Anda di halaman 1dari 3

MINGGU II

TOPIK: Respons Sel terhadap Jejas


Oleh: Devina Rivanti Nugita, 1206240695


I.3.1 Degenerasi Hidropik: Mola Hidatidosa
Mola hidatidosa (hydatiform mole) sering disebut sebagai kehamilan buah anggur.
Sediaan diambil dari hasil curretage ibu hamil trimester II yang mengalami abortus.

Perhatikan morfologi Mola Hidatidosa pada CD patologi
atau situs di bawah ini:
http://www.flickr.com/photos/lunarcaustic/2450418886/
http://www.flickr.com/photos/lunarcaustic/2448406013/
http://www.flickr.com/photos/lunarcaustic/2448406497/in/photostream/

Mekanisme apa yang mendasari terbentuknya mola?
r) Degenerasi, terjadinya perubahan biokimia intraselular yang disertai perubahan morfologik
akibat jejas non fatal pada sel. Ketika seluler mengalami cedera yang fatal dan berkelanjutan,
sel dan jaringan cenderung mengakumulasi zat dalam jumlah yang tidak normal. Pada dalam
sel terjadi akumulasi cairan dalam organel sel yang menyebabkan morfologis sel berubah.
Selain itu, terjadi kerusakan yang menimbulkan fragmentasi. Fragmen ini dapat
meningkatkan tekanan osmotik cairan intrasel karena mengandung lemak dan protein. Inilah
awal terjadinya degenerasi albumin. Apabila proses berlanjut disertai peningkatan intensitas
jejas sel sampai timbulnya pembengkakan vesikel, tampak lah vakuola intrasel yang
dinamakan degenerasi vakuoler / hidropik. Degenerasi hidropik yang terjadi pada vili korialis
dinamakan mola hidatidosa.

Berdasarkan perubahan sel yang terjadi, apakah ciri khas yang tampak pada makroskopik dan
mikrokopik mola?
Ciri khas yang terdpat pada makroskopik yaitu terdapat jaringan atau organ yang membesar
dan ada yang terlihat seperti bentuk anggur.
Ciri khas yang terdapat pada mikroskopik yaitu sel yang membesar karena tidak dapat
mempertahankan homeostasis cairan.

Gambarkan anatomi makroskopik dan mikroskopik mola



Gbr I.2.1.a Anatomi makroskopik
Mola Hidatidosa
Gbr I.2.1.b Anatomi mikroskopik Mola
Hidatidosa


Menurut Anda, apakah janin ibu hamil tersebut dapat hidup?
s) Tidak. Berdasarkan referensi dari buku Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi oleh
Sulaiman S (et al) (2004), terdapat dua jenis mola, yaitu hidatidosa komplet (tidak terdapat janin
atau bagian tubuh janin) dan mola hidatidosa parsial (terdapat janin atau bagian tubuh janin).
Pada mola hidatidosa parsial, embrio biasanya mati sebelum trimester pertama. Hal ini
disebabkan perkembangan janin terhambat karena kelainan kromosom. Kariotip umumnya
adalah tripoid sebagai hasil pembuahan satu ovum oleh dua sprma (dispermi). Selain itu,
mola hidatidosa ini bersifat irreversibel dimana seluruh stroma vili yang avaskuler telah larut
menjadi cairan yang mengisi bentuk vili yang menggembung.

Price SA dan Wilson LM. 2005. Patofisiologi, Konsep Klinik Proses- Proses Penyakit. Jakarta: EGC.
Sulaiman S (et al). 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.

FORUM DISKUSI/ONLINE:
1. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas lalu pos-kan jawaban Anda ke forum
diskusi (jawaban harus disertai referensi)
2. Beri respons terhadap jawaban minimal 2 anggota kelompok yang lain
3. Tanyakan hal-hal yang Anda belum jelas mengenai topik minggu ini pada forum
diskusi dan beri respons terhadap pertanyaan anggota kelompok yang lain

Anda mungkin juga menyukai