Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN PENDERITA CA PROSTAT

DOSEN PENGAMPU :
Leo Yosdimyati Romli, S.Kep.,Ns.,M.kep

Disusun Oleh :
Kelompok 8

1. Wulan Nur Vania Septiani 213210055


2. Hartinus Alif Alamsyah 213210075
3. Virda Adimia Virnanda 213210100
4. Afifah 213210104

INSTITUT TEKNOLOGI SAINS DAN KESEHATAN


INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

Jalan. Kemuning no.57A. candi Mulyo,kec. Jombang, Kabupaten


Jombang, JawaTimur, Kode pos: 61419
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat melaksanakan penulisan makalah ini.

Adapun makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Dewasa agar bisa tercapai sistem pembelajaran semester ini.
Dalam rangka pembuatan makalah dan asuhan keperawatan ca prostat oleh sebab
itu, sudah sepatutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Leo Yosdimyati Romli, S.Kep.,Ns.,M.Kep selaku dosen pengampu yang
telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.
2. Teman-teman sekelompok
Penyusun menyadari dalam pembuatan makalah ini tentunya masih banyak
kekurangan. Guna memperbaiki laporan makalah ini agar menjadi lebih baik, maka
penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang membaca laporan
ini.

Kelompok 8

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 1

A. Pengertian ........................................................................................................... 1

B. Etiologi................................................................................................................ 1

C. Patofisiologi ........................................................................................................ 1

D. Pathway ............................................................................................................... 3

E. Manifestasi Klinis ............................................................................................... 4

F. Komplikasi .......................................................................................................... 4

G. Pemeriksaan Penunjang ...................................................................................... 4

H. Penatalaksanaan .................................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN KASUS ......................................................................................... 6

A. Pengkajian ........................................................................................................... 6

B. Analisa Data ...................................................................................................... 13

C. Diagnosa Keperawatan ..................................................................................... 14

D. Intervensi Perencanaan ..................................................................................... 14

E. Implementasi Keperawatan ............................................................................... 17

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 20

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 20

B. Saran ................................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 21

iii
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah
kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat mengalami
mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat menyebar secara
metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya, terutama tulang dan lymph node
(Hendrianto,2017).

B. Etiologi
Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab timbulnya adenokarsinoma prostate
adalah (Hendrianto,2017) :
1. Predisposisi genetic
Kemungkinan untuk menderita kanker prostate menjadi dua kali jika saudara
laki-lakinya menderita penyakit ini. Kemungkinannya naik menjadi lima kali
jika ayah dan saudaranya juga menderita.
2. Pengaruh hormonal
Adanya perubahan keseimbangan antara hormon testosteron dan estrogen pada
usia lanjut.
3. Diet
Diet yang banyak mengandung lemak, susu yang berasal dari binatang, daging
merah dan hati diduga meningkatkan kejadian kanker prostate. Beberapa nutrisi
diduga dapat menurunklan insidens kanker prostate, adalah Vitamin A, Beta
karoten, Isoflavon atau Fitoestrogen yang banyak terdapat pada kedelai, likofen
(anti oksidan karotenoit yang banyak terdapat pada tomat). Selenium (terdapat
pada ikan laut, daging, biji-bijian), dan vitamin E.
4. Pengaruh lingkungan
Kanker prostate lebih banyak diderita oleh bangsa afrika amerika yang berkulit
hitam dari pada kulit bangsa putih. Pada penelitian yang lain didapatkan
bahwa bangsa asia (cina dan jepang lebih sedikit menderi penyakit ini).
C. Patofisiologi
Kanker akan menyebakan penyempitan lumen uretra pars prostatika dan akan
menghambat aliran urin. Keadaan ini menybabkan penekanan intraavesikal, untuk
dapat mengeluarkan urin buli-buli harus dapat berkontraksi kuat guna melawan

1
tahanan itu. Kontraksi yang terus-menerus menyebabkan perubahan anatomik dari
buli-buli berupa hipertrofi detrusor, trabekulasi, terbentuknya selula, sakula, dan
divetikel buli-buli. Fase penebalan ototdetrusor ini disebut fase kompensasi
(Krupski,2017).
Perubahan struktur pada buli-buli dirasakan oleh pasien sebagai keluhan pada
saluran kemih sebelah bawah atau lower urinary track symptom (LUTS) yang dahulu
dikenal dengan gejal-gejal prostatismus, dengan semakin meningkatnya retensi
uretra, otot detrusor masuk ke dalam fase dekompensaasi dan akhirnya tidak mampu
lagi untuk berkontraksi sehingga terjadi retensi urin. Tekanan intravesikal yang
semakin tinggi akan diteruskan ke seluruh bagian buli-buli ke ureter atau terjadi
refluk vesico-ureter. Keadaan ini jika berlangsung terus akan mengakibatkan
hidroureter, hidronefrosis, bahkan akhirnya akan dapat jatuh kedalam gagal ginjal
(Krupski,2017).
Berkembangnya tumor yang terus menerus dapat terjadi perluasan langsung ke
uretra, leher kandung kemih dan vesika semmininalis. Ca Prostat dapat juga
menyebar melalui jalur hematogen yaitu tulang – tulang pelvis vertebra lumbalis,
femur dan kosta. Metastasis organ adalah pada hati dan paru (Krupski,2017).
Proses patologis lainnya adalah penimbunan jaringan kolagen dan elastin diantara
otot polos yang berakibat melemahnya kontraksi otot. Selain tu terdapat degenerasi
sel syaraf yang mempersarafi otot polos. Hal ini dapat mengakibatkan terjadinya
hipersensitivitas pasca fungsional, ketidakseimbangan neurotransmiter, dan
penurunan input sensorik, sehingga otot detrusor tidak stabil. Karena fungsi otot
vesika tidak normal, maka terjadi peningkatan residu urin yang menyebabkan
hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas (Krupski,2017).

2
D. Pathway

Faktor Penyebab :
Genetik,hormonal, infeksi dan lingkungan

Pertumbuhan abnormal sel

Kematian Sel Mutasi Gen


Normal

Sel abnormal membentuk Klon

Berproliferasi abnormal

Perubahan Jaringan Sekitar

Sel Menginfiltrasi jaringan


sekitar
Limfe dan Pembuluh-pembuluh

Metastase
((((Krupski,2017)

Jaringan Prostat
S. T1 : pembesaran
Prostat
Ca Prostat
Disfungsi Seksual

S. T2 : Tumor teraba Radikal prostatektomi


masih di kelenjar prostat Obs.saluran kemih

Mengenai leher buli-buli bawah


S. T3 : Tumbuh keluar
dari kapsul prostat
Retensi urin
Hormonal. Kom Hormonal
S. T4: Tumor terfiksir Radioterapi & Pembedahan
kejaringan sekitar Hambatan Eliminasi urine
Orchiectomy
Anoreksia,
Metastasis pada Tulang mual & muntah
Nyeri akut

Nyeri Tekan Resiko Infeksi Intake tidak adekuat

Intolenrasi aktivitas Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan

3
E. Manifestasi Klinis
Manisfestasi yang tampak dapat berupa gejala-gejala obtruksi saluran kemih,
penurunan berat badan, anemi, atau nyeri tulang. Kanker prostate asimtomatik atau
berkaitan dengan peningkatan frekuensi keinginan berkemih, serta penurunan
tekanan aliran urin. Ejakulat mungkin mengandung darah dan pada kasus lanjut,
dapat timbul nyeri punggung (Krupski,2017).

F. Komplikasi
1. Kanker prostate progresif yang tidak diterapi memiliki angka kematian yang
sangat tinggi (> 90%) (Junaidi,2017).
2. Kanker testis dapat bermetastasis keparu, kelenjar l,imfe atau susunan syaraf
pusat (Junaidi,2017).
3. Angka bertahan hidup pada kanker prostate bergantung pada stadium saat
didiagnosis. Sebagian besar pria yang didiagnosis berada pada stadium D
akan meninggal dalam waktu 3-5 tahun (Junaidi,2017).
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Ultrasonografi transrektal (TRUS)
Pada pemeriksaan ultrasonografi transrektal dapat diketahui adanya area
hipo-ekoik (60%) yang merupakan salah satu tanda adanya kanker prostate
dan segaligus mengetahui kemungkinan adanya ekstensi tumor
ekstrakapsuler. Selain itu dapat diambil contoh jaringan pada area yang
dicurigai keganasan melalui biopsy aspirasi dengan jarum halus (BAJAH)
(Junaidi,2017).
2. CT scan dan MRI
Scan diperiksa jika dicurigai adanya metastasis pada limfonudi (N), yaitu
pada pasien yang menunjukan skor Gleason tinggi (>3) atau kadar PSA
tinggi (Junaidi,2017).
3. Bone scan
Pemeriksaan sintigrafi pada tulang dipergunakan untuk mencari metasis
hematogen pada tulang (Junaidi,2017).

4
H. Penatalaksanaan
1. Observasi
Untuk pasien dalam stadium A dengan umur harapan hidup kurang dari 10
tahun (Ferris,2018).
2. Radiasi
Untuk pasien berusia lanjut atau pasien dengan tumor loko-invasif dan
tumor yang mengadakan metastasis (Ferris,2018).
3. Prostatektomi radikal
Pasien yang berada pada stadium B dan C dan tumor stadium A pada pria
muda. Yaitu berupa pengangkatan kelenjar prostate secara bedah
(Ferris,2018).
4. Terapi hormonal
Tumor stadium D diterapi dengan pemberiaqn hormone untuk
memperlambat penyebaran penyakit dan tindakan-tindakan paliatif untuk
mengurangi nyeri. Terapi hormone antara lain adalah obat-obat anti
androgen, terapi estrogen dan obat-obat ayng menghambat pelepasaan
Gonadotropin-releasing hormone hipotalamus (leuprolide) dapat dilakukan
orkitektomi (pengangkatan testis) bersamaan dengan terapi hormone
(Ferris,2018).

5
BAB II

TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Hari/Tanggal pengkajian : 26 Februari 2018
1. IDENTITAS
Nama : Tn. I
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 62 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pensiunan Depdiknas
Alamat : Jl. N
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Jawa / Indonesia
Status Perkawinan : Kawin
Diagnose Medis : Cancer Prostat
Nomor Rekam Medik : 054xxx

2. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB


Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 54 tahun
Pekerjaan : Guru
Alamat : Jl. N
Hubungan dengan Klien : Istri

3. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan nyeri saat BAK dan merasa nyeri pada bagian
perut bawah tengah.
P : Luka sayatan post operasi
Q : Tersayat
R : Bagian perut bawah tengah dan skrotum
S:4
T : terus menerus lebih terasa bila akan BAK

6
b. Riwayat Kesehatan/Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan BAK tidak lancar, terasa nyeri dan panas serta
pancaran tidak jauh, terasa ada sisa, sifatnya terus menerus sejak 1
minggu yang lalu. Klien juga merasa kesulitan dalam BAB,
konsistensi keras dan lama baru keluar setelah itu pasien dilakukan
pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan lab dan radiologi dan
didiagnosa kanker prostat setelah itu diberikan tindakan medis
berupa pemebdahan orchiectomy.
c. Riwayat Kesehatan / Penyakit Dahulu
Pasien mengatakan 3 tahun yang lalu pernah memiliki riwayat BAK
tidak lancar dan pernah BAK bercampur dengan darah.
d. Riwayat Kesehatan / Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa keluarga pasien tidak memilki riwayat
penyakit kanker prostat tetapi memiliki tekanan darah rendah dan
diabetes mellitus.

4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
TTV = TD : 100/80 mmHg
N : 98 x/menit
RR : 18 x/menit
T : 37,6 ºC
Tingkat kesadaran
- composmentis
GCS : E= 4 V=5 M=6
Antropometri
TB : 160 cm
BB : 55 kg
IMT : 21.48 (Normal)
b. Kulit
Keadaan umum kulit tampak kering, kulit teraba kasar, akral terasa
hangat, tidak adanya ulkus/luka, turgor kulit kembali lebih dari 3
detik, warna kulit kuning langsat agak pucat dan tidak ada bentuk
kelainan lain dari kulit
c. Kepala dan Leher

7
Distribusi rambut bersih, keadaan umum kepala normal, dan tidak
adanya kelainan pada kepala secara umum.
d. Penglihatan dan Mata
Keadaan mata pasien secara umum normal dan pasien dapat melihat
dengan normal, konjungtiva ikterik, tidak ada abnormalitas pada
mata/kelopak tidak ada mata, pasien tidak menggunakan alat bantu
penglihatan.
e. Penciuman dan Hidung
keadaan umum hidung pasien normal, tidak ada sumbatan pada
hidung, tidak ada polip, tidak ada peradangan, tidak ada cuping
hidung, dan pasien dapat membeda aroma kopi dan minyak kayu
putih.
f. Pendengaran dan Telinga
Keadaan umum telinga pasien normal, pasien dapat mendengar suara
perawat dan merespon dengan baik, pasien tidak mennggunakan alat
bantu pendengaran, tidak adanya kelainan bentuk dan kelainan
lainnya.
g. Mulut dan Gigi
Keadaan umum mulut normal dan gigi tidak ada yang berlubang,
pasien menelan dapat menelan makan dengan baik, tidak adanya
peradangan pada mulut, tidak adanya kelainan bentuk atau kelaianan
lain.
h. Dada, Pernafasan dan Sirkulasi
Inspeksi : ekspansi dada normal,dada terlihat
simetris, ictus cordis tak tampak
palpasi : dada nampak simestris
perkusi : paru – paru terdengar sonor
auskultasi : suara S1 dan S2 tunggal , tidak ada suara
jantung tambahan
i. Abdomen
Inspeksi :Keadaan umum abdomen normal,
pergerakan nafas normal, pada abdomen
bagian bawah tampak ada luka post op
dengan panjang jahitan 7 cm dan lebar 1 cm.
Auskultasi : Peristaltic usus 18x/menit

8
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada bagiah bawah
abdomen.
Perkusi : Terdengar bunyi timpani di abdomen.
P : Luka sayatan post operasi
Q : Tersayat
R : Bagian perut bawah tengah dan skrotum
S:4
T : terus menerus lebih terasa bila akan BAK
j. Genetalia dan Reproduksi
Inspeksi : Tampak ada luka post op pada skrotum
dengan panjang jahitan 10 cm dan lebar
kurang lebih 2 cm .
Palpasi : tidak ada pengerasan pada ventral penis.
P : Luka sayatan post operasi
Q : Tersayat
R : Bagian perut bawah tengah dan skrotum
S:4
T : terus menerus lebih terasa bila akan BAK

k. Ekstremitas Atas dan Bawah


Ekstermitas Atas
Inspeksi : Tampak Ekstermitas atas normal
Palpasi : ekstremitas atas normal
Eksterimitas Bawah
Inspeksi : Tampak eksterimitas bawah normal
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada kaki pasien
sebelah kanan.

9
5. KEBUTUHAN FISIK, PSIKOLOGI, SOSIAL DAN SPIRITUAL
a. Aktivitas dan Istirahat (di rumah/ sebelum sakit dan di rumah
sakit/saat sakit)
Di rumah : Pasien dapat melakukan aktivitas seperti biasa
tanpa dibantu dan pasien merasa istirahatnya cukup
Di RS : Selama pasien dirawat, aktivitas pasien dibantu
oleh keluarga dan pasien juga mengalami susah
tidur akibat nyeri di bagian perut. Pasien tidur
hanya bisa tidur 4 -5 jam.
b. Personal Hygine
Di rumah : pasien selalu menjaga kebersihan diri secara
mandiri seperti mandi 3 kali sehari.
Di RS : pasien dibantu perawat untuk membersihkan diri
dan menyeka
c. Nutrisi
Di rumah : pasien mengatakan bahwa makanan kurang teratur
saat di rumah dan pasien dapat memenuhi nutrisi
kebutuhannya secara mandiri.
Di RS : pasien mengatakan bahwa makanannya cukup
terjaga dan dibantu oleh keluarga.
d. Eliminasi (BAB dan BAK)
Di rumah : pasien mengatakan BAK tidak lancar selama 1
minggu terakhir dan sering terasa nyeri.
Di RS : pasien mengatakan bahwa untuk BAK pasien
sering merasakan kesakitan dan urine keluar
sebanyak 600–700 ml dalam 24 jam, keluar sedikit-
sedikit, menetes, sering dan terasa nyeri. Kadang
ada retensi urine.
e. Seksualitas
Pasien sudah menikah sehingga untuk pasien mengalami keluhan
sulit berhubungan dengan istri.

f. Psikososial

10
Pasien sudah mengetahui tetapi belum bisa menerima mengenai
penyakit yang dialami pasien namun banyak dukungan untuk
kesembuhan pasien dari keluarga dan tetangga yang mengunjungi
pasien.
g. Spritual
Pasien sangat percaya bahwa Tuhan akan menyembuhkan pasien.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
Hb : 15,1 g/dl.
PCV : 0,47 %
MCV : 75 FL
LED : 102 mm/jam.
Pemeriksaan mikrobiologi
Bahan urine:
Kultur/biakan : - mikroba pseudomonas Aerugenesa.
- jumlah kuman > 10.000/ml

Test kepekaan antibiotika (sensitivity test).


DAM 10 test = 3 sensitive : 7 resistent.
Bahan Urine :
Laporan pemeriksaan Mikroskopik terima bahan urine.
Kesimpulan : sediaan hanya mengandung sedikit sel epitel
squamouse, sel transitional dan sel radang mononuclear, sel
ganas tidak ada.
2. Pemeriksaan Radiologi
IVP/BOP
Kesimpulan : kronik non obstruktic Pyelonephritis Bilateral.
USG Ren / Buli urologis
Kesimpulan:
Ren : Besar normal, intensitas echokorteks normal, batas sinu
korteks jelas, tampak ectasis ringan pelviocalyceal, Tak
Tampak kista atau abses.
Buli-Buli : Besar normal, dinding tidak menebal, tidak tampak batu,
tampak Blood Cloth.
Laporan Endoskopi

11
Indikasi : Ca Prostat.
Tectal Toucher : BPH Jr II
TUR-P (Prostat) :
- Irigan : Glicine/H2O : 10 liter.
- Berat Spesiment : 25 gram.
- Waktu : 30 menit.

7. TERAPI FARMAKOLOGI ( OBAT-OBATAN )


Infus RL : D5= 2 : 3 20 tetes/menit.
Amoksicillin 3 x 500 mg.
Calnex 3 x 2 tablet
Ciprofloxacin 500mg 2 x 1
Diit: TKTP
.

12
B. Analisa Data
Data Etiologi Masalah
DS : Agen injuri fisik Nyeri Akut
-Pasien mengatakan merasa
nyeri pada saat BAK
- P : Luka sayatan post operasi
Q : Tersayat
R : Bagian perut bawah
tengah dan skrotum
S :4
T : terus menerus lebih
terasa bila akan BAK
DO :
- Tampak pasien meringis dan
tampak melindungi bagian
kelamin dan perut bagian
bawah
- Tampak ada bekas post
operasi orchietomy
Ds : Kelemahan umum Intolenrasi Aktivitas
- Pasien mengatakan kalau
badannya terasa lemah dan
dalam kegiatan sehari-hari
masih dibantu keluarga
Do :
- Pasien tampak lemah dan
berbaring ditempat tidur
- Tampak aktivitas pasien
dibantu oleh keluarga pasien
Ds : Faktor-faktor resiko: Resiko Infeksi
- Pasien mengatakan luka post - Prosedur infasif
operasinya masih terasa - Ketidakcukupan
nyeri pengetahuan untuk
Do : menghindari paparan
- Terdapat luka yang diperban patogen

13
di bagian perut abdomen - Trauma
tengah luka post op -Kerusakan jaringan
panjangnya kurang lebih 7 dan peningkatan
cm dan lebar 1 cm, terdapat paparan lingkungan
juga luka post op diskrotum -Peningkatan paparan
panjang kurang lebih 10 cm lingkungan patogen
dan lebar kurang lebih 2 cm -Penyakit kronik
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik
2. Intolenrasi aktivitas berhuhungan dengan kelemahan umum
3. Resiko infeksi
D. Intervensi Perencanaan
No Diagnosa NOC NIC
Keperawatan
1. Nyeri Akut Pain control Pain Management
Setelah dilakukan  Lakukan pengkajian
tindakan keperawatan nyeri secara
selama 1x 24 jam pasien komprehensif
menunjukkan nyeri akut termasuk
teratasi dengan Kriteria lokasi,karakteristik,
hasil : durasi,frekuensi
 Mampu mengontrol kualitas dan faktor
nyeri presipitasi
 Melaporkan bahwa  Observasi reaksi
nyeri berkurang nonverbal dari
dengan ketidaknyamanan
menggunakan  Gunakan teknik
manajemen nyeri komunikasi
 Menyatakan rasa terapeutik untuk
nyaman setelah nyeri mengetahui
berkurang pengalaman nyeri
pasien
 Pilih dan lakukan
penanganan nyeri

14
(farmakologi dan
non farmakologi
serta interpersonal)
2. Intolenrasi Aktivitas Energy conservation Energy Management
Setelah dilakukan 1. Monitor TTV
tindakan keperawatan 2. Monitor pasien akan
selama 1x 24 jam pasien adanya kelelahan
menunjukkan intoleransi 3. Monitor nutrisi dan
aktivitas teratasi dengan sumber energi
kriteria hasil: tangadekuat
1. Berpartisipasi dalam 4. Observasi adanya
aktivitas fisik tanpa pembatasan klien
disertai peningkatan dalam melakukan
tekanan darah, nadi dan aktivitas
RR 5. Dorong anal untuk
2. Mampu melakukan mengungkapkan
aktivitas sehari hari perasaan terhadap
(ADL keterbatasan

3. Resiko Infeksi Knowledge : Infection Infection Contol


Control  Bersihkan lingkungan
Setelah dilakukan setelah dipakai pasien
tindakan keperawatan lain
selama 1x 24 jam pasien  Ajarkan pasien dan
tidak mengalami resiko keluarga tanda dan
infeksi dengan Kriteria gejala infeksi
hasil :  Ajarkan cara
 Klien bebas dari tanda menghindari infeksi
dan gejala infeksi
 Mendeskripsikan proses
penularan penyakit,
faktor yang
mempengaruhi
penularan serta
penatalaksanaanya

15
 Menunjukan
kemampuan untuk
mencegah timbulnya
infeksi

16
E. Implementasi Keperawatan
No Implementasi Evaluasi tindakan
1. 1) Melakukan pengkajian nyeri 1) Menanyakan pasien dengan metode
secara komprehensif pqrst.
termasuk 2) Memperhatikan reaksi pasien.
lokasi,karakteristik, 3) Menanyakan pengalaman nyeri pasien
durasi,frekuensi kualitas dan menggunakan bahasa yang mudah
faktor presipitasi dipahami pasien.
2) Mengobservasi reaksi 4) Mengajarkan pasien teknik relaksasi
nonverbal dari pada saat nyeri pasien muncul.
ketidaknyamanan
3) Menggunakan teknik
komunikasi terapeutik untuk
mengetahui pengalaman
nyeri pasien
4) Memilih dan melakukan
penanganan nyeri
(farmakologi dan non
farmakologi serta
interpersonal)
2. 1) Memonitor TTV 1. Melakukan pemeriksaan TTV dan
2) Memonitor pasien akan tulis hasil TTV
adanya kelelahan 2. Apakah pasien tampak dan mengeluh
3) Memonitor nutrisi dan lelah saat melakukan aktivitas
sumber energi tangadekuat 3. Pastikan pasien memakan makanan
4) Mengobservasi adanya yang tinggi protein dan karbohidrat
pembatasan klien dalam 4. Pasien melakukan aktivitas akan
melakukan aktivitas tetapi dibantu keluarga , dan tidak
5) Mendorong anal untuk melakukan aktivitas yang menguras
mengungkapkan perasaan tenaga
terhadap keterbatasan 5. Pasien mengungkapkan adanya
kelelahan saat melakukan aktivitas
3. 1) Membersihkan lingkungan 1. Melakukan bed making dan
setelah dipakai pasien lain membersihkan tempat tidur pasien
2) Mengajarkan pasien dan dengan DTT

17
keluarga tanda dan gejala 2. Pasien dan keluarga pasien
infeksi mengetahui tanda dan gejala infeksi
3) Mengajarkan cara 3. Pasien dan keluarga pasien
menghindari infeksi mengetahui dan dapat
mempraktekkan cara menghindari
infeksi seperti cuci tangan

F. Evaluasi

No
DX EVALUASI
1 S: - Pasien mengatakan lebih nyaman dan tidak merasa nyeri lagi pada
saat BAK
O: - Pasien tidak meringis lagi dan tidak melindungi bagian abdomen
bagian bawah
A: - Masalah teratasi
P: - Hentikan Intervensi
2 S : - Pasien mengatakan mampu melakukan aktivitas ringan tanpa
kelelahan
- Pasien mengatakan jika melakukan aktivitas yang berat dibantu
keluarga
O: - Pasien tampak melakukan aktivitas sehari-hari
- TTV dalam batas normal
A: - Masalah teratasi

P: - Hentikan Intervensi
3 S : - Pasien mengatakan nyeri pada luka post op pasien sudah mendingan
- Pasien mengatakan bisa melakukan hal yang mengurangi resiko infeksi

O: - Pasien dan keluarga pasien sudah mengetahui tanda dan gejala


infeksi
- Pasien dan keluarga pasien dapat mempraktekkan cuci tangan 6
langkah sebagai cara mengurangi resiko infeksi
A: - Masalah teratasi

18
P: - Hentikan Intervensi

19
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker prostat adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat,
sebuah kelenjar dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel
prostat mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Penyakit
ini disebabkan karena sulitnya ejakulasi dan gejala yang dibiasanya dialami
penderita penyakit ini adalah sulit buang air kecil dan kandung kemih terasa
penuh.
B. Saran
1. Bagi seorang perawat perlu memperhatikan kondisi klien secara
komprehensif, tidak hanya fisik tetapi semua aspek manusia sebagai satu
kesatuan yang utuh meliputi bio, psiko, sosial, kultural.
2. Bagi mahasiswa diharapkan makin memperbanyak pengetahuan dari
berbagai referensi tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan ca
prostat.
3. Bagi dunia keperawatan diharapkan berperan serta dalam peningkatan
kualitas perawatan dengan cara menyediakan akses yang mudah bagi
perawat untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang sesuai dengan
perkembangan untuk mengatasi masalah pada pasien dengan ca prostat.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hendrianto, 2017. Profil Penderita Adenokarsinoma Prostat di Laboratorium Patologi


Anatomi kota Medan Tahun 2016, Universitas Sumatera Utara.

J Ferrís-i-Tortajada, dkk., 2018. Non-dietary environmental risk factors in prostate


cancer. Actas Urol Spain.

Junaidi, F., 2017. Hubungan Antara Grading Histopatologi (Gleason Score) dan Level
PSA pada Kanker Prostat di Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan,
Universitas Sumatera Utara.

Krupski, T.L., 2017. Prostate Cancer, University of Virginia School of Medicine.

Mullins JK1, Loeb S., 2017. Environmental exposures and prostate cancer.

21

Anda mungkin juga menyukai