Anda di halaman 1dari 7

Soal UTS Keperawatan Gerontik

1. Tn J usia 53 tahun bekerja di dinas pendidikan, Tn J memiliki 1 anak yang masih sekolah.
Istri Tn J ibu rumah tangga. Berdasarkan peraturan Tn J kurang 2 tahun maemasuki masa
pensiun.Tn J dan istri memiliki riwayat sakit darah tinggi.
a. Berdasarkan kasus diatas menurut anda teory siapa yang tepat untuk menyelesaikan
masalah Tn J dan sebutkan alasanny?
b. Sebagai seorang perawat apa yang akan anda lakukan?
2. Sebutkan undang-undang yang mengatur mengenai lansia dan berikan contoh
penerpannya di masyrakat?
3. Sebagai perawat apa yang akan anda lakukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
lansia di lingkungan masyarakat anda?
4. Apa pendapat anda mengenai saya tuliskan keritik dan saran?
Nama : ASYHARI
NIM :1501002P
Prodi : S1 Keperawatan Konversi
Stikes Aisyah Pringsewu

Jawaban

1. a. Teori Model Konseptual Adaptasi Callista Roy


Karna Model adaptasi Roy merupakan salah satu teori keperawatan yang berfokus pada
kemampuan adaptasi klien terhadap stressor yang dihadapinya. Dalam penerapannya Roy
menegaskan bahwa individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan utuh
yang memiliki mekanisme koping untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Roy
mendefinisikan lingkungan sebagai semua yang ada di sekeliling kita dan berpengaruh
pada perkembangan manusia. Sehat adalah suatu keadaan atau proses dalam menjaga
integritas diri, respon yang menyebabkan penurunan integritas tubuh menimbulkan adanya
suatu kebutuhan dan menyebabkan individu berespon terhadap kebutuhan tersebut melalui
upaya atau prilaku tertentu. Menurutnya peran perawat adalah membantu pasien
beradaptasi terhadap perubahan yang ada.
Konsep ini dikembangkan dari konsep individu dan proses adaptasi seperti diuraikan di
bawah ini. Asumsi dasar model adaptasi Roy adalah :
1) Manusia adalah keseluruhan dari biopsikologi dan sosial yang terus-menerus
berinteraksi dengan lingkungan.
2) Manusia menggunakan mekanisme pertahanan untuk mengatasi perubahan-perubahan
biopsikososial.
3) Setiap orang memahami bagaimana individu mempunyai batas kemampuan untuk
beradaptasi. Pada dasarnya manusia memberikan respon terhadap semua rangsangan
baik positif maupun negatif.
4) Kemampuan adaptasi manusia berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya, jika
seseorang dapat menyesuaikan diri dengan perubahan maka ia mempunyai kemampuan
untuk menghadapi rangsangan baik positif maupun negatif.
5) Sehat dan sakit merupakan adalah suatu hal yang tidak dapat dihindari dari kehidupan
manusia.

Dalam asuhan keperawatan, menurut Roy (1984) sebagai penerima asuhan


keperawatan adalah individu, keluarga, kelompok, masyarakat yang dipandang sebagai
Holistic adaptif systemdalam segala aspek yang merupakan satu kesatuan. System
adalah Suatu kesatuan yang di hubungkan karena fungsinya sebagai kesatuan untuk
beberapa tujuan dan adanya saling ketergantungan dari setiap bagian-bagiannya.
b. Yang dilakukan oleh seorang perawat pada kasus diatas adalah :
Membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep
diri, fungsi peran, dan hubungan interdependensi selama sehat dan sakit.
Model Adaptasi Roy menggambarkan manusia sebagai sistem terbuka dan sistem adaptif
yang akan merespons terhadap kejadian atau perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkungan baik yang internal maupun external. Kegiatan keperawatan diarahkan pada
penciptaan lingkungan yang memungkinkan terjadinya penyembuhan dan pemulihan
kesehatan. Selain itu kegiatan keperawatan juga diharapkan dapat mempertahankan dan
meningkatkan kemampuan proses adaptasi klien. Model Adaptasi Roy berfokus pada
pemecahan masalah pasien dengan mengunakan proses keperawatan yang terdiri dari
pengkajian, diagnosa, tujuan, intervensi dan evaluasi keperawatan.

2. Undang-undang mengenai lansia, berikut penerapannya dimasyarakat


a) Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Penerapannya :
Lanjut usia mempunyai hak yang sama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Sebagai penghormatan dan penghargaan kepada lanjut usia diberikan hak
untuk meningkatkan kesejahteraan yang meliputi :
pelayanan keagamaan dan mental spiritual
pelayanan kesehatan
pelayanan kesempatan kerja
pelayanan pendidikan dan pelatihan
kemudahan dalam penggunaan fasilitas, sarana, dan prasarana umum
kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum
perlindungan sosial
bantuan sosial
Dalam undang-undang juga diatur bahwa Lansia mempunyai kewajiban, yaitu :
membimbing dan memberi nasihat secara arif dan bijaksana berdasarkan pengetahuan
dan pengalamannya, terutama di lingkungan keluarganya dalam rangka menjaga
martabat dan meningkatkan kesejahteraannya
mengamalkan dan mentransformasikan ilmu pengetahuan, keahlian, keterampilan,
kemampuan dan pengalaman yang dimilikinya kepada generasi penerus
memberikan keteladanan dalam segala aspek kehidupan kepada generasi penerus.
Pemerintah bertugas mengarahkan, membimbing, dan menciptakan suasana yang
menunjang bagi terlaksananya upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia.
Sedangkan pemerintah, masyarakat dan keluarga bertanggungjawab atas terwujudnya
upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut

b) Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 Tentang Pelaksanaan Upaya Peningkatan


Kesejahteraan Lanjut Usia.
Penerapannya :
Upaya peningkatan kesejahteraan sosial bagi lanjut usia, meliputi :
a. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual, antara lain adalah pembangunan sarana
ibadah dengan penyediaan aksesibilitas bagi lanjut usia.
b. Pelayanan kesehatan dilaksanakan melalui peningkatan upaya penyembuhan (kuratif),
diperluas pada bidang pelayanan geriatrik/gerontologik.
c. Pelayanan untuk prasarana umum, yaitu mendapatkan kemudahan dalam penggunaan
fasilitas umum, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan perjalanan,
penyediaan fasilitas rekreasi dan olahraga khusus.
d. Kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, yang dalam hal ini pelayanan
administrasi pemberintahan, adalah untuk memperoleh Kartu Tanda Penduduk seumur
hidup, memperoleh pelayanan kesehatan pada sarana kesehatan milik pemerintah,
pelayanan dan keringanan biaya untuk pembelian tiket perjalanan, akomodasi,
pembayaran pajak, pembelian tiket untuk tempat rekreasi, penyediaan tempat duduk
khusus, penyediaan loket khusus, penyediaan kartu wisata khusus, mendahulukan para
lanjut usia. Selain itu juga diatur dalam penyediaan aksesibilitas lanjut usia pada
bangunan umum, jalan umum, pertamanan dan tempat rekreasi, angkutan umum.
Ketentuan mengenai pemberian kemudahan dalam melakukan perjalanan diatur lebih
lanjut oleh Menteri sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

c) Keputusan Presiden Nomor 52 Tahun 2004 Tentang Komisi Nasional Lanjut Usia.
Penerapannya :
a. Keanggotaan Komisi Lanjut Usia terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat yang
berjumlah paling banyak 25 orang.
b. Unsur pemerintah adalah pejabat yang mewakili dan bertanggungjawab di bidang
kesejahteraan rakyat, kesehatan, sosial, kependudukan dan keluarga berencana,
ketenagakerjaan, pendidikan nasional, agama, permukiman dan prasarana wilayah,
pemberdayaan perempuan, kebudayaan dan pariwisata, perhubungan, pemerintahan
dalam negeri. Unsur masyarakat adalah merupakan wakil dari organisasi masyarakat
yang bergerak di bidang kesejahteraan sosial lanjut usia, perguruan tinggi, dan dunia
usaha.
c. Di tingkat provinsi dan kabupaten/kota dapat dibentuk Komisi
Provinsi/Kabupaten/Kota Lanjut Usia.

d. Pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia ditetapkan oleh Gubernur pada tingkat
provinsi, dan oleh Bupati/Walikota pada tingkat kabupaten/kota.

d) Keputusan Presiden Nomor 93/M Tahun 2005 Tentang Keanggotaan Komisi Nasional
Lanjut Usia.
Penerapannya :
a. Pengangkatan anggota Komnas Lansia oleh Presiden.
b. Pelaksanaan lebih lanjut dilakukan oleh Menteri Sosial

3. Untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia di lingkungan masyarakat meliputi kegiatan


upaya-upaya sebagai berikut :
a. Upaya promotif, yaitu menggairahkan semangat hidup bagi usia lanjut agar mereka tetap
dihargai dan tetap berguna baik bagi dirinya sendiri, keluarga maupun masyarakat. Upaya
promotif dapat berupa kegiatan penyuluhan, dimana penyuluhan masyarakat usia lanjut
merupakan hal yang penting sebagai penunjang program pembinaan kesehatan usia lanjut
yang antara lain adalah :
Kesehatan dan pemeliharaan kebersihan diri serta deteksi dini penurunan kondisi
kesehatannya, teratur dan berkesinambungan memeriksakan kesehatannya ke
puskesmas atau instansi pelayanan kesehatan lainnya.
Latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan usia
lanjut agar tetap merasa sehat dan segar.
Diet seimbang atau makanan dengan menu yang mengandung gizi seimbang.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa
Membina ketrampilan agar dapat mengembangkan kegemaran atau hobinya secara
teratur dan sesuai dengan kemampuannya.
Meningkatkan kegiatan sosial di masyarakat atau mengadakan kelompok sosial.
Hidup menghindarkan kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, alkhohol, kopi,
kelelahan fisik dan mental.
Penanggulangan masalah kesehatannya sendiri secara benar

b. Upaya preventif yaitu upaya pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya penyakit


maupun komplikasi penyakit yang disebabkan oleh proses ketuaan.
Upaya preventif dapat berupa kegiatan :
Pemeriksaan kesehatan secara berkala dan teratur untuk menemukan secara dini
penyakit penyakit usia lanjut
Kesegaran jasmani yang dilakukan secara teratur dan disesuaikan dengan kemampuan
usia lanjut serta tetap merasa sehat dan bugar.
Penyuluhan tentang penggunaan berbagai alat bantu misalnya kacamata, alat bantu
pendengaran agar usia lanjut tetap dapat memberikan karya dan tetap merasa berguna

Penyuluhan untuk pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan pada usia


lanjut.
Pembinaan mental dalam meningkatkan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

c. Upaya kuratif yaitu upaya pengobatan pada usia lanjut dan dapat berupa kegiatan:
Pelayanan kesehatan dasar
Pelayanan kesehatan spesifikasi melalui sistem rujukan

d. Upaya rehabilitatif yaitu upaya mengembalikan fungsi organ yang telah menurun. Yang
dapat berupa kegiatan :
Memberikan informasi, pengetahuan dan pelayanan tentang penggunaan berbagai alat
bantu misalnya alat pendengaran dan lain -lain agar usia lanjut dapat memberikan karya
dan tetap merasa berguna sesuai kebutuhan dan kemampuan.
Mengembalikan kepercayaan pada diri sendiri dan memperkuat mental penderita
Pembinaan usia dan hal pemenuhan kebutuhan pribadi , aktifitas di dalam maupun
diluar rumah.
Nasihat cara hidup yang sesuai dengan penyakit yang diderita.
Perawatan fisioterapi.

5. Pendapat saya mengenai Bapak SUTRISNO, S.Kep, Ners, MAN


- Baik
- Cerdas
- Supel
- Easy going
- Ganteng
- Keren

Sisi Negatif
- Bahasanya agak jelimet
- Kalau bertanya mendetail
- Menjabarkan sesuatu tidak to the point.

Anda mungkin juga menyukai