2018
b. Testis
1) Organ seks laki laki yang dikenal juga dengan sebutan gonad
2) Berfungsi memproduksi spermatozoa
3) Memproduksi hormone testosteron
4) Berbentuk oval, berukuran 50x25 mm, berat 10-15gr.
5) Tersusun atas tiga lapisan yaitu
Tunika vaginalis, merupakan lapisan luan yang memungkinkan pergerakan
bebas testis dalam skrotum
Tunika albuginea, jaringan fibrosa padat yang membagi substansi testis
menjadi lobules
Tunika vaskulosa, jaringan kaya kapiler yang menyelubungi tiap lobuslus
6) Tiap testis terbagi atas 200-300 lobulus
c. Epididimis
1) Struktur berbentuk koma yang terdiri atas kaput, korpus dan ekor.
2) Berisi tubulus berkelok – kelok yang memiliki panjang 6 meter
3) Tubulus dilapisi epitel bersilia yang berfungsi mendorong spermatozoa.
4) Tubulus makin tidak berkelok ketika menuju ekor epididimis yang disebut vas
deferen
5) Panjang vas deferen 45 cm, berfungsi menyalurkan sperma dari testis ke vesika
seminalis
d. Penis
1) Organ yang sangat kaya akan pembuluh darah
2) Terdiri atas :
a. radiks (pangkal) yang terletak di perineum, melekat pada pelvik
b. korpus penis yang membungkus uretra dan menggantung bebas
3) Korpus penis terdiri dari :
a. 2 corpora cavernosa penis, bagian tengahnya terdapat arteri dan serabut
saraf.
b. 1 corpus spongiosum penis dibagian tengahnya terdapat urethra
2. Genitalia internal
Vas deferens berjalan masuk ke panggul di belakang dasar kandung kemih, lalu
menuju kelenjar prostat. Di sekitar kelenjar prostat, vas deferens bergabung
dengan duktus vesika seminalis membentuk duktuk ejakulatorius.
a. Vesika seminalis
1) Terletak antara dasar kandung kemih dan rectum
2) Kantong ireguler dengan panjang 5 cm
3) Sebagai tempat penyimpanan spermatozoa
4) Menyekresi cairan kaya nutrisi yang menghidupi spermatozoa
b. Duktus ejakulatorius
1) Memiliki panjang 2,5 cm
2) Berfungsi menyemprotkan spermatozoa dari vesika seminalis ke uretra
c. Kelenjar prostat
1) Berbentuk kerucut berukuran 4x3 cm
2) Terletak di bagian atas uretra
3) Tersusun atas jaringan kelenjar dan otot polos
4) Berfungsi membantu ejakulasi
5) Mensekresi seminal untuk dialirkan melaliu uretra
e. Semen
1) Cairan seminal serupakan hasil sekresi dari vesika seminalis, kelenjar prostat
dan kelenjar bulbouretra
2) Membawa spermatozoa
3) Rata – rata volume semen tiapkali ejakulasi 2,5-6 ml yang mengandung 50-
150 juta spermatozoa tiap 1 mililiternya
4) pH semen 7,2-7,6 yang dapat menetralisir lingkungan asam pada uretra pria
dan vagina wanita.
5) Mengandung enzim hyaluronidase untuk mengaktifkan spermatozoa saat
ejakulasi dan menembus mucus serviks dan membantu dalam memecah
membrane sel ovum.
B. KONTROL HORMONAL
Ketika seorang anak laki – laki berusia sekitar 10-14 tahun, gonadotrophin
releasing hormone dilepaskan oleh hipotalamus sehingga merangsang hipofisis
anterior untuk melepaskan folicle stimulation hormone dan luteneizing hormone.
1. FSH mempengaruhi tubulus seminiferus untuk memulai spermatogenesis
2. LH mempengaruhi sel leydig pada matrix testis untuk memulai produksi
testosterone
3. Testosterone berfungsi untuk maturasi seorang anak laki – laki menjadi pria
dewasa.
4. Testosterone dalam jumlah sedikit telah ada sebelum lahir yang mengatur
penurunan testis ke dalam skrotum
5. Saat pubertas terjadi peningkatan hormone testosterone yang menyebabkan :
C. SPERMATOGENESIS
1. Spermatogenesis merupakan proses produksi spermatozoa, yang dimulai sejak
umur ± 16 tahun.
2. Proses yang kontinu, menghasilkan suplai sperma secara konstan
3. Perkembangan spermatogonium menjadi spermatozoa matur memerlukan
waktu 75 hari.
4. Berlangsung di dalam tubulus seminiferus di bawah pengaruh follicle
stimulating hormone (FSH)
5. Terdiri atas beberapa tahap yaitu :
a. Spermatogonia dihasilkan dari mitosis epitel germinal tubulus seminiferus.
Spermatogonia dihidupi oleh sel sertoli dan akan berkembang menjadi
spermatosit primer yang mengandung kromosom lengkap yaitu 46
kromoson (Diploid/2n) dalam 23 pasang kromosom homolog.
b. Spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis membentuk 2
spermatosit sekunder, yang hanya mengandung 23 kromosom (Haploid/n)
Gambar 3. Spermatogenesis
D. SPERMATOZOA
1) Normalnya diproduksi 300 juta per hari setelah diejakulasikan
2) Dapat bertahan hidup selama 3-4 hari dilingkungan yang tepat
3) Terdiri atas
Kaput : berisi nukleas dan akrosom, struktur yang berisi enzim
hyaluronidase yang diperlukan untuk menembus sel ovum yang
ditemukan
Korpus : berisi banyak mitokondria, yaitu organel sel yang memproduksi
energi
Ekor : sebagai penggerak spermatozoon dalam perjalanan panjangnya
dari vagina, melewati serviks dan uterus lalu ke sepanjang tuba uterine.
b. Uterus
1. Organ berotot dan berongga, berbentuk buah pir
2. Terletak dalam rongga panggul antara vesika urinaria dan rectum
3. Posisi uterus anteversi dan antefleksi
4. Uterus matur memiliki panjang 7,5 cm, lebar 5 cm dan tebal 2,5 cm dengan
berat 60 gram
5. Uterus terdiri atas :
a) Fundus uteri : bagian bundar yang letaknya superior terhadap mulut
tuba ovarina
b) Korpus uteri : bagian luas berdinding tebal yang membungkus rongga
uterus. Dinding uterus terdiri dari :
d. Ovarium
1. Ovarium homolog dengan testis pada pria.
2. Ovarium berbentuk oval dan terletak pada dinding panggul bagian lateral
yang disebut fossa ovarium.
3. Ovarium ada dua yaitu terletak di kiri dan kanan uterus.
4. Ovarium dihubungkan oleh ligamentum ovarii propium dan dihubungkan
dengan dinding panggul dengan perantara ligamentum infundibulo
pelvikum.
5. Fungsi ovarium adalah sebagai berikut:
a) Mengeluarkan hormon progesteron dan esterogen
b) Mengeluarkan telur setiap bulan
6. Ukuran ovarium sekitar 2,5-5 cm x 1,5-3 cm x 0,9-1,5 cm. Berat ovarium
kurang lebih 4-8 gram.
7. Pada seorang wanita, terdapat 100.000 folikel primer. Folikel tersebut
setiap bulan akan matang dan keluar, terkadang dua folikel matang dan
keluar bersamaan. Folikel primer ini akan berkembang menjadi folikel de
graaf.
8. Folikel de graaf yang matang terdiri atas: ovum, stratum granulosum, teka
internus, dan teka eksternus.
Gambar 6. Ovarium
B. KENDALI HORMON
Aktivitas hormonal reproduksi belum dimulai samapi seorang perempuan
berumur 7 tahun, saat hormone hipofisis dilepaskan untuk berespon terhadap
Pengajar : Yublina Rohi, SST. Prodi Keperawatan Waingapu Page 12
Anatomi & Fisiologi Sistem Reproduksi
2018
stimulus dari hipotalamus. Folikel ovarium mulai memproduksi sejumlah kecil
estrogen yang akan terus meningkat bertahap samapi usia 10 hingga 16 tahun saat
pengaturan hormonal reproduksi sudah mulai matur dan mulai ovulasi, dimulai
dengan menstruasi pertama/menarche.
Peningkatan kadar estrogen selama pubertas menghasilkan banyak perubahan
pada tubuh wanita :
1. Penimbunan lemak untuk memberi bentuk tubuh wanita dewasa
2. Pertumbuhan rambut di area aksila dan pubis
3. Pertumbuhan dan pengembangan payudara, vagina dan uterus
4. Mulainya menstruasi
Sistem hormonal yang mempengaruhi siklus reproduksi adalah:
1. Gn-RH ( gonadotropin releasing hormone) yang dikeluarkan hipotalamus
merangsang hipofisis anterior mengeluarkan FSH dan LH
2. FSH (Folicle stimulating hormone) yang dikeluarkan hipofise anterior merangsang
pertumbuhan dan maturasi folikel dalam ovarium.
3. Folikel dalam ovarium menghasilkan hormone estrogen yang menghambat FSH oleh
hipofise anterior dan mengeluarkan LH.
4. LH (Luteinezing hormone) merangsang pematangan folikel de graaf dan
mengeluarkan ovum.
5. Folikel dibawah pengaruh LH diubah menadi badan kuning (Korpus Luteum) yang
menghasilkan Hormon Progesteron dan Estrogen
6. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding uterus yaitu
endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi
7. Hormon Progesteron mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan
pembuluh darah untuk mempersiapkan datangnya embrio.
8. Ketika pembuahan tidak terjadi, korpus luteum akan mati dan kadar progesteron dan
estrogen menurun, endometrium menjadi kering dan mengelupas.
9. Oleh karena tidak ada estrogen dan progesteron, maka FSH mulai terbentuk lagi dan
terjadilan proses oogenesis kembali.
1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium
(selaput rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium
berada dalam kadar paling rendah
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah
menstruasi berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari
desidua fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase
ini endometrium tumbuh kembali.
3. Masa Ovulasi Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel telur dari
indung telur (disebut ovulasi)
4. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon
progesteron dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk
membuat kondisi rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)
C. OOGENESIS
Oogenesis dimulai di dalam ovarium janin perempuan sebelum dilahirkan sebagai
rangkaian pembelahan sel khusus dan perubahan perkembangan. Oogenesis belum
sempurna samapi ovum matur mulai dilepaskan setiap siklus reproduksi.
1. Semenjak awal kehidupan janin, sel germinal primordial mulai bermigrasi dari yolk
sac ke ovarium tempat sel ini berkembang menjadi oogonia.
2. Oogonia mengandung 46 kromosom dalam 23 pasang kromosom homolog.
3. Selama 3 bulan pertama kehidupan janin, oogonia mengalami pembelahan mitosis
menjadi oosit primer yang besar yang mengandung 46 kromosom
4. Setelah bulan ke lima kehidupan janin, oosit primer memulai tahap awal pembelahan
meiosis yang akan selesai saat oosit diovulasikan.
5. Oosit primer dikelilingi oleh selapis sel sehingga membentuk folikel primordial
6. Sejak pubertas, bebrapa folikel primitis berespon terhadap FSH, sehingga menjadi
makin besar dan matur
dan umur. Tidak jarang salah satu payudara ukurannya agak lebih besar daripada
payudara yang lain.
d. Struktur Makroskopis
Struktur makroskopis dibagi menjadi 3 yaitu :
1. Cauda Axillaris :
Jaringan payudara yang meluas ke arah axiila
2. Areola :
Daerah lingkaran yang terdiri dari kulit yang longgar dan mengalami
pigmentasi dan masing masing payudara bergaris tengah kira – kira 2,5 cm.
Areola berwarna merah muda pada wanita yang berkulit cerah, lebih gelap
pada wanita yang berkulit coklat dan warna tersebut menjadi lebih gelap ada
waktu hamil. Di daerah areola ini terletak kira – kira 20 glandula sebacea.
Pada kehamilan areola ini membesar dan di sebut tuberkulum montgomery.
3. Papilla mamae :
Terletak dipusat areola mammae setinggi iga ( costa ) ke 4. Papila mammae
suatu tonjolan dengan panjang kira – kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil
berpigme dan merupakan bangunan yang sangat peka. Permukaan papilla
mammae berlubang – lubang berupa ostium papillare kecil –kecil yang
merupakan ductus lactifer.ductus lactifer ini dilapisi oleh epitel.
e. Struktur Mikroskopis
Struktur mikroskopis dibagi menjadi 4 yaitu:
1. Alveoli :
Mengandung sel – sel yang mensekresi air susu. Sertiap alveoli dilapisi oleh
sel-sel yang mensekresi air susu, disebut acini yang mengekstraksi factor-
faktor dari darah yang penting untuk pembentukan air susu. Di sekeliling
setiap alveolus terdapat sel-sel mioepitel yang di sebut sel keranjang atau sel
laba-laba. Apabila sel-sel ini dirangsang oleh oksitosin akan berkontraksi
sehingga mengalirkan air susu kedalam ductus lactifer. Alveolus, yaitu unit
terkecil yang memproduksi susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner,
jaringan lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah. Lobulus, yaitu
kumpulan dari alveolus.
Lobus, yaitu beberapa lobulus yang berkumpul menjadi 15-20 lobus pada tiap
payudara. ASI dIsalurkan dari alveolus ke dalam saluran kecil (duktulus),
kemudian beberapa duktulus bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus laktiferus).
2. Tubulu slactifer :
Saluran kecil yang berhubungan dengan alveoli.
3. Ductus lactifer:
Saluran sentral yang merupakan muara beberapa tubulus lactifer. Meluas dari
ampulla sampai muara papilla mammae.
4. Ampulla :
Bagian dari ductus lactifer yang melebar yang merupakan tempat menyimpan
air susu. Ampulla terletak di bawah areola.
f. Fisiologi Laktasi
Laktasi adalah keseluruhan proses menyusui mulai dari ASI diproduksi
sampai proses bayi menghisap dan menelan ASI. Masa laktasi mempunyai
tujuan meningkatkan pemberian ASI ekslusif dan meneruskan pemberian ASI
sampai anak umur 2 tahun secara baik dan benar serta anak mendapat
kekebalan tubuh secara alami.
Setelah persalinan, plasenta terlepas. Dengan terlepasnya plasenta, maka
produksi hormon esterogen dan progesteron ber-kurang. Pada hari kedua atau
ketiga setelah persalinan, kadar esterogen dan progesteron turun drastis
sedangkan kadar prolaktin tetap tinggi sehingga mulai terjadi sekresi ASI. Saat
bayi mulai menyusu, rangsangan isapan bayi pada puting susu menyebabkan
prolaktin dikeluarkan dari hipofise sehingga sekresi ASI semakin lancar. Pada
masa laktasi terdapat refleks pada ibu dan refleks pada bayi.
Refleks yang terjadi pada ibu adalah:
1. Produksi air susu (refleks prolaktin)
Dalam fisiologi laktasi prolaktin merupakan suatu hormon yang disekresi
oleh glandula pituitari anterior, yang penting untuk memproduksi air susu
ibu (ASI). Kadar hormon ini di dalam sirkulasi maternal meningkat selama
kehamilan. Kerja hormone ini dihambat oleh plasenta. Dengan lepasnya
plasenta pada proses persalinan maka kadar estrogen dan progesteron
berangsur – angsur turun sampai pada tingkat terendah. Diaktifkannya
prolaktin akan menaikan pasokan darah yang beredar lewat payudara. Ini
dapat menyekresi bahan penting untuk pembentukan air susu, globulin,
lemak dan molekul – molekul protein yang akan membengkakkan acini
dan mendorong menuju lubuli laktiferus. Kenaikan kadar protein akan
menghambat ovulasi, sehingga mempunyai fungsi kontrasepsi dan kadar
prolaktin paling tinggi pada waktu malam hari.
2. Pengeluaran air susu (refleks oksitosin). Dua hormon yang terlibat dalam
mengalirkan air susu dari sel – sel sekretorik ke papilla mamae.
3. Tekanan dari belakang
Tekanan globuli yang baru terbentuk di dalam sel akan mendorong globuli
tersebut ke dalam tubuli laktiferus dan isapan bayi akan memacu sekresi
air susu lebih banyak.
4. Refleks neurohormonal
Gerakan menghisap bayi akan menghasilkan rangsangan saraf yang
terdapat di dalam glandula pituitaria posterior. Akibat langsung dari
refleks ini adalah dikeluarkannya oksitoksin dari hipofisis posterior. Di
sekitar alveoli akan berkontraksi mendorong air susu masuk ke dalam
vasalaktifer. Dengan demikian lebih banyak air susu mengalir ke dalam
ampula. Refleks ini dapat dihambat dengan adanya rasa sakit, misalnya
jahitan pada perineum. Sekresi oksitosin juga akan menyebabkan otot
uterus berkontraksi dan membantu involusi uterus selama puerperium
(nifas).
Untuk Laki-laki