Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH DAN MAKNA AGAMA ISLAM

Mentalis dan Mistisme, Peran Agama Islam, Organisasi Islam, Pengertian Agama Islam,
Fungsi Agama Islam, dan Karakteristik Agama Islam
Fetty Fauziyah Hidayat, 1706039143

Sumber : Buku Ajar MPK Agama Islam


Jurnal Online
Buku Dekonstruksi Pemikiran Mistis Fritjof Capra
Penulis : (Buku Ajar MPK Agama Islam) Drs. Mujilan, M.Ag, Dr. Drs. Kaelany HD,
M.Ag, Dr. Drs. Nurwahidin, M.Ag, Sihabudin Afroni, Lc., MA, A.Rozaq, SS.,
M.Hum, Pepen Apendi, S.Ag., M.Hum, Ahmad, SQ., M.Ag
(Jurnal Online) Chairunniswah; Marzuki
(Buku Dekonstruksi Pemikiran Mistis Fritjof Capra) Gumelar
Data Publikasi : Buku Ajar MPK Agama Islam, Jakarta, Midada Rahma Press, 247
Jurnal Online ‘Organisasi Islam dan Perannya Terhadap Pendidikan Islam di
Indonesia’. Academia, 56.
Jurnal Online ‘Konsep Agama Islam’, 38.
Buku Dekonstruksi Pemikiran Mistis Fritjof Capra, Banten, An Image.
Berdirinya sebuah negara bukan merupakan acuan berakhirnya perjuangan agama
Islam. Begitu pula dengan negara Indonesia. Masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan
ditingkatkan sehingga mendekati model Islam yang ideal sebagaimana yang terwujud dalam
generasi para sahabat Nabi [ CITATION Dos17 \l 1033 ]. Masih banyak berbagai bidang yang
perlu dibenahi agar bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Rendahnya pendidikan dan kemiskinan merupakan salah satu hal yang sering terjadi
di negara Indonesia. Hal tersebut menjadikan masyarakat untuk mencari jalan pintas berbau
mistik dalam menyelesaikannya. Mistik adalah segala perbuatan untuk dibaktikan, memuja,
memperjuangkan segala sesuatu untuk dan atas nama tuhan bagi pelakunya untuk
mendapatkan apa yang dijanjikan tuhan dalam kepercayaan tersebut[ CITATION Mic16 \l 1033 ].
Peran agama Islam dalam berbangsa dan bernegara tentunya sangat dibutuhkan agar
masyarakat tidak melenceng lebih jauh lagi.
Negara Indonesia tidak akan bisa berdiri kokoh tanpa ada agama yang menopangnya,
terutama agama Islam. Bidang politik merupakan salah satu bidang yang di dalamnya
terlampau banyak peran agama Islam sekaligus sebagai media dakwah atau penyebaran
agama Islam. Umat Islam di Indonesia setidaknya mengalami dua masa terlibat dalam
mengelola negara. Pertama, pada dekade 1950-an yang dikenal dengan zaman demokrasi
liberal. Pada masa ini, elit politik Masyumi memanfaatkan peluang sebagai pembuat
kebijakan. Natsir misalnya, berperan dalam menjaga keutuhan Indonesia dengan mosi
integralnya. Syafrudin Prawiranegara, seorang tokoh Masyumi lainnya, berperan dalam
mengatasi persoalan moneter Indonesia pasca revolusi. Selain itu, Burhanudin Harahap
berperan meletakkan dasar-dasar pemilu yang demokratis. Mereka memberikan keteladanan
tentang kesederhanaan dan komitmen dalam melayani rakyat. Oleh karena itu, di antara
mereka ada yang wafat tanpa memiliki rumah. Kedua, pada zaman pemilihan presiden
langsung oleh rakyat. Pada zaman ini, pola keterlibatan dalam politik nampaknya justru lebih
menguntungkan perkembangan Islam di Indonesia; di samping itu, menumbuhkan citra Islam
yang damai dan demokratis pada dunia. Terlibatnya sejumlah tokoh partai Islam dalam
pemerintahan justru semakin memperbesar akses dakwah ke dalam bidang publik [ CITATION
Dos17 \l 1033 ]. Kemudian akses tersebut akan semakin luas dengan munculnya berbagai
organisasi Islam.
Selain secara perorangan, penyebaran agama Islam juga melalui berbagai organisasi
Islam. Dari tokoh-tokoh Islam yang awalnya berjuang masing-masing, lambat laun menjadi
bersatu membentuk organisasi Islam yang tentu lebih mudah dalam melakukan penyebaran
Agama Islam. Sekalipun bermunculan banyak organisasi Islam, namun pada dasarnya tetap
mempunyai satu tujuan yaitu memajukan agama Islam [ CITATION Chi13 \l 1033 ] . Tujuan
tersebut tergantung dari apa yang ingin dicapai secara bersama-sama. Misalkan dalam bidang
pendidikan. Orgaisasi-organisasi yang berperan di antaranya : Jami’at Khair, Al-Irsyad,
Persyarikatan Ulama, Muhammadiyah, Persatuan Islam (PERSIS), dan lain-lain.
Telah disebutkan sebelumnya bahwa agama merupakan tiang penopang dalam suatu
negara. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di mana
agama Islam merupakan agama mayoritas yang berada di Indonesia. Agama Islam dapat
diartikan secara etimologi, teminologis atau istilah, dan secara bahasa. Secara etimologi, kata
Islam berasal dari bahasa Arab, diambil dari derivasi kata dasar salima-yaslamu-salamatan
wasalaman, yang artinya “selamat, damai, tunduk, patuh, pasrah, meyerahlan diri, rela, puas,
menerima, sejahtera, dan tidak cacat (Al-Munawir,1984 : 669). Dari ilmu morfologi, kata
Islam diambil dari aslama-yuslimu-islaman, memiliki beragam makna, antara lain dijelaskan
dalam Al-Qur’an : 1) Ketaatan, dijelaskan, QS.72 (Al-Jin):14; 2) Menyerahkan diri, QS.2 (Al-
Baqarah):112; 3) Tunduh dan patuh, QS.3 (Ali Imran):85 [ CITATION Dos17 \l 1033 ]. Makna
penyerahan terlihat dan terbukti pada alam semesta. Secara langsung maupun tidak langsung
alam semesta adalah Islam, dalam arti kata alam semesta menyerahkan diri kepada
Sunnatullah atau ‘hukum alam’, seperti matahari terbit dari timur dan terbenam di barat yang
berlaku sepanjang zaman karenadia menyerah (Islam) kepada Sunnatullah yang telah
ditetapkan oleh Allah SWT dan ditegaskan dalam Al-Quran Surat Ali’Imran [3] : 83
[ CITATION Mar \l 1033 ] Pengertian Islam secara terminologis atau istilah adalah agama atau
peraturan-peraturan Allah yang diwahyukan kepada Nabi dan Rasul-Nya sebagai petunjuk
bagi umat manusia agar mencapai kebahagiaan di dunia dan akhirat (Zakky Mubarak
Syamrakh, 2010 : 51 dalam UI, 2017). Lalu secara bahasa, perkataan agama berasal dari
bahasa Sansekerta yang berarti tidak pergi, tetap di tempat, diwarisi turun-temurun [ CITATION
Dos17 \l 1033 ] Selain pengertaian, agama Islam pun memiliki berbagai fungsi di dalamnya.

Munculnya sebuah agama tidak akan luput dari fungsi atas keberadaan agama itu
sendiri. Pasti ada tujuan tertentu di dalamnya. Begitupula dengan agama Islam. Allah SWT
menciptakan agama Islam untuk umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW atas perantara
malaikat Jibril tentunya memiliki fungsi-fungsi tertentu. Fungsi utama agama Islam dalam
kehidupan umat manusia secara umum adalah:
a) Al-Hidayah, sebagai hidayah, yaitu penunjuk kebenaran sehingga manusia mengetahui
jalan kehidupan yang benar, yang mengantarkannya pada kehidupan yang damai, yang
menjaga keselamatan agar tidak tersesat pada kehidupan yang menyengsarakannya
sebagaimana ditegaskan dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 185.
b) Sebagai aturan atau jalan kehidupan yang menjaga manusia dari kesesatan, seperti
dinyatakan dalam Al-Quran surat Al-Jatsiyah ayat 18.
c) As-Syifa, sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai penyakit hati, seperti marah,
dendam, sirik, dengki, dan sebagainya. Hal tersebut ditegaskan dalam Al-Quran surat
Yunus ayat 57.
d) Sebagai penolong manusia untuk memperoleh kemudahan dalam menghadapi
berbagai permasalahan yang sulit, seperti bagaimana proses perkembangan embrio
sejak terjadi konsepsi yang dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Mukmin ayat 12-14.
e) Sebagai motivator agar manusia tetap tabah menghadapi berbagai cobaan dan
kesulitan hidup, atau bahkan mungkin perlakuan tidak adil dari penguasa yang dhalim,
sehingga manusia tidak putus asa, karena setiap usaha menegakkan kebenran itu pasti
ada cobaanya, dan setiap kesulitan itu akan mendatangkan kemudahan sebagaimana
dijelaskan dalam Al-Quran surat Al-Thalaq ayat 7[ CITATION Dos17 \l 1033 ].
Di samping itu, Agama Islam memiliki banyak karakteristik yang unik dan bermakna.
Agama Islam merupakan agama universal di mana penduduk Indonesia maupun dunia
mayoritas
menganut agama Islam. Sebagai satu-satunya agama yang diturunkan oleh Allah, Islam
merupakan agama yang memiliki karakteristik berikut:
a. Agama Tauhid, artinya Islam adalah satu-satunya agama yang mengajarkan ke-Esaan
Allah SWT secara murni, bahkan dalam agama Islam, Tauhid merupakan ajaran yang
mendasari semua ajaran Islam sebagaimana tertera di Al-Quran surat Al-Ikhlash ayat
1-4.
b. Agama sempurna, artinya agama Islam mengandung ajaran yang memberi petunjuk
pada seluruh aspek kehidupan manusia. Tidak ada kecacatan sedikit pun di dalamnya.
Dengan kesempurnaan ajaran Islam, akan memperoleh nilai ibadah dan diberikan
balasan pahala oleh Allah. Kesempurnaan ajaran agama Islam tersebut secara tegas
disebutkan dalam Al-Quran surat Al-Maidah ayat 3.
c. Agama fitrah, artinya ajaran agama Islam itu sesuai dengan fitrah kehidupan manusia.
Oleh karena itu ajaran agama Islam tidak menimbulkan efek negatif dalam kehidupan
manusia sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surat Ar-Rum ayat 30.
d. Agama universal, artinya agama yang berlaku untuk semua dan sampai akhir masa.
Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang terakhir atau yang biasa disebut dengan nabi
akhir zaman, nabi penutup, sehingga agama Islam yang diterimanya dari Allah
merupakan agama yang berlaku terus-menerus sampai akhir masa seperti yang tertera
di Al-Quran surat Saba ayat 28.
e. Agama yang mengandung kebenaran mutlak artinya kebenaran ajaran Islam tidak
bergantung pada dukungan pembenaran unsur lain, karena agama Islam berupa
firman-firman Allah SWT, dan Allah adalah Yang Maha Benar Mutlak. Sehingga
tidak ada keraguan sedikit pun pada agama Islam. Hal ini dijelaskan di Al-Quran surat
Al-Baqarah ayat 147.
f. Agama mudah dan fleksibel, artinya pelaksanaan ajaran agama Islam sangat mudah
dan memberikan kemudahan kepada umat Islam untuk mengamalkannya sesuai denga
kemampuannya. Islam menghargai kondisi-kondisi tertentu dalam kehidupan manusia.
Oleh karena itu Islam tidak menuntut agar semua ajaran agama Islam diamalkan
secara sempurna apabila kondisinya tidak memungkinkan seperti yang dijelaskan di
Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 286 [ CITATION Dos17 \l 1033 ].
Karakteristik-karakteristik tersebut tak jarang membuat banyak orang tertarik untuk
masuk agama Islam.
Oleh karena itu, sebagai umat agama Islam sudah seharusnya merasa bangga terhadap
agama Islam. Begitu banyak perjuangan dalam proses penyebaran agama Islam itu sendiri.
Fungsi-fungsi dan karakteristik-karakteristik yang dimiliki oleh agama Islam telah
membuat agama Islam itu sendiri menjadi universal dan banyak orang yang tertarik untuk
mempelajari hingga menyatakan diri masuk Islam. Wujudkan rasa bangga tersebut dengan
lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT hingga lebih giat lagi dalam beribadah.
Apabila telah seperti itu, barulah kita bisa menjadi muslim dan muslimah yang
sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai