Berikut ini disajikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan di Bangsal I, II,
III, PAV di RSUD Kudus, mulai tanggal 13 desember 2016 sampai dengan 10 januari
apabila signifikansi p ≤ 0,05, maka Hi diterima dan Ho ditolak, apabila p > 0,05
5.1 Hasil
pemerintah. ini terdapat 10 ruangan rawat inap dimana kapasitas total semuanya
mencapai 313 tempat tidur dengan BOR tahun 2016 dapat dilihat pada tabel 5.1.
47
Dalam penelitian ini difokuskan ke Bangsal I, II, III, PAV di RSUD Kudus,
dengan kapasitas 313 tempat tidur, dengan rata- rata jumlah pasien 97 pasien
perharinya.
merupakan kelompok usia 40 - 50 tahun dengan jumlah 38 responden (48,72 %), dan
yang merupakan jumlah yang paling sedikit adalah kelompok usia 30 – 40 tahun
Gambar 5.5 Diagram pie Karakteristik Responden Pasien Berdasarkan Lama Rawat
di Bangsal I, II, III, PAV tanggal 13 Desember 2016 sampai 10
Januari 2017di RSUD Kudus
(89,70%).
Pada diagram pie diatas menunjukkan bahwa perawat yang bertugas di ruangan
(58,82%), dan yang merupakan kelompok yang paling kecil adalah mereka yang baru
ruangan penelitian sebagian besar telah menikah dengan jumlah 51 perawat (75%).
Pada diagram pie diatas menunjukkan bahwa perawat yang bertugas di ruangan
penelitian sebagian besar berstatus sebagai pegawai tetap dengan jumlah 50 perawat
(73,52%).
Pada diagram pie diatas menunjukkan bahwa perawat yang bertugas di ruangan
(44,11%), dan yang paling sedikit masa kerjanya yaitu mereka yang baru
Profesional Tim di RSUD Kudus terutama di Ruang Bangsal I, II, III, PAV
Gambar 5.13 Diagram pie Tanggung Jawab Ketua Tim di Bangsal I, II, III, PAV –
I, PAV– II tanggal 13 Desember 2016 – 15 Januari 20017di RSUD
Kudus.
Profesional Tim di RSUD Kudus terutama di Ruang Bangsal I, II, III, PAV
Gambar 5.14 Diagram pie Tanggung Jawab Anggota Tim di Bangsal I, II, III,
PAV – I, PAV– II tanggal 13 Desember 2016 – 15 Januari 20017di
RSUD Kudus.
Tanggung jawab anggota tim dalam penerapan Model Asuhan Keperawatan
Profesional Tim di RSUD Kudus terutama di Ruang Bangsal I, II, III, PAV
Gambar 5.15 Diagram pie kepuasan pasien di Bangsal I, II, III, PAV tanggal 13
Desember 2016 – 15 Januari 20017di RSUD Kudus.
Melihat pada diagram pie diatas bahwa pasien yang dirawat di RSUD Kudus
terutama di Ruang Bangsal I, II, III, PAV sebagian besar menyatakan kepuasan pada
(59,0%), dan yang paling rendah hanya menunjukkan 10,20% dengan jumlah 8
pasien.
Pasien.
Hubungan antara Tanggung Jawab Kepala Ruangan dengan Kepuasan Pasien dapat
Tabel 5.2 : Hubungan antara Tanggung Jawab Kepala Ruangan dengan Kepuasan
Pasien di Bangsal I, II, III, PAV tanggal 13 desember 2016 sampai dengan
10 januari 2017 di RSUD Kudus
Kepuasan Pasien Total
Tinggi Sedang Rendah
F % F % F % F %
Tanggung Jawab Kepala Ruangan dengan Kepuasan Pasien. Hal ini ditunjukkan
dengan uji hubungan didapatkan nilai kemaknaan p = 0,005 dengan nilai koefesiensi
korelasi = 0,975 yang berarti semakin baik tanggung jawab kepala ruangan semakin
Pasien.
Hubungan antara Tanggung Jawab Ketua Tim dengan Kepuasan Pasien. dapat
Tabel 5.3 : Hubungan antara Tanggung Jawab Ketua Tim dengan Kepuasan Pasien di
Bangsal I, II, III, PAV tanggal 13 desember 2016 sampai dengan 10 januari
20017di RSUD Kudus
Kepuasan Pasien
Tanggung Jawab Total
Tinggi Sedang Rendah
Ketua Tim F % F % F % F %
Baik 10 50% 4 20% 0 0% 14 70%
Sedang 0 0% 3 15% 0 0% 3 15%
Kurang 0 0% 0 0% 3 15% 3 15%
10 50% 7 35% 3 15% 20 100%
Total Koefesiensi korelasi : 0.927
Signifikan (p) : 0.000
Tabel di atas menjelaskan hubungan yang sangat kuat antara Tanggung Jawab
Ketua Tim dengan Kepuasan Pasien. Hal tersebut diketahui dari hasil uji hubungan
didapatkan nilai kemaknaan p = 0,000 dengan nilai koefesiensi korelasi = 0,927, ini
menunjukkan semakin baik tanggung jawab Ketua Tim semakin tinggi kepuasan
Pasien.
Hubungan antara Tanggung Jawab Anggota Tim dengan Kepuasan Pasien dapat
Tabel 5.4: Hubungan antara Tanggung Jawab Anggota Tim dengan Kepuasan Pasien
di Bangsal I, II, III, PAV tanggal 13 desember 2016 sampai dengan 10
januari 2017 di RSUD Kudus
Kepuasan Pasien
Tanggung Jawab Total
Tinggi Sedang Rendah
Anggota Tim F % F % F % F %
Baik 17 39,5% 7 16,3% 0 0% 24 55,8%
Sedang 6 14,0% 4 9,3% 2 4,7% 12 27,9%
Kurang 0 0% 3 7,0% 4 9,3% 7 16,3%
23 53,5% 14 32,6% 6 14% 43 100%
Total Koefesiensi korelasi : 0.591
Signifikan (p) : 0.000
Pada Tabel di atas menjelaskan hubungan yang sangat kuat antara Tanggung
Jawab Anggota Tim dengan Kepuasan Pasien. Hal tersebut diketahui dari hasil uji
korelasi = 0, 591. Hal ini menunjukkan semakin baik tanggung jawab Anggota Tim
Kudus.
1) Timbang Terima
Gambar 5.16 Diagram cones pelaksanaan timbang terima di Bangsal I, II, III,
PAV tanggal 3 Desember 2016 – 15 Januari 2017 di RSUD
Kudus.
2) Sentralisasi Obat
Gambar 5.17 Diagram cones pelaksanaan sentralisasi obat di Bangsal I, II, III,
PAV tanggal 3 Desember 2016 – 15 Januari 2017 di RSUD
Kudus.
Menurut diagram cones diatas bahwa pelaksanaan sentralisasi obat
3) Dokumentasi Keperawatan
4) Supervisi
Gambar 5.19 Diagram cones pelaksanaan supervisi di Bangsal I, II, III, PAV
tanggal 3 Desember 2016 – 15 Januari 2017 di RSUD Kudus.
Berdasarkan diagram cones diatas bahwa pelaksanaan supervisi berjalan
Pasien.
Tabel 5.5 Hubungan antara Pelaksanaan Timbang Terima dengan Kepuasan Pasien
di Bangsal I, II, III, PAV tanggal 13 desember 2016 sampai dengan 10
januari 20017di RSUD Kudus
Kepuasan Pasien
Pelaksanaan Total
Tinggi Sedang Rendah
Timbang Terima F % F % F % F %
Baik 2 40% 0 0% 0 0% 2 40%
Sedang 0 0% 2 40% 1 20% 3 60%
Kurang 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
2 40% 2 40% 1 20% 5 100%
Koefesiensi korelasi : 0.975
Total
Signifikan (p) : 0.005
Pelaksanaan Timbang Terima dengan Kepuasan Pasien. Hal tersebut diketahui dari
hasil uji hubungan yang didapatkan nilai kemaknaan p = 0,005 dengan nilai
koefesiensi korelasi = 0,975, yang berarti semakin baik Pelaksanaan Timbang Terima
semakin tinggi kepuasan pasien yang dirasakan, tetapi dalam pelaksanaan ini belum
berjalan dengan maksimal hal ini dapat dilihat bahwa pelaksanaan timbang terima
berada dalam taraf sedang dengan jumlah 3 (60%), sehingga ini mempengaruhi
kepuasan pasien.
6. Hubungan antara Pelaksanaan Sentralisasi Obat dengan Kepuasan
Pasien.
Tabel 5.6 Hubungan antara Pelaksanaan Sentralisasi Obat dengan Kepuasan Pasien
di Bangsal I, II, III, PAV tanggal 13 desember 2016 sampai dengan 10
januari 20017di RSUD Kudus
Kepuasan Pasien
Pelaksanaan Total
Tinggi Sedang Rendah
Sentralisasi Obat
F % F % F % F %
Baik 2 40% 2 40% 1 20% 5 100%
Sedang 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
Kurang 0 0% 0 0% 0 0% 0 0%
2 40% 2 40% 1 20% 5 100%
Koefesiensi korelasi : 0.975
Total
Signifikan (p) : 0.005
Pelaksanaan Sentralisasi Obat dengan Kepuasan Pasien. Hal ini diketahui dari hasil
uji hubungan yang didapatkan nilai kemaknaan p = 0,005 dengan nilai koefesiensi
korelasi = 0,975, yang berarti semakin baik Pelaksanaan Sentralisasi Obat semakin
Kepuasan Pasien.
Dokumentasi Keperawatan dengan Kepuasan Pasien. Hal ini diketahui dari hasil uji
Dari Tabel di atas terdapat hubungan yang sangat kuat antara Pelaksanaan
Supervisi dengan Kepuasan Pasien. Hal tersebut diketahui dari hasil uji hubungan
yang didapatkan nilai kemaknaan p = 0,005 dengan nilai koefesiensi korelasi =
0,975. Hal ini menunjukkan semakin baik Pelaksanaan Supervisi semakin tinggi
5.2 Pembahasan
Setelah dilakukan analisa data dan melihat hasilnya, maka ada beberapa hal
yang akan dibahas, yaitu ;tanggung jawab kepala ruangan , ketua tim, anggota tim,
0,05.
II, III, PAV menunjukkan tanggung jawab dijalankan dengan baik (55,80% – 70%).
keperawatan yang sudah direncanakan dengan baik akan menimbulkan motivasi dan
rasa tanggung jawab perawat yang tinggi sehingga akan membuat mutu asuhan
kepuasan.
Tanggung jawab perawat harus dijalankan dengan maksimal dan teliti,
sehingga perlu adanya motivasi dari atasan supaya pelaksanaan tanggung jawab
perawat tersebut berjalan dengan baik. Dalam melaksanakan kegiatan sehari – hari
perawat di RS. Baptis Kediri sudah menjalankan dengan baik tanggung jawabnya.
Semakin baik tanggung jawab perawat semakin tinggi pula asuhan keperawatan yang
Melihat dari penelitian ini bahwa pasien yang dirawat di RSUD Kudus
terutama di Ruang Bangsal I, II, III, PAV sebagian besar menyatakan puas (59%).
Menurut Muninjaya (2004) bahwa kepuasan pasien akan tercapai bila diperoleh hasil
yang optimal bagi setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan pasien dan
keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan tanggap
antara tingkat rasa puas dan derita serta jerih payah yang harus dialami guna
memperoleh hasil tersebut. Dalam kepuasan suatu pelayanan di rumah sakit hal ini
reability, dan responsiveness. Sehingga apabila sudah tercapai kepuasan pasien maka
pengawasan. Semakin baik tanggung jawab kepala ruangan semakin tinggi kepuasan
Menurut Kron & Gray (1987) bahwa peran kepala ruangan dalam penerapan
model asuhan keperawatan profesional Tim ini sangat penting dan besar, sehingga
melalui rasa tanggung jawab yang tinggi membuat mutu asuhan keperawatan
dengan kepuasan pasien. Hal ini menunjukkan bahwa tanggung jawab kepala
ruangan di RS. Baptis Kediri dijalankan dengan baik dan mempengaruhi kepuasan
pasien yang tinggi. Mutu asuhan keperawatan yang baik apabila semua tugas yang
dilimpahkan dapat dijalankan dengan baik Tanggung jawab kepala ruangan di RS.
untuk pengawasan dalam hal supervisi kepada setiap anggota perawatan yang bekerja
sangat kuat antara Tanggung Jawab ketua tim dengan Kepuasan Pasien (r=0,927).
Hal ini menunjukkan semakin baik tanggung jawab ketua tim semakin tinggi
Menurut Kron & Gray (1987) bahwa peran ketua tim dalam penerapan model
asuhan keperawatan profesional Tim ini sangat penting dan besar terutama dalam
Tanggung jawab ketua tim mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan
kepuasan pasien. Hal ini mempunyai arti bahwa tanggung jawab ketua tim di RSUD
Kudus dijalankan dengan baik yang tentunya akan mempunyai dampak terhadap
kepuasan pasien yang semakin tinggi pula. Mutu asuhan keperawatan yang baik
apabila semua tugas yang dilimpahkan dapat dijalankan dengan baik Tanggung jawab
ketua tim dalam perencanaan, evaluasi, mengetahui kondisi pasien, menilai tingkat
konferensi. Semakin baik tanggung jawab ketua tim dijalankan, maka kepuasan
kuat antara Tanggung Jawab anggota tim dengan Kepuasan Pasien (r = 0,591). Hal
ini menunjukkan semakin baik tanggung jawab anggota tim semakin tinggi kepuasan
Menurut Kron & Gray (1987) bahwa peran anggota tim dalam penerapan
model asuhan keperawatan profesional Tim ini sangat penting dan besar terutama
dalam hal pelaksanaan kegitan keperawatan dan menghargai kepemimpinan dari
ketua tim, sehingga melalui rasa tanggung jawab yang tinggi membuat mutu asuhan
Tanggung jawab anggota tim mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan
kepuasan pasien. Hal ini mempunyai arti tanggung jawab anggota tim di RSUD
tinggi. Mutu asuhan keperawatan yang baik apabila semua tugas yang dilimpahkan
dapat dijalankan dengan baik. Tanggung jawab anggota tim disini dalam hal
memberikan laporan. Semakin baik tanggung jawab anggota tim dijalankan, maka
1. Timbang Terima
diterapkan di RSUD Kudus berjalan dalam taraf sedang. Hal ini ditunjukkan dari 5
Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanan timbang terima di RS. Baptis Kediri
adanya diskusi saat akan melaksanakan timbang terima dan juga belum adanya
Kudus yang demikian maka untuk mencapai mutu Asuhan keperawatan profesional
terutam tim belum berjalan dengan baik. Sehingga semakin baik pelaksanaan
Tim.
2. Sentralisasi Obat
RSUD Kudus dijalankan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari 5 ruangan yang
konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/
alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar – benar dapat dikontrol oleh
perawat sehingga resiko kerugian baik secara materiil maupun secara non material
dapat dieliminir.
merasa lebih mudah untuk mendapatkan obat tanpa harus mencari sendiri, dan hal ini
menurunkan juga biaya pengobatan karena obat yang disediakan sesuai dengan
jumlah yang diperlukan. Pengecekan obat yang dilakukan di RSUD Kudus secara
teliti dan setiap pagi dilakukan oleh perawat yang bertugas. Sehingga membuat
3. Dokumentasi Keperawatan
masih jauh dari kesempurnaan yaitu pada tingkat rendah. Hal ini ditunjukkan dari 78
responden lest pasien terdapat hanya 5 lest yang diisi dengan baik(6,4%).
penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Karena adanya dokumentasi yang baik
berkesinambungan.
baik, manfaat dokumentasi keperawatan, dan tidak adanya motivasi dari atasan.
4. Supervisi
Berdasarkan penelitian ini dihasilkan bahwa pelaksanaan supervisi di RS.
Baptis kediri berjalan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dari 5 ruangan yang
tugas dalam mencapai tujuan organisasi, dimana staf akan termotivasi apabila mereka
menerima sebagai suatu tantangan, oleh karena itu perlu perhatian dan bimbingan
masalah, memantau hasil solusi, dan memberikan umpan balik kepada anggota. Hal
Profesional Tim.
kepusan pasien ini menunjukkan bahwa pelaksanaan timbang terima di RSUD Kudus
belum dijalankan dengan optimal dan hanya mencapai tingkat sedang. Kurang
optimalnya pelaksanaan timbang terima dipengaruhi banyak faktor antara lain karena
pada waktu timbang terima masalah pasien yang disampaikan kurang terfokus,
rencana kegiatan yang akan dilakukan selanjutnya, belum adanya diskusi saat akan
melaksanakan timbang terima dan juga belum adanya penulisan laporan timbang
terima. Apabila timbang terima yang diterapkan kurang terfokus pada masalah pasien
konsumsi obat, sebagai salah satu peran perawat perlu dilakukan dalam suatu pola/
alur yang sistematis sehingga penggunaan obat benar – benar dapat dikontrol oleh
perawat sehingga resiko kerugian baik secara materiil maupun secara non material
dapat dieliminir.
Pelaksanaan sentralisasi obat mempunyai hubungan yang kuat dengan
kepuasan pasien. Hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan sentralisasi obat di RSUD
Kudus berjalan dengan maksimal atau optimal. Berjalannya sentralisasi obat dengan
lebih baik. Mutu asuhan yang baik akan memberikan kepuasan pasien menjadi
meningkat. Kepuasan dirasakan pasien dalam hal penyediaan obat yang di sentralkan
obat tanpa harus mencari sendiri. Hal ini menurunkan juga biaya pengobatan karena
obat yang disediakan sesuai dengan jumlah yang diperlukan, sehingga membuat
kepuasan pasien
yang baik (6,4%), hal ini jauh dari sempurna dan yang kurang dari sempurna 51
dokumentasi (65,4%).
unsur penting dalam sistem pelayanan kesehatan. Karena adanya dokumentasi yang
sarana komunikasi antar profesi kesehatan, sumber data untuk pemberian asuhan
keperawatan, sumber data untuk penelitian, sebagai bukti pertanggungjawaban dan
keperawatan.
kuat terhadap kepuasan pasien. Tetapi pelaksanaannya dalam taraf kurang. Hal ini
berjalan dengan optimal. Dokumentasi yang kurang optimal ini dikarenakan oleh
manfaat dokumentasi keperawatan, dan tidak adanya motivasi dari atasan. Apabila
hal ini berlanjut maka mempengaruhi mutu asuhan keperawatan menjadi kurang
baik, yang berakibat terhadap menurunnya kepuasan pasien rendah. Semakin baik
tugas dalam mencapai tujuan organisasi, dimana staf akan termotivasi apabila mereka
menerima sebagai suatu tantangan, oleh karena itu perlu perhatian dan bimbingan
dipecahkan oleh perawat, sehingga pasien merasa terpuaskan. Maka itu senmakin