KATA PENGANTAR
Assalamualikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan dan melimpahkan nikmat serta hidayah-Nya kepada kita semua sehingga
penyusun dapat menyelesaikan Satuan Acara Penyuluhan mata kuliah Pendidikan Kesehatan tentang Afasia.
Terselesaikannya tugas SAP ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan kali
ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih kepada :
I. IDENTIFIKASI MASALAH
Bahasa merupakan alat untuk menginterpretasikan dan mengekspresikan pikiran, perasaan, dan kemauan dari seseorang kepada orang lain
baik secara langsung maupun tidak langsung. Bahasa merupakan kemampuan bahasa, pada umumnya dapat dibedakan atas kemampuan reseptif
(mendengar dan memahami) dan kemampuan ekspresif (berbicara).
Afasia adalah hilangnya kemampuan penggunaan bahasa karena cedera pada area bahasa di otak. Kelainan ini tidak termasuk kelainan
karena defisit fungsi-fungsi sensorik, intelektual, atau psikiatrik, juga bukan kelemahan otot. Bagian otak yang rusak ini adalah lobus temporalis
sebelah kiri dan lobus frontalis di sebelahnya. Kedua area ini mengatur penggunaan bahasa seseorang. Kerusakan pada area-area tersebut dapat
terjadi karena cedera kepala, tumor, stroke, atau infeksi. Area bahasa ini mengatur penggunaan bahasa secara umum, seperti:
1. Berbicara
2. Menyimak
3. Menulis
4. Membaca
Kejadian paling sering pada afasia adalah karena kerusakan/lesi pada pusat bahasa di otak, seperti area Broca. Area ini terletak pada
hemisfer kiri atau bagian otak kiri. Namun ada pula orang yang mengalami gangguan pada bagian otak kanan, walaupun jarang sekali ditemukan.
Prognosis dari afasia sangat beragam, tergantung pada usia pasien, lokasi dan luas lesi/kerusakan, dan jenis afasia. Tentunya semakin sempit
luas lesinya, prognosisnya akan semakin baik. Untuk membantu menentukan prognosis, diperlukan metode diagnosa yang baik, yaitu dapat
dilakukan dengan screening.
II. PENGANTAR
Bidang Studi :Pendidikan kesehatan pada penyakit dalam bagian syaraf.
Topik : Afasia
Sub topic : Afasia pada penderita
Sasaran : Warga Desa Wirobrajan
Hari/ tanggal : Selasa, 02 November 2010
Jam : 09.00 WIB
Waktu : 20 menit
Tempat : di Kelurahan Wirobrajan
III. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan masyarakat dapat menambah wawasan dan mengenali tanda afasia. Selain itu diharapkan
warga tahu dan mampu bagaimana berkomunikasi pada penderita afasia.
IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan setiap anggota masyarakat dapat menjelaskan kembali:
· Pengertian afasia
· Klasifikasi berdasarkan usia afasia
· Penyebab afasia
· Bagaimana afasia terjadi/patofisiologi
· Beberapa tanda dan gejala afasia
· Penatalaksanaan afasia
b. Sistem masukan / input.
Gangguan pada sistem pendengaran, penglihatan, dan defisit taktilkinestetik dapat menyebabkan gangguan bicara dan bahasa pada anak.
c. Sistem pusat bicara dan bahasa
Kelainan pada susunan saraf pusat akan mempengaruhi pemahaman, interpretasi, formulasi, dan perencanaan bahasa, juga aktivitas dan
kemampuan intelektual dari anak.
d. Sistem produksi
Sistem produksi suara meliputi laring, faring, hidung, struktur mulut dan mekanisme neuromuskular yang berpengaruh terhadap pengaturan
nafas untuk berbicara, bunyi laring, pembentukan bunyi untuk artikulasi bicara melalui aliran udara lewat laring, faring dan rongga mulut.
GEJALA MEDIS
GEJALA NON-MEDIS
DIAGNOSA
ETIOLOGI
PENYEBAB
KONDISI
PENYAKIT
PENYEBAB
S
Gambar 1.1 Skema kronologis terjadinya gangguan bahasa dan bicara secara umum.
Seseorang mengalami pendarahan otak jika aliran darah di otak tiba-tiba mengalami gangguan. Hal ini dapat terjadi melalui dua cara, yaitu :
-
Terjadi penyumbatan pada pembuluh darah
-
Kebocoran pada pembuluh darah.
Penyumbatan :
Disebabkan oleh penebalan dinding pembuluh darah (trombosis) atau penggumpalan darah (emboli) yang mengakibatkan penyumbatan pembuluh
darah. Dalam hal ini terjadi serangan otak.
Kebocoran :
Di pembuluh darah terdapat bagian yang lemah (aneurisma). Bagian tersabut dapat menjadi berpori-pori, selanjutnya mengalami kebocoran, bahkan
pecah. Dalam hal ini terjadi pendarahan otak.
Oleh para dokter, pendarahan otak disebut CVA Cerebro Vasculair Accident atau kecelakaan vaskuler otak. Otak kita membutuhkan oksigen dan
glukoso untuk dapat berfungsi. Jika terjadi perdarahan otak atau gangguan lainnya seperti cedera otak, tumor, stroke, infeksi dan lain-lain sehingga
terjadi penyumbatan maupun kebocoran pembuluh darah. Maka lambat laun sel-sel otak di bagian tersebut mengalami kematian. Di otak terdapat
berbagai bagian dengan fungsi berbeda-beda. Pada kebanyakan orang, bagian untuk kemampuan menggunakan bahasa terdapat di sisi kiri otak
diantaranya area broca dan area wernicke. Jika terjadi cedera pada bagian bahasa di otak, maka terjadi afasia.
b. 8-10 Bulan
Usia 8 bulan tidak mengeluarkan suara yang menarik perhatian.
Usia 10 bulan, belum bereaksi ketika dipanggil namanya.
9-10 bulan, tidak memperlihatkan emosi seperti tertawa atau menangis.
c. 12-15 Bulan
· 12 bulan, belum menunjukkan mimik.
· 12 bulan, belum mampu mengeluarkan suara, seperti “mama”,“dada”.
· 12 bulan, tidak menunjukkan usaha berkomunikasi bila membutuhkan sesuatu.
· 15 bulan, belum mampu memahami arti “tidak boleh” atau “daag”.
· 15 bulan, tidak memperlihatkan 6 mimik yang berbeda.
· 15 bulan, belum dapat mengucapkan 13 kata.
d. 18-24 Bulan
· 18 bulan, belum dapat mengucapkan 610 kata.
· 18-20 bulan, tidak menunjukkan ke sesuatu yang menarik perhatian.
· 21 bulan, belum dapat mengikuti perintah sederhana.
· 24 bulan, belum mampu merangkai 2 kata menjadi kalimat.
· 24 bulan, tidak memahami fungsi alat rumah tangga seperti sikat gigi dan telepon.
· 24 bulan, belum dapat meniru tingkah laku atau katakata orang lain.
· 24 bulan, tidak mampu menunjukkan anggota tubuhnya bila ditanya.
e. 30-36 Bulan
· 30 bulan, tidak dapat dipahami oleh anggota keluarga.
· 36 bulan, tidak menggunakan kalimat sederhana dan pertanyaan dan tidak dapat dipahami oleh orang lain selain anggota keluarga.
f. 3-4 Tahun
· 3 tahun, tidak mengucapkan kalimat, tidak mengerti perintah verbal dan tidak mamiliki minat bermain dengan sesamanya.
· 3,5 tahun, tidak dapat menyelesaikan kata seperti “ayah” diucapkan “aya”.
· 4 tahun, masih gagap dan tidak dimengerti secara lengkap.
Apa yang dapat dilakukan, baik bagi penderita afasia maupun kita atau siapa saja yang ingin berkomunikasi pada penderita afasia ?
Apabila Anda adalah penderita afasia :
- Katakan pada orang lain bahwa Anda menderita afasia.
- Pakai kartu penanda, dimana tertulis apa itu afasia.
- Jika dengan berbicara tidak berhasil, coba gunakan bahasa isyarat, gambar, tulisan atau dengan menunjuk untuk memperjelas apa yang Anda
maksudkan.
- Minta pertolongan pada keluarga atau teman.
- Rencanakan dan siapkan di pikiran Anda atau tulis percakapan yang akan Anda lakukan.
Apabila Anda berkomunikasi dengan penderita afasia :
a. Ketika Anda ingin memberitahukan sesuatu kepada penderita afasia :
- Luangkan waktu khusus untuk percakapan tersebut. Duduk tenang dan buat kontak mata.
- Jika Anda merasa tidak yakin dengan percakapan tersebut, mulai dengan sesuatu yang sederhana mengenai diri Anda. Setelah itu ajukan pertanyaan
yang jawabannya ingin Anda ketahui.
- Bicaralah dengan tenang dengan menggunakan kalimat-kalimat pendek. Berikan penekanan pada kata-kata yang paling penting.
- Tuliskan kata-kata yang paling penting. Ulangi pesan yang ingin Anda sampaikan dan berikan tulisan tersebut kepada pasien afasia. Pasien afasia
dapat menggunakan tulisan tersebut untuk membantu ingatannya atau sebagai alat bantu komunikasi.
-
Bantu penderita afasia mengungkapkan permasalahannya dengan menggunakan bahasa isyarat, menggambar, atau menulis atau minta dia untuk
menunjuk, memberikan isyarat, menggambar, atau menuliskan permasalahannya. Sama-sama mencari di buku saku bahasa atau buku percakapan.
VI. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
VII. MEDIA
· Materi SAP
· Leafllet
· Powerpoint
VIII. KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 3 menit Pembukaan : Menjawab salam
a. Memberi salam
Mendengarkan dan
b. Perkenalan
memperhatikan
c. Menjelaskan tujuan penyuluhan
d. Menyebutkan materi/pokok bahasan yang
akan disampaikan
2. 9 menit Pelaksanaan: Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur
Materi :
1. Pengertian afasia
2. Klasifikasi berdasarkan usia afasia
3. Penyebab afasia
4. Patofisiologi afasia
5. Beberapa tanda dan gejala afasia
6. Penatalaksanaan afasia
3 6 menit Evaluasi : Bertanya dan menjawab
pertanyaan
Meminta peserta penyuluhan untuk
menjelaskan kembali :
IX. PENGESAHAN
3. Pertanyaan :
Apakah etiologi atau penyebab afasia ?
Jawaban :
a. cedera otak, pendarahan otak
b. tumor,
c. stroke,
d. infeksi
4. Pertanyaan :
Bagaimana afasia terjadi ?
Jawaban :
Oleh para dokter, pendarahan otak disebut CVA Cerebro Vasculair Accident atau kecelakaan vaskuler otak. Otak kita membutuhkan oksigen dan
glukoso untuk dapat berfungsi. Jika terjadi perdarahan otak atau gangguan lainnya seperti cedera otak, tumor, stroke, infeksi dan lain-lain sehingga
terjadi penyumbatan maupun kebocoran pembuluh darah. Maka lambat laun sel-sel otak di bagian tersebut mengalami kematian. Di otak terdapat
berbagai bagian dengan fungsi berbeda-beda. Pada kebanyakan orang, bagian untuk kemampuan menggunakan bahasa terdapat di sisi kiri otak
diantaranya area broca dan area wernicke. Jika terjadi cedera pada bagian bahasa di otak, maka terjadi afasia.
5. Pertanyaan :
Sebutkan 6 dari 9 tanda dan gejala afasia ?
Jawaban :
1. Ketidakmampuan berbicara spontan
2. Ketidakmampuan membentuk kata-kata
3. Ketidakmampuan menyebut nama suatu benda/objek
4. Ketidakmampuan mengulang suatu frase
5. Parafasia (mengganti huruf atau kata)
6. Agramatisme (ketidakmampuan berbicara dengan bahasa yang baik dan baku)
7. Produksi kalimat yang tidak lengkap
8. Ketidakmampuan membaca dan mrnulis
9. Ketidakmampuan untuk memahami bahasa
6. Pertanyaan :
Apa yang dapat kita lakukan pada penderita afasia, dan cara mempermudah berkomunikasi dengan penderita afasia ?
Jawaban :
Anjurkan terapi ke ahli terapi wicara atau logopedia.