Anda di halaman 1dari 45

MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


ANAK JALANAN

Dosen Fasilitator : Hyan Oktodia Basuki, S.Kep., Ns., M. Kep.

Disusun Oleh :

Retno Sulistiani (18.11.2.149.127)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN


2020
MAKALAH

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA


ANAK JALANAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatatan Jiwa

Dosen Fasilitator : Hyan Oktodia Basuki, S.Kep., Ns., M. Kep.

Disusun Oleh :

Retno Sulistiani (18.11.2.149.127)

PROGRAM STUDI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA
ANAK JALANAN” Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
matakuliah keperawatan jiwa.

Dalam menyusun makalah ini, penyusun banyak mendapat ilmu dari dosen
pembimbing. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terimakasih kepada YTH :

Hyan Oktodia Basuki, S.Kep., Ns., M. Kep.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh


dari sempurna, untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun guna sempurnaan makalah ini.

Makalah ini dapat digunakan sebagai wahana menambah pengetahuan


tentang asuhan keperawatan jiwa pada anak jalanan. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca dan penyusun untuk menambah wawasan.

Tuban, 18 Juni 2020

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................
1.1 Latar Belakang.................................................... ..........................
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................
1.3 Tujuan......................................... .................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................
2.1 Laporan Pendahuluan .................................................
2.2 Pohon Masalah .................................
2.3 Asuhan Keperawatan Kasus ...................................................
BAB IV PENUTUP ....................................... .....................
4.1 Kesimpulan....................................................... ............................................
4.2 Saran.............................. ...............................................................................
JURNAL ..........................................................................
DAFTAR RUJUKAN........................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik adalah suatu bidang


spesialisasi praktek keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai
ilmunya dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya (ANA).
Semuanya didasarkan pada diagnosis dan intervensi dari adanya respons individu
akan masalah kesehatan mental yang actual maupun potensial. Pelayanan yang
menyeluruh difokuskan pada pencegahan penyakit mental, menjaga kesehatan,
pengelolaan atau merujuk dari masalah kesehatan fisik dan mental, diagnosis dan
intervensi dari gangguan mental dan akibatnya, dan rehabilitasi.

Keperawatan jiwa bukan hanya berfokus pada individu dengan gangguan


jiwa melainkan juga terhadap individu dengan masalah psikososial dan kejiwaan.
Salah satu individu dengan masalah psikososial adalah anak jalanan.

Anak jalanan adalah anak yang sebagian besar menghabiskan sebagian


besar waktunya untuk melakukan kegiatan hidup sehari-hari di jalanan, mencari
nafkah atau berkeliaran dijalan-jalan atau tempat umum lainnya (Sudarsono,
2009). Pengertian anak jalanan menurut dinas sosial propinsi DIY tahun 2010
adalah anak yang melewatkan atau memanfaatkan waktunya dijalanan sampai
dengan umur 18 tahun. Anak jalanan adalah anak yang penampilannya
kebanyakan kusam dan pakaian tidak terurus, mobilitasnya tinggi Departemen
Sosial RI, 2005.

Anak-anak jalanan sering melakukan tingkah laku yang meresahkan


masyarakat, salah satu tingkah lakunya yaitu tingkah laku agresi. Perilaku agresi
yang muncul ini disebabkan karena adanya tekanan-tekanan dari lingkungan dan
ketidak berdayaan serta ketidakmampuan anak untuk menangani permasalahan-
permasalahannya yang menimbulkan perasaan frustrasi di dalam diri anak, pada
anak yang memiliki tipe kepribadian tertentu yang tidak tahan terhadap perubahan
berpotensi dengan perilaku ngelem Moci (2013).

Faktor pencetus kekambuhan yang utama adalah rendahnya komitmen


untuk pulih yang tergantung pada kondisi psikologis dan kepribadian tertentu
(BNN, 2009). seseorang yang telah berhenti menggunakan narkoba diharapkan
memiliki kondisi psikologis yang baik, diantaranya ditandai dengan psychological
well-being yang baik. maka tidak akan mudah untuk terjerumus menggunakan
narkoba kembali atau mengalami kekambuhan. Penelitian Marina, dkk (2000)
menyatakan bahwa disamping faktor teman sebaya, faktor lain yang turut
berperan dalam mekanisme penyalahgunaan NAPZA adalah faktor dari dalam diri
yaitu kepribadian. Kepribadian merupakan salah satu faktor etiologik dan
konsisten, kepribadian merupakan faktor predisposisi pada terjadinya penggunaan
NAPZA.Kepribadian turut menentukan terjadinya penyalahgunaan obat, sebagai
contoh, kepribadian dapat menentukan apakah seseorang bergabung dengan
kelompok penyalahgunaan obat, apakah ikut mencoba obat tersebut dan apakah
seseorang menggunakan obat tersebut lebih lanjut Eysenck, 1997(dalam Prawira,
2012).

Dalam makalah ini penyusun tertarik membahas dan membuat asuhan


keperawatan pada anak jalanan, mengingkat jumlah anak jalanan di Indonesia
yang masih tinggi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana laporan pendahuluan pada kasus anak jalanan?


2. Bagaimana pohon masalah kasus anak jalanan?
3. Bagaimanan asuhan keperawatan pada kasus anak jalanan?
1.3 TUJUAN

1. Mengetahui laporan pendahuluan pada kasus anak jalanan


2. Mengetahui pohon masalah kasus anak jalanan
3. Mengetahui asuhan keperawatan pada kasus anak jalanan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 LAPORAN PENDAHULUAN

2.1.1 DEFINISI

Menurut Departemen Sosial RI (2005: 5), Anak jalanan adalah anak


yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan kegiatan
hidup sehari-hari di jalanan, baik untuk mencari nafkah atau berkeliaran di
jalan dan tempat-tempat umum lainnya. Anak jalanan mempunyai ciri-ciri,
berusia antara 5 sampai dengan 18 tahun, melakukan kegiatan atau
berkeliaran di jalanan, penampilannya kebanyakan kusam dan pakaian tidak
terurus, mobilitasnya tinggi. Selain itu, Direktorat Kesejahteran Anak,
Keluarga dan Lanjut Usia.
Departemen Sosial (2001: 30) memaparkan bahwa anak jalanan adalah
anak yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk mencari nafkah atau
berkeliaran di jalanan atau tempat-tempat umum lainnya, usia mereka
berkisar dari 6 tahun sampain 18 tahun. Adapun waktu yang dihabiskan di
jalan lebih dari 4 jam dalam satu hari. Pada dasarnya anak jalanan
menghabiskan waktunya di jalan demi mencari nafkah, baik dengan kerelaan
hati maupun dengan paksaan orang tuanya.

2.1.2 ETIOLOGI

Menurut Departemen Sosial (2001: 25-26) menyebutkan bahwa


penyebab keberadaan anak jalanan ada 3 macam, yaitu :
a. Tingkat Mikro (Immediate Causes)
Faktor pada tingkat mikro ini yaitu faktor yang berhubungan dengan
anak dan keluarganya. Departemen Sosial (2001: 25-26) menjelaskan
pula bahwa pada tingkat mikro sebab yang bisa diidentifikasi dari anak
dan keluarga yang berkaitan tetapi juga berdiri sendiri, yakni:
1) Lari dari keluarga, disuruh bekerja baik karena masih sekolah atau
sudah putus, berpetualangan, bermain-main atau diajak teman.
2) Sebab dari keluarga adalah terlantar, ketidakmampuan orang tua
menyediakan kebutuhan dasar, ditolak orang tua, salah perawatan
atau kekerasan di rumah, kesulitan berhubungan dengan keluarga
atau tetangga, terpisah dengan orang tua, sikap-sikap yang salah
terhadap anak, keterbatasan merawat anak yang mengakibatkan anak
menghadapi masalah fisik, psikologis dan sosial. Hal ini dipengaruhi
pula oleh meningkatnya masalah keluarga yang disebabkan oleh
kemiskinan pengangguran, perceraian, kawin muda, maupun
kekerasan dalam keluarga.
3) Melemahnya keluarga besar, dimana keluarga besar tidak mampu
lagi membantu terhadap keluarga-keluarga inti, hal ini diakibatkan
oleh pergeseran nilai, kondisi ekonomi, dan kebijakan pembangunan
pemerintah.
4) Kesenjangan komunikasi antara orang tua dan anak, dimana orang
tua sudah tidak mampu lagi memahami kondisi serta harapan anak-
anak, telah menyebabkan anak-anak mencari kebebasan.
Selain itu, Odi Shalahudin (2004:71) menyebutkan pula faktor-
faktor yang disebabkan oleh keluarga yaitu sebagai berikut:
1) Keluarga miskin
Kemiskinan merupakan faktor dominan yang medoronganak-anak
menjadi anak jalanan. Anak dari keluarga miskin,karena kondisi
kemiskinan kerap kali kurang terlindungi sehinggamenghadapi risiko
yang lebih besar untuk menjad anak jalanan.
2) Perceraian dan kehilangan orang tua
Perceraian dan kehilangan orang tua menjadi salah satufaktor risiko
yang mendorong anak-anak pergi ke jalanan.Perceraian atau
perpisahan orang tua yang kemudian menikah lagiatau memiliki
teman hidup baru tanpa ikatan pernikahan seringkali membuat anak
menjadi frustasi. Rasa frustasi ini akan semakin bertambah ketika
anak dititipkan ke salah satu anggotakeluarga orang tua mereka atau
tatkala anak yang biasanya lebihmemilih tinggal bersama ibunya
merasa tidak mendapatkanperhatian, justru menghadapi perlakuan
buruk ayah tiri atau pacaribunya.
3) Kekerasan keluarga
Kekerasan keluarga merupakan faktor risiko yang palingbanyak
dihadapi oleh anak-anak sehingga mereka memutuskanuntuk keluar
dari rumah dan hidup di jalanan. Berbagai faktorrisiko lainnya yang
berkaitan dengan hubungan antara anakdengan keluarga, tidak lepas
dari persoalan kekerasan.
4) Keterbatasan ruang dalam rumah
Keterbatasan ruang dalam rumah bisa menimbulkan risikoanak-anak
turun ke jalan. Biasanya ini dialami oleh anak-anakyang berada di
beberapa perkampungan urban yang mendudukilahan milik negara.
Banyak dijumpai adanya rumah-rumah petakyang didirikan secara
tidak permanen dan sering kalimenggunakan barang-barang bekas
seadanya dengan ruang yangsangat sempit, kadang hanya berukuran
3 X 4 meter saja.
5) Eksploitasi ekonomi
Eksploitasi ekonomi oleh orang tua mulaimarak terjadi ketika pada
masa krisis, dimana anak-anak yangmasih aktif bersekolah didorong
oleh orang tuanya mencari uangdan ditargetkan memberikan
sejumlah uang yang ditentukan olehorang tua mereka.
6) Keluarga homeless
Seorang anak menjadi anak jalanan bisa pula disebabkankarena
terlahirkan dari sebuah keluarga yang hidup di jalanantanpa memiliki
tempat tinggal tetap.
Dijelaskan pula mengenai faktor-faktor yang menyebabkan
keluarga dan anaknya terpisah (BKSN, 2000: 111), yaitu:
1) Faktor pendorong
a) Keadaan ekonomi keluarga yang semakin di persulit oleh
besarnya kebutuhan yang ditanggung kepala keluarga.
b) Ketidakserasian dalam keluarga, sehingga anak tidak betah
tinggal di rumah atau anak lari dari keluarga.
c) Adanya kekerasan atau perlakuan salah dari orang tua terhadap
anaknya sehingga anak lari dari rumah.
d) Kesulitan hidup di kampung, anak melakukan urbanisasi untuk
mencari pekerjaan mengikuti orang dewasa.
2) Faktor penarik:
a) Kehidupan jalanan uang menjanjikan, dimana anak
mudahmendapatkan uang, anak bisa bermain dan bergaul
denganbebas.
b) Diajak oleh teman.
c) Adanya peluang di sektor informal yang tidak terlalu
membutuhkan modal dan keahlian.
a. Tingkat Messo (Underlying Causes)
Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada tingkat messo
ini yaitu faktor yang ada di masyarakat. Menurut Departemen Sosial
RI (2001: 25-26), pada tingkat messo (masyarakat), sebab yang
dapat diidentifikasi meliputi:
1) Pada masyarakat miskin, anak-anak adalah aset untuk membantu
peningkatan pendapatan keluarga, anak-anak diajarkan bekerja
yang menyebabkan drop out dari sekolah.
2) Pada masyarakat lain, urbanisasi menjadi kebiasaan dan anak-
anak mengikuti kebiasaan itu.
3) Penolakan masyarakat dan anggapan anak jalanan sebagai calon
kriminal
4) Ikut-ikutan teman
5) Bermasalah dengan tetangga atau komunitas
6) Ketidak pedulian komunitas di sekitar tempat tinggal anak atau
adanya toleransi dari mereka terhadap keberadaan anak-anak
dijalanan menjadi situasi yang sangat mendukung bertambahnya
anak-anak untuk turut ke jalan.
b. Tingkat Makro (Basic Causes)
Faktor-faktor penyebab munculnya anak jalanan pada tingkat
makro yaitu faktor yang berhubungan dengan struktur
makro.Departemen Sosial RI (2001: 25-26)
1) Ekonomi, adalah adanya peluang pekerjaan sektor informal yang
tidak terlalu membutuhkan modal keahlian, mereka harus lama
dijalanan dan meninggalkan bangku sekolah, ketimpangan desa
dan kota yang mendorong urbanisasi. Migrasi dari desa ke kota
mencari kerja, yang diakibatkan kesenjangan pembangunan desa
kota, kemudahan transportasi dan ajakan kerabat, membuat
banyak keluarga dari desa pindah ke kota dan sebagian dari
mereka terlantar, hal ini mengakibatkan anak-anak mereka
terlempar ke jalanan.
2) Penggusuran dan pengusiran keluarga miskin dari tanah/rumah
mereka dengan alasan “demi pembangunan”, mereka semakin
tidak berdaya dengan kebijakan ekonomi makro pemerintah yang
lebih memguntungkan segelintir orang.
3) Pendidikan, adalah biaya sekolah yang tinggi, perilaku guru yang
diskriminatif, dan ketentuan-ketentuan teknis dan birokratis yang
mengalahkan kesempatan belajar. Meningkatnya angka anak
putus sekolah karena alasan ekonomi, telah mendorong sebagian
anak untuk menjadi pencari kerja dan jalanan mereka jadikan
salah satu tempat untuk mendapatkan uang.
4) Belum beragamnya unsur-unsur pemerintah memandang anak
jalanan antara sebagai kelompok yang memerlukan perawatan
(pendekatan kesejahteraan) dam pendekatan yang menganggap
anak jalanan sebagai trouble maker atau pembuat
masalah(security approach / pendekatan keamanan).
5) Adanya kesenjangan sistem jaring pengamanan sosial sehingga
jaring pengamanan sosial tidak ada ketika keluarga dan anak
menghadapi kesulitan.
6) Pembangunan telah mengorbankan ruang bermain bagi anak
(lapangan, taman, dan lahan-lahan kosong). Dampaknya sangat
terasa pada daerah-daerah kumuh perkotaan, dimana anak-anak
menjadikan jalanan sebagai ajang bermain dan bekerja.
7) Korban penculikan merupakan salah satu faktor yang
menyebabkan anak-anak berada di jalanan. Kasus penculikan
yang menimpa anak-anak untuk dijadikan sebagai anak jalanan
hamper terjadi setiap tahun. Tampaknya kasus ini tidak luput dari
perhatian mengingat jumlah kasusnya memang tidak besar.
Dari banyak uraian yang berasal dari berbagai sumber di atas dapat
diketahui bahwa terdapat banyak faktor yang menyebabkan anak-anak pada
akhirnya bisa turun ke jalan dan menjadikan jalanan sebagai pusat aktivitas
mereka baik faktor pada tingkat mikro, messo, maupun makro.Permasalahan yang
mereka hadapi begitu kompleks, baik dari segi keluarga, lingkungan sekitar,
masyarakat, hingga kebijakan-kebijakan makro.

2.1.3 TANDA DAN GEJALA


1. Orang dengan tubuh yang kotor sekali,
2. Rambutnya seperti sapu ijuk
3. Pakaiannya compang-camping dengan membawa bungkusan besar yang
berisi macam-macam barang
4. Bertingkah laku aneh seperti tertawa sendiri
5. Sukar diajak berkomunikasi
6. Pribadi tidak stabil
7. Tidak memiliki kelompok

2.1.4 RENTANG RESPON

Respon adaptif Respon maladaptif


- Berfikir logis - Pemikiran - Gangguan
- Persepsi akurat sesekali pemikiran
- Emosi konsisten - Terdistrosi - Waham/halusinasi
dengan - Ilusi - Kesulitan
pengalaman - Reaksi emosi pengolahan
- Perilaku sesuai berlebih dan - Emosi
- Berhubungan tidak bereaksi - Perilaku kacau dan
sosial - Perilaku aneh isolasi sosial
- Penarikan
tidak bisa
berhubungan
sosial

2.2 POHON MASALAH

Effect Gangguan Pemeliharaan


Kesehatan (BAB/BAK,
Mandi, Makan, Minum)

Core problem Defisit Perawatan Diri

Causa Menurunnya motivasi dalam

Perwatanan diri

Isolasi sosial: menarik diri


2.3 ASUHAN KEPERAWATAN KASUS

2.3.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

AN. T berumur 16 tahun dibawa salah satu warga ke RS karena sifatnya


yang agresif dan kadang melakukan kekerasan, sehari-harinya ia habiskan di
jalanan dengan mengamen untuk mencari uang.
Setelah AN. T tenang dan dilakukan pengkajian, AN. T mengaku bahwa ia
turun ke jalanan karena ajakan dari teman. Ia mengaku sering di marahi oleh
orang tuanya di rumah dan tidak mendapatkan perhatian dari orang tuanya, ia
mengaku kadang ia juga di pukul oleh orang tuanya meskipun tidak terlalu keras.
AN. T mengaku bahwa ia menerima apa adanya darindirinya dan nyaman berada
di jalanan akan tetapi ia kadang juga merasa malu pada dirinya sendiri saat
melihat orang seusianya sekolah ia malah mengamen. AN. T juga mengatakan
bahwa ia kadang menyesal dan merasa bersalah dengan orangtuanya akan tetapi ia
juga kadang merasa kesal dengan orangtuanya. AN. T mengatakan bahwa dulu ia
adalah anak yang baik dan aktif di sekolah tetapi semenjak perubahan orang
tuanya akhir-akhir ini ia menjadi seperti yang sekarang. AN. T berharap bahwa ia
dapat melanjutkan sekolahnya.
AN. T nampak agresif dan ia mudah marah ia juga nampak senang
menyendiri dan menarik diri. Penampilan AN. T tampak kumal dan kotor serta
bau badan yang tidak enak, ia juga menolak melakukan perawatan diri, ia
beranggapan bahwa ia menerima penampilannya saat ini. Dari Hasil pengukuran
Tanda – Tanda Vital didapatka TD : 120 mmHg, S : 36,8 C, RR : 20 x/mnt, N : 88
x/mnt, TB : 158 cm, BB : 49 Kg.

I. IDENTITAS KLIEN
Nama : AN. T (L/P)
Umur : 16 Thn
Alamat : Tuban
Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Agama : Islam
Status : Pelajar
Pekerjaan : Mengamen
JenisKel. : Laki - laki
No RM : 12345
Tanggal MRS / Jam : 14 Juni 2020
Tanggal Pengkajian / Jam : 08.00, 14 juni 2020
Ruang Rawat : Mawar

ALASAN MASUK
a. Data Primer
Warga yang membawa AN. T mengatakan bahwa AN. T bersifat agresif
dan kadang melakukan kekerasan pada warga ataupun dirinya sendiri,
selain itu penampilan AN. T nampak kumel dan kotor serta berbau tak
enak. ………….
b. Data sekunder
AN. T nampak marah menunjukkan adanya permusuhan
……………………

III. FAKTOR PRESIPITASI dan RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Anak terabaikan oleh keluarga dan tidak pernah mendapatkan perhatian oleh
keluarga terutama orangtuanya bahkan ia mengaku sering di marahi oleh
orangtuanya …………………………………………………….......................
II. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu ?
 Ya
 Tidak
JikaYa,Jelaskan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………
2. Pengobatan sebelumnya
 Berhasil
 Kurang berhasil
Tidak berhasil
Jelaskan:
Belum pernah berobat
…………………………………………………………
a.Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
 Ya
Tidak
b. Pernah ada riwayat NAPZA
 Narkotika
 Penyalahgunaan Psikotropika
 Zat aditif : kafein, nikotin, alkohol
 Dll
c. Riwayat Trauma
Usia Pelaku Korban Saksi
1. Aniaya fisik 16 thn AN. T warga
warga
2. Aniaya seksual ………… ………… …………
…………
3. Penolakan ………… ………… …………
…………
4. Kekerasan dalam keluarga 15 thn ayah anak -
5. Tindakan kriminal ………… ………… …………
…………
6. Usaha Bunuh diri ………… ………… …………
……….
Jelaskan:
AN. T terkadang bersikap agresif dan terkadang melakukan kekerasan
pada orang yang berada di sekitarnya dan pada dirinya sendiri. AN. T dulu
sebelum menjadi anak jalanan mengaku sering di marahi oleh orang
tuanya kadang juga di pukul meskipun tidak terlalu keras
………………………
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pertumbuhan dan  Resiko tinggi kekerasan
perkembangan  Ketidakefektifan penatalaksanaan
 Berduka antisipasi regiment terapeutik
 Berduka disfungsional  Lain-lain : Perilaku kekerasan
 Respon paska trauma jelaskan : AN. T terkadang bersikap
 Sindroma trauma perkosaan agresif dan terkadang melakukan
kekerasan pada orang yang berada di
sekitarnya dan pada dirinya sendiri

3. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


AN. T mengaku lebih nyaman menjadi anak jalanan karena waktu di
rumah ia sering di marah-marahi oleh orang tuanya ia juga mengaku
bahwa AN. T kadang juga dipukul oleh orang tuanya meskipun tidak
begitu keras. AN. T mengaku bahwa ia tidak mendapat perhatian dari
orang tuanya. Hal ini terjadi dalam waktu beberapa tahun terakhir ini.
Kini AN. T lebih senang menyendiri dan menarik diri
......................................................
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pertumbuhan dan  Respon paska trauma
perkembangan  Sindroma trauma
 Berduka antisipasi perkosaan
 Berduka disfungsional  Lain-lain,
jelaskan ..................

 RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


1. Anggotakeluarga yang gangguan
jiwa ?
 Ada
 Tidak
Kalau ada :
Hubungan keluarga :
………………………………………………………………
Gejala :
……………………………………………………………...
Riwayat pengobatan :
……………………………………………………………...

Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Koping keluarga tidak efektif :
ketidakmampuan
 Koping keluarga tidak efektif :
kompromi
 Resiko tinggi kekerasan
 Lain-lain, jelaskan ..................
III. PEMERIKSAAAN FISIK

1. Keadaan umum : Pasien nampak sadar ( Composmentis)


……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………
2. Tanda vital:
TD: 120 mm/Hg
N: 88 x/m
S : 36,8 c
P : 20 x/m
3. Ukur: BB : 49 kg TB : 158 cm
 Turun
 Naik

4. Keluhan fisik:
 Nyeri (PQRST) : Skala nyeri : Tidak ada nyeri( 0 ), ringan (1 2 3),
sedang (4 5 6)
Berat terkontrol (7 8 9), Berat tidak terkontrol (10)

 Keluhan lain
 Tidak ada keluhan
Jelaskan:
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
…………………………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
 Risiko tinggi perubahan suhu tubuh  Perubahan Nutrisi: Lebih
 Defisit Volume Cairan dari kebutuhanTubuh
 Kelebihan Volume Cairan  Kerusakan Menelan
 Resiko Tinggi terhdap Infeksi  Perubahan Eliminasi faeses
 Risiko Tinggi terhadap Transmisi  Perubahan Eliminasi urine
Infeksi  Kerusakan integritas kulit
 Perubahan Nutrisi: Kurang dari  Lain-lain, jelaskan...........
kebutuhan Tubuh
IV. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)

1. Genogram:

: perempuan meningal
: laki laki meningal
: perempuan
: laki laki
: pasien laki laki
: tinggal satu rumah

Jelaskan:
Tidak adanya riwayat penyakit keluarga

Masalah / DiagnosaKeperawatan : -
 Koping keluarga tidak efektif :  Lain-lain,
ketidak mampuan jelaskan...........
 Koping keluarga tidak efektif :
kompromi
 Koping keluarga : potensial untuk
pertumbuhan
2. KonsepDiri
a. Citra tubuh : Klien menerima penampilannnya dan seluruh tubuhnya
apa
adanya .......................................................................................................
......
b. Identitas Diri : Klien adalah anak laki – laki dari salah satu pasangan
suami istri , klien mengatakan kadang ia merasa malu saat melihat anak
seusinya bersekolah sedangkan ia hanya mengamen
…………………………
c. Peran : Semenjak 1 tahun terakhir karena sering di marahi oleh orang
tuanya klien memilih untuk menjadi anak jalanan dan mengamen untuk
membianyai dirinya
…………………………………………………………………
d. Ideal diri : Klien berharap ia dapat melanjutkan sekolahnya
…………
e. Harga diri : Terkadang klien merasa bersalah terhadap orang tuanya
akan tetapi klien juga kadang kesal terhadat orang tuanya. Klien juga
merasa malu karena dirinya hanyalah sebagai pengamen ia berfikir
bahwa harapannya untuk melanjutkan sekolah tidak akan pernah terjadi.
Sekarang klien lebih senang menyendiri dan menarik diri ia
beranggapan bahwa dirinya tidak bisa berbuat apa – apa.
……………………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Pengabaian unilateral  Harga diri rendah
 Gangguan citra tubuh kronis
 Gangguan identitas pribadi  Harga diri rendah
situasional
 Lain-lain,
jelaskan..........

3. Hubungan social ( di rumah dan di RS )


a. Orang yang berarti/terdekat:
Orang tua
…………………………………………………………………
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat dan hubungan
sosial:
Dulu sebelum perubahan dari orang tuanya klien adalah adalah anak
yang baik dan aktif di sekolah
……………………………………………………
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
Klien lebih sering menyendiri dan menarik diri dibandingkan dengan
berhubungan dengan orang lain
………………………………………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :

 Isolasi sosial  Kerusakan komunikasi


 Kerusakan interaksi sosial  Kerusakan komunikasi
verbal
 Lain-lain, jelaskan..........

4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam
………………………………………………………
b. Kegiatan ibadah
Tidak pernah setelah menjadi anak jalanan
………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Distress spiritual
 Lain-lain, jelaskan..........
V. STATUS MENTAL
1. Penampilan
 Tidak rapi
 Penggunaan pakaian tidak sesuai
 Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Jelaskan:
Klien berpenampilan kumal, kotor, da baunya tidak enak
………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Sindroma defisit perawatan diri
 Defisit perawatan diri (mandi, berhias)
 Lain-lain, jelaskan..........

2. Pembicaraan
 Cepat
 Keras
 Gagap
 Apatis
 Lambat
 Membisu
 Tidak mampu memulai pembicaraan
 Lain-lain………..
Jelaskan:
Klien mudah merasa marah
……………………………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Kerusakan komunikasi
 Kerusakan komunikasi verbal
 Lain-lain, jelaskan..........

3. Aktifitas motorik/Psikomotor
Kelambatan :
 Hipokinesia,hipoaktifitas
 Katalepsi
 Sub stupor katatonik
 Fleksibilitas serea
Jelaskan:
-
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………
Peningkatan :
 Hiperkinesia,hiperaktifitas  Grimace
 Gagap  Otomatisma
 Stereotipi  Negativisme
 Gaduh Gelisah Katatonik  Reaksi konversi
 Mannarism  Tremor
 Katapleksi  Verbigerasi
 Tik  Berjalan kaku/rigid
 Ekhopraxia  Kompulsif :sebutkan
 Command automatism …………

Jelaskan:
Klien bersikap agresif, mudah marah, mengumpat, mengeluarkan kata
kasar, dan terkadang melakukan kekerasan terhadap apa yang ada di
sekitarnya serta berfikiran negative terhadap dirinya sendiri …...…
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perilaku kekerasan  Risiko tinggi cidera
 Resiko tinggi kekerasan  Defisit aktivitas deversional /
 Intoleransi aktivitas hiburan
 Kerusakan mobilitas fisik  Lain-lain, jelaskan..........
4. Afek dan Emosi
a. Afek
 Adekuat
 Tumpul
 Dangkal/datar
 Inadekuat
 Labil
 Ambivalensi
Jelaskan:
Menunjukkan adanya permusuhan dan klien nampak sedih
……………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Risiko tinggi cidera  Kerusakan interaksi sosial
 Kerusakan komunikasi  Isolasi sosial
 Kerusakan komunikasi verbal  Lain-lain, jelaskan..........

b. Emosi
 MerasaKesepian
 Apatis
 Marah
 Anhedonia
 Eforia
 Depresi/sedih
 Cemas (Ringan, Sedang,Berat danPanik)
Jelaskan:
Klien mudah merasa marah dan terkadang nampak menyesal serta sedih
………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan
 Risiko tinggi cidera  Risiko diri
 Ansietas, .....(jelaskan : membahayakan diri
ringan/sedang/berat)  Risiko diri penganiaayan
 Ketakutan diri
 Isolasi sosial  Risiko tinggi mutilasi
 Ketidak berdayaan diri
 Resiko tinggi kekerasan
 Lain-lain, jelaskan..........

5. Interaksi selama wawancara


 Bermusuhan
 Tidak kooperatif
 Mudah tersinggung
 Kontak mata kurang
 Defensif
 Curiga
Jelaskan:
Klien nampak mudah marah dan agresif
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Kerusakan komunikasi  Risiko tinggi kekerasan
 Kerusakan interaksi sosial  Risiko tinggi
 Isolasi sosial penganiayaaan diri
 Risiko membahayakan diri  Risiko tinggi mutilasi diri
 Lain-lain, jelaskan..........

6. Persepsi – Sensorik

Halusinasi
 Pendengaran
 Penglihatan
 Perabaan
 Pengecapan
 Penciuman

Ilusi
 Ada
 Tidak ada

Depersonalisasi
 Ada
 Tidak ada

Derealisasi
 Ada
 Tidak ada
Jelaskan:
-
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Gangguan persepsi sensori : halusinasi........... (pendengaran,
penglihatan, perabaan , pengecapan, penciuman)
 Lain-lain, jelaskan..........

7. Proses Pikir
a. Arus Pikir:
 Koheren
 Inkoheren
 Sirkumstansial
 Neologisme
 Tangensial
 Logorea
 Kehilangan asosiasi
 Flight of idea
 Irrelevansi
 Main kata-kata
 Blocking
 Pengulangan Pembicaraan/perseverasi
 Afasia
 Asosiasi bunyi
Jelaskan:
Terkadang ia berbicara dengan nada tinggi atau ekspresi marah dan
berbelit - belit ……
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Gangguan proses pikir : ........................... (jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan..........

b. Isi Pikir
 Obsesif
 Ekstasi
 Fantasi
 Alienasi
 Pikiran Bunuh Diri
 Preokupasi
 Pikiran Isolasisosial
 Ide yang terkait
 Pikiran Rendah diri
 Pesimisme
 Pikiran magis
 Pikiran curiga
 Fobia,sebutkan…………..

 Waham:
 Agama
 Somatik/hipokondria
 Kebesaran
 Kejar / curiga
 Nihilistik
 Dosa
 Sisippikir
 Siar piker
 Kontrolpikir

c. Bentuk Pikir
 Realistik
 Non Realistik
 Rasional
 Irrasional
 Dereistik
 Otistik

Jelaskan:
Klien merasa bahwa ia tidak dapat melanjutkan sekolahnya
……………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Gangguan proses pikir : pesimisme ...........................
(jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan..........

8. Kesadaran
 Kwantitatif
 Compos mentis
 Sopor
 Apatis/sedasi
 Subkoma
 Somnolensia
 Koma
 Kwalitatif
 Tidak Berubah
 Berubah
 Meninggi
 Hipnosa
 Disosiasi: ……………….
 Gangguan perhatian

Jelaskan:
Perhatian klien terganggu oleh masalah yang ia hadapi saat ini
……………..
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Risiko tinggi cidera  Lain-lain,
 Gangguan proses pikir, jelaskan ..........................
gangguan perhatian .....
(jelaskan)

9. Orientasi
 Waktu
 Tempat
 Orang
Jelaskan:
Konflik dengan orang tua
………………………………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Risiko tinggi cidera  Lain-lain,
 Gangguan proses pikir, jelaskan ..........................
konflik denga keluarga .....
(jelaskan)
10. Memori
 Gangguan daya ingat jangka panjang ( > 1 bulan)
 Gangguan daya ingat jangka pendek ( 1 hari – 1 bulan)
 Gangguan daya ingat saat ini ( < 24 jam)
 Amnesia
 Paramnesia:
 Konfabulasi
 Dejavu
 Jamaisvu
 Fause reconnaissance
 hiperamnesia

Jelaskan:
-
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
……………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Gangguan proses pikir :............... (jelaskan)
 Lain-lain, jelaskan.....................

11. Tingkat konsentrasi dan berhitung


 Mudah beralih
 Tidak mampu berkonsentrasi
 Tidak mampu berhitung sederhana
Jelaskan:
-
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Gangguan proses pikir :............... (jelaskan)
 Isolasi sosial
 Lain-lain, jelaskan ..........................

12. Kemampuan penilaian


 Gangguan ringan
 Gangguan bermakna
Jelaskan:
-
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Gangguan proses pikir :............... (jelaskan)

13. Daya tilik diri


 Mengingkari penyakit yang diderita
 Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Jelaskan:
Kesal terhadap perlakukan orang tuanya dan melampiaskan pada
sekitarnya ……………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Gangguan proses pikir : menyalahkan orang lain ............... (jelaskan)

VI. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG


1. Makan
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan:
-
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
 Perubahan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
 Perubahan nutrisi : potensial lebih dari kebutuhan tubuh
 Lain-lain, jelaskan ..........................

2. BAB/BAK
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan:
-
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan eliminasi fases
 Perubahan eliminasi urin
 Defisit perawatan diri : ..............(makan, mandi, berhias, toiletting,
instrumentasi)
 Lain-lain, jelaskan ..........................

3. Mandi
 Bantuan minimal
 Bantuan total
Jelaskan:
Penampilan nampak kumel, kotor dan bau tak enak
…………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Defisit perawatan diri : mandi .... .....(makan, mandi, berhias, toiletting,
instrumentasi)
 Lain-lain, jelaskan ..........................

4. Berpakaian/berhias
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan :
Penampilan nampak kumel, kotor dan bau tak enak
………………………………..
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Defisit perawatan diri : berhias .... (makan, mandi, berhias, toiletting,
instrumentasi)
 Lain-lain, jelaskan ..........................

5. Istirahat dan tidur


 Tidur Siang, Lama : ____________ s/d _____________
 TidurMalam, Lama : ________ s/d _____________
 Aktifitassebelum/sesudahtidur : __________ , _________

Jelaskan:
-
..................................................................................................................
.
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Gangguan pola tidur
 Lain-lain, jelaskan ..........................
6. Penggunaan obat
 Bantuan Minimal
 Bantuan total
Jelaskan :
-
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pemeliharaan kesehatan
 Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
 Ketidakpatuhan
 Lain-lain, jelaskan ..........................

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak
Perawatan Lanjutan
Sistem pendukung Ya Tidak
Keluarga
Terapis
Teman sejawat
Kelompok sosial
Jelaskan :
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
……………………………………
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perilaku mencari bantuan kesehatan
 Lain-lain, jelaskan ..........................

8. Aktifitas dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan
Menjaga kerapihan rumah
Mencuci Pakaian
Pengaturan keuangan

9. Aktifitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja
Transportasi
Lain-lain

Jelaskan :
-
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pemeliharaan kesehatan
 Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah
 Lain-lain, jelaskan ..........................

VII.MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
 Bicara dengan orang lain  Minum alkhohol
 Mampu menyelesaikan masalah  Reaksi lambat/berlebihan
 Teknik relaksasi  Bekerja berlebihan
 Aktifitas konstruktif  Menghindar
 Olah raga  Mencideraidiri
 Lain-lain…………….  Lain-lain…………..
Jelaskan :
Klien bersikap agresif dan selalu bekerja dengan mengamen untuk mencari
uang dan kesibukan serta klien nampak menarik diri
………………………………
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Kegiatan penyesuaian
 Koping individu tidak efektif
 Koping individu tidak efektif (koping defensif)
 Koping individu tidak efektif (menyangkal)
 Lain-lain, jelaskan ..........................

VIII. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN


 Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya keluarga klien tidak
mengetahui bahwa sekarang klien menjadi anak jalanan dan warga yang
mengetahui mendukung agar klien mendapatkan perawatan yang sesuai
…………………………………………...
 Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya terkadang klien
melakukan kekerasan terhadap apa yang ada di sekitarnya …………….
………
 Masalah dengan pendidikan, spesifiknya
tidak dapat melanjutkan sekolahnya …………………………………
 Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya klien bekerja sebagai pengamen
terkadang ia merasa malu menjadi seorang pengamen
………………………………………………………. ..........
 Masalah dengan perumahan, spesifiknya
-
……………………………………………………..
 Masalah dengan ekonomi, spesifiknya klien merasa tidak mampu
membiayai dirinya sendiri untuk melanjutkan sekolah
………………………………………………………..
 Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya
-
…………………………………………...
 Masalah lainnya, spesifiknya
-
………………………………………………………………….
………………………………………………………………………………
…………………
Masalah/ DiagnosaKeperawatan :
 Perubahan pemeliharan kesehatan  Enuresis maturasi
 Perubahan pada eliminasi urine  Ketidak berdayaan
 Gangguan konsep diri (Gangguan citra tubuh)  Keputusasaan
 Gangguan konsep diri (Gangguan identitas  Perubahan kinerja
pribadi) peran
 Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri)  Sindrom stres
 Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri relokasi
rendah kronis)  Lain-lain,
 Gangguan konsep diri (Gangguan harga diri jelaskan......
rendah situasional
 Perilaku mencari bantuan kesehatan

IX. PENGETAHUAN KURANG TENTANG


Apakah klien mempunyai masalah yang berkaitan dengan pengetahuan yang
kurang tentang suatu hal?
 Penyakit/gangguan jiwa
 Sistem pendukung
 Faktor presipitasi
 Mekanisme koping
 Penyakit f isik
 Obat-obatan
 Lain-lain, jelaskan
Jelaskan:
Tidak mampu memecahkan permasalahan yang di hadapi
…………………………………
Masalah / DiagnosaKeperawatan:
 Perilaku mencari bantuan kesehatan
 Ketidakefektifan penatalaksanaan regiment terapeutik
 Kurang pengetahuan (tentang pengaturan koping yang baik )

X. ASPEK MEDIS
Diagnosis medik : Axis 1 : hubungan orang tua dan anak yang kurang baik
Axis 2 : emosi yang tidak stabil (agresif dan mudah
marah)
Axis 3 : -
Axis 4 : masalah dengan keluarga dan pendidikan
Axis 5 : gejala sementara dan dapat diatasi
Terapi medik : psikoterapi
……………………………………………………

 ANALISA DATA

N MASALAH / DIAGNOSA
DATA
O KEPERAWATAN
1. DS : Perilaku Kekerasan
1. bicara dengan nada keras
2. mengancam
3. mengumpat dengan kata – kata kasar
DO :
1. menyerang orang lain
2. melukai diri sendiri dan orang lain
3. perilaku agresif
2. DS: Respon Pasca Trauma
1. merasa cemas
2. mengingat kejadian trauma
DO:
1. minat berinteraksi dengan orang lain
berkurang
2. pola hidup terganggu
3. DS: Harga Diri Rendah Situasional
1. menilai diri negatif
2. merasa malu dan bersalah
DO:
1. tdak mampu membuat keputusan
4. DS: Isolasi Sosial
1. merasa ingin sendiri
2. merasa berbeda dengan orang lain
3. merasa asyik dengan pikiran sendiri
4. merasa tidak punya tujuan yang jelas
DO:
1. menarik diri
2. tidak berminat berinteraksi dengan orang
lain
3. afek sedih
4. menunjukkan permusuhan
5. DS : Distres Spiritual
1. dirinya tidak mermakna
2. merasa bersalah
DO :
1. tidak mampu beribadah
6. DS : Defisit Perawatan Diri (mandi
1. menolak melakukan perawatan diri daan berhias)
DO :
1. minat melakukan perawatan diri kurang
2. penampilan nampak kumel, kotor, dan bau
7. DS : - Kerusakan Komunikasi
DO :
1. Apatis dan mudah marah
2. menunjukkan respon tidak sesuai
8. Faktor resiko : Reisko Membahayakan Diri
1. gangguan kepribadian
2. ketidakmampuan mengatasi masalah
3. gangguan hubungan interpersonal
9. DS : Gangguan Proses Befiki
1. menyalahkan hal-hal diluar dirinya
DO :
1. Sirkumstansial
2. pesimisme
3. gangguan perhatian ( masalah yang sedang
dihadapi)
4. konflik dengan orang tuanya
10. DS : Koping Individu Tidak Efektif
1. mengungkapkan tidak mampu mengatasi
masalah
2. kekhaweatiran
DO :
1. tidak mampu memenehi peran yang
diharapkan yaitu bersekolah (sesuai usia)
2. partisipasi sosial kurang
11. DS : Keputusasaan
1.mengungkapkan keputusasaan
DO :
1. Kurang inisiatif
2. berperilaku pasif
12. DS : Kurang Pengetahuan
DO :
1. menunjukkan perilaku yang keliru terhadap
masalah
2. perilaku yang berlebihan ( bermusuhan,
apatis, agresif, dan mudah marah)

XI. DAFTAR MASALAH / DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Pelaku Kekerasan b.d perubahan status mental d.d melakukan kekerasan
pada dirinya sendiri dan orang lain
2. Respon pasca trauma b.d riwayat korban perilaku kekerasan d.d merasa
cemas dan mengingat kejadian trauma
3. Harga diri rendah situasional b.d perubahan peran sosial d.d merasa malu
4. Isolasi soisal b.d perubahan status mental d.d lebih senang menyendiri
5. Distres spiritual b.d kejadian hidup yang tidak diharapkan d.d tidak
mampu beribadah
6. Defisit perawatan diri ( mandi dan berhias ) b.d gangguan psikologis d.d
penampilan yang tidak sesuai
7. Kerusakan Komunikasi b.d hambatan psikologis dan lingkungan d.d sikap
yang apatis
8. Resiko membahayakan diri b.d ganggaun kebribadian d.d menyakiti
dirinya sendiri
9. Gangguan proses berfikir b.d faktor psikologis d.d tidak dapat berfikir
secara logis
10. Koping individu tidak efektif b.d ketidakadekuatan sistem pendukung d.d
ketidak mampuan mengatasi masalah
11. Keputusasaan b.d stres d.d pengungkapan keputusasaan
12. Kurang pengetahuan b.d kurang terpapar informasi d.d persepsi yang
keliru

XII. POHON MASALAH

Effect Gangguan Pemeliharaan


Kesehatan (BAB/BAK,
Mandi, Makan, Minum)

Core problem Defisit Perawatan Diri

Causa Menurunnya motivasi dalam

Perwatanan diri

Isolasi sosial: menarik diri

2.3.2 PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Pelaku Kekerasan b.d perubahan status mental d.d melakukan kekerasan
pada dirinya sendiri dan orang lain
2. Isolasi soisal b.d perubahan status mental d.d lebih senang menyendiri
3. Defisit perawatan diri (mandi dan berhias )b.d gangguan psikologis d.d
penampilan yang tidak sesuai

Tuban, 14 juni 2020


Perawat yang mengkaji

Retno Sulistiani
NIM/NIRM: 18112149127
2.3.3 INTERVENSI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
N DIAGNOSA LUARAN Tgl/ INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN KEPERAWATAN jam
1. 1. Pelaku Luaran : 1. observasi 1. Observasi
08.30
Kekerasan b.d Kontrol diri - identifikasi penyebab marah -. Dengan mengetahui penyebab
perubahan status Ekspektasi : 14 - identifikasi keselamatan diri dan marah maka kita dpat
juni
mental d.d Meningkat 2020 orang lain menghundari pemicu kemarahan
melakukan kriteria hasil : - identifikasi harapan untuk dari klien
kekerasan pada 1. verbalisasi ancaman mengendalikn perilaku - selalu waspada terhadap
dirinya sendiri dan kepada orang lain 2. Terapiutik keselamatan jika sewaktu –
orang lain menurun (1) - cegah kerusakan fisik akibat marah waktu klien marah maka dapat
2. verbalisasi umpatan - dukung penerapan strategi meminimalkan/menghindari
menurun (1) pengendalian marah dan ekspresi kejadian yang tidak diinginkan
3. perilaku melukai diri amarah adaptif - dapat menentukan keberhasilan
sendiri/orang lain - cegah aktifitas pemicu agresi dan rencana tindakan
menurun (1) - berikan kesempatan untuk selanjutnya
4. perilaku agresif/amuk menyampaikan perasaan dengan cara 2. Terapiutik
menurun (1) yang tepat - keselamatan adalah hal yang
Tujuan : 3. Edukasi penting dan utama
setelah dilakukan tindakan - ajarkan strategi untuk mencegah - emosi dapat mempengaruhi
keperawatan 3x24 jam ekspresi marah maladaptif tindakan selanjutnya, jik klien
diharapkan kontrol diri 4. kolaborasi marah secara tak terkendali bisa
dapat meningkat, dengan - kolaborasi pemberian obat, jika jadi klien dapat mengamuk dan
kriteria hasil verbalisasi perlu membahayakan orang atau
ancaman kepada orang lingkuangan di sekitarnya.
lain menurun, verbalisasi - menghindari penyebab
umpatan menurun, munculnya sikap agresif atau
perilaku melukai diri marah pada klien
sendiri/orang lain - dengan tidak memaksakan
menurun, perilaku klien untuk berbicara mengenai
agresif/amuk menurun. maslahnya maka emosi klien
daptat terkontrol
3. Edukasi
- klien dapat mengontrol
emosinya secara mandiri dan
dapat mengungkapkan rasa
marahnya dengan baik dan
dengan cara yang tepat
4. Kolaborasi
- jika emosi klien sudah tak
terkontrol maka dapat di berikan
obat dengan kolaborasi dengan
dokter atau tenaga medis lainnya
untuk meredam emosi klien
2. Isolasi soisal b.d Luaran : 08.30 1. Observasi 1. Observasi
perubahan status Keterlibatan sosial 14 - identifikasi strategi meningkatkan - dengan strategi yang tepat
mental d.d lebih Ekspektasi : juni partisipasi dalam aktivitas maka dapat menentukan
senang menyendiri Meningkat 2020 2. Terapiutik keberhasilan dari rencana
Kriteria hasil : - motivasi berpartisipasi dalam tindakan
1. minat interaksi aktifitas baru dan kegiatan kelompok 2. Terapiutik
meningkat (5) - libatkan keluarga dalam aktifitas - menggali kinta klien dalam
2. perilaku menarik diri - beri umpan balik positif dalam bersosialisasi dengan orang lain
menurun (1) setiap perkembangan - keluarga terutama orang tua
3. verbalisasi perasaan - beri penguatan positif dalam setiap adalah orang paling penting dan
berbeda dengan orang lain aktivitas memiliki peran paling penting
menurun (1) 3. Edukasi dalam motivasi anak
4. perilaku bermusuhan - ajarkan berinteraksi dengan orang - meningkatkan kepercayaan diri
menurun (1) lain secara bertahap pada anak
Tujuan : - anjurkan keluarga untuk memberi - tidak tidak kembali berperilaku
setelah dilakukan tindakan penguatan positif atas partisipasi menarik diri dan menyendiri.
keperawatan 3x24 jam dalam aktivitas 3. Edukasi
diharapkan keterlibatan 4. Kolaborasi - dapat menjalin suatu hubungan
sosial meningkat, dengan - kolaborasi dengan terapis okupasi atau kerjasama dengan baik
kriteria hasil minat dalam merencanakan dan - keluarga memegang peran
interaksi meningkat, memonitori program aktivitas pentinng terhadap
perilaku menarik diri perkembangan fisik ataupun
menurun, verbalisasi mental anak
perasaan berbeda dengan 4. Kolaborasi
orang lain menurun, - membantu membuat kualitas
perilaku bermusuhan hidup pasien menjadi lebih baik
menurun. dalam bersosialisasi ataupun
beraktivitas

3 Defisit perawatan Luaran : 08.30 1. Observasi 1. Observasi


diri (mandi dan Perawatan diri 14 - monitor kebersihan tubuh - membantu menentukan
berhias) b.d Ekspektasi : juni - identifikasi kebutuhan alat bantu langkah selanjutnya
gangguan Meningkat 2020 2. Terapiutik - menentukan kebutuhan yang di
psikologis d.d Kriteria hasil : - siapkan keperluan pribadi perlukan klien untuk perawatan
penampilan yang 1. kemampuan mandi (5) - jadwalkan rutinitas perawatan dini diri
tidak sesuai 2. kemampuan - dampingi dalam melakukan 2. Terapiutik
mengenakan pakaian (5) perawatan diri sampai mandiri - memfasilitasi dan mingkatkan
3. verbalisasi keinginan 3. Edukasi keberhasilan klien untuk
melakukan perawatan diri - ajarkan pentingnya perawatan diri melakukan perawatan diri
(5) - ajarkan melakukan perawatan diri - sebagai pedoman dalam
4. minat melakukan secara konsisten sesuai kemampuan pelaksanaan perawatan diri
perawatan diri (5) 4. Terapiutik - klien dapat konsisten dalam
5. mempertahankan - melakukan perawatan
kebersiahn diri (5) 3. Edukasi
Tujuan : - klien termotivasin untuk
Setelah dilakukan melakukan perawatan diri
tindakan keperawatan - meningkatkan keberhasilan
2x24 jam klien dapat dalam perawatanj diri.
melakukan perawatan diri, 4. Terapiutik
dengan kriteria hasil -
kemampuan mandi
meningkat, kemampuan
mengenakan pakaian
meningkat, verbalisasi
keinginan melakukan
perawatan diri meningkat,
minat melakukan
perawatan diri meningkat,
mempertahankan
kebersihan diri
meningkat.

2.3.4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA


Nama : AN. T________________ Ruangan : Mawar _______________ RM No. : 2_________________

NO DIAGNOSA Tgl/ja IMPLEMENTASI Tgl/ja EVALUASI


m m
1. Pelaku Kekerasan b.d 08.30 1. observasi 16.30 S:
perubahan status mental 14 juni - mengidentifikasi penyebab marah pada klien 14 juni -cara bicara klien sudah agak baik ( tidak
d.d melakukan kekerasan 2020 - mengidentifikasi keselamatan diri dan orang 2020 mengancam dan terkadang masih sedikit
pada dirinya sendiri dan lain akibat sikap klien yang mungkin dapat mengumpat dan menggunakan nada tinggi)
orang lain terjadi O:
- mengidentifikasi harapan dari klien untuk -perilaku agresif klien menurun
mengendalikn perilaku - sudah tidak menyerang orang lain
2. Terapiutik - tidak melukai dirinya sendiri dan orang
- mencegah kerusakan fisik yang dapat terjadi lain
akibat marah klien A:
- mendukung penerapan strategi pengendalian -masalah perilaku kekerasan teratasi
marah dan ekspresi amarah adaptif sebagian
- mencegah aktifitas yang dapat pemicu siakp P:
agresi klein -tetap lanjutkan intervensi kontrol diri pada
- memberikan kesempatan untuk klien
menyampaikan perasaan klien dengan cara
yang tepat
3. Edukasi
- mengajarkan strategi untuk mencegah ekspresi
marah maladaptif
4. kolaborasi
- melakukan kolaborasi pemberian obat dengan
dokter atau tenaga kesehatan lainnya, jika perlu
2. Isolasi soisal b.d 08.30 1. Observasi 16.30 S:
perubahan status mental 14 juni - mengidentifikasi strategi yang dapat 14 juni -klien sudah tidak merasa ingin sendiri
d.d lebih senang 2020 meningkatkan partisipasi dalam aktivitas klien 2020 -terkadang masih merasa berbeda
menyendiri 2. Terapiutik dengangan orang lain
- memotivasi partisipasi klien dalam aktifitas -sudah memikirkan tujuan hidup
baru dan kegiatan kelompok kedepannya
- melibatkan keluarga dalam aktifitas O:
- memberikan umpan balik yang positif dalam -mulai membuka diri
setiap perkembangan -mulai memiliki minat berinteraksi dengan
- memberikan penguatan yang positif dalam orang lain
setiap aktivitas klien -sudah gtidak nampak sedih
3. Edukasi -tidak menunjukkan adanya permusuhan
- mengajarkan cara berinteraksi dengan orang A:
lain secara bertahap Masalah keterlibatan sosial hampir teratasi
- menganjurkan keluarga untuk memberikan sepenuhnya
penguatan positif atas partisipasi dalam P:
aktivitas klien -lanjutkan intervensi pada klien
4. Kolaborasi
- melakukan kolaborasi dengan terapis okupasi
dalam merencanakan dan memonitori program
aktivitas
3. Defisit perawatan diri 08.30 1. Observasi 16.30 S:
(mandi dan berhias )b.d 14 juni - memonitor kebersihan tubuh klien 14 juni -munlai mau melakukan perawatan diri
gangguan psikologis d.d 2020 - mengidentifikasi kebutuhan alat bantu klien 2020 O:
penampilan yang tidak 2. Terapiutik -minat melakukan perawatan diri mulai
sesuai - mensiapkan keperluan pribadi yang nampak
dibutuhkan klien -kini penampilannya sudah bersih dan
- menjadwalkan rutinitas perawatan dini klien wangi
- mendampingi dalam melakukan perawatan A:
diri sampai mandiri -Masalah perawatan diri teratasi
3. Edukasi P:
- mengajarkan pentingnya perawatan diri Tetap lanjytkan intervensi untuk
kepada klien memperkuat minat dalam melakukan
- mengajarkan melakukan perawatan diri secara perawatan diri
konsisten sesuai kemampuan yang dimiliki
klien
4. Terapiutik
-
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Anak jalanan adalah anak yang berusia 5 – 18 tahun yang menghabiskan
sebagian besar waktunya untuk mencari nafkahdan atau berkeliaran di jalanan
maupun ditempat – tempat umum. Munculnya anak jalanan disebabkan adanya
beberapa faktor di antaranya kesulitan ekonomi, ketidak harmonisan keluarga,
suasana lingkungan yang kurang mendukung, dan rayuan kenikmatan kebebasan
mengatur hidup sendiri. Permasalahan anak jalananini dapat ditanggulangi dengan
3 jenis model yaitu family base, institutional base dan multi-system base.
Tindakan penanganan permasalahan anak jalanan ini dapat dilakukan melaui
kerjasama antara pihak pemerintah dan masyarakat.

3.2 SARAN
Berbagai pihak perlu melaksanakan program integratif yang diarahkan
tidak saja bagi anak jalanan, tetapi juga keluarga dan lingkungan di mana mereka
tinggal.Bagi anak jalanan, mereka perlu dilibatkan dalam program pendidikan
khusus yang dapat membuka wawasan mereka mengenai masa depan. Bagi
keluarga, terutama orang tua, perlu diberikan penyuluhan yang dapat meluruskan
persepsi mereka mengenai kedudukan anak di dalam keluarga, lingkungan dan
masyarakat. Disamping itu program pengembangan sentra ekonomi di daerah asal
mereka perlu dikembangkan agar mereka dapat memenuhi kebutuhan dasarnya
dan tidak memposisikan kota sebagai satu-satunya tempat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi, 2013. Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, Jakarta
: Rineka cipta
Daryo, Agoes, 2011, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Refika Aditama
Simanjuntak, J. 2012 Konseling Gangguan Jiwa dan Okultisme (membedakan
Gangguan Jiwa dan Kerasukan Setan). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Utomo, T. 2010. Mencegah dan Mengatasi krisis Anak Melalui Perkembangan
Sikap Mental Orang Tua. Jakarta : Grasindo
Sumantri, Sujati, 2012. Psikologi Luar Biasa, Bandung : PT Refika
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Inodonesia, Definisi dan Indikator
Diagnosis Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Definisi dan Tindakan
Keperawatan Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan edisi 1.Jakarta : DPP PPNI.

Suzanna. 2018 Pengalaman Perubahan Konsep Diri Pada Anak Jalanan di Panti
Sosial Rehabilitasi Gelandangan, Pengemis, Dan Telantar di Sumatera Selatan
Tahun 2016. Jurnal Keperawatan Sriwijaya, Volume 5 - Nomor 1, Januari 2018,
ISSN No 2355 5459

Anda mungkin juga menyukai