suatu hal yang
berbentuk tabel, simbol, diagram ataupun
media lainnya yang semuanya ini ditujukan
untuk memperjelaskan permasalahan dimana
pada akhirnya akan dimanfaatkan dalam
membuat rancangan permodelan dalam
memecahkanpermasalahan di bidang
matematika
Sumber:
 Dwi Bekti, Rokhana & Pratiwi, Noviana. 2018.
Pelatihan Penyajian Data Dalam Bentuk Grafik Bagi
Siswa SMAN 1 Minggir. Jurnal Statistika Industri
dan Komputasi: 3(2)
 Iryani1, Desy & Yani, Ahmad. 2022. Analisis
Kemampuan Interpretasi Peserta Didik SMP Pada
Materi Perbandingan. Journal Of Educational Review
And Research: 5(1)
3. Kegiatan Interpretasi data
3.1 Kreatifitas siswa sangat diperlukan untuk
memudahkan pemahaman suatu materi di
sekolah. Beberapa diantaranya adalah
bagaimana menghitung, menganalisis dan
menginterpretasikan data. (Rokhana & Noviana,
2018)
3.2 Faktor yang mempengaruhi rendahnya
kemampuan interpretasi data adalah rasa ingin
tahu peserta didik (Nurokhmi & Amin 2021)
Sumber:
 Dwi Bekti, Rokhana & Pratiwi, Noviana. 2018.
Pelatihan Penyajian Data Dalam Bentuk Grafik Bagi
Siswa SMAN 1 Minggir. Jurnal Statistika Industri
dan Komputasi: 3(2)
 Setiani, Nurokhmi Wahyu & Suyitno, Amin. 2021.
Kemampuan Membaca Data dan Rasa Ingin Tahu
Siswa terhadap Kemampuan Literasi Statistik.
Jurnal Pendidikan, Sosial, Dan Agama: 13(2)

7 Masalah Kajian Literatur 1. Guru kurang menguasai berbagai


Guru belum memanfaatkan Guru belum memanfaatkan model-model karakteristik model pembelajaran
model-model pembelajaran pembelajaran inovatif menurut Yusrina et al (2019) inovatif
inovatif secara optimal 2. Guru kurang aktif mengikuti pelatihan
disebabkan:
berdasarkan karakteristik guru yang diadakan MGMP
materi dan siswa 1.1 Guru kurang menguasai berbagai karakteristik 3. Guru sudah berusia lanjut sehingga
model pembelajaran inovatif mempengaruhi kreativitas dalam
Hasil Identifikasi Masalah 1.2 Guru kurang aktif mengikuti pelatihan guru yang proses pembelajaran
1. Guru belum diadakan MGMP 4. Guru lebih mengutamakan
memanfaatkan model- 1.3 Guru sudah berusia lanjut sehingga penggunaan metode pembelajaran
model pembelajaran mempengaruhi kreativitas dalam proses yang monoton
inovatif secara optimal pembelajaran 5. Guru kurang kreatif
berdasarkan 1.4 Guru lebih mengutamakan penggunaan metode 6. Guru memiliki banyak amanah selain
karakteristik materi dan pembelajaran yang monoton mengajar di kelas
peserta didik pada 1.5 Guru mempunyai banyak amanah lain
sebagian besar materi
Biologi Sumber:
 Yusrina, Farida., Ba’in, & Suryadi, Andy. 2019.
Hambatan Guru Dalam Menerapkan Model
Pembelajaran Inovatif pada Mata Pelajaran
Sejarah di SMP Negeri 3 Magelang. Jurnal
Penelitian dan Inovasi Pendidikan Sejarah: 8(1)

Wawancara
Rekan sejawat
1. Guru kurang memahami model-model
pembelajaran inovatif yang sesuai diterapkan
pada pembelajaran materi tertentu
2. Keterbatasan waktu KBM
3. Guru kurang kreatif
4. Guru jarang mengikuti pelatihan terkait
penerapan model-model pembelajaran inovatif
5. Guru memiliki banyak amanah selain mengajar di
kelas

Anda mungkin juga menyukai