Anda di halaman 1dari 11

Siti Zahratun Hasanah 22111148

Sri hardianti 22111136


Miftahul Jannah 22111162

Dosen pengampu :
Sri Apfani, M,Pd
1. Hakikat membaca lancar
Hakikat membaca lancar adalah membaca dengan tidak tersendat-sendat, yaitu membaca dengan
intonasi dan pelafalan yang benar serta memperhatikan tanda bacanya. Membaca lancar biasa juga disebut
sebagai membaca tekniik Tujuan membaca lancar adalah untuk melatih cara membaca yang baik dan benar
sesuai dengan kaidah kebahasaan.

Dengan begitu, membaca lancar dapat membantu individu dalam memahami dan
menginterpretasikan pesan yang disampaikan oleh penulis dengan lebih efektif dan efisien.
2. Teknik membcaca lancar

Membaca dengan lancar adalah keterampilan yang penting dan dapat ditingkatkan dengan
latihan dan teknik yang tepat. Berikut adalah beberapa teknik yang dapat membantu:
1. Pahami Konteks: Sebelum mulai membaca, coba pahami konteks dari materi yang akan
dibaca.
2. Membaca Nyaring: Membaca dengan suara keras dapat membantu memahami dan
mengingat informasi dengan lebih baik. Ini juga membantu dalam peningkatan pengucapan dan
intonasi.
3. Latihan Membaca: Seperti halnya keterampilan lainnya, membaca juga membutuhkan latihan.
Semakin sering Anda membaca, semakin lancar Anda akan menjadi.
4. Gunakan Jari Anda: Saat membaca, gunakan jari Anda untuk mengikuti baris teks. Ini bisa
membantu menjaga fokus dan mempercepat kecepatan membaca Anda.
5. Membaca dalam Pikiran: Setelah cukup nyaman dengan membaca nyaring, cobalah membaca
dalam pikiran. Ini bisa membantu meningkatkan kecepatan membaca Anda.
6. Pahami Kata-Kata Baru: Jika Anda menemukan kata atau frasa yang tidak Anda mengerti,
jangan ragu untuk mencarinya.
7. Istirahat yang Cukup: Pastikan Anda memiliki waktu istirahat yang cukup antara sesi
membaca.
3. Level peekembangan membaca lancar

Pengembangan membaca lancar biasanya melalui beberapa tahap atau level. Berikut ini
adalah gambaran umum tentang tahapan tersebut:
1. Pra-Membaca (Pre-Reading): Pada tahap ini, individu belajar tentang konsep dasar
membaca seperti mengenali huruf dan suara yang berhubungan dengan huruf tersebut.
2. Membaca Awal (Initial Reading): Pada tahap ini, individu mulai membaca kata-kata
sederhana dan kalimat pendek. Mereka mulai menghubungkan suara dengan huruf dan kata-
kata.
3. Membaca Lancar (Fluent Reading): Pada tahap ini, individu mulai membaca dengan lebih
lancar dan cepat. Mereka mulai memahami kalimat yang lebih kompleks dan paragraf.
4. Membaca Multilevel (Multilevel Reading): Pada tahap ini, individu dapat membaca dan
memahami teks yang lebih kompleks dan abstrak. Mereka juga mulai menganalisis dan
mengevaluasi teks yang mereka baca.
5. Membaca Kritis (Critical Reading): Pada tahap ini, individu mampu menganalisis,
mengevaluasi, dan mengkritik teks yang mereka baca.
4. ciri-ciri teks membaca lancar

Membaca lancar memiliki beberapa ciri khas, diantaranya adalah:


1. Kecepatan Membaca: Individu yang membaca dengan lancar biasanya dapat membaca teks
dengan kecepatan yang konsisten dan cukup cepat.
2. Ekspresi dan Intonasi: Membaca dengan lancar juga melibatkan penggunaan ekspresi dan
intonasi yang tepat.
3. Akurasi: Individu yang membaca dengan lancar biasanya dapat membaca teks dengan
akurasi yang tinggi, artinya mereka tidak sering membuat kesalahan saat membaca.
4. Pemahaman: Kemampuan untuk memahami isi teks juga merupakan bagian penting dari
membaca dengan lancar.
5. Kelancaran Transisi: Individu yang membaca dengan lancar biasanya mampu berpindah dari
satu kata ke kata berikutnya, dan dari satu kalimat ke kalimat berikutnya dengan mudah dan
tanpa hambatan.
5. Peranan jeda, intonasi, dan ekspresi dalam membaca lancar

Jeda, intonasi, dan ekspresi sangat penting dalam membaca dengan lancar. Mari kita bahas
lebih lanjut:
1. Jeda: Jeda membantu kita untuk memahami struktur dan makna dari teks yang kita baca.
Jeda yang tepat dapat membantu kita memahami kapan suatu kalimat atau pikiran selesai, dan
kapan yang baru dimulai. Jeda juga penting untuk menandai tanda baca seperti koma dan titik.
2. Intonasi: Intonasi adalah variasi nada suara kita saat membaca. Intonasi yang tepat dapat
membantu kita mengekspresikan emosi, menekankan poin penting, dan memahami konteks
dan makna dari teks.
3. Ekspresi: Ekspresi adalah cara kita menunjukkan emosi dan menekankan informasi saat
membaca. Ekspresi yang baik dapat membuat membaca lebih menarik dan dapat membantu
kita memahami dan merasakan emosi dan suasana dari teks.

Menggunakan jeda, intonasi, dan ekspresi dengan tepat dapat membuat pengalaman
membaca lebih kaya dan lebih menarik. Ini juga dapat membantu kita memahami dan
mengingat informasi dengan lebih baik.
6. Peranan tanda baca dalam membaca lancar

Tanda baca memainkan peran penting dalam membaca lancar. Berikut adalah beberapa
peranan penting tanda baca dalam membaca yang lancar:
1. Memahami Struktur Kalimat: Tanda baca membantu kita memahami struktur dan hubungan
antara kata-kata dalam kalimat.
2. Mengatur Jeda: Tanda baca membantu kita mengatur jeda saat membaca.
3. Mengindikasikan Intonasi: Tanda baca juga membantu dalam menentukan intonasi yang
tepat saat membaca.
4. Menekankan Poin Penting: Tanda baca dapat digunakan untuk menekankan poin penting
dalam teks.
7. Penilaian kemampuan membaca lancar

Penilaian kemampuan membaca lancar dapat dilakukan dengan beberapa cara. Berikut adalah
beberapa metode umum yang digunakan untuk menilai kemampuan membaca lancar:
1. Mengukur Kecepatan Membaca: Salah satu indikator utama kemampuan membaca lancar
adalah kecepatan membaca.
2. Mengukur Akurasi Membaca: Selain kecepatan, akurasi membaca juga penting.
3. Mengukur Ekspresi dan Intonasi: Penilaian ini fokus pada kemampuan peserta untuk
menggunakan ekspresi dan intonasi yang tepat saat membaca.
4. Mengukur Pemahaman Membaca: Kemampuan memahami teks yang dibaca juga
merupakan aspek penting dari membaca lancar.
5. Mengukur Kelancaran Transisi: Penilaian ini melibatkan pengamatan terhadap kemampuan
peserta untuk melakukan transisi yang lancar dari satu kata ke kata berikutnya, dan dari satu
kalimat ke kalimat berikutnya tanpa hambatan atau jeda yang berlebihan.
8. Model pembelajaran oral reading fluency

Model pembelajaran Oral Reading Fluency (ORF) adalah pendekatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan membaca lancar secara lisan. Model ini fokus pada pengembangan kecepatan, akurasi, dan
ekspresi dalam membaca teks secara verbal. Berikut adalah beberapa komponen utama dari model
pembelajaran ORF:
1. Modeling (Pemodelan): Guru memulai dengan memodelkan membaca teks dengan lancar dan
menunjukkan penggunaan intonasi yang tepat. Peserta didik dapat mengamati dan mendengarkan contoh
yang baik dari guru.
2. Repeated Reading (Membaca Berulang-ulang): Peserta didik diberi kesempatan untuk membaca teks
secara berulang-ulang. Mereka diminta untuk membaca teks dengan cepat, lancar, dan akurat. Dalam
beberapa kasus, peserta didik dapat berpasangan dengan teman sebaya untuk membaca secara bergantian.
3. Timed Reading (Membaca dengan Waktu Terbatas): Peserta didik diberi waktu terbatas untuk membaca
teks. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kecepatan membaca mereka seiring berjalannya waktu.
4. Feedback (Umpan Balik): Guru memberikan umpan balik yang konstruktif kepada peserta didik mengenai
kecepatan, akurasi, dan ekspresi mereka dalam membaca. Umpan balik ini membantu peserta didik untuk
memperbaiki dan meningkatkan kemampuan membaca mereka.
5. Progress Monitoring (Pemantauan Kemajuan): Kemajuan peserta didik dalam membaca lancar secara lisan
terus dipantau oleh guru. Hal ini dapat dilakukan melalui pengukuran kecepatan membaca, akurasi, dan
pemahaman teks yang dibaca.
9. Metode pembelajaran story reading

Pengaruh Teknik Story Reading dalam Gerakan Literasi Sekolah terhadap Minat Baca kecil atau dengan satu orang.
Flood dan Lapp mengemukakan langkah-langkah dalam story readingsebagai berikut:
a. Melakukan berbagai persiapan, seperti menyiapkan buku yang akan dibacakan dan mengatur posisi duduk
pendengar.
b. Mengajukan pertanyaan pembuka yang berhubungan dengan tema buku yang akan dibacakan.
c. Membacakan cerita dengan suara keras dan menunjukkan buku.
d. Mengajak anak bertanya dan berkomentar tentang isi cerita, menjawab pertanyaan dan mengaitkan isi cerita
dengan kehidupan nyata.
e. Memberikan penguatan yang positif untuk anak yang aktif menjawab.
Upaya penumbuhan minat baca tidak hanyadilakukan oleh guru saja, melainkan diperlukan dukugan dari berbagai
pihak lain(Hasyim dalam Dalman, 2014:144). Keluarga sebagai pendidik pertama dan utama bias mendirikan
perpustakaan keluarga sebagai sarana penumbuhan minat baca. Di sekolah, dapat dilakukan upaya perbaikan
dengan meningkatkan kualitas perpustakaan, guru, dan tenaga kependidikan. Guru juga harus dapat memainkan
perannya sebagai motivator untuk memberikan dorongan pada siswa agar lebih tertarik terhadap kegiatan
membaca. Ditingkat daerah dan pusat bisa digalakkan program perpustakaan keliling ataupun perpustakaan tetap
yang ditempatkan didaerah-daerah. Untuk penempatannya dapat dilakukan koordinasi dengan pengurus desa
maupun kecamatan setempat. Dengan adanya perpustakaan daerah akan memperbesar peluang masyarakat
untuk membaca.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai