Anda di halaman 1dari 3

ABSENSI DALAM ANEKDOT

Abstraksi

Seorang Guru Mata Pelajaran Pendidikan dan Kewarganegaraan suatu


SMA sedang mengabsen para murid.

Orientasi

Suasana kelas cukup ramai.

Krisis

“Ozon?” Tanya ibu guru.


Namun tidak ada satu pun murid yang menjawab, semua murid sibuk dengan
urusannya masing-masing. “Apakah ada siswa yang bernama Ozon?!” Tanya ibu
guru sekali lagi dengan nada sedikit tinggi. Namun para siswa tetap ramai.
Walaupun begitu, ibu guru tetap tidak mau menyerah, kali ini dengan nada
yang powerfull paling tinggi.“Apakah disini ada siswa yang bernama Ozon???!!!”
Hening seketika. Suasana tiba-tiba menjadi tegang. Lalu, seorang siswa
mengacungkan tangannya. “Iya, kamu Ozon, mengapa kamu tidak mengacungkan
tanganmu sedari tadi?” Tanya ibu guru. “Maaf bu, saya adalah Ozan. Ozon itu
adalah saudara kembar saya.” “Oh begitu (sambil menggaruk-garuk kepala). Lalu
kemana Ozon?” Tanya ibu guru lagi. “Saya juga tidak tahu bu.” (sambil
mengangkat bahu)
Ibu guru merasa heran, “Lha, kok? Ya sudahlah, abaikan saja. Anak-anak,
kalian tidak boleh mencontoh perilaku Ozon. Dia sudah absen tanpa keterangan
sebanyak 7 kali. Hal itu tidak diperbolehkan karena akan mengurangi nilai apalagi
untuk Mata Pelajaran Pkn. Lebih parahnya lagi, kalian bisa tidak naik kelas.”
Semua murid manggut-manggut. Lalu Ozan mengacungkan tangan
kembali. “Bu, saya cukup mengerti kenapa para siswa tidak diperbolehkan absen.
Tapi kenapa para pejabat seperti anggota DPR tidak dihukum walaupun sering
melakukan absen?” lalu sang guru pun tersenyum. “Oh itu, mudah saja karena
mereka memiliki ini.” (meletakkan dompet merek Gucci di atas meja)

Reaksi

Para siswa kembali manggut-manggut.

Koda

Lalu Ozan pun bergumam, “Oh … jadi itu alasan kenapa ayah saya sering
tidak mengikuti rapat DPR dan malah mengajak Ozon ke diskotik …”
Ibu guru terkejut, “Lha, kok???”
Makna

Anekdot ini ditujukan kepada pemerintah yang tidak serius atau tidak
sepenuh hati dalam menjalankan tugasnya. Contohnya adalah para anggota DPR
yang sering bolos tidak mengikuti rapat yang ada.

Kritik

Anggota DPR yang sering tidak mengikuti rapat yang ada adalah
pemerintah yang sewenang-wenang melalaikan tugasnya. Mereka terlalu
terpesona dengan harta. Mereka dengan mudahnya tidak mengikuti rapat yang ada
dan hanya butuh menitipkan absen kepada seseorang dan membayar orang
tersebut dengan harta mereka sebagai tanda terima kasih. Jadi, walaupun mereka
(para anggota DPR) seringkali tidak mengikuti rapat sidang, tapi mereka tetap
bisa mendapatkan gaji mereka tanpa dipotong sepeserpun, dan tidak menutup
kemungkinan bahwa justru gaji mereka bisa meningkat.

Harapan

Pemerintah seharusnya dapat menjadi pemimpin yang baik. Pemerintah


seharusnya dapat menjadi tauladan dan memberikan contoh yang baik bagi
masyarakatnya. Selain itu, pemerintah harus dapat menjalankan amanat yang
diberikan oleh masyarakat. Apabila pemerintah memiliki harta yang melebihi dari
cukup, seharusnya harta tersebut tidak dipergunakan untuk kepentingan pribadi
yang tidak terlalu penting dan juga tidak dipergunakan untuk berfoya-foya.
Salah satu contohnya ada dalam anekdot ini, yakni para anggota DPR yang
seharusnya selalu mengikuti rapat yang ada dan tidak menghamburkan harta yang
dimiliki mereka. Dengan begitu, insya allah bangsa ini akan menjadi lebih baik
lagi. Amin.

Anda mungkin juga menyukai