Anda di halaman 1dari 6

e-Journal AMJ (Aesculapius Medical Journal)

Vol. 2 No.1 | Juni | 2022 | Hal. 51-56

E ISSN: 2808-6848
P ISSN: 2829-0712

Terbit: 30/06/2022

Perbedaan Tajam Penglihatan Pascaoperasi Fakoemulsifikasi


Pada Pasien Katarak Dengan Diabetes Melitus dan Tanpa
Diabetes Melitus
Putu Gede Wirakusuma Putra1, Ni Nyoman Sunariasih2, Rima Kusuma Ningrum3
1
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Warmadewa
2
KSM Ilmu Kesehatan Mata RSUD Sanjiwani Gianyar
3
Kepala Lembaga Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Universitas Warmadewa
Email1: wirakusumaputra06@gmail.com
Abstrak
Operasi fakoemulsifikasi pada penderita katarak dengan diabetes melitus dilaksanakan guna
mempertajam penglihatan yang nantinya akan meningkatkan taraf hidup pasien. Fakoemulsifikasi merupakan
salah satu teknik operasi yang efisien dan banyak dijumpai. Tujuan penelitian guna melihat ketajaman
penglihatan setelah operasi fakoemulsifikasi pada pasien katarak yang mengidap diabetes melitus serta tanpa
diabetes melitus. Penelitian ini adalah observasional analitik menggunakan desain penelitian cross sectional.
Data bersumber dari data sekunder yaitu rekam medis penderita katarak yang mengidap diabetes melitus serta
tanpa diabetes melitus yang telah menjalani operasi fakoemulsifikasi di RS Mata Bali Mandara Tahun 2019.
Penelitian ini dilakukan di RS Mata Bali Mandara selama bulan Desember 2020-Maret 2021. Subjek penelitian
masing-masing berjumlah 59 penderita katarak yang mengidap diabetes melitus serta 59 penderita katarak
tanpa diabetes melitus. Data yang dikumpulkan dianalisis dengan uji hipotesis menggunakan uji Mann
Whitney. Nilai p<0,05 berarti signifikan. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan, pasien katarak dengan
diabetes melitus memiliki tajam penglihatan kategori sedang pascaoperasi fakoemulsifikasi dengan persentase
44,1%. Pasien katarak tanpa diabetes melitus memiliki ketajaman penglihatan kategori baik setelah operasi
fakoemulsifikasi sebesar 55,9%. Terdapat perbedaan yang signifikan antara ketajaman penglihatan
pascaoperasi fakoemulsifikasi pada pasien katarak yang mengidap diabetes melitus serta tanpa diabetes melitus
yang ditunjukkan oleh nilai p=0,049. Pasien katarak tanpa menderita diabetes melitus memiliki tajam
penglihatan yang lebih baik pascaoperasi fakoemulsifikasi dibandingkan dengan pasien katarak yang
mengalami diabetes melitus.

Kata kunci: tajam penglihatan, fakoemulsifikasi, katarak, diabetes melitus

Abstract
[The Differences of Visual Acuity After Phacoemulsification Surgery in Cataract Patients With Diabetes
Mellitus and Without Diabetes Mellitus]
Phacoemulsification surgery in cataract patients with diabetes mellitus is performed to improve visual
acuity so as to improve patient’s quality of life. Phacoemulsification is one of the most efficient and widely
used surgical techniques. The aim of this study was to determine the visual acuity after phacoemulsification
surgery in cataract patients with diabetes mellitus and without diabetes mellitus. This research is an analytic
observational with a cross sectional research design that used medical records of Bali Mandara Eye Hospital
in 2019. The subjects were 59 cataract patients with diabetes mellitus and 59 cataract patients without
diabetes mellitus. The collected data were analyzed by using the Mann Whitney test. The value of p<0.05 was
significant. The results showed that cataract patients with diabetes mellitus (44,1%) had moderate visual
acuity after phacomulsification surgery. Furthermore, the cataract patients without diabetes mellitus (55,9%)
had good visual acuity after phacoemulsification surgery. There was a significant difference between visual
acuity after phacoemulsification surgery in cataract patients with diabetes mellitus and without diabetes
mellitus as indicated by the p value = 0.049. Cataract patients without diabetes mellitus had better visual
acuity after phacoemulsification surgery compared to cataract patients with diabetes mellitus.

Keywords: visual acuity, phacoemulsification, cataract, diabetes mellitus

Aesculapius Medical Journal | Vol. 2 No.1 | Juni | 2022 Hal. 51


Perbedaan Tajam Penglihatan Pascaoperasi Fakoemulsifikasi Pada Pasien Katarak Dengan Diabetes Melitus
dan Tanpa Diabetes Melitus

PENDAHULUAN dengan diabetes melitus dan tanpa diabetes


Rapid Assessment Of Avoidable melitus di RS Mata Bali Mandara.
Blindness menunjukkan bahwa persentase
kebutaan di Provinsi Bali adalah 2,0% (1). METODE
Segala cara yang dilakukan guna Penelitian ini termasuk penelitian
memperendah tingkat kebutaan diantaranya analitik menggunakan desain cross-
adalah dengan adanya program Vision 2020 sectional. Sumber data yaitu dari data
-The Right to Sight yang telah ada dari sekunder yang tercatat di rekam medis RS
tahun 2000. Katarak menjadi sebab utama Mata Bali Mandara Tahun 2019. Sampel
kebutaan yang ada di Indonesia kemudian adalah pasien penderita katarak yang
diikuti dengan gangguan penglihatan lain mengidap diabetes melitus serta tanpa
seperti kelainan refraksi, glaukoma dan diabetes melitus di RS Mata Bali Mandara
abnormalitas kornea (2). Tahun 2019 yang telah memenuhi syarat
Katarak merujuk ke suatu kondisi inklusi serta eksklusi dan dipilih dengan
terjadinya kondisi keruh pada lensa mata simple random sampling. Analisis data
yang mengakibatkan gangguan penglihatan dilaksanakan dalam bentuk analisis
bahkan sampai kebutaan (3). Asal kata univariat serta bivariat.
katarak adalah dari Bahasa Yunani yakni
katarrahakies, menurut Bahasa Inggris HASIL
yakni cataract, serta menurut Bahasa Latin Sampel berjumlah 118 orang dengan
yakni cataracta yang artinya air terjun, jadi mayoritas subjek berjenis kelamin
dapat diartikan sebagai penglihatan yang perempuan dan didominasi oleh usia 61-70
seperti ditutupi oleh air terjun (4). Katarak tahun. Jumlah penderita katarak yang
mampu muncul karena adanya proses menderita DM dan tanpa DM masing-
hidrasi atau penambahan cairan pada lensa, masing 59 orang. Adapun ciri subjek
denaturasi protein lensa, ataupun muncul penelitian mampu terlihat pada Tabel 1.
karena kedua hal tersebut. Kasus katarak Tabel 1. Penyajian Data Usia Responden
umumnya mempunyai sifat bilateral, meski Variabel Frekuensi Persentase
pertumbuhannya cenderung berbeda. Jenis Kelamin
Tingkat keruhnya lensa mengakibatkan Laki-laki 56 47,5
lensa berwarna tidak transparan dan Perempuan 62 52,5
berubah warna menjadi putih ataupun abu- Usia
abu. Kekeruhan ini mampu terlihat pada 31-40 Tahun 1 0,8
41-50 Tahun 14 11,9
seluruh bagian pada lensa, baik itu korteks, 51-60 Tahun 42 35,6
nukleus dan juga subkapsular (5). 61-70 Tahun 45 38,1
Operasi katarak penting diperhatikan > 70 Tahun 16 13,6
pada penderita diabetes melitus yang Status Diabetes
bertujuan untuk memperoleh tajam DM 59 50,0
Tidak DM 59 50,0
penglihatan yang semakin baik, harapannya Total 118 100,0
mampu memperbaki taraf hidup pasien (6).
Fakoemulsifikasi adalah teknik operasi
katarak yang saat ini banyak dilakukan Berikut ini adalah tabel yang
karena lebih efisien dan masa menunjukkan 59,3% subjek mempunyai
penyembuhan yang relatif lebih cepat (3). tajam penglihatan yang termasuk dalam
Fenomena ini merupakan dasar bagi kategori buruk sebelum operasi
peneliti dalam melaksanakan penelitian fakoemulsifikasi.
terkait tajam penglihatan pasca operasi
fakoemulsifikasi pada penderita katarak

Aesculapius Medical Journal | Vol. 2 No.1 | Juni | 2022 Hal. 52


Perbedaan Tajam Penglihatan Pascaoperasi Fakoemulsifikasi Pada Pasien Katarak Dengan Diabetes Melitus
dan Tanpa Diabetes Melitus

Tabel 2. Gambaran Tajam Penglihatan Sebelum fakoemulsifikasi yaitu dalam persentase


Operasi Fakoemulsifikasi sejumlah 44,1%. Ini memperlihatkan
Variabel Frekuensi Persentase bahwa adanya perbedaan yang signifikan
Tajam Penglihatan antara tajam penglihatan setelah operasi
Baik 12 10,2 dengan teknik fakoemulsifikasi pada
Sedang 36 30,5 pasien yang menderita katarak dengan
Buruk 70 59,3 status diabetes melitus serta tanpa diabetes
Total 118 100,0 melitus (nilai p = 0,049) yang diperlihatkan
pada table berikut.
Sebanyak 44,9% subjek dalam Tabel 5. Perbandingan Tajam Penglihatan Pasca
penelitian ini menunjukkan tajam Operasi Katarak dengan Teknik Fakoemulsifikasi
penglihatan yang termasuk dalam kategori pada Pasien Katarak dengan DM dan Tanpa DM
baik pasca operasi fakoemulsifikasi.
Status DM
Tabel 3. Gambaran Tajam Penglihatan Setelah Nilai
Total
Tidak p
Operasi Fakoemulsifikasi DM
DM
Tajam Baik N 20 33 53 0,049
Variabel Frekuensi Persentase Penglih
Tajam Penglihatan atan % 33,9 55,9 44,9
Baik 53 44,9 Setelah
Operasi Sedang N 26 15 41
Sedang 41 34,7 Fakoe
Buruk 24 20,3 mulsifi % 44,1 25,4 34,7
kasi
Total 118 100,0 Buruk N 13 11 24

Mayoritas subjek penelitian ini % 22 18,6 20,3


mengalami peningkatan tajam penglihatan Total N 59 59 118
setelah menjalani operasi fakoemulsifikasi
yaitu sebesar 73,7%. Adapun gambaran % 100 100 100,0

perubahan tajam penglihatan pra serta


pascaoperasi katarak menggunakan teknik
fakoemulsifikasi ditunjukkan pada tabel PEMBAHASAN
berikut ini. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa mayoritas (59,3%) pasien katarak
Tabel 4. Perubahan Visus Sebelum dan Setelah pada penelitian ini memiliki tajam
Operasi dengan Teknik Fakoemulsifikasi penglihatan yang termasuk dalam kategori
Variabel Frekuensi Persentase buruk sebelum operasi fakoemulsifikasi
Perubahan Tajam dan mayoritas (44,9%) memiliki tajam
Penglihatan penglihatan yang termasuk dalam kategori
Meningkat 87 73,7 baik setelah operasi fakoemulsifikasi. Hal
Tetap 8 6,8 ini menunjukkan bahwa mayoritas (73,7%)
Menurun 23 19,5 pasien mengalami peningkatan tajam
Total 118 100,0 penglihatan setelah menjalani operasi
fakoemulsifikasi. Hasil tabulasi silang
Sebagian besar pasien katarak tanpa menunjukkan bahwa mayoritas (55,9%)
DM menunjukkan tajam penglihatan dalam pasien katarak tanpa DM memiliki tajam
kategori baik saat pasca operasi penglihatan yang termasuk dalam kategori
fakoemulsifikasi yakni sebesar 55,9%. baik setelah operasi fakoemulsifikasi,
Hasil penelitian ini juga menunjukkan sedangkan mayoritas (44,1%) pasien
bahwa mayoritas pasien katarak dengan katarak dengan DM memiliki tajam
DM memiliki tajam penglihatan yang penglihatan yang termasuk dalam kategori
termasuk kategori sedang setelah menjalani sedang setelah operasi fakoemulsifikasi.
operasi katarak dengan teknik Hasil penelitian memperlihatkan, adanya

Aesculapius Medical Journal | Vol. 2 No.1 | Juni | 2022 Hal. 53


Perbedaan Tajam Penglihatan Pascaoperasi Fakoemulsifikasi Pada Pasien Katarak Dengan Diabetes Melitus
dan Tanpa Diabetes Melitus

kontras yang sifatnya signifikan antara ≥ 75 tahun, tidak didapatkan peningkatan


tajam penglihatan setelah operasi ketajam penglihatan yang signifikan
fakoemulsifikasi pasien katarak yang setelah menjalani operasi. Kondisi ini dapat
mengidap diabetes melitus ataupun tanpa terjadi diduga disebabkan pada pasien yang
diabetes melitus (nilai p = 0,049; p < 0,05). berusia < 75 tahun, kontrol glikemiknya
Pasien katarak tanpa diabetes mellitus akan akan lebih baik, sehingga tidak terjadi
memiliki tajam penglihatan yang lebih baik retinopati diabetik yang tentu dapat
setelah operasi fakoemulsifikasi, daripada mempengaruhi ketajaman penglihatan (8).
pasien katarak dengan diabetes mellitus. Penelitian yang dilaksanakan di
Penelitian yang dilaksanakan di Amerika Serikat, ,menggunakan desain
Tiongkok yang menggunakan desain cohort cohort yang melibatkan 355 bola mata
dengan mengikutsertakan 126 pasien (153 tersebut bertujuan untuk mengetahui
mata) tersebut bertujuan untuk mengetahui perubahan ketajaman penglihatan pada
manfaat operasi katarak terhadap ketajaman pasien dengan diabetes setelah menjalani
penglihatan dan kualitas hidup terkait operasi katarak (9). Penelitian tersebut
penglihatan pada pasien dengan retinopati mendapati bahwa saat follow up 1 tahun
diabetes stabil (7). Salah satu hasil setelah operasi, mata tanpa retinopati
penelitian tersebut mendapati bahwa saat diabetik, dengan non proliferative diabetic
follow up tiga bulan setelah operasi, terjadi retinopathy (NPDR) ringan, atau dengan
peningkatan tajam penglihatan yang NPDR sedang akan mengalami
signifikan (p < 0,001). Individu yang peningkatan ketajaman penglihatan yang
mengalami diabetes diketahui akan signifikan. Sementara itu, pada mata
cenderung memiliki tajam penglihatan yang dengan NPDR berat atau proliferative
buruk setelah operasi katarak karena terkait diabetic retinopathy juga mengalami
dengan terjadinya retinopati diabetik atau peningkatan ketajaman, tetapi
edema makula diabetik. Mata yang peningkatannya tidak signifikan. Hal ini
dioperasi dengan retinopati diabetik yang terjadi karena meskipun katarak telah
sudah ada sebelumnya cenderung ditangani, tetapi adanya retinopati diabetik
berkembang menjadi cystoid klinis dan tetap akan mengganggu ketajaman
edema makula setelah operasi katarak. penglihatan (9).
Kondisi inilah yang mendasari terjadinya Penelitian yang dilaksanakan di
semakin terganggunya visus setelah Amerika Serikat, menggunakan desain
dilakukan operasi. Operasi katarak juga cohort yang melibatkan 10.251 pasien
dianggap meningkatkan risiko tersebut bertujuan untuk mengetahui
perkembangan retinopati diabetik pasca perubahan ketajaman penglihatan pada
operasi ketika kontrol gula darah tidak pasien dengan diabetes setelah menjalani
adekuat (7). operasi katarak (10). Penelitian tersebut
Penelitian yang dijalankan di Israel, mendapati bahwa saat follow up rutin tiap
menggunakan desain cohort yang dua tahun, dua pertiga mata yang
mengikutsertakan 28 pasien tersebut menerima operasi katarak dapat mencapai
bertujuan untuk mengetahui manfaat atau mempertahankan ketajaman
operasi katarak terhadap kualitas hidup penglihatan yang baik hingga setara
terkait penglihatan pada pasien dengan dengan tingkat penglihatan untuk
diabetes (8). Salah satu hasil penelitian mengemudi (10).
tersebut mendapati bahwa saat follow up 4 Sementara itu di Indonesia, penelitian
bulan setelah operasi, terjadi peningkatan yang juga mengangkat permasalahan ini
tajam penglihatan yang signifikan (p = didapatkan di Surabaya, penelitian dengan
0,02). Peningkatan ketajaman ini desain cross sectional yang awalnya
didapatkan pada pasien yang berusia < 75 melibatkan 1.155 orang pasien katarak
tahun. Sementara pada pasien yang berusia tersebut bertujuan untuk membandingkan

Aesculapius Medical Journal | Vol. 2 No.1 | Juni | 2022 Hal. 54


Perbedaan Tajam Penglihatan Pascaoperasi Fakoemulsifikasi Pada Pasien Katarak Dengan Diabetes Melitus
dan Tanpa Diabetes Melitus

ketajaman penglihatan pascaoperasi katarak yang termasuk dalam kategori baik


pada pasien dengan dan tanpa diabetes setelah operasi fakoemulsifikasi.
(11). Penelitian tersebut mendapati bahwa 3. Adanya beda yang sifatnya
hanya terdapat 51 pasien yang dapat signifikan antara tajam penglihatan
menyelesaikan rangkaian penelitian saat pascaoperasi fakoemulsifikasi pasien
follow up 3 bulan setelah operasi katarak. katarak dengan DM dan tanpa DM.
Hasil dari penelitian memperlihatkan tidak Pasien katarak tanpa DM akan
adanya perbedaan ketajaman penglihatan memiliki tajam penglihatan yang
antara pasien dengan diabetes dan tanpa lebih baik setelah operasi
diabetes. Hal ini menunjukkan bahwa baik fakoemulsifikasi, daripada pasien
pasien diabetes maupun non diabetes yang katarak dengan DM.
menjalani operasi katarak fakoemulsifikasi
akan memiliki hasil ketajaman visual yang DAFTAR PUSTAKA
sama-sama baik (11). Perbedaan tersebut 1. Kementerian Kesehatan Republik
diduga adanya perbedaan karakteristik Indonesia. Buku Peta Jalan
dasar subjek penelitian, seperti usia, lama Penanggulangan Gangguan
menderita diabetes, kontrol glikemik, dan Penglihatan di Indonesia tahun 2017-
lain-lain. Namun, penelitian Khanza tidak 2030. Direktorat P2PTM. 2018.
melaporkan karakteristik tersebut, sehingga 2. World Health Organization. Global
tidak dapat dipastikan apakah memang Initiative for The Elimination of
faktor tersebut yang mempengaruhi atau Avoidable Blindness Action Plan
terdapat faktor perancu lainnya (11). 2006–2011. 2007.
Penelitian ini mempunyai sejumlah 3. Cantor LB, Rapuano CJ, Cioffi GA.
keterbatasan. Pertama, penelitian Basic And Clinical Courses: Lens
menerapkan desain cross sectional yang And Cataract. In: Biochemsitry And
kurang tepat digunakan dalam melakukan Physiology. 2018. p. 15–22.
analisis korelasi sebab-akibat antarvariabel. 4. Ilyas, H., & Yulianti, S. Ilmu
Akan tetapi desain ini termasuk yang paling Penyakit Mata. 5th ed. Jakarta:
tepat digunakan dalam mengetahui Fakultas Kedokteran Universitas
prevalensi sebuah kejadian di populasi dan Indonesia. 2014;210-220.
hasil yang diperoleh dari sampel dapat 5. Riordan-Eva P, Cunningham ET,
digeneralisasikan dengan baik ke populasi. Asbury T, Augsburger J, Biswell R,
Kedua, kesulitan untuk menghilangkan Chan TYB, et al. Vaughan &
variabel pengganggu sebab beragam Asbury’s General Ophthalmology.
variabel pengganggu sudah melekat serta 18th ed. McGraw-Hill Medical;
tak mungkin dipisahkan secara keseluruhan 2012. 492 p.
dari subjek penelitian. 6. Hashemi H, Zand Vakil N, Rahimi F,
Beheshtnejad Amir H, Kheirkhah A.
SIMPULAN Clinical Comparison of Conventional
Atas dasar hasil penelitian dapat Coaxial Phacoemulsification and
dismpulkan antara lain: Coaxial Microincision
1. Mayoritas (44,1%) pasien katarak Phacoemulsification. Iran J
dengan DM di Rumah Sakit Mata Ophthalmol. 2010
Bali Mandara memiliki tajam 7. Zhu B, Ma Y, Lin S, Zou H. Vision-
penglihatan yang termasuk dalam Related Quality Of Life And Visual
kategori sedang setelah operasi Outcomes From Cataract Surgery In
fakoemulsifikasi. Patients With Vision-Threatening
2. Mayoritas (55,9%) pasien katarak Diabetic Retinopathy: A Prospective
tanpa DM di Rumah Sakit Mata Bali Observational Study. Health Qual
Mandara memiliki tajam penglihatan Life Outcomes. 2017. 15(1):1–7.

Aesculapius Medical Journal | Vol. 2 No.1 | Juni | 2022 Hal. 55


Perbedaan Tajam Penglihatan Pascaoperasi Fakoemulsifikasi Pada Pasien Katarak Dengan Diabetes Melitus
dan Tanpa Diabetes Melitus

8. Bar-Oz D, Hecht I, Achiron A, Midlij


M, Man V, Bar Dayan Y, et al.
Glycemic Control and Quality of Life
Following Cataract Surgery in
Patients with Type 2 Diabetes and
without Maculopathy. Curr Eye Res.
2018. 43(1):96–101.
9. Han MM, Song W, Conti T, Conti
FF, Greenlee T, Hom G, et al. Visual
Acuity Outcomes after Cataract
Extraction with Intraocular Lens
Implantation in Eyes with Diabetic
Retinopathy. Ophthalmol Retin.
2020. 4(4):351–60.
10. Lee HD, Agron E, Keenan TDL,
Greven CM, Danis RP, Lovato JF, et
al. Visual Acuity Outcomes Of
Cataract Surgery In Persons With
Type 2 Diabetes: The Action To
Control Cardiovascular Risk In
Diabetes (ACCORD) Study. ARVO
Journals. 2019;60(9):56–7.
11. Khanza M. Visual Acuity Outcome
and Complications in Diabetic Patient
and Non-Diabetics After
Phacoemulsification Cataract
Surgery. Universitas Airlangga. 2017.

Aesculapius Medical Journal | Vol. 2 No.1 | Juni | 2022 Hal. 56

Anda mungkin juga menyukai