Anda di halaman 1dari 11

LTM

Fina Arfah Sobarna

NPM (1906428354)

Kelas Ekstensi 2019

Anak Pra Sekolah

I. Pendahuluan

Anak usia prasekolah adalah anak yang berusia antara 3 sampai 6 tahun, pada

periode ini pertumbuhan fisik melambat dan perkembangan psikososial serta kognitif

mengalami peningkatan. Anak mulai mengembangkan rasa ingin tahunya, dan mampu

berkomunikasi dengan lebih baik. Permainan merupakan cara yang digunakan anak

untuk belajar dan mengembangkan hubungannya dengan orang lain (DeLaune &

Ladner, 2011).

Usia tiga hingga lima tahun disebut yaitu masa dimana seorang anak memiliki rasa

keingintahuanTheWonder Yearsyang tinggi terhadap sesuatu, sangat dinamis dari

kegembiraan ke rengekan, dari amukan ke pelukan. Anak usia prasekolah adalah

penjelajah, ilmuwan, seniman, dan peneliti. Mereka suka belajar dan terus mencari

tahu, bagaimana menjadi teman, bagaimana terlibat dengan dunia, dan bagaimana

mengendalikan tubuh, emosi, dan pikiran mereka. Dengan sedikit bantuan dari Anda,

periode ini akan membangun fondasi yang aman dan tidak terbatas untuk seluruh masa

kecil putra atau putri Anda (Markham, 2019).


Menurut marlina (2018) menjelaskan bahwa bimbingan antisipasi atau anticipatory

guidance merupakan sebuah petunjuk bimbingan yang penting dan perlu diberikan

kepada orang tua untuk membantu dalam mengatasi masalah-masalah yang mungkin

terjadi pada setiap fase pertumbuhan dan perkembangan.

II. Isi

2.1 Pencegahan cedera

Tahukah Anda bahwa cedera merupakan penyebab utama kematian pada anak

di bawah usia 4 tahun di Amerika Serikat? Sebagian besar cedera ini dapat dicegah.

Seringkali, cedera terjadi karena orang tua tidak mengetahui apa yang dapat dilakukan

anak-anak mereka. Anak-anak belajar dengan cepat, dan sebelum Anda menyadarinya,

anak Anda akan melompat, berlari, mengendarai sepeda roda tiga, dan menggunakan

berbagai macam alat. Anak Anda memiliki risiko untuk cedera.

Karena kemampuan anak Anda sangat hebat sekarang, ia akan menemukan

berbagai situasi berbahaya yang tidak ada habisnya di rumah maupun di lingkungan.

Anak Anda dapat jatuh dari mainan keluar dari jendela, menuruni tangga, dari sepeda

atau roda tiga, dan dari apa pun yang dapat dinaiki. Gunakan tikar yang telah diuji

keamanannya atau material lepas (karet parut, pasir, kepingan kayu, atau kulit kayu).

Kunci pintu menuju tempat berbahaya, gunakan gerbang di tangga dan pasang

pelindung jendela, pasang pagar di halaman bermain.

Ruangan dapur dapat menjadi tempat yang berbahaya bagi anak Anda, terutama

saat Anda memasak. Sang anak dapat terkena cairan panas, minyak panas, dan makanan

panas menyebabkan luka bakar yang serius. Berikanlah kegiatan atau aktivitas yang

aman untuk anak Anda, ketika Anda sedang memasak. Ingatlah bahwa peralatan dapur
dan permukaan panas lainnya seperti setrika, oven, pemanas dinding, dan pemanggang

dapat menyebabkan kulit anak melepuh. Jika kulit anak Anda melepuh, segera tuangkan

air dingin di area yang terbakar, biarkan selama beberapa menit untuk

mendinginkannya. Kemudian tutup luka bakar secara longgar dengan perban kering atau

kain bersih. Bawalah anak ke Puskesmas atau rumah sakit untuk perawatan luka bakar

yang parah (Healthy Children, 2015).

2.2 Bimbingan Antisipasi Anak Pra Sekolah

Pada masa ini petunjuk bimbingan tetap diperlukan walaupun kesulitannya jauh

lebih sedikit dibandingkan tahun sebelumnya. Sebelumnya, pencegahan kecelakaan

dipusatkan pada pengamatan lingkungan terdekat, dan kurang menekankan pada alas

an-alasannya. Sekarang proteksi pagar, penutup stop kontak disertai dengan penjelasan

secara verbal dengan alas an yang tepat dan dapat dimengerti.

Masuk sekolah adalah bentuk perpisahan dari rumah baik bagi orang tua maupun

anak. Oleh karena itu, orang tua memerlukan bantuan dalam melakukan penyesuaian

terhadap perubahan ini, terutama bagi Ibu yang tinggal di rumah/tidak bekerja. Ketika

anak mulai masuk taman kanak-kanak, maka ibu mulai memerlukan kegiatan-kegiatan

di luar keluarga, seperti keterlibatannya dalam masyarakat atau mengembangkan karier.

Bimbingan terhadap orang tua pada masa ini dapat dilakukan pada anak umur 3, 4, 5

tahun.

a. Usia 3 tahun

1) Menganjurkan orang tua untuk meningkatkan minat anak dalam hubungan yang luas.

2) Menekankan pentingnya batas-batas / peraturan-peraturan.

3) Mengantisipasi perubahan perilaku agresif.


4) Menganjurkan orang tua menawarkan anaknya alternative-alternatif pilihan pada saat

anak bimbang.

5) Perlunya perhatian ekstra

b. Usia 4 tahun

1) Menyiapkan orang tua terhadap perilaku anak yang agresif, termasuk aktifitas motorik

dan bahasa yang mengejutkan.

2) Menyiapkan orang tua menghadapi perlawanan anak terhadap kekuasaan orang tua.

3) Kaji perasaan orang tua sehubungan dengan tingkah laku anak.

4) Menganjurkan beberapa macam istirahat dari pengasuh utama, seperti menempatkan

anak pad ataman kanak-kanak selama setengah hari.

5) Menyiapkan orang tua untuk menghadapi meningkatnya rasa ingin tahu seksual pada

anak.

6) Menekankan pentingnya batas-batas yang realistic dari tingkah laku.

7) Mendiskusikan disiplin.

8) Menyiapkan orang tua untuk meningkatkan imajinasi di usia 4 tahun, dimana anak

mengikuti kata hatinya dalam “ketinggian bicaranya” (bedakan dengan kebohongan)

dan kemahiran anak dalam permainan yang membutuhkan imajinasi.

9) Menyarankan pelajaran berenang.

10) Menjelaskan perasaan-perasaan Oedipus dan reaksi-reaksinya. Anak laki-laki biasanya

lebih dekat dengan ibunya dan anak perempuan dengan ayahnya. Oleh karena itu, anak

perlu dibiasakan tidur terpisah dengan orang tuanya.

11) Menyiapkan orang tua untuk mengantisipasi mimpi buruk anak dan menganjurkan

mereka agar tidak lupa untuk membangunkan anak dari mimpi yang menakutkan.
c. Usia 5 tahun

1) Memberikan pengertian bahwa usia 5 tahun merupakan periode yang relative lebih

tenang dibandingkan masa sebelumnya.

2) Menyiapkan dan membantu anak memasuki lingkungan sekolah.

3) Mengingatkan imunisasi yang lengkap sebelum masuk sekolah.

4) Meyakinkan bahwa usia tersebut adalah periode tenang pada anak.

Fisik

1) Keamanan Air

Anak usia lima tahun adalah waktu yang tepat bagi seorang anak untuk belajar berenang.

Anak-anak pada usia ini secara fisik mampu melakukannya aktivitas dan memiliki

kematangan kognitif untuk menyelesaikan tugas berenang dan keselamatan dasar di air.

Program renang harus berfokus tentang tekhnik berenang yang tepat serta langkah-

langkah keamanan (committee on injury, 2010).

2). Mencegah Keracunan

Keracunan dapat terjadi pada siapa saja, dimana saja, dan kapan saja, tetapi anak-anak

sangat beresiko karena mereka sangat senang bereksplorasi dan memasukan sesuatu ke

dalam mulut sebagai bagian dari perkembangan normal mereka. Keracunan paling

sering terjadi pada anak-anak berusia dibawah lima tahun, khususnya anak yang berusia

antara satu dan tiga tahun memiliki resiko yang paling besar.

Orang tua dan pengasuh sering terheran-heran dengan ternyata di rumah mereka

terdapat banyak zat beracun yang dapat dapat mengenai, dihirup atau ditelan oleh anak

mereka. Anda dapat mengurangi risiko keracunan yang tidak disengaja dengan

menyimpan dan menggunakan obat-obatan dan zat beracun dengan aman. Kematian
akibat keracunan jarang terjadi, tetapi anak yang keracunan akan membutuhkan

perawatan darurat dan perawatan di rumah sakit dalam kasus yang parah.

Apa itu racun? Setiap produk rumah tangga atau obat yang digunakan secara tidak

benar dapat menjadi racun. Racun termasuk: obat-obatan (mis. parasetamol, obat resep,

tablet tidur) produk pembersih (deterjen, pemutih, tiriskan pembersih) kosmetik

(parfum, penghapus cat kuku, cologne, make-up) bahan kimia lain seperti bensin,

alkohol, rokok, lem, herbisida dan pestisida tanaman beracun. Keracunan dapat terjadi

jika zat tersebut tertelan, terhirup, tumpah pada kulit, terciprat ke mata atau disuntikkan.

Pertolongan pertama untuk keracunan segera panggil ambulans jika anak Anda

pingsan, berhenti bernapas atau sulit bernapas, atau sedang bugar. Jika Anda mencurigai

seorang anak terkena racun, jangan coba dimuntahkan. Jangan menunggu sampai gejala

muncul. Bawa anak dan wadah produk yang terminum, akan sangat membantu untuk

mengetahui jenis bahan dan berapa banyak bahan tersebut ditelan.

Mencegah keracunan dapat dilakukan dengan cara menyimpan bahan kimia, obat-

obatan, dan produk pembersih di lemari yang terkunci, jauh dari jangkauan anak-anak

(setidaknya dengan tinggi 1,5 m). Segera singkirkan setelah menggunakan atau

membelinya, gembok dan lemari yang dapat dikunci dapat dibeli di toko bahan

bangunan. Semprotan kebun, pupuk, cat, pengencer dan produk perangkat keras lainnya

harus disimpan di lemari yang terkunci di garasi atau gudang dan jauh dari jangkauan

anak-anak. Tinggalkan semua bahan kimia, obat-obatan dan produk pembersih dalam

wadah aslinya dengan label yang jelas dan pastikan tutupnya aman. (The Royal

Children’s Hospital, 2018).


Psikologis

Anak usia prasekolah cenderung memiliki emosi yang kuat. Mereka sangat

bersemangat, Bahagia dan bingung dalam suatu saat, kemudian merasa sangat kecewa

setelahnya. Anak sekolah prasekolah memiliki imajinasi yang jelas dan ketakutan sangat

nyata. Sebagian besar anak seusia ini telah belajar mengendalikan perilaku mereka.

Mereka dapat menyebutkan perasaan yang mereka miliki untuk bertindak berdasarkan

perasaan itu. Kuatnya perasaan dapat di ekspresikan melalui tanah liat, permainan air,

menggambar atau melukis atau permainan dramatis seperti dengan boneka. Anak usia

prasekolah sedang mengembangkan rasa identitas, mereka menyadari bahwa mereka

adalah laki-laki atau perempuan. Mereka tahu bahwa memiliki keluarga, komunitas,

atau budaya tertentu (Kyle,2012).

1. Perkembangan emosi anak usia prasekolah (3-4 tahun)

a. Anak mampu menggunakan kata-kata untuk menggambarkan perasaan dasar

seperti sedih, bahagia, marah dan bersemangat.

b. Anak mampu merasakan menyesal dan mengerti dia harus meminta maaf ketika dia

telah melakukan kesalahan, meskipun anda mungkin perlu memberikan banyak

pengingat.

c. Anak merasa murah hati dan menunjukan bahwa dia memahami dalam hidup kita

harus saling berbagi dengan orang lain tetapi jangan berharap dia berbagi sepanjang

waktu.

2. Perkembanga emosi anak usia prasekolah (4-5 tahun)

a. Anak mampu mengguanakan kata-kata untuk menggambarkan perasaan yang lebih

kompleks seperti frustasi/kegagalan, jengkel dan malu.


b. Anak yang mampu menyembunyikan kebenaran tentang sesuatu jika dia merasa

bersalah, malu atau takut.

c. Anak mampu lebih baik dalam mengelola emosi yang kuat seperti kemarahan,

frustasi dan kekecewaan serta memiliki lebih sedikit amarah.

3. Perkembanga emosi anak usia prasekolah (5 tahun)

a. Anak mampu menggunakan kata-kata untuk menggambarkan perasaan yang

kompleks seperti rasa bersalah dan kecemburuan.

b. Anak menjadi lebih sadar akan perasaannya terhadap orang lain dan

menindaklanjutinya, misalnya anak anda mungkin baik kepada teman dan keluarga

dan ingin lebih membantu anda.

c. Anak akan berusaha sungguh-sungguh untuk mengikuti aturan agar terhindar dari

masalah (State Government of Victoria, 2018)

Perkembangan

Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dalam struktur dan fungsi tubuh

yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat di ramalkan, jaringan tubuh,

organ-organ dan system organ diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-

organ dan system organ yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing

dapat memenuhi fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan

tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Cahyaningsih, 2011).

Ciri-ciri perkembangan menurut (Cahyaningsih, 2011) adalah :

a. Perkembangan melibatkan perubahan

b. Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya

c. Perkembangan mempunyai pola yang tetap


d. Perkembangan mempunyai tahap yang berurutan

Perkembangan usia pra sekolah :

1. Perkembangan psikoseksual

Usia pra sekolah ini termasuk fase falik, genitalia menjadi area yang menarik dan

area tubuh yang sensitif. Disini mulai mempelajari adanya perbedaan jenis kelamin

perempuan dan jenis kelamin laki – laki, dengan mengetahui adanya perbedaan alat

kelamin, pada fase ini anak sering meniru ibu dan ayahnya. Misalnya dengan pakaian

ayah/ibunya secara psikologis pada fase ini mulai berkembang superego, yaitu anak

mulai berkurang sifat egosentrinya.

2. Perkembangan Psikososial

Perkembangan inisiatif di peroleh dengan cara mengkaji lingkungan melalui

inderanya, Arah mengembangkan keinginan dengan cara eksploriasi terhadap apa yang

ada di kelilingnya. Hasil akhir yang di peroleh adalah kemampuan untuk menghasilkan

sesuatu sebagai prestasi. Perasaan bersalah akan timbul pada anak tidak mampu

berprestasi sehingga merasa tidak puas atas perkembangan yang tidak tercapai.

3. Sosialisasi

a. Hubungan dengan orang lain selain orang tua termasuk kakek, nenek, saudara, dan

guru-guru di sekolah.

b. Anak memerlukan interaksi yang baik dengan teman yang sebaya untuk membantu

mengembangkan keterampilan sosial.

c. Tujuan utama anak usia pra sekolah adalah membantu mengembangkan

keterampilan sosial anak.


4. Bermain dan mainan

a. Permainan anak usia pra sekolah biasanya bersifat asosiatif, interaktif, dan

kooperatif.

b. Anak usia pra sekolah memerlukan hubungan dengan teman.

c. Aktivitas harus meningkatkan pertumbuhan dan keterampilan motoric seperti :

melompat, berlari dan memanjat.

d. Permainan imitasi, imajinatif fan dramatis sangat dibutuhkan untuk kepentingan

pertumbuhan dan perkembangan anak usia 4-6 tahun

5. Parameter umum

a. Tinggi badan

1) Pertambahan tinggi rata-rata adalah: 6.25 – 7,5 cm/tahun.

2) Tinggi rata-rata anak usia 4 tahun adalah 10,25 cm

b. Berat Badan

1) Pertambahan berat badan rata-rata 2,3 kg/tahun

2) Berat badan rata-rata anak usia 4 tahun 6,8 kg.

6. Perkembangan motorik

a. Motorik kasar

Anak usia prasekolah dapat mengendarai sepedah roda tiga, melalui tangga,

melompat, berdiri satu kaki selama beberapa menit.

b. Motorik halus

 Keterampilan motorik halus menunjukan perkembangan utama yang

ditujukan dengan meningkatnya kemampuan menggambar.


 Anak dapat membangun menara 9 atau 10 blok membuat jembatan dari 3

blok.

 Pada usia empat tahun anak dapat mengikat sepatu, meniru gambar bujur

sangkar, menjiplak segilima.

III. Penutupan

Bimbingan Antisipasi (Anticipatory Guidance) adalah bantuan perawat terhadap

orang tua dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya orang tua

dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan melalui upaya pertahanan nutrisi

yang adekuat, pencegahan kecelakaan dan supervise kesehatan.

Kecelakaan merupakan kejadian yang dapat menyebabkan kematian pada anak.

Kepribadian adalah factor pendukung terjadinya kecelakaan. Orang tua

bertanggungjawab terhadap kebutuhan anak, menyadari karakteristik perilaku yang

menimbulkan kecelakaan waspada terhadap faktor-faktor lingkungan yang

mengancam keamanan anak.

IV. Referensi

Cahyaningsih, D. , S.(2011). Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta :

Rineka Cipta.

DeLaune and Ladner. (2011) . Fundamentals Of Nursing Standards and Practice

Fourth Edition. USA : Delmor Cengage Learning

Mansur, A. R. 2019. Tumbuh Kembang Anak Pra Sekolah. Padang : Andalas University

Press.

Anda mungkin juga menyukai