Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
A Latar belakang
Kolik abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal
(nettina, 2001). Kolik abdomen adalah suatu rasa nyeri yang terjadi secara akut maupu kronik
yg intensitasnya hilang timbul karena adanya permasalahan pada organ di dalam perut. Kolik
abdomem umumnya terjadi akibat peradanagan atau infeksi, apaabila hal ini tidak teratasi
dengan cepat maka akan berakibat fatal dan dapat mengganggu sistim pencernaan serta
metabolisme pada tubuh manusia. Jika bebicara maasalah perut, maka tidak sedikit organ
yang ada di dalamnya, adapun beberapa contoh gangguannya ialah batu ginjal,
hpatitis,pakreatitis, lecet usus besar, hernia epiktrastik, lecet usus halus, ISK,hermia
lumbal,gastritis,appendiksitis, herniaimuinalis,CA.Organ apdomen, dll. Tetapi pada
umumnya semua organ pada perut mengalami gejala infeksi berupa nyeri.

B Tujuan
Memahami tentang pengertian colik abdomen,penyebab,tanda dan gejala, dan asuhan
keperawatannya
BAB II
PEMBAHASAAN

A Definisi Colic Abdomen


Kolik Abdomen adalah gangguan pada aliran normal isi usus sepanjang traktus intestinal
(Nettina, 2001). Obstruksi terjadi ketika ada gangguan yang menyebabkan terhambatnya
aliran isi usus tetapi peristaltiknya normal (Reeves, 2001).
Nyeri kolik abdomen merupakan nyeri yang dapat terlokalisasi dan dirasakanseperti perasaan
tajam. Mekanisme terjadinya nyeri ini adalah karena sumbatan baik parsial ataupun total dari
organ tubuh berongga atau organ yang terlibattersebut dipengaruhi peristaltik.
Nyeri abdomen dihasilkan dari 3 jalur yaitu (Mahadevan, 2005):
1) Nyeri abdomen visera
Biasanya disebabkan karena distensi organ berongga atau penegangan kapsul dari
organ padat. Penyebab yang jarang berupa iskemi atauinflamasi ketika jaringan
mengalami kongesti sehingga mensensitisasi ujung saraf nyeri visera dan menurunkan
ambang batas nyerinya. Nyeri inisering merupakan manifestasi awal dari beberapa
penyakit atau beruparasa tidak nyaman yang samar-samar hingga kolik. Jika organ yang
terlibatdipengaruhi oleh gerakan peristaltik, maka nyeri sering dideskripsikansebagai
intermiten, kram atau kolik.Pada nyeri ini, karena serabut saraf nyeri bilateral, tidak
bermielin danmemasuki korda spinalis pada tingkat yang beragam, maka nyeri abdomen
visera ini biasanya terasa tumpul, sulit dilokalisasi dan dirasakan dibagiantengah tubuh.
Nyeri visera berasal dari regio abdomen yang merujuk padaasal organ secara embrionik.
Struktur foregut seperti lambung, duodenum, liver, traktus biliaris dan pankreas
menghasilkan nyeri abdomen atas, sering dirasakan sebagai nyeri regio epigastrium.
Struktur midgut seperti jejunum, ileum, apendiks, dan kolon asenden menyebabkan
nyeri periumbilikus. Sedangkan struktur hindgut seperti kolon transversal,
kolondesendens dan sistem genitourinary menyebabkan nyeri abdomen bagian bawah.
2) Nyeri abdomen parietal (somatik) 
Nyeri abdomen parietal atau somatik dihasilkan dari iskemia, inflamasiatau
penegangan dari peritoneum parietal. Serabut saraf aferen yang bermielinisasi
mentransmisikan stimulus nyeri ke akar ganglion dorsal pada sisi dan dermatomal yang
sama dari asal nyeri. Karena alasan inilah nyeri parietal berlawanan dengan nyeri visera,
sering dapat dilokalisasiterhadap daerah asal stimulus nyeri. Nyeri ini dipersepsikan
berupa tajam,seperti tertusuk pisau dan bertahan; batuk dan pergerakan dapat
memicunyeri tersebut. Kondisi ini mengakibatkan dalam pemeriksaan fisik dapatdicari
tanda berupa rasa lembut, guarding, nyeri pantul dan kaku padaabdomen yang dipalpasi.
Tampilan klinis dari appendicitis dapat berupanyeri visera dan somatik. Nyeri pada
apendisitis awal sering berupa nyeri periumbilikus (visera) tapi terlokalisasi di regio
kuadran kanan bawahketika inflamasi menyebar ke peritoneum (parietal).
3) Nyeri alih 
Nyeri alih adalah nyeri yang dirasakan pada jarak dari organ yang sakit. Nyeri ini
dihasilkan dari jalur-jalur neuron aferen sentral yang berasal dari lokasi yang berbeda.
Contohnya adalah pasien dengan pneumonia mungkin merasakan nyeri abdomen karena
distribusi neuron T9 terbagi oleh paru-paru dan abdomen. Contoh lainnya yaitu nyeri
epigastrium yang berhubungan dengan Infark miokard, nyeri di bahu yang berhubungan
dengan iritasi diafragma (contoh, rupture limpa), nyeri infrascapular yang berhubungan
dengan penyakit biliar dan nyeri testicular yang berhubungan dengan obstruksi uretra.
B Patofisiologi Colic Abdomen
Peristiwa patofiologi yang terjadi setelah obstruksi usus adalah sama, tanpa memandang
apakah obstruksi usus tersebut di akibatkan oleh penyebab mekanik atau fungsional.
Perbedaan utamanya adalah obstruksi paralitik, paralitik di hambat dari permulaan,
sedangkan para obstruksi mekanis peristaltik mula-mula di perkuat kemudian intermiten
akhirnya hilang.
Limin usus yg tersumbat profesis akan teregang oleh cairan dan gas. Akumulasi gas dan
cairan di dalam lumen khusus sebelah poksimal dari letak obstruksi mengakibatkan listensi
dan kehilangan H2O dan elektrolit dengan peningkatan distensi maka tekanan intra lumen
meningkat,menyebabkan penurunan tekanan vena dan kapiler arteri sehingga terjadi iskemia
dinding usus dan kehilangan cairan menuju ruang peritonium akibanya terjadi pelepasan
bakteri dan toksin dari usus, bakteri yg berlangsung cepat menimbulka peritonitis septik
ketika terjadi kehilangan cairan yg akut maka keungkinan terjadi syok hipovolemik
keterlambatan dalam melakukan perbedaan atau jika terjadi strang gulasi akan menyebabkan
kematian.
Ileus obstruktif merupakan penyumbatan intestinal mekanik yg terjadi karena adanya daya
mekanik yang bekerja atau mempengarui dinding usus sehingga menyebabakan penyampitan
atau penyumbatan lumen usus.
C Pathway Colic Abdomen

D Etiologi
a) Mekanis
 Adhesi/perlengketan pasca bedah.
 Karsinoma.
 Volvulus.
 Intusesupsi.
 Obstipasi.
 Polip.
 Striktur.
b) Fungsional (non mekanik)
 Ileus paralitik
 Lesi medulla spinalis.
 Enteritis regional.
 Ketidakseimbangan elektrolit.
 Uremia.
c) Etiologi lain yang mungkin bisa muncul, yaitu :
 Inflamasi peritoneum parietal : perforasi peritonitis, appendicitis, diverti
kulitis, pankreanitis, kolesistitis.
 Kelainan mukosa visceral.
 Obstruksi visceral.
 Regangan kapsula organ
 Gangguan vaskuler
 Gangguan motilitas
 Ekstra abdominal.

E Manifestasi klinis Colic Abdomen


Manifestasinya dapat berupa (Mahadevan, 2009):
 Nyeri perut (karakteristik pada kebanyakan pasien)
 Nyeri, sering digambarkan sebagai kram dan intermiten, yang lebihmenonjolpada
obstruksi sederhana.
 Seringkali, tampilan klinis dapat memberikan petunjuk kepada perkiraanlokasidan
sifat obstruksi. Nyeri berlangsung selama beberapa hari, yang menjadi progresif
dan dengan distensi perut, mungkin khas untuk obstruksi yang lebih distal.
 Perubahan karakter nyeri dapat menunjukkan perkembangan komplikasi yang
lebih serius (misalnya, nyeri konstan usus strangulasi atau iskemik).
 Mual Muntah, yang lebih berhubungan dengan obstruksi proksimal
 Diare (temuan awal)
 Sembelit (sebuah temuan akhir) yang dibuktikan dengan tidak adanyagerakanusus
atau buang angin.
 Demam dan takikardia, terjadi belakangan dan mungkin terkait dengan
strangulasi.
 Riwayat operasi abdomen atau pelvis dahulu
 Riwayat keganasan (terutama ovarium dan usus)
F Pemeriksaan Penunjang
1) Sinar x abdomen menunjukkan gas atau cairan di dalam usus
2) Barium enema menunjukkan kolon yang terdistensi, berisi udara atau lipatan
sigmoid yang tertutup.
3) Penurunan kadar serum natrium, kalium dan klorida akibat muntah; peningkatan
hitung SDP dengan nekrosis, strangulasi atau peritonitisdanpeningkatan kadar
serum amilase karena iritasi pankreas oleh lipatan usus.
4) Arteri gas darah dapat mengindikasikan asidosis atau alkalosis metabolik.
G Komplikasi
1) Colik uleter ( tersumbatnya aliran-aliarannya dari ginjal ke usus )
2) Colik biliaria
3) Colik intestinal ( obstruksi usus, lewatnya isi usu yg terhalang )
H Penatalaksanaan Medis/Terapi

Tatalaksana awal di ruang gawat darurat meliputi resusitasi cairan secara agresif,
dekompresi usus halus, pemberian analgetik dan antiemeticdengan indikasi klinis, antibiotik
dan konsultasi operasi yang dini. Dekompresi dilakukan dengan cara memasang selang NGT
untuk dilakukan suction terhadap isis GI dan untuk mencegah aspirasi. Tidak lupa juga untuk
selalu memonitor jalan napas, pernapasan dan sirkulasi (Mahadevan, 2009).
FORMAT PENGKAJIAN KEPERAWATAN DASAR

Nama Mahasiswa : Tanggal Didata :


NIM : Tanggal Masuk RS :
No. Reg :
Ruangan/RS :
Diagnosa Medis :

A. IDENTAS PASIEN
a. Nama : Tn. M
b. Jenis Kelamin : Laki-Laki
c. Umur : 22 Tahun
d. Agama : Islam
e. Status Perkawinan : Menikah
f. Pekerjaan : Tidak Bekerja
g. Pendidikan terakhir : SMA
h. Alamat : Luwoo, Kec. Telaga Jaya
i. No.RM : 365654
j. Diagnostik Medis : Colic Abdomen, Demam Thypoid, ISK

PENANGGUNG JAWAB
a. Nama : Ny. N
b. Umur : 46 Tahun
c. Pendidikan terakhir : S2
d. Pekerjaan : PNS
e. Alamat : Tibawa
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. RIWAYAT KESEHATAN PASIEN
a. Keluhan utama
Klien mengeluh sakit perut.
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh sakit perut, keluhan dirasakan
sejak lama karena klien sering mengonsumsi Panther, klien mengatakan kualitas
nyeri tajam dengan skala nyeri 7. Klien mengatakan nyeri hilang timbul dan
dirasakan >2 menit. Klien juga mengeluh sakit saat BAK, klien mengatakan ingin
BAK tetapi urine yang keluar hanya sedikit dan terputus-putus. Klien juga
mengatakan badannya terasa demam, nafsu makannya menurun karena sering
merasa mual saat ingin makan, klien mengeluh lemas dan pusing. Klien
mengatakan saat di RS klien sering terbangun saat malam hari karena lingkungan
RS yang menurutnya terasa panas
c. Riwayat Penyakit Masa Lalu
Klien mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit serius, tetapi klien pernah
masuk RS selama beberapa kali dengan keluhan yang sama

2. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA


a. Genogram (minimal 3 generasi)
3. PENGKAJIAN POLA FUNGSI GORDON
a. Persepsi terhadap kesehatan dan manajemen kesehatan
Klien mengatakan bahwa dia adalah perokok. Klien mengatakan tidak pernah
mengonsumsi alkohol sebelumnya, tetapi klien sering mengonsumsi Panther. Klien tidak
pernah melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin, klien merasa terganggu dengan
sakit perut yang ia rasakan. Klien berkeinginan besar untuk bisa sembuh dan segera
pulang ke rumah.
b. Pola Aktivitas dan latihan
1. Rutinitas Mandi
- Sebelum Sakit : Klien mengatakan sebelum sakit klien mandi 3x sehari dengan rutin
di kamar mandi yang berada di rumahnya, klien mandi menggunakan sabun dan rajin
menggosok gigi. Klien juga mengatakan saat berpakaian dan berdandan ia lakukan
dengan sendiri tanpa bantuan orang lain atau keluarga.
- Saat Sakit : Klien mengatakan saat sakit klien hanya mengelap tubuhnya 2x sehari
menggunakan tissue basah dengan bantuan istrinya. Klien juga mengatakan saat
berpakaian klien dibantu oleh istrinya.
2. Kebersihan sehari-hari
- Sebelum Sakit : Klien sering mengganti pakaian setelah mandi
- saat Sakit : setelah sakit pasien jarang mengganti pakaian
3. Aktivitas Sehari-hari
- Sebelum Sakit : klien mengatakan sering melakukan aktivitas secara rutin
4. Kemampuan Perawatan Diri
AKTIVITAS 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/ berdandan
Mobilisasi ditempat tidur
Pindah
Ambulasi
Makan/ minum

Keterangan:
Skore 0: Mandiri
Skore 1: Dibantu sebagian
Skore 2: Perlu dibantu orang lain
Skore 3: Perlu dibantu orang lain dan alat
Skore 4: Tergantung atau tidak mampu

c. Pola Istirahat dan tidur


Sebelum Sakit : klien mengatakan ia biasanya tidur jam 11.00 malam dan bangun jam
09.00 pagi untuk sarapan
Saat sakit : klien mengatakan sering terbangun saat malam hari, klien hanya tidur
sekitar ± 4 jam karena sakit perut dan karena lingkungan RS yang menurutnya terasa
panas .
d. Pola nutrisi metabolik
- Intake Makanan
Sebelum sakit : klien mengatakan sehari makan 4-5x sehari dengan porsi sedang
yang terdiri dari nasi,lauk dan sayur
Saat sakit : klien mengatakan nafsu makan menurun, klien makan bubur yang
disediakan oleh RS tetapi klien hanya makan ± 6 sendok karena saat makan ia akan
merasa mual .
- Intake Minuman
Sebelum sakit : klien mengatakan minum air ± 4 gelas/hari
Saat Sakit : klien mengatakan minum air

e. Pola Eliminasi
- BAB :
Sebelum Sakit : Klien BAB 3x sehari, dengan bau yang khas, feses berwarna coklat,
konsistensi lunak dan tidak ada darah.
Saat Sakit : Klien mengatakan Belum BAB semenjak masuk RS karena klien jarang
makan.
- BAK :
Sebelum Sakit : Klien BAK ± 6x sehari, dengan bau yang khas, urin berwarna
kuning seperti urin pada umumnya, serta tidak ada gangguan saat buang air kecil
Saat Sakit : Klien mengatakan susah Buang Air Kecil,
f. Pola kognitif dan perceptual
Klien mengatakan ia merasakan sakit perut sekitar 3-4 menit dengan skala nyeri 7,
untuk mengurangi rasa nyeri klien mengonsumsi obat pereda nyeri, klien tidak
menggunakan alat bantu dan mampu membaca dan berbicara dengan jelas.
g. Kemampuan konsep diri
Klien mengatakan bisa menerima keadaan fisiknya yang sekarang. Klien mengatakan
ia tidak malu, malahan harga diri klien bertambah dengan adanya dukungan dari
keluarganya.
h. Pola koping
Klien mengatakan apabila ada masalah pasti di diskusikan dengan istri dan
keluarganya. Klien merasa cemas terhadap penyakitnya. Klien menyelesaikan
masalah dengan musyawarah. Harapan klien untu kedepannya ia bisa sembuh dan
pulih kembali.
i. Pola seksual-reproduksi
Pada saat dilakukan pengkajian, klien menolak untuk memberikan informasi.
j. Pola peran berhubungan
Klien mengatakan perannya saat ini adalah sebagai kepala keluarga. Klien tidak
memiliki peran penting dalam masyarakat. Klien mengatakan orang terdekatnya
adalah istrinya. Klien mengatakan jika ada kesulitan orang yang membantunya
adalah istri dan ibunya. Klien tidak takut dalam mengikuti kegiatan masyarakat tetapi
klien tidak menyukai hal-hal seperti itu.
k. Pola nilai dan kepercayaan
Klien beragama Islam. Selama klien berada di RS klien mengalami hambatan dalam
beribadah.

C. PEMERIKSAAN FISIK
l. KEADAAN UMUM
a. Kesadaran Umum : Compos Mentis
b. Kondisi Klien Secara Umum : Tampak Lemah
c. Tanda-Tanda Vital
TD : 110/80 mmHg
S : 38 0C
N : 70 x/mnt
R : 20 x/mnt
d. Pertumbuhan Fisik : TB : 155, BB klien 3 bulan terakhir 55, BB sekarang 50 kg,
Postur tubuh kurus.

2. PEMERIKSAAN CEPALO KAUDAL


a. Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala mesocephal, tidak ada lesi, terdapat sedikit ketombe,
pertumbuhan rambut merata, keadaan rambut bersih, rambut berwarna hitam.
Palpasi : Tidak ada pembengkakan, rambut tidak mudah rontok, tidak ada nyeri tekan

b. Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening, tidak ada tonsillitis.
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

c. Dada
Inspeksi : Bentuk dada kiri dan kanan simetris, warna kulit sama dengan kulit lain,
tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan/edema.
Palpasi : integritas kulit baik, tidak ada nyeri tekan/tanda-tanda peradangan
Perkusi :
Auskultasi :
d. Abdomen

e. Genetalia, Anus dan rektum


f. Ekstremitas
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

E. TERAPI YANG DIBERIKAN

NO Hari/Tgl Nama Dosis Cara Manfaat


Obat Pemberian
KLASIFIKASI DATA

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Klien mengeluh nyeri pada perut 1. TTV
P: TD : 110/80 mmHg
Q : klien mengatakan rasanya tajam S : 38ºC
R : klien mengatakan nyeri tidak N : 70x/menit
menyebar R : 21x/menit
S : skala nyeri 7 2. klien tampak meringis
T : klien mengatakan nyeri hilang timbul 3. klien tampak gelisah
2. klien mengatakan sakit saat buang air kecil 4. terdapat nyeri tekan pada perut pada
3. klien mengeluh ingin BAK tetapi urine bagian bawah
yang keluar hanya sedikit dan terputus-putus 5. klien tampak lemah
4. klien mengaluh badannya terasa demam 6. suhu tubuh di atas nilai normal
5. klien mengatakan nafsu makan menurun 7. kulit tampak kemerahan
6. klien mengeluh mual 8. kulit teraba hangat
7. klien mengeluh lemas 9. pemeriksaan lab leukosit : 23,6
8. klien mengeluh pusing 10. klien tampak pucat
9. klien mengeluh sering terbangun di malam 11. BB 3 bulan terakhir 55 kg, BB sekarang
hari karena lingkungan RS yang panas 50 kg
10. klien mengeluh pola tidur berubah, yang 12. membran mukosa pucat
sebelumnya klien tidur ±10 jam/hari namun 13. klien tampak menguap
pada saat sakit menjadi ± 4 jam/hari 14. klien tampak memiliki kantung mata
ANALISA DATA

NO Data (DS &DO) Penyebab Masalah/Diagnosa


.
1. DS : Nyeri Akut
- Klien mengeluh nyeri pada
perut
P : karena sering
mengonsumsi Panther
Q : klien mengatakan
rasanya tajam
R : klien mengatakan
nyeri tidak menyebar
S : skala nyeri 7
T : klien mengatakan nyeri
hilang timbul

DO :
-TTV
TD : 110/80 mmHg
S : 38ºC
N : 70x/menit
R : 21x/menit
- klien tampak meringis
- klien tampak gelisah
- terdapat nyeri tekan pada
perut
- klien tampak lemas

2. DS : Gangguan
-klien mengatakan sakit saat Penyempitan lumen uretra Eliminasi Urine
buang air kecil ↓
-klien mengeluh ingin BAK Hambatan aliran urin
tetapi urine yang keluar hanya ↓
sedikit dan terputus-putus Bendungan vesika urinaria

DO : Tekanan intra vesika
-TTV ↓
TD : 110/80 mmHg Gangguan eliminasi urin
S : 38ºC
N : 70x/menit
R : 21x/menit
- klien tampak gelisah
-terdapat nyeri tekan pada
perut bagian bawah
3. DS : Infeksi atau cedera jaringan Hipertermia
-klien mengaluh badannya ↓
terasa demam Inflamasi
- klien mengeluh lemah ↓
-klien mengeluh pusing Terjadi peningkatan suhu
tubuh

Hipertermia

DO :
-TTV
TD : 110/80 mmHg
S : 38ºC
N : 70x/menit
R : 21x/menit
-suhu tubuh di atas nilai
normal
-kulit tampak kemerahan
-kulit teraba hangat
- pemeriksaan lab leukosit :
23,6
-klien tampak pucat

4. DS : Berkurangnya pemasukan Defisit Nutrisi


-klien mengatakan nafsu makanan
makan menurun ↓
-klien mengeluh mual Kekosongan lambung
- klien mengeluh lemas ↓
- klien mengeluh pusing Erosi pada lambung (gesekan)

DO : Produksi HCL meningkat
-TTV ↓
TD : 110/80 mmHg Asam lambung reflex
S : 38ºC ↓
N : 70x/menit Intake makanan tidak adekuat
R : 21x/menit ↓
-klien tampak lemah Defisit nutrisi
-membran mukosa tampak
pucat
-BB 3 bulan terakhir 55 kg,
BB sekarang 50
5. DS : Susah tidur Gangguan Pola
-klien mengeluh sering ↓ Tidur
terbangun di malam hari Terbangun pada malam hari
karena lingkungan RS yang ↓
panas Pola tidur tidak teratur
- klien mengeluh pola tidur ↓
berubah, yang sebelumnya Gangguan pola tidur
klien tidur ±10 jam/hari
namun pada saat sakit menjadi
± 4 jam/hari
-klien mengeluh pusing

DO :
-TTV
TD : 110/80 mmHg
S : 38ºC
N : 70x/menit
R : 21x/menit
-klien tampak menguap
- klien tampak memiliki
kantung mata
RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI


Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
dengan agen pencedera keperawatan 2 x 24 jam Tindakan
fisiologis diharapkan tingkat nyeri Observasi
DS : menurun dengan kriteria - Identifikasi lokasi,
Klien mengeluh nyeri pada hasil: karakteristik
bagian perut - Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
P : (5) - Identifikasi faktor yang
Q : Klien mengatakan - Meringis (5) memperberat dan
rasanya tajam - Gelisah Menurun (5) memperingan nyeri
R : Klien mengatakan nyeri Terapeutik
tidak menyebar - Berikan teknik
S : Skala nyeri 7 nonfarmakologis untuk
T : Klien mengatakan nyeri mengurangi rasa nyeri
hilang timbul - Kontrol lingkungan yang
DO memperberat rasa nyeri
- TTV (mis. Suhu ruangan,
TD : 110 / 80 pencahayaan, kebisingan)
S : 38 ºC - Pertimbangkan jenis dan
R : 21 x/menit sumber dalam pemilihan
N : 70 x/menit strategi meredakan nyeri
- Klien tampak meringis Edukasi
- Klien tampak gelisah - Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi
meredakan nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Eliminasi urine Setelah dilakukan tindakan Manajemen eliminasi urine
berhubungan dengan iritasi keperawatan 2 x 24 jam Tindakan
kandung kemih diharapkan eliminasi urine Observasi
DS: membaik dengan kriteria - Monitor eliminasi urine
- Klien mengatakan sakit hasil: (mis. Frekuensi,
saat buang air kecil - Sensansi berkemih konsistensi, aroma,
- Klien mengeluh ingin meningkat (5) volume, dan warna)
buang air kecil tetapi - Disuria menurun (5) Terapeutik
urine yang keluar hanya - Frekuensi BAK membaik - Batasi asupan cairan, jika
sedikit dan terputus-putus (5) perlu
DO: Edukasi
- TTV - Ajarkan tanda dan gejala
TD : 110 / 80 infeksi saluran kemih
S : 38 ºC - Anjurkan mengurangi
R : 21 x/menit minum menjelang tidur
N : 70 x/menit
- Terdapat nyeri tekan pada
perut bagian bawah
- Klien tampak lemas
Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia
dengan proses penyakit keperawatan 2 x 24 jam Tindakan
(infeksi saluran kemih) diharapkan termogulasi Observasi
DS: membaik dengan kriteria - Identifikasi penyebab
- Klien mengeluh hasil: hipertermia (mis
badannya terasa demam - Suhu tubuh membaik (5) dehidrasi, terpapar
DO: - Suhu kulit membaik (5) lingkungan panas,
- TTV - Kulit merah membaik (5) penggunaan inkubator)
TD : 110 / 80 - Monitor suhu tubuh
S : 38 ºC Terapeutik
R : 21 x/menit - Sediakan lingkungan
N : 70 x/menit yang dingin
- Suhu tubuh diatas nilai - Berikan cairan oral
normal Edukasi
- Kulit tampak kemerahan - Anjurkan tirah baring
- Kullit teraba hangat Kolaborasi
- Pemeriksaan lab leukosit - Pemberian cairan dan
= 23,6 elektrolit intravena
- Klien tampak pucat
Defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
dengan berkurangnya keperawatan 2 x 24 jam Tindakan
pemasukan nutrisi diharapkan status nutrisi Observasi
DS: membaik dengan kriteria - Identifikasi makanan
- Klien mengatakan nafsu hasil: yang disukai
makan menurun - Nafsu makan membaik - Monitor berat badan
- Klien mengeluh lemas (5) Terapeutik
- Klien mengeluh pusing - Berat badan membaik (5) - Sajikan makanan secara
- Klien mengeluh mual - Membran mukosa menarik dan suhu yang
DO: membaik (5) sesuai
- TTV - Berikan suplemen
TD : 110 / 80 makanan, jika perlu
S : 38 ºC Edukasi
R : 21 x/menit - Anjurkan posisi duduk,
N : 70 x/menit jika mampu
- BB 3 bulan terakhir 55 Kolaborasi
kg, BB sekarang 50 kg - Pemberian medikasi
- Membran mukosa pucat sebelum makam (mis.
Pereda nyeri, antiemetik)
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur
berhubungan dengan keperawatan 2 x 24 jam Tindakan
hambatan lingkungan diharapkan pola tidur Observasi
DS: membaik dengan kriteria - Identifikasi faktor
- Kllien mengeluh sering hasil: pengganggu tidur
terbangun di malam hari - Keluhan pola tidur
karena lingkungan RS berubah membaik (5) Terapeutik
yang panas - Keluhan sering tidur - Modifikasi lingkungan
- Klien mengeluh pola membaik (5) (mis. Pencahayaan,
tidur berubah, yang kebisingan, suhu, matras,
sebelumnya tidur ± 10 dan tempat tidur)
jam perhari namun pada - Lakukan prosedur untuk
saat sakit menjadi ± 4 meningkatkan
jam perhari kenyamanan (mis
DO: pengaturan posisi)
- TTV Edukasi
TD : 110 / 80 - Jelaskan pentingya tidur
S : 38 ºC cukup selama sakit
R : 21 x/menit
N : 70 x/menit
- Klien tampak menguap
- Klien tampak memiliki
kantung mata

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

No Hari/ Jam Implementasi Evaluasi


Tanggal
1. Kamis, 09.00 mengidentifikasi S:
04/02/21 lokasi, karakteristik, -Klien masih mengeluh nyeri pada perut
durasi, frekuensi, P : Klien sering mengonsumsi Panther
kualitas, intensitas Q : Klien mengatakan rasanya tajam
nyeri R : Klien mengatakan nyeri tidak
menyebar
mengidentifikasi S : Skala nyeri 7
09.05 skala nyeri T : Klien mengatakan nyeri hilang
timbul
mengidentifikasi
09.10 faktor yang O:
memperberat dan - Klien tampak meringis
memperingan nyeri - Klien tampak gelisah
- Klien tampak lemas
memberikan teknik
09.15 nonfarmakologis A:
untuk mengurangi -Masalah keperawatan nyeri akut belum
rasa nyeri teratasi

mengkontrol P:
lingkungan yang Lanjutkan intervensi
09.20 memperberat rasa -Berikan teknik nonfarmakologis untuk
nyeri (mis. Suhu mengurangi rasa nyeri
ruangan, -Kontrol lingkungan yang memperberat
pencahayaan, rasa nyeri (mis. Suhu ruangan,
kebisingan) pencahayaan, kebisingan)
-Pertimbangkan jenis dan sumber dalam
mempertimbangkan pemilihan strategi meredakan nyeri
09.25 jenis dan sumber -Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
dalam pemilihan nyeri
strategi meredakan -Jelaskan strategi meredakan nyeri
nyeri -Kolaborasi pemberian analgetik

09.30

09.35

2. Kamis, memonitor eliminasi S:


04/02/21 urine (mis. Frekuensi, - Klien mengatakan masih sakit saat BAK
konsistensi, aroma, - Klien mengatakan urin yang keluar
volume, dan warna) masih sedikit dan terputus-putus

membatasi asupan O:
cairan, jika perlu - Klien masih tampak gelisah
- Terdapat nyeri tekan pada perut bagian
mengajarkan tanda bawah
dan gejala infeksi
saluran kemih A : Masalah keperawatan gangguan
eliminasi urin belum teratasi
menganjurkan
mengurangi minum P : Lanjutkan Intervensi
menjelang tidur - Memonitor eliminasi urin (mis.
Frekuensi, konsistensi, aroma,
volume, dan warna)

3. Kamis, S:
04/02/21 Mengidentifikasi - Klien mengatakan badannya masih terasa
penyebab hipertermia demam
(mis dehidrasi, - Klien masih mengeluh lemas
terpapar lingkungan - Klien masih mengeluh pusing
panas, penggunaan
inkubator) O:
- Suhu tubuh klien : 37.5 0C
Memonitor suhu - Kulit klien sudah tidak tampak
tubuh kemerahan
- Kulit masih teraba hangat
Menyediakan
lingkungan yang A:
dingin Masalah keperawatan Hipertermi belum
teratasi.
Memberikan cairan
oral P:
Lanjutkan Intervensi
- Monitor suhu tubuh
Menganjurkan tirah - Menyediakan lingkungan yang dingin
baring - Memberikan cairan oral
Mengkolaborasikan
emberian cairan dan
elektrolit intravena
4. Kamis, Mengidentifikasi S:
04/02/21 makanan yang - Klien mengatakan masih belum nafsu
disukai makan
- Klien mengatakan masih sedikit lemas
Memonitor berat - Klien mengatakan masih pusing
badan
O:
Menyajikan makanan - Membran mukosa sudah tidak pucat
secara menarik dan - Berat badan belum ada peningkatan
suhu yang sesuai
A:
Memberikan Masalah keperawatan defisit nutrisi belum
suplemen makanan, teratasi.
jika perlu
P:
Menganjurkan posisi Lanjutkan Intervensi
duduk, jika mampu - Mengidentifikasi makanan yang
disukai
Mengkolaborasikan - Memonitor berat badan
Pemberian medikasi - Memberikan suplemen makanan,
sebelum makam (mis. jika perlu
Pereda nyeri,
antiemetik)
5. Kamis, Mengidentifikasi S:
04/02/21 faktor pengganggu - Klien mengeluh masih sering terbangun
tidur pada malam hari
- Klien mengatakan hanya tertidur ± 4
Memodifikasi jam/hari
lingkungan (mis.
Pencahayaan, O:
kebisingan, suhu, - Klien masih memiliki kantung mata
matras, dan tempat - Klien masih tampak menguap
tidur)
A:
Melakukan prosedur Masalah keperawatan gangguan pola tidur
untuk meningkatkan belum teratasi.
kenyamanan (mis
pengaturan posisi) P:
Lanjutkan Intervensi
Menjelaskan -Identifikasi faktor pengganggu tidur
pentingnya tidur -Modifikasi lingkungan (mis. Pencahayaan,
cukup selama sakit kebisingan, suhu, matras, dan tempat tidur)

No Hari/ Jam Implementasi Evaluasi


Tanggal
1. Jumat, 09.00 Memberikan teknik S:
05/02/21 nonfarmakologis -Klien masih mengeluh nyeri pada perut
untuk mengurangi P : Klien sering mengonsumsi Panther
rasa nyeri Q : Klien mengatakan rasanya seperti
ditusuk
09.05 Mengontrol R : Klien mengatakan nyeri tidak
lingkungan yang menyebar
memperberat rasa S : Skala nyeri 6
nyeri (mis. Suhu T : Klien mengatakan nyeri hilang
ruangan, timbul
pencahayaan,
kebisingan) O:
- TTV
09.10 Mempertimbangkan TD : 120/70 mmHg
jenis dan sumber S : 36, 3 oC
dalam pemilihan N : 80 x/mnt
strategi meredakan R : 20 x/mnt
nyeri - Klien tampak gelisah

09.15 Menjelaskan A:
penyebab, periode, -Masalah keperawatan nyeri akut belum
dan pemicu nyeri teratasi
Menjelaskan strategi
meredakan nyeri P:
Lanjutkan intervensi
09.20 Mengkolaborasikan -Berikan teknik nonfarmakologis untuk
pemberian analgetik mengurangi rasa nyeri)
-Pertimbangkan jenis dan sumber dalam
pemilihan strategi meredakan nyeri
-Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu
nyeri
-Jelaskan strategi meredakan nyeri
-Kolaborasi pemberian analgetik

2. Jumat, Memonitor eliminasi S:


05/02/21 urin (mis. Frekuensi, - Klien mengatakan masih sakit saat BAK
konsistensi, aroma, - Klien mengatakan urin yang keluar
volume, dan warna) masih sedikit dan terputus-putus

O:
- Terdapat nyeri tekan pada perut bagian
bawah

A : Masalah keperawatan gangguan


eliminasi urin belum teratasi

P : Lanjutkan Intervensi
- Memonitor eliminasi urin (mis.
Frekuensi, konsistensi, aroma,
volume, dan warna)

3. Jumat, Memonitor suhu S :


05/02/21 tubuh - Klien mengatakan sudah tidak merasa
demam
Menyediakan - Klien masih sedikit lemas
lingkungan yang - Klien sudah tidak mengeluh pusing
dingin
Memberikan cairan O:
oral - Suhu tubuh klien : 36,3 0C
- Kulit klien sudah tidak tampak
kemerahan
- Kulit sudah tidak teraba hangat

A:
Masalah keperawatan Hipertermi teratasi.
P:
Pertahankan Intervensi

4. Jumat, Mengidentifikasi S:
05/02/21 makanan yang - Klien mengatakan nafsu makan sedikit
disukai bertambah, yang sebelumnya klien hanya
makan 2 sendok, sekarang sudah sekitar 5
Memonitor berat sendok.
badan - Klien mengatakan masih sedikit lemas
- Klien mengatakan masih pusing
Memberikan
suplemen makanan, O :
jika perlu - Membran mukosa sudah tidak pucat
- Berat badan belum ada peningkatan

A:
Masalah keperawatan defisit nutrisi belum
teratasi.

P:
Lanjutkan Intervensi
- Memonitor berat badan
- Memberikan suplemen makanan,
jika perlu
5. Jumat, Mengdentifikasi S:
05/02/21 faktor pengganggu - Klien mengeluh sudah tidur nyenyak
tidur karena sudaj pindah ruangan yang ber AC
- Klien mengatakan tertidur ± 7 jam
Memodifikasi
lingkungan (mis. O :
Pencahayaan, - Klien terlihat lebih segar
kebisingan, suhu,
matras, dan tempat A :
tidur) Masalah keperawatan gangguan pola tidur
teratasi.

P:
Pertahankan Intervensi

Anda mungkin juga menyukai