NIM : 202001018
Kulit merupakan organ tubuh yang paling luas yang berkontribusi terhadap
total berat tubuh sebanyak 7 %. Keberadaan kulit memegang peranan penting
dalam mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan, dan mencegah
masuknya agen-agen yang ada di lingkungan seperti bakteri, kimia dan radiasi
ultraviolet. Kulit juga akan menahan bila terjadi kekuatan- kekuatan mekanik
seperti gesekan (friction), getaran (vibration) dan mendeteksi perubahan-
perubahan fisik di lingkungan luar, sehingga memungkinkan seseorang untuk
menghindari stimuli-stimuli yang tidak nyaman. Kulit membangun sebuah barier
yang memisahkan organ- organ internal dengan lingkungan luar, dan turut
berpartisipasi dalam berbagai fungsi tubuh vital.
Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu :
a. Epidermis
Stratum Lucidum, tidak jelas terlihat dan bila terlihat berupa lapisan tipis
yang homogen, terang jernih, inti dan batas sel tak terlihat. Stratum
lucidum terdiri dari protein eleidin.Merupakan lapisan sel gepeng yang
tidak berinti dan lapisan ini banyak terdapat pada telapak tangan & kaki.
Stratum Granulosum, terdiri atas 2-4lapis sel poligonal gepeng yang
sitoplasmanya berisikan granul keratohialin. Pada membran sel terdapat
granula lamela yang mengeluarkan materi perekat antar sel, yang bekerja
sebagai penyaring selektif terhadap masuknya materi asing, serta
menyediakan efek pelindung pada kulit.2/3 lapisan ini merupakan
lapisan gepeng, dimana sitoplasma berbutir kasar serta mukosa tidak
punya lapisan inti.
Stratum Spinosum,tersusun dari beberapa lapis sel di atas stratum basale.
Sel pada lapisan ini berbentuk polihedris dengan inti bulat/lonjong. Pada
sajian mikroskop tampak mempunyai tonjolan sehingga tampak seperti
duri yang disebut spinadan terlihat saling berhubungan dan di dalamnya
terdapat fibril sebagaiintercellularbridge.Sel-sel spinosum saling terikat
dengan filamen; filamen ini memiliki fungsi untuk mempertahankan
kohesivitas (kerekatan) antar sel dan melawan efek abrasi. Dengan
demikian, sel-sel spinosum ini banyak terdapat di daerah yang berpotensi
mengalami gesekan seperti telapak kaki.
Stratum Basal/Germinativum, merupakan lapisan paling bawah pada
epidermis, tersusun dari selapis sel-sel pigmen basal, berbentuk silindris
dan dalam sitoplasmanya terdapat melanin.Pada lapisan basile ini
terdapat sel-sel mitosis.
b. Dermis
o Sebasea (minyak) kelenjar yaitu membantu untuk kulit tahan air dan
melindungi terhadap mikroba. Mereka melekat pada folikel rambut.
o Folikel rambut, seperti rongga berbentuk tabung yang
melampirkan akar rambut dan memberikan nutrisi pada rambut.
o Sensory reseptor syaraf yang mengirimkan sensasi seperti sentuhan,
nyeri, dan intensitas panas ke otak.
o Kolagen protein struktural tangguh yang memegang otot dan
organ di tempat dan memberikan kekuatan dan bentuk ke
jaringan tubuh.
o Elastin protein karet yang memberikan elastisitas dan membuat kulit
merenggang. Hal ini juga ditemukan di ligamen, organ, otot dan
dinding arteri.
Pada bagian subdermis ini terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-
sel lemak di dalamnya.Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi,
pembuluh darah dan getah bening. Untuk sel lemak pada subdermis, sel
lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan terdalam yang
banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Disebut
juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai cadangan makanan.
Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti
otot dan tulang. Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak,
pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf yang berjalan sejajar dengan
permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan saraf-saraf
menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai
bantalan atau penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam,
membentuk kontur tubuh dan sebagai cadangan makanan. Ketebalan dan
kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh, paling tebal
di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi
tua, kinerja liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun.
2. Anatomi dan Fisiologi Rambut
Rambut adalah organ seperti benang yang tumbuh di kulit terutama. Rambut
muncul dari epidermis (kulit luar), walaupun berasal dari folikel rambut yang
berada jauh di bawah dermis. Struktur mirip rambut, yang disebut trikoma,
juga ditemukan pada tumbuhan. Rambut terdapat di seluruh kulit kecuali
telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis,
labia minora dan bibir. Pertumbuhan rambut dimulai pada bulanke 3
masajanin. Mula-mula epidermis mengalami invasike dermis. Pertumbuhan
rambut pertama kali terjadi pad adaerah :alis, dagu, bibir atas selanjutnya
diikuti bagian lain yang akan di tutup kulit tipis. Invasi epidermis ini akan
menjadi folikel rambut yang nantinya akan tumbuh menjadirambut.Pada
bulanke 5 sampaike6 janin mempunyai rambut yang sangat halus yang disebut
Lanugo. Sebelum lahir Lanugo rontok, kecuali pada daerah :alis, kelopak mata
dan kulitkepala. Beberapa bulan setelah lahir, rambut- rambut ini rontok,
diganti yang lebih kasar yang disebut vellus. Padamasapuber :tumbuh rambut
di sekitar saxila dan pubes. Pada pria juga tumbuh kumis, jenggot, dan lain-
lain. Rambut kasar terdapat pada :kepala, alis dan tumbuh pada masapuber,
disebutsebagai “Terminal Hairs”. Struktur Rambut ada dua macam keratin
rambut, yaitu :
a. Keratin Lunak :terdapat pada seluruh permukaan kulit, terutama kulit tebal,
yaitu pada bagian medulla rambut. Secara Histologis :terlihat perubahan
sel-sel epidermis : mula- mula sitoplasma mengandung keratohialin
berubah menjadi sel-sel jernih (Str. Lusidum), dan selanjutnya sel-sel
mengalami keratinisasi kemudian desquamasi.
b. Keratin keras :terdapat pada kuku, kutikula dan kortex rambut.
Pembentukannya tidak melalui butir-butir keratohialin, Str. Lusidum, tetapi
perubahannya terjadi perlahan-lahan dari sel-sel epidermis yang tetap
hidup, menjadi keratin. Keratin keras bersifat keras, tidak mengalami
desquamasi dan lebih banyak mengandung sullfur.
Rambut terdiri dari medula yang terdiri dari keratin lunak dan kortex serta
kutikula yang terdiri dari keratin keras.
Kuku tumbuh dari sel mirip gel lembut yang mati, mengeras, dan kemudian
terbentuk saat mulai tumbuh dari ujung jari. Kulit ari pada pangkal kuku berfungsi
melindungi dari kotoran. Fungsi utama kuku adalah melindungi ujung jari yang
lembut dan penuh urat saraf, serta mempertinggi daya sentuh. Secara kimia, kuku
sama dengan rambut yang antara lain terbentuk dari keratin protein yang kaya akan
sulfur.Pada kulit di bawah kuku terdapat banyak pembuluh kapiler yang memiliki
suplai darah kuat sehingga menimbulkan warna kemerah-merahan. Seperti tulang
dan gigi, kuku merupakan bagian terkeras dari tubuh karena kandungan airnya
sangat sedikit.
Pertumbuhan kuku jari tangan dalam satu minggu rata-rata 0,5 – 1,5 mm, empat
kali lebih cepat dari pertumbuhan kuku jari kaki. Pertumbuhan kuku juga
dipengaruhi oleh panas tubuh.
Nutrisi yang baik sangat penting bagi pertumbuhan kuku. Sebaliknya, kalau
kekurangan gizi atau menderita anoreksia nervosa, pertumbuhan kuku sangat lamban
dan rapuh. Kuku adalah bagian terminal lapisan tanduk yang menebal. Bagian kuku
terdiri dari:
Dinding kuku (nail wall) merupakan lipatan-lipatan kulit yang menutupi bagian
pinggir dan atas.
Dasar kuku (nail bed) merupakan bagian kulit yang ditutupi kuku.
Alur kuku (nail grove) merupakan celah antar dinding dan dasar kuku.
Lempeng kuku (nail plate) merupakan bagian tengah kuku yang dikelilingi dinding
kuku.
Pengkajian Kulit
Inspeksi :
1. Inspeksi warna dan pigmentasi kulit. Bandingkan warna dari bagian simetris tubuh.
Beri perhatian lebih pada area seputar pemasangan gips.
2. Perhatikan bidang atau area kulit di mana terjadi variasi warna.
3. Kaji adanya hiperemi atau kemerahan pada kulit.
Palpasi :
1. Palpasi suhu kulit dengan bagian dorsal atau punggung tangan. Bandingkan bagian
tubuh yang simetris. Bandingkan bagian tubuh atas dan bagian tubuh bawah.
2. Palpasi dengan ujung jari daerah permukaan kulit untuk merasakan
kelembapannya.
3. Tekan ringan kulit dengan ujung jarinuntuk menentukan keadaan teksturnya.
4. Palpasi ringan kulit untuk memeriksa kelembutan, ketegangan, dan kedalaman lesi
permukaan. Palpasi lebih dalam pada area yang tampak tidak biasa.
5. Kaji turgor dengan mencubit kulit pada punggung tangan pada dewasa, bagian
dada atau perut pada lanjut usia dan bagian kening pada bayi atau anak usia
dibawah dua tahun dan lepaskan. Perhatikan seberapa muduh kulit kembali ke
tempat semula.
6. Kaji kondisi kulit, beri perhatian khusus pada bagian yang terpajan terhadap
tekanan terutama pada klien yang mengalami gangguan mobilitas untuk
mendeteksi adanya gejala lesi tekan sampai pada ulkus tekan.
Palpasi
1. Palpasi setiap area edema tentang mobilitas, konsistensi, dan nyeri tekan. Untuk
mengkaji pitting edema, tekan kuat area tersebut selama lima detik dan lepaskan.
2. Catat kelainan warna kulit.
3. Kaji tekstur kulit.
4. Kaji suhu pada pasien yang berisiko gangguan sirkulasi, yaitu mereka dengan gips
atau balutan yang ketat.
5. Rekam warna, bau, jumlah, dan konsistensi dari setiap caira yang keluar dari lesi.
6. Jangan memijat daerah kemerahan.
7. Catat adanya pucat, lecet, bintil-bintil, atau tak adanya lapisan superfisial kulit
(tanda awal terbentuknya luka tekan).
Pengkajian Rambut
Inspeksi
1. Inspeksi apakah pertumbuhan rambut rata atau tidak. Apakah terjadi kebotakan,
pitak dan kerontokan
2. Inspeksi apakah ada kutu atau tidak
3. Inspeksi bentuk rambut lurus, ikal dan panjang maupun pendek
Palpasi
1. Apakah struktur rambut kasar atau halus
Pengkajian Kuku
Kondisi kuku mencermikan status kesehatan umum, status nutrisi, pekerjaan, dan
tingkat perawatan diri seseorang, bahkan status psikologis juga dapat diungkapkan
dari adanya bukti-bukti gigitan kuku. Sebelum mengkaji kuku, perawat
mengumpulkan riwayat singkat. Bagian kuku yang paling dapat dilihat adalah pplat
kuku, lapisan transparan sel epitel yang menutupi bantalan kuku. Vaskularitas
bantalan kuku memberi warna lapisan di bawah kuku. Semilunar, area putih di bagian
dasar bantalan kuku disebut lunula, yaitu merupakan dari mana plat kuku terbentuk.
Inspeksi :
1. Inspeksi warna bantalan kuku, kebersihan, panjang, ketebalan dan bentuk plat
kuku, tekstur kuku, sudut antara kuku dan bantalan kuku, serta kondisi kuku lateral
dan proksimal di sekitar kuku.
Palpasi :
1. Pegang jari pasien dengan hati-hati dan observasi warna bantaan kuku.
2. Beri tekanan yang lembut, kuat, dan cepat dengan ibu jari pada bantalan kuku
kemudian lepaskan.
3. Pada saat ditekan, bantalan kuku tampk putih dan memucat, tetapi warna merah
muda harus segera kembali pada saat tekanan dilepaskan. Jika warna merah muda
tersebut tidak segera kembali, maka mengindikasikan adanya insufisiensi sirkulasi.
Warna kebiruan atau keunguan pada bantalan kuku memberitahukan trjadinya
sianosis, warna putih atau pucat terjadi karena anemia.