Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGANTAR PENDIDIKAN KESEHATAN BAGI KLIEN

KELOMPOK ll

MOH AKRAM LUKU 2120006


JENI RIANA BULU 2120007
VINGKY ALVIONITA PAKAYA 2120008
MOH ANDRIYANTO S ABDUL 2120009
AYUDIAH NAHU 2120010

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGI ILMU KESEHATAN
GEMA INSAN AKADEMIK
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-
Nykami dapat menyelesaikan tugas berjudul “PENGANTAR PENDIDIKAN
KESEHATAN BAGI KLIEN” dengan sebaik-baiknya. Dalam penyusunan ini, kami telah
mengalami berbagai hal baik suka maupun duka.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak akan selesai dengan
lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan, serta bimbingan dari berbagai
pihak. Sebagai rasa syukur atas terselesainya makalah ini, maka dengan tulus kami
sampaikan terima kasih.

Dalam penyusunan ini, kami menyadari masih banyak kekurangan baik pada
teknik penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatau permasalahan yang berhubungan
dengan judul makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan kesehatan adalah suatu usaha atau kegiatan untuk membantu


individu, keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan kemampuannya untuk
mencapai kesehatan secara optimal . Semua petugas kesehatan mengakui bahwa
pendidikan kesehatan penting untuk menunjang program kesehatan lainnya. Pada saat
ini banyak sekali bentuk pelayanan kesehatan dalam menanggulangi masalah
kesehatan yang di alami oleh masayarakat. Pada dasarnya pelayanan kesehatan ini
bertujuan untuk melaksanakan pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit yang di
alami oleh masyarakat.Namun, bukan berarti semua orang bisa memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat yang mengalami masalah kesehatan.
Pada hakikatnya semua pelayanan kesehatan itu harus didasari oleh ilmu yang
di dapat dari pendidikan di bidang kesehatan. Selayaknya tujuan pendidikan kesehatan
yaitu pendidikan kesehatan yang paling pokok adalah tercapainya perubahan perilaku
individu, keluarga, dan masyarakat dalam memelihara perilaku sehat serta berperan
aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Banyak faktor yang perlu
diperhatikan dalam keberhasilan pendidikan kesehatan, antara lain tingkat pendidikan,
tingkat sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, dan ketersediaan waktu
dari masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pendidikan Kesehatan Bagi Klien


Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan (noto adtmojo
2002:20).Dalam keperawatan,pendidikan kesehatan merupakan suatu bentuk
intervensi keperawatan yang berguna untuk membantu klien baik individu , keluarga,
kelompok, dan masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatnnya melalui kegiatan
pembelajaran.
Tujuan pendidikan kesehatan adalah tercapainya suatu perubahan sikap dan
tingkah laku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat dalam membina serta
memelihara perilaku hidup sehat juga berperan aktif dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal.(Nursallam dan Efendi 2008).
Menurut Tonnes dalam De Leew 1989. Pendidikan kesehatan berfungsi untuk
pembangkitan keinsyafan dalam masyarakat tentang aspek-aspek kerugian
kesehatan lingkungan dan sumber-sumber social penyakit, yang secara ideal diikuti
dengan keterlibatan masyarakat dengan giat. Secara sederhana, pendidikan
kesehatan, berfungsi sebagai pembangkit kesadaran klien akan kekeliruan yang
sebelumnya telah menjadi gaya hidup dan kebiasaan serta sebagi pemicu keinginan
untuk mengubahnya.
Pendidikan kesehatan berperan penting dalam membantu klien mengontrol
kesehatan mereka sendiri dengan mempengaruhi serta menguatkan keputusan atas
tindakan sesuai dengan diri mereka sendiri. Menurut Basstable dalam perawat
sebagai pendidik : prinsip-prinsip pengajaran dan pendidik: 2002, pendidikan
kesehatan bagi klien memiliki peran penting sebagai berikut :
1. Meningkatkan kepuasan klien sebagai konsumen
2. Memperbaiki kualitas kehidupan.
3. Memastikan kelangsungan keperawatan.
4. Secara efektif mengurangi insiden komplikasi penyakit.
5. Memasyarakatkan masalah kepatuhan terhadap rencana-rencana
pemberian perawatan kesehatan melalui pendidikan kesehatan, perawat
melatih klien untuk meningkatkan kemandirian dalam merawat dirinya.
Ketika klien memperoleh pengetahuan tentang sakitnya. Klien akan
mampu memahami dan memenuhi kebutuhan pribadi terkait sakitnya
yang nantinya akan mendukung kesembuhan serta mencegah terjadinya
komplikasi penyakit.
2. Konsep Dan Teori Belajar Mengajar

Konsep  mengajar  sebagai  substansi  keilmuan  merupakan  salah  satu 


carauntuk menyampaikan ilmu (informasi yang bermanfaat) kepada orang lain. Teori
mengajarSecara umum, ada empat aliran pendidikan (Sukmadinata, 1997). Keempat
aliran itu antara lain;

1. Pada teori pendidikan klasik pendidik berperan sangat dominan


menentukanisi, metode, dan evaluasi.  Sedangkan klien berperan secara
pasif. Contoh pada penyuluhan kesehatan dalam jumlah yang besar,
promotor cenderung mendominasi. Teori mengajar pendidikan pribadi lebih
menekankan bahwapendidik harus memahami peserta didik. Contoh :
bimbingan konseling.

2. Teori  mengajar  teknologi  pendidikan  berarti  bahwa  pengembangan


pendidikan dengan memanfaatkan teknologi. Contoh : pemutaran video
padapenyuluhan kesehatan.

3. Teori  mengajar  interaksional  yaitu  ada  hubungan  dua  pihak  atau  lebih
sehingga  terjadi  interaksi.  Contoh  :  seminar  kesehatan  interaktif.  Teori
mengajar membedakan yaitu pendidik mengajarkan dua fakta atau konsep
yang berbeda. Contoh : perbedaan mencuci tangan dengan sabun dan
handsanitizer.

4. Teori  Mengajar  Kognitif  mengajarkan  klien  untuk  dapat 


mengingat,menerima dan memahami informasi pembelajaran. Contoh :
pada promosi kesehatan,  pendidik  akan  mengajarkan  peserta  didik 
untuk  mengingat,menerima dan memahami materi kesehatan yang akan
diberikan.

3. Domain Belajar
A. Domain Kognitif
Pembelajaran  kognitif  meliputi  semua  perilaku  intelektual  (Potter  dan
Perry, 2005). Bloom (1956) menglasifikasikan perilaku kognitif dalam urutan
hierarki. Urutan  pertama dalam  hierarki adalah  pengetahuan. Dengan
menggunakan pengetahuan seseorang akan mendapatkan fakta atau
informasibaru  dan  dapat  diingat  kembali.  Sebagai  contoh,  klien  belajar
tentang obat-obatan yang diberikan dan dapat menjelaskan tujuan dan
kemungkinan efek sampingnya (Potter dan Perry, 2005). Urutan  kedua dalam
hierarki adalah  pemahaman. 
Pemahaman  adalah kemampuan untuk memahami  materi yang 
dipelajari. Contoh, klien  mampu menguraikan secara spesifik bagaimana
obat-obat yang baru diberikan untuknya akan dapat meningkatkan kesehatan
fisiknya (Potter dan Perry, 2005). Urutan ketiga dalam hierarki adalah aplikasi
atau penerapan mencakup penggunaan ide-ide abstrak yang baru
dipelajarinya untuk diterapkan dalam situasi yang nyata. Contoh, klien belajar
cara pemberian obat sendiri sesuai dengan jadwal untuk meminimalkan efek
samping (Potter dan Perry, 2005). Urutan keempat dalam hierarki adalah
analisis yang berarti mengaitkan ide yang  satu  dengan  yang lain denga cara
yang benar.
Contoh klien mampu mengidentifikasi efek samping yang paling sering
dialaminya karena  obat tertentu dan membandingkannya dengan efek
samping yang dialami oleh orang lain (Potter dan Perry, 2005).Urutan kelima
dalam hierarki adalah membuat sintesis yangmerupakan
kemampuan memahami dari semua informasi yang diterimanya. Contoh, klien
mengalami efek samping dari suatu obat dan dalam melakukan cara untuk
mencegahnya (Potter dan Perry, 2005).
Urutan terakhir dalam hierarki tersebut adalah evaluasi. Evaluasi adalah
berupa penilaian oleh klien  terhadap efek  yang  diterima saat  dan  setelah
melakukan  perawatan (Harkreader, Hogan, dan Thobaben, 2004). Contoh,
klien mampu memahami kebutuhan terhadap informasi lebih lanjut tentang
insulin sehubungan dengan rencananya mengikuti program latihan (Potter dan
Perry, 2005).

B. Domain afektif
Menurut perry dan potter (2005) pembelajaran afektif berkaitan dengan
ekspresi  perasaan  dan  penerimaan  berupa  tingkah  laku,  pendapat  dan 
nilai Afektif meujuk pada emosi atau perasaan, pembelajaran ini mengubah
kepercayaan, sikap atau nilai. Menurut Potter dan Perry (2005) Terdapat lima
hierarki dalam domain afektif, yaitu sebagai berikut :

1. Urutan pertama adalah penerimaan yaitu bersedia menerima


perkataan orang lain, menyadari adanya  suatu fenomena di 
lingkungan. Contoh seorang wanita  mendengarkan penjelasan 
mengenai prosedur operasi payudara dengan penuh perhatian dan
kontak mata.

2. Urutan  kedua  adalah  merespon  yaitu  memberikan  tanggapan 


melalui kegiatan mendengarkan dengan  bereaksi secara verbal
dan non verbal. Contoh : pasien bertanya mengenai proses  terapi
yang harus dijalani untuk mempercepat kesembuhan/ pemulihan.

3. Urutan ketiga adalah penghargaan yaitu memberikan nilai pada


suatu objek, fenomena  atau  tingkah  laku. Contoh:  seorang
pasien yang sangat memperhatikan rupa/ tampilan luka operasi
sebelum pengangkatan payudara.

C. Domain psikomotor
Pembelajaran  psikomotorik  melibatkan  penguasaan  ketrampilan  yang
memerlukan integrasi antara aktivitas mental dan muskular, seperti
kemampuan berjalan atau menggunakan peralatan  makan  (Potter  &  Perr
2005).Psikomotorik domain (Simpson, 1972) mencakup gerakan fisik,
koordinasi, dan penggunaan keterampilan area motorik. Domain ini memiliki
hierarki sebagai berikut :
1. Urutan  pertama  persepsi yaitu  Kemampuan untuk  menggunakan
isyarat sensoris untuk memandu aktivitas motorik. Contoh :
memperkirakan dimana bola akan mendarat setelah dilemparkan
dan pindah ke lokasi menangkap bola.

2. Urutan kedua adalah pengaturan yaitu kesiapan untuk bertindak.


Mencakup pengaturan mental, fisik, dan emosional. Contoh: tahu
dan bertindak atas urutan langkah dalam proses
manufaktur/produksi, menunjukkan keinginan untuk mempelajari
proses baru (motivasi).

3. Urutan  ketiga  adalah  respon  terkendali  tahap  awal  dalam 


mempelajari keterampilan  yang  kompleks  yang  mencakup 
peniruan, trial dan error. Contoh : merespon sinyal-tangan dari
instruktur saat belajar mengoperasikan forklift.

4. Urutan keempat mekanisme adalah respon belajar telah menjadi


kebiasaan dan gerakan dapat dilakukan dengan sedikit keyakinan
dan kemampuan. Contoh: mengendarai mobil pribadi.

5. Urutan kelima adalah respon jelas yang rumit adalah kinerja


terampil dari tindakan motorik yang melibatkan pola gerakan yang
kompleks tanpa ragu dan otomatis. Contoh : menampilkan
kompetensi saat bermain piano.

6. Urutan  keenam adalah adaptasi adalah keterampilan yang


dikembangkan dengan baik dan individu dapat memodifikasi pola
pergerakan sesuai persyaratan tertentu. Contoh : memodifikasi
instruksi untuk memenuhi kebutuhan peserta didik.

7. Urutan ketujuh atau terakhir adalah originasi yaitu membuat pola


gerakan baru agar sesuai dengan situasi atau  masalah tertentu.
Contoh: mengembangkan program pelatihan baru dan
komprehens.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan kesehatan dalam masyarakat adalah kegiatan pendidikan yang


dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bias melakukan
suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Azwar, 1996) Pendidikan
kesehatan dalaam masyarakat gabungan dari sebagian kegiatan dan kesempatan yang
berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu,
keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu
bagaimana caranya dan melakukan apa yang bias dilakukan secara perseorangan
maupun kelompok dan meminta pertolongan bila perlu (Effendy, 1998).
Semua petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan kesehatan itu
penting untuk untuk menunjang program-program kesehatan yang lain. Akan tetapi
pada kenyataan nya pengakuan ini tidak didukung oleh kenyataan. Artinya,dalam
program-program pelayanan kesehatan kurang melibatkan pendidikan kesehatan.
Meskipun program itu melibatkan pendidikan kesehatan,tetapi kurang memberikan
bobot. Argumentasi mereka adalah karena pendidikan kesehatan itu tidak segera dan
jelas memperlihatkan hasil. Dengan kata lain, pendidikan kesehatan itu segera
membawa manfaat bagi masyarakat dan yang mudah dilihat atau diukur.

B. Saran

Diharapkan pembaca dapat memahami isi makalah penulis ini, dan memperluas
wawasan dari berbagai sumber lain. Karena makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan.
DAFTAR PUSTAKA

https://dokumen.tips/documents/makalah-promkes-edukasi-klien-dan-teori-belajar-
mengajar.html
https://www.scribd.com/doc/134187219/Proses-Belajar-Dalam-Promosi-Kesehatan
https://ratihhandayani92blog.wordpress.com/2013/11/12/4/

Anda mungkin juga menyukai