PADA ANAK
PEMBERIAN DESFERAL PADA
THALASSEMIA
Ns Dian Adriana,M.Kep.
Tujuan Pembelajaran :
Menurunkan/mencegah
transfuse
Kontraindikasi :
Tidak dilakukan pada klien dengan gagal ginjal
KESEIMBANGAN BESI PADA
THALASSEMIA
Absorbsi usus
Normal: 1 Transfusi darah
mg/hari 200 mg/unit
Thal: 1–5 5–15 mg/hari
mg/hari
Kelebihan
besi
Keluaran
(tinja, urin)
1–2 mg/hari
Eleftheriou A. TIF publication 2003
Transfusi darah regular: kelebihan besi
1 unit (dari 420 mL darah donor)
mengandung 200–250 mg besi1
pemecahan Hb + Fe
1) Hemosiderosis
yaitu penumpukan Fe dalam organ baik itu dalam hepar,
spleen, jantung, pancreas, atau kelenjar hypofise
2) Hemocromatosis
yaitu penumpukan Fe di bawah kulit sehingga warna kulit tampak
hitam keabuan.
Deferioksamin (DFO) atau Desferal.
• Dosis DFO pada anak ≤ 3 tahun 20-30 mg/kg
bb/hari dengan monitoring ketat (ES : Gangguan
pertumbuhan)
• Anak > 3 tahun dosis 40-60 mg/kg bb/hari dan
bila mengalami gangguan jantung mendapatkan
dosis 100 mg/kg bb/hari.
• Rute pemberian injeksi SC menggunakan syringe
pump selama 8-12 jam/1 x hari sebanyak 5-7 kali
pemberian/minggu.
• Jika dosis 60-100 mg/kg bb/hari diberikan via
infus selama 24 jam berturut-turut @ hari (1 VIAL
= 500 mg dilarutkan dengan 250 ml NaCl 0.9 %)
selama 8-12 jam/1 x hari .
CARA PEMBERIAN DFO
Lengan
atas
Daerah perut
Daerah
paha
MENDOKUMENTASIKAN TINDAKAN
1. Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan
respon klien selama tindakan dan kondisi setelah
tindakan
2. Mencatat dengan jelas, mudah dibaca,
ditandatangani disertai nama jelas
3. Tulisan yang salah tidak dihapus tetapi dicoret
dengan disertai paraf
4. Catatan dibuat dengan menggunak ballpoint atau
tinta.
Efek samping pemberian deferioksamin :
1. Kemoterapi Induksi
Ditujukan untuk secepat mungkin mengecilkan
massa tumor atau jumlah sel kanker, contoh pada
tomur ganas yang berukuran besar (Bulky Mass
Tumor) atau pada keganasan darah seperti
leukemia atau limfoma, disebut juga dengan
pengobatan penyelamatan.
2. Kemoterapi Adjuvan
Biasanya diberikan sesudah pengobatan yang lain
seperti pembedahan atau radiasi, tujuannya adalah
untuk memusnahkan sel-sel kanker yang masih
tersisa atau metastase kecil yang ada (micro
metastasis).
Pola pemberian kemoterapi…
1. Kemoterapi Primer
Pengobatan utama pada tumor ganas, diberikan
pada kanker yang bersifat kemosensitif, diberikan
dahulu sebelum pengobatan yang lain misalnya
bedah atau radiasi.
2. Kemoterapi Neo-Adjuvan
Diberikan mendahului/sebelum pengobatan
/tindakan yang lain seperti pembedahan atau
penyinaran kemudian dilanjutkan dengan
kemoterapi lagi. Tujuannya untuk mengecilkan
massa tumor yang besar sehingga operasi atau
radiasi akan lebih berhasil guna.
c. Cara pemberian obat kemoterapi.
1. Intra vena (IV)
Kebanyakan sitostatika diberikan dengan cara ini,
dapat berupa bolus IV pelan-pelan sekitar 2 menit,
dapat pula per drip IV sekitar 30 – 120 menit, atau
dengan continous drip sekitar 24 jam dengan
infusion pump upaya lebih akurat tetesannya.
2. Intra tekal (IT)
Diberikan ke dalam canalis medulla spinalis untuk
memusnahkan tumor dalam cairan otak (liquor
cerebrospinalis) antara lain MTX, Ara.C.
3. Radiosensitizer, yaitu jenis kemoterapi yang diberikan
sebelum radiasi, tujuannya untuk memperkuat efek
radiasi, jenis obat untuk kemoterapi ini antara lain
Fluoruoracil, Cisplastin, Taxol, Taxotere, Hydrea.
4. Oral
Pemberian per oral biasanya adalah obat Leukeran®,
Alkeran®, Myleran®, Natulan®, Puri-netol®, hydrea®,
Tegafur®, Xeloda®, Gleevec®.
C. Cara pemberian obat kemoterapi…
2) Syarat
1. Keadaan umum harus cukup baik
2. Penderita mengerti pengobatan dan mengetahui efek
samping yang akan terjadi
3. Faal ginjal ( kadar ureum < 40 mg % dan kadar
kreatinin < 1,5 mg % ) dan faal hati baik
4. Diagnosis hispatologik diketahui
5. Jenis kanker diketahui sensitif terhadap kemoterapi
6. Hemoglobin > 10 gr %
7. Leucosit > 5000 / ml
8. Trombosit > 100.000 / ml
f.Prosedur Pelaksanaan Kemoterapi
1.Persiapan
a. Sebelum diberikan kemoterapi maka harus dipersiapkan ukuran TB, BB,
luas badan, darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi liver, gula darah, urin
lengkap, EKG, foto thorax AP/lateral, Ekokardiografi, BMP.
b. Periksa protokol dan program terapi yang digunakan, serta waktu
pemberian obat sebelumnya.
c. Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, cara pemberian obat.
d. Periksa adanya inform concernt baik dari penderita maupun keluarga.
e. Siapkan obat sitostatika.
f. Siapkan cairan NaCl 0,9 %, D5% atau intralit.
g. Pengalas plastik, dengan kertas absorbsi atau kain diatasnya.
h. Gaun lengan panjang, masker, topi, kaca mata, sarung tangan, sepatu.
i. Spuit disposible 5cc, 10cc, 20 cc, 50 cc.
j. Infus set dan vena kateter kecil.
k. Alkohol 70 % dengan kapas steril.
l. Bak spuit besar.
m. Label obat.
n. Plastik tempat pembuangan bekas.
o. Kardex (catatan khusus).
g. Cara Kerja Pencampuran obat
Semua obat dicampur oleh staf farmasi yang ahli
dibagian farmasi memakai alat “biosafety laminary
airflow” kemudian dikirim ke bangsal perawatan dalam
tempat khusus tertutup. Diterima oleh perawat dengan
catatan nama pasien, jenis obat, dosis obat dan jam
pencampuran.
g. Cara Kerja Pencampuran obat
Bila tidak mempunyai biosafety laminary airflow maka, pencampuran
dilakukan diruangan khusus yang tertutup dengan cara :
a. Meja dialasi dengan pengalas plastik diatasnya ada kertas penyerap
atau kain.
b. Pakai gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sepatu.
c. Ambil obat sitostatika sesuai program, larutkan dengan NaCl 0,9%,
D5% atau intralit
d. Keluarkan udara yang masih berada dalam spuit dengan menutupkan
kapas atau kasa steril diujung jarum spuit.
e. Masukkan perlahan-lahan obat kedalam flabot NaCl 0,9 % atau D5%
dengan volume cairan yang telah ditentukan.
f. Jangan tumpah saat mencampur, menyiapkan dan saat memasukkan
obat kedalam flabot atau botol infus.
g. Buat label, nama pasien, jenis obat, tanggal, jam pemberian serta
akhir pemberian atau dengan syringe pump.
h. Masukkan kedalam kontainer yang telah disediakan.
i. Masukkan sampah langsung ke kantong plastik, ikat dan beri tanda
atau jarum bekas dimasukkan ke dalam tempat khusus untuk
menghindari tusukan.
h. Cara Pemberian kemoterapi
a. Periksa pasien, jenis obat, dosis obat, jenis cairan, volume cairan, cara
pemberian, waktu pemberian dan akhir pemberian.
b. Pakai proteksi : gaun lengan panjang, topi, masker, kaca mata, sarung
tangan dan sepatu.
c. Lakukan tehnik aseptik dan antiseptic.
d. Pasang pengalas plastik yang dilapisi kertas absorbsi dibawah daerah
tusukan infuse.
e. Berikan anti mual ½ jam sebelum pemberian anti neoplastik (primperan,
zofran, kitril secara intra vena).
f. Lakukan aspirasi dengan NaCl 0,9 %.
g. Beri obat kanker secara perlahn-lahan (kalau perlu dengan syringe
pump) sesuai program.
h. Bila selesai bilas kembali dengan NaCl 0,9%
i. Semua alat yang sudah dipakai dimasukkan kedalam kantong plastik dan
diikat serta diberi etiket.
j. Buka gaun, topi, asker, kaca mata kemudian rendam dengan deterjen.
Bila disposible masukkkan dalam kantong plasrtik kemudian diikat dan
diberi etiket, kirim ke incinerator / bakaran.
k. Catat semua prosedur
l. Awasi keadaan umum pasien, monitor tensi, nadi, RR tiap setengah jam
dan awasi adanya tanda-tanda ekstravasasi
i. Efek samping kemoterapi.
Umumnya efek samping kemoterapi terbagi atas :
1. Efek samping segera terjadi (Immediate Side Effects)
yang timbul dalam 24 jam pertama pemberian,
misalnya mual dan muntah.
2. Efek samping yang awal terjadi (Early Side Effects)
yang timbul dalam beberapa hari sampai beberapa
minggu kemudian, misalnya netripenia dan
stomatitis.
3. Efek samping yang terjadi belakangan (Delayed Side
Effects) yang timbul dalam beberapa hari sampai
beberapa bulan, misalnya neuropati perifer,
neuropati.
4. Effek samping yang terjadi kemudian ( Late Side
Effects) yang timbul dalam beberapa bulan sampai
tahun, misalnya keganasan sekunder.
i. Efek Samping Kemoterapi
Efek samping dapat muncul ketika sedang dilakukan pengobatan atau beberapa
waktu setelah pengobatan. Efek samping yang bisa timbul adalah:
1. Lemas
Efek samping yang umum timbul. Timbulnya dapat mendadak atau perlahan. Tidak
langsung menghilang dengan istirahat, kadang berlangsung hingga akhir
pengobatan.
2. Mual dan Muntah
Ada beberapa obat kemoterapi yang lebih membuat mual dan muntah. Selain itu
ada beberapa orang yang sangat rentan terhadap mual dan muntah.
3. Gangguan Pencernaan
Beberapa jenis obat kemoterapi berefek diare. Bahkan ada yang menjadi diare
disertai dehidrasi berat yang harus dirawat. Sembelit kadang bisa terjadi.
4. Sariawan
Beberapa obat kemoterapi menimbulkan penyakit mulut seperti terasa tebal atau
infeksi. Kondisi mulut yang sehat sangat penting dalam kemoterapi
5. Rambut Rontok
Kerontokan rambut bersifat sementara, biasanya terjadi dua atau tiga minggu
setelah kemoterapi dimulai. Dapat juga menyebabkan rambut patah di dekat kulit
kepala. Dapat terjadi setelah beberapa minggu terapi. Rambut dapat tumbuh lagi
setelah kemoterapi selesai.
6. Otot dan Saraf
Beberapa obat kemoterapi menyebabkan kesemutan dan mati rasa pada jari
tangan atau kaki serta kelemahan pada otot kaki. Sebagian bisa terjadi sakit pada
otot.
j. Efek pada Darah
Higiene oral
Klinis :
Eritema, ekskoriasis, ulserasi, pseudomembran,
perdarahan
Stomatitis
Higiene oral
Atasi penyebab :
- Perbaiki nutrisi, hentikan obat, atasi infeksi,
hindari makanan terlalu
panas/dingin/pedas/keras.
Anaestesi & Anti Radang Lokal :
Lignocaine Visc. 2%, 15 ml / 4 jam
Benzocaine Sol. 20%, 10-15 ml / 4 jam
Triamcinolone Acetonide Ointment Inorabase
Benzydamide Sol. 0,15%, 15 ml / 4 jam
Diphenhydramine elixir + Kaopectat eq. 15-30 ml / 2-4 jam
Diphenhydramine + Al OH + Liqnocaine Visc.
eq. sol., 15-30 ml / 2-4 jam
• Antiseptik : Povidon Iodine
• Antibiotika : sesuai kuman penyebab
• Anti Jamur : Nystatin Susp., Amphotericin
Loz/Susp., Clotrimazole Loz./Susp., Miconazole
gell. Ketokonazole tab, Fluconazole tab.
• Antivirus Herpes : Acyclovir 5 x 200 mg/hr 7-10
hr
• Halitosis : Metronidazole 250 mg 3-4x/hr p.o. /
Topikal + kumur H2O2 1% 4x/hr
- Hipogeusia - Ageusia - Dysgeusia
Penyebab : 25-50%
• Ujung syaraf rasa (bedah, radioterapi,
khemoterapi) higiene oral jelek, tumor nekrotik,
stomatitis, xerostomia, lesi N-VII, gangguan
metabolik, penyakit kankernya sendiri
Terapi :
• Atasi penyebab
• Diskusikan dgn penderita makanan yg diinginkan
• Kortikosteroid, alkohol (appetite stimulants)
mual adalah perasaan tidak enak
berhubungan dengan saluran cerna bagian
atas diikuti rasa ingin muntah, pucat,
berkeringat, salivasi dan takhikardi
Terapi Farmakologik :
1. Antagonis Reseptor 5HT3
– Ondansetron 4-8 mg p.o/iv 8-12 jam
– Granisetron 3-9/hari
– Tropisetron 5 mg/hari
3. Phenothiazine
– Chlorpromazine HCl 25-35 mg/hari dibagi dalam 2-3 dosis
Mual dan Muntah
Terapi Farmakologik :
4. Glukokortikoid
– Dexametason 4-12 mg/hari dibagi dalam 3-4 dosis
5. Antihistamin
– Cyclizine 50 mg p.o tiap 4-6 jam/hari
– Diphenhydramine 25-50 mg tiap 4-6 jam
6. Benzodiazepin
– Lorazepam 0,5-2 mg tiap 4-6 jam/hari
Konstipasi dan diare
Konstipasi
• Sulit bab dan frekwensinya jarang, faeses
dapat keras, normal/lunak
Malignancy
Directly due to tumour
Intestinal obstruction due
i) tumour in the bowel wall
ii) external compression by
abdominal of pelvic tumour
fisik diagnostik
penunjang
• atasi penyebab
• colok dubur
tonus dan refleks anus
ada tidaknya faecs konsistensinya
Anamnesis
Frekwensi, konsistensi faeces, waktu, diet,
serat berlebihan, obat-obat termasuk
laksan
Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
Analisa faeces, radiografi abdominal
Penatalaksanaan
1. Terapi suportif
Rehidrasi oral / parenteral, penataan diet
2. Terapi spesifik
Terapi spesifik
Couse Treatment
Fat malabsorption Pancreatin (may be more effective if
H2 antogonist given before meals)
Chologenic diarrhoea Cholestyramine 4 – 12 g three times
daily
Radiation diarrhoea Cholestyramine 4 – 12 g three times
daily or aspirin
Codeine 10 – 30 mg 4 – 6 hrs PO
Hydrocodone 5 mg 4 – 6 hrs PO
Penyebab :
- Obstruksi saluran nafas (Nasal, trachea,
bronchial)
- Penurunan fungsi jaringan paru
- Efusi pleura
- Gangguan ventilasi
- Gangguan pada sistem kardiovaskuler
- Anemia
- Anxietas
• Umum : jangan panik, tenangkan penderita bantu
mengambil posisi nyaman, longgarkan pakaian,
perbaiki sirkulasi udara, relaksasi, oxygen
• Tx. Spesifik : reseksi, stenting, radioterapi,
drainase
• Tx. Simtomatik :- Bronkhodilator nebuliser/oral
- Kortikosteroid
- Opioid nebuliser/oral
- Anestesi lokal
- Anticholinergic
- Respiratory panic : Midazolam/CPZ
Batuk darah warna merah cerah, berbuih
sering bercampur dahak
Penyebab :
- tumor (primer, metastasis)
- infeksi
- khemoterapi
- gagal jantung
- diatesis hemoragik
- trauma
Hemoptisis
Terapi :
- Efusi pleura minimal dan asimptomatik
tak perlu terapi
- Aspirasi pleura pleurodesis atau pleurektomi
1.Limfedema
Pembengkakan pada ekstremitas bersifat
non pitting, tidak membaik dengan istirahat
dan menyebabkan rasa tidak nyaman dan
gangguan fungsi ekstremitas
Penyebab :
Obstruksi/terganggunya/terpotongnya
sistem limfatik akibat tindakan bedah,
radioterapi atau infiltrasi tumor
Limfedema kaki kanan
• Perawatan kulit dan kuku
• Hindari trauma
• Massage
• Latihan gerakan aktif dan waktu istirahat
posisi elevasi
• Compression pumps
• Pemasangan Ellastic Bendage
• Tindakan bedah tidak memberi hasil yang baik
Sistem Kardiovaskuler
• Terapi Farmakologik :
terapi,
terapi
perawatan luka kanker, + compression
banndages bersamaan
Terapi
Limforoe
keluarnya cairan limfe melalui kulit pada
limfoedema
Terapi
Ellastic bandages dilepas bila basah diganti
yang baru
1. Obstruksi traktus urinarius
Penyebab :
Atas (renal, pelvis renalis, ureter)
Infiltrasi tumor, struktur, fibrosis retro
peritoneal, blood clott
Bawah (vu, uretra)
Infiltrasi tumor, BPH, blood clott, striktur
uretra, faecal impaction, detrusor
failure, eso anticholinergic, neurogenic
Obstruksi bawah :
Kateterisasi, tindakan bedah radioterapi,
laser terapi reseksi endoskopik
Obstruksi atas :
Retrograde ureteric stenting
Percutaneous nephrostomy
Perawatan Ulkus Kanker
2. Hindari penekanan
khususnya pada daerah penonjolan-penonjolan tulang
5. Edukasi
kepada penderita dan keluarga tentang pentingnya
program pencegahan dan peran keluarga
Infeksi
Tumor Fever
- Proses Inflamasi
- Nekrosis
Kecurigaan Infeksi