Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN VISUS PADA PASIEN

DIABETES MELITUS DI RS MATA PERMANA SARI BANDAR LAMPUNG


TAHUN 2017
OLEH :
ASYHARI
NIM : 1501002P

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AISYAH PRINGSEWU LAMPUNG
2017

ABSTRAK

Mata adalah salah satu indera yang penting bagi manusia, melalui mata manusia menyerap informasi visual yang
digunakan untuk melaksanakan berbagai kegiatan. Penyebab gangguan penglihatan terbanyak diseluruh dunia.
Sebesar 18% diabetes melitus dan 1% adalah gangguan penglihatan sejak masa kanak-kanak. Tujuan pada penelitian
adalah untuk mengetahui hubungan glukosa darah dengan visus pada pasien disbetes melitus di Rumah Sakit Mata
Permana Sari Bandar Lampung Tahun 2016.

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan menggunakan metode pendekatan cross
sectional . Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang mengalami diabetes melitus di Rs Mata Permana
Sari, sedangkan sampel yang diambil sebanyak 110 orang. Analisa bivariat dalam penelitian ini menggunakan uji
pearson correlations.

Hasil penelitian diperoleh p-value 0,000 yang artinya ada hubungan antara kadar glukosa darah dengan visus pada
pasien diabetes melitus di Rs Mata Permana Sari Bandar Lampung 2017. Saran dalam penelitian ini adalah agar
pasien yang menderita diabetes melitus untuk selalu menjaga gula darahnya tetap dalam rentang normal, agar tidak
terjadi kebutaan.

Kata kunci : Glukosa Darah dan visus


Kepustakaan : 19 (2002-2014)`
ABSTRACT

The eye is one important of the sesnses to human, throught the eye they can get the visual information that usually
use for their activities. Cause a vision problem with around the world are impaired refraction not correctedof 42%,
followed by catarac and glaucoma of 32%. Then diabetes mellitus and 1% by vision disorder since their children.
Based on Whos data (2012), said that the number of eye disorder all around the world at 2010 is 285 million
people, 39 million suffer from blindness. The purpose of this research is to know the relationship between blood
glucose levels with visus on patient diabetes melitus at permana sari hospital bandar lampung 2016.

This research use the cross sectional design. The population is all the patient who suffer from diabetes melitus at
hospital of the eye permana sari, with 110 people that used by sample.the bivariat analise is chi-square test.

The result of this research gets 0,000 p-value that means theres relationship between blood glucose levels with
visus on patient diabetes melitus at permana sari hospital bandar lampung 2016. The conclusion is theres a
relationship between blood glucose levels with visus on patient diabetes melitus at permana sari hospital bandar
lampung 2016, and the advice from this research is that the patient who suffer from diabetes melitus always keep
comtrolling their glucose, the prevent from blindness.

Key word : Blood Glucose levels and visus


Literature : 19 (2002 2014)

1
I. PENDAHULUAN macular degeneration (AMD) dan diabetes
melitus.
A. Latar Belakang
Mata adalah salah satu indera yang Pemeriksaan visus atau tajam penglihatan
penting bagi manusia, melalui mata manusia merupakan pemeriksaan fungsi mata.
menyerap informasi visual yang digunakan Gangguan penglihatan memerlukan
untuk melaksanakan berbagai kegiatan. pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan
Namun gangguan terhadap penglihatan mata yang menyebabkan turunnya tajam
banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan penglihatan. Penurunan visus adalah
hingga gangguan yang berat yang dapat penurunan tajam penglihatan yang
mengakibatkan kebutaan (Kemenkes, 2014). menandakan adanya suatu masalah atau
gangguan pada mata, (Ilyas, 2010). Salah satu
Mata adalah salah satu indera yang penting penyebab penurunan visus adalah penyakit
bagi manusia, melalui mata manusia diabetes melitus, pasien dengan diabetes
menyerap informasi visual yang digunakan melitus mengeluh pandangannya yang tidak
untuk melaksanakan berbagai kegiatan. jelas atau buram, disebabkan karena lensa
Namun gangguan terhadap penglihatan mata yang mencembung akibat dari
banyak terjadi, mulai dari gangguan ringan peningkatan glukosa darah sehingga
hingga gangguan yang berat yang dapat pandangan menjadi tidak jelas,(Ilyas, 2010).
mengakibatkan kebutaan. Kebutaan adalah
masalah kesehatan masyarakat yang serius Menurut survey World Health
bagi setiap negara, kebutaan dapat Organization (WHO) tahun 2013 jumlah
menyebabkan berkurangnya kualitas Sumber penderita diabetes melitus seluruh dunia
Daya Manusia (SDM) dan kehilangan diperhitungkan mencapai 221 uta dan proporsi
produktivitas serta membutuhkan biaya yang lebih besar pada daerah Asia dan Afrika,
cukup besar untuk pengobatannya, (Arimbi, prevalensi kasus diabetes melitus meningkat
2012). 2-3 kali lipat setiap tahunnya. Menurut Tsan
(2014) hampir 55% penderita diabetes melitus
Menurut survey World Health mengalami penurunan visus. Data Riskesdas
Organization (WHO) pada tahun 2012 tahun 2014 jumlah penderita diabetes melitus
Estimasi orang dengan gangguan penglihatan di Indonesia sebanyak 12.191.564, sedangkan
di seluruh dunia pada tahun 2010 adalah 285 di propinsi Lampung penderita diabetes
juta orang atau 4,24% populasi, sebesar 0,58% melitus sebanyak 44483 orang.
atau 39 juta orang menderita kebutaan dan
3,65% atau 246 juta orang mengalami low Diabetes melitus adalah kelainan
vision. 65 % orang dengan gangguan metabolik akibat gangguan hormonal yang di
penglihatan dan 82% dari penyandang tandai dengan kenaikan kadar glukosa darah
kebutaan berusia 50 tahun atau lebih. Di atau hiperglikemia >200 mg/dl yang dapat
seluruh dunia, terdapat sekitar 135 juta menimbulkan komplikasi pada mata sehingga
penduduk yang memiliki penglihatan lemah menyebabkan penurunan visus. Saat glukosa
dan 45 juta orang menderita kebutaan, bahkan darah tidak terkontrol >200 mg/dl maka dapat
di Indonesia angka kebutaan mencapai 4 juta menyebabkan lensa mata menjadi bengkak,
orang atau 1,5% dari jumlah penduduk dan makula mengalami edema, timbulnya
merupakan angka kebutaan tertinggi di pendarahan pada saraf mata atau retina yang
Wilayah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebabkan penurunan visus, (Riordan &
Asia Tenggara. whicer 2012). Berdasarkan hasil penelitian
Penyebab gangguan penglihatan terbanyak sidik tahun 2010 tentang hubunga kadar
diseluruh dunia adalah gangguan refraksi yang glukosa darah dengan penurunan visus di
tidak terkoreksi sebesar 42%, diikuti oleh Klinik Mata Nusantara Jakarta, hasil
katarak dan glaukoma sebesar 32%. Sebesar penelitian di dapat ada hubungan antara kadar
18% diabetes melitus dan 1% adalah glukosa darah dengan penurunan visus (p
gangguan penglihatan sejak masa kanak- value 0,023).
kanak. Sedangkan penyebab kebutaan
terbanyak diseluruh dunia adalah katarak, RS Mata Permana Sari merupakan salah satu
diikuti oleh glaukoma dan age related RS khusus mata yang berada di Provinsi
Lampung dan yang memiliki alat terlengkap

2
serta menjadi RS rujukan pasien dengan c. Diketahui hubungan antara kadar
ganguan pengelihatan salah satunya gangguan glukosa darah dengan visus pada
tajam penglihatan yang disebabkan diabetes pasien diabetes melitus di Rumah
melitus. Berdasarkan data rekam medik RS Sakit Mata Permana Sari Bandar
Mata Permana Sari Tahun 2013 yang Lampung Tahun 2017
terdiagnosa diabetes melitus sebanyak 215
pasien dan Tahun 2014 yang terdiagnosa
diabetes melitus sebanyak 236 pasien, D. Manfaat Penelitian
sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 192. 1. Manfaat Teoritis
(Rekam Medis RS Mata Permana Sari). Pada Sebagai bahan referensi dan informasi
bulan Juli sampai September 2016 jumlah khususnya bagi Mahasiswa Keperawatan
pasien yang terdiagnosa diabetes melitus STIKes Aisyah Pringsewu Lampung
sebanyak 247 pasien. tentang hubungan kadar glukosa dengan
visus pada pasien diabetes melitus. Hasil
Berdasarkan hasil presurvei pada bulan penelitian diharapakan dapat menambah
September 2016 dengan teknik wawancara informasi dan pengetahuan peneliti tentang
terhadap 10 orang pasien dengan diabetes hubungan kadar glukosa darah dengan
melitus didapat sebesar 7 orang (70%) visus pada pasien diabetes melitus pada
mengalami penurunan visus. Berdasarkan pasien serta aplikasi metodologi penelitian
uraian pada latar belakang dan hasil presurvei 2. Manfaat Aplikatif
diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan Penelitian ini diharapkan dapat
kajian dan melihat lebih dekat serta analisis membantu dalam peningkatan
yang lebih mendalam dengan judul pengetahuan pasien dan keluarga dalam
hubungan kadar glukosa darah dengan mengenal faktor resiko terjadinya
visus pada pasien diabetes melitus di penurunan agar tidak terjadi kebutaan pada
Rumah Sakit Mata Permana Sari Bandar pasien yang memiliki resiko, dan agar
Lampung 2016. pasien mengetahui penatalaksanaan nya
agar tidak terjadi kebutaan pada pasien
B. Rumusan Masalah yang mengalami diabetes melitus. Dan
untuk rumah sakit dapat dijadikan sebagai
Berdasarkan uraian latar belakang dan salah satu literatur dalam pembuatan liflet
identifikasi masalah diatas maka rumusan sebagai acuan dari program rumah sakit
masalah dalam penelitian ini adalah: apakah ada untuk promosi kesehatan mengenai
hubungan antara kadar glukosa darah dengan penurunan visus.
visus pada pasien diabetes melitus di Rumah
Sakit Mata Permana Sari Bandar Lampung E. Ruang Lingkup Penelitian
Tahun 2017? Masalah yang diangkat dalam skripsi ini
terlalu luas jika diteliti secara meyeluruh. Maka
dari itu masalah yang diambil penulis hanya
C. Tujuan Penelitian hubungan kadar glukosa darah dengan visus
1. Tujuan Umum pada pasien diabetes melitus di daerah Lampung
Diketahui hubungan antara kadar khususnya di Rumah Sakit Mata Permana Sari
glukosa darah dengan visus pada pasien Bandar Lampung. Hal ini didasarkan bahwa RS
diabetes melitus di Rumah Sakit Mata Mata Permana Sari ini merupakan RS Mata
Permana Sari Bandar Lampung Tahun satu-satunya di Provinsi Lampung.
2016.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui kadar glukosa darah pada II. METODE PENELITIAN
pasien diabetes melitus di Rumah A. Jenis Penelitian
Sakit Mata Permana Sari Bandar
Lampung Tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian
b. Diketahui visus pada pasien diabetes kuantitatif yaitu metode yang digunakan
melitus di Rumah Sakit Mata metode survey dengan studi analitik yang
Permana Sari Bandar Lampung menganalisis dinamika korelasi atau hubungan
Tahun 2017. antara fenomena atau antara faktor risiko
dengan faktor efek yang bertujuan untuk

3
mengetahui hubungan kadar glukosa darah 6. Responden dua kali di periksa
dengan visus di RS Mata Permana Sari Bandar kadar glukosa darahnya.
Lampung Tahun 2016, (Notoatmodjo, 2012). 7. Klien tidak menderita glaukoma
B. Waktu dan Tempat Penelitian 8. Klien dengan tidak menggunakan
kortikosteroid jangka panjang.
Penelitian ini telah dilakukan di RS Mata
Permana Sari Bandar Lampung pada bulan
Januari 2017. 3. Tehnik sampling
Tehnik pengambilan sampel yang
C. Rancangan Penelitian digunakan secara random menggunakan
tehnik simple random sampling. Dilakukan
Rancangan yang digunakan dalam dengan cara mengundi unit penelitian
penelitian ini adalah survey analitik dengan dalam populasi. Responden (list pasien)
pendekatan cross sectional, kedua variabel diberi nomor urut 1-247 dan diundi
yang diuji pada objek penelitian ini diukur sebanyak 110 kali nomor urut yang keluar
atau dikumpulkan dalam waktu bersamaan saat diundi merupakan pasien yang akan
(Notoatmodjo, 2012). diteliti.

D. Subyek Penelitian E. Variabel


1. Populasi Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang
Populasi penelitian adalah keseluruhan akan menjadi objek pengamatan penelitian.
objek penelitian atau objek yang diteliti. Dari judul tersebut terdapat dua variabel yaitu:
Nilai suatu hasil penelitian bukan Variabel independent : kadar glukosa darah.
ditentukan oleh besar kecilnya populasi,
melainkan ditentukan oleh bagaimana Variabel dependent : visus
peneliti menggunakan dasar pengambilan
kesimpulan atau teknik sampling yang
benar, (Notoatmpdjo, 2012). F. Pengumpulan Data
Populasi dalam penelitian ini adalah
pasien yang menderita diabetes melitus di Instrument pengumpulan data independent
RS Mata Permana Sari Bandar Lampung yaitu kadar glukosa darah dan dependent visus
pada bulan Juli- September 2016 yaitu menggunakan lembar observasi dokumentasi
sebanyak 247 pasien (Rekam medis RS dan rekam medis.
Mata Permana Sari, 2016).

2. Sampel G. Etika Penelitian


Menurut Arikunto mengatakan sampel
adalah seluruh populasi yang menjadi Dalam Notoatmodjo (2012) etika penelitian
objek penelitian yang mempunyai keperawatan merupakan suatu hal yang sangat
karakteristik yang sama dengan penting dalam penelitian, mengingat
populasinya.Penentuan jumlah sampel penelitian keperawatan berhubungan langsung
penelitian menggunakan rumus Lameshow dengan manusia, maka etika penelitian harus
dengan jumlah sampel. diperhatikan. Dalam etika penelitian yang
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Anonymity (Tanpa nama)
Adapun kriteria sampel dalam penelitian Anonymity adalah tindakan merahasiakan
ini sebagai berikut : nama peserta terkait dengan partisipasi
1. Klien adalah pasien yang mereka dalam suatu objek riset. Pada
menderita diabetes melitus penelitian ini kerahasiaan identitas subjek
2. Pasien tidak mengalami katarak, sangan diutamakan, sehingga peneliti
keratitis dan ulkus kornea sengaja tidak mencantumkan nama pada
3. Pasien minimal 2x kunjungan lembar pengumpulan data.
4. Klien tidak pernah mengalami 2. Confidentiality (Kerahasiaan)
trauma mata Semua informasi yang telah dikumpulkan
5. Klien tidak menderita uveitis dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya
kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil riset. Penulis

4
melindungi privasi dan kerahasiaan pengukuran sedemikian rupa sehingga
identitas atau jawaban yang diberikan. kumpulan data tersebut berubah menjadi
Sebjek berhak untuk tidak mencantumkan informasi yang berguna, peringkasan
identitasnya dan berhak mengetahui tersebut dapat berupa ukuran statistik,
kepada siapa saja data tersebut tabel, grafik yang ditampilkan dalam
disebarluaskan. bentuk distribusi frekuensi. Analisa
univariat adalah variabel kadar glukosa
darah, umur, jenis kelamin dan visus.
3. Inform Concent (lembar persetujuan) 2. Analisa Bivariat
Lembar persetujuan ini diberikan kepada Analisa bivariat dilakukan terhadap
setiap responden yang menjadi subyek dua variabel yang diduga berhubungan
penelitian dengan memberikan penjelasan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012).
tentang maksud dan tujuan dari penelitian. Analisa bivariat digunakan untuk melihat
hubungan antara variabel dependen, dalam
penelitian ini peneliti menggunakan uji
H. Pengolahan Data statistik pearson correlations, dimana
pengolahan datanya peneliti menggunakan
Pengolahan data dilakukan dengan teknik komputerisasi. Untuk melihat hasil
bantuan program SPSS. Dimana data yang perhitungan statistik kemaknaan 95%
telah terkumpul kemudian dilakukan berarti jika -value 0.05 Ho ditolak (ada
pengolahan dengan langkah-langkah sebagai hubungan) dan jika -value>0.05 Ho gagal
berikut : ditolak (tidak ada hubungan). Yang
1. Editing dianalisa bivariat adalah hubungan kadar
Merupakan tahapan melakukan glukosa darah dengan visus.
pengecekan lembar observasi seperti
kelengkapan pengisian, konsistensi III.HASIL DAN PEMBAHASAN
jawaban dari setiap lembar observasi di A. Gambaran Tempat Penelitian
dalam penelitian Rumah Sakit Mata Permana Sari dimulai
2. Coding dengan klinik mata sejak tahun 1980an dan
Merupakan kegiatan mengubah data kemudian ditingkatkan statusnya menjadi
berbentuk huruf menjadi data berbentuk Rumah Sakit khusus mata sejak tahun 2002.
angka/bilangan. Kegunaan coding untuk Dengan peningkatan status ini sebagai Rumah
mempermudah pada saat analisis data dan Sakit Mata yang terlengkap dan satu-satunya di
mempercepat pada saat entri data. Lampung. Rumah Sakit Mata Permana Sari
3. Processing yang berlokasi di jalan HOS Cokroaminoto
Setelah data melewati tahap coding, no.87 Bandar Lampung merupakan salah satu
maka langkah selanjutnya adalah rumah sakit khusus mata yang berada di
memproses data agar dapat dianalisis. Provinsi Lampung dan menjadi rumah sakit
Pemprosesan data dilakukan dengan cara rujukan pasien dengan gangguan penglihatan.
mengentri data lembar observasi ke paket Lokasi RS Mata Permana Sari sangatlah mudah
komputer. di akses baik itu dengan kendaraan pribadi
maupun dengan kendaraan umum. RS Mata
Permana Sari memiliki pelayanan poliklinik
4. Cleaning yang buka dari senin pagi hingga sabtu malam
Merupakan kegiatan pengecekan dengan dokter spesialis mata sesuai dengan
kembali data yang sudah di-entry apakah jadwal praktik yang ada.
ada kesalahan atau tidak.

I. Analisa Data
1. Analisa Univariat RS Mata Permana Sari ditunjang dengan
Penelitian analisa univariat adalah peralatan medis yang berjumlah 23 buah,
analisa yang dilakukan untuk menjelaskan apotek, laboratorium, unit gawat darurat dan
atau mendeskripsikan karakteristik setiap pelayanan rawat jalan maupun rawat inap
variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). khusus pelayanan pasien operasi yang
Analisa univariat berfungsi untuk membutuhkan perawatan. RS Mata Permana
meringkas kumpulan data hasil Sari menyediakan kamar-kamar perawatan dari

5
kelas III, kelas II, kelas I dan VIP dengan total 8 Berdasarkan tabel diatas diketahui
buah kamar dengan 32 unit tempat tidur. bahwa Distribusi frekuensi jenis
kelamin perempuan di RS Mata
Permana Sari Bandar Lampung
Tahun 2016 sebanyak 57 (51,8%).
B. Hasil Penelitian dan Analisa
Analisis Univariat
1. Diabetes Melitus
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi kadar glukosa darah di RS Mata
Permana SariBandar Lampung Tahun 2017 4. Umur
VARIABEL MEDI MIN 95% CI Tabel 4.4
AN MAKS Distribusi frekuensi umur Di RS Mata Permana
Diabetes 233,50 109 - 502 235,66 Sari Bandar Lampung Tahun 2017
melitus 262,79

Umur Jumlah Persentase


Berdasarkan tabel 4.1 diketahui >41tahun 102 92,7
bahwa distibusi data dihasilkan tidak <41 tahun 8 7,3
normal ditunjukan dengan p-value 0,000 Jumlah 110 100
(p>0,05), kemudian dilakukan
transformasi data dengan menggunakan
log 10 dan didapatkan hasil 0,136. Berdasarkan tabel diatas diketahui
2. Visus bahwa Distribusi frekuensi umur >41
Tabel 4.2 tahun tahun di RS Mata Permana
Distribusi frekuensi visus di RS Mata Permana Sari Sari Bandar Lampung Tahun 2016
Bandar Lampung Tahun 2017 sebanyak 102 pasien (92,7%).

VARIABEL MEDIAN MIN 95%


MAKS CI
Visus 60,00 5 - 100 52,37

63,78 Analisis Bivariat
1. Hubungan Antara Glukosa Darah Dengan
Visus
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa Tabel 4.5
distibusi data dihasilkan tidak normal Skor diabetes melitus
ditunjukan dengan p-value 0,000
(p>0,05), kemudian dilakukan Skor visus r= -0,517
transformasi data dengan menggunakan P= 0,000
log 10 dan didapatkan hasil 0,00. n= 110
3. Jenis kelamin
Tabel 4.3

Distribusi frekuensi jenis kelamin Di


RS Mata Permana

Sari Bandar Lampung Tahun 2017 Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai r=-0.517
dan nilai p= 0.000 kesimpulan dari hasil tersebut:
hubungan antara kadar glukosa adarah dan visus
menunjukan hubungan yang kuat (r=-0,517) dan
Jenis Jumlah Persentase berpola negatif artinya semakin tinggi kadar glukosa
kelamin darah semakin rendah visus responden. Hasil ui
Perempuan 57 51,8 statistik di dapatkan ada hubungan antara kadar
Laki-laki 53 48,2 glukosa darah deng visus.
jumlah 110 100

6
C. Pembahasan degenerasi saraf melalui proteks saraf pada
1. Visus penyakit mata.
Visus atau tajam penglihatan adalah
pemeriksaan fungsi mata, adanya gangguan
penglihatan memerlukan pemeriksaan 2. Hubungan glukosa darah dengan visus
untuk mengetahui sebab kelainan mata di RS Mata Permana Sari Bandar
yang mengakibatkan turunnya visus atau Lampung
jarak pandang pada mata. Pemeriksaan
visus dilakukan pada mata tanpa atau Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai r=-
dengan menggunakan kacamata, 0.517 dan nilai p= 0.000 kesimpulan dari
pemeriksaan visus sebaiknya dilakukan hasil tersebut: hubungan antara kadar
pada jarak 5-6 meter karena pada jarak ini glukosa adarah dan visus menunjukan
mata akan melihat benda dalam istirahat hubungan yang kuat (r=-0,517) dan
tanpa akomondasi. berpola negatif artinya semakin tinggi
kadar glukosa darah semakin rendah visus
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 responden. Hasil ui statistik di dapatkan
dapat diketahui bahwa rata-rata (mean) ada hubungan antara kadar glukosa darah
Visus responden adalah 58,07atau 20/50 deng visus.
(95% CI : 52,37-63,78), median 60,00 dan
standar deviasi sebesar 30,182. Visus Hasil ini sejalan dengan penelitian Sidik
terendah 5 dan tertinggi 100. Dari hasil tahun 2010 tentang hubungan kadar
estimasi interval disimpulkan bahwa 95% glukosa darah dengan visus di Klinik Mata
diyakini rata-rata visus responden berada Nusantara Jakarta, hasil penelitian didapat
antara 52,37 sampai dengan 63,78 ada hubungan yang signifikan antara kadar
glukosa darah dengan visus (p-value
Penyebab penurunan visus antara lain 0,023) lebih kecil dari 0,05. Dan
disebabkan: Tekanan IntraOKuler, Dibetes didapatkan pola negatif yang artinya
melitus, Katarak, Keratitis, semakin meningkatnya glukosa darah
Keratokonjungtivitis, Uveitis, Ulkus semakin menurun visus pasien.
kornea, Sindrom vogt, endopthalmitis,
retinopati ,neuritis optik, dan ablasi retina. Hasil ini didukung oleh pendapat Riordan
Menurut Riordan dan Whitcher (2012) dan whitcher tahun (2012), mengatakan
banyak faktor yang dapat menurunkan hiperglikemi kronis merupakan penyebab
ketaaman penglihatan atau visus, salah utama kerusakan multipel organ.
satunya adalah penyakit sistemik seperti Komplikasi hiperglikemia kronis pada
diabetes melitus yang dapat menyebabkan retina akan menyebabkan perfusi yang
teradinya kerusakan saraf mata, edema kurang adekuat akibat kerusakan jaringan
makula, akan tetapi jika pasien melakukan pembuluh darah organ, termasuk
pengendalian kadar glukosa darah dan kerusakan pada retina. Kerusakan sel yang
mematuhi terapi dari dokter mata maka terjadi sebagai hasil proses biokimiawi
visus akan membaik. akibat hiperglikemia kronis terjadi pada
jaringan saraf (saraf optik dan retina),
Berdasarkan teori di atas menurut peneliti vaskular retina dan lensa. Gangguan
tingginya proporsi pasien yang mengalami konduksi saraf di retina dan saraf optik
diabetes melitus tetapi visus membaik di Rs akan menyebabkan hambatan fungsi retina
Mata Permana Sari Bandar Lampung tahun dalam menangkap rangsang cahaya dan
2017, faktor pertama disebabkan karena menghambat penyampaian impuls listrik
pasien dapat mengendalikan kadar glukosa ke otak. Proses ini akan dikeluhkan
darahnya dengan melakukan diit rendah penderita retinopati diabetik dengan
glukosa dan teratur mengkonsumsi obat gangguan penglihatan berupa pandangan
diabetes melitus sehingga dapat kabur. Pandangan kabur juga dapat
menurunkan kadar glukosa darah, sehingga disebabkan oleh edema makula sebagai
tidak terjadi penurunan visus. Faktor kedua akibat ekstravasasi plasma di retina, yang
karena pasien konsumsi obat untuk saraf ditandai dengan hilangnya refleks fovea
mata yang berfungsi untuk mencegah pada pemeriksaan funduskopi.

7
Menurut peneliti ada hubungan antara
glukosa darah dengan visus di Rs Mata 4. Ada hubungan yang bermakna (signifikan)
Permana Sari Bandar Lampung tahun antara kadar glukosa darah dengan visus
2017, ini di karenakan pasien yang padapasien diabetes melitus Di RS Mata
menderita diabetes melitus rata-rata
Permana Sari Bandar Lampung Tahun 2016,
memiliki tajam penglihatan atau visus
yang tidak normal (20/20 atau 6/6). dengan p-value 0,000.
Penurunan visus ini dapat disebabkan oleh
berapa hal antara lain terjadinya
pembengkakan lensa karena glukosa darah
tinggi, edema makula, retiopati diabetik
dan oklusi vaskuler retina.

Dari hasil penelitian di dapat pasien


glukosa meningkat diatas 200mg/dl tetapi
visus tetap baik atau normal, ini
kemungkinan di karenakan pasien baru
mengalami peningkatan glukosa darah jadi
belum terjadi komplikasi ke pembuluh
darah kecil dimata atau pasien rajin kontrol
ke dokter mata sehingga pasien diberi obat
mata sehingga tidak terjadi gangguan pada
mata. Sedangkan hasil penelitian di dapat
pasien dengan glukosa darah di bawah
200mg/dl tetapi visus juga menurun, ini
kemungkinan pasien sudah lama
mengalami peningkatan glukosa darah atau
pasien memiliki penyakit lain sehingga
visusnya menurun.

IV.KESIMPULAN

Berdasarkan analisa data, pembahasan hasil


penelitian hubungan kadar glukosa darah dengan
visus pada pasien diabetes melitus di RS Mata
Permana Sari Bandar Lampung 2017. Maka penulis
menyimpulkan hasil sebagai berikut :

1. Nilai mean pada variabel kadar glukosa


darah dan visus di RS Permana Sari Bandar
Lampung Tahun 2017 sebesar 249,23 mg/dl
dan 58,07.
2. Nilai terbesar pada variabel variabel kadar
glukosa darah dan visus di RS Permana Sari
Bandar Lampung Tahun 2017 sebesar
233,50 mg/dl dan 60,00.
3. Nilai terkecil dan terbesar pada variabel
kadar glukosa darah dan visus di RS
Permana Sari Bandar Lampung Tahun 2017
sebesar 109 mg/dl dan 502 mg/dl, 5 dan 100
.

Anda mungkin juga menyukai