Anda di halaman 1dari 11

LK. 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Rukdamayanti PGSD 3
Asal Institusi : SDN 012 SILUQ NGURAI
Masalah yang
Analisis eksplorasi penyebab
No. telah Hasil eksplorasi penyebab masalah
masalah
diidentifikasi
1 Penguasaan guru masih KAJIAN LITERATUR: Berdasarkan hasil penyebab masalah
rendah terhadap model 1. Menurut artikel Kompas (2009),Penyebannya adalah dari kajian literatur dan
pendekatan berbasis wawancara.maka dapat dianalisis :
-Jarang adanya pelatihan dan pendidikan yang meng-update pengetahuan guru secara keilmuan maupun
Strategi,metode & - Pembelajaran masih menggunakan
metode pembelajaran di sekolah dan pemerintah,dan
Teknik Pembelajaran metode ceramah/Konvensional
(STEAM) -Guru masih terjebak dalam metode pembelajaran Konvensional/ceramah - Guru belum memahami model
2. Menurit Nuragina B.,Nadiroh & Usman(2021),dalam pelaksanaan pembelajaran STEAM,ada beberapa pendekatan berbasis
tantangan yang dihadapi seperti kurang nya dukungan dan pengetahuan pedagogik,tantangan STEAM,strategi,metode & teknik
teknis,waktu,akses terhadap konten STEAM,dan fasilitas terutama fasilitas berbasis teknologi pembelajaran inovatif
3. Hasil wawancara dengan pengawas TK SD Kecamatan Siluq Ngurai & Guru/Rekan sejawat - Kurangnya pelatihan tentang model
pendekatan STEAM
1. Darsono, S.Pd
- Guru enggan mengikuti pelatihan
-Kurangnya motivasi guru untuk mengembangkan diri dalam memperbaharui pembelajarannya
meskipun ada
-Sarana dan faktor pendukung dilingkungan belajar yang masih belum memadai
- Orang tua dan lingkungan sekitar yang
-Guru merasa nyaman dengan sistem pembelajaran Konvensional/ceramah
kurang mendukung minat anak untuk
belajar
2. Fahru Razi, S.Pd
Penyebab Motivasi belajar rendah:
Karena anak berasal dari keluarga yang kedua orang tua nya sibuk bekerja dan dirumah tidak ada yang
mendampingi belajar.Karena Kedua orang tua sibuk bekerja ini terjadi di lingkungan sekolah kami SDN
012 Siluq Ngurai yang 75% kedua orang tuanya adalah karyawan sawit/Pemanen

3. Minalti, S.Pd
- Guru jarang mrnggunakan TIK saat mengajar/keterbatasan kemampuan dan ketersediaan teknologi
- Masih banyak guru yang enggan meningkatkan kompentensinya baik secara pedagogik maupun
profesional,Workshop dan Webinar materi kekinian diikuti hanya untuk memperoleh sertifikat tanpa
benar-benar mengimlementasikannya di dalam pembelajaran di sekolah

-Guru enggan mengubah cara mengajarnya dan masih menggunakan cara tradisional(ceramah,mencatat
materi,mengisi LKS)sebagai cara ideal.
2 Guru kurang KAJIAN LITERATUR: Berdasarkan hasil penyebab
memahami
1. Menurut Rahmawati (2022),pendidik kurang memperhatikan kemampuan berpikir kreatif peserta masalah dari kajian literatur dan
karakteristik peserta wawancara maka dapat dianalisis:
didik
didik seperti
2. Nevi Septianti & Rara Afiani (2020) menyatakan bahwa penyebabnya adalah
kemampuan gaya - Kegiatan belajar yang kurang tanggap terhadap kemajemukan individu dan lingkungan tempat siswa - Guru terbiasa menyamaratakan
belajar dan berada,dan pembelajaran terhadap seluruh
- Masin banyak pendidik yang masih belum dapat membedakan antara strategi pembelajaran dengan
perkembangan metode pembelajaran peserta didik.
kongnitif - Guru hanya berfokus pada hasil
belajar siswa tanpa memperhatikan
karakteristikmereka dalam proses
pembelajaran
- Guru tidak pernah memberikan
instrumen/angketuntuk mengetahui
karakteristik peserta didik.
3. Hasil wawancara dengan pengawas TK SD Kecamatan Siluq Ngurai & Guru/Rekan sejawat

1. Darsono, S.Pd

Banyak tuntutan terhadap guru dalam bidang administrasi dan manajemen sekolah sehingga fokus
mengajar menjadi terganggu di tambah dengan kurang seimbangnya jumlah siswa dengan tenaga pengajar
dan sebaliknya.
2. Irmayanti, S.Pd
- Jumlah siswa yang terlalu banyak didalam kelas sehingga guru menyamaratakan kemampuan
belajar siswa dalam memberikan pelajaran dan perhatian dan kesulitan memperhatikan siswa satu
per satu

- Rendahnya kepedulian guru dalam memantau kebutuhan anak

- Inovasi pembelajaran guru masih terbatas.


3. Reynaldi Azis,S.Pd

- Guru hanya berfokus pada ketuntasan kurikulum,ketercapaian kompentensi dasar dan

mengkesampingkan kondisi murid.Murid”dipaksa”untuk tuntas pada setiap mata pelajaran dengan

standar yang sudah ditetapkan oleh sekolah(KKM) sementara proses pembelajaran di kelas kurang

memfasilitasi gaya belajar dan karakteristik murid.


3 Guru masih belum bisa KAJIAN LITERASI Berdasarkan hasil analisis
menerapkan assesment penyebab masalah kajianliteratur
- Badrun Kartowagiran & Amat Jaedun(2016) menyatakan bahwa
dengan baik dan wawancara maka dapat
dianalisis :
- Belum baiknya rancangan penilaian yang tertulis pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
- Guru belum mampu
- Baru sebagian kecil guru yang melakukan penilaian kompentensi sikap dalam pembelajaran, mengembangkan
materi pembelajaran
- Baru sebagian kecil guru yang disiplin melakukan penilaian,dan secara kreatif dan
inovatif
- Masih sedikit guru yang menyiapakan perangkat penilaian - Guru terbiasa
Hasil wawancara dengan pengawas TK SD Kecamatan Siluq Ngurai & Guru/Rekan sejawat memberikan materi
pembelajaran dan
1.Darsono,S.Pd sosl-soal LOTS
- Masih mendominasinya rasa kasih sayang terhadap siswa sehingga obyektifitas dalam penilaian sangat sulit - Guru beranggapan
diterapkan,sehingga yang sering terjadi nilai sikap menjadi domain yang lebih dominan dibanding nilai kemampuan siswa
pengetahuan keterampilan masih terbatas jika
di berikan materi
2.Mustofa Akhyar,S.Pd
pembelajaran dan
- Penguasaan guru dalam mengolah pensekoran masih rendah. sosl-soal HOTS
- Banyak aspek yang perlu dinilai oleh seorang guru
- Guru tidak pernah mengikuti pelatihan terkait assesment
- Kurangnya pengetahuan guru terkait teknik penilaian
3.Fahru Razi,S.Pd
- Assesment yang diberkan selama ini adalah assesment akhir berupa sosl-soal ulangan yang saat
pembuatannya tidak memperhatikan variasi tingkat kesulitan soal dan tidak mengakomodir gaya
belajar serta potensi murid.Hasil ulangan dianggap sebagai satu-satunya cara untuk memberikan nilai
kepada murid.Padahal assesment seharusnya juga dilakukan dalam peroses pembelajaran.
2. Reynaldi Azis,S.Pd
- Guru kurang memahami dan menerapkan jenis-jenis
Assesment :assesment of learning,assesment for learning dan assesment as learning.

4 Penggunaan model KAJIAN LITERATUR Setelah dilakukan


pembelajaran 1. Kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran diantaranya adalah dalam rencana analisis terhadap kajian
inovatif yang masih pelaksanaan pembelajaran (RPP ) guru kurang memahami langkah- langkah pembelajaran sesuai sintak yang literatur dan

belum maksimal ada pada model pembelajaran. (Indah Fajar Friani, Sulaiman, Mislinawati: 2017) wawancara, penyebab
2. Menurut pengamatan, dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas guru yang menggunakan model
Penggunaan model
pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan model konvensional
pembelajaran inovatif
pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini
yang masih belum
disebabkan kurangnya penguasaan tenaga pendidik terhadap model-model pembelajaran
maksimal adalah :
yang ada padahal penguasaan terhadap model-model pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan - Kurangnya
kemampuan profesionalguru. (AD WIDYATAMA : 2014) penguasaan
http://eprints.ums.ac.id/32621/2/04.%20BAB%20I.pdf tenaga pendidik
WAWANCARA : terhadap model-

1. Darsono, S.Pd model pembelajaran

Penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yakni pengetahuan guru masih kurang, guru malas yang ada

untuk merubah dirinya dan enggan keluar dari zona nyaman. - Guru yang
telah merasa
2. Halimah, S.Pd
di zona
Penyebab penggunaan model pembelajaran inovatif yang masih belum maksimal dikarenakan Guru
nyaman dan enggan
belum paham serta belum menemukan model strategi dan metode pembelajaran yang sesuai di kelas
untuk
3. Reynaldi Azis,S,Pd
melakukan
Kebanyakan guru yang sudah sepuh telah merasa di zona nyaman dan enggan untuk melakukan
perubahan-
perubahan-perubahan untuk melakukan pembaharuan dalam model, strategi dan metode pembelajaran.
perubahan
Sedangkan guru yang muda terkadang terkendala waktu dan jaringan jika hendak mengoptimalkan
- Terkendala waktu
pembelajaran yang berbasis model, strategi dan metode pembelajaran kekinian menurut perkembangan
dan jaringan
zaman.

Pembelajaran di kelas Berdasarkan hasil


5 masih belum berbasis KAJIAN LITERATUR : analisis terhadap kajian
HOTS
(Higher Order 1. Berdasarkan analisis hasil penelitian mengenai pengetahuan guru Sekolah Dasar tentang higher order literatur dan
Thinking Skill)
thinking skill dalam pembelajaran matematika dapat disimpulkan bahwa pengetahuan guru tentang wawancara, penyebab
makna higher order thinking skill masih rendah. Tidak semua guru mengetahui level kognitif HOTS Pembelajaran di kelas masih
sesuai Taksonomi Bloom serta memaknai HOTSsecara beragam yakni sebagai keterampilan, belum berbasis HOTS (Higher
instrumen penilaian dan proses pembelajaran. Selain itu, pengetahuan guru tentang implementasi Order Thinking Skill) :
pembelajaran matematika yang berorientasi higher order thinking skill juga masih rendah. Pada tahap - Paradikma lama
perencanaan pembelajaran, guru belum dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang memuat HOTS, walau siswa hanya di suruh
telah mengetahui model atau metode pembelajaran yang relevan untuk diterapkan dalam mendorong menghafal bukan
pengembangan HOTS siswa. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran, guru masih minim dalam melakukan hal- berlatih untuk
hal yang memfasiltasi peningkatan HOTS siswa. Pada tahap evaluasi, kemampuan guru dalam menyusun kemampuan menalar
instrumen penilaian HOTS masih rendah. (Rafiq Badjeber,Nursupiamin, Agung Wicaksono, Mufidah: - Kemampuan Guru
2020) https://www.researchgate.net/publication/347821490_ sdalam menyusun
2. Kompetensi Dasar (KD) pada kurikulum 2013 tidak membatasi penggunaan tingkatan taksonomi, hal ini pembelajaran
dapat dilihat dari siswa yang dapat membangun Higher Order Thinking Skills (HOTS) dengan berbagai berbasis HOTS
kategori pengetahuan. Tetapi pada prakteknya masih mengalami permasalahan. Banyak lembaga pendidikan masih Rendah
terutama pada tingkat Sekolah Dasar (SD) yang masih menggunakan model pembelajaran sederhana sehingga - Kemampaun guru
siswa hanya dituntut untuk menghafal. Higher Order Thinking Skills (HOTS) pada siswa tidak dibangun menegmbangkan
dengan baik sehingga hampir semua materi yang diberikan oleh guru hanya materi pembelajaran
secara kreatis masih
rendah
- Guru beranggapan
kemampuan siswa
masih terbatas jika
diberikan materi
pembelajaran dan
soal-soal HOTS’
diterima siswa tanpa adanya tindakan kritis saat pembelajaran. Lusi, Nelly widyawati, Levilia : 2020)
https://pgsd.persadakhatulistiwa.ac.id/wp-content/uploads/2021/02/Lusi.pdf

Hasil wawancara dengan pengawas TK SD Kecamatan Siluq Ngurai & Guru/Rekan sejawat

1. Darsono, S.Pd
- Banyak guru beranggapan bahwa siswa akan mengalami kendala apabila guru menerapkan
pembelajaran HOTS

- Guru tidak mencoba berinovasi agar terciptanya suasana belajar dua arah,guru masih menjadi yang
paling dominan.Sehingga sulit untuk merangsang peserta didik untuk menjadi aktif dan
menemukan serta memecahkan masalah yang dihadapinya.
2. Fahru Razi, S.Pd
- Kemampaun siswa yang sulit menerima pembelajaran dan soal-soal HOTS

- Kurangnya pelatihan terhadap guru terkait dengan pembelajaran dan pembuatan soal HOTS

- Sulit membuat stmulus dan kalimat soal dengan baik.

- Kurang menguasai penerapan taksonomi bloom

- Waktu dikelas tidak cukup


3. Mahdaina,S.Pd.K
- Rendahnya literasi dan rasa malas untuk membuat instrumen penilaian yangvariatif.Soal HOTS
masih saja dianggap sebagao soal yang sulit yang harus dihindari

- Soal-soal yang tersedia dalam buku paket ataupun LKS dijadikan bank soal tanpa melakukan
analisa terhadap kesesuaian konten soal dengan keadaan siswa yang sebenarnya.Intinya guru tidak
mau repot.

- Guru melihat kemampuan siswa rendah sehingga hanya menerapkan pembelajaran LOTS dan
memberikan soal-soal LOTS.
6 Guru masih belum KAJIAN LITERASI : Berdasarka hasil analisis
mengoptimalkan terhadap kajian literatur dan
1. Problematika yang dihadapi guru dalam menguasai TIK pada pembelajaran:
pemanfaatan teknologi wawancara, penyebab
- kemampuan dasar guru dalam bidang TIK yang memang masih rendah.
informasi (TIK) dalam Guru masih belum
- ketersediaan fasilitas TIK yang masih belum memadahi.
pembelajaran mengoptimalkan
- Sekolah tidak mengharuskan guru menggunakan TIK dalam proses pembelajaran. Sehingga
pemanfaatan teknologi
guru kurang terangsang untuk lebih mengembangkan diri.
informasi (TIK) dalam
- Keterbatasan waktu yang digunakan untuk mempersiapkan media TIK di dalam
pembelajaran adalah :
pembelajaran.
- kemampua
- Anggapan guru yang menganggap bahwa materi yang ada dibuku sudah cukup untuk mengajarkan
n dasar guru
siswa dengan baik sehingga tidak diperlukan media TIK.
dalam bidang
- Kenyamanan guru dalam menggunakan metode belajar konvensional, yang dianggap lebih mudah
TIK yang
dan tidak menyulitkan.
memang masih
- Tidak adanya kegiatan pelatihan-pelatihan bagi guru untuk meningkatkan kemampuan guru dalam
rendah.
bidang TIK(Tanti Nurhayati: 2016) http://eprints.walisongo.ac.id/id/eprint/6024/1/093911069.pdf
- ketersediaan
2. Pada pemanfaatannya, fasilias komputer/laptop/jaringan internet ini seringkali tidak termaksimalkan,
fasilitas TIK
sejauh ini masih banyak guru yang belum memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan
yang masih
komunikasi. Guru masih cenderung menggunakan cara-cara
belum
memadahi.
- Sekolah tidak
mengharuskan
tradisional dalam pembelajaran, atau yang sering disebut dengan pembelajaran berpusat pada guru. Guru guru menggunakan
aktif sementara peserta didik menjadi pendengar pasif di dalam kelas. (Kukuh Andri Aka : 2017) TIK dalam proses
http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1228808&val=11388&title= pembelajaran.
Pemanfaatan%20Teknologi%20Informasi%20dan%20Komunikasi%20TIK%20Sebagai Sehingga guru
%20Wujud%20Inovasi%20Sumber%20Belajar%20di%20Sekolah%20Dasar kurang terangsang
untuk lebih
Hasil wawancara dengan pengawas TK SD Kecamatan Siluq Ngurai & Guru/Rekan sejawat
mengembangkan diri.
1. Darsono, S.Pd - Keterbatasan
Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran waktu
karena Guru Kurang menguasai IT, kurang paham media apa saja yang perlu disiapkan, jaringan yang
internet atau wifi yang belum memadai digunakan
2. Fahru Razi, S.Pd untuk
Terbatas Waktu dan kerepotan, Karena guru harus menyiapkan perangkatnya sendiri dari bawa leptop, mempersiapka
oloran, lcd , salon dan buku materi n media TIK
3. Hermarisa di

Guru masih belum mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi (TIK) dalam pembelajaran dalam

karena Terkadang terkendala waktu dan jaringan jika hendak mengoptimalkan pembelajaran yang pembelajaran.

berbasis model, strategi dan metode pembelajaran kekinian menurut perkembangan zaman. - Anggapan
guru yang
menganggap
bahwa materi
yang ada
dibuku sudah
cukup untuk
mengajarkan siswa
dengan baik
sehingga tidak
diperlukan media TIK.
- Kenyamanan
guru dalam
menggunakan
metode
belajar
konvensional,
yang dianggap
lebih
mudah dan
tidak
menyulitkan.
- Tidak adanya
kegiatan
pelatihan-
pelatihan bagi
guru untuk
meningkatkan
kemampuan
guru
dalam bidang TIK

Anda mungkin juga menyukai