Anda di halaman 1dari 14

LK Rencana Evaluasi

Dalam perencanaan evaluasi ada tiga tahap yang penting untuk diperhatikan. Tahap 1 perencanaan (planning),
Tahap 2 Implementasi (Implementing), dan Tahap 3 Evaluasi (Evaluating).

Pada tahap 1 Perencanaan (planning), yang dilakukan oleh guru yaitu: pertama, guru mengidentifikasi indikator
kompetensi yang akan dinilai; kedua, guru menyusun kisi-kisi soal; ketiga, guru memilih strategi yang tepat
dari berbagai alternatif dengan mengembangkan draf instrumen (instrumen penilaian dapat disusun dalam
bentuk tes atau non tes); keempat, merumuskan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tes; dan
kelima, guru merumuskan rubrik penilaian sebagai dasar pengambilan keputusan keberhasilan belajar peserta
didik.

Pada tahap 2 Implementasi (implementing), guru melaksanakan tes dengan menggunakan instrumen penilaian
yang telah disusun.

Pada tahap 3 Evaluasi (evaluating), pertama, guru mengukur hasil tes yang telah dilakukan oleh peserta didik;
kedua, guru melakukan penilaian dengan mengambil keputusan berdasarakan rubrik penilaian yang telah
disusun (memperhatikan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
instrumen tes maupun non-tes), apakah peserta didik dalam capaian indikator pembelajarannya sudah
cukup/sangat baik sehingga akan diberikan pengayaan, atau capaian indikator pembelajaran peserta didik
kurang sehingga perlu dilakukan remidial. Pada pelaksanaan kedua ini, guru mengevaluasi hasil evaluasi yang
telah dilakukan dengan merumuskan instrumen evaluasi yang dapat berupa jurnal refleksi, lembar observasi
(dapat menggunakan lembar observasi yang telah disusun di rencana aksi), survei kepada siswa, orang tua, kepala
sekolah, dan artefak peserta didik atau produk yang dihasilkan peserta didik berupa benda yang dapat dilihat,
diraba, serta didokumentasikan.
STRATEGI EVALUASI RENCANA AKSI 1
Jenjang Sekolah : MTs Ma’arif Dlingo
Kelas/Semester : IX/ Gasal
Mata Pelajaran : Matematika
Fase :D
Elemen : Bilangan
Tujuan : Peserta didik dapat menerapkan operasi aritmatika pada bilangan real (berpangkat) pada masalah sehari-hari melalui
model pembelajaran Problem Based Learning dengan tepat

Indikator Survei kepada


Instrumen
Pencapaian Eksplorasi Rencana Siswa/ Orang Artefak Hasil
No. Jurnal Refleksi Lembar
Tujuan Evaluasi Tua/ Kepala Belajar
Observasi
Pembelajaran Sekolah
1 1.Peserta didik Melalui kegiatan eksplorasi Pada pembelajaran Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan hasil
dapat penyebab masalah hasil yang berbasis PBL hal yang hasil hasil eksplorasi rencana
memahami diperoleh: paling dikusai adalah eksplorasi eksplorasi evaluasi, guru dalam
konsep bilangan 1. Kajian Literatur (Jurnal cara rencana rencana melakukan evaluasi
berpangkat Ilmiah) mengkomunikasikan evaluasi, guru evaluasi, guru juga memperhatikan
2.Peserta didik • Menurut Bela Bekti pemicu masAlah merumuskan menyusun karya peserta didik
dapat Amalia Putri, dkk.(2019) kepada peserta didik. instrumen angket untuk seperti artefak yang
menentukan faktor rendahnya minat Untuk kesulitannya lembar survei kepada dihasilkan dalam
nilai operasi belajar siswa pada mata Adalah bagaimana observasi, atau siswa/ orang pembelajarannya
bilangan pelajaran memilih media guru dapat tua/ kepala atau berupa benda
berpangkat matematika sebagai berbasis VR/AR/AI mengambil sekolah yang dapat dilihat,
3.Peserta didik berikut: yang bisa meanrik dari lembar mengenai diraba, serta
dapat • Faktor Internal : pesrta didik. Namun observasi yang proses didokumentasikan.
menerapkan Peserta didik kurang saya rasa pemilihan ada di rencana pembelajaran
operasi menyukai pelajaran video di link Youtube aksi 1. di sekolah
aritmatika matematika dan cukup memebrikan yang bermutu;
bilangan beranggapan bahwa pembaruan terhadapa dan Hasil
berpangkat pada matematika model pembelajaran proses
penyelesaian merupakan mata daripada sebelumnya pembelajaran
masalah sehari- pelajaran yang sulit yang
hari dipahami ,perhatian berdampak
4.Peserta didik siswa yang masih pada kualitas
mampu bekerja rendah terhadap SDM anak.
sama secara pembelajaran
berkelompok, matematika, serta
mandiri, berpikir rendahnya prestasi
kritis dan kreatif belajar siswa pada
mata pelajaran
matematika
• Faktor Eksternal:
Berdasarkan hasil
wawancara dengan
guru menunjukkan
bahwa cara guru
dalam mengajar
masih monoton dan
jarang menggunakan
media pembelajaran
pada saat
pembelajaran
matematika. Selain
dari cara guru
mengajar juga
dipengaruhi oleh
perilaku dan sikap
orang tua yang dirasa
kurang tepat ketika
terhadap siswa

• Menurut Evi Maylitha,


dkk.(2023) Minat belajar
merupakan suatu
keinginan atau dorongan
yang ada dalam diri
manusia untuk
melakukan aktivitas
belajar (F Al Fahmi dan L
Hadi, 2022). Minat adalah
hal yang natural yang
dialami oleh siswa. Jika
siswa memiliki minat
dalam belajar, maka ia
akan menjadi lebih
nyaman dan antusias
dalam mengikuti proses
belajar di kelas. Untuk
itu, guru memiliki peran
yang penting dalam
menumbuhkan minat
belajar siswa di kelas,
salah satunya adalah
dengan melakukan
pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas yang
baik dan benar tentunya
akan memberikan
dampak positif terhadap
proses pembelajaran.

2. Hasil Wawancara :

• Abdul Hafidh, S.Pd


(Guru Matematika kelas
7&8) :
Alokasi jam mengajar
pada jam terakhir
membuat kondisi siswa
tidak kondusif
• Noor Shofiyati, S.Pd
(Waka & Guru MTK) :
Motivasi belajar siswa
yang relatif rendah dan
gaya belajar siswa yang
berbeda-beda
• Imron Hanafi (Guru
MTK) :
Siswa kurang fokus,
kurang semangat dan
kurang aktif dalam
mengikuti pembelajaran
• Drs. H. Naqibul Arif
(Waka Kurikulum) : a)
Faktor usia guru, karena
malas belajar, kesulitan
materi matematika untuk
diterapkan menjadi media
belajar . b) Motivasi
belajar siswa rendah,
materinya relative sulit
• Ahmad Irfan. S.Pd.I,
M.Pd ( Dosen UT Kota
Bogor, FasDa Kota
Bogor dan Pengajar
Praktik Guru Penggerak
A7) Proses pembelajaran
yang kurang
menyenangkan dan tidak
menarik perhatian siswa
• Tulus Pamuji Santoso,
M.Pd (FasDa Bidang
Matematika Kabupaten
Bogor) :
Motivasi belajar siswa
rendah karena kurang
memahami manfaat bagi
kehidupan yang didapat
setelah belajar, b)danya
learning lost karena
pandemi, sehingga perlu
waktu untuk
memulihkannya
• Muzzamilah Zamil, M.Pd
(Dosen Di Institut
Madani Nusantara
Sukabumi)
Faktor internal yang
mempengaruhi minat
siswa karena siswa tidak
suka dengan mata
pelajaran tersebut.
Sedangkan faktor
eksternalnya yaitu
keluarga, sekolah, atau
lingkungan
• Suryadi, M.Pd (Dosen Di
Institut Madani
Nusantara Sukabumi)
Kurangnya minat anak
karena adanya faktor dari
kriteria penilaian bahwa
siswa mau tidak mau
harus lulus sedangkan
untuk mengulang
pelajaran tidak cukup
waktu.
• DR. Shinta sih Dewanti,
M.Pd.Si (Dosen Pend.
Matematika UIN SUKA
YK ) : a) siswa malas
mengulang materi, b)
Guru harus memperkuat
siswa dengan konsep
awal sebagai pondasi
untuk pembelajaran
berikutnya
• H. Mugiyanta, M.Pd.I
(Pengawas kemenag kab.
Bantul YK )
Siswa sudah bosan
karena materi tertentu
sudah bisa di “searching “
di gawai

Simpulan berdasar kajian


literasi dan wawancara
pakar bahwa penyebab
minat siswa rendah
antara lain:
1. Adanya faktor
internal yaitu dari
siswa itu sendiri
2. Adanya faktor
eksternal yaitu dari
guru, orang tua dan
lingkungan
3. Pengelolaan kelas
yang kurang
maksimal
4. Cara belajar guru
yang tidak bervariatif
5. Kurangnya pemantik
di awal pembelajaran
6. Learning lost karena
pandemi

2 dst.
3
STRATEGI EVALUASI RENCANA AKSI 2
Jenjang Sekolah : MTs MA’ARIF DLINGO
Kelas/Semester : IX/ GASAL
Mata Pelajaran : MATEMATIKA
Fase :D
Elemen : Geometri
Tujuan : Peserta didik dapat membuat benda kontekstual berdasar konsep bangun ruang sisi lengkung melalui model pembelajaran
Project Based Learning secara daring dengan benar

………….

Survei
Indikator kepada
Instrumen
Pencapaian Eksplorasi Rencana Siswa/ Artefak Hasil
No. Jurnal Refleksi Lembar
Tujuan Evaluasi Orang Tua/ Belajar
Observasi
Pembelajaran Kepala
Sekolah
1 1. Peserta didik Kajian Literatur Berdasarkan hasil Berdasarkan Berdasarkan Berdasarkan hasil
• Menurut Aprilia eksplorasi rencana hasil hasil eksplorasi rencana
dapat
Rahmayani (2019). evaluasi, guru paling eksplorasi eksplorasi evaluasi, guru
membuat Dalam merancang menguasai tenatang rencana rencana dalam melakukan
cara monitoring evaluasi, evaluasi, evaluasi juga
benda pembelajaran yang efektif
peserta didik dalam guru guru memperhatikan
dan bermakna dalam
kontekstual menyelesaikan merumuskan menyusun karya peserta didik
pemilihan model proyek& tentang instrumen angket untuk yang telah
berdasarkan pembelajaran yang tepat, cara pembimbingan lembar survei kepada dihasilkan seperti
konsep maka dibutuhkan anak menuju proyek observasi, siswa/ orang artefak atau
kemampuan guru dalam yang diinginkan. atau guru tua/ kepala berupa benda yang
bangun menguasai suatu model Kesulitannya adalah dapat sekolah dapat dilihat,
pembelajaran yang akan membuat semua mengambil mengenai diraba, serta
diterapkan, karena akan peserta didik dari lembar proses didokumentasikan.
ruang sisi membantu proses berkolaborasi, observasi pembelajaran
pembelajaran bergotong royong yang ada di di sekolah
lengkung
yang efektif dan bermakna. karena ada karakter rencana aksi yang
2. Peserta didik Dalam memilih model anak yang belum di 2. bermutu; dan
pahami guru Hasil proses
dapat pembelajaran, guru harus
memilih model bagaiamana pembelajaran
menghitung menanganinya yang
pembelajaran yang kreatif
berdampak
isi (volume) dan inovatif. Model pada kualitas
dan harga pembelajaran yang SDM anak.
menyenangkan serta
dari karya menarik perhatian peserta
yang dibuat didik, sesuai dengan materi
yang akan disampaikan,
3. Peserta didik
sesuai dengan tujuan
mampu pembelajaran yang akan
bekerja sama dicapai.
Berdasarkan permasalahan
secara tersebut dalam
berkelompok, pelaksanaan kegiatan
pembelajaran yang
mandiri,
berperan penting ialah
berpikir guru. Guru harus
kritis dan menyiapkan strategi
pembelajaran agar proses
kreatif pembelajaran tidak
bersifat konvensional.
Pembelajaran yang
cenderung bersifat
teacher-centered, sehingga
peserta didik kurang aktif
terhadap proses
pembelajaran. Kurangnya
inovasi pada model
pembelajaran menjadikan
peserta didik merasa
bosan.
• Menurut Aisyah
Nurhikmah, dkk (2023)
Upaya untuk
meningkatkan karakter
belajar anak yaitu dengan
diadakan inovasi dalam
pembelajaran untuk
meningkatkan karakter
belajar peserta didik serta
menyediakan media
pembelajaran yang
memadai dan bervariasi.
Salah satu bentuk inovasi
dalam pembelajaran
adalah penerapan
pembelajaran berbasis
permainan atau Game-
Based-Learning.
• Menurut NS Fauziah, L
Sahlani(2023) Guru
dituntut untuk mampu
menentukan model
pembelajaran yang tepat,
salah satunya dengan
menggunakan model
PAIKEM. Model
PAIKEM ini diharapkan
dapat membantu peserta
didik untuk
mengembangkan
keterampilan dan
pemahamannya melalui
berbagai sumber belajar
supaya proses
pembelajaran lebih efektif,
menarik, dan
menyenangkan. Guru
harus memerhatikan
materi apa yang akan
disampaikan karena
kebutuhan setiap anak itu
berbeda, tidak bisa
disamaratakan. Model
pembelajaran menjadi
suatu hal yang penting
dalam perencanaan yang
dilakukan oleh seorang
guru untuk melaksanakan
kegiatan belajar mengajar
yang efektif sehingga
kualitas belajar peserta
didik dapat meningkat dan
peserta didik juga dituntut
untuk berperan aktif dalam
proses pembelajaran yang
sedang dilaksanakan di
dalam kelas ataupun di luar
kelas, sehingga tujuan
pembelajaran pun akan
tercapai dengan baik.
2. Hasil Wawancara:
• Safwan Maulana, M.Pd
(Kepala Madrasah
Aliyah Negeri 4 Bogor) :
a) Guru belum bisa milihan
model pembelajaran yang
variatif, b) Media
pembelajaran belum
menunjang sepenuhnya
untuk penerapan model-
model pembelajaran
inovatif, c) Belum bisa
memfasilitasi guru-guru
untuk mengikuti pelatihan
tentang model-model
pembelajaran inovatif, d)
pemanfaatan TIK dalam
penunjang penerapan model-
model pembelajaran inovativ
belum maksimal.
• Drs. H. Taufik, M.Pd
(Kepala MAN 1 Kudus):
a) Guru kurang pengalaman
tentang model-model
pembelajaran inovatif
terhadap diri sendiri, kurang
pengalaman dari teman
sejawat atau rekan guru
lainnya, kurang membaca
buku tentang model
pembelajaran inovatif
sehingga bisa menyebabkan
kesulitan dalam menentukan
model-model pembelajaran.
• Yulia Ramdinawati
Syam, S.Pd (Wakil
Kepala Bidang
Kurikulum MAN 4
Bogor): a) guru belum
memahami model-model
pembelajaran, b) guru belum
mampu mengolaborasikan
berbagai model
pembelajaran, c) guru tidak
mau keluar dari zona
nyaman, tidak adanya
inovasi terutama dalam
mengikuti perkembangan
dunia pendidikan saat ini.
• Muh Azam Mustofa,
S.Pd (Wakil Kepala
Bidang Kurikulum MTs
N 2 Jepara) :
a)Penguasaan materi konsep
masih kurang, sehingga
masih kesulitan mengaitkan
antara konsep dengan
aktivitas belajar
menggunakan model
pembelajaran yang inovatif.
• Yulia Ramdinawati Syam,
S.Pd (Fasilitator Daerah
Kabupaten Bogor) : a)
Rendahnya daya kreatifitas
guru juga dapat
mempengaruhi penggunaan
model pembelajaran yang
digunakan,
• DR. Shinta sih Dewanti,
M.Pd.Si (Dosen Pend.
Matematika UIN SUKA
YK ) :
latihan soal siswa belum
kuat di konsep dasarnya
sehingga belum siap dengan
pembelajaran inovatif

Simpulan berdasar kajian


literasi dan wawancara
pakar:
1. Kemampuan guru
dalam menguasai
model pembelajaran
inovatif masih rendah
mempengaruhi
bagaimana menentukan
model pembelajaran
inovatif
2. Guru harus mengetahui
karakteristik belajar
siswa agar terjadi
pembelajaran yang
inovatif di kelas

2 dst.
3

Anda mungkin juga menyukai