Anda di halaman 1dari 22

Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi

2018

ANATOMI & FISIOLOGI


Cabang dari ilmu anatomi
1. Anatomi makroskopis : ilmu anatomi yang mempelajari susunan tiap-tiap alat tubuh
dengan jalan memotong dan memisahkan bagian-bagian tubuh
2. Anatomi mikroskopis : ilmu anatomi yang mempelajari susunan tiap alat-alat tubuh
dengan menggunakan kaca pembesar atau mikroskop, misalnya mempelajari tentang
sel dan penyelidikan tentang jaringan
3. Anatomi sistemik : ilmu anatomi yang mempelajari tentang tiap-tiap system yang
terdapat dalam tubuh, setiap system mempunyai jaringan yang sama mebentuk fungsi
yang khusus . misalnya : system otot, system jantung, dll
4. Anatomi regional : ilmu anatomi yang mepelajari letak alat-alat tubuhsatu dengan
yang lainnya, hal ini penting dalam melakukan pembedahan (operasi), missalnya
mengetahui letak syaraf, pembuluh darah, dll
5. Anatomi perkembangan : ilmu antomi yang mempelajari perubahan yang terdapat
pada sel mulai dari kehamilan sampai anak lahi
6. Anatomi permukaan : ilmu anatomi yang mempelajari tentang letak alat-alat dalam
tubuh yang diprojeksikan ke permukaan tubuh
g. Anatomi perbandingan : ilmu anatomi yang berhubungan dengan persamaan dan
perbedaan antara susunan tubuh manusia dan makhluk yang lebih rendah (binatang)
h. Anatomi radiologi : ilmu yang mempelajari tentang ukuran tubuh manusia yang
berbeda antara satu bangsa dengan bangsa lain.

ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

I. SISTEM REPRODUKSI LAKI-LAKI


A. System reproduksi laki laki terdiri atas :
1. Genitalia eksternal
a. Skrotum :
1) Kantong kulit longgar yang terdapat di belakang penis.
2) Memiliki otot involunter/otot dartos yang berfungsi mengatur suhu
3) Terdiri atas 2 kantong yang berisi testis

b. Testis
1) Organ seks laki laki yang dikenal juga dengan sebutan gonad
2) Berfungsi memproduksi spermatozoa
3) Memproduksi hormone testosteron
4) Berbentuk oval, berukuran 50x25 mm, berat 10-15gr.
5) Tersusun atas tiga lapisan yaitu
Tunika vaginalis, merupakan lapisan luan yang memungkinkan pergerakan
bebas testis dalam skrotum
Tunika albuginea, jaringan fibrosa padat yang membagi substansi testis
menjadi lobules
Tunika vaskulosa, jaringan kaya kapiler yang menyelubungi tiap lobuslus
6) Tiap testis terbagi atas 200-300 lobulus

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 1


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
7) Tiap lobulus berisi 2 atau 3 tubulus seminiferus yang berkelok- kelok tempat
terjadinya spermatogenesis
8) Tiap tubulus dilapisi oleh epitel germinal/sel-sel batang (spermatogonia) yang
kemudian menjadi sperma
9) Sel sertoli yang berkembang sejak pubertas berfungsi memberi makan
spermatozoa yang sedang berkembang.
10) Diantara tubulus seminiferus terdapat sel leydig yang berfungsi memproduksi
hormone terstosteron.

c. Epididimis
1) Struktur berbentuk koma yang terdiri atas kaput, korpus dan ekor.
2) Berisi tubulus berkelok – kelok yang memiliki panjang 6 meter
3) Tubulus dilapisi epitel bersilia yang berfungsi mendorong spermatozoa.
4) Tubulus makin tidak berkelok ketika menuju ekor epididimis yang disebut vas
deferen
5) Panjang vas deferen 45 cm, berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke vesika
seminalis

d. Penis
1) Organ yang sangat kaya akan pembuluh darah
2) Terdiri atas :
a. radiks (pangkal) yang terletak di perineum, melekat pada pelvik
b. korpus penis yang membungkus uretra dan menggantung bebas
3) Korpus penis terdiri dari :
a. 2 corpora cavernosa penis, bagian tengahnya terdapat arteri dan serabut
saraf.
b. 1 corpus spongiosum penis dibagian tengahnya terdapat urethra

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 2


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
4) Dalam keadaan biasa, jaringan erektil menyerupai sarang lebah yang kosong
sehingga penis lunglai. Jika ada rangsangan maka jaringan ini akan terisi
banyak darah dan menjadi tegak. Radiks penis yang terletak pada perianeal
akan membantu penis berereksi.
5) Ujung penis sedikit membesar disebut glans penis yang diselimuti oleh kulit
longgar yaitu prepusium. Pada glans penis terdapat lubang yang disebut meatus
uretra tepat keluarnya urin dan semen.

Gambar 1. Organ Reproduksi Pria /Genitalia Eksternal

2. Genitalia internal
Vas deferens berjalan masuk ke panggul di belakang dasar kandung kemih, lalu
menuju kelenjar prostat. Di sekitar kelenjar prostat, vas deferens bergabung
dengan duktus vesika seminalis membentuk duktuk ejakulatorius.
a. Vesika seminalis
1) Terletak antara dasar kandung kemih dan rectum
2) Kantong ireguler dengan panjang 5 cm
3) Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa
4) Menyekresi cairan kaya nutrisi yang menghidupi spermatozoa

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 3


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018

b. Duktus ejakulatorius
1) Memiliki panjang 2,5 cm
2) Berfungsi menyemprotkan spermatozoa dari vesika seminalis ke uretra

c. Kelenjar prostat
1) Berbentuk kerucut berukuran 4x3 cm
2) Terletak di bagian atas uretra
3) Tersusun atas jaringan kelenjar dan otot polos
4) Berfungsi membantu ejakulasi
5) Mensekresi seminal untuk dialirkan melaliu uretra

d. Kelenjar bulbouretra/kelenjar cowper


1) Terletak di radiks penis
2) Berukuran sebesar kacang polong yang memiliki duktus yang dikosongkan ke
uretra
3) Menghasilkan cairan seminal sebagai lubrikan/pelumas yang dikeluarkan agar
penis mudah masuk ke dalam vagina

e. Semen
1) Cairan seminal serupakan hasil sekresi dari vesika seminalis, kelenjar prostat
dan kelenjar bulbouretra
2) Membawa spermatozoa
3) Rata – rata volume semen tiapkali ejakulasi 2,5-6 ml yang mengandung 50-
150 juta spermatozoa tiap 1 mililiternya
4) pH semen 7,2-7,6 yang dapat menetralisir lingkungan asam pada uretra pria
dan vagina wanita.
5) Mengandung enzim hyaluronidase untuk mengaktifkan spermatozoa saat
ejakulasi dan menembus mucus serviks dan membantu dalam memecah
membrane sel ovum.

B. KONTROL HORMONAL
Ketika seorang anak laki – laki berusia sekitar 10-14 tahun, gonadotrophin
releasing hormone dilepaskan oleh hipotalamus sehingga merangsang hipofisis
anterior untuk melepaskan folicle stimulation hormone dan luteneizing hormone.
1. FSH mempengaruhi tubulus seminiferus untuk memulai spermatogenesis
2. LH mempengaruhi sel leydig pada matrix testis untuk memulai produksi
testosterone
3. Testosterone berfungsi untuk maturasi seorang anak laki – laki menjadi pria
dewasa.
4. Testosterone dalam jumlah sedikit telah ada sebelum lahir yang mengatur
penurunan testis ke dalam skrotum
5. Saat pubertas terjadi peningkatan hormone testosterone yang menyebabkan :

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 4


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
a. Perkembangan, pertumbuhan dan pemeliharaan system reproduksi pria
b. Peningkatan produksi protein
c. Maturasi spermatozoa
d. Perilaku seksual
e. Pertumbuhan muskuluskeletal
f. Perkembangan karakteristik sex sekunder seperti rambut pada wajah,
pubis, bulu badan, pembesaran laring sehingga membuat suara lebih berat.
Pada pria dewasa, system umpan balik negative mengontrol hormone untuk
melepaskan :
1. GnRH dilepaskan dari hipotalamus, sehingga merangsang kelenjar hipofisis
anterior untuk melepaskan LH
2. LH merangsang produksi testosterone di sel leydig dalam testis
3. Jika testosterone sudah mencapai kadar tertentu dalam darah, testosterone
menghambat pelepasan GnRH oleh hpotalamus dan LH oleh hipofisis
4. Kadar testosterone kemudian juga akan menurun
5. Jika kadar testosterone darah sudah demikian rendahnya, produksi GnRH di
mulai kembali, dan kemudian akan terjadi pelepasan LH.
Siklus kedua berupa siklus inhibin – FSH, yang mengatur produksi spermatozoa :
1. Jika spermatogenesis telah memproduksi cukup spermatozoa sesuai kebutuhan
reproduksi, hormon inbihin dilepaskan oleh sel Sertoli di tubulus seminiferus.
2. Inbihin akan membuat kelenjar hipofisis anterior mengurangi produksi FSH
3. Karena FSH berfungsi mengatur produksi spermatozoa, spermatogenesis akan
melambat
4. Akan tetapi jika spermatogenesis telah turun hingga tingkat tertentu, kadar
inbihin juga menjadi sangat rendah, sehingga FSH kembali dilepaskan dari
kelenjar hipofisis anterior.

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 5


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018

Gambar 2. Siklus Hormanal

C. SPERMATOGENESIS
1. Spermatogenesis merupakan proses produksi spermatozoa, yang dimulai sejak
umur ± 16 tahun.
2. Proses yang kontinu, menghasilkan suplai sperma secara konstan
3. Perkembangan spermatogonium menjadi spermatozoa matur memerlukan
waktu 75 hari.
4. Berlangsung di dalam tubulus seminiferus di bawah pengaruh follicle
stimulating hormone (FSH)
5. Terdiri atas beberapa tahap yaitu :
a. Spermatogonia dihasilkan dari mitosis epitel germinal tubulus seminiferus.
Spermatogonia dihidupi oleh sel sertoli dan akan berkembang menjadi
spermatosit primer yang mengandung kromosom lengkap yaitu 46
kromoson (Diploid/2n) dalam 23 pasang kromosom homolog.
b. Spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis membentuk 2
spermatosit sekunder, yang hanya mengandung 23 kromosom (Haploid/n)

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 6


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
Pembelahan spermatosit sekunder yang kedua akan menghasilkan 4
spermatid
c. Tahap akhir dari spermatogenesis yaitu maturasi spermatid menjadi
spermatozoa di bewah pengaruh LH

Gambar 3. Spermatogenesis

D. SPERMATOZOA
1) Normalnya diproduksi 300 juta per hari setelah diejakulasikan
2) Dapat bertahan hidup selama 3-4 hari dilingkungan yang tepat
3) Terdiri atas
Kaput : berisi nukleas dan akrosom, struktur yang berisi enzim
hyaluronidase yang diperlukan untuk menembus sel ovum yang
ditemukan
Korpus : berisi banyak mitokondria, yaitu organel sel yang memproduksi
energi
Ekor : sebagai penggerak spermatozoon dalam perjalanan panjangnya
dari vagina, melewati serviks dan uterus lalu ke sepanjang tuba uterine.

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 7


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018

II. SISTEM REPRODUKSI WANITA


A. System reproduksi wanita terdiri atas :
1. Genitalia eksternal
a. Mons pubis
Lapisan jaringan lemak yang terletak di atas simpisis pubis yang setelah
pubertas di tutupi rambut. Fungsinya sebagai bantalan tulang panggul.
b. Labia mayora
1) Dua lipatan jaringan lemak yang tertutup kulit
2) Terbentang dari mons pubis di anterior dan bersatu dengan perineum.
c. Labia minora
1) Dua lipatan tipis yang lembut, tidak ditutupi rambut
2) Mengandung beberapa kelenjar sebasea
3) Bersatu membentuk prepusium di depan klitoris dan membentuk frenulum
di belakang klitoris
4) Berfungsi melindungi vagina.
d. Klitoris
1) Tonjiolan kecil, jaringan erektil dengan panjang ± 2,5 cm
2) Kaya akan sumplai pembuluh daran dan serabut saraf.
3) Homolog dengan penis pada pria
e. Orifisium vagina
1) Terletak di antara dua pasang labia di bawah orifisium uretra
2) Biasa disebut vestibulum
3) Ditutupi oleh membrane kulit yang disebut hymen yang memberikan
perlindungan untuk vagina dan organ genital internal.
f. Duktus ; Vulva mempunyai dua duktus kelenjar :
1) Kelenjar bartholini terletak di bagian lateral orifisium vagina
2) Kelenjar skene terletank antara orifisium uretra.
3) Kedua kelenjar ini mempunyai fungsi mengeluarkan mucus utnuk
melembabkan genitalia eksternal.
g. Perineum
1) Area berbentuk intan antara orifisium vagina dan anus
2) Meregang saat persalinan.
3) Berfungsi menyangga organ panggul

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 8


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018

Gambar 4. Alat Reproduksi Wanita / Genitalia external


2. Genitalia Internal
a. Vagina
1) Kanal fibrimuskular yang elastic
2) Mengarah ke atas dan kebelakang dari vulva ke uterus
3) Mempunyai pangan sekitar 8 – 10 cm
4) Terletak antara kandung kemih dan uretra di anterior dan rectum di
posterior
5) Di belakang vagina setinggi servik terdapat ruang peritoneum yang di sebut
kavum douglas
6) Terdapat tonjolan serviks uteri ke vagina yang disebut porsio mempunyai 4
forniks yaitu, lateral, anterior dan posterior
7) Mempunyai fungsi :
a) Jalan keluar aliran darah menstruasi
b) Sebagai sawar terhadap infeksi asendens
c) Tempat tumpahan dan jalan lintasan spermatozoa selama senggama
d) Sebagai jalan keluar bagi janin dan hasil konsepsi lainnya
8) Dinding vagina terdiri dari 4 lapisan :
a) Lapisan dalam, epitel skuamosa, membentuk lipatan atau rugae yang
memungkinkan vagina mengembang luas sehingga janin dapat lewat
b) Lapisan jaringan ikat yang memiliki pembuluh darah
c) Lapisan otot longitudinal di luar dan lapisan otot sirkuler di sebelah
dalam
d) Lapisan luar, jaringan ikat yang berhubungan dengan organ-organ lain
dalam panggul, termasuk pembuluh darah, pembuluh limfe dan serabut
saraf
9) pH vagina 3,8-4,5 dan berfungsi untuk menjaga kuman komensal vagina
yaitu basil döderlin yang memakan glikogen dalam dinsding vagina dan
mengubahnya menjadi asam laktak sehingga melindungi vagina dan organ
internal dari infeksi.

b. Uterus
1. Organ berotot dan berongga, berbentuk buah pir
2. Terletak dalam rongga panggul antara vesika urinaria dan rectum
3. Posisi uterus anteversi dan antefleksi
4. Uterus matur memiliki panjang 7,5 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm dengan
berat 60 gram
5. Uterus terdiri atas :
a) Fundus uteri : bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut
tuba ovarina
b) Korpus uteri : bagian luas berdinding tebal yang membungkus rongga
uterus. Dinding uterus terdiri dari :

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 9


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
1) Endometrium :
Endomentrium adalah lapisan uterus bagian dalam yang tersusun
atas dua lapisan yaitu
 Stratum fungsionalisl : jariingan epitel yang memiliki
banyak kelenjar, yang akan luruh saat menstruasi
 Stratum basalis : beregenerasi untuk siklus mens berikutnya
2) Miometrium : lapisan tengah dinding uterus, tersusun atas 3 :
 Lapisan otot sirkuler di bagian dalam
 Lapisan otot oblik di bagian tengan
 Lapisan otot longitudinal di bagiam luar
Lapisan otot paling tebal berada di fundus dan paling tipis di
serviks. Miometrium memiliki peran vital dalam proses kehamilan
dan kelahiran.
3) Perimetrium : lapisan terluar uterus yang merupakan lapisan
peritoneum yang membungkus uteri dan tuba falopii. Membentuk
ligament penyangga yang lebar. Ada dua rngga dalam peritoneum
yaitu ksvum douglas dan kavum vesikouterina.

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 10


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
Gambar 5. Alat Reproduksi Wanita / Genitalia Internal
c) Serviks uteri
1) Leher bawah uterus terdiri atas osteum uteri internal dan osteum
uteri eksternal
2) Dilapisi epitel kolumnar yang menyekresi mucus untuk membentuk
sumbat pelindung dikanal servikalis untuk melindungi genitalia
internal dari infeksi.
d) Porsio : tonjolan serviks ke vagina, mempunyai 4 forniks yaitu, lateral,
anterior dan posterior
6. Fungsi uterus :
1) Setiap bulan, berfungsi dalam pengeluaran darah haid dengan ditandai
adanya perubahan dan pelepasan dari endometirum.
2) Menerima, melindungi, dan menghidupi janin
3) Membatu pengeluaran janin, placenta dan ketuban saat pelahiran
4) Mengontrol kehilangan darah dari tempat placenta

7. Ligament penyangga uterus

a) Ligamentum latum: Ligamentum latum terletak di sebelah kanan dan


kiri uterus, meluas sampai ke dinding panggul dan dasar panggul,
sehingga uterus seolah-olah menggantung pada tuba.
b) Ligamentum rotundum: Ligamentum rotundum terletak di bagian atas
lateral dari uterus, kaudal dari insersi tuba. Ligamen ini menahan uterus
antefleksi.
c) Ligamentum infundibulo pelvikum: Indifundibulo pelvikum ada dua
yaitu di bagian kiri kanan dari infundibulum dan ovarium. Ligamentum
ini menggantungkan uterus pada dinding panggul.
d) Ligamentum kardinale: Ligamentum kardinale terdapat di kiri kanan
dari serviks setinggi ostium internum ke dinding panggul.
e) Ligamentum sakro uterinum: Ligamentum sakro uterinum terdapat di
kiri dan kanan dari serviks sebelah belakang ke sakrum mengelilingi
rektum.
f) Ligamentum vesiko uterinum: Ligamentum vesiko uterinum terletak
pada daerah uterus ke kandung kencing.
c. Tuba Falopii
1. Terbentang dari kornu uterus ke lateral di atara ligammentum latum
2. Panjang tuba 10 cm dengan diameter 0,7 cm
3. Terdiridari serabut otot polos, jaringan ikat dan lapisan epitel bersilia
4. Fertilisasi biasa terjadi pada bagian ampula.
5. Tuba falopii terdiri dari :
a) Ismus : segmen terdekat denga uterus
b) Ampula : bagian tengah segmen tuba
c) Infundibulum : ujung terbuka yang memiliki fimbria yang berrfungsi
menangkap ovum yang dikeluarkan oleh ovarium

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 11


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
6. Tuba disokong oleh ligament infundibulipelvis, merupakan lipatan
ligamentum latum yang terbentang dari infundibulum hingga lateral
panggul

d. Ovarium
1. Ovarium homolog dengan testis pada pria. 
2. Ovarium berbentuk oval dan terletak pada dinding panggul bagian lateral
yang disebut fossa ovarium. 
3. Ovarium ada dua yaitu terletak di kiri dan kanan uterus.
4.  Ovarium dihubungkan oleh ligamentum ovarii propium dan dihubungkan
dengan dinding panggul dengan perantara ligamentum infundibulo
pelvikum.
5. Fungsi ovarium adalah sebagai berikut:
a) Mengeluarkan hormon progesteron dan esterogen
b) Mengeluarkan telur setiap bulan
6. Ukuran ovarium sekitar 2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0,9-1,5 cm. Berat ovarium
kurang lebih 4-8 gram.
7. Pada seorang wanita, terdapat 100.000 folikel primer. Folikel tersebut
setiap bulan akan matang dan keluar, terkadang dua folikel matang dan
keluar bersamaan. Folikel primer ini akan berkembang menjadi folikel de
graaf.
8. Folikel de graaf yang matang terdiri atas: ovum, stratum granulosum, teka
internus, dan teka eksternus.

Gambar 6. Ovarium

B. KENDALI HORMON
Aktivitas hormonal reproduksi belum dimulai samapi seorang perempuan
berumur 7 tahun, saat hormone hipofisis dilepaskan untuk berespon terhadap
Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 12
Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
stimulus dari hipotalamus. Folikel ovarium mulai memproduksi sejumlah kecil
estrogen yang akan terus meningkat bertahap samapi usia 10 hingga 16 tahun saat
pengaturan hormonal reproduksi sudah mulai matur dan mulai ovulasi, dimulai
dengan menstruasi pertama/menarche.
Peningkatan kadar estrogen selama pubertas menghasilkan banyak perubahan
pada tubuh wanita :
1. Penimbunan lemak untuk memberi bentuk tubuh wanita dewasa
2. Pertumbuhan rambut di area aksila dan pubis
3. Pertumbuhan dan pengembangan payudara, vagina dan uterus
4. Mulainya menstruasi
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus reproduksi adalah:
1. Gn-RH ( gonadotropin releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
merangsang hipofisis anterior mengeluarkan FSH dan LH
2. FSH (Folicle stimulating hormone) yang dikeluarkan hipofise anterior merangsang
pertumbuhan dan maturasi folikel dalam ovarium.
3. Folikel dalam ovarium menghasilkan hormone estrogen yang menghambat FSH oleh
hipofise anterior dan mengeluarkan LH.
4. LH (Luteinezing hormone) merangsang pematangan folikel de graaf dan
mengeluarkan ovum.
5. Folikel dibawah pengaruh LH diubah menadi badan kuning (Korpus Luteum) yang
menghasilkan Hormon Progesteron dan Estrogen
6. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu
endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi
7. Hormon Progesteron mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan
pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio.
8. Ketika pembuahan tidak terjadi, korpus luteum akan mati dan kadar progesteron dan
estrogen menurun, endometrium menjadi kering dan mengelupas.
9. Oleh karena tidak ada estrogen dan progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan
terjadilan proses oogenesis kembali.

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 13


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018

Gambar 7. Siklus Hormon


Siklus endometrium dibagi sebagai berikut :

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari
desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase
ini endometrium tumbuh kembali.
3. Masa Ovulasi Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari
indung telur (disebut ovulasi)
4. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 14


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018

Gambar 8. Siklus Menstruasi

C. OOGENESIS
Oogenesis dimulai di dalam ovarium janin perempuan sebelum dilahirkan sebagai
rangkaian pembelahan sel khusus dan perubahan perkembangan. Oogenesis belum
sempurna samapi ovum matur mulai dilepaskan setiap siklus reproduksi.
1. Semenjak awal kehidupan janin, sel germinal primordial mulai bermigrasi dari yolk
sac ke ovarium tempat sel ini berkembang menjadi oogonia.
2. Oogonia mengandung 46 kromosom dalam 23 pasang kromosom homolog.
3. Selama 3 bulan pertama kehidupan janin, oogonia mengalami pembelahan mitosis
menjadi oosit primer yang besar yang mengandung 46 kromosom
4. Setelah bulan ke lima kehidupan janin, oosit primer memulai tahap awal pembelahan
meiosis yang akan selesai saat oosit diovulasikan.
5. Oosit primer dikelilingi oleh selapis sel sehingga membentuk folikel primordial
6. Sejak pubertas, bebrapa folikel primitis berespon terhadap FSH, sehingga menjadi
makin besar dan matur

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 15


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
7. Pada tiap siklus hanya 1 folikel yang melanjutkan proses maturasi, sedangkan yang
lainnya mengalami degenerasi.
8. Ovum primitive menyelesaikan pembelahan meiosis menghasilkan dua sel. Tiap sel
mengandung 23 kromosom termasuk kromosom X.
9. Badan polar pertama adalah sel yang paling kecil diantara dua sel hasil pembelahan.
Badan polar pertama ini tidak peran lebih lanjut dalam reproduksi.
10. Sel kedua memiliki banyak sitoplasma hasil dari pembelahan sel dan menjadi oosit
sekunder yang kelak akan meenjadi ovum.
11. Folikel/oosit sekunder memasuki meiosis kedua namun tidak diselesaikan sampai
fertilisasi terjadi.
12. Saat ovulasi oosit sekunder akan dikeluarkan dari ovarium dan masuk kedalam tuba.
13. Jika spermatozoa menembus ovum, pembelahan meiosis kedua akan diselesaikan
dan menghasilkan 2 sel, tiap sel mengandung 23 kromosom.
14. Sel yang satu lebih kecil dari sel yang lai disebut badan polar kedua dan akan mati.
15. Sel yang lebih besar menjadi ovum yang dibuahi.

Gambar 9. Proses Oogenesis

D. Pengaruh Hormon dalam Oogenesis


Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel
folikel di sekeliling ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang
disebut Folikel de Graaf, Folikel de Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon
estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH, hormon LH
merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah kosong dirangsang oleh
LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum. Korpus luteum kemudian
menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi menghambat sekresi FSH dan LH.
Kemudian korpus luteum mengecil dan hilang, sehingga akhirnya tidak membentuk
progesteron lagi, akibatnya FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai
kembali.

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 16


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan pelepasan spermatozoa dapat
terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 –
5O tahun. Seorang wanita hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama
hidupnya, meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500 ribu
sampai 1 juta oosit primer. Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah
satu ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan terjadi
perdarahan (menstruasi). Menstruasi terjadi secara perfodik satu bulan sekali. Saat
wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah habis tereduksi, menstruasi
pun menjadi tidak teratur lagi, sampai kemudian terhenti sama sekali. Masa ini
disebut menopause.

III. ANATOMI PAYUDARA


Payudara (kelenjar mammae) dimiliki oleh kedua jenis kelamin. Kelenjar ini menjadi
fungsional saat pubertas untuk merespons esterogen pada perempuan dan pada laki-
laki biasanya tidak berkembang. Saat kehamilan kelenjar mammae mencapai
perkembangan puncaknya.
Fungsi dari payudara adalah memproduksi susu setelah kelahiran bayi untuk nutrisi
bayi. Manusia memiliki sepasang kelenjar payudara yang beratnya kurang lebih 200
gram, saat hamil 600 gram dan saat menyusui 800 gram.
a. Letak
Kelenjar mamae tumbuh menjadi besar sebelah lateral linea aksilaris
anterior/medial ruang interkostalis III dan sebelah kaudal ruang interkostalis VII –
VIII. Kelenjar mamae terdapat di atas bagian luar fasia torakalis superfisialis di
daerah jaringan lemak subkutis :
1. Ke arah lateral sampai ke linea aksilaris media.
2. Melewati linea media mencapai kelenjar mamae sisi yang lain.
3. Ke arah bawah mencapai daerah aksila (lipatan ketiak).
Payudara wanita disebut juga glandula mammaria yang merupakan alat reprouksi
tambahan. Payudara terletak pada sisi sternumdan meluas setinggi antara costa ke
dua dan keenam. Payudara teletak pada fascia superficialis dinding rongga dada
diatas musculus pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensori.
b. Bentuk
Masing masing payudara berbentuk tonjolan setengah bola dan mempunyai ekor
(caudal). Dari jaringnan yang meluas ke ketiak atau axilla (cauda axillaris spence).
c. Ukuran
Ukuran payudara berbeda untuk setiap individu, tergantung pada variasi jumlah
jaringan lemak dan jaringan ikat, juga bergantung pada stadium perkembangan

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 17


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018

dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada
payudara yang lain. 
d. Struktur Makroskopis
Struktur makroskopis dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Cauda Axillaris :
Jaringan payudara yang meluas ke arah axiila
2. Areola :
Daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami
pigmentasi dan masing masing payudara bergaris tengah kira – kira 2,5 cm.
Areola berwarna merah muda pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap
pada wanita yang berkulit coklat dan warna tersebut menjadi lebih gelap ada
waktu hamil. Di daerah areola ini terletak kira – kira 20 glandula sebacea.
Pada kehamilan areola ini membesar dan di sebut tuberkulum montgomery.
3. Papilla mamae :
Terletak dipusat areola mammae setinggi iga ( costa ) ke 4. Papila mammae
suatu tonjolan dengan panjang kira – kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil
berpigme dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla
mammae berlubang – lubang berupa ostium papillare kecil –kecil yang
merupakan ductus lactifer.ductus lactifer ini dilapisi oleh epitel.
e. Struktur Mikroskopis
Struktur mikroskopis dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Alveoli :
Mengandung sel – sel yang mensekresi air susu. Sertiap alveoli dilapisi oleh
sel-sel yang mensekresi air susu, disebut acini yang mengekstraksi factor-
faktor dari darah yang penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling
setiap alveolus terdapat sel-sel mioepitel yang di sebut sel keranjang atau sel
laba-laba. Apabila sel-sel ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi
sehingga mengalirkan air susu kedalam ductus lactifer. Alveolus, yaitu unit
terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner,
jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara. ASI dIsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),
kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 18


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018

Gambar 110. Struktur Payudara

2. Tubulu slactifer :
Saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.
3. Ductus lactifer:
Saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer. Meluas dari
ampulla sampai muara papilla mammae.
4. Ampulla :
Bagian dari ductus lactifer yang melebar yang merupakan tempat menyimpan
air susu. Ampulla terletak di bawah areola.

5. Jaringan ika t& lemak :


Jaringan penunjang & pelindung
Pembuluh darah mamae berasal dari arteri mamaria interna dan arteri torakalis
lateralis dan vena supervisialis. Mamae mempunyai banyak anastomosis yang
bermuara ke vena mamaria interna dan vena torakalis lateralis
interna/epigastrika, sebagian besar bermuara ke vena torakalis lateralis.
Pembuluh limfe mamae meliputi :
a. Aliran limfe superfisialis 75% mengalir ke seluruh torakalis lateralis,
berjalan bersama arteri dan vena di tepi lateral muskulus pektoralis mayor
dan bermuara di nn. XI aksilaris dan nervus supraklavikularis.

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 19


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018

b. Aliran limfe profunda mengalir ke dinding torak menembus


muskulus. Pektoralis mayor bermuara ke nn. XI pektoralis sepanjang arteri
dan vena mamaria interna.
c. Bagian medial aliran limfe subkutan berhubungan antara kedua mamae
bermuara ken n. XI supraklavikularis.

f.  Fisiologi Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi mempunyai
tujuan meningkatkan pemberian ASI ekslusif dan meneruskan pemberian ASI
sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapat
kekebalan tubuh secara alami.
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka
produksi hormon esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua atau
ketiga setelah persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis
sedangkan kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI. Saat
bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu menyebabkan
prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar. Pada
masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi.
Refleks yang terjadi pada ibu adalah: 
1. Produksi air susu (refleks prolaktin)
Dalam fisiologi laktasi prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresi
oleh glandula pituitari anterior, yang penting untuk memproduksi air susu
ibu (ASI). Kadar hormon ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama
kehamilan. Kerja hormone ini dihambat oleh plasenta. Dengan lepasnya
plasenta pada proses persalinan maka kadar estrogen dan progesteron
berangsur – angsur turun sampai pada tingkat terendah. Diaktifkannya
prolaktin akan menaikan pasokan darah yang beredar lewat payudara. Ini
dapat menyekresi bahan penting untuk pembentukan air susu, globulin,
lemak dan molekul – molekul protein yang akan membengkakkan acini
dan mendorong menuju lubuli laktiferus. Kenaikan kadar protein akan
menghambat ovulasi, sehingga mempunyai fungsi kontrasepsi dan kadar
prolaktin paling tinggi pada waktu malam hari.
2. Pengeluaran air susu (refleks oksitosin). Dua hormon yang terlibat dalam
mengalirkan air susu dari sel – sel sekretorik ke papilla mamae.
3. Tekanan dari belakang

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 20


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018

Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli
tersebut ke dalam tubuli laktiferus dan isapan bayi akan memacu sekresi
air susu lebih banyak.
4.  Refleks neurohormonal
Gerakan menghisap bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang
terdapat di dalam glandula pituitaria posterior. Akibat langsung dari
refleks ini adalah dikeluarkannya oksitoksin dari hipofisis posterior. Di
sekitar alveoli akan berkontraksi mendorong air susu masuk ke dalam
vasalaktifer. Dengan demikian lebih banyak air susu mengalir ke dalam
ampula. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya rasa sakit, misalnya
jahitan pada perineum. Sekresi oksitosin juga akan menyebabkan otot
uterus berkontraksi dan membantu involusi uterus selama puerperium
(nifas).

Gambar 11. Fisiologis Laktasi.


5. Refleks menghisap (sucking reflex) :
Refleks terjadi karena rangsangan puting susu pada palatum durum bayi
bila areola masuk ke dalam mulut bayi. Gusi bayi menekan areola, lidah
dan langit – langit sehingga menekan sinus laktiferus yang berada di
bawah areola. Kemudian terjadi gerakan peristaltik yang mengeluarkan
ASI dari payudara masuk ke dalam mulut bayi.

IV. PERUBAHAN FISIOLOGIS DAN PSIKOLOGIS PADA REMAJA


A. Secara Fisiologi
Untuk perempuan

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 21


Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
1. Ada perubahan bentuk tubuh di tempat-tempat tertentu
2. Tumbuh bulu di tempat-tempat tertentu
3. Mulai haid
4. Perubahan dan perkembangan tubuhnya mencapai maturitas fisik

Untuk Laki-laki

1. Adanya perubahan bentuk tubuh di tempat-tempat tertentu


2. Tumbuhnya kumis dan bulu-bulu di tempat-tempat tertentu
3. Suara mulai berubah
4. Belum mencapai maturitas fisik

B. Secara Psikologi Umum

1. Senang menulis surat


2. Membaca untuk kesenangan
3. Bicara lama di telepon
4. Pemikiran logis dan kemampuan berfikir abstrak berkembang
5. Mulai tertarik dengan lawan jenis
6. Dalam sosialisasi teman sebaya dan orang tua sangat penting
7. Suasana hati berubah-ubah, mencoba berbagai peran
8. Priode konflik intens dengan orang tua
9. Anak laki-laki lebih suka ke olahraga, sedangkan anak perempuan lebih suka
membicarakan pakaian, make up
10. Menghayal
11. Mampu mempertahankan argument
12. Masa-masa kreatif dan berfikir abstrak meningkat
13. Mulai memperhatikan masalah-masalah social
14. Emosi masih labil
15. Pelepasan ketergantungan pada orang tua
16. Dipengaruhi norma-norma kelompok, takut ditolak teman sebaya
17. Kesukaan seksual mulai terlihat

Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 22

Anda mungkin juga menyukai